BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Pelaksanaan Tindakan 3.1.1. Kondisi Awal/ Pra Siklus
Berdasarkan pengamatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Tunggulrejo pada awal semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013, banyak siswa yang kurang aktif, tidak memperhatikan pada waktu proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pembelajaran masih dilakukan secara konvensional dan didominasi oleh metode ceramah.Setelah dilaksanakan tes formatif dan dianalisis hasilnya sebagaimana disajikan dalam tabel dan gambar sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil evaluasi pra siklus
No Nilai Jumlah siswa
1 2 3 4 5 6 50 60 70 80 90 100 4 6 5 3 1 0 Jumlah 19 16
Gambar 4.1 Grafik Diagram batang Hasil evaluasi Pra Siklus
Dari data tabel dan grafik 1 diatas terbaca bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 50 sedangkan yang tertinggi adalah 90.Data nilai perolehan siswa tersaji dalam 6 rentang nilai, dengan asumsi nilai : nilai 50 ada 4 siswa, nilai 60 ada 6 siswa, nilai 70 ada 5 siswa, nilai 80 ada 3 siswa, nilai 90ada 1 siswa, nilai 100 tidak ada. Daftar nilai hasil pembelajaran pra siklus I dan siklus I terlampir (lampiran 5)
4.1.2. Deskripsi pembelajaran siklus I 1) Rencana Tindakan
Perencanaan pembelajaran, peneliti mencari permasalahan yang ditemukan pada kondisi awal. Mengadakan refleksi atas pembelajaran yang dilaksanakan, kemudian mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang akan dilaksanakan. Peneliti juga merancang sarana dan prasarana pembelajaran, yaitu percobaan penguapan dan penyubliman. Dalam rencana perbaikan pembelajaran disusun lembar observasi/ pengamatan bagi pengamat. Data selengkapnya terlampir (lampiran 2).
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin, 5 November 2012.Materi yang diajarkan adalah Perubahan wujud benda yang diselingi dengan tanya jawab dan percobaan langsung sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran siklus 1.
Proses pembelajaran dilaksanakan secara bertahap yang diawali dengan eksperimen dan diakhiri dengan mengulas kegiatan. Hasil pembelajaran dianalisis untuk, menetukan apakah upaya perbaikan pembelajaran tersebut berhasil atau tidak. Sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran peneliti telah melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah dilaksanakan tanpa menggunakan percobaan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan siklus 1, pembelajaran diawali dengan menyiapkan kondisi kelas. Guru melaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun.
Pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi,memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti guru membentuk kelompok, membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok serta menjelaskan petunjuk mengerjakan lembar kerja. Proses penerapan metode eksperimen yang dilaksanakan oleh guru ternyata belum mampu mengefektifkan kegiatan belajar siswa.
Guru membagikan lembar kerja siswa untuk mengaktifkan kegiatan belajar dalam kelompok. Siswa secara berkelompok mengadakan kegiatan eksperimen dengan memanfaatkan LKS dan benda-benda yang telah disediakan. Kerjasama dalam kelompok kurang terjalin dengan baik karena masih terdapat anggota kelompok yang pasif atau bahkan cenderung bekerja sendiri, tetapi kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa berlangsung lebih aktif. Selain itu aspek pengelolaan waktu cenderung lebih lama dari alokasi waktu yang ditentukan sehingga menyebabkan kegiatan presentasi kelompok hanya mampu menampilkan beberapa kelompok saja.
Pada kegiatan akhir pertemuan, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan melaksanakan penilaian tertulis kepada siswa secara individu. Dari
analisis hasil tes formatif pada pertemuan ini guru selanjutnya memberikan tindak lanjut kepada siswa agar mengulangi percobaan-percobaan yang telah dilakukan di kelas. 3). Hasil Tindakan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dibantu oleh teman sejawat Siti Kasmini,S.Pd yang merupakan guru kelas VI di SD Negeri 3 Tunggulrejo. Hal-hal yang diamati meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa serta hasil belajar siswa. Pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa hasilnya berupa data kualitatif yaitu lembar pengamatan. Sedangkan data kuantitatif berupa penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru baik selama proses pembelajaran maupun kegiatan akhir. Siklus 1 dilaksanakan dalam dua pertemuan. pada pertemuan ke 2 dilaksanakan penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil dari evaluasi pada akhir siklus I mengalami peningkatan. Data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil evaluasi siklus 1
No Nilai Jumlah siswa
1 2 3 4 5 6 50 60 70 80 90 100 0 2 4 12 1 0 Jumlah 19
Gambar 4.2 Grafik Diagram batang Hasil evaluasi Siklus 1
Pada perbaikan pembelajaran siklus I perolehan nilai terendah siswa adalah 60 dan tertinggi adalah 90. Penyajian data nilai perolehan siswa tersaji dalam 6 rentang nilai, dengan asumsi nilai: rentang nilai 50 tidak ada, nilai 60 ada 2 siswa, nilai 70 ada 4 siswa, nilai 80 ada 12 siswa, nilai 90 ada 1 siswa, nilai 100 tidak ada . Daftar perolehan nilai hasil pembelajaran pra siklus dan siklus I terlampir (lampiran 5)
4). Data tentang Observasi /pengamatan
Berdasarkan dari observasi/pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh temuan sebagai berikut:
1.Guru masih mendominasi pembelajaran. 2.Siswa sudah cukup aktif tapi belum maksimal. 3. Baru beberapa anak yang dapat menyelesaikan tugas. 4. Secara individu, siswa lebih tertarik dalam melaksanakan tugas yang diberikan tapi
belum semua anak merasa tertarik. 5. Dengan menggunakan metode eksperimen kemampuan siswa dalam memahami
Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa ini selanjutnya menjadi bahan untuk refleksi dan perencanaan tindakan pada siklus 2.
5). Data tentang Refleksi
Dari pengamatan tabel dan gambar 4.1 dan 4.2 terdapat perbedaan pergerakan batang yang merupakan bentuk perolehan nilai siswa. Grafik tersebut sudah menunjukan nilai tes formatif siswa meningkat. Tetapi hasilnya kurang memuaskan. Pada umumnya siswa belum mampu memahami perubahan wujud benda dengan benar. Hal ini disebabkan oleh: 1) Siswa masih merasa asing dengan eksperimen, sehingga pada waktu percobaan pertama kali diterapkan perhatian siswa tertuju pada pecobaan bukan pada materi yang diberikan oleh guru. 2) Guru tidak membatasi waktu mengerjakan soal yang sudah dibagikan pada siswa.
Karena hasilnya belum memuaskan sehingga peneliti mengambil tindakan untuk mengadakan perbaikan pembelajaran melalui siklus II. Dan akan melakukan usaha memfokuskan perhatian siswa pada materi perubahan wujud benda. Kecuali itu guru akan membatasi waktu pengerjaan soal sehingga siswa tidak hanya sibuk bermain. 4.1.3. Deskripsi pembelajaran siklus II
1). Rencana Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan berdasarkan dari hasil refleksi yang peneliti laksanakan pada siklus I. Untuk mencapai 80% ketuntasan belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada materi perubahan wujud benda siswa kelas IV SD Negeri 3 Tunggulrejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012/2013 peneliti berupaya melakukan pembelajaran melalui siklus II dengan mengoptimalkan metode eksperimen dan media pembelajaran.
Dalam tahap perencanaan ini, merancang sarana dan prasarana. Juga membuat lembar observasi/pengamatan bagi pengamat. Data lengkapnya terlampir di lampiran 10.
2). Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan pada siklus II, guru mengawali pembelajaran dengan menyiapkan kondisi kelas, melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi, memotivasi siswa dengan memberikan pujian terhadap hasil pencapaian hasil belajar siklus I. Selain itu untuk mengurangi verbalisme guru melaksanakan percobaan agar siswa lebih antusias dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti pembelajaran diawali dengan penjelasan materi oleh guru, membentuk kelompok-kelompok kecil di kelas, membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok serta menjelaskan petunjuk mengerjakan lembar kerja. Siswa dapat terkondisi dengan baik saat pembentukan kelompok. Pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus 2 ini, siswa dapat bekerja dalam kelompok. Kerjasama lebih terlihat dalam pembagian tugas kelompok maupun dalam menyelesaikan lembar kerja.
Proses penerapan metode inkuiri yang dilaksanakan oleh guru telah mampu membangkitkan minat belajar dan keaktifan siswa. Interaksi di kelas lebih komunikatif melalui bimbingan yang dilaksanakan guru ditiap kelompok. Terlebih lagi pemanfaatan benda konkret telah mampu dioptimalkan oleh siswa dengan bimbingan guru.
Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan melaksanakan penilaian tertulis kepada siswa dengan membagikan soal. Dari analisis hasil tes formatif pada pertemuan 2 ini guru selanjutnya memberikan tindak lanjut kepada siswa dengan meminta siswa untuk tetap belajar materi pelajaran berikutnya.
3). Hasil Tindakan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dibantu oleh teman sejawat Siti Kasmini,S.Pd yang merupakan guru kelas VI di SD Negeri 3 Tunggulrejo. Hal-hal yang diamati meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa serta hasil belajar siswa. Pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa hasilnya berupa data kualitatif yaitu lembar pengamatan. Sedangkan data kuantitatif berupa penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru baik selama proses pembelajaran maupun kegiatan akhir. Siklus 2 dilaksanakan dalam dua pertemuan. pada pertemuan ke 2
dilaksanakan penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa. Analisis hasil belajar siswa pada disajikan dalam di bawah ini :
Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus II
No Nilai Jumlah siswa
1 2 3 4 5 6 50 60 70 80 90 100 0 0 3 14 2 0 Jumlah 19 Gambar 4.3 Grafik Diagram batang Hasil evaluasi Siklus II
Dari tabel dan gambar diatas terlihat bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 70, sedangkan nilai tertinggi 90. Data perolehan nilai hasil evaluasi tersaji dalam 6 kelas interval sebagai berikut :
1. Nilai 50
Siswa yang memperoleh nilai pada rentang nilai ini tidak ada 2. Nilai 60
Siswa yang memperoleh nilai pada rentang nilai ini tidak ada 3. Nilai 70
Siswa yang memperoleh nilai pada rentang nilai ini ada 3 siswa 4. Nilai 80
Siswa yang memperoleh nilai pada rentang nilai ini ada14 siswa 5. Nilai 90
Siswa yang memperoleh nilai pada rentang nilai ini ada 2 siswa 6. Nilai 100
Siswa yang memperoleh nilai pada rentang nilai ini tidak ada
Pada gambar terlihat perbedaan yang sangat mencolok pergerakan pada batang kelas interval pertama, kedua dan ketiga. Pergerakan batang pada grafik naik dari kelas interval terendah ke kelas interval tertinggi. Keadaan ini menggambarkan adanya peningkatan hasil belajar pada perbaikan pembelajaran Siklus II.
4). Data tentang Observasi /pengamatan
Berdasarkan dari hasil observasi / pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa guru telah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan yang direncanakan. Pada perbaikan pembelajaran siklus II ini guru sudah bisa mengoptimalkan metode dan media pembelajaran, sehinnga siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran materi perubahan bentuk benda.Hasil dari kegiatan ini siswa sudah terlihat aktif dan sudah berani bertanya bila mengalami kesulitan. Hasil observasi/pengamatan siklus II ini dapat dilihat pada lembar observasi/pengamatan terlampir pada lampiran 14 dan 15.
5). Data tentang refleksi
Sampai pada perbaikan siklus II yaitu dengan upaya lebih memfokuskan perhatian siswa pada materi dan pemberian batas waktu pengerjaan soal telah mampu mengantarkan pada persentase 84%. Ini artinya masih ada 16% lagi yang masih
memerlukan perbaikan Dan ini berarti batas ketuntasan belajar Ilmu Pengetahuan Alam tentang perubahan wujud benda yaitu 80% sudah tercapai. Dengan pertimbangan tersebut dan beberapa hal maka tidak dilakukan perbaikan pembelajaran selanjutnya. Lebih lanjut 16% dari 19 siswa dalam satu kelas atau 3 orang siswa dalam satu kelas yang belum tuntas ini akan dibahas pada pembahasan tiap siklus.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen, dapat meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan alam pada siswa Kelas IV semester 1 Tahun Pelajaran 2012 / 2013. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut :
4.2.1. Pra siklus 1) Hasil Belajar
Dari data kondisi awal menunjukkan bahwa hasil evaluasi pembelajaran sebelum penerapan metode eksperimen, dapat diketahui dari 19 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 4 siswa (21%) mampu mencapai KKM (75 ) dan 15 siswa (79%) masih berada dibawah KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah 50.dan rata-rata nilai 65,26.
2) Proses Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan hasil belajar, siswa kelas IV SD Negeri 3 Tunggulrejo pada semester 1 Tahun pelajaran 2012 / 2013, banyak siswa yang kurang aktif, tidak memperhatikan saat pelajaran dan malas dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pembelajaran yang dilakukan masih dilakukan secara konvensional dan didominasi oleh metode ceramah. Siswa kurang terbiasa untuk memanfaatkan alat peraga dan bekerja sama dalam kelompok.
4.2.2. Siklus 1
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I, berupa hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut:
1) Hasil Belajar
Hasil tes dari siklus I, dari 19 siswa kelas IV yang mengikuti penilaian, siswa yang tuntas pada siklus 1 adalah 6 siswa (32%). Sedangkan 13 siswa (68%) yang belum tuntas KKM. Nilai tertinggi siswa 90, meskipun masih ada nilai terendah 60. Nilai rata-rata juga terjadi peningkatan pada siklus 1, dari 65,26 menjadi 76,31. Peningkatan ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah dari 26% menjadi 68% atau sebesar 42%. Nilai rata-rata kelas memenuhi indikator kinerja yaitu 75, pencapaian ketuntasan belajar belum memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan. Ketuntasan belajar masih dibawah indikator kinerja (<80%) karena baru mencapai 68%.
Siswa yang belum tuntas sebanyak 13 anak diberikan tindak lanjut berupa program remedial. Nilai remedial tersebut digunakan untuk memperbaiki nilai tes formatif sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal.
2) Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus 1 sudah ada perubahan. Terlihat bahwa pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru terlihat bahwa siswa cukup antusias dengan kegiatan pembelajaran, siswa tidak lagi meminta untuk segera istirahat seperti pelajaran biasanya, siswa kurang kreatif untuk menggunakan alat peraga seolah-olah takut melakukan kegiatan di luar instruksi guru, pembelajaran sudah lebih komunikatif, siswa sudah berani menyampaikan pendapatnya, Kerjasama dalam kelompok belum terlihat, siswa yang merasa pandai mendominasi kegiatan kelompok
Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Prasiklus dan siklus I
No Ketuntasan
Pra siklus Siklus I
Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 4 21% 13 68%
2 Belum
Tuntas 15 79% 6 32%
4.2.3. Siklus II
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II, berupa hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut:
1) Hasil Belajar
Hasil tes dari siklus II, dari 19 siswa kelas IV yang mengikuti penilaian, siswa yang tuntas pada siklus II adalah 16 siswa (84%). Sedangkan 3 siswa (16%) yang belum tuntas KKM. Nilai tertinggi siswa 100, meskipun masih ada nilai terendah 70. Nilai rata-rata juga terjadi peningkatan pada siklus II, dari 76,31 menjadi 79,47. Peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II adalah dari 76% menjadi 79% atau sebesar 3%. Nilai rata-rata kelas memenuhi indikator kinerja yaitu 75, pencapaian ketuntasan belajar sudah memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu 80%.
Terhadap 3 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal diberikan program remedial. Nilai dari remedial tersebut digunakan untuk memperbaiki nilai tes formatif setara dengan standar nilai kriteria ketuntasan minimal.
2) Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan adanya perubahan. Hal ini terlihat bahwa siswa antusias dan bersemangat dalam mengikuti penjelasan materi dari guru, siswa sudah aktif dalam menggunakan alat peraga, siswa sering melakukan tanya jawab dengan guru baik secara kelompok maupun individu, keberanian siswa dalam berpendapat lebih meningkat dibandingkan siklus 1, kerjasama sudah lebih aktif, siswa berdiskusi dengan anggota dalam kelompok maupun antar kelompok, siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dengan baik, banyak yang aktif menggunakan alat peraga dan tanya jawab baik dalam kelompok maupun dengan guru. Siswa sudah banyak yang berpendapat, Kerjasama sudah lebih aktif, siswa berdiskusi dengan anggota dalam kelompok maupun antar kelompok
Hal ini dikarenakan guru telah banyak memberikan motivasi kepada siswa. Baik dalam mengungkapkan pendapat maupun ketika akan memanfaatkan alat peraga. Guru telah merata dalam memberikan bimbingan, sehingga interaksi guru dan siswa dapat tercipta dengan baik. Penguatan yang diberikan guru bagi siswa yang menjadi perwakilan kelompok berdampak pada peningkatan motivasi bagi siswa yang lain sehingga ada indikasi siswa yang belum mendapat giliran untuk tampil berusaha untuk tampil ke depan kelas.
Hasil belajar antara siklus 1 dengan siklus 2 ada peningkatan secara signifikan, dengan indikator peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dan peningkatan nilai rata-rata kelas. Dari hasil tes akhir siklus 2 ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus 1.
Data peningkatan ketuntasan belajar siswa seperti diuraikan di atas dapat disajikan dalam tabel dan gambar di bawah ini.
Tabel 4.5 Persentase Ketuntasan Belajar siklus I dan siklus II
No Ketuntasan Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % 1 Tuntas 13 68% 16 84% 2 Belum Tuntas 6 32% 3 16% 4.3. Hasil Tindakan
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas IV SD Negeri 3 Tunggulrejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Semester 1 Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
Peningkatan hasil evaluasi belajar mulai dari pembelajaran pra siklus sampai pada pembelajaran siklus II,dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Hasil evaluasi pra siklus
a. Rata – rata nilai : 65,26
b. Siswa yang tuntas : 4
c. Siswa yang belum tuntas : 15
d. Prosentase ketuntasan : 21%
2. Hasil evaluasi siklus I
e. Rata – rata nilai : 76,31
f. Siswa yang tuntas : 13
g. Siswa yang belum tuntas : 6
h. Prosentase ketuntasan : 68%
3. Hasil evaluasi siklus II
i. Rata – rata nilai : 79,47
k. Siswa yang belum tuntas : 3
l. Prosentase ketuntasan : 84%
Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti melalui metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Data peningkatan ketuntasan belajar siswa seperti diuraikan di atas dapat disajikan dalam tabel dan gambar di bawah ini.
Tabel 4.6 Persentase Ketuntasan Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan
Pra siklus Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 4 21% 13 68% 16 84%
2 Belum
Tuntas 15 79% 6 32% 3 16%
Gambar 4.6 Grafik Diagram batang Hasil evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Secara kronologis, gambar 4.6 menggambarkan peningkatan yang terus terjadi sejak siklus I sampai siklus II. Pada pembelajaran pra siklus siswa yang tuntas hanya 4 dan yang belum tuntas ada15 siswa. Pada pembelajaran siklus I siswa yang tuntas mencapai 13 siswa dan yang belum tuntas ada 6 siswa, dan pada pembelajaran siklus II siswa yang tuntas mencapai 16 siswa, sedang yang belum tuntas ada 3 siswa.
Pengamatan terhadap hasil belajar dan pengamatan terhadap proses pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan alam di kelas IV Semester 1 SD Negeri 3 Tunggulrejo Tahun Pelajaran 2012 / 2013. Terbukti nilai rata-rata kelas pada pra siklus 65,26 dengan ketuntasan belajar 21 % pada siklus I menjadi 76,31 dengan ketuntasan 68% dan pada siklus II menjadi 79,47 dengan 84% tuntas. Dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti telah dapat dibuktikan kebenarannya.