• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

P U T U S A N

Nomor 348/Pid.B/2014/PN.Sbg

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

1. Nama lengkap : MARIHOT PASARIBU alias GULO 2. Tempat lahir : kOLANG

3. Umur/tanggal lahir : 42 Tahun/ 06 Juni 1972 4. Jenis kelamin : laki-laki

5. Kebangsaan : Indonesia

6. Tempat tinggal : Kelurahan PO Hurlang Kecamattan Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah

7. Agama : Kristen Protestan 8. Pekerjaan : Petani

9. Pendidikan : SMP (tidak tamat)

Terdakwa ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara oleh: 1. Penyidik tidak dilakukan penahanan ;

2. Penuntut Umum sejak tanggal 5 November 2014 sampai dengan tanggal 24 November 2014;

3. Majelis Hakim sejak tanggal 10 November 2014 sampai dengan tanggal 9 Desember 2014;

Pengadilan Negeri tersebut;

Setelah membaca:

- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Sibolga Nomor 348/Pen.Pid.B/2014/PN.Sbg tanggal 10 November 2014 tentang penunjukan Majelis Hakim;

- Penetapan Majelis Hakim Nomor 348/Pid.B/2014/PN.Sbg tanggal 10 November 2014 tentang penetapan hari sidang;

- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;

Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi, dan Terdakwa serta memperhatikan barang bukti yang diajukan di persidangan;

Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:

1. Menyatakan terdakwa MARIHOT PASARIBU alias GULO terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penganiayaan“ sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 351 ayat (1) KUHPidana.

(2)

2

2. Menjatuhkan pidana penjara terdakwa MARIHOT PASARIBU alias GULO selama 1 (satu) bulan dikurangkan selama terdakwa berada dalam tahanan.

3. Menyatakan barang bukti berupa :

- Sebilah parang bergagang kayu panjang lebih kurang 50 (lima puluh) centimeter

Dirampas untuk dimusnahkan - Fotocopy Surat Tanah (sertifikat) Terlampir dalam Berkas Perkara

4. Menetapkan agar terdakwa MARIHOT PASARIBU alias GULO dibebani dengan membayar biaya perkara sebesar Rp. 2000,- (dua ribu rupiah).

Setelah mendengar permohonan Terdakwa yang pada pokoknya menyatakan mohon keringanan ;

Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap pembelaan Terdakwa yang disampaikan secara lisan dipersidangan yang pada pokoknya menyatakan tetap pada tuntutan semula;

Setelah mendengar Tanggapan Terdakwa terhadap tanggapan Penuntut Umum yang disampaikan secara lisan dipersidangan yang pada pokoknya tetap pada pembelaannya;

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut;

Bahwa terdakwa MARIHOT PASARIBU alias GULO, pada hari Jumat tanggal 22 Agustus 2014, sekira pukul 13.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam bulan Agustus 2014, bertempat di Dusun Bulu Hukum Desa Sitahi Nauli Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Sibolga, ”sengaja membuat perasaan tidak enak, menyebabkan luka / rasa sakit, merusak kesehatan saksi korban Sahala Hutagalung”, perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara :

Berawal pada hari Jumat tanggal 22 Agustus 2014 sekira pukul 13.00 Wib ketika saksi korban dan teman-temannya sebanyak lebih kurang 30 (tiga puluh) orang yang tidak bisa disebutkan satu persatu bekerja dilahan kelompok tani yang beralamatkan di Dusun Bulu Hukum Desa Sitahi Nauli Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah, tiba-tiba datang terdakwa menghampiri saksi korban dan langsung membacokkan parang tersebut kearah muka saksi korban lalu saksi korban menangkis bacokan terdakwa dengan menggunakan tangan kirinya, sehingga akibat dari tangkisan tersebut pergelangan tangan kiri korban mengalami luka goresan,

(3)

3

setelah terdakwa membacok kearah wajah saksi korban kemudian terdakwa menarik kerah baju milik saksi korban namun saksi korban berhasil melepaskan diri selanjutnya saksi korban berlari meninggalkan terdakwa untuk menyelamatkan diri.

Bahwa akibat penganiayaan tersebut saksi korban Sahala Hutagalung mengalami luka lecet pada pergelangan tangan sebelah kiri dengan ukuran 2cm x 0,5cm, diduga akibat trauma tumpul, sebagaimana Visum Et Repertum Nomor : 766/Pusk/VER/IX/2014 tanggal 02 September 2014, yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr. Lamseria Nababan dokter pada Puskesmas Kecamatan Kolang.

Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 351 ayat (1) KUHP.

Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa menyatakan telah mengerti akan isi atau maksud dari Surat Dakwaan tersebut dan Terdakwa menyatakan tidak akan mengajukan keberatan;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:

1. SAHALA HUTAGALUNG dibawah janji pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa pada hari Jumat tanggal 22 Agustus 2014, sekira pukul 13.00 Wib bertempat di Dusun Bulu Hukum Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah, telah terjadi penganiayaan terhadap saksi korban Sahala Hutagalung yang dilakukan oleh terdakwa.

- Bahwa terdakwa melakukan penganiayaan tersebut dengan cara terdakwa membacokkan parangnya kearah muka atau wajah korban tetapi bacokan parang yang ditujukan kepada korban tersebut ditangkis korban dengan menggunakan tangan kiri korban sehingga pergelangan tangan kiri korban tersebut mengalami luka gores panjang lebih kurang 3 cm, setelah terdakwa membacok wajah korban kemudian terdakwa menangkap kerah baju korban dengan menggunakan tangannya namun korban berhasil melarikan diri dan langsung berlari menuju kearah jalan.

- Bahwa akibat dari perbuatan terdakwa, saksi korban mengalami luka gores pada pergelangan tangan kiri panjang lebih kurang 3 (tiga) centimeter.

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat tidak keberatan dan membenarkannya;

2. HOTMAIDA Br. PANGGABEAN dibawah janji pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa pada hari Jumat tanggal 22 Agustus 2014, sekira pukul 13.00 Wib bertempat di Dusun Bulu Hukum Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang

(4)

4

Kabupaten Tapanuli Tengah, telah terjadi penganiayaan terhadap saksi korban Sahala Hutagalung yang dilakukan oleh terdakwa.

- Bahwa saksi melihat terdakwa melakukan penganiayaan terhadap korban. - Bahwa penganiayaan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara terlebih dahulu

terdakwa memegang kerah baju korban dengan menggunakan tangan kirinya lalu mengayunkan sebilah parang kearah leher korban.

- Bahwa terdakwa melakukan penganiayaan tersebut dikarenakan masalah lahan dimana lahan yang saksi kerjakan tergabung dalam kelompok tani “hamparan” diklaim terdakwa adalah lahan miliknya.

- Bahwa akibat penganiayaan tersebut korban mengalami luka robek dibagian tangan kirinya dan terhalang melakukan pekerjaannya sehari-hari.

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat tidak keberatan dan membenarkannya;

3. KASWIDA Br. HUTAGALUNG dibawah janji pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa pada hari Jumat tanggal 22 Agustus 2014, sekira pukul 13.00 Wib bertempat di Dusun Bulu Hukum Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah, telah terjadi penganiayaan terhadap saksi korban Sahala Hutagalung yang dilakukan oleh terdakwa.

- Bahwa saksi melihat terdakwa melakukan penganiayaan terhadap korban dengan cara awalnya terdakwa mendatangi korban dan langung memegang kerah baju korban dengan menggunakan tangan kirinya sambil berkata kepada korban “hei bangkong” (maksudnya Sahala Hutagalung), bujanginam (pepek mamakmu)”, harus kumatikan kau disini” lalu dijawab korban “mengapa mau kau matikan aku, kebun kelompok taninya ini”, lalu terdakwa membacok korban dengan menggunakan sebilah parang kearah leher korban namun korban menangkis dengan menggunakan tangan kiri korban, akibat tangkisan tersebut saksi melihat tangak korban terkena luka bacokan parang dari terdakwa, kemudian terdakwa menusuk kembali kearah perut korban dengan menggunakan parang yang sama namun tidak kena dikarenakan korban mengelak bacokan parang milik terdakwa.

- Bahwa akibat dari penganiayaan tersebut korban mengalami luka gores pada pergelangan tangan kiri panjang lebih kurang 3 (tiga) centimeter.

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat tidak keberatan dan membenarkannya;

4. BASRI SITUMEANG dibawah janji pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: - Bahwa pada hari Jumat tanggal 22 Agustus 2014, sekira pukul 13.00 Wib

(5)

5

Kabupaten Tapanuli Tengah, telah terjadi penganiayaan terhadap saksi korban Sahala Hutagalung yang dilakukan oleh terdakwa.

- Bahwa saksi melihat terdakwa melakukan penganiayaan terhadap korban dengan cara awalnya terdakwa mendatangi korban dan langung memegang kerah baju korban dengan menggunakan tangan kirinya sambil berkata kepada korban “hei bangkong” (maksudnya Sahala Hutagalung), bujanginam (pepek mamakmu)”, harus kumatikan kau disini” lalu dijawab korban “mengapa mau kau matikan aku, kebun kelompok taninya ini”, lalu terdakwa membacok korban dengan menggunakan sebilah parang kearah leher korban namun korban menangkis dengan menggunakan tangan kiri korban, akibat tangkisan tersebut saksi melihat tangak korban terkena luka bacokan parang dari terdakwa, kemudian terdakwa menusuk kembali kearah perut korban dengan menggunakan parang yang sama namun tidak kena dikarenakan korban mengelak bacokan parang milik terdakwa.

- Bahwa akibat dari penganiayaan tersebut korban mengalami luka gores pada pergelangan tangan kiri panjang lebih kurang 3 (tiga) centimeter.

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat tidak keberatan dan membenarkannya;

Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa pada hari Jumat tanggal 22 Agustus 2014, sekira pukul 13.00 Wib bertempat di Dusun Bulu Hukum Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah, telah terjadi penganiayaan terhadap saksi korban Sahala Hutagalung yang dilakukan oleh terdakwa.

- Bahwa penganiayaan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara awalnya terdakwa menarik kerah baju korban dengan menggunakan tangan sebelah kiri kemudian mengatakan kepada korban “sudah berapa kali saya katakan sama kau supaya jangan kau kerjakan lahan saya ini”, kemudian korban mengatakan “inikan lahan kami maksudnya lahan kelompok tani”, lalu terdakwa kembali menjawab “tidak ada yang memiliki lahan kelompok tani disini”, (maksudnya di Desa Trans SP III Kolang), setelah itu korban berkata kepada terdakwa kubuat barang bukti luka gores ditanganku ini ya dan setelah setelah itu korban berlari menuju kearah jalan mau menuju pulang meninggalkan terdakwa.

- Bahwa memiliki bukti atas alas hak kepemilikan tanah tersebut yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Kabupaten Tapanuli Tengah dengan nomor 02-01-06-01-1-02214

- Bahwa, Terdakwa tidak pernah dihukum sebelumnya;

(6)

6

Menimbang, bahwa Terdakwa tidak mengajukan Saksi yang meringankan (a de charge) di dalam persidangan ;

Menimbang, bahwa Penuntut umum dalam persidangan telah mengajukan alat bukti Surat dan telah dibacakan di Persidangan berupa:

1. Surat Keterangan Dokter/ Visum Et Revertum Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah Pusat Kesehatan Masyarakat Kolang Kecamatan Kolang tanggal Agustus 2014 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Irma Rinalia, dengan hasil pemeriksaan Visum Et Revertum, pada saksi korban ditemukan luka lecet pada peregelangan tangan sebelah kiri dengan ukuran 2 cm x 0,5 cm, diduga akibat trauma benda tumpul;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai berikut:

1. Sebilah parang bergagang kayu panjang lebih kurang 50 (lima puluh) centimeter 2. Fotocopy Surat Tanah (sertifikat)

Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:

- Bahwa benar pada hari Jumat tanggal 22 Agustus 2014, sekira pukul 13.00 Wib bertempat di Dusun Bulu Hukum Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah, telah terjadi penganiayaan terhadap saksi korban Sahala Hutagalung yang dilakukan oleh terdakwa.

- Bahwa benar penganiayaan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara awalnya terdakwa menarik kerah baju korban dengan menggunakan tangan sebelah kiri kemudian mengatakan kepada korban “sudah berapa kali saya katakan sama kau supaya jangan kau kerjakan lahan saya ini”, kemudian korban mengatakan “inikan lahan kami maksudnya lahan kelompok tani”, lalu terdakwa kembali menjawab “tidak ada yang memiliki lahan kelompok tani disini”, (maksudnya di Desa Trans SP III Kolang), setelah itu korban berkata kepada terdakwa kubuat barang bukti luka gores ditanganku ini ya dan setelah setelah itu korban berlari menuju kearah jalan mau menuju pulang meninggalkan terdakwa.

- Bahwa benar memiliki bukti atas alas hak kepemilikan tanah tersebut yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Kabupaten Tapanuli Tengah dengan nomor 02-01-06-01-1-02214;

- Bahwa akibat dari perbuatan terdakwa, Surat Keterangan Dokter/ Visum Et Revertum Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah Pusat Kesehatan Masyarakat Kolang Kecamatan Kolang tanggal Agustus 2014 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Irma Rinalia, dengan hasil pemeriksaan Visum Et Revertum, pada saksi

(7)

7

korban ditemukan luka lecet pada peregelangan tangan sebelah kiri dengan ukuran 2 cm x 0,5 cm, diduga akibat trauma benda tumpul.

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;

Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan tunggal sebagaimana diatur dalam Pasal 351 Ayat (1) KUHP, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:

1. Unsur barang siapa; 2. Unsur dengan sengaja ;

3. Unsur melakukan penganiayaan;

Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut:

Ad.1. Unsur “Barang siapa”

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan Barang Siapa adalah setiap orang sebagai Subyek Hukum yang sehat jasmani dan rohani serta mampu dibebani pertanggung jawaban terhadap perbuatan yang dilakukannya, yang menjadi Terdakwa karena dituntut, diperiksa dan diadili di sidang Pengadilan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 15 KUHAP;

Menimbang, bahwa setelah diadakan pemeriksaan pada awal persidangan terhadap identitas Terdakwa berdasarkan keterangan Saksi-saksi dan keterangan Terdakwa sendiri, serta di dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum telah didapati fakta ternyata benar bahwa Terdakwa adalah bernama: Terdakwa MARIHOT PASARIBU alias GULO, dengan segala identitasnya adalah sebagai subjek hukum yang sehat jasmani dan rohani serta mampu mempertanggung jawabkan perbuatan yang dilakukannya berdasarkan dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, sehingga dalam perkara ini tidak terjadi kesalahan mengenai orang (Eror In Persona) yang diajukan sebagai Terdakwa di persidangan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka unsur Barang Siapa telah terpenuhi atas diri Terdakwa;

Menimbang, bahwa unsur Barang Siapa bukanlah unsur yang dapat berdiri sendiri, sehingga untuk membuktikan Terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan masih tergantung pada pembuktian unsur berikutnya;

(8)

8 Ad.2. Unsur Dengan Sengaja”

Menimbang, bahwa yang dimaksud “Dengan Sengaja” tidak ada penjelasan atau penafsiran dalam KUHP. Penafsiran mengenai dengan sengaja atau kesengajaan disesuaikan dengan perkembangan dan kesadaran hukum masyarakat;

Menimbang, bahwa inti dari “opzet” atau kesengajaan itu ialah willens (menghendaki) dan witens (mengetahui), artinya agar seseorang itu dapat disebut telah memenuhi unsur-unsur opzet, maka terhadap unsur-unsur obyektif yang berupa tindakan, orang itu harus willens atau menghendaki melakukan tindakan-tindakan tersebut, sedang terhadap unsur-unsur obyektif yang berupa keadaan-keadaan, terdakwa itu cukup witens atau mengetahui tentang keadaan-keadaan tersebut. (Delik-delik Khusus Kejahataan-kejahatan terhadap Kepentingan Hukum Negara, Drs. P.A.F. Lamintang, S.H. Cetakan Pertama, Sinar Baru, hal. 441);

Menimbang, bahwa menurut Soedarto sengaja berarti menghendaki dan mengetahui apa yang dilakukan. Orang yang melakukan perbuatan dengan sengaja berarti menghendaki perbuatan itu dan disamping itu mengetahui atau menyadari tentang apa yang dilakukan. (Soedarto, Hukum Pidana 1, 1990 : 102);

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan, dalam penganiayaan tersebut pada hari Jumat tanggal 22 Agustus 2014, sekira pukul 13.00 Wib bertempat di Dusun Bulu Hukum Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah, terdakwa menarik kerah baju korban dengan menggunakan tangan sebelah kiri kemudian mengatakan kepada korban “sudah berapa kali saya katakan sama kau supaya jangan kau kerjakan lahan saya ini”, kemudian korban mengatakan “inikan lahan kami maksudnya lahan kelompok tani”, lalu terdakwa kembali menjawab “tidak ada yang memiliki lahan kelompok tani disini”, (maksudnya di Desa Trans SP III Kolang), setelah itu korban berkata kepada terdakwa kubuat barang bukti luka gores ditanganku ini ya dan setelah setelah itu korban berlari menuju kearah jalan mau menuju pulang meninggalkan terdakwa;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis Hakim menyimpulkan bahwa “Dengan Sengaja” berarti pelaku menyadari, mengetahui, dan menghendaki terjadinya suatu perbuatan beserta akibat yang timbul dari perbuatannya tersebut;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan unsur “Dengan Sengaja” telah terpenuhi dari perbuatan Terdakwa; Ad.3. Unsur “Melakukan Penganiayaan”

Menimbang, bahwa yang dimaksudkan dengan Penganiayaan baik oleh pembentuk Undang-Undang maupun Yurisprudensi tidak memberikan batasan yang jelas tentang definisi dari Penganiayaan, namun demikian berdasarkan doktrin dalam Ilmu Pengetahuan tentang Hukum Pidana, maka Penganiayaan memiliki pengertian

(9)

9

adanya perbuatan Pelaku yang dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau luka kepada seseorang. Kesengajaan disini merupakan suatu bentuk kehendak atau tujuan dari Terdakwa yang dapat disimpulkan dari sifat perbuatan materiil berupa sentuhan pada badan seseorang seperti menendang, memukul, menggaruk, menusuk, mendorong, menjatuhkan, dimana perbuatan materiil tersebut menimbulkan rasa sakit atau luka. Adapun luka ditafsirkan sebagai suatu perubahan dalam bentuk badan manusia yang berlainan dari pada bentuk semula, sedangkan rasa sakit tidak menyebabkan perubahan pada bentuk badan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan, bahwa pada hari Jumat tanggal 22 Agustus 2014, sekira pukul 13.00 Wib bertempat di Dusun Bulu Hukum Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah, terdakwa menarik kerah baju korban dengan menggunakan tangan sebelah kiri kemudian mengatakan kepada korban “sudah berapa kali saya katakan sama kau supaya jangan kau kerjakan lahan saya ini”, kemudian korban mengatakan “inikan lahan kami maksudnya lahan kelompok tani”, lalu terdakwa kembali menjawab “tidak ada yang memiliki lahan kelompok tani disini”, (maksudnya di Desa Trans SP III Kolang), setelah itu korban berkata kepada terdakwa kubuat barang bukti luka gores ditanganku ini ya dan setelah setelah itu korban berlari menuju kearah jalan mau menuju pulang meninggalkan terdakwa ;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta di persidangan dan dihubungkan dengan alat bukti surat yang menyatkan bahwa akibat dari perbuatan terdakwa, Surat Keterangan Dokter/ Visum Et Revertum Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah Pusat Kesehatan Masyarakat Kolang Kecamatan Kolang tanggal Agustus 2014 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Irma Rinalia, dengan hasil pemeriksaan Visum Et Revertum, pada saksi korban ditemukan luka lecet pada peregelangan tangan sebelah kiri dengan ukuran 2 cm x 0,5 cm, diduga akibat trauma benda tumpul

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta dan pertimbangan tersebut di atas maka unsur “Melakukan Penganiayaan” telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 351 ayat (1) KUHP telah terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana “Penganiayaan” sebagaimana didakwakan dalam dakwaan tunggal;

Menimbang, bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka Terdakwa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya;

(10)

10

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung jawab, maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan terhadap Terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan;

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut:

Sebilah parang bergagang kayu panjang lebih kurang 50 (lima puluh) centimeter; yang merupakan barang yang digunakan Terdakwa secara tanpa hak, untuk melakukan kejahatan, maka perlu ditetapkan agar barang bukti tersebut dirampas untuk dimusnahkan;

Menimbang, bahwa barang bukti berupa Fotocopy Surat Tanah (sertifikat), yang terlampir dalam berkas perkara tersebut, maka perlu ditetapkan agar barang bukti tersebut terlampir dalam berkas perkara;

Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa, maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang meringankan Terdakwa;

Keadaan yang memberatkan:

- Bahwa perbuatan terdakwa membuat saksi korban mengalami luka lecet; Keadaan yang meringankan:

- Terdakwa belum pernah dihukum

- Terdakwa mengaku terus terang perbuatannya sehingga tidak mempersulit jalannya persidangan

- Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana maka haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara;

Memperhatikan, Pasal 351 Ayat (1) KUHP, Pasal 193 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

(11)

11 MENGADILI:

1. Menyatakan Terdakwa MARIHOT PASARIBU alias GULO terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “PENGANIAYAAN”;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 25 (dua puluh lima) hari;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan tersebut;

4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan; 5. Menetapkan barang bukti berupa :

- Sebilah parang bergagang kayu panjang lebih kurang 50 (lima puluh) centimeter

DIRAMPAS UNTUK DIMUSNAHKAN - Fotocopy Surat Tanah (sertifikat)

TETAP TERLAMPIR DALAM BERKAS PERKARA

6. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp.2.000,- (dua ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sibolga pada hari KAMIS, Tanggal 27 NOVEMBER 2014 oleh M. PANDIANGAN, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua, ARIEF W., S.H., M.H., dan BOB SADIWIJAYA, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim Ketua dengan didampingi para Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh L. HUTABARAT, S.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Sibolga, serta dihadiri oleh HIRAS AFANDY SILABAN,S.H., Penuntut Umum dan Terdakwa.

Hakim-hakim Anggota, Hakim Ketua,

ARIEF WIBOWO, S.H., M.H. M. PANDIANGAN, S.H., M.H.

BOB SADIWIJAYA, S.H., M.H.

Panitera Pengganti,

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang telah melindungi serta membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan

memenuhi tuntutan tersebut metode review sistematik dilanjutkan dengan FGD pada penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan tinjauan komprehensif, yang dapat dijadikan

Pada saat itulah, PN Timah Belitong, perusahaan tempat sebagian besar orang Melayu menggantungkan periok belanganya, termasuk ayahku, perlahan kolaps.” Pada kedua

Apakah tingkat inflasi, PDB, Kurs rupiah, harga emas dan harga minyak dunia berpengaruh secara berganda terhadap indeks harga saham gabungan pada Bursa Efek

Nilai indeks kerentanan indikator kemiringan di sepanjang pantai Takalar dominan berada pada nilai tidak rentan yaitu sekitar 18 km terdapat di Desa Talatala dan Mandi

Nilai IRR ( Internal Rate of Return) yang dihasilkan pada usaha penggemukan sapi bali berbasis pakan jerami padi sebesar 21% ( discount rate estimate 12%) yang artinya usaha ini

Dari pengujian tersebut dapat diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan sistem untuk mengaktifkan aktuator ketika intensitas suara lebih dari 55 dB adalah 3,4 detik. Hal

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat dan karunia- Nya yang telah membimbing dan menguatkan hati penulis dalam menyusun dan menyelesaikan Skripsi yang