• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Imam Nahrawi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Imam Nahrawi"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LK) merupakan media akuntabilitas yang merinci pertanggung jawaban sebagai amanah yang diemban organisasi dan tanggung jawab pemakaian sumber daya untuk menjalankan misi organisasi. Disamping itu, informasi perihal pengelolaan kegiatan dan sasaran organisasi diuraikan dalam rangka pencapaian visi dan misinya.

Laporan Kinerja Kementerian Pemuda dan Olahraga merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Kementerian Pemuda dan Olahraga pada Tahun Anggaran 2015. Penyusunan LK Kementerian Pemuda dan Olahraga mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Tahun 2015 Kementerian Pemuda dan Olahraga telah berhasil melaksanakan misi yang diemban dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan Kementerian ini diukur berdasarkan pencapaian strategis dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, pada berbagai perspektif balanced score card. Secara umum, selama tahun 2015 ada beberapa kinerja yang telah dicapai oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Akhir kata, semoga laporan kinerja ini dapat memenuhi harapan lebih baik dari laporan kinerja sebelumnya dan sebagai pertanggungjawaban kami kepada masyarakat atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah ditetapkan dan sebagai pendorong peningkatan kinerja organisasi Kementerian Pemuda dan Olahraga;

Jakarta, Februari 2016

Menteri Pemuda dan Olahraga

(3)

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2015 memberikan gambaran mengenai keberhasilan dan kendala yang terjadi dalam pencapaian sasaran/kinerja untuk kurun waktu satu tahun yaitu pada tahun 2015 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis 2015-2019, Rencana Kinerja Pemerintah Tahun 2015 dan Penetapan Kinerja Kementerian Pemuda dan Olahraga (PK Kemenpora) Tahun 2015 beserta realisasinya.

Penjabaran Laporan Kinerja merupakan media bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh

stakeholders atau seluruh masyarakat dan jendela informasi bagi Kementerian

Pemuda dan Olahraga dalam rangka perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Sesuai Penetapan Kinerja tahun 2015, Rencana Kinerja Pemerintah tahun 2015, Renstra Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan, Kementerian Pemuda dan Olahraga telah menetapkan 3 (tiga) sasaran strategis (outcome) yang diambil dari masing-masing sasaran strategis peta strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kunci utama yang sangat menentukan atas keberhasilan capaian ini adalah adanya komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh aparatur Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk memfokuskan pemanfaatan sumber daya dan anggaran dalam melaksanakan program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja 2015. Capaian kinerja tersebut memberikan pelajaran yang sangat berharga guna meningkatkan kinerja di tahun mendatang.

Pelaksanaan kegiatan di Kementerian Pemuda dan Olahraga pada tahun 2015 secara garis besar, telah berhasil sesuai dengan tugas pokok, fungsi, visi dan misi yang diembannya dalam pencapaian sasaran strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2015. Hal tersebut tercermin dari keberhasilan pencapaian sasaran strategis outcome dan strategic driver (business process) serta intangible asset and

resources yang merupakan dampak dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Kemenpora yang selanjutnya akan lebih rinci diuraikan dalam dokumen Laporan Kinerja Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2015.

(4)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. TUGAS DAN WEWENANG ... 4

C. STRUKTUR ORGANISASI ... 4

D. DASAR HUKUM ... 6

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN ... 7

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 8

A. RENCANA STRATEGIS ... 8

B. MISI KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA ... 10

C. RENCANA KINERJA ... 16

D. PENGUKURAN KINERJA ... 17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 21

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ... 21

B. EVALUASI DAN CAPAIAN ANALISIS KINERJA ... 25

C. PAGU DAN REALISASI ANGGARAN ... 75

D. REVIEW INSPEKTORAT ... 79

BAB IV PENUTUP ... 80

A. KESIMPULAN ... 80

B. TINDAK LANJUT TERHADAP REKOMENDASI EVALUASI KINERJA KEMENPORA TAHUN 2015 ... 82

(5)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penetapan Kinerja Kemenpora ... 20

Tabel 2 Pengukuran nilai Renja ... 22

Tabel 3 Tabel Realisasi fasilitasi peningkatan wawasan kebangsaan, perdamaian, dan lingkungan hidup bagi pemuda ... 26

Tabel 4 Tabel Realisasi fasilitasi peningkatan wawasan kebangsaan, perdamaian, dan lingkungan hidup bagi pemuda ... 28

Tabel 5 Tabel Realisasi fasilitasi Pengembangan kewirausahaan pemuda... 31

Tabel 6 Tabel Realisasi fasilitasi Pengembangan kepeloporan pemuda ... 32

Tabel 7 Tabel Realisasi fasilitasi Pengembangan kepeloporan pemuda ... 34

Tabel 8 fasilitasi peningkatan kapasitas pemuda di bidang iptek dan imtaq ... 37

Tabel 9 fasilitasi peningkatan kapasitas pemuda di bidang seni, budaya, dan industri kreatif ... 39

Tabel 10 fasilitasi pendidikan kepanduan ... 41

Tabel 11 posisi papan atas pada kejuaraan South East Asia (SEA) Games dan ASEAN Para Games 2015 ... 44

Tabel 12 fasilitasi pembinaan cabang olahraga unggulan ... 45

Tabel 13 upaya pembibitan dan Pengembangan prestasi olahraga secara sistematik ... 46

Tabel 14 persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga menjadi 35 persen pada tahun 2019 ... 47

Tabel 15 partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga ... 48

Tabel 16 partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga ... 51

Tabel 17 jumlah komunitas-komunitas olahraga di berbagai level ... 52

Tabel 18 sinergi dan koordinasi lintas sektor dalam pelayanan kepemudaan ... 53

Tabel 19 sinergi dan koordinasi lintas sektor dalam pembinaan, Pengembangan dan penyelenggaraan keolahragaan ... 54

Tabel 20 sinergi dan koordinasi lintas sektor dalam pendidikan kepramukaan ... 55

Tabel 21 harmonisasi kemitraan di bidang kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan dengan stakeholder, ... 56

Tabel 22 efektifitas promosi dan penghargaan kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan ... 58

Tabel 23 Perolehan Kontingen Indonesia event SOINA Tahun 2015 di Los Angeles ... 59

Tabel 24 kualitas pelayanan di bidang kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan secara prima 60 Tabel 25 efektifitas sarana dan prasarana kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan ... 61

Tabel 26 perumusan naskah kebijakan bidang kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan ... 63

Tabel 27 pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan bidang kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan ... 66

Tabel 28 Audit atas pengawasan pelaksanaan program dan kegiatan ... 66

Tabel 29 tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan ... 67

Tabel 30 jumlah pegawai yang memenuhi kualifikasi standar kompetensi minimal ... 68

Tabel 31 kelembagaan organisasi ... 70

Tabel 32 layanan data dan informasi yang cepat dan akurat ... 70

Tabel 33 Realisasi anggaran yang sesuai antara perencanaan dan pelaksanaan ... 74

Tabel 34 keuangan Kemenpora mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK ... 74

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Kemenpora ... 6

Gambar 2 Peta Strategi Kementerian Pemuda dan Olahraga ... 18

Gambar 3 Sasaran Strategis Outcome ... 21

Gambar 4 Peta Strategi Kemenpora ... 23

Gambar 5 grafik pagu anggaran ... 76

Gambar 6 grafik serapan anggaran ... 76

Gambar 8 realisai anggaran ... 77

Gambar 7 pagu Anggaran dan Realisasi per Eselon I Kemenpora Tahun 2015 ... 77

Gambar 9 diagram realisasi anggaran ... 78

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kementerian Pemuda dan Olahraga melaksanakan urusan pemerintahan untuk membangun, mengembangkan, dan meningkatkan peran kepemudaan dan keolahragaan dalam rangka pembangunan nasional di bidang pemuda dan olahraga dengan sasaran untuk meneguhkan kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial sebagaimana tertuang dalam RPJMN tahun 2015-2019 antara lain adalah untuk: (i) meningkatkan pembangunan karakter, jiwa patriotisme, budaya prestasi, dan profesionalisme pemuda, (ii) meningkatkan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, terutama di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama, serta (iii) meningkatkan budaya dan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional.

Pembangunan pemuda memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan mengamanatkan bahwa pembangunan kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kewirausahaan, kepeloporan dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sehingga pemuda mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis sehingga perlu dikembangkan potensi dan perannya melalui upaya pelayanan kepemudaan yang berfungsi melaksanakan penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan sebagai bagian dari pembangunan nasional.

Berbagai upaya pelayanan kepemudaan yang telah dilakukan oleh Kemenpora di tahun 2015 untuk memperkokoh karakter dan jati diri pemuda, serta meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam pembangunan antara lain adalah: (i) penyadaran kader pemuda, yaitu fasilitasi peningkatan wawasan kebangsaan, perdamaian, dan lingkungan hidup, serta fasilitasi peningkatan pendidikan kepramukaan, (ii) pemberdayaan kader pemuda, yaitu: (a) fasilitasi peningkatan

(8)

2

kapasitas di bidang iptek, imtaq, seni dan budaya, (b) fasilitasi pemberdayaan organisasi kepemudaan, serta (iii) pengembangan potensi kader pemuda, yaitu: (a) fasilitasi pelatihan Ketahanan Nasional Pemuda (Tannasda), (b) fasilitasi pelatihan kepemimpinan pemuda, (c) fasilitasi Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3), (d) fasilitasi pelatihan kewirausahaan pemuda. Adapun tantangan pembangunan pemuda ke depan yang harus kita hadapi antara lain: (i) memperkuat karakter dan jati diri pemuda di era globalisasi, (ii) meningkatkan peran aktif dan daya saing pemuda untuk menghadapi peluang bonus demografi dan

ASEAN Economic Community 2015, serta (iii) meningkatkan peran organisasi

kepemudaan dalam pengembangan kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional mengamanatkan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa melalui keolahragaan merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia secara jasmaniah, rohaniah, dan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, sejahtera, dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan olahraga merupakan salah satu pilar untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh yang dapat mendukung produktivitas sumber daya manusia. Di samping itu olahraga dapat pula membangun karakter dan jati diri bangsa melalui nilai-nilai sportivitas, disiplin, dinamis, dan etos kerja keras. Prestasi olahraga dapat mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa di mata dunia, mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, dan memperkukuh ketahanan nasional.

Berbagai upaya yang telah dilaksanakan oleh Kemenpora di tahun 2015 dalam rangka mendukung peningkatan prestasi olahraga, antara lain adalah: (i) peningkatan mutu tenaga keolahragaan, (ii) penyelenggaraan kejuaraan olahraga single dan multi-event secara berjenjang dan berkelanjutan, (iii) pembinaan dan pengembangan olahragawan andalan, dan (iv) fasilitasi pengembangan industri olahraga termasuk peningkatan kemitraan dan kerjasama. Adapun upaya yang telah dilakukan dalam memperluas pembudayaan olahraga di masyarakat antara lain: (i) penyelenggaraan event olahraga massal, tradisional, petualangan, tantangan dan wisata (olahraga rekreasi), (ii) penyelenggaraan festival olahraga layanan khusus, dan (iii) pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan.

Dalam perjalanannya selama ini, berbagai upaya pembinaan, pengembangan, dan peningkatan prestasi olahraga telah menunjukkan berbagai kemajuan. Hal ini

(9)

3

ditandai dengan semaraknya kegiatan keolahragaan di berbagai daerah dan meningkatnya prestasi olahraga pada berbagai kejuaraan internasional.

Kementerian Pemuda dan Olahraga melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam lingkup nasional serta lingkup daerah, melalui kegiatan-kegiatan dana dekonsentrasi yang di koordinasikan oleh 34 Satuan Kerja Perangkat Daerah (Dinas/Badan) Provinsi se-Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur bahwa urusan kepemudaan dan keolahragaan merupakan urusan pemerintahan yang bersifat wajib non pelayanan dasar dan di laksanakan baik di tingkat pemerintahan pusat maupun di tingkat pemerintahan daerah.

Pembangunan pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam mendukung peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing. Pemuda merupakan generasi penerus sebagai penanggungjawab dan pelaku pembangunan di masa depan, sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. Pemuda memiliki peran aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.

Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka menyiratkan bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga berkewajiban memfasilitasi upaya-upaya Revitalisasi Gerakan Pramuka melalui pengembangan pendidikan kepramukaan. Kementerian Pemuda dan Olahraga mendukung hal tersebut dengan mengeluarkan regulasi, melakukan pendampingan, memberikan dukungan sumber daya manusia dan pendanaan (termasuk dukungan dana dekonsentrasi bagi kegiatan kwarda dan kwarcab), serta melaksanakan pendidikan/pelatihan bagi pemuda/pembina pramuka.

Sementara itu, budaya dan prestasi olahraga perlu dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh, menanamkan nilai moral, akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa di mata dunia. Hal ini sesuai dengan tujuan Keolahragaan Nasional yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Sistem Keolahragaan Nasional menyiratkan bahwa pembangunan di bidang keolahragaan mencakup aspek pembudayaan olahraga di masyarakat dan

(10)

4

peningkatan prestasi olahraga di tingkat regional/internasional. Masyarakat olahraga juga menaruh harapan besar pada peningkatan prestasi olahraga Indonesia di multievent internasional yang turut mengharumkan nama bangsa, seperti di Olimpiade, Paralympic Games, SEA Games, dan lain-lain. Peningkatan prestasi olahraga tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara Kementerian Pemuda dan Olahraga, KOI, KONI, dan Induk Organisasi Olahraga (PB/PP) yang kegiatan-kegiatannya turut mendapat dukungan APBN melalui DIPA Kementerian Pemuda dan Olahraga.

B. TUGAS DAN WEWENANG

Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah unsur pelaksana Pemerintah yang dipimpin oleh Menteri Pemuda dan Olahraga yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pemuda dan olahraga. Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan nasional di bidang pemuda dan olahraga. 2. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pemuda dan olahraga.

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya. 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidang pemuda dan olahraga.

5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, sasaran, dan pertimbangan di bidang tugas fungsinya kepada Presiden.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Rincian struktur organisasi Kemenpora tahun 2015 mulai Eselon I hingga Eselon II berdasarkan gambar di atas, terdiri atas :

1. Menteri, yang terdiri atas seorang Menteri; 2. Sekretariat Kementerian, yang terdiri atas:

a. Biro Perencanaan dan Organisasi b. Biro Keuangan dan Rumah Tangga c. Biro Humas Hukum dan Kepegawaian

(11)

5

a. Asdep Peningkatan Sumber Daya Pemuda b. Asdep Peningkatan Wawasan Pemuda c. Asdep Peningkatan Kapasitas Pemuda d. Asdep Peningkatan Kreatifitas Pemuda e. Asdep Organisasi Kepemudaan

4. Deputi Bidang Pengembangan Pemuda, yang terdiri atas: a. Asdep Peningkatan Kepanduan

b. Asdep Kepemimpinan Pemuda c. Asdep Kewirausahaan Pemuda d. Asdep Kepeloporan Pemuda e. Asdep Tenaga Kepemudaan

5. Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga, yang terdiri atas: a. Asdep Olaraga Layanan Khusus

b. Asdep Olahraga Pendidikan c. Asdep Olahraga Rekreasi d. Asdep Industri Olahraga e. Asdep Sentra Keolahragaan

6. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, yang terdiri atas: a. Asdep Tenaga Keolahragaan

b. Asdep Pembibitan Olahragawan c. Asdep Olahraga Prestasi

d. Asdep Penerapan Iptek Keolahragaan e. Asdep Organisasi Keolahragaan

7. Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan, yang terdiri atas:

a. Asdep Pengembangan Kemitraan Kepemudaan dan Keolahragaan b. Asdep Pengembangan Standarisasi

c. Asdep Pengembangan Penghargaan dan Promosi

d. Asdep Pengembangan Sarana dan Prasarana Kepemudaan e. Asdep Pengembangan Sarana dan Prasarana Keolahragaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Nomor 193 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenpora, digambarkan dalam gambar berikut:

(12)

6

Gambar 1 Struktur Organisasi Kemenpora D. DASAR HUKUM

Dasar hukum penyusunan Laporan Akuntabilitas Kemenpora Tahun 2015 adalah: a. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

b. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

c. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

d. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

e. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0022 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2010-2014. f. Peraturan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Nomor 193 Tahun 2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga.

g. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0057 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Deputi Pemberdayaan Pemuda Staff Ahli:

1. Pengarustamaan Pemuda dan Olahraga

2. Revitalisasi Gerakan Pramuka 3. Sumberdaya Keolahragaan

4. Informasi dan Komunikasi Pemuda dan Olahraga MENPORA Sekretaris Kementerian Deputi Pengembangan Pemuda Deputi Pembudayaan Olahraga Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Deputi Harmonisasi dan Kemitraan Inspektorat

(13)

7

h. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Pada dasarnya, Laporan Akuntabilitas Kemenpora Tahun 2015 ini menjelaskan pencapaian kinerja Kemenpora selama tahun 2015. Capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan rencana kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

Dengan kerangka berpikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Kemenpora Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Bab I: Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, tugas dan wewenang, struktur organisasi, dasar hukum, dan sistematika penyajian.

2. Bab II: Perencanaan Kinerja, menjelaskan Rencana Strategis Kemenpora 2015-2019, serta Arah dan Kebijakan Kemenpora Tahun 2015.

3. Bab III: Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan capaian kinerja organisasi beserta pencapaian realisasi anggarannya dalam rangka pencapaian kinerja dan penggunan sumber daya serta tindak lanjut dari rekomendasi yang diberikan oleh Kemenpan & RB terhadap hasil evaluasi penilaian kinerja Kemenpora tahun 2014.

4. Bab IV: Penutup, berisi kesimpulan atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Kemenpora Tahun 2014 beserta rekomendasinya sebagai perbaikan di masa yang akan datang.

(14)

8

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Visi Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2015 – 2019 adalah Visi Pemerintahan Kabinet Kerja yakni:

“Terwujudnya pemuda yang berkarakter, maju dan mandiri, serta olahraga yang membudaya dan berprestasi di tingkat regional dan internasional dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat,

mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”

Pemuda Berkarakter, Maju dan Mandiri. Pemuda berkarakter adalah yang memiliki kejujuran, kepedulian, akhlakul karimah, memiliki visi masa depan, berkomitmen untuk memajukan bangsa, ketekunan, mampu bekerjasama, pantang menyerah dan memiliki wawasan serta pengetahuan yang luas. Pemuda maju adalah pemuda yang memiliki kemampuan inovasi dan kreatifitas yang tinggi dan pemuda yang mampu berpikir positif yang senantiasa terus berorientasi pada kejayaan bangsanya demi keunggulan dan kegemilangan masa depan. Pemuda mandiri adalah pemuda memungkinkan untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Pemuda berkarakter, maju dan mandiri merupakan output dari nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam prioritas bidang pemuda dan olahraga, poin 1 sampai 4 yakni: (1). Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan keterampilan; (2) Meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama; (3). Meningkatkan potensi pemuda dalam kewirausahaan, kepeloporan, dan

(15)

9

kepemimpinan dalam pembangunan; (4). Melindungi segenap generasi muda dari bahaya penyalahgunaan napza, minuman keras, penyebaran penyakit HIV AIDS, dan penyakit menular seksual di kalangan pemuda;

Budaya olahraga yang tinggi. Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan, atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Olahraga merupakan kebutuhan vital dalam kehidupan manusia. Olahraga yang dilakukan secara konsisten akan memberikan manfaat berupa kesehatan dan kebugaran yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, budaya olahraga penting karena manfaat dan dampaknya bagi individu. Kegiataan pemassalan olahraga menjadi sarana untuk menumbuhkan budaya olahraga. Budaya olahraga yang tinggi ditandai dengan tingkat partisipasi warga masyarakat untuk beraktivitas olahraga yang tinggi dan massal. Dengan budaya olahraga yang tinggi maka olahraga menjadi gaya hidup yang sehat masyarakat Indonesia.

Budaya olahraga yang tinggi merupakan output dari nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam prioritas kebijakan bidang pemuda dan olahraga, poin 5 sampai 7 yakni: (5). Mengembangkan kebijakan dan manajemen olahraga dalam upaya mewujudkan penataan sistem pembinaan dan Pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan: (6). Meningkatkan akses dan partisipasi secara luas dan merata untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani serta membentuk watak bangsa; (7). Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia untuk mendukung pembinaan olahraga.

Prestasi Olahraga yang maju dan unggul. Prestasi olahraga yang selalu memperoleh jumlah medali emas yang banyak dalam setiap single maupun multi

event olahraga di tingkat regional dan internasional. Kemajuan olahraga prestasi

dapat dilihat dari sistem pembinaannya yang berkelas dunia sehingga keunggulan dalam prestasi olahraga merupakan pencapaian dari tujuan pembangunan keolahragaan nasional dan sekaligus dapat mengangkat harkat serta martabat bangsa di pergaulan internasional.

(16)

10

Prestasi olahraga yang unggul merupakan output dari dari nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam prioritas kebijakan bidang pemuda dan olahraga, poin 5, 7 sampai 9 yakni: (5). Mengembangkan kebijakan dan manajemen olahraga dalam upaya mewujudkan penataan sistem pembinaan dan Pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan: (7). Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia untuk mendukung pembinaan olahraga; (8). Meningkatkan upaya pembibitan dan Pengembangan prestasi olahraga secara sistemik, berjenjang dan berkelanjutan; (9). Meningkatkan pola kemitraan dan kewirausahaan dalam upaya menggali potensi ekonomi olahraga melalui Pengembangan industri olahraga; (10). Mengembangkan sistem penghargaan dan meningkatkan kesejahteraan atlet, pelatih dan tenaga keolahragaan.

Poin-poin prioritas kebijakan pemuda dan olahraga di atas merupakan bagian terpenting dalam nawacita untuk mewujudkan berkepribadian dalam bidang kebudayaan melalui pembangunan jiwa bangsa melalui pemberdayaan pemuda dan olahraga.

B. MISI KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

Misi dimaksudkan adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi Kementerian Pemuda dan Olahraga menjelaskan alasan keberadaan Kementerian Pemuda dan Olahraga (the reason for being). Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh jajaran Kementerian Pemuda dan Olahraga dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

Misi Kementerian Pemuda dan Olahraga dirumuskan sebagai sesuatu yang jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki Kementerian Pemuda dan Olahraga dan peraturan perundangan atau kemampuan penguasaan teknologi sesuai dengan strategi yang telah dipilih. Perumusan misi Kementerian Pemuda dan Olahraga dilakukan dengan memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan

(17)

11

dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategik. Rumusan misi dimaksudkan untuk mampu: (a) melingkup semua pesan yang terdapat dalam visi; (b) memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai; (c) memberikan petunjuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga; dan (d) memperhitungkan berbagai masukan dan stakeholders.

Misi Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2015-2019 adalah:

1. Meningkatkan pelayanan kepemudaan melalui penyadaran, pemberdayaan, Pengembangan kepemimpinan, kepeloporan dan kewirausahaan pemuda.

2. Meningkatkan pendidikan kepramukaan bagi anggota pramuka siaga, penggalang, penegak dan pandega;

3. Meningkatkan sinergi dan kemitraan lintas sektor pemerintahan, swasta dan masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan kepemudaan dan kepramukaan serta pembinaan, Pengembangan dan penyelenggaraan keolahragaan nasional;

4. Meningkatkan budaya olahraga dan gaya hidup sehat di kalangan masyarakat untuk kebugaran dan produktivitas;

5. Mewujudkan dan mengembangkan olahragawan yang berprestasi pada kompetisi bertaraf regional dan internasional melalui peningkatan kemampuan dan potensi olahragawan muda potensial dan olahragawan andalan nasional secara sistematis, terpadu, berjenjang, dan berkelanjutan serta pemanfaatan iptek olahraga modern untuk mendukung pembibitan olahragawan berbakat dan peningkatan mutu pelatih bertaraf internasional pada pembinaan prestasi olahraga.

a. Tujuan Kementerian Pemuda Dan Olahraga

Tujuan diartikan sebagai sesuatu (apa) kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Tujuan akan mengarahkan perumusan

(18)

12

sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Rumusan tujuan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk mendukung upaya pencapaian visi dan misi Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan pemuda yang memiliki karakter dan kemandirian. 2. Menguatnya kelembagaan pramuka dalam upaya peningkatan

kepramukaan yang berkarakter.

3. Meningkatnya sinergi lintas sektor di bidang kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan.

4. Mengembangkan budaya olahraga untuk kebugaran dan

produktivitas.

5. Meningkatnya prestasi olahraga yang unggul serta hebat.

b. Sasaran Strategis Kementerian Pemuda Dan Olahraga

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh suatu unit kerja dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis.

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang menggambarkan sesuatu yang akan dicapai melalui serangkaian kebijakan, program, dan kegiatan prioritas agar penggunaan sumber daya dapat efisien dan efektif dalam upaya pencapaian visi dan misi Kementerian Pemuda dan Olahraga. Berikut ini adalah sasaran yang merupakan penjabaran dari masing-masing tujuan:

(19)

13 Tujuan 1: Meningkatkan pembangunan karakter, tumbuhnya jiwa patriotisme, budaya prestasi, dan profesionalitas serta partisipasi pemuda

Untuk mencapai tujuan di atas, Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Meningkatnya efektivitas pelayanan kepemudaan, yang ditandai dengan: a. Meningkatnya fasilitasi peningkatan wawasan kebangsaan,

perdamaian, dan lingkungan hidup bagi pemuda;

b. Meningkatnya fasilitasi Pengembangan kepemimpinan pemuda; c. Meningkatnya fasilitasi Pengembangan kewirausahaan pemuda; d. Meningkatnya fasilitasi Pengembangan kepeloporan pemuda;

e. Terlaksananya fasilitasi pelatihan kepemimpinan, manajemen, dan perencanaan program bagi pengelola organisasi kepemudaan;

f. Terlaksananya fasilitasi peningkatan kapasitas pemuda di bidang iptek dan imtaq;

g. Terlaksananya fasilitasi peningkatan kapasitas pemuda di bidang seni, budaya, dan industri kreatif;

Tujuan 2: Menguatnya kelembagaan pramuka dalam upaya peningkatan kepramukaan yang berkarakter

Untuk mencapai tujuan di atas, Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Meningkatnya efektivitas pelayanan kepramukaan, yang ditandai dengan: a. Meningkatnya fasilitasi pendidikan kepanduan.

Tujuan 3: Meningkatnya sinergi lintas sektor di bidang kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan.

Untuk mencapai tujuan di atas, Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Meningkatnya sinergi lintas sektor di bidang kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan, yang ditandai dengan;

a. Terwujudnya sinergi dan koordinasi lintas sektor dalam pelayanan kepemudaan;

(20)

14

b. Terwujudnya sinergi dan koordinasi lintas sektor dalam pendidikan kepramukaan;

c. Terwujudnya sinergi dan koordinasi lintas sektor dalam pembinaan, Pengembangan dan penyelenggaraan keolahragaan.

Tujuan 4: Mengembangkan budaya olahraga untuk kebugaran dan produktivitas

Untuk mencapai tujuan di atas, Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Meningkatnya budaya olahraga, kebugaran jasmani, dan pembentukan karakter, yang ditandai dengan:

a. Meningkatnya persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga menjadi 35 persen pada tahun 2019;

b. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga; c. Meningkatnya kebugaran dan produktivitas masyarakat;

d. Meningkatnya jumlah komunitas-komunitas olahraga di berbagai level.

Tujuan 5: meningkatnya prestasi olahraga yang unggul

Untuk mencapai tujuan di atas, Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Meningkatnya prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional, yang ditandai dengan:

a. Tercapainya posisi papan atas pada kejuaraan South East Asia (SEA)

Games dan ASEAN Para Games 2015, 2017, dan 2019;

b. Meningkatnya perolehan medali pada kejuaraan Asian Games dan

Asian Para Games 2018, serta Olympic Games dan Paralympic

Games 2016; serta Olympic Games dan Paralympic Games 2016;

c. Terlaksananya fasilitasi pembinaan cabang olahraga unggulan;

d. Meningkatnya upaya pembibitan dan Pengembangan prestasi olahraga secara sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan.

Sedangkan sasaran yang sifatnya umum dan merupakan pendukung upaya pencapaian ketiga tujuan di atas adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya efektivitas perumusan kebijakan di bidang kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan yang ditandai dengan:

(21)

15

a. Terlaksananya perumusan naskah kebijakan bidang kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan.

2. Optimalnya pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, yang ditandai dengan:

a. Terlaksananya pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan bidang kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan;

b. Terlaksananya tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan.

3. Meningkatkan harmonisasi kemitraan di bidang kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan dengan stakeholder, yang ditandai dengan:

a. Terlaksananya fasilitasi koordinasi lintas sektor dan antar tingkat pemerintahan di bidang kepemudaan dan keolahragaan.

4. Terwujudnya penataan Kemenpora, KOI dan KONI dalam rangka mempersiapkan event Asian Games 2018, sekaligus sebagai contoh perubahan mental birokrasi yang disertai dengan pelaksanaan:

a. pilot project block grant untuk bidang Kepemudaan dan Keolahragaan di Provinsi Jawa Tengah, Bali, dan Kalimantan Tengah dengan pelaksana Kementerian Pemuda dan Olahraga; dan

b. Pembentukan panitia inti Asian Games dan Asian Para Games 2018.

5. Meningkatnya kualitas pelayanan publik pada unit kerja mandiri yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, yang ditandai dengan:

a. meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan secara prima.

6. Meningkatnya efektifitas sarana dan prasarana kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan.

7. Meningkatnya efektifitas promosi dan penghargaan kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan.

8. Meningkatnya pola kemitraan dan kewirausahaan dalam upaya menggali potensi ekonomi olahraga melalui Pengembangan industri olahraga,

9. Berkembangnya kualitas, integritas dan profesionalitas SDM.

a. Bertambahnya jumlah pegawai yang memenuhi kualifikasi standar kompetensi minimal.

(22)

16

10. Meningkatnya kapasitas kelembagaan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang ditandai dengan:

a. Berjalannya program Reformasi Birokrasi yang menjadi program prioritas nasional untuk lebih memaksimalkan pelayanan bidang kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan bagi masyarakat, terutama untuk stakeholder terkait;

b. Meningkatnya kelembagaan organisasi Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan perubahan dari struktur kedeputian menjadi struktur direktorat jenderal sebagai bagian untuk memaksimalkan pelayanan kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan.

11. Meningkatnya layanan sistem informasi yang responsif dan transparan: a. tersedianya layanan data dan informasi yang cepat dan akurat.

12. Optimalnya dan akuntabelnya pengelolaan anggaran di Kemenpora, yang ditandai dengan:

a. Realisasi anggaran yang sesuai antara perencanaan dan pelaksanaan;

b. Laporan keuangan Kemenpora mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK.

C. RENCANA KINERJA

Dengan memperhatikan rancangan awal RKP dan berpedoman pada Renstra, Kementerian Pemuda dan Olahraga menyusun Rencana Kerja (Renja) yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang meliputi kegiatan pokok serta kegiatan pedukung untuk mencapai sasaran hasil program induknya, dan dirinci menurut indicator keluaran, sasaran keluaran pada tahun rencana, perkiraan sasaran tahun berikutnya, lokasi, pagu indikatif sebagai indikasi pagu anggaran, serta cara pelaksanaannya.

Dari renja yang telah disusun dan setelah ditetapkannya Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Pagu Anggaran K/L, Kementerian Pemuda dan Olahraga menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). RKA-K/L yang memuat informasi kinerja yang meliputi program, kegiatan dan sasaran kinerja, serta rincian anggaran.

Keterkaitan antara Renja dan RKA adalah RKA memuat informasi yang tertuang dalam Renja, termasuk informasi alokasi pendanaan yang telah

(23)

17

dimutakhirkan sesuai dengan kemampuan fiscal pemerintah (resource envelope). Informasi pendanaan dalam RKA memuat informasi Rincian Anggaran, antara lain: output, komponen input, jenis belanja, dan kelompok belanja.

D. PENGUKURAN KINERJA

Penetapan kinerja merupakan pelaksanaan Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, dokumen Penetapan kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimilki oleh instansi.

Untuk menjami tercpainya sasaran dan target secara optimal dan tepat waktu, visi dan misi Kementerian Pemuda dan Olahraga harus menjadi acuan sekaligus landasan penyusunan strategi. Dari visi dan misi tersebut kemudain dirumuskan sasaran strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga. Sasaran strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2015 telah ditetapkan dan dikelompokkan sebagaimana tertuang dalam Peta Strategi Kementerian Pemuda dan Olahraga. Sasaran – sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut : (1) Meningkatnya kepemudaan yang berdaya saing; (2) Meningkatnya kepramukaan yang berkarakter; (3) Meningkatnya keolahragaan yang berdaya saing; (4) Meningkatkan efektivitas perumusan kebijakan di bidang kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan; (5) Meningkatkan efektivitas pelayanan kepemudaan; (6) Meningkatkan Pengembangan teknologi dan kreativitas pemuda; (7) Meningkatkan efektivitas pelayanan kepramukaan; (8) Meningkatkan prestasi olahraga; (9) Meningkatkan budaya olahraga; (10) Mengoptimalkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan; (11) Meningkatkan harmonisasi kemitraan dengan stakeholder; (12) Meningkatkan kualitas pelayanan public pada unit kerja mandiri yang bersentuhan langsung dengan masyarakat; (13) Mengembangkan SDM yang berkualitas, berintegrasi dan professional; (14) Meningkatkan Kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif; (15) Meningkatkan layanan sistem informasi yang responsif dan

(24)

18

transparan; (16) Memastikan pengelolaan anggaran yang optimal dan akuntabel.

Peta strategi Kementerian Pemuda dan Olahraga menerapkan 3 perspektif, yaitu Strategic Outcome, Strategic Drivers dan Intangible Asset & Resource. Strategic Outcome berisi hasil yang diperoleh menggunakan strategi. Strategic Drivers berisi hal-hal yang mendorong/mempercepat diperolehnya Strategic Outcome. Intangible Asset & Resource berisi aset dan sumber daya yang digunakan untuk menjalan strategi.

Target kinerja Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2015 yang berisi sasaran strategis, indikator kinerja (Key Performance Indicator, disingkat KPI) beserta targetnya, dan Peta Strategi Kemenpora tahun 2015 pada tingkat korporat telah dirinci ke dalam masing-masing perspektif sebagai berikut:

a. Perspektif Keberhasilan (Strategic Outcome) b. Perspektif Proses Bisnis (Business Processes)

c. Perspektif Sumber Daya dan Aset (Intangible Asset&Resources)

Strategi sasaran Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2015 digambarkan dalam peta strategi sebagai berikut:

(25)

19

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 TINGKAT UNIT KERJA KEMENTERIAN KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN PEMUDAN DAN OLAHRAGA

TAHUN ANGGARAN : 2015 PAGU ANGGARAN : Rp. 2.751.802.070.000,- NO 1 SASARAN STRATEGIS 2 INDIKATOR KINERJA 3 TARGET 4 PROGRAM 5

1 Meningkatkan efektivitas perumusan kebijakan di bidang kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan

Jumlah kebijakan/ sistem nasional di bidang kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan yang terimplementasi 4 RPP Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pemuda d a n O l a h r a g a 2 Meningkatnya pengelolaan anggaran di Kemenpora Hasil Laporan Keuangan Kemenpora WTP

3 Meningkatnya kapasitas kelembagaan Kemenpora % pelaksanaan program Reformasi Birokrasi 56%

4

Meningkatnya layanan sistem informasi yang responsif dan transparan

% data dan informasi kepemudaan dan keolahragaan 100%

5 Meningkatnya efektivitas pelayanan kepemudaan dan kepramukaan

Fasilitasi peningkatan wawasan kebangsaan,

perdamaian dan lingkungan hidup bagi pemuda 100%

Program Kepemudaan dan Keolahragaan

Fasilitasi pengembangan kewirausahaan pemuda 100% Fasilitasi pengembangan kepeloporan pemuda 100%

(26)

20 NO 1 SASARAN STRATEGIS 2 INDIKATOR KINERJA 3 TARGET 4 PROGRAM 5

Fasilitasi pelatihan kepemimpinan, manajemen, dan perencanaan program bagi pengelola organisasi kepemudaan

100%

Fasilitasi peningkatan kapasitas pemuda di bidang seni,

budaya, dan industri kreatif 100% Fasilitasi pendidikan kepanduan 100% 6 Meningkatnya budaya olahraga, kebugaran jasmani,

dan pembentukan karakter

Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga

27% Program Kepemudaan dan Keolahragaan Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga 26%

7 Meningkatnya prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional

1). Peringkat pada kejuaraan Sea Games 3 Program Pembinaan Olahraga Prestasi 2). Fasilitasi pembinaan cabang olahraga unggulan 100%

(27)

21

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Elemen terpenting dalam penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah tahapan pengukuran kinerja yang mencakup data target dan realisasi dari rencana kerja (Renja) Kemenpora tahun 2015, pengumpulan data penetapan kinerja tahun 2015, penilaian capaian kinerja, dilanjutkan dengan analisis capaian kinerja sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan goals yang dicapai Kemenpora.

Gambar 3 Sasaran Strategis Outcome

Capaian kinerja Kementerian Pemuda dan Olahraga dapat dilihat pada hasil capaian indikator kinerja outcome dan output yang merupakan ukuran keberhasilan dan pelaksanaan program/kegiatan dengan Rencana Kinerja (Renja) 2015 yang disenergikan dengan Peta Strategis Kemenpora tahun 2015, Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019 dan Penetepan Kinerja (PK) Tahun 2015.

Secara keseluruhan capaian kinerja organisasi Kementerian Pemuda dan Olahraga dapat dikatakan “baik” dengan mengacu keberhasilan sasaran output dan outcome Rencana Kinerja (Renja) tahun 2015. Pengukuran keberhasilan suatu program/kegiatan di masing-masing tingkat kedeputian menggunakan perhitungan sebagai berikut:

SS.1 Meningkatnya kepemudaan yang berdaya saing SS.3 Meningkatnya keolahragaan yang berdaya saing SS.2 Meningkatnya kepramukan yang berdaya saing

(28)

22

Pengukuran Kinerja

Dalam rangka mengukur capaian indikator Kinerja Kementerian Pemuda dan Olahraga mengacu pada Rencana Kinerja (Renja) tahun 2015 sebagaimana telah berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

1) Angka maksimum indeks capaian setiap Renja ditetapkan sebesar 100% 2) Indeks capaian Renja dikonversikan menjadi maximize semua agar

sebanding dengan yang lainnya.

3) Status capaian Renja yang ditujukan dengan warna merah,kuning,hijau ditentukan oleh indeks Capaian Renja

Adapun status capaian Renja ditentukan oleh nilai indeks sebagamana berikut:

Hijau Kuning Merah

Indeks Capaian >80% 60<Indeks Capaian<80% Indeks Capaian=60%

Tabel 2 Pengukuran nilai Renja

Keterangan : Hijau : Baik; Kuning : Sedang, Merah : Kurang;

4) Renja yang ditetapkan diupayakan realisasi pencapaiannya memungkinkan melebihi target.

5) Untuk Renja yang capaiannya tidak memungkinkan melebihi target capaiannya ditetapkan sebagai berikut:

6) Apabila realisasi pencapaiannya sama dengan target, maka indeks capaian Renja tersebut dikonversi menjadi 100%.

7) Apabila realisasi pencapaiannya tidak memenuhi target, maka indeks capaian Renja tersebut tidak dilakukan konversi.

Adapun implementasi perhitungan capaian nilai Renja disajikan pada evaluasi dan capaian analisis kinerja.

(29)

23

1. Peta Strategi Kemenpora

Gambar 4 Peta Strategi Kemenpora

1) Sasaran Strategis Meningkatnya Kepemudaan yang Berdaya Saing (SS.1)

Capaian sasaran strategic outcome SS.1 yaitu meningkatnya kepemudaan yang berdaya saing dapat berhasil jika Strategic Driver (Businnes Process) pada SS.1 sudah berjalan. Kemenpora berhasil menjalankan Strategic Driver

(Businnes Process) untuk strategic outcome yang berisi: a. SS.5 Meningkatkan efektivitas pelayanan kepemudaan;

b. SS.6 Meningkatkan pengembangan teknologi dan kreatifitas pemuda;

2) Sasaran Strategis Outcome Meningkatnya Kepramukaan yang Berkarakter (SS.2)

Capaian sasaran strategic outcome SS.2 Meningkatnya Kepramukaan yang Berkarakteryang ditandai dengan meningkatnya fasilitasi pendidikan kepanduan. Untuk mencapai tujuan di atas, Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki sasaran yang ingin dicapai yaitu:

(30)

24

3) Sasaran Strategis Outcome Meningkatnya Keolahragaan yang Berdaya Saing (SS.3)

Capaian sasaran strategic outcome SS.3 yaitu meningkatnya Keolahragaan yang berdaya saing dapat berhasil jika Strategic Driver (Businnes Process) pada SS.3 sudah berjalan. Kemenpora berhasil menjalankan Strategic Driver

(Businnes Process) untuk strategic outcome yang berisi: a. SS.8 Meningkatnya prestasi olahraga

b. SS.9 Meningkatnya budaya olahraga

Untuk mendukung berjalannya keberhasilan strategic outcome pada SS.1 sampai dengan SS.3, maka pada peta strategi kemenpora pada bagian strategic drivers (business process) harus berjalan baik. Dan untuk lapian ketiga pada Intangible

Asset & Resources mesti berjalan dengan benar sebagai dasar keberhasilan

outcome kementerian/lembaga Berikut strategic drivers (business process) &

Intangible Asset & Resources pendukung diantaranya:

4) Strategic Drivers (Business Process) Pendukung diantaranya:

a. (Pengembangan Kebijakan) Meningkatkan efektivitas perumusan kebijakan

di bidang kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan (SS.4)

b. (Monitoring dan Evaluasi) Mengoptimalkan pengawasan dan evaluasi

pelaksanaan kebijakan (SS.10)

c. (Kemitraan dan Pelayanan Publik)

1) Meningkatkan harmonisasi kemitraan dengan stakeholder; (SS.11)

2) Meningkatkan kualitas pelayanan publik pada unit kerja mandiri yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. (SS.12)

5) Intangible Asset & Resources yang terdiri dari :

a. Mengembangkan SDM yang berkualitas , berintegritas dan Profesional

(SS.13)

b. Meningkatkan kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif (SS.14)

c. Meningkatkan layanan system informasi yang responsif dan transparan

(SS.15)

(31)

25

B. Evaluasi Dan Capaian Analisis Kinerja

Dalam pengukuran capaian kinerja sasaran program/kegiatan digunakan indikator kinerja outcome dan indikator kinerja output, digunakan peta strategis sebagai capaian kinerja keberhasilan outcome Kemenpora tahun 2015.

Penjelasan tentang capaian indikator dari Rencana Kinerja Kemenpora tahun 2015 yang bersinergi dengan peta strategi Kemenpora dari masing-masing sasaran strategis outcome yang akan diuraikan sebagai berikut:

SS.1 Meningkatnya Kepemudaan yang Berdaya Saing

Capaian sasaran strategic outcome SS.1 yaitu meningkatnya kepemudaan yang berdaya saing dapat berhasil jika Strategic Driver (Businnes Process) pada SS.1 sudah berjalan. Kemenpora berhasil menjalankan Strategic Driver (Businnes

Process) untuk strategic outcome yang berisi:

a. SS.4 Meningkatkan efektivitas perumusan kebijakan di bidang kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan (Pengembangan Kebijakan);

b. SS.5 Meningkatkan efektivitas pelayanan kepemudaan;

c. SS.6 Meningkatkan pengembangan teknologi dan kreatifitas pemuda;

d. SS.10 Mengoptimalkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan

(Monitoring dan Evaluasi);

e. SS.11 Meningkatkan harmonisasi kemitraan dengan stakeholder;

(Kemitraan dan Pelayanan Publik);

f. SS.12 Meningkatkan kualitas pelayanan publik pada unit kerja mandiri yang bersentuhan langsung dengan masyarakat; (Kemitraan dan Pelayanan

Publik); dan

g. Intangible Asset & Resources yang terdiri dari SS.13, SS.14, SS.15, dan SS.16.

Poin penting Strategic Driver (Businnes Process) untuk strategic outcome SS.1 meningkatnya kepemudaan yang berdaya saing terdapat di SS.5 dan SS.6, sehingga untuk mencapai outcome yang diharapkan Strategic Driver (Businnes

Process) pada SS.5 dan SS.6 harus berhasil.

Kementerian Pemuda dan Olahraga menguraikan Strategic Driver (Businnes

(32)

26

berpedoman pada Rencana Kinerja (Renja) Tahun 2015, Penetapan Kinerja (PK) 2015 dan Rencana Strategis (Rensta) 2015-2019, Penjelasan SS.5 sebagai berikut:

1. Meningkatnya efektivitas pelayanan kepemudaan (SS.5), yang terdiri dari:

a. Meningkatnya fasilitasi peningkatan wawasan kebangsaan, perdamaian, dan lingkungan hidup bagi pemuda;

Indikator Target Realisasi Kinerja Pagu (Rp) Realisasi (Rp.) Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan wawasan kebangsaaan, lingkungan, sosial dan hukum 4500 orang 2788 orang 61,9% 10.038.102.000 9.884.388.271

Tabel 3 Tabel Realisasi fasilitasi peningkatan wawasan kebangsaan, perdamaian, dan lingkungan hidup bagi pemuda

Berdasarkan rumus indeks capaian Renja diatas sebagai berikut :

Indeks capaian kinerja pada indikator pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan wawasan kebangsaaan, lingkungan, sosial dan hukum sebesar 61,9 % dan masuk kategori “kuning”.

Indeks tersebut di dapat melalui program dan kegitan yang ada di deputi kepemudaan, sehingga angka tersebut valid dan deskripsi kegiatan tersebut sebagai berikut:

1. Jambore Pemuda Indonesia (JPI)

Kegiatan Jambore Pemuda Indonesia adalah kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan wawasan kebangsaan dan pemahaman keanekaragaman seni budaya, memupuk rasa kesatuan dan persatuan bangsa, meningkatkan keterampilan dan melatih kreativitas menuju kemandirian pemuda yang berdaya saing menuju tantangan MEA 2015.

2788 orang Indeks Capaian = --- x 100%

4500 orang = 61.9%

(33)

27

Penyelenggaraan kegiatan Jambore Pemuda Indonesia (JPI) Tahun 2015 yang merupakan kerjasama Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau diikuti oleh peserta yang merupakan utusan dari 34 Provinsi. Peserta dari ASEAN maupun dari negara lain yang diundang tidak ada yang hadir dalam kegiatan ini walaupun undangan telah dikirimkan jauh hari sebelum pelaksanaan kegiatan.

2. Kapal Pemuda Nusantara (KPN)

Program Kapal Pemuda Nusantara (KPN) dalam Sail Tomini 2015 merupakan salah satu metode mengembalikan karakter Indonesia sebagai negara maritim, dan menyadarkan masyarakat agar lautan menjadi landasan dalam membangun kesejahteraan bangsa. Laut Indonesia yang kaya akan sumber daya sangat membutuhkan tenaga-tenaga ahli untuk memanfaatkannya dengan optimal untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, bangsa ini tidak memiliki pilihan selain mewariskannya pada generasi muda.

Upaya menumbuhkan karakter bahari di kalangan pemuda diharapkan mampu memunculkan pemuda bahari yang dapat memanfaatkan laut sebagai pondasi pembangunan negara dan dapat juga digunakan sebagai media pemersatu dan interaksi antar pemuda dari seluruh

(34)

28

nusantara untuk semakin mengenal budaya daerah, serta meningkatkan wawasan nusantara, cinta tanah air dan bela negara.

Rute pelayaran KPN dalam Sail Tomini 2015 meliputi daerah tujuan pelayaran mulai dari Jakarta, Kota Baru, Siau, Tahuna, Marampit, Ternate, Parigi Moutong, Muna, Jakarta dengan menggunakan kapal KRI Teluk Bintuni 520 milik TNI-AL.

b. Meningkatnya fasilitasi Pengembangan kepemimpinan pemuda;

Indikator Target Realisasi Kinerja Pagu (Rp) Realisasi (Rp.) Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam pengembangan kepemimpinan pemuda 4000 orang 1369 orang 34,2% 22.494.274.000 17.391.346.728

Tabel 4 Tabel Realisasi fasilitasi peningkatan wawasan kebangsaan, perdamaian, dan lingkungan hidup bagi pemuda

Indeks capaian kinerja pada indikator Pengembangan kepemimpinan pemuda sebesar 34,2 % dan masuk kategori “merah”.

Fasilitasi Pengembangan kepemimpinan pemuda dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut :

1. Pelatihan Kepemimpinan Pemuda Tingkat Utama

Sektor pembngunan di segala bidang membutuhkan sumberdaya manusia Indonesia merupakan komponen usia pemuda, yang mewakili jumlah sekitar dua puluh tujuh koma empat persen dari seluruh penduduk Indonesia membutuhkan pembinaan, pendidikan, dan pengaderan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensinya. Satu diantara kompetensi tertuang dalam program kepemudaan dalam pengembangan kepemimpinan pemuda Tingkat Utama.

1369 orang

Indeks Capaian = --- x 100% 4000 orang

(35)

29 Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan unggulan dari Deputi Bidang Pengembangan Pemuda dengan tujuan untuk dapat menghantarkan pemuda calon pemimpin bangsa yang memiliki kualitas kepemimpinan yang handal sebagai bekal untuk berkiprah dalam kepemimpinan nasional dan pembangunan nasional secara umum di masa mendatang. Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan pelatihan tersebut adalah belum adanya database pelatihan kepemimpinan pemuda mulai tingkat dasar sampai tingkat utama sehingga untuk melihat sejauh mana jumlah dan perkembangan peserta sebagai acuan di lapangan, maka perlunya segera dibuatkan database peserta pelatihan kepemimpinan pemuda.

2. Penyelenggaraan Pelatihan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Nasional

Indikator kinerja pelatihan

adalah peserta Pengembangan

Kepemimpinan Pemuda melalui penyelenggaraan pelatihan Pasukan Pengibar

Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) berjumlah enam puluh delapan orang peserta dari

tiga puluh empat provinsi di Indonesia. Kegiatan Paskibraka memiliki tiga kegiatan utama yaitu: 1. Persiapan penyelenggaran kegiatan pelatihan Paskibraka (monitoring seleksi daerah) pelaksanaan ini dilaksanakan di 34 provinsi berlangsung mulai bulan April sampai dengan Mei 2015 output adalah tersedianya dokumen penting yang memuat berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

(36)

30

seleksi Paskibraka outcome data-data koreksi penyelenggaran paskibraka dan perbaikan di tahun berikutnya.

3. Pelaksanaan rekruitmen dan seleksi Paskibraka tingkat nasional,

kegiatan ini dilaksanakan pada

tanggal 06 sampai dengan 16 Juni 2015 bertempat di Cibubur Jakara Timur, output adalah terseleksinya 68 orang dari 136 orang berasal dari 34 provinsi dengan outcome terpilihnya peserta Pasukan Peserta Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Tahun 2015, tujuan Penyelenggaraan Pelatihan Paskibraka dilakukan untuk membina watak, kemandirian dan profesionalisme yang bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa,

dan berjiwa Pancasila,

sasaranya kegiatan ini adalah para siswa/siswi yang lulus seleksi tingkat nasional yang masih duduk di kelas 2 SLTA atau kelas II usia minimal 16, maksimal 18 tahun, output adalah terpilihnya 68 orang yang dapat mengikuti Pelatihan Paskibraka Tingkat Nasional, outcome adalah terlaksananya kegiatan Pelatihan Paskibraka Tingkat Nasinal.

c. Meningkatnya fasilitasi Pengembangan kewirausahaan pemuda;

Indikator Target Realisasi Kinerja Pagu (Rp) Realisasi (Rp.) Jumlah pemuda kader yang 4000 orang 4194 orang 105% 33.110.933.000 30.581.175.403

(37)

31 difasilitasi

sebagai kader wirausaha

Tabel 5 Tabel Realisasi fasilitasi Pengembangan kewirausahaan pemuda

Indeks capaian kinerja pada indikator pemuda kader yang difasilitasi sebagai kader wirausaha sebesar 105 % dan masuk kategori “hijau”. Fasilitasi Pengembangan kewirausahaan pemuda dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut :

1. Pelatihan Kewirausahaan Pemuda

Salah satu tolok ukur kemajuan sebuah bangsa adalah besarnya komposisi jumlah wirausahawan dalam sebuah struktur masyarakat. Semakin besar jumlah wirausahawan, dapat dimaknai semakin maju dan mapan pula bangsa itu. Pelatihan kewirausahaan pemuda secara umum bertujuan untuk mempersiapkan pemuda Indonesia menjadi wirausaha tangguh dan berdayasaing, yaitu wirausaha yang memiliki jiwa, motivasi, dan keterampilan kewirausahaan yang tinggi, sesuai dengan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki. Untuk itu, telah dirancang tiga jenis pelatihan yang dapat diikuti oleh para pemuda/wirausaha muda pemula, yaitu: (1) pelatihan dasar kewirausahaan pemuda yang ditujukan untuk pemuda yang belum memulai usaha, (2) pelatihan penguatan usaha yang ditujukan bagi wirausaha muda pemula yang baru memulai usaha, dan (3) pelatihan pengembangan usaha yang ditujukan bagi wirausaha muda pemula yang sudah mulai berkembang.

4194 orang

Indeks Capaian = --- x 100% 4000 orang

(38)

32

Kewirausahaan bukan masalah usaha semata, tetapi lebih pada sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha meningkatkan dan menciptakan kegiatan usahanya. Kewirausahaan juga adalah sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, resiko sosial, dan akan menerima reward berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal. Oleh karena itu, pada dasarnya seluruh pemuda perlu memiliki pemahaman tentang kewirausahaan dengan benar, agar pemuda Indonesia memiliki jiwa kewirausahaan, tidak hanya sebagai bekal mereka bila ingin menjadi pengusaha, tapi juga dalam berbagai bidang Magang kewirausahaan merupakan kegiatan pembelajaran diri wirausaha muda yang diharapkan dapat menjadi wahana penumbuhan jiwa kewirausahaan. d. Meningkatnya fasilitasi Pengembangan kepeloporan pemuda;

Indikator Target Realisasi Kinerja Pagu (Rp) Realisasi (Rp.) Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam pengembangan kepedulian, kesukarelawana n dan kepeloporan pemuda 2000 orang 3727 orang 156% 30.032.417.000 26.569.745.942

(39)

33

Indeks capaian kinerja pada indikator pemuda kader yang difasilitasi dalam pengembangan kepedulian, kesukarelawanan dan kepeloporan pemuda sebesar 156 % dan masuk kategori “hijau”.

Fasilitasi Pengembangan kepeloporan pemuda dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut :

1. Penempatan dan Pendampingan PSP3

Peserta Program PSP3 Angkatan XXV Tahun 2015 setelah melalui proses rekruitmen, telah berhasil mengikuti pembekalan tercapai. Sosialisasi dan tes seleksi calon peserta dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga di Tingkat Provinsi. Sedangkan penetapan peserta setelah proses seleksi dilakukan di tingkat Pusat setelah melalui seleksi oleh Tim Seleksi Independen. Selanjutnya peserta yang lulus seleksi diumumkan melalui internet /website. Pembekalan kepada peserta PSP3 dilaksanakan selama 2 (dua) Minggu dilakukan pembinaan secara semi militer di Pusat Pendidikan dan Pembekalan (PUSDIKBEKANG) TNI AD Cimahi Bandung dengan instruktur dari TNI AD, IPB, UNJ dan LP3S. Setelah diberikan penguatan mental dalam menghadapi daerah/lokasi penempatannya, selesai pembekalan peserta siap untuk ditempatkan ke lokasi masing-masing sesuai penetapan dalam SK Penempatannya.

Dukungan kegiatan program PSP3: 1). Penyusunan, penyempurnaan Pedum, juklak dan juknis Program PSP3. 2). Rekruitmen, Pembekalan dan Penempatan PSP3 XXV 3). Temu Konsultasi Program PSP3 4).

3727 orang

Indeks Capaian = --- x 100% 2000 orang

(40)

34

Optimalisasi Program PSP3 5). Pemilihan PSP3 Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015 6). Penguatan Tim Asistensi Program PSP-3 7). Sosialisasi dan Diseminasi Program PSP3 dan Kepeloporan Pemuda 8). Penyusunan bahan evaluasi 9). Pengelolaan data base sistem informasi managemen program PSP3 10). Verifikasi administrasi fasilitasi peserta PSP3 11). Dekonsentrasi pelaksanaan program PSP3.

e. Terlaksananya fasilitasi pelatihan kepemimpinan, manajemen, dan perencanaan program bagi pengelola organisasi kepemudaan;

Indikator Target Realisasi Kinerja Pagu (Rp) Realisasi (Rp.) Jumlah pengelola organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam pelatihan manajemen dan perencaan kepemudaan 2500 orang 935 orang 37,4 % 4.607.070.000 4.451.455.150

Tabel 7 Tabel Realisasi fasilitasi Pengembangan kepeloporan pemuda

Indeks capaian kinerja pada indikator Jumlah pengelola organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam pelatihan manajemen dan perencaan kepemudaan sebesar 37,4 % dan masuk kategori “merah”.

Fasilitasi pelatihan kepemimpinan, manajemen, dan perencanaan program bagi pengelola organisasi kepemudaan dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut :

935 orang

Indeks Capaian = --- x 100% 2500 orang

(41)

35

1. Dukungan Penyelenggaraan Hari Sumpah Pemuda 2015.

Tahun ini peringatan kejadian Kongres Pemuda II yang menelurkan kesepakatan pemuda yang dikenal dengan Sumpah Pemuda sudah berusia 86 tahun (28 Oktober 1928 - 28 Oktober 2015). Sebagai sebuah momentum sejarah, Hari yang dikenal sebagai Hari Sumpah Pemuda (HSP) tersebut dicatat dengan tinta emas dalam sejarah perjuangan bangsa. Peringatan HSP menjadi penting tidak saja karena isinya tentang persatuan dan kesatuan bangsa yang tentu saja sangat substansial dalam pembangunan nation and character building, tetapi yang lebih heroik adalah karena ikrar persatuan dan kesatuan bangsa itu, dilontarkan oleh para pemuda yang patriotik ditengahtengah hegemoni kolonialisme penjajahan. Selain bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke-86, di tahun ini bertepatan pula dengan 106 tahun Hari Kebangkitan Nasional dan 16 tahun reformasi, Oleh karenanya pada tahun ini, Panitia Nasional HSP ke-84 mengintegrasikan semangat nasionalisme pemuda melalui HSP dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

2. Pemilihan Organisasi Kepemudaan Berprestasi Tingkat Nasional

Sejak tiga tahun terakhir, TAYO ASEAN telah

menyelenggarakan

berbagai macam program yang berbeda,

proyek-proyek dan kegiatan yang dilakukan oleh pemuda dan

(42)

36

organisasi yang melayani pemuda di daerah yang dapat ditiru oleh organisasi lain di negara masing-masing. TAYO ASEAN tidak hanya memacu tujuan mempertinggi kesadaran ASEAN tetapi juga telah mengilhami pemuda pada umumnya untuk terlibat dalam program-program yang bermanfaat dan kegiatan sehingga mendorong partisipasi yang lebih luas dan voluntarisme. Demikian pula, TAYO ASEAN telah diakui oleh Komite Sosial Budaya yang berada di bawah Sekretariat ASEAN dan telah diusulkan untuk menjadi bagian dari program reguler kegiatan untuk peringatan Hari Pemuda ASEAN. Langkah ini adalah visi untuk meningkatkan pertukaran praktik terbaik dalam pembangunan pemuda secara umum dan harus menyediakan tempat yang baik untuk menampilkan kecerdikan, kreativitas, dan rasa tanggung jawab di kalangan pemuda. Selain itu, melibatkan 3 negaranegara peserta juga akan memperluas cakupan memperoleh ide-ide yang lebih baik pada program-program, proyek, dan kegiatan yang akan membuktikan bermanfaat bagi pemuda ASEAN juga. TAYO ASEAN +3 Penghargaan dan Pengakuan akan lebih meningkatkan kerjasama dan jaringan di kalangan generasi muda untuk masa depan yang lebih baik. Sejalan dengan ini, wakil dari dewan pemuda nasional atau organisasi pemuda dari 3 negara akan diundang sebagai pengamat selama 4 TAYO ASEAN Penghargaan dan Bukti dan CAYC 16 Rapat di Puerto Princesa City, Filipina. Ini akan menyediakan tempat yang baik untuk mendorong partisipasi dari organisasi pemuda yang beredar di negara-negara dalam program-program, proyek, dan kegiatan. Selain pameran dan penghargaan yang tepat, juga direncanakan akan memiliki lokakarya tematik mana TAYO ASEAN + 3 penerima beasiswa dapat menunjukkan keberhasilan program mereka, proyek, dan kegiatan. Dalam rangka keikutertaan Indonesia dalam pemilihan oraganisasi kepemudaan berprestasi tingkat ASEAN atau Ten Accomplished Youth Organizations (TAYO ASEAN), Untuk mendapatkan organisasi kepemudaan berprestasi tersebut, akan dilakukan penilaian oleh tim penilai yang kredibel dan kompeten, sehingga organisasi kepemudaan yang terpilih tersebut benar-benar layak sebagai wakil dari Indonesia.

(43)

37

f. Terlaksananya fasilitasi peningkatan kapasitas pemuda di bidang iptek dan imtaq;

Indikator Target Realisasi Kinerja Pagu (Rp) Realisasi (Rp.) Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas moral dan intelektual 1000 orang 3960 orang 396% 5.967.448.000 5.564.377.491

Tabel 8 fasilitasi peningkatan kapasitas pemuda di bidang iptek dan imtaq

Indeks capaian kinerja pada indikator Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas moral dan intelektual sebesar 396% dan masuk kategori “hijau”.

Fasilitasi peningkatan kapasitas pemuda di bidang iptek dan imtaq dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut :

1. Sekolah Karakter Bangsa dalam Mengembangkan Budaya Sadar Pancasila dan Konstitusi

Kegiatan ini merupakan sebuah gerakan moral yang diikuti oleh semua pemuda Indonesia yang menyatakan sebuah perubahan yang

sesuai dengan gerakan nasional yang diusung oleh Presiden Joko Widodo dan Jusuf

Kalla yakni Revolusi Mental yang akan membawa Pemuda

Indonesia kearah yang lebih baik dan mandiri. Kegiatan ini juga Dalam rangka

3960 orang

Indeks Capaian = --- x 100% 1000 orang

(44)

38

meningkatkan kapasitas karakter serta daya saing pemuda Indonesia, sehingga dapat menumbuh kembangkan prakarsa perbaikan moral etika, penguatan karakter dan kesadaran dalam berkontitusi sehingga kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat berjalan dengan harmonis.

Penyampaian materi dan berkenannya Bapak Imam Nahrawi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga dan Gubernur Lampung mampu memberikan kesan yang mendalam dalam pelaksanaan kegiatan ini.Pelaksanaan di Kabupaten Natuna Propinsi Kepulauan Riau juga memberikan respon yang positif bagi pemuda kepulauan terluar sebagai bentuk perhatian pemerintah pusat bagi pemuda Natuna. Materi yang disampaikan juga memberikan muatan yang lebih bagi pemuda Natuna dalam menyikapi kondisi pulau terluar Indonesia dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui gerakan revolusi mental dan cinta tanah air pemuda natuna kepada Indonesia.

2. Peningkatan Kesadaran Pemuda terhadap Faktor Destruktif

Membangun peradaban yang tercerahkan, bermoral dan beretika merupakan tugas kekhalifahan umat manusia agar terhindar dari kerusakan atau perilaku destruktif. Modernisasi dan pembangunan dalam dua dasawarsa terakhir membawa masyarakat pada kecenderungan menipisnya nilai-nilai moral, eksploitasi seksual yang mengumbar hawa nafsu kini merambah hampir setiap sudut ruang, sehingga dapat menimbulkan berbagai sikap atau perilaku negatif yang merusak moral terutama di kalangan pemuda Indonesia. Aktivitas pornografi dan pornoaksi sulit dikendalikan pada berbagai lapisan masyarakat sampai kepada kelompok usia belia, dan dampak dari kondisi tersebut juga telah nyata di depan mata.

Gambar

Gambar 1 Struktur Organisasi Kemenpora
Gambar 2 Peta Strategi Kementerian Pemuda dan Olahraga
Tabel 1 Penetapan Kinerja Kemenpora
Gambar 4 Peta Strategi Kemenpora
+7

Referensi

Dokumen terkait

dalam kekerasan dalam rumah tangga mengalami penderitaan secara beruntun.. pada waktu bersamaan. perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan,. pengadilan,

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan bagi para pembaca tentang pengaruh ukuran, PAD, kompleksitas, dan belanja modal terhadap kelemahan pengendalian

the book examines both drugs currently in the clinic and those merely on the drawing board…This comprehensive update of the 2008 edition will serve student or experienced

Penggunaan dasar teori fraud triangle dalam mendeteksi ataupun menilai kecenderungan terjadinya financial statement fraud berasal dari penelitian Cressey (1953)

As similar to this upgraded book Pawn Structure Chess By Andrew Soltis, you may not locate in the various other area. However right here, it's

Now, just how do you understand where to purchase this e-book Plato: Laches, Protagoras, Meno, Euthydemus, (Loeb Classical Library, No. 165) (Greek And English Edition) By Plato

Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Kelompok I ULP Kabupaten Muara Enim telah melakukan proses seleksi sederhana melalui sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

Selaku Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Kelompok I berdasarkan SK Nomor : 1027/KPTS/ULP/2013, tanggal 30 Desember 2013, melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik