BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertambahan kebutuhan transportsi di dunia saat ini yang semakin tinggi menyebabkan terjadinya peningkatan kendaraan bermotor, yang menyebabkan pembangunan jalan raya yang layak untuk kendaraan bermotor. Untuk menghadapi masalah tersebut maka diperlukan peningakatan jumlah produksi bahan baku jalan raya seperti hot mix. Kebutuhan bahan baku hot mix ini yang semakin meningkat dan menyebabkan banyaknya bermunculan perusahaan-perusahaan produksi hot mix plan baru. PT. Aneka Dharma Persada merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industry hot mix yang membutuhkan pasokan batu andesit.
Hal tersebut merupakan peluang besar bagi PT. Aneka Dharma Persada yang bergerak dalam bidang pengolahan andesit yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan akan andesit. Dengan produksi sebesar 75 ton/jam .
1.2. Maksud danTujuan
Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan pembuatan perencanaan peremuk andesit adalah sebagai berikut :
1. Membuat diagram alir pengolahan andesit. 2. Melakukan perhitungan pada peremuk.
3. Menentukan alat-alat apa saja yang dibutuhkan.
1.3. Lokasi Perusahaan
PT. Aneka Dharma Persada (PT. ADP), berlokasi Padukuhan Tegalyoso, Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta.
Menurut data yang diambil dari perusahaan, batu andesit memiliki kekerasan 6 – 6,5 skala Mohs dan untuk densitas insitu dari batuan 1,65 gr/cm3, densitas loose 1,5 gr/cm3, faktor pengembangan 60%. Mempunyai warna abu abu keputihan dengan kilap dan kuat tekan sebesar 600 – 2400 kg/m2
1.5. Unit Peremukan Batu Andesit
Terdapat dua alat peremuk dalam satu rangkaian di perusahaan, diantaranya Primary Crusher dan satu buah Cone Crusher.
Proses peremukan di unit peremuk menghasilkan tiga produk yaitu material (-20mm+10mm), (-10mm+5mm),dan (-5mm). Jumlah dan ukuran produk disesuaikan dengan kebutuhan dari ADP, hal ini diakibatkan karena permintaan pada proyek pembangunan dan perawatan jalan yang berbeda beda. Pada musim kemarau produksi dioptimalkan untuk memaksimalkan stck produk. Hal ini dilakukan untuk menutupi kekurangan produk pada musim penghujan
Hopper
Feeder
Jaw Crusher
Single Deck Vibrating Screen Open Setting 20mm +20 mm RR = 4,16 Close Setting 80 mm Cone Crusher RR = 5 Close Setting 13 mm
Triple Deck Vibrating Screen Open Setting 20 mm Open Setting 10 mm Open Setting 5 mm -10mm + 5 mm (26,1%) Produk II -20mm + 10mm (26,1%) Produk I -5 mm (33,3%) Produk III -20 mm -25mm + 20mm (14,5%)
DIAGRAM ALIR DAN MATERIAL BALANCE
Diagram Alir Peremukan Andesit 2.1 Hopper
2.2 Feeder
2.3 Primary Crusher (Jaw Crusher) Umpan Terbesar = 500 mm
Produk Terbesar = 120 mm
LRR=500 mm125 mm=4 ,16
Distribusi Produk Primary Crusher
-125 + 100 mm = 15% x 75 tph = 11,25 tph -100 + 80 mm = 15% x 75 tph = 11,25 tph -80 + 50 mm = 25% x 75 tph = 18,75 tph -50 + 20 mm = 25% x 75 tph = 18,75 tph - 20 mm = 20% x 75 tph = 15 tph + 75 Tph 2.4 Screen I (Single Deck Vibrating Screen)
Opening 20 mm, Efisiensi 90%
Efisiensi = lolosseharusnyalolos x 100
% lolos = 20 x 90100 =18
Tabel 2.1
Open Setting F 20 (%) OS US 20 80 80 20 2 18 82 18 Oversize = 18% x 75 tph = 13,5 tph Undersize = 82% x 75 tph = 61,5 tph
2.5 Secondary Crusher ( Cone Crusher) Umpan Terbesar = 125mm
Produk terbesar = 25mm
LRR=125 mm 25 mm =5
Distribusi Produk Secondary Crusher
-25 + 20mm = 5% x 74,2 tph = 3,711 tph -20 + 10mm = 29 % x 74,2 tph = 21,5238 tph -10 + 5mm = 29 % x 74,2 tph = 21,5238 tph -5mm = 37% x 74,2 tph = 27,4614 tph +
74,22 tph
2.6 Screen II (Triple Deck Vibrating Screen) Deck I
Efisiensi = lolosseharusnyalolos x 100
% lolos = (29 +29 +37 ) x 90100 =85,5
Deck II
Opening 10mm, efisiensi 90%
Efisiensi = lolosseharusnyalolos x 100
% lolos = (29 +37 )x 90100 =59,4
Deck III
Opening 5mm, efisiensi 90%
Efisiensi = lolosseharusnyalolos x 100
% lolos = 37 x 90100 =33,3
Tabel 2.2
Distribusi Produk Screen II Open Setting F 20 10 5 (%) OS US OS US OS US 25 5 5 20 29 9,5 19,5 19,5 10 29 29 6,6 22,4 22,4 5 37 37 37 3,7 33,3 14,5 85,5 26,1 59,4 26,1 33,3
14,5% + 26,1% + 26,1% + 33,3% = 100% Nisbah Beban Edar= Oversize screen 20 mm
Undersize screen 20 mmx 75 tph=12,72 tph
Maka beban yang masuk Screen II menjadi 61,5 tph + 13,5 tph + 12,72 tph = 87,72 tph
Distribusi Produk yang inginkan Produk I -20 + 10mm = 26,1 % x 87,72 tph = 22,89492 tph Produk II -10 + 5mm = 26,1 % x 87,72 tph = 22,89492 tph Produk III -5mm = 33,3% x 87,72 tph = 29,21076 tph + 75 tph BAB III
PEMILIHAN ALAT
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan alat yang akan digunakan dalam industri pengolahan adalah sebagai berikut :
Pertimbangan dari segi ekonomis
Pertimbangan dari segi ekonomis ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan modal yang tersedia dengan alat yang akan dipilih dan biaya pendukung lainnya.Dalam hal ini sebuah perusahaan harus menentukan peralatan yang sesuai dengan target produksinya.
Pertimbangan segi teknis
Pertimbangan secaratekni berguna untuk mengetahui alat yang akan dipilih agar sesuai dengan kondisi yang ada, baik masalah material ,lokasi kapasitas maupun produksi yang diharapkan.
Hal-hal yang perlu diketahui adalah sebagai berikut : Densitas andesit diasumsikan 2,7 ton/m3
Produk dari tambang sebesar 75 ton/jam,dan diasumsikan material tersebut tidak ada pengotor.
Kegiatan operasi tambang hanya dilakukan 1 kali shift kerja dengan jumlah jam kerja adalah 8 jam/hari dengan waktu istirahat 1 jam (waktu efektif = 7 jam/hari),dan banyaknya hari kerja adalah 5 hari/minggu. Berikut ini adalah pemilihan alat yang digunakan dalam pengolahan batu andesit.
3.1 Alat Angkut
Untuk memindahkan material tambang digunakan dump truck dengan spesifikasi :
Merk : Mitsubishi
Type : Colt 120 ps
Maximum capacity : 15 ton
Performance :
Maximum speed : 75 km/h Turning radius ; 19,8 m
Kecepatan 35 km/jam untuk dumptruk dalam keadaan isi Kecepatan 45 km/jam untuk dump truck dalam keadaan kosong 3.2 Alat Muat
Untuk memindahkan material dari stock yard ke hopper menggunakan wheel loader dengan spesifikasi sebagai berikut :
Merk : Komatsu
Model : WA 200 - 5
Kapasitas bucket : 2 m3
CT ( Raise , Dump , Lower ) = 10.9 detik CT ( Perjalanan ) = 70 detik Total CT sekali pengisian ke Hopper = 80.9 detik
Kapasitas bucket = 2.0 m3 , untuk mencapai 75 ton/jam perlu 47 m3 Jadi (47/ 2) x 80.9 = 1902 detik atau 32 menit
3.3 Hopper Dimensi Hopper Merk : Nordberg Panjang atas : 10 m Lebar Atas : 5.0 m Tebal Hopper : 0.5 m Tinggi Hopper : 4.0 m Lebar Bawah : 1.0 m Panjang Bawah : 1.0 a. Volume I = P x L x Te = 3 m x 5.0 m x 0.5 = 7.5 m3
b. Volume II
= 1/3 (L.Atas + L.Bawah +
√
L. Atas x L . Bawah ) x Tinggi= 1/3 ( (3 x 5) + ( 1 x 1 ) +
√
(3 x 5)x (1 x 1) ) x 4 = 26.5 m3 c. Volume total = V I + V II = 7.5 + 26.5 = 34 m3 d. Kapasitas Hopper= Volume Total x Densitas Batuandesit = 34 x 1,629
= 55.4 ton
2.0 m
1.0 m
5.0 m
1.0 m
3.4 Feeder
Jenis feeder yang digunakan adalah pan. Feeder yang direncanakan berdasarkan pada feeder yang memiliki luas penampang lebih besar dari ukuran luas penampang bawah hopper dan lebih besar dari ukuran umpan terbesar yang akan masuk kedalam feeder. Hal ini dimaksudkan agar material
bisa masuk ke feeder dari hopper tanpa tumpah dan keluar dari feeder. Berikut spesifikasi feeder yang digunakan :
Merk : BWZ Series Heavy Duty Apron
Model : BWZ1250x60
Width : 1250 mm
Length : 6000 mm
Maximum Feeding Size : 650 mm
Capacity : 150 ton/jam
Power : 15 kW
3.5 Jaw Crusher
Jaw crusher merupakan primary crusher yang digunakan untuk meremukkan andesit. Pemilihan alat didasarkan pada kapasitas umpan dan produksi yang ingin dihasilkan. Adapun spesifikasi jaw crusher yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Merek : Metso - Model : C80 - Open Setting : 800 mm - Closed Setting : 80 mm - Speed : 350 rpm - Kapasitas : 10-34 m3/jam - Feed Maksimum : 340 mm - Power : 75 kW 3.6 Cone Crusher
Cone crusher merupakan alat premuk yang digunakan untuk secondary crusher pada peremukan andesit. Berikut spesifikasi Cone Crusher yang digunakan : - Merek : Metso - Model : HP 500 - Open Setting : 133 mm - Closed Setting : 14 mm - Kapasitas : 10-34 m3/jam - Speed : 700- 950 rpm - Power : 355 kW / 500 HP 3.7 Belt Conveyor
Belt conveyor dibutuhkan untuk menyambungkan serangkaian alat peremuk dan juga tempat jalannya produk, Ada dua Belt Conveyor yang
digunakan dengan jenis yang sama, adapun spesifikasi dari belt sebagai berikut : - Merk : CME - Model : B1200 dan B500 - Panjang : 25 m, 25 m - Lebar : 120 cm dan 50 cm 3.8 Screen QspecQu. S (m 2 ) Dimensioning Area = Grafik 3.1
Grafik 3.2
Retained Material Factor (B)
Grafik 3.3 Half Size Factor (C)
Tabel 3.1
Qu = 110 Ton/hour x 20 % = 22 Ton/hour S = 1,2 Qspec = A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-K-L A = 115 Ton/hour/m2 B = 0,65 C = 1,2 D = 1 E = 1 F = 1 G = 1,7 H = 1,05 I = 1,2 J = 1 K = 1 L = 0,7
22 x 1,2
103,5 Qspec = 115-0,65-1,2-1-1-1-1,7-1,05-1,2-1-1-0,7 = 103,5
Area = =
= 0,255 m2 = 255.000 mm2
Sehingga alat Screen yang digunakan adalah :
· Merk : Metso Minerals
· Model : 4 x 10 · Type : KS · Length : 3000 mm · Width : 1200 mm · Active Area : 3,24 m2 · Weight : 1300 kg · Drive : 5.5 kW/1500 Rpm
· Ukuran lubang ayakan: 25 mm
Semua umpan pada peremuk II masuk ke dalam single deck vibrating screen.
Gambar 3.7
14.322 x 100 Distribusi Umpan Material Oversize SDVS 7,7 22 x 100 -100 + 25 mm = = 65 % - 25 mm = = 35 % Grafik 3.4 Distrbusi Umpan SDVS 14,3
22 x 100 Distribusi Material Oversize SDVS -100 + 25 mm = = 65% 0.77 22 x 100 - 25 mm = = 3,5% 68,5%
Grafik 3.5
Distribusi Material Oversize SDVS
Distribusi Material Undersize SDVS 6,93
22 x 100 -25 mm =
= 31,50 %
Grafik 3.6
3.9. Pemilihan Alat Peremuk III ( Vertimill)
Karena hasil yang diinginkan adalah 250 # maka pengolahan dilakukan dengan
BAB IV PEMBAHASAN
Pada mekanisme peremuk yang digunakan Satu buah jaw crusher dan satu buah cone crusher. Hasil Produksi peremuk andesit yang dihasilkan ada tiga jenis yaitu ukuran +20-10 mm, +10-5 mm, -5 mm. Dari perhitungan yang telah dilakukan, Mekanisme diagram alir peremuk pada unit produksi peremuk andesit sudah optimum dengan menghasilkan jumlah produk yang merata.
Pada saat musim kemarau produksi dioptimalkan karena untuk menutupi produksi penghujan. Saat kondisi musim penghujan produksi tidak sebanyak pada musim kemarau karena pengaruh proses cuaca dan peralatan harus dijaga karena pengaruh air hujan dapat membebani kinerja alat peremuk, sehinnga dalam jangka panjang dapat mengganggu kinerja mekanisme alat peremuk tersebut.
Produksi andesit menyesuaikan dengan pesanan konsumen pada tiap tiap daerah, kuantitas dan jenis material pun disesuaikan dengan permintaan produk. Pada saat melakukan pengamatann dilapangan sedang memproduksi andeit dengan ukuran +20-10 mm, +10-5 mm dan -5mm, yang akan diproses lagi pada tahap Asphalt Mix Plan
Setelah dilakukan pengamatan dan membuat analisa pada kinerja mekanisme alat peremuk, mengahasilkan produk :
Distribusi Produk yang inginkan Produk I -20 + 10mm = 26,1 % x 87,72 tph = 22,89492 tph Produk II -10 + 5mm = 26,1 % x 87,72 tph = 22,89492 tph Produk III -5mm = 33,3% x 87,72 tph = 29,21076 tph + 75 tph
BAB V KESIMPULAN
Dari rancangan pabrik peremuk yang telah dibuat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. andesit merupakan batuan beku intermediate vulkanik, artinya memiliki kandungan silika ( SiO2 ) 52% - 66%.
2. Batu Andesit mempunyai banyak kegunaan yaitu sebagai bahan untuk pondasi jalan maupun konstruksi bangunan.
3. Umpan Terbesar yang berasal dari Tambang adalah 500 mm dengan kapasitas 75 tph.
4. Penyebaran Andesit Daerah Istimewa Yogyakarta: G. Merapi; G. Gajah; G. Ijo, Kulon Progo.
5. Hasil Distribusi Produk Basecourse Pabrik Peremuk PT. Perwita Karya sebagai berikut : Produk I -20 + 10mm = 26,1 % x 87,72 tph = 22,89492 tph Produk II -10 + 5mm = 26,1 % x 87,72 tph = 22,89492 tph Produk III -5mm = 33,3% x 87,72 tph = 29,21076 tph 6. Alat Alat yang digunakan adalah :
Alat Berat
Dump Truck merk Mitsubishi Fuso Ps 190 Whee Loader merk Furukawa FL-230
Alat Pengolahan
Hopper Dengan jumlah 1 unit
Feeder merk BWZ Series Heavy Duty Apron jumlah 1 unit Jaw Crusher merk Metso C80 jumlah 1 unit
Cone Crusher merk Metso HP 500 berjumlah 1 unit
Screen merk Metso “ sebanyak 2 unit (Single deck vibrating screen dan Triple deck vibrating screen)
7. Dasar pemilihan Alat yang digunakan dalam Rancangan Pabrik Peremuk ada yaitu :
Pertimbangan segi Ekonomis. Pertimbangan segi Teknis.