• Tidak ada hasil yang ditemukan

Correlation and Path Analysis of Twelve Vegetative, Generative, and Fruit Component Characters of Odeska Lobu Coconut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Correlation and Path Analysis of Twelve Vegetative, Generative, and Fruit Component Characters of Odeska Lobu Coconut"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

83

dan Komponen Buah Kelapa Dalam Odeska Lobu

Correlation and Path Analysis of Twelve Vegetative, Generative, and Fruit

Component Characters of Odeska Lobu Coconut

MIFTAHORRACHMAN, MEITY TULALO, ELSJE T. TENDA, JEANETTE KUMAUNANG DAN

YULIANUS R. MATANA

Balai Penelitian Tanaman Palma

Jalan Raya Mapanget, Kotak Pos 1004, Manado 95001

E-mail: [email protected]

Diterima 06 Maret 2019 / Direvisi 23 Juni 2019 / Disetujui 02 Desember 2019

ABSTRAK

Penggunaan benih berkualitas dan bersertifikat merupakan syarat mutlak dalam pembangunan kebun induk tanaman kelapa. Kelapa Dalam Odeska Lobu merupakan salah satu kelapa potensial yang dimiliki daerah Provinsi Sulawesi Utara. Kegiatan dilakukan di Desa Lobu, Kecamatan Touluwaan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara, mulai tahun 2016 sampai dengan tahun 2018, untuk mengetahui karakter-karakter yang berpengaruh langsung terhadap hasil, dilakukan dengan menggunakan analisis sidik lintas berdasarkan formula Singh dan Chaudary terhadap dua belas karakter vegetatif, generatif, dan komponen buah menggunakan program software R i386 3.5.2 package Agricole. Hasil analisis korelasi sederhana menunjukkan tidak terdapat hubungan antara karakter morfologi dengan karakter hasil jumlah buah, tapi berkorelasi dengan karakter hasil berat buah utuh. Hasil analisis lintas menunjukkan hanya karakter berat biji yang berpengaruh langsung terhadap berat buah utuh (r = 0.53) dan tidak terdapat pengaruh tidak langsung. Karakter berat biji dapat dimanfaatkan sebagai kriteria seleksi pohon tetua sebagai sumber benih untuk meningkatkan produktivitas kelapa Dalam Odeska Lobu.

Kata kunci: Sidik lintas, Sulawesi Utara, seleksi, kebun sumber benih, kelapa.

ABSTRACT

The use of quality and certified seeds is an absolute requirement in the construction of the seed garden of coconut plant. Lobu tall coconut is one of the potential coconuts owned by North Sulawesi Province. The research was conducted in Lobu Village, Touluwaan District, Southeast Minahasa Regency, North Sulawesi Province from 2016 to 2018. The purpose of the study was to determine the characters that directly have an impact on the yield using path analysis based on Singh and Chaudary Formula on twelve morphology characters using programme of R i386 3.5.2 package Agricole software. The results of a simple correlation analysis show that there is no relationship between morphological characters and number of fruits, but correlates with the weight of whole fruit. The results of the path analysis showed that only the seed weight character had a direct effect on the weight of whole fruit (r = 0.53) and there were no indirect effects. Seed weight characters can be used as a selection criteria of mother palms to increase coconut productivity of Odeska Lobu coconut.

Keywords: Path analysis, North Sulawesi, selection, seed garden, coconut.

PENDAHULUAN

Populasi tanaman kelapa Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016 adalah 267.812,35 ha, yang terdiri dari tanaman belum menghasilkan 29.530,01 ha (11,03%), tanaman tidak menghasilkan 22.149,76 ha (8,27%), dan tanaman menghasilkan 216.132,50 ha (80,70%) yang menyebar di 15 kabupaten dan kota (Badan Pusat Statistik, 2019). Potensi plasma nutfah kelapa Provinsi Sulawesi Utara cukup besar jika dilihat dari luas areal tanaman kelapa yang

ada. Sejumlah varietas kelapa yang memiliki potensi produksi tinggi berasal dari daerah ini, yaitu kelapa Dalam Tenga (DTA) dan Dalam Mapanget (DMT) yang dilepas tahun 2004, dan terakhir kelapa Dalam Odeska Lobu dilepas tahun 2018. Beragamnya plasma nutfah kelapa Dalam yang potensial tersebut membuka peluang yang besar bagi Sulawesi Utara untuk pengembangan tanaman kelapa bahkan untuk daerah lain di Indonesia.

Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara

(2)

84

yang memiliki potensi untuk pengembangan kelapa. Kelapa merupakan komoditi utama perkebunan di daerah ini, dengan adanya industri pengolahan minyak kelapa dan turunannya di Kota Bitung dan Amurang, memberikan peluang

berkembangnya kelapa menjadi komoditi

unggulan di Kabupaten Minahasa Tenggara. Selain itu luas areal perkebunan kelapa di Minahasa Tenggara menempati urutan ketiga terluas di Sulawesi Utara setelah Minahasa Selatan (47.644,86 ha) yaitu sekitar 35.021,9 ha dengan produksi sebesar 70.000 ton kopra pada tahun 2017 (Statistik Perkebunan, 2018).

Pohon Induk Terpilih (PIT) dari kelapa Dalam Odeska Lobu yang dilepas pada tahun 2018 memiliki keunggulan produksi tinggi. Namun demikian, masalah yang dihadapi adalah populasi tanaman yang sudah tua sehingga perlu dibangun kebun induk sebagai sumber benih. Untuk menghasilkan sumber benih yang unggul perlu diseleksi ulang pohon induk terpilih yang ada

terutama seleksi melalui karakter-karakter

morfologi yang berkaitan erat dengan hasil. Analisis koefisien korelasi merupakan cara yang dapat digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara karakter morfologi terutama dengan karakter hasil. Menurut Prabowo et al. (2014), untuk meningkatkan hasil diperlukan informasi karakter-karakter yang saling berhu-bungan dan keeratan huberhu-bungan antara karakter dengan hasil. Efendi et al. (2016) menyatakan bahwa derajat keeratan hubungan antara hasil dengan karakter lain dapat diduga dengan meng-hitung nilai koefisien korelasi. Menurut Beksisa et

al. (2017), penting untuk memahami pengetahuan

tentang parameter genetik suatu tanaman terutama untuk program perbaikan tanaman. Sowmiya dan Ventakesan (2017), menyatakan bahwa pengetahuan tentang korelasi antara hasil dengan komponen karakter lainnya sangat bermanfaat untuk memahami respon korelasi terutama terhadap hasil. Namun demikian, hasil koefisien korelasi sederhana ini masih perlu dilanjutkan dengan analisis sidik lintas. Menurut Crevelari et al. (2018), meskipun koefisien korelasi digunakan untuk menghitung jarak dan arah dari faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan karakter-karakter komplek, namun tidak mampu menyimpulkan sebab akibat dari karakter hasil dan komponen hasil, oleh karena itu dibutuhkan analisis sidik lintas. Kartina et al. (2017); Harishchand et al. (2017) menyatakan, nilai koefisen korelasi dan sidik lintas membantu pemulia menentukan karakter yang akan digu-nakan sebagai kriteria seleksi untuk meningkatkan hasil lebih efektif. Menurut Shweta et al. (2018),

hasil merupakan karakter kompleks yang diken-dalikan oleh banyak komponen karakter lainnya, oleh karena itu penting untuk mengetahui hubungan antara hasil dan karakter komponen hasil.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan di Desa Lobu, Kecamatan Touluwaan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara, mulai tahun 2016 - 2018. Penelitian dilakukan dengan metode observasi lapangan melalui beberapa tahapan, yaitu eksplorasi populasi kelapa, seleksi untuk penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT), seleksi pohon induk, dan evaluasi produktivitas calon varietas baru. Jumlah pohon contoh yang diamati sebanyak 30 pohon. Pengamatan secara umum populasi kelapa Dalam Odeska Lobu dilakukan terhadap 12 karakter morfologi dan komponen buah selama tiga tahun, yang terdiri dari:

a. Jumlah daun (JD), dihitung seluruh daun hijau yang ada pada pohon.

b. Jumlah tandan/pohon (JT), dengan meng-hitung seluruh tandan bunga pada setiap pohon.

c. Jumlah buah per tandan (JBT), dengan meng-hitung seluruh buah yang ada dalam satu tandan

d. Berat buah utuh (BBU), dengan menimbang berat buah utuh

e. Lingkar equatorial buah utuh (LEBU), dengan mengukur lingkar buah utuh berlawanan dengan pengukuran lingkar polar

f. Lingkar polar buah utuh (LPBU), dengan mengukur lingkar mulai dari bagian bekas tangkai buah

g. Berat biji (BB), buah dikupas sabutnya kemudian ditimbang

h. Lingkar equatorial biji (LEB), dengan meng-ukur biji berlawanan arah dengan pengmeng-ukuran lingkar polar biji

i. Lingkar polar biji (LPB), dengan biji mulai dari bagian tempat keluar embrio.

j. Berat biji tanpa air (BBTA), dengan membelah biji kemudian ditimbang

k. Berat daging (BD), buah dikeluarkan dari tem-purung kemudian ditimbang

l. Tebal daging (TD), pengukuran menggunakan alat jangka sorong

Karakter-karakter vegetatif, generatif, dan komponen buah tersebut diamati dengan mengacu pada metode Stantech COGENT kelapa (Santos

(3)

85

Koefisien keragaman dihitung dengan menggunakan rumus dari Singh dan Chaudary (1977):

Dimana: - SD adalah simpangan baku

- X adalah rata-rata nilai pengamatan Data dianalisis melalui dua tahapan,

pertama, data dikorelasikan menggunakan

Analisis Korelasi Pearson terhadap seluruh karakter pengamatan; kedua, karakter yang berkorelasi nyata terhadap hasil dilanjutkan dengan sidik lintas menggunakan software R i386 3.5.2 package Agricole (De Mendiburu, 2019).

Koefisien korelasi dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Walpole (1992);

Keterangan: n : banyaknya data

i x : peubah 1 ke-i i y : peubah 2 ke-i

Sidik lintas digunakan untuk mengiden-tifikasi komponen-komponen yang memberikan dampak langsung maupun tidak langsung ter-hadap karakter hasil produksi buah kelapa. Sidik lintas berdasarkan persamaan seperti yang di-kemukakan oleh Singh dan Chaudary (1977) dengan rumus:

Keterangan:

C = koefisien lintas

Rx-1 = invers matriks korelasi antar karakter

bebas

Ry = vektor koefisien korelasi antara karakter bebas dengan karakter tidak bebas

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penampilan 12 karakter vegetatif, generatif dan komponen buah

Hasil analisis koefisien keragaman terhadap dua belas karakter morfologi (vegetatif, generatif dan komponen buah) kelapa Dalam Odeska, memperlihatkan sebagian besar karakter memiliki keragaman rendah sampai sedang (Tabel 1). Karakter dengan koefisien keragaman rendah adalah jumlah tandan (kk =1.63 %), jumlah daun (kk = 4,91 %), dan jumlah buah/tandan (kk = 4,60 %), sedangkan karakter dengan koefisien keragaman sedang adalah berat buah utuh (kk = 19,35%), lingkar equatorial buah utuh (kk = 10,45 %), lingkar polar buah utuh (kk = 8,17 %), berat biji (kk = 18,40%), lingkar equatorial biji (kk = 5,08 %), lingkar polar biji (kk = 5,76 %), berat buah tanpa air (kk = 18,27 %), berat daging (kk = 15,63 %), dan tebal daging (kk = 5,05%). Hasil yang berbeda diperoleh pada kelapa genjah kopyor (Miftahorrachman et al., 2017) dimana karakter-karakter jumlah daun, jumlah tandan, dan jumlah buah per tandan pada kelapa genjah kopyor keragamannya cukup tinggi dengan nilai koefisien keragaman berturut-turut jumlah daun (r = 17,58%), jumlah tandan (r = 40,44%), dan jumlah buah per tandan (r = 27,92 %).

Rachmawati et al. (2014) menyatakan, karakter dengan ragam sempit bersifat kuantitatif dikendalikan oleh banyak gen, dan merupakan hasil akhir proses pertumbuhan yang berkaitan dengan sifat morfologi dan fisiologi. Menurut Yadav et al. (2018), keberhasilan semua metode pemuliaan untuk memperbaiki karakter morfologi tanaman tergantung keragaman genetik populasi tanaman dan pemanfaatannya yang efisien. Menurut Weldemichael et al. (2017), penilaian keragaman karakter hasil dan komponen hasil sangat penting sebelum merencanakan strategi pemuliaan untuk perbaikan genetik tanaman.

Dari segi pemuliaan, kondisi ini tentu tidak terlalu menguntungkan untuk dilakukan seleksi dalam rangka memperbaiki populasi kelapa Dalam Odeska Lobu. Namun demikian, peluang seleksi tetap terbuka apabila kita menggunakan analisa yang tepat seperti analisa korelasi dan sidik lintas untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung karakter-karakter tersebut terhadap hasil.

Bitew et al. (2018) menyatakan koefisien korelasi mengukur hubungan antara dua variabel. Ini hanya mengukur hubungan timbal balik tanpa memperhatikan sebab akibatnya. Menurut Balla dan Ibrahim (2017); Kaur et al., (2017), hasil adalah

(4)

86

Tabel 1. Penampilan 12 karakter vegetatif, generatif, dan komponen buah kelapa Dalam Odeska Lobu.

Table 1. Performance of 12 vegetative, generative, and fruit component characters of Odeska Lobu Tall coconut.

No Karakter Rata-rata SD KK (%) 1. Jumlah daun Number of leaf 30,8 1,51 4,91 2 Jumlah Tandan/pohon Number of bunches/palm 12,80 0,2 1,63 3 Jumlah buah/tandan Number of bunches 8,40 0,38 4,60

4 Berat buah utuh (g)

Weight of fruit 2.083,00 403,15 19,35

5 Lingkar Equatorial buah utuh (cm)

Fruit equatorial circumference 63,32 6,58 10,40 6 Lingkar Polar buah utuh (cm)

Fruit polar circumference 66,18 5,14 8,17 7 Berat biji (g)

Weight of nut 1320,00 242,89 18,40

8 Lingkar Equatorial biji (cm)

Nut equatorial circumference 43,12 2,19 5,08 9 Lingkar Polar biji (cm)

Nut polar circumference 44,30 2,55 5,76

10 Berat biji tanpa air (g)

Weight of split nut 812,07 148,36 18,27 11 Berat daging (g)

Weight of endosperm 590,00 91,44 15,63

12 Tebal daging (cm)

Endosperm thickness 1, 18 0,06 5,05

karakter kompleks, dan sidik lintas adalah alat yang dapat memisahkan korelasi genotipik menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung dan mampu menjelaskan hubungan terebut dengan hasil.

Korelasi antar 12 Karakter Vegetatif, Generatif dan Komponen Buah

Hubungan antar 12 karakter vegetatif, generatif, dan komponen buah kelapa Dalam Odeska Lobu dapat diketahui dengan analisis korelasi sederhana (Tabel 2).

Berdasarkan Tabel 2, terjadi 31 hubungan antar 12 karakter kelapa Dalam Odeska dengan nilai korelasi nyata sampai sangat nyata. Hubungan terbanyak terjadi pada karakter BB, LEB, LPB, BBTA sebanyak delapan hubungan dengan karakter lainnya, diikuti karakter BBU sebanyak 7 hubungan dengan karakter lain, karakter LEBU dan LPBU sebanyak enam hubungan dengan karakter lain, karakter TD lima hubungan dengan karakter lain. Hasil analisis korelasi tersebut tidak memperlihatkan adanya karakter morfologi yang berhubungan dengan karakter hasil jumlah buah. Hasil yang sama diperoleh dari hasil penelitian Sukmawati et al. (2016), hampir semua karakter komponen buah saling berkorelasi kecuali karakter tebal daging. Karakter hasil yang memiliki hubungan dengan

karakter lainnya adalah berat buah utuh (BBU), hubungan-hubungan tersebut adalah BBU dengan LEBU (r = 0,74), BBU dengan LPBU (r= 0,74), BBU dengan BB (r= 0,82), BBU dengan LEB (r= 0,69), BBU dengan LPB (r= 0,70), BBU dengan BBTA (r= 0,80), dan BBU dengan BD (r= 0,53). Dengan demikian karakter BBU dan tujuh karakter yang berkorelasi dengan BBU dapat dilanjutkan dengan analisis lintas untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung ketujuh karakter tersebut terhadap karakter BBU.

Behera et al. (2017) menyatakan, seleksi langsung melalui hasil tidak dapat diandalkan karena sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu seleksi tidak langsung melalui komponen karakter lainnya menjadi penting dalam perbaikan hasil tanaman. Almeida et al. (2014) menyatakan, sidik lintas dapat membantu memahami pengaruh langsung dan tidak langsung sebagai akibat adanya korelasi antar karakter, juga menyatakan korelasi yang kuat antara karakter yang berkaitan dengan hasil adalah pengaruh dari karakter ketiga atau suatu kelompok karakter. Efendi et al. (2016) menyatakan, tingkat korelasi tidak dapat menggambarkan hubungan pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap hasil, kelemahan tersebut dapat diatasi dengan sidik lintas. Madeni

(5)

87

Tabel 2. Korelasi sederhana antar 12 karakter kelapa Dalam Odeska Lobu.

Table 2. Simple correlation among 12 characters of Odeska Lobu Tall coconut.

Karakter JD JT JB BBU LEBU LPBU BB LEB LPB BBTA BD TD

JD 1 JT 0.14 1 JB 0.31 0.13 1 BBU 0.28 0.13 0.18 1 LEBU 0.21 -0.09 0.29 0.74** 1 LPBU 0.11 0.09 0.16 0.74** 0.68** 1 BB 0.34 0.05 0.14 0.82** 0.5** 0.6** 1 LEB 0.19 -0.02 0.12 0.69** 0.46* 0.57** 0.87** 1 LPB 0.22 -0.04 0.08 0.70** 0.39* 0.55** 0.9** 0.85** 1 BBTA 0.31 0.04 0.19 0.80** 0.52** 0.54** 0.95** 0.85** 0.84** 1 BD 0.16 0 -0.04 0.53** 0.35 0.32 0.62** 0.64** 0.62** 0.6** 1 TD 0.1 -0.17 -0.12 0.29 0.11 0.07 0.51** 0.43* 0.51** 0.51** 0.62** 1 Keterangan: JD= jumlah daun, JT= jumlah tandan, JB= jumlah buah, BBU= berat buah utuh, LEBU= lingkar equatorial buah utuh,

LPBU= lingkar polar buah utuh, BB= berat buah tanpa sabut (biji), LEB= lingkar equatorial biji, LPB= lingkar polar biji, BBTA= berat biji tanpa air, BD= berat daging buah, TD= tebal daging buah

Note: JD= number of leaf, JT= number of bunch, JB= number of fruit, BBU= weight of fruit, LEBU= fruit equatorial circumference, LPBU= fruit polar circumference, BB= weight of unhusked fruit, LEB= nut equatorial circumference, LPB= nut polar circumference, BBTA= weight of split nut, BD= weight of endosperm, TD= endosperm thickness,

berbeda dengan analisa korelasi sederhana yang tidak menunjukkan sebab akibat dari hubungan yang tejadi.

Analisis Lintas 12 Karakter Vegetatif, Generatif dan Komponen Buah Kelapa Odeska terhadap Karakter Berat Buah Utuh

Populasi kelapa Odeska sudah dievaluasi potensi produksinya, namun demikian untuk perbaikan genetiknya perlu dilakukan seleksi karakter-karakter yang berpengaruh langsung terhadap hasil terutama berat buah utuh. Menurut Patel et al. (2016), studi korelasi dan karakter-karakter kuantitatif adalah faktor-faktor yang sangat penting dalam melakukan seleksi genotipe-genotipe yang diinginkan untuk program pemuliaan di masa depan. Untuk sistimatika program pemuliaan terutama untuk mengem-bangkan tipe-tipe tanaman dengan potensi hasil tinggi, informasi tentang hubungan antar karakter yang berbeda merupakan prasyarat yang harus dipenuhi.

Hasil analisis sidik lintas tujuh karakter terhadap karakter BBU, hanya karakter berat biji (BB) yang berpengaruh langsung terhadap karakter berat buah utuh (BBU) dengan nilai koefisien lintas 0,53 (Tabel 3). Nilai sisaan sebesar 15,00% artinya nilai kesesuaian model sebesar 85,00%, nilai tergolong tinggi karena mencapai lebih dari 50%. Rohaeni dan Permadi (2012)

menyatakan bahwa nilai residu mendekati nilai 0 maka akan semakin efektif menjelaskan sebab akibat dari nilai korelasi dan karakter yang diamati semakin lengkap serta dapat menjelaskan dengan lengkap pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsungnya. Tidak terjadi pengaruh tidak langsung diantara ke tujuh karakter terhadap berat buah utuh (Gambar 1). Dengan demikian untuk perbaikan kelapa Odeska terutama untuk menaikkan bobot berat buah utuh, seleksi dapat langsung dilakukan melalui karakter berat biji.

Faiqon et al. (2017), menyatakan bahwa pendugaan parameter genetik pada komponen hasil untuk menentukan hasil dapat digunakan mengidentifikasi sifat-sifat yang dapat digunakan dalam seleksi tidak langsung untuk peningkatan hasil. Menurut Rachmawati et al. (2014), pengaruh langsung artinya suatu karakter memberikan pengaruh langsung terhadap hasil tanpa melalui karakter lainnya. Dilihat dari hasil ini, sangat dianjurkan untuk menggunakan karakter berat biji (BB) sebagai kriteria seleksi dalam memilih calon tetua untuk sumber benih pembangunan kebun induk kelapa Odeska.

Berdasarkan hasil analisis sidik lintas karakter-karakter yang diuji, karakter berat biji (BB) direkomendasikan untuk dimanfaatkan karena memiliki koefisien lintas yang sangat nyata dengan berat buah utuh. Dengan menaikkan nilai kriteria seleksi BB satu kali nilai standar

(6)

88

Tabel 3. Analisis lintas 11 karakter terhadap produksi daging buah kelapa Dalam Odeska.

Table 3. Path analysis of 11 characters to production of meat characters of Odesca tall coconut.

Karakter PL LEBU LPBU BB LEB LPB BBTA BD PT Residual LEBU 0,31 0,16 0,27 -0,09 -0,02 0,09 0,02 0,74 0,15 LPBU 0,23 0,21 0,32 -0,12 -0,02 0,09 0,01 0,74 0,15 BB 0,53 0,15 0,14 -0,18 -0,04 0,16 0,03 0,82 0,15 LEB -0,2 0,14 0,13 0,46 -0,04 0,15 0,03 0,69 0,15 LPB -0,04 0,12 0,13 0,48 -0,17 0,14 0,03 0,7 0,15 BBTA 0,17 0,16 0,12 0,51 -0,17 -0,04 0,03 0,8 0,15 BD 0,04 0,11 0,07 0,33 -0,13 -0,03 0,1 0,53 0,15 Keterangan : LEBU = lingkar equatorial buah utuh, LPBU = lingkar polar buah utuh, BB = berat biji, LEB = lingkar

equatorial biji, LPB = lingkar polar biji, BBTA = berat buah tanpa air, BD = berat daging

Note : LEBU = fruit equatorial circumference, LPBU =fruit polar circumference, BB = Weight of nut, LEB = nut equatorial circumference, LPB= fruit polar circumference,BBTA = weight of split nut, BD = weight of endosperm

Gambar 1. Diagram lintas tujuh karakter terhadap karakter berat buah utuh kelapa Dalam Odeska.

Figure 1. Path diagram of seven characters to weight of fruit of Odeska tall coconut.

deviasinya dari 1.320,0 g menjadi 1.562,89 g, berat buah utuh diharapkan akan meningkat sebesar satu kali nilai korelasinya, yaitu dari berat semula 2083 g menjadi 3.186,99 g.

KESIMPULAN

Analisis korelasi antar 12 karakter morfologi kelapa Dalam Odeska Lobu menghasilkan 31 hubungan positif nyata antar karakter, sebagian besar adalah hubungan antar sembilan karakter komponen buah, dan tidak terdapat hubungan dengan karakter jumlah buah. Hasil analisis sidik lintas diperoleh karakter berat biji yang berpengaruh langsung terhadap berat buah utuh. Karakter berat biji dapat dimanfaatkan sebagai

kriteria seleksi untuk meningkatkan produktivitas kelapa Dalam Odeska Lobu.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih disampaikan kepada petani kelapa di Desa Lobu, Minahasa Tenggara dan teknisi yang turut membantu dalam kegiatan pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Almeida W.S., F.R.B. Fernandez, and E.M.T. Bertini. 2014. Correlation and path analysis in components of grain yield of cowpea

-0,02 -0,02 -0,12 0,02 0,01 0,09 -0,04 -0,02 -0,18 -0,04 0,17 -0,20 0,53 0,23 0,31 0,15 0,04 0,16 0,27 0,31 0,32 0,14 0,03 0,03 -0,09 0,09 0,03 0,03 0,15

(7)

89

genotypes. Revista Cincia Agronomica 45 (4): 726-736.

Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara. 2019. Luas tanaman kelapa perkebunan rakyat menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara tahun 2015-2016.

Balla M.Y., and S.E Ibrahim. 2017. Genotype correlation and path coefficient analysis of Soybean (Glycine max (L.)Merr.)for yield and its components. Agriculture Research and Technology 7(3): 001-006.

Behera M., S.P. Monalisa, D.N. Bastia, and C.C. Kulkarni. 2017. Correlation and path analysis studies in aerobic rice. International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences 6(8):2851-2856.

Beksisa L., A. Ayano, and T. Benti. 2017. Correlation and path coefficient analysis for yield and yield components in some Ethiopian accessions of Arabica Coffee. International Journal of Plant Breeding and Crops Science 4(2) : 178-186.

Bitew J.M., F. Mekbib, and A. Assefa. 2018. Coefficient correlation and path analysis among yield and yield related traits in upland rice (Oryza sativa L. and Oryza

glaberrima Steud) in Northwestern Ethiopia.

International Journal of Plant Breeding and Crop Science 5(3) : 429-436.

Crevelari J.A., N.N.L. Duraes, L.C.R. Bendia, J.C.F. Veltorazzi, C.C. Entringer, J.A. Ferreira Junior, and M.G. Perereira. 2018. Correlation between agronomic traits and path analysis for silage production in maize hybrids. Bragantia, Compinas 72(2): 243-252.2018. De Mendiburu F . 2019. Agricolae Tutorial

(Version 1.3-0). Uni Versidad Nacional de Ingeria. Lima: Peru

Efendi R., M. Aqil, A.T. Makalau, dan M. Azrai. 2016. Sidik lintas dalam penentuan karakter seleksi jagung toleran cekaman kekeringan. Informasi Pertanian 25(2): 171-180

Faiqon M.M., Supriyanta, dan R.A. Wulandari.

2017. Pendugaan parameter genetic

komponen hasil untuk seleksi tidak langsung tanaman padi (Oryza sativa L.) berdaya hasil tinggi. Vegetalika 6(2): 14-24 Harishchand R., M.R. Khan, V.P. Pandey, and D.K.

Dwivedi. 2017. Correlation coefficient and path analysis in Coriander (Coriandrum

sativum L.) genotypes. International Journal

of Current Microbiology and Applied Science 6(6): 418-422

Kartina N., B.P. Wibowo, I.A. Rumanti, dan Satoto. 2017. Korelasi hasil gabah dan komponen

hasil padi hibrida. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 1(1): 11-19.

Kaur I., R. Singh, and D. Singh. 2017. Correlation and path coefficient analysis for yield components and quality traits in radish (Raphanus sativus L.). Agriculture Research Journal 54(4): 484-489.

Krualee S., S. Sdoodee, T. Eksomtramage, and V. Sereeprasert. 2013. Correlation and path analysis of palm oil yield components in oil palm (Elaeis guineensis Jacq). Kasetsart Journal National Science 47: 528 – 533. Madeni J.P.N., D.G. Msuya, S.O.W.M. Reuben, and

P.A.L. Masawe. 2017. A correlation and path-coefficient analysis of yield and selected yield components of cashew hybrids in Tanzania. Research Journal of Agriculture and Forestry Sciences 5(4): 16-22.

Miftahorrachman, W. Sukmawati, dan Novarianto H. 2017. Correlation and path coefficient analysis of kopyor dwarf coconut (Cocos

nucifera L.). CORD 33(1): 1-15.

Patel U.V., V.K. Parmar, P.B. Patel, and A.V Malviya. 2016. Correlation and path analysis study in cowpea (Vigna unguiculata (L.) WALP).International Journal of Science, Environment and Technology 5(6): 3.897-3.904.

Prabowo H., D.W. Djoar, dan Pardjanto. 2014. Korelasi sifat-sifat agronomis dengan hasil dan kandungan antosianin padi beras merah. Agrosains 16(2): 49-54.

Rachmawati R.Y., Kuswanto, dan S.L

Purnamaningsih. 2014. Uji keseragaman dan analisa sidik lintas antara karakter agronomis degan hasil pada tujuh genotipe padi hibrida Japonica. Jurnal Produksi Tanaman 2(4): 292-300.

Rohaeni WR, dan K. Permadi. 2012. Analisis sidik lintas beberapa karakter komponen hasil terhadap daya hasil padi sawah pada aplikasi agrisimba. Agrotrop 2(2): 185-190. Santos G.A., P.A. Batugal, A. Othman, L. Baudoin,

and J.P. Labounise. 1996. Manual on Standardized Research Techniques on Coconut Breeding. IPGRI-COGENT

Shweta, H.H. Basavarajappa, D. Satish, R.C. Jagadeesha, C.N. Hanachinmani, and A.M. Dileepkumar. 2018. Genetic correlation and path coefficient analysis in chilli (Capsicum

annum L.) genotypes for growth and yield

contributing traits. Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry 7(2): 1312-1315

(8)

90

Singh R.K., and B.D. Chauday. 1977. Biometrical methods in quantitative genetic analysis. Kalyani Publishers, New Delhi. Ludhiana. P.30.

Sowmiya C.A., and M. Venkatesan. 2017. Studies on correlation and path coefficient analysis in rice (Oryza sativa L.). International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences 6(9): 1757-1763.

Sukmawati M., S. Goniwala, dan

Miftahorrachman. 2016. Sidik lintas karakter komponen buah kelapa Dalam Pondolili. Buletin Palma 17(2): 147-154.

Yadav T.C., R.S. Meena, and L. Dhakar. 2018. Genetic variability analysis in Fenugreek (Trigonella foenum-gaecum L.) genotypes.

International Journal of Current

Microbiology and Applied Sciences 7(10): 2998-3003.

Weldemichael G., S. Alamerew, and T. Kufa. 2017. Genetic variability, heritability, and genetic advance for quantitative traits in coffee (Coffee Arabica L.) accessions in Ethiopia. African Journal of Agricultural Research 12 (2): 1824-1831.

Gambar

Gambar 1.  Diagram lintas tujuh karakter terhadap karakter berat buah utuh kelapa Dalam Odeska

Referensi

Dokumen terkait

c. Bagaimana upaya hukum yang dapat dilakukan oleh notaris terhadap putusan Majelis Pengawas Daerah yang telah menyetujui notaris untuk diperiksa oleh polisi.

Dengan me nerapkan hukum-hukum pemikiran yang lurus, tepat dan sehat, yang kita masuk kan ke dalam lapangan logika sebagai suatu ke cakapan maka suatu cara berpikir atau hasil

bahan sasaran titanium oksida alam me- miliki karakteristik fisiko-kimia yang cukup baik untuk digunakan dalam pengembangan radiofarmaka sebagai sediaan radioterapi.

Pada awal setelah aplikasi strangulasi dan BAP, diameter batang tanaman masih memiliki ukuran yang tidak berbeda antar perlakuan namun pada 14 MSP terdapat perbedaan

[r]

Rasa terima kasih juga ingin penulis sampaikan kepada I Gede Oeinada, S.S., M.Hum., yang telah member banyak ilmu tentang penerjemahan pada saat perkuliahan sehingga

dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada.

mengukur gerak bintang dalam sistem bintang ganda dan menggunakan Hukum Kepler untuk me- nentukan temperatur dari orbit