• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

40

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode

Elemen Hingga

Wafha Fardiah1), Joko Sampurno1), Irfana Diah Faryuni1), Apriansyah1)

1) Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Tanjungpura, Pontianak Email: wafha.qhilanis@gmail.com

Abstrak

Telah dilakukan penelitian untuk menentukan distribusi suhu pada tanur Carbolite STF 15/180/301 dalam keadaan tunak. Pendekatan numerik yang digunakan adalah metode elemen hingga dengan kisi segi tiga. Penelitian ini diawali dengan pengambilan data faktual, dengan kondisi suhu di heater berkisar 573,15-973,15 K. Data ini digunakan sebagai input untuk simulasi. Hasil simulasi distribusi suhu dalam tabung keramik pada tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan setelan suhu 573,15 K memiliki kisaran suhu 558,122-574,65 K, suhu 673,15 K memiliki kisaran suhu 668,436-688,4 K, suhu 773,15 K memiliki kisaran suhu 760,451-785,6 K, suhu 873,15 K memiliki kisaran suhu 860,048-886,55 K, sedangkan suhu 973,15 K memiliki kisaran suhu 963,189-990,55 K. Pola hasil simulasi menunjukkan panas menyebar dari elemen pemanas bawah dan atas ke ujung kiri dan kanan tabung keramik.

Kata Kunci: Suhu, Metode Elemen Hingga, Tanur Carbolite STF 15/180/301 1. Pendahuluan

Pemanasan adalah suatu proses penambahan atau meningkatnya suhu yang diberikan pada suatu benda atau medium, baik yang bersifat konduktor, semikonduktor, maupun isolator. Distribusi atau perpindahan panas yang mencakup perpindahan energi terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara dua benda atau material. Disamping itu distribusi panas pada suatu benda atau material berpengaruh pada konduktifitas termal bahan yang dimiliki oleh suatu benda atau material tersebut. Ilmu perpindahan kalor (heat transfer) banyak diterapkan pada kehidupan sehari-hari maupun dalam bidang industri.

Tabung tanur Carbolite STF (Single Tube

Furnace) 15/180/301 adalah suatu piranti alat

yang digunakan untuk melakukan pemanasan terhadap material-material zat padat. Tanur ini memiliki efisiensi panas yang baik dengan suhu maksimum yang dihasilkan sebesar 1000℃ – 1500℃. Pada suhu tersebut beberapa material zat padat dapat melebur atau mencair. Panas yang mengalir pada tanur ini melalui proses konduksi dengan tanur yang berbentuk tabung keramik sepanjang 60 cm dan pemanas yang menggunakan heating element sepanjang 18 cm.

Dalam penelitian ini disimulasikan distribusi suhu dalam tanur tabung Carbolite STF 15/180/301 dan parameter-parameter yang mempengaruhi proses pemanasan tersebut menggunakan metode elemen hingga

dimana domain permasalahan didiskritisasi menggunakan elemen segitiga.

2. Landasan teori

Perpindahan panas atau disebut juga distribusi panas adalah proses berpindahnya panas dari benda yang mempunyai suhu tinggi ke suhu lebih rendah. Salah satu jenis perpindahan panas adalah konduksi yang merupakan suatu proses yang jika dua benda suhunya disentuhkan dengan yang lainnya maka akan terjadilah perpindahan panas (Kreith, 2005). Laju perpindahan kalor konduksi dituliskan pada persamaan (1) (Yunus, 2009).

T

q

kA

x

 

(1)

Dimana q adalah laju perpindahan kalor (watt),

T

x

gradien suhu pada arah aliran kalor , A

adalah luas penampang bahan (m2) dan k

adalah konduktivitas termal bahan (watt/m.oC).

Tanda negatif diberikan agar memenuhi hukum termodinamika yaitu kalor merupakan energi dalam transit yang mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah (Holman, 1997).

Tanur Carbolite STF (Single Tube Furnace) model 15/180/301 berbentuk tabung keramik sepanjang 60 cm dan pemanas yang menggunakan heating element sepanjang 18 cm (Carbolite, 2008). Gambar Tube Furnace

(2)

41 Carbolite STF 15/180/301 dapat dilihat pada

Gambar 2a.

Tipe STF ini merupakan pilihan tanur yang paling komprehensif yang tersedia. Sumber pemanas tanur tipe ini terbuat dari silikon karbida, molibdenum disilicide, dan kromit lanthanum. Proses penggunaan tanur ini hanya dengan teknik pembakaran yang sederhana dan mempunyai aplikasi yang canggih sehingga akurat dan pemanasan yang seragam (http//www.Carbolite.com).

Tabel 1. Spesifikasi Tanur yang dijadikan Objek Penelitian (http//www.Carbolite.com,)

Sistem keadaan steady state (kondisi tunak) yaitu suhu tidak berubah terhadap waktu. Kondisi khusus pada aliran kalor satu dimensi kondisi (steady state) tanpa pembangkit panas di berikan oleh persamaan berikut (Yunus, 2009) : 2 2

0

T

x

(2)

Sedangkan untuk kondisi tunak (steady state) dua dimensi diberikan oleh persamaan berikut:

2 2 2 2

0

T

T

x

y

(3)

Konsep dasar metode elemen hingga adalah konsep diskritisasi yaitu membagi suatu benda menjadi benda-benda yang berukuran lebih kecil. Konsep Dasar dari metode elemen hingga adalah (Katili, 2006):

1. Menjadikan domain permasalahan menjadi elemen-elemen diskrit.

2. Menggunakan elemen-elemen untuk memperoleh solusi pendekatan terhadap permasalahan-permasalahan perpindahan panas dan sebagainya.

Bentuk elemen hingga yang dapat digunakan untuk memodelkan kasus yang akan dianalisis adalah elemen segi tiga untuk pendekatan linier. Elemen linier pada tipe ini memiliki sisi berupa garis lurus dan memiliki dua titik node yang masing-masing pada ujungnya disebut elemen garis linier. Dengan domain diskritisasi menggunakan segmen garis (linier satu dimensi), elemen segi tiga (linier dua dimensi) dan elemen segi banyak (nonlinier dua atau lebih dari dua dimensi).

Gambar 1. Elemen 2 dimensi segi tiga Langkah-langkah dalam penggunaan elemen hingga (Reddy, 2005) adalah sebagai berikut:

1. Membagi (diskritisasi) domain menjadi kumpulan elemen kecil berhingga dan membangun jaringan (meshing) elemen hingga dari elemen-elemen hasil diskitisasi.

2. Membangun formulasi variasional yang sesuai dengan persamaan diferensial parsial yang diberikan, yaitu dengan:

a. Mengasumsikan bahwa solusi hampiran dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari fungsi hampiran yang dibuat b. Menurunkan atau memilih fungsi

hampiran yang ada.

3. Menentukan solusi numerik persamaan yang telah dibangun.

Secara umum persamaan poison dapat dituliskan dalam bentuk persamaan :

2

1 2

( ,

)

0

T

F q q

(4) Integral residu dari persamaan ini adalah sebagai berikut : Tipe/jenis STF 15/180/301 Suhu maksimum ( ) 1500 Panjang tabung (mm) 600 Panjang pemanas (mm) 180 Diameter tabung dalam (mm) 25/50 Panjang seragam (mm - ) -

Power (kw) 1.5

Pengukuran luar tidak termasuk tabung

(h x w x d – mm) 500/600/375 Waktu panas (menit) - Jenis termokopel

(3)

42 2 2 2 2 ( , ) T T R W F r z d x y            

(5)

Dengan menggunakan integral parsial, mengaplikasikan syarat batas dan meminimumkan residu, persamaan (5) dapat dihasilkan lagi menjadi lebih sederhana sebagai berikut: ( )e w N w N ( )e R d WF d x x y y                  

(6)

Notasi( )e pada persamaan (6) mengindikasikan bahwa persamaan (6) hanya berlaku untuk elemen ke - e. Dalam notasi matriks persamaan (6) dapat dituliskan sebagai berikut:

( )e ( )e ( )e ( )e

R

K T

f

(7)

Setelah didapatkan elemen-elemen untuk matriks k dan f, subtitusikan matriks tersebut kedalam persamaan (5). Untuk hasil terbaik kita pilih residunya sama dengan nol sehingga solusi T disetiap garis, dapat dihitung dengan cara :

1

T

k

f

(8)

3. Metodologi

3.1 Skema Tabung Tanur

Gambar 3 (a) dan (b) merupakan gambar tanur Carbolite, skema tanur dalam 2D dan batang tabung keramik yang merupakan objek penelitian dari kajian ini.

( , , 0) T x y  Garis 2 (x  02 , 2 ;y  0 ) (9) ( , , 0) T x y  Garis 4 (x2, 23, 8;y0) (10) ( , , 0) T x y  Garis 6 (x  3, 86 ;y 0 ) (11) ( , , 0) T x y  Garis 1 (x0;y 00 , 2 5) (12) ( , , 0) T x y  Garis 3 (x 0 2, 2;y0, 25) (13) ( , , 0) T x y  Garis 5 (x2 3,8; y0, 25) (14) ( , , 0) T x y  Garis 7 (x 3, 8;y  0 , 2 5 ) (15) ( , , 0) T x y  Garis 8 (x6;y 00, 25) (16)

3.3 Penentuan Syarat Batas (SB)

Syarat batas yang diterapkan pada objek penelitian adalah tipe Dirichlet. Tipe Dirichlet diterapkan pada semua sisi tabung. Nilai tipe

Dirichlet menggunakan nilai suhu hasil pengukuran secara langsung pada titik ke-2 hingga ke-6 menggunakan termometer digital, sementara pada titik ke-1 dan 8 menggunakan suhu ruangan. Suhu pada heater saat dilakukan pengukuran tersebut telah ditetapkan sebelumnya yakni 573,15 K - 973,15 K dengan interval 373,15 K. Sehingga simulasi ini akan dibagi kedalam 5 kondisi dimana setiap kondisinya akan merepresentasikan satu keadaan distribusi temperatur.

Gambar 2. (a) Tanur Carbolite STF 15/180/301 ; (b) Skema tanur dalam 2D

(b) (a)

(4)

43

Gambar 3. Ukuran dan posisi pengambilan data suhu pada geometri tabung

3.4 Penentuan solusi numerik distribusi suhu dalam keadaan tunak menggunakan elemen hingga

Hal pertama yang dilakukan dalam proses ini adalah mendiskritisasi domain permasalahan yang berupa tabung keramik berukuran 60 x 0,25 cm menggunakan elemen segitiga. Ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4. Proses meshing domain permasalahan

Tahapan yang harus dilalui pada metode elemen hingga ini adalah:

1. Menentukan bentuk variasional dari persamaan Laplace.

2. Membagi domain permasalahan menggunakan bentuk segitiga sama kaki. Setiap titik sudut pada segitiga disebut juga node. Setiap node akan memiliki sebuah nilai yang menyatakan ukuran suhu pada plat.

3. Menentukan nilai suhu pada tepi node (penentuan ini disesuaikan dengan kondisi yang diamati sebagai syarat batas). Penentuan suhu ini menyatakan distribusi

suhu yang mempengaruhi tiap node pada syarat batas.

4. Membentuk matriks lokal dengan menghitung luas elemen segitiga serta kombinasi linier dari masing-masing node pada elemen.

5. Membentuk matriks global, yaitu matriks yang merupakan rangkaian (untaian) matriks lokal. Pada langkah ini akan dihasilkan sebuah Sistem Persamaan Linier (SPL).

6. Memodifikasi SPL dengan memasukan syarat batas yang digunakan .

7. Menyelesaikan SPL menggunakan metode elemen hingga

4. Hasil Simulasi Dan Analisis

Pada bagian ini dibahas mengenai hasil model pola distribusi suhu dari sebuah piranti alat pemanas Carbolite STF 15/180/310 dengan menggunakan metode elemen hingga (elemen segi tiga). Penentuan distribusi suhu solusi elemen hingga segitiga ini menggunakan syarat batas dirichlet nilai awal (initial value), ialah nilai suhu awal ditentukan untuk masing-masing sisi tabung yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang dicobakan seperti yang telah dijelaskan pada bagian ke-3. Perhitungan suhu didalam tabung diwakilkan oleh tiap elemen segitiga acak dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar elemen hingga.

Penentuan titik-titik pengukuran didasari pada Gambar 3 di atas. Sementara suhu di kanan dan kiri tabung untuk setiap kondisi sama dengan suhu ruangan dan aliran panas masuk dari dinding keramik.

(5)

44

Tabel 2. Hasil pengukuran faktual dengan termometer digital:

Pada Tabel 2 adalah suhu hasil pengukuran pada titik ke-2, 3, 4, 5, 6 dan 7 sedangkan titik ke-1 dan 8 menggunakan suhu ruangan.

4.1 Kondisi 573,15 K

Gambar 5 (a) menunjukkan hasil simulasi distribusi suhu di dalam tabung keramik tanur

Carbolite STF 15/180/301 dalam kondisi tunak

(tak bergantung waktu) pada kondisi 1 dimana tanur disetel pada suhu 573,15 K.

Dalam Gambar 5 (a) memperlihatkan distribusi suhu yang pola sebaran kontur isotermnya menunjukkan perambatan panas dari tengah pemanas yang memiliki suhu tinggi ke ujung kiri dan kanan yang memiliki suhu yang lebih rendah. Terlihat juga pola sebaran suhu yang seragam yang dihasilkan pada kondisi 1 ini namun pada titik-titik tertentu terdapat nilai suhu yang tidak seragam. Kisaran suhu pada kondisi 1 berkisar 558,122 – 574,65 K.

Gambar 6 (a) menunjukkan penampang horizontal (kiri – kanan) distribusi suhu pada kondisi 1 dimana nilai suhu yang diambil adalah nilai suhu pada titik (0,0.125) hingga titik (6, 0.125). Dari Gambar 6 (a) ini terlihat bahwa suhu di bagian tengah lebih tinggi dibandingkan pada kedua ujung tabung. Hal ini dikarenakan dibagian tengah terdapat pemanas. Suhu di ujung kiri dan kanan berkisar pada angka 558,122 K.

4.2 Kondisi 673,15 K

Gambar 5 (b) menunjukkan hasil simulasi distribusi suhu di dalam tabung keramik tanur

Carbolite STF 15/180/301 dalam kondisi tunak

(tak bergantung waktu) pada kondisi 2 dimana tanur disetel pada suhu 673,15 K.

Dalam Gambar 5 (b) memperlihatkan distribusi suhu yang pola sebaran kontur isotermnya menunjukkan perambatan panas dari tengah pemanas yang memiliki suhu tinggi ke ujung kiri dan kanan yang memiliki suhu yang lebih rendah. Terlihat juga pola sebaran suhu yang seragam yang dihasilkan pada

kondisi 2 ini namun pada titik-titik tertentu terdapat nilai suhu yang tidak seragam. Kisaran suhu pada kondisi 2 berkisar pada 668,436 – 688,4 K.

Gambar 6 (b) menunjukkan penampang horizontal (kiri – kanan) distribusi suhu pada kondisi 2 dimana nilai suhu yang diambil adalah nilai suhu pada titik (0,0.125) hingga titik (6, 0.125). Dari Gambar 6 (b) ini terlihat bahwa suhu di bagian tengah lebih tinggi dibandingkan pada kedua ujung tabung. Hal ini dikarenakan dibagian tengah terdapat pemanas. Suhu di ujung kiri dan kanan berkisar pada angka 668,436 K.

4.3 Kondisi 773,15 k

Gambar 5 (c) menunjukkan hasil simulasi distribusi suhu di dalam tabung keramik tanur

Carbolite STF 15/180/301 dalam kondisi tunak

(tak bergantung waktu) pada kondisi 3 dimana tanur disetel pada suhu 773,15 K.

Dalam Gambar 5 (c) memperlihatkan distribusi suhu yang pola sebaran kontur isotermnya menunjukkan perambatan panas dari tengah pemanas yang memiliki suhu tinggi ke ujung kiri dan kanan yang memiliki suhu yang lebih rendah. Terlihat juga pola sebaran suhu yang seragam yang dihasilkan pada kondisi 3 ini namun pada titik-titik tertentu terdapat nilai suhu yang tidak seragam. Kisaran suhu pada kondisi 3 berkisar pada 760,451 – 785,6 K.

Gambar 6 (c) menunjukkan penampang horizontal (kiri – kanan) distribusi suhu pada kondisi 3 dimana nilai suhu yang diambil adalah nilai suhu pada titik (0,0.125) hingga titik (6, 0.125). Dari Gambar 6 (c) ini terlihat bahwa suhu di bagian tengah lebih tinggi dibandingkan pada kedua ujung tabung. Hal ini dikarenakan dibagian tengah terdapat pemanas. Suhu di Kondisi Suhu (K) Suhu Hasil Pengukuran Dititik ke- (K)

1 2 3 4 5 6 7 8 1 573,15 337,35 337,35 574,65 574,65 334,1 334,1 2 673,15 343,85 343,85 688,4 688,4 343,2 343,2 3 773,15 350,15 350,15 785,6 785,6 349,55 349,55 4 873,15 361,7 361,7 886,55 886,55 360,3 360,3 5 973,15 369,1 369,1 990,55 990,55 368,75 368,75

(6)

45

ujung kiri dan kanan berkisar pada angka 760,451 K.

4.4 Kondisi 873,15 K

Gambar 5 (d) menunjukkan hasil simulasi distribusi suhu di dalam tabung keramik tanur

Carbolite STF 15/180/301 dalam kondisi steady state (tak bergantung waktu) pada kondisi 4

dimana tanur disetel pada suhu 873,15 K. Dalam Gambar 5 (d) memperlihatkan distribusi suhu yang pola sebaran kontur isotermnya menunjukkan perambatan panas dari tengah pemanas yang memiliki suhu tinggi ke ujung kiri dan kanan yang memiliki suhu yang lebih rendah. Terlihat juga pola sebaran suhu yang seragam yang dihasilkan pada kondisi 4 ini namun pada titik-titik tertentu terdapat nilai suhu yang tidak seragam. Kisaran suhu pada kondisi 4 berkisar pada 860,048 – 886,55 K.

Gambar 6 (d) menunjukkan penampang horizontal (kiri – kanan) distribusi suhu pada kondisi 4 dimana nilai suhu yang diambil adalah nilai suhu pada titik (0,0.125) hingga titik (6, 0.125). Dari Gambar 6 (d) ini terlihat bahwa suhu di bagian tengah lebih tinggi dibandingkan pada kedua ujung tabung. Hal ini dikarenakan dibagian tengah terdapat pemanas. Suhu di ujung kiri dan kanan berkisar pada angka 860,048 K.

4.5 Kondisi 973,15 K

Gambar 5 (e) menunjukkan hasil simulasi distribusi suhu di dalam tabung keramik tanur

Carbolite STF 15/180/301 dalam kondisi tunak

(tak bergantung waktu) pada kondisi 5 dimana tanur disetel pada suhu 973,15 K.

Dalam Gambar 5 (e) memperlihatkan distribusi suhu yang pola sebaran kontur isotermnya menunjukkan perambatan panas dari tengah pemanas yang memiliki suhu tinggi ke ujung kiri dan kanan yang memiliki suhu yang lebih rendah. Terlihat juga pola sebaran suhu yang seragam yang dihasilkan pada kondisi 5 ini namun pada titik-titik tertentu terdapat nilai suhu yang tidak seragam. Kisaran suhu pada kondisi 5 berkisar pada 963,189 – 990.55 K.

Gambar 6 (e) menunjukkan penampang horizontal (kiri – kanan) distribusi suhu pada kondisi 5 dimana nilai suhu yang diambil adalah

nilai suhu pada titik (0,0.125) hingga titik (6, 0.125). Dari Gambar 6 (e) ini terlihat bahwa suhu di bagian tengah lebih tinggi dibandingkan pada kedua ujung tabung. Hal ini dikarenakan dibagian tengah terdapat pemanas. Suhu di ujung kiri dan kanan berkisar pada angka 963,189 K.

Dari kelima kondisi tersebut memperlihatkan bahwa panas menyebar dari kedua pemanas atas dan bawah lalu menyebar ke kiri dan kanan tabung. Distribusi suhu yang dihasilkan relatif memberikan penyelesaian pendekatan terhadap kondisi penyebaran suhu di dalam tabung keramik dalam kondisi yang sebenarnya. Ini menandakan kalau metode elemen hingga segitiga didalam perangkat lunak

Comsol 4 Multiphysic dapat digunakan dalam

penentuan pola distribusi suhu pada tabung keramik Carbolite STF (Single Tube Furnace) 15/180/301.

(7)

46

Gambar 6. Hasil Simulasi Distribusi Suhu pada (a) Kondisi 573,15 K, (b) Kondisi 673,15 K, (c) Kondisi 773,15 K, (d) Kondisi 873,15 K, dan (e) Kondisi 973,15 K

(a)

(b)

(c)

(d)

(8)

47

Gambar 7. Penampang Horizontal Distribusi Suhu pada (a) Kondisi 573,15 K, (b) Kondisi 673,15 K, (c) Kondisi 773,15 K, (d) Kondisi 873,15 K, dan (e) Kondisi 973,15 K

(e)

(c)

(d) (a)

(9)

48 5. Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil simulasi distribusi suhu dalam tabung keramik pada tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan setelan suhu 573,15 K memiliki kisaran suhu 558,122-574,65 K, suhu 673,15 K memiliki kisaran suhu 668,436-688,4 K, suhu 773,15 K memiliki kisaran suhu 760,451-785,6 K, suhu 873,15 K memiliki kisaran suhu 860,048-886,55 K, sedangkan suhu 973,15 K memiliki kisaran suhu 963,189-990,55 K, sementara pola distribusi suhu di dalam tabung keramik Carbolite STF (Single Tube

Furnace) 15/180/301 menunjukkan suhu yang

dikeluarkan dari elemen pemanas bawah dan elemen pemanas atas menyebar ke ujung kiri dan kanan.

DAFTAR PUSTAKA

Apriansyah, 2008, Simulasi Distribusi temperatur Keadaan Tunak (Steady State) Pada Lempeng 2 Dimensi dengan Menggunakan Metode Cellular Automata.

Jurusan Fisika FMIPA UNTAN, Pontianak. (Skripsi S1)

Carbolite, 2008, Installation, Operation and

Maintenance Instructions, STF Manual,

England.

Holman, J.P., 1997, Perpindahan Panas, Jasfi,E. (alih bahasa), Erlangga, Jakarta.

http//www.Carbolite.com, diakses pada tanggal 3 Januari 2014.

Katili, I., 2006, Metode Elemen Hingga, Program UI, FEAP, FTUI, Depok.

Kreith, Frank, 1994, Prinsip-prinsip Perpindahan

Panas, Arko Prijono (alih bahasa),Jakarta :

Penerbit Erlangga.

Reddy, 2005, Solutions Manual for An

Introduction to The Finite Element Method,

Mc Graw Hill International Edition, New York.

Yunus, A. D., 2009, Perpindahan Panas dan

Massa, Diktat Kuliah, Jurusan Teknik Mesin

Gambar

Gambar  3  (a)  dan  (b)  merupakan  gambar  tanur  Carbolite,  skema  tanur  dalam  2D  dan  batang  tabung  keramik  yang  merupakan  objek  penelitian dari kajian ini
Gambar 4. Proses meshing domain  permasalahan
Gambar  5  (a)  menunjukkan  hasil  simulasi  distribusi  suhu  di  dalam  tabung  keramik  tanur  Carbolite  STF  15/180/301  dalam kondisi  tunak  (tak  bergantung waktu)  pada  kondisi  1  dimana  tanur disetel pada suhu 573,15 K

Referensi

Dokumen terkait

Peran sosial ekonomi dalam bidang kesehatan adalah salah satu upaya untuk membuat perilaku masyarakat itu kondusif untuk kesehatan yang artinya sisioekonomidpapat mendorong

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Kesehatan Kota Manado, Puskesmas Tuminting, Puskesmas Paniki Bawah dan Puskesmas Wenang belum sesuai dengan pedoman pengelolaan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ter- dapat perbedaan keterampilan wirausaha berwawasan lingkungan antara kelompok remaja yang memiliki pengetahuan

Norma Subjektif, dan Persepsi Kontrol Perilaku berpengaruh signifikan terhadap Intensi Investor dalam Pemilihan Saham yang artinya semakin tinggi Kualitas Informasi

Siswa dapat melaksanakan pembelajaran 2-4 hari dalam seminggu dan 1-2 jam dalam sehari, siswa melaksanakan pembelajaran dengan mengerjakan soal-soal yang telah

Gangguan perubahan pola aktivitas berhubungan dengan nyeri daerah luka operasi ditandai dengan klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas, klien tampak lemah, klien

3) Dengan mempertimbangkan kebutuhan organisasi dan pelayan kepada masyarakat, pelaksanaan perhitungan waktu kewajiban kerja pada suatu unit kerja di suatu instansi

SEKSI KERASULAN KELUARGA Mengundang Ketua Lingkungan beserta 2 orang Fasilitator untuk acara Sosialisasi Bulan Keluarga dengan tema “Sekolah Kehidupanku” pada hari