• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste. Karst merupakan. saluran bawah permukaan (Setiawan et al., 2008).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste. Karst merupakan. saluran bawah permukaan (Setiawan et al., 2008)."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah karst sebenarnya diadopsi dari bahasa Yugoslavia. Istilah aslinya adalah „krst / krast‟ yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste. Karst merupakan suatu komplek fenomena geologi dengan sistem hidrologi yang sangat spesifik, tersusun atas batuan yang bersifat mudah larut seperti batu gamping dan batuan lain yang mudah larut. Air di kawasan karst membentuk sistem hidrologi yang khas dan rumit yang berkembang melalui sistem rekahan dan saluran bawah permukaan (Setiawan et al., 2008).

Proses terbentuknya karst disebabkan oleh gejala alam berupa proses perekahan (fracturation) dan pelarutan (dissolution). Proses perekahan merupakan proses mekanis yang menimbulkan adanya rekahan dan celahan pada batu gamping, dapat terjadi melalui beberapa cara dan faktor seperti: aktivitas sesar, kegiatan perlipatan, atau peringanan beban akibat kegiatan erosi yang mengikis lapisan penutup sehingga menimbulkan penyesuaian baru pada batuan secara mekanis. Melalui rekahan dan celahan ini air akan masuk yang mengakibatkan terjadinya proses pelarutan, sehingga akan memperbesar bukaan pada batu gamping dan memungkinkan terjadinya saluran bawah permukaan (Setiadi, 1997).

(2)

Karst mempunyai karakteristik dan potensi tersendiri, bentuk dan bentang alam yang khas dengan keunikan yang ada di dalamnya selalu menarik bagi para ilmuwan dan penikmat alam. Tidak dapat dipungkiri lagi, karst memiliki berbagai potensi yang luar biasa jika dapat dimanfaatkan. Mulai dari potensi mineral, sumber air yang melimpah, potensi wisata dan ilmu pengetahuan, serta potensi organik dipastikan potensi-potensi tersebut nantinya akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan manusia (Ardhy, 2008).

Adapun potensi yang dimiliki kawasan karst adalah sebagai berikut: a. Potensi Mineral

Batuan karbonat (batu gamping) merupakan salah satu dari sumber mineral terbesar di daerah karst. Batuan ini sering digunakan sebagai ornamen/hiasan, campuran pembuatan semen, serta bahan baku industri-industri seperti untuk bahan pemutih, penjernih air dan bahan pestisida (Ardhy, 2008).

b. Potensi Air

Pada dasarnya, karena merupakan batuan yang kompak, batu gamping bersifat impermeabel. Adanya sistem rekahan atau rongga-rongga pelarutan di dalamnya, menyebabkan batu gamping dapat bertindak sebagai akifer yang cukup baik (Ardhy, 2008).

(3)

c. Potensi Wisata dan Ilmu Pengetahuan

Daerah karst memiliki keunikan-keunikan tersendiri yang tidak ada di daerah lain. Sebagai contoh di bawah permukaan karst, sering terdapat goa-goa beserta ornamennya yang begitu eksotis. Goa di sini tidak hanya goa horisontal, namun ada pula goa vertikal yang cocok untuk para pecinta caving. Di samping potensi wisata, daerah karst juga berpotensi untuk memajukan kecerdasan bangsa melalui keunikan-keunikannya yang diteliti oleh para ilmuan. Karst termasuk salah satu obyek kajian berbagai disiplin ilmu, seperti : geomorfologi “ilmu yg mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi yang akan menghasilkan proses-proses geomorfik yang berakibat terbentuknya bentuk-bentuk permukaan bumi”, hidrologi “ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya peredaran, sifat-sifat kimia dan fisikanya serta reaksi dengan lingkungan”, geologi “ilmu yang mempelajari susunan, bentuk, sejarah perkembanganbumi dan makhluk yang pernah hidup di dalam dan di atas bumi”, arkeologi “ilmu yang mempelajari kebudayaan manusia di masa lalu” dan karstologi “ilmu yang mempelajari tentang karst” (Ardhy, 2008).

d. Potensi Organik

Meski jumlahnya kian menurun, populasi fauna-fauna daerah karst sebenarnya sangat menguntungkan manusia. Fauna-fauna yang sering dijumpai di daerah karst diantaranya, ular, walet, dan kelelawar. Keberadaan ulat, walet dan kelelawar tersebut secara tidak langsung juga

(4)

mempengaruhi produksi tanaman-tanaman pangan. Sebagai contoh ular, ular merupakan salah satu predator tikus (yang merupakan golongan hama tanaman). Menurunnya populasi ular dapat mengakibatkan menaikkan bahkan meledakkan populasi tikus yang akhirnya dapat menimbulkan kegagalan panen (Ardhy, 2008).

Sampai saat ini keberadaan kawasan karst di Indonesia masih terpinggirkan, yang menonjol hanyalah dari potensi sisi ekonomi saja seperti penambangan batu kapur. Kawasan karst masih terjadi eksploitasi seperti penebangan dan penambangan liar bersekala besar, serta bentuk kegiatan lain yang dapat mengancam kelestarian ekosistem karst tanpa memperhatikan lingkungan di sekitar karst. Sehingga upaya perlindungan untuk menjaga dan mempertahankan fungsi kawasan sebagai satu kesatuan mutlak diperlukan. Perhatian terhadap potensi kawasan karst dan goanya dari sisi non ekonomi mulai meningkat beberapa tahun terakhir, namun kemauan untuk perlindungan yang menyeluruh belum juga terwujud (Rahmadi, 2007).

Salah satu kawasan karst di Indonesia yang menonjol potensinya yaitu kawasan karst Gombong Selatan. Kawasan karst Gombong Selatan termasuk rangkaian dari pegunungan karangbolong dengan kondisi geologi menarik. Pada kawasan ini didapatkan potensi sumber daya mineral berupa batu gamping. Keterdapatan potensi sumber daya mineral menjadikan kawasan ini menarik banyak pihak untuk melakukan eksploitasi. Potensi batu gamping, mangan dan fosfat banyak diburu inverstor. Berdasarkan Kepmen ESDM No. 961.K/40/MEM/2003 kawasan ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Lindung

(5)

karena mempunyai fenomena alam yang unik dan langka serta mempunyai nilai penting bagi kehidupan dan ekosistem. Selain itu juga Gombong Selatan mempunyai bentang alam unik dengan nilai ekonomi, dan biodiversity (keanekaragaman hayati).

Karst Gombong Selatan mempunyai nilai ekonomi yang berbasis pariwisata karena mempunyai obyek wisata yang menarik seperti: Gua Jatijajar, Gua Petruk, Pantai Karangbolong dan Pantai Ayah. Wisata alam ini didukung dengan akses ke lokasi yang cukup baik dan kebijakan pemerintah yang menyebabkan kawasan Gombong tumbuh menjadi kawasan pariwisata unggulan di Kabupaten Kebumen. Di wilayah ini juga terdapat usaha sarang burung walet pada goa-goa alamnya, penambangan batu kapur, pertanian, perikanan dan sektor ekonomi lainya. Selain itu juga kawasan karst Gombong Selatan memiliki nilai keanekaragaman hayati yang sangat spesifik dan terbatas jumlahnya. Beberapa spesies flora dan fauna kawasan karst tergolong endemik dan bernilai ekonomi tinggi, serta memegang peran penting untuk menjaga keseimbangan ekologi (Wisnu, 2008).

Salah satu kawasan karst di Indonesia yang menonjol potensinya yaitu kawasan karst Gombong Selatan. Kawasan karst Gombong Selatan termasuk rangkaian dari pegunungan karangbolong dengan kondisi geologi menarik. Pada kawasan ini didapatkan potensi sumber daya mineral berupa batu gamping. Keterdapatan potensi sumber daya mineral menjadikan kawasan ini menarik banyak pihak untuk melakukan eksploitasi. Potensi batu gamping, mangan dan fosfat banyak diburu inverstor. Berdasarkan Kepmen ESDM No.

(6)

961.K/40/MEM/2003 kawasan ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Lindung karena mempunyai fenomena alam yang unik dan langka serta mempunyai nilai penting bagi kehidupan dan ekosistem. Selain itu juga Gombong Selatan mempunyai bentang alam unik dengan nilai ekonomi, dan biodiversity (keanekaragaman hayati).

Karst Gombong Selatan mempunyai nilai ekonomi yang berbasis pariwisata karena mempunyai obyek wisata yang menarik seperti: Gua Jatijajar, Gua Petruk, Pantai Karangbolong dan Pantai Ayah. Wisata alam ini didukung dengan akses ke lokasi yang cukup baik dan kebijakan pemerintah yang menyebabkan kawasan Gombong tumbuh menjadi kawasan pariwisata unggulan di Kabupaten Kebumen. Di wilayah ini juga terdapat usaha sarang burung walet pada goa-goa alamnya, penambangan batu kapur, pertanian, perikanan dan sektor ekonomi lainya. Selain itu juga kawasan karst Gombong Selatan memiliki nilai keanekaragaman hayati yang sangat spesifik dan terbatas jumlahnya. Beberapa spesies flora dan fauna kawasan karst tergolong endemik dan bernilai ekonomi tinggi, serta memegang peran penting untuk menjaga keseimbangan ekologi (Wisnu, 2008).

Salah satu fauna yang tergolong unik di daerah karst Gombong Selatan khususnya di Goa Petruk adalah dari golongan kelelawar. Kelelawar merupakan satu-satunya jenis hewan Mammalia yang dapat terbang dengan menggunakan sayapnya dan mempunyai ukuran kecil. Kelelawar aktif mencari makan dan terbang hanya pada waktu malam hari dikarenakan kelelawar sangat sensitif terhadap dehidrasi (kekurangan air). Bila siang hari

(7)

kelelawar tidur dengan bergelantungan terbalik. Habitat (tempat tinggalnya) biasanya di goa-goa, alam terbuka, atau di pohon-pohonan (Djuri, 2008).

Menurut Nowak dalam Suyanto (2001), jumlah Spesies kelelawar menempati urutan ke dua setelah binatang pengerat (Rodentia). Indonesia sendiri memiliki 205 Spesies kelelawar 9 Ordo dan 52 Famili. Kesembilan Ordo ini diantaranya : Emballonuridae, Hipposideridae, Nycteridae, Molossidae, Megadermatidae, Pteropodidae, Rhinolophidae, Rhinopomatidae dan Vespertilionidae.

Penelitian tentang jenis kelelawar telah dilakukan Oleh Nurcahyani (2008), di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kelelawar sebanyak 22 spesies dari 2550 individu yang tertangkap. Jenis yang banyak ditemukan adalah Hipposideros larvatus yang termasuk Famili Hipposideridae sebanyak 1312 individu (51%), diikuti oleh Rhinolophus affinis dari Famili Rhinolopidae sebanyak 343 individu (13%), dan Hipposideros cervinus dari Famili Hipposideridae sebanyak 310 individu (12%).

Selain itu juga pernah dilakukan penelitian oleh Maharadatunkamsi (1999), di Taman Nasional Tanjung Putting. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kelelawar Cynopterus brachyotis merupakan jenis yang banyak di temukan (75,9%), kemudian diikuti oleh kelelawar Balionycteris maculata (20,4%). Kelelawar Emballonura monticola dan Rodentia dari jenis Maxomys whiteheadi masing-masing hanya diperoleh 1 ekor. Penelitian kelelawar di Taman Nasional ini sangatlah penting dilakukan, mengingat di

(8)

untuk menjaga kehidupan kelelawar perlu ditingkatkan, mengingat kelelawar memberikan fungsi yang cukup besar dalam membantu regenerasi tumbuhan hutan sekaligus sebagai pengontrol serangga hama.

Goa Petruk merupakan tempat bertenggernya kelelawar, pada dasarnya kelelawar mempunyai peranan yang penting sekali dalam aspek ekologis, ekonomis dan medikal (medis). Dilihat dari segi ekologis, kelelawar memiliki fungsi sebagai pemencar biji, penyerbuk tumbuhan berbunga (kelelawar pemakan buah) dan pengendali hama serangga (kelelawar pemakan serangga). Secara segi ekonomis, kelelawar menghasilkan guano (kotoran kelelawar) yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Secara segi medikal (medis) kelelawar pun terbukti memiliki khasiat sebagai obat asma dan berbagai penyakit dalam lainnya (Suyanto, 2001).

Sampai saat ini banyak sekali permasalahan yang ditemukan di dalam Goa Petruk, salah satu permasalahan yang paling kongkret adalah terdapatnya aktipitas penambangan ber skala besar, serta pencarian liar kelelawar yang biasanya akan dijadikan sebagai obat tradisional. Meski peranan kelelawar pemakan buah (Megachiroptera) dan kelelawar pemakan serangga (Microchiroptera) cukup besar, namun sangat disayangkan bahwa sampai akhir-akhir ini banyak jenis kelelawar yang populasinya merosot, dan bahkan ada jenis-jenis spesies kelelawar pemakan serangga yang terancam hampir punah di Goa Petruk, dimana ancaman terbeasar kelelawar adalah kehialanagan tempat bertenggernya (Franciz, 2001 dalam Suyanto). sehingga penelitipun tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang inventarisasi jenis-jenis kelelawar dan tempat bertenggernya jenis-jenis-jenis-jenis kelelawar tersebut.

(9)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

a. Jenis kelelawar apa saja yang dapat ditemukan di Goa Petruk, Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen.

b. Bagaimana Karakteristik tempat bertenggernya kelelawar yang ditemukan.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a Mengetahui jenis kelelawar yang dapat ditemukan di Goa Petruk Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen.

b. Mengetahui karakteristik tempat bertengger kelelawar yang ditemukan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitin ini yaitu :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi dan pengetahuan mengenai keanekaragaman hayati, khususnya kelelawar yang terdapat di kawasan Goa Petruk Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pustaka untuk bidang ekologi hewan, serta dapat menjadi imformasi dalam usaha konservasi SDA Hayati, khususnya kelelawar

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini terdapat dua peraturan perundangan yang dikhususkan untuk diteliti, yaitu PP 6/2007 jo PP 3/2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Jenis data yang digali dalam penelitian pengembangan ini adalah mengenai kalayakan dan keefektifan model layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran

Paterongan II Galis Bangkalan Almh... Labang

Bagian dari Kontribusi yang besarnya dapat berubah-ubah dan dapat dibayarkan setiap saat sesuai keinginan Anda sepanjang jumlahnya atau jumlah keseluruhannya

34 Ketika secara sepihak melakukan judicial review atas Judiciary Act 1789 (yang memuat writ of mandamus) pada tahun 1803 ketua Mahkamah Agung Amerika Serikat John

: Mata Kuliah Ini Membahas Tentang Falsafah,Perspektif dan Paradigmakeperawatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan anak, fokus utama pada

Diprakirakan terjadi di sebagian hingga sebagian besar kabupaten/kota meliputi : Pacitan, Magetan, Madiun, Ngawi, Nganjuk, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik,

Hasil kajian menunjukkan bahwa dengan data hidrograf banjir dengan tinggi hujan 44,75 mm memiliki debit puncak sebesar 4,95 m 3 /det, efektifitas bangunan sabo dalam