• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR : 260 TAHUN : 1992 SERI: D NO. 255

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR : 260 TAHUN : 1992 SERI: D NO. 255"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH

PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI

NOMOR : 260 TAHUN : 1992 SERI: D NO. 255

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 9 TAHUN 1991

TENTANG

PENJUALAN DAN PENYALURAN BENIH/BIBIT PADI, PALAWIJA DAN HORTIKULTURA DARI BALAI BENIH INDUK PADA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I BALI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang program pe-ningkatan produksi pangan, maka penggunaan, penanaman benih/bibit unggul bermutu dari jenis/ varietas yang dianjurkan merupakan salah satu faktor pendukung yang penting ;

b. bahwa untuk mencapai tujuan tersebut huruf a, maka Balai .Benin Induk pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah Tingkat I Bali berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan pe- ngadaan dan penyaluran benih/bibit bermutu sesuai dengan fungsi dan peranannya sebagai produsen benih dan sarana penyuluhan dibidang perbenihan ;

c. bahwa berhubung dengan hal dimaksud huruf b, maka dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali tentang Penjualan dan Penyaluran Benih/Bibit Padi, Palawija dan Hortikultura dari Balai Benin Induk pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah Tingkat I Bali.

Mengingat : l. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 38 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037) ;

2. Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lem

(2)

baran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115; Tambahan Lembaran Negara Repu blik Indonesia Nomor 1649) ;

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 1956 tentang Perimbangan Keuangan antara Negara dengan Daerah-daerah yang berhak mengurus Rumah Tangganya sendiri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 77);

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 25 Oktober 1971 Nomor 72 Tahun 1971 tentang Pembinaan, Pengawasan Pemasaran dan Sertifi- kasi Benih ;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1974 tentang Bentuk Peraturan Daerah ;

6. Surat Keputusan Menteri Pertanian tanggal 2 Nopember 1971 Nomor 460/Kpts/Org/l 1/1971 tentang Pelaksanaan Keputusan Presiden Re publik Indonesia Nomor 72 Tahun 1971 ;

7. Surat Keputusan Menteri Pertanian tanggal 3 Pebruari 1977 Nomor 67/Kpts/Org/2/1977 tentang Perubahan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 460/Kpts/Org/ll/1971;

8. Surat Keputusan Menteri Pertanian tanggal 3 Juli 1979 Nomor 415/Kpts/Um/7/1977 tentang Perubahan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 460/Kpts/Org/l 1/1971 jo Nomor 67/Kpts/ Org/2/1977 ;

9. Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 19 September 1985 Nomor 903-1319 tentang Pe- nyempurnaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 903-603 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ;

10. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pertanian Tanaman Pangan tanggal 4 Oktober 1984 Nomor S.K.I.HK. 050.84.66 tentangIsi dan Warna Label tiap Benih Bina yang diperdagangkan ;

11. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 09 Tahun 1983 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Per tanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah Ting kat I Bali (Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali tanggal 2 Januari 1986 Nomor 142 Seri D Nomor 140).

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI TENTANG PENJUALAN DAN PENYALURAN BENIH/BIBIT PADI, PALAWIJA DAN HORTIKULTURA DARI BALAI BENIH

(3)

INDUK PADA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI.

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Propinsi Daerah Tingkat I Bali ;

b. Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali ;

c. Dinas Pertanian adalah Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah Tingkat I Bali ;

d. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pertanian Tanamanan Pangan Propinsi Daerah Tingkat I Bali;

e. Balai Benih adalah Balai Benih Induk sebagai unsur pelaksana sebagian tugas Dinas Pertanian dibidang perbenihan ;

f. Benih adalah segala Bahan tanaman untuk dikembangbiakan baik berupa biji maupun bibit;

g. Bibit adalah buah atau bahan tanaman lainnya yang telah tumbuh yang akan digunakan untuk memperbanyak tanaman ;

h. Benih Bina adalah benih dari jenis dan atau varietas dan diawasi dalam pemasarannya ber-dasarkan peraturan yang berlaku ;

i. Label adalah keterangan tertulis, tercetak atau bergambar mengenai mutu serta tempat asal benih/bibit yang ditempelkan atau disertakan secara jelas pada sejumlah benih/bibit;

j. Sertifikat adalah hasil sertifikasi benih berupa keterangan tertulis sesuai dengan peraturan per-undang-undangan yang berlaku ; k. Benih Dasar (BD), Benih Pokok (BP) dan Benih Sebar (BR) adalah

kelas-kelas benih dalam sertifikasi yangharus memenuhi standar umum dan khusus yang ditetapkan.

Pasal 2

(1) Pengadaan benih/bibitbermutu dilaksanakan oleh Balai Benih dengan memanfaatkan daya yang

tersedia secara berhasilguna dan berdayaguna. (2) Pengadaan Benih/Bibit dimaksud ayat (1), di-

laksanakan dengan cara perbanyakan sesuai dengan petunjuk teknis perbanyakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 3

(1) Dalam Peraturan Daerah ini standar minimum untuk benih bina dari Balai Benih yang dapat dijual dan disalurkan adalah :

(4)

Benih Daya tum- No Jenis/Komoditi murni buh mini-

minimum (%) mum (%) 1. Padi-padian 95 70 2. Palawija : (Jagung, kedele, kacang tanah, 95 70 kacang hijau) 3. Hortikultura : 3.1. Sayuran : a. Kacang panjang 90 70 b. Terong 98 60 c. Bayam 98 70 d. Tomat 97 65 e. Cabai 98 55 f. Bawang 97 60 g. Buncis 98 70 3.2. Hortikultura lainnya yang berupa tanam-an 98 70

(2) Benih/bibit hasil Balai Benih yang dapat dijual dan disalurkan adalahbenih/bibityangtelah lulus uji laboratorium dan memenuhi standar minimum mutu benih bina sebagaimana dimaksud ayat (1).

Pasal 4

Penjual dan penyaluran benih/bibit padi, palawija dan hortikultura dari Balai Benih Induk dilaksana-kan oleh Balai Benih Induk yang dalam hal ini di-tangani oleh Bagian Tata Usaha.

Pasal 5

(1) Penyaluran benih/bibit tidak bersertifikat (label merah jambu) dan benih sebar (BR) oleh Balai Benih dapat secara langsung kepada konsumen, sedangkan untuk benih pokok (BP) dan benih dasar (BD) atas rekomendasi Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Penyaluran benih/bibit dimaksud ayat (1), untuk kelas BD ataupun BP hanya terbatas untuk perbanyakan benih/bibit berikutnya,sedangkankelas BR atau benih label merah jambu diarahkan untuk konsumsi.

(3) Penyaluran benih/bibit kelas BD dan atau BP dapat disamakan dengan kelas benih/bibit dibawahnya, bila keadaan mendesak dan persediaan

(5)

BD dan atau BP dipandang mencukupi.

(4) Penyaluran benih/bibit dimaksud ayat (3), hanya seijin Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk.

(5) Penyaluran benih/bibit oleh Balai Benih kepada konsumen agar dilakukan dengan pembayaran secara kontan; bila penyaluran secara kreditharus ada rekomendasi dari Kepala Dinas.

Pasal 6

(1) Harga penjualan benih/bibit padi, palawija dan hortikultura ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah.

(2) Dalam keadaan mendesak dan diperlukan benih/ bibit dapat disalurkan secara cuma-cuma, dan wewenang untuk penyalurannya dilimpahkan kepada Kepala Dinas.

(3) Hasil penjualan benih/bibit sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan pendapatan Daerah dan harus disetor ke Kas Daerah.

Pasal 7

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah sepanjang mengenai peraturan pelaksana-annya.

Pasal 8

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semuaketentuan peraturan perundang-undangan yang tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

(2) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya meme-rintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya didalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali.

(6)

D I S A H K A N

Dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Tanggal 30 Mei 1992 No. 520.61-771

Direktorat Jenderal

Pemerintahan Umum Dan Otonomi Daerah Direktur Pembinaan Pemerintahan Daerah

Cap ttd.

D r s , S O E J I T N O Pembina Utama Madya NIP. 010021794

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor : 260 tanggal : 15 Juni 1992 Seri : D Nomor : 255.

Sekretaris Wilayah/Daerah Tingkat I Bali, Cap ttd.

D E W A B E R A T H A Pembina Utama Madya

NIP. 010049857 DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT

DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI

KETUA, Cap ttd.

I GUSTI PUTU RAKA, SH.

Denpasar, 9 Agustus 1991 GUBERNUR KEPALA DAERAH

TINGKAT I BALI,

Cap ttd

(7)

P E N J E L A S A N ATAS

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 9 TAHUN 1991

TENTANG

PENJUALAN DAN PENYALURAN BENIH/BIBIT PADI, PALAWIJA DAN HORTEKULTURA DARI BALAI BENIH INDUK PADA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI

I. UMUM

Benih/bibit unggul bermutu dari jenis dan atau varietas ter-tentu adalah merupakan salah satu syarat yang diperlukan dalam rangka usaha untuk meningkatkan produksi tanaman pangan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan benih/bibit tersebut maka Balai Benih Induk pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah Tingkat I Bali berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan pengadaan dan penyaluran benih/bibit bermutu sesuai dengan fungsi dan peranannya sebagai produsen benih dan sarana penyuluhan.

Sejalan dengan perkembangan pembangunan maka usaha-usaha peningkatan Pendapatan Asli Daerah secara terus-menerus perlu diupayakan peningkatannyabaik usaha intensifikasi maupun ekstensifikasi.

Pada Sub Sektor Pertanian tersebut beberapa sumber pendapatan yang berasal dari Balai Benih-Balai Benih Induk.

Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam rangka peningkatan pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali maka penjualan dan penyaluran benih/bibit tersebut perlu diatur dengan Peraturan Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 : Cukup Jelas Pasal 2 : Cukup Jelas Pasal 3 : ayat (1) : Cukup Jelas

ayat (2) : Benih/bibit hasil Balai Benih yang dapat dijual dan disalurkan termasuk dipasar-kan adalah benih/bibit yang telah lulus uji laboratorium dan memenuhi standar minimum untuk benih sebagaimana dimaksud ayat (1).

Pasal 4 : Cukup Jelas Pasal 5 : Cukup Jelas Pasal 6 : ayat (1) : Cukup Jelas

ayat (2) : Yang dimaksud dengan keadaan men-desak dan diperlukan yaitu dalam hal untuk mengatasi daerah-daerah kritis, daerah yang

(8)

terkena bencana alam (ke-banjiran dan kekeringan) dan Iain-lain yang disalurkan melalui berbagai Lem-baga/Organisasi profesi dan Mahasiswa KKN.

ayat (3) : Hasil penjualan benih/bibit merupakan pendapatan Daerah dan disetor ke Kas Daerah sepanjang yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali, sedangkan yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara disetor ke Kas Negara.

Pasal 7 : Cukup Jelas Pasal 8 : Cukup Jelas

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana Nomor 17 Tahun 1985 tentang Perubahan Pertama Kali Peratr:ran Daerah Tingkat II Jembrana Nomor

Sehubungan dengan hal tersebut dalam angka 3, maka Pemerintah Daerah memandang perlu meningkatkan pengawasan dan pelayanan kepada wisatawan asing sesuai dengan

Kepala Biro Bina Pembangunan Daerah Sekretariat Wilayah/Daerah Tingkat I Bali di Denpasal, disertai dengan Peraturan Daerah yang telah disahkan (1 expl). Kepala Biro

Dalam APBD Kabupaten Daerah Tingkat II Bangli tahun anggaran 1985/1986 belum dilengkapi dengan lampiran A.IIIB yang merupa- kan matrik sektor dan Sub Sektor dan

Nomor 239 Tahun 1987 tentang Pengesahan Ang- garan Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karangasem Tahun Anggaran

Kepala Biro Bina Pengembangan Sarana Perekonomian Daerah Setwilda Tingkat I Bali di Denpasar, disertai dengan Peraturan Daerah yang telah disahkan (1 expl.)

dan tembusan kepada Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih VII Wilayah Propinsi Bali dan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Daerah Tingkat II

minat akan pengurut-an tinggi rendah benda kurang menarik. Kurangnya kemampu-an anak didik dalam pengurutan tinggi rendah benda. Tindakan pengurutan ting-gi rendah