TUGAS TUGAS MAKALAH MAKALAH
FILSAFAT SAINS DAN BIOETIKA FILSAFAT SAINS DAN BIOETIKA
KEBENARAN ILMIAH
KEBENARAN ILMIAH
Oleh: Oleh: KELOMPOK III KELOMPOK III 1.1. NANANA NA CICITRTRAWAWATATI I LELESTSTARARI I (A(A2C2C111100000909)) 2
2.. ROROSSYAYANA NA ((A2A2C1C11100000?0?)) 3.
3. SISITI NTI NOOOORHRHASASANANAH (AH (A2A2C1C110100000?)?)
Dosen Pengajar: Dosen Pengajar: Drs. DHARMONO, M.Si Drs. DHARMONO, M.Si
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN BANJARMASIN 2010 2010
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
BerbiBerbicara cara tentantentang g kebenkebenaran ilmiah aran ilmiah tidak bisa dilepaskan dari makna tidak bisa dilepaskan dari makna dandan fun
fungsi gsi ilmilmu u itu itu sensendirdiri i sejsejauh auh manmana a dapdapat at digdigunaunakan kan dan dan dimdimanfanfaatkaatkan an oleolehh manusia. Di samping itu proses untuk mendapatkannya haruslah melalui manusia. Di samping itu proses untuk mendapatkannya haruslah melalui tahap-ta
tahahap p memetotode de ililmimiahah. . KriKriteteriria a ililmimiah ah dadari ri susuatu atu ililmu mu mememamang ng titidadak k dadapapatt menjelaskan fakta dan realitas yang ada. Apalagi terhadap fakta dan kenyataan menjelaskan fakta dan realitas yang ada. Apalagi terhadap fakta dan kenyataan yang berada dalam lingkup religi ataupun yang metafisika dan mistik, ataupun yang berada dalam lingkup religi ataupun yang metafisika dan mistik, ataupun ya
yang ng nonon n ililmimiah ah lalaininnynya. a. Di Di sisininilalah h peperlrlununya ya pepengngemembabangngan an sisikakap p dadann kepribadian yang mampu meletakkan manusia dalam
kepribadian yang mampu meletakkan manusia dalam dunianya.dunianya. Pe
Penenegagasasan n di di atatas as dadapapat t kikita ta papahahami mi kakarerena na apapa a yayang ng didisesebubut t ililmumu peng
pengetahuaetahuan n diletadiletakkan kkan dengdengan an ukurukuran. an. PertamPertama, a, pada pada dimendimensi si fenomfenomenalnyenalnyaa yaitu bahwa ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai masyarakat, sebagai yaitu bahwa ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai masyarakat, sebagai proses dan sebagai produk. Kedua
proses dan sebagai produk. Kedua , , pada dimensi strukturalnya, yaitu bahwa ilmupada dimensi strukturalnya, yaitu bahwa ilmu peng
pengetahuaetahuan n harus terstruktuharus terstruktur r atas atas kompkomponenonen-komp-komponen, obyek onen, obyek sasarasasaran n yangyang hendak diteliti
hendak diteliti (begenstand),(begenstand), yang diteliti atau dipertanyakan tanpa mengenal titik yang diteliti atau dipertanyakan tanpa mengenal titik he
hentnti i atatas as dadasasar r momotitif f dadan n tatata ta cacara ra tetertrtenentutu, , sesedadang ng hahasisil-l-hahasisil l tetemumuanannynyaa diletakkan dalam satu kesatuan sistem (Wibisono, 1982). Tampaknya anggapan diletakkan dalam satu kesatuan sistem (Wibisono, 1982). Tampaknya anggapan ya
yang ng kukuranrang g tetepapat t memengngenenai ai apapa a yayang ng didisesebubut t ilmilmiaiah h tetelah lah memengngakakibibatatkakann pandangan yang salah terhadap kebenaran ilmiah dan fungsinya bagi kehidupan pandangan yang salah terhadap kebenaran ilmiah dan fungsinya bagi kehidupan
manusia. Ilmiah atau tidak ilmiah kemudian dipergunakan orang untuk menolak manusia. Ilmiah atau tidak ilmiah kemudian dipergunakan orang untuk menolak atau menerima suatu produk pemikiran manusia.
atau menerima suatu produk pemikiran manusia.
BAB II
BAB II
ISI
ISI
2.
2.11 ArArti Keti Kebebenanararann Kata
Kata kebenarankebenaran dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang konkretdapat digunakan sebagai suatu kata benda yang konkret
ma
maupupun un ababststrak rak (H(Hamamamami, i, 19198383). ). JaJadi di adada a 2 2 pepengngertertiaian n kekebebenanararan, n, yayaitituu kebenaran yang berarti nyata-nyata terjadi di satu pihak, dan kebenaran dalam arti kebenaran yang berarti nyata-nyata terjadi di satu pihak, dan kebenaran dalam arti law
lawan an dardari i kebkeburuurukan kan (ke(ketidtidakbakbenaenaranran) ) (Sy(Syafi’afi’i, i, 1991995). 5). JikJika a susubjebjek k henhendak dak menuturkan kebenaran artinya adalah proposisi yang benar . Proposisi maksudnya menuturkan kebenaran artinya adalah proposisi yang benar . Proposisi maksudnya adalah makna yang dikandung dalam suatu pernyataan atau statement. Apabila adalah makna yang dikandung dalam suatu pernyataan atau statement. Apabila sub
subjek jek menmenyatyatakaakan n kebkebenaenaran ran bahbahwa wa proproposposisi isi yanyang g diudiuji ji itu itu paspasti ti memmemilikilikii kualitas, sifat atau karakteristik, hubungan dan nilai, hal yang demikian itu karena kualitas, sifat atau karakteristik, hubungan dan nilai, hal yang demikian itu karena kebenaran tidak dapat begitu saja terlepas dari kualitas, sifat, hubungan, dan nilai kebenaran tidak dapat begitu saja terlepas dari kualitas, sifat, hubungan, dan nilai itu sendiri.
itu sendiri.
Dalam bahasan ini, makna “kebenaran” dibatasi pada kekhususan makna Dalam bahasan ini, makna “kebenaran” dibatasi pada kekhususan makna “kebenaran keilmuan (ilmiah)”. Kebenaran ini mutlak dan tidak sama atau pun “kebenaran keilmuan (ilmiah)”. Kebenaran ini mutlak dan tidak sama atau pun lan
langgggengeng, , melmelainainkan kan berbersifsifat at nisnisbi bi (rel(relatiatif), f), semsemententara ara (te(tentantatiftif) ) dan dan hanhanyaya merupakan pendekatan (Wilardo, 1985). Kebenaran intelektual yang ada pada merupakan pendekatan (Wilardo, 1985). Kebenaran intelektual yang ada pada ilmu bukanlah suatu efek dari keterlibatan ilmu dengan bidang-bidang kehidupan. ilmu bukanlah suatu efek dari keterlibatan ilmu dengan bidang-bidang kehidupan. Keb
pe
pengangabdibdian an ilmilmu u secsecara ara netnetral, ral, tak tak berbermuamuara, ra, dapdapat at melmeluntunturkurkan an penpengergertiatiann keb
kebenaenaran ran sehsehingingga ga ilmilmu u terterpakpaksa sa menmenjadjadi i stesteril. ril. UraUraian ian keikeilmulmuan an tententantangg masyarakat sudah semestinya harus diperkuat oleh kesadaran terhadap berakarnya masyarakat sudah semestinya harus diperkuat oleh kesadaran terhadap berakarnya ke
kebebenanararan n (D(Dalaldjdjoeoenini, , 19198585). ). SeSelalararas s dedengngan an PoPoededjajawiwiyayatntna a (1(198987) 7) yayangng meng
mengatakan bahwa atakan bahwa persepersesuaian antara suaian antara pengapengatahuatahuan n dan obyeknya itulah dan obyeknya itulah yangyang disebut kebenaran. Artinya pengetahuan itu harus yang dengan aspek obyek yang disebut kebenaran. Artinya pengetahuan itu harus yang dengan aspek obyek yang diketahui. Jadi pengetahuan benar adalah
diketahui. Jadi pengetahuan benar adalah pengetahuan obyektif.pengetahuan obyektif.
Kebenaran pertama-tama berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Artinya, Kebenaran pertama-tama berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Artinya, setiap pengtahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mengetahui sesuatu objek setiap pengtahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mengetahui sesuatu objek dilihat dari jenis pengetahuan yang dibangun. Adapun pengetahuan itu berupa dilihat dari jenis pengetahuan yang dibangun. Adapun pengetahuan itu berupa berikut ini:
berikut ini: 1.
1. Pengetahuan biasa disebut jugaPengetahuan biasa disebut juga Knowledge Knowledge of the man in theof the man in the street street atauatau ordinary knowledge
ordinary knowledge atauatau common sense knowledgecommon sense knowledge. Pengetahuan seperti ini. Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya subjektif. Artinya sangat terikat pada memiliki inti kebenaran yang sifatnya subjektif. Artinya sangat terikat pada subje
subjek k yang mengenayang mengenal. l. Dengan demikiDengan demikian, an, pengpengetahuaetahuan n tahap pertama initahap pertama ini memili
memiliki ki sifat selalu sifat selalu benar sejauh sarana benar sejauh sarana untuuntuk k mempememperoleh pengetahroleh pengetahuanuan bersifat normal atau tidak ada penyimpangan.
bersifat normal atau tidak ada penyimpangan. 2.
2. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang telah menetapkan objek yangPengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang telah menetapkan objek yang kh
khas as dedengngan an memeneneraprapkakan n atatau au hahampmpirairan n memetotododolologigis s yayang ng khkhas as pupulala.. Artinya, metodologi yang telah mendapatkan kesepakatan di antara para ahli Artinya, metodologi yang telah mendapatkan kesepakatan di antara para ahli yang sejenis. Maksudnya kandungan kebenaran dari jenis pengetahuan ilmiah yang sejenis. Maksudnya kandungan kebenaran dari jenis pengetahuan ilmiah selalu mendapatkan revisi yaitu selalu diperkaya oleh hasil penemuan yang selalu mendapatkan revisi yaitu selalu diperkaya oleh hasil penemuan yang
palin
paling g mutakmutakhir. hir. DengaDengan n demikdemikian, ian, kenbekenbenaran naran dalam pengetahudalam pengetahuan an ilmahilmah selalu mengalami pembaharuan sesuai dengan hasil penelitian yang paling selalu mengalami pembaharuan sesuai dengan hasil penelitian yang paling ak
akhihir r dadan n memendndapapatatkakan n pepersrsetetujujuauan, n, adadananya ya agagrereememenent t kokonvnvenensi si paparara ilmuwan sejenis.
ilmuwan sejenis. 3.
3. PengetPengetahuahuan filsan filsafat adalafat adalah sejenah sejenis pengis pengetaetahuahuan yang pendn yang pendekaekatantanya melaya melaluilui metodologi pemikiran filsafat yang bersifat mendasar dan menyeluruh dengan metodologi pemikiran filsafat yang bersifat mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran yang analistis, kritis dan spekulatif. Sifat kebenaran yang model pemikiran yang analistis, kritis dan spekulatif. Sifat kebenaran yang terk
terkandandung ung daldalam am penpenegeegetahtahuan uan filfilsafasafati ti adaadalah lah absabsoluolute te intintersuersubjebjektiktif.f. Mak
Maksudsudnya nilai kebennya nilai kebenaran aran yanyang g terterkankandundung g jenjenis is penpengetgetahuahuan an filfilsafsafatat selalu merupakan pendapat yang selalu melekat pada pandangan filsafat dari selalu merupakan pendapat yang selalu melekat pada pandangan filsafat dari seo
seoranrang g pempemikiikir r filfilsafsafat at serserta selalu mendta selalu mendapaapat t pempembenbenaran dari filsaaran dari filsafatfat kemudian yang menggunakan metodologi pemikiran yang sama pula. Jika kemudian yang menggunakan metodologi pemikiran yang sama pula. Jika pendapat filsafat itu ditinjau dari sisi lain, artinya dengan pendekatan filsafat pendapat filsafat itu ditinjau dari sisi lain, artinya dengan pendekatan filsafat
ya
yang ng lailain n sesedadah h dadapapat t didipapaststikikan an hahasisilnlnya ya akakan an beberbrbededa a atatau au babahkhkanan bertentangan atau menghilangkan sama sekali. Mis alnya, filsafat matematika bertentangan atau menghilangkan sama sekali. Mis alnya, filsafat matematika
atau
atau geogeometmetri ri dardari i PhyPhytagtagoraoras s samsampai pai seksekaranarang g masmasih ih tetatetap p sepseperterti i eakeaktutu Phytagoras itu pertama kali mem
Phytagoras itu pertama kali memunculkan unculkan pendapatnya pada abad VI pendapatnya pada abad VI SM.SM. 4.
4. Kebenaran jenis pengetahuan adalah kebenaran Kebenaran jenis pengetahuan adalah kebenaran pengetahuan yang terkandungpengetahuan yang terkandung dal
dalam am penpengetgetahuahuan an agaagama. ma. PenPengetgetahuahuan an agaagama ma memmemiliiliki ki sifsifat at dogdogmatmatis,is, Artinya pernyataan dalam suatu agama selalu dihampiri oleh keyakinan yang Artinya pernyataan dalam suatu agama selalu dihampiri oleh keyakinan yang telah
telah tertentertentu sehingtu sehingga pernyatga pernyataan-peraan-pernyataanyataan dalam ayat-ayan dalam ayat-ayat kitab sucit kitab suci agama memil
untuk memahaminya itu. Implikasi makna dari kandungan kitab suci dapat untuk memahaminya itu. Implikasi makna dari kandungan kitab suci dapat berkembang secara dinamik sesuai dengan perkembangan waktu. Akan tetapi, berkembang secara dinamik sesuai dengan perkembangan waktu. Akan tetapi, kandungan maksud dari ayat kitab suci itu tidak dapat diubah dan sifanya kandungan maksud dari ayat kitab suci itu tidak dapat diubah dan sifanya absolut.
absolut.
Kebenaran kedua dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana Kebenaran kedua dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana cara atau dengan
cara atau dengan alat apakah seseorang alat apakah seseorang membangun pengetahumembangun pengetahuanya itu. Aanya itu. Apakahpakah ia
ia membamembangun dengan ngun dengan pengpenginderainderaan an atauatau sense sense experienexperiencece, akal pikiran atau, akal pikiran atau ratio, intuisi,
ratio, intuisi, atau keyakinan. atau keyakinan. Implikasi dari penImplikasi dari penggunaan alat uggunaan alat untuk memperolehntuk memperoleh peng
pengetahuaetahuan n melalumelalui i alat alat tertentertentu tu akan akan mengamengakibatkibatkan kan karakkarakteristteristik ik kebenkebenaranaran ya
yang ng didikakandndunung g ololeh eh pepengngetetahahuauan n ititu u akakan an mememimilikliki i cacara ra tetertrtenentu tu ununtutuk k mem
membukbuktikatikanyanya. . ArtArtinyinya, a, jikjika a sesseseoreorang ang memmembanbangungunnya nya melmelalui alui indindera era atauatau sense exp
sense experiencerience. Maka pada saat e. Maka pada saat ia membukia membuktikan kebentikan kebenaran pengearan pengetahuan itutahuan itu harus melalui indera pula. Begitu juga dengan cara yang lain misalnya dengan harus melalui indera pula. Begitu juga dengan cara yang lain misalnya dengan indra kimiawi.
indra kimiawi. Jenis pengetahuJenis pengetahuan an menumenurut rut kriterkriteria ia karakkarakteristteristiknya dibedakaniknya dibedakan dalam jenis pengetahuan seperti berikut ini:
dalam jenis pengetahuan seperti berikut ini: 1.
1. pepengngetaetahuhuan an inindrdrawawii 2.
2. pepengngetaetahuhuan an akakal al bubudidi 3.
3. pepengngetaetahuhuan an inintutuititif if 4.
4. penpengetgetahuahuan kepan kepercaercayaayaan atau pn atau pengengetahetahuan otuan otorioritatitatif f dan pdan pengengetahetahuanuan yang lainnya.
yang lainnya.
Kebenaran pengetahuan ketiga adalah nilai kebenaran pengetahuan yang Kebenaran pengetahuan ketiga adalah nilai kebenaran pengetahuan yang dikai
atau hubungan antara subjek dan objek. Juka subjek yang berperan maka jenis atau hubungan antara subjek dan objek. Juka subjek yang berperan maka jenis peng
pengetahuaetahuan n itu itu mengmengandunandung g nilai kebenaran yang nilai kebenaran yang sifatnsifatnya ya subjsubjektif. Artinyaektif. Artinya nilai kebenaran dari
nilai kebenaran dari pnegpnegetahuaetahuan n yang dikandunyang dikandungnya sangat gnya sangat tergantergantung padatung pada subjek yang memiliki pengetahuan itu atau jika objek yang berperan . Sifatnya subjek yang memiliki pengetahuan itu atau jika objek yang berperan . Sifatnya objektif seperti pengetahuan tentang alam dan ilmu-ilmu alam.
objektif seperti pengetahuan tentang alam dan ilmu-ilmu alam.
Meskipun demikian, apa yang dewasa ini kita pegang sebagai kebenaran Meskipun demikian, apa yang dewasa ini kita pegang sebagai kebenaran mungkin suatu saat akan hanya pendekatan kasar saja dari suatu kebenaran yang mungkin suatu saat akan hanya pendekatan kasar saja dari suatu kebenaran yang lebih jati lagi dan demikian seterusnya. Hal ini tidak bisa dilepaskan dengan lebih jati lagi dan demikian seterusnya. Hal ini tidak bisa dilepaskan dengan keberadaan manusia yang transenden,dengan kata lain, keresahan ilmu bertalian keberadaan manusia yang transenden,dengan kata lain, keresahan ilmu bertalian den
dengan gan hashasrat rat yanyang g terterdapdapat at daldalam am dirdiri i manmanusiusia. a. DarDari i sinsini i terdterdapaapat t petpetunjunjuk uk men
mengengenai ai kebkebenaenaran ran yanyang g trastrasendenden, en, artiartinya nya tidtidak ak henhenti ti dardari i kebkebenaenaran ran ituitu terdapat diluar jangkauan manusia.
terdapat diluar jangkauan manusia.
2.2
2.2 TeoTeori Tenri Tentantang Kebeg Kebenarnaranan Dalam
Dalam perkeperkembangmbangan an pemikpemikiran iran filsafafilsafat t perbinperbincangan tentang cangan tentang kebenkebenaranaran sudah dim
sudah dimulai sejak Plato, kemudulai sejak Plato, kemudian diterusian diteruskan kan oleh Aristooleh Aristoteles. Plato melaluteles. Plato melaluii metode dialog membangun teori pengetahuan yang cukup lengkap sebagai teori metode dialog membangun teori pengetahuan yang cukup lengkap sebagai teori peng
pengetahuaetahuan n yang paling awal. yang paling awal. Sejak itu Sejak itu teori pengetahteori pengetahuan uan berkeberkembang terusmbang terus den
dengan gan menmendapdapatkatkan an penpenyemyempurpurnaanaan n samsampai pai seksekaraarang. ng. Hal Hal itu itu sepseperterti i yanyangg dik
dikemuemukakkakan an seoseoranrang g filufilusuf suf abaabad d XX XX JasJasperpers s yanyang g dikdikutiutip p oleoleh h HamHamersersmama (19
(1985) 85) menmengemgemukaukakan kan bahbahwa wa sebsebenaenarnyrnya a parpara a pempemikiikir r seksekaraarang ng ini ini hanhanyaya melen
kebenaran selalu paralel dengan teori pengetahuan yang dibangunnya. Teori-teori kebenaran selalu paralel dengan teori pengetahuan yang dibangunnya. Teori-teori kebenaran yang telah terlembaga itu seperti berikut:
kebenaran yang telah terlembaga itu seperti berikut: 1.
1. TeoTeori ri kebkebenaenaran ran KorKorespespondondensensii 2.
2. TeTeorori kei kebebenanaran Kran Kohohererenensisi 3.
3. TeTeorori kei kebebenanaran Pran Praragmgmatatisis 4.
4. TeTeorori i kekebebenanaran ran SiSintntakaksisiss 5.
5. TeTeorori i kekebebenanaran Semaran Semantntisis 6.
6. TeoTeori ri KebKebenaenaran ran NonNon-De-Deskrskripsipsii 7.
7. TeoTeori Kebri Kebenaenaran Lran Logiogis yans yang berg berleblebihaihann
Teori-teori di atas akan dijelaskan secara rinci pada uraian berikut: Teori-teori di atas akan dijelaskan secara rinci pada uraian berikut: 1.
1. TeTeorori Kei Kebebenanararan Kon Korerespsponondedensnsii
Ujian kebenaran yang dinamakan teori korespondensi ini adalah teori yang Ujian kebenaran yang dinamakan teori korespondensi ini adalah teori yang paling diterima secara luas oleh kelompok realis. Menurut teori ini, kebenaran paling diterima secara luas oleh kelompok realis. Menurut teori ini, kebenaran
adalah kesetiaan kepada
adalah kesetiaan kepada realita obyektif realita obyektif (fidelity to objective reality).(fidelity to objective reality). KebenaranKebenaran adalah persesuaian antara pernyataan tentang fakta dan fakta itu sendiri, atau adalah persesuaian antara pernyataan tentang fakta dan fakta itu sendiri, atau antara
antara pertimpertimbangabangann(judgement) dan (judgement) dan sitsituasuasi i yanyang g perpertimtimbanbangan gan itu itu berberusausahaha un
untutuk k memelulukikiskskanan, , kakarerena na kekebebenanaran ran memempmpununyayai i huhububungngan an ererat at dedengnganan pernyataan atau pemberitaan yang kita lakukan tentang sesuatu (Titus, 1987). pernyataan atau pemberitaan yang kita lakukan tentang sesuatu (Titus, 1987).
Ja
Jadidi, , sesecacara ra sesedederhrhanana a dadapapat t didisisimpmpululkakan n babahwhwa a beberdrdasasararkakan n teteororii kor
korespespondondensensi i suasuatu tu perpernyanyataan taan adaadalah lah benbenar ar jikjika a matmateri eri penpengetgetahuahuan an yanyangg dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dit
ma
mahahasisiswswa a memengngatatakakan an “k“kotota a YoYogygyakakararta ta teterlerletatak k di di pupulalau u JaJawawa” ” mamakaka pernyataan itu adalah benar sebab pernyataan itu dengan obyek yang bersifat pernyataan itu adalah benar sebab pernyataan itu dengan obyek yang bersifat
fak
faktuatual, l, yakyakni kota ni kota YogYogyakyakartarta a memmemang ang benbenar-bar-benaenar r berberada ada di di pulpulau au JawJawa.a. Sekiranya orang lain yang mengatakan bahwa “kota Yogyakarta berada di pulau Sekiranya orang lain yang mengatakan bahwa “kota Yogyakarta berada di pulau Sumatra” maka pernnyataan itu adalah tidak benar sebab tidak terdapat obyek Sumatra” maka pernnyataan itu adalah tidak benar sebab tidak terdapat obyek yang sesuai dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini maka secara faktual “kota yang sesuai dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini maka secara faktual “kota Yogyakarta bukan berada di pulau Sumatra melainkan di pulau Jawa”.
Yogyakarta bukan berada di pulau Sumatra melainkan di pulau Jawa”.
Menurut teori koresponden, ada atau tidaknya keyakinan tidak mempunyai Menurut teori koresponden, ada atau tidaknya keyakinan tidak mempunyai hu
hububungngan an lanlangsgsunung g teterhrhadadap ap kekebebenanararan n atatau au kekekekeliliruruanan, , ololeh eh kakarenrena a atatauau ke
kekekeliliruruan an ititu u tetergrganantutung ng kekepapada da kokondndisisi i yayang ng susudadah h diditetetatapkpkan an atatauau diingkari. Jika sesuatu pertimbangan sesuai dengan fakta, maka pertimbangan ini diingkari. Jika sesuatu pertimbangan sesuai dengan fakta, maka pertimbangan ini benar, jika tidak, maka pertimbangan itu salah (Jujun, 1990).
benar, jika tidak, maka pertimbangan itu salah (Jujun, 1990).
2.
2. Teori Teori Kebenaran Kebenaran KoherensiKoherensi
Berdasarkan teori ini suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu Berdasarkan teori ini suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bers
bersifat ifat kohekoheren ren atau atau konskonsisten isten dengdengan an pernypernyataan-pataan-pernyaternyataan aan sebelsebelumnyumnya a yangyang di
diananggggap ap bebenanar r (J(Jujujunun, , 19199090), ), arartitinynya a pepertrtimimbabangngan an adadalalah ah bebenanar r jijikaka pertimbangan itu bersifat konsisten dengan pertimbangan lain yang telah diterima pertimbangan itu bersifat konsisten dengan pertimbangan lain yang telah diterima
ke
kebebenanararannnnyaya, , yayaititu u yayang ng kokoheheren ren memenunururut t lologigikaka. . MiMisasalnlnyaya, , bibila la kikitata menganggap bahwa “semua manusia pasti akan mati” adalah suatu pernyataan menganggap bahwa “semua manusia pasti akan mati” adalah suatu pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa “si Hasan seorang manusia dan si Hasan yang benar, maka pernyataan bahwa “si Hasan seorang manusia dan si Hasan pa
pasti sti akaakan n matmati” i” adaadalah lah benbenar ar pulpula, a, sebsebab ab perpernyanyataataan n kedkedua ua adaadalah lah konkonsissistenten dengan pernyataan yang pertama.
Se
Seororanang g sasarjrjanana a BaBararat t A.A.C C EwEwining g (1(195951:1:6262) ) memenunulilis s tetentntanang g teteororii koherensi, ia mengatakan bahwa koherensi yang sempurna merupakan suatu idel koherensi, ia mengatakan bahwa koherensi yang sempurna merupakan suatu idel yang tak
yang tak dapat dicapai, dapat dicapai, akan akan tetaptetapi i pendpendapat-peapat-pendapandapat t dapat dipertimbdapat dipertimbangkaangkann menurut jaraknya dari ideal tersebut. Sebagaimana pendekatan dalam aritmatik, menurut jaraknya dari ideal tersebut. Sebagaimana pendekatan dalam aritmatik, diman
dimana a pernypernyataan-pataan-pernyaternyataan aan terjaliterjalin n sangasangat t teratuteratur r sehinsehingga gga tiap tiap pernypernyataanataan ti
timbmbul ul dedengngan an sesendndiririninya ya dadari ri pepernrnyayatataan an tantanpa pa beberkrkonontratradidiksksi i dedengnganan pernyataan-pernyataan lainnya. Jika kita menganggap bahwa 2+2=5, maka tanpa pernyataan-pernyataan lainnya. Jika kita menganggap bahwa 2+2=5, maka tanpa
melak
melakukan kesalahan lebih ukan kesalahan lebih lanjulanjut, t, dapat ditarik kesimpuladapat ditarik kesimpulan n yang menyalayang menyalahi hi tiaptiap kebenaran aritmatik tentang angka apa saja.
kebenaran aritmatik tentang angka apa saja.
Kelompok idealis, seperti Plato juga filosof-filosof modern seperti Hegel, Kelompok idealis, seperti Plato juga filosof-filosof modern seperti Hegel, Bra
Bradledley y dan dan RoyRoyce ce memmemperperlualuas s priprinsinsip p kohkoherenerensi si sehsehingingga ga melmelipuiputi ti dundunia;ia; den
dengan gan begbegitu itu makmaka a tiatiap-tp-tiap iap perpertimtimbanbangan gan yanyang g benbenar dan ar dan tiaptiap-ti-tiap ap sissistemtem kebenaran yang parsial bersifat terus menerus dengan keseluruhan realitas dan kebenaran yang parsial bersifat terus menerus dengan keseluruhan realitas dan memp
memperolah arti dari keseluerolah arti dari keseluruhan tersruhan tersebut ebut (Titu(Titus, 1987). Mess, 1987). Meskipun demkipun demikianikian pe
perlu rlu leblebih ih dindinyatyatakaakan n dendengan gan refereferenrensi si kepkepada ada konkonsissistentensi si fakfaktuatual, l, yakyaknini persetujuan antara suatu perkembangan dan
persetujuan antara suatu perkembangan dan suatu situasi lingkungan tertentu.suatu situasi lingkungan tertentu.
3.
3. Teori Teori Kebenaran Kebenaran PragmatisPragmatis Teo
Teori ri prapragmagmatik tik dicdicetuetuskaskan n oleoleh h ChaCharles rles S. S. PeiPeirce rce (18(1839-39-1911914) 4) daldalamam sebuah makalah yang terbit pada tahun 1878 yangberjudul “
sebuah makalah yang terbit pada tahun 1878 yangberjudul “ How to Make Ideals How to Make Ideals Clear
Clear ”. ”. TeoTeori ri ini ini kemkemudiudian an dikdikembembangangkan kan oleoleh h bebbeberaperapa a ahlahli i filfilsafsafat at yanyangg kebanyakan adalah berkebangsaan Amerika yang menyebabkan filsafat ini sering kebanyakan adalah berkebangsaan Amerika yang menyebabkan filsafat ini sering dik
Willia
William m James (1842-19James (1842-1910), John 10), John Dewey (1859-19Dewey (1859-1952), George 52), George HobarHobart t MeadMead (1863-1931) dan C.I. Lewis (Jujun, 1990)
(1863-1931) dan C.I. Lewis (Jujun, 1990) Pra
Pragmagmatistisme me menmenantantang ang segsegala ala otootoritaritanianianisnisme, me, intinteleelektuktualisalisme me dandan rasio
rasionalismnalisme. e. Bagi mereka Bagi mereka ujian kebenaran adalah ujian kebenaran adalah manfaamanfaatt (utility),(utility),kemungkinankemungkinan dikerjakan
dikerjakan (workability)(workability) atau atau akiakibat yang bat yang memmemuasuaskan kan (Ti(Titustus, , 1981987), 7), SehSehinginggaga dapat dikatakan bahwa pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa dapat dikatakan bahwa pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan aki
akibatbat-aki-akibatbatnya nya yanyang g berbermanmanfaafaat t secsecara ara prapraktiktis. s. PegPegangangan an prapragmagmatis tis adaadalahlah logika pengamatan dimana kebenaran itu membawa manfaat bagi hidup praktis logika pengamatan dimana kebenaran itu membawa manfaat bagi hidup praktis (Hadiwijono, 1980) dalam kehidupan manusia.
(Hadiwijono, 1980) dalam kehidupan manusia.
Kriteria pragmatisme juga dipergunakan oleh ilmuan dalam menentukan Kriteria pragmatisme juga dipergunakan oleh ilmuan dalam menentukan kebenaran ilmiah dalam prespektif waktu. Secara historis pernyataan ilmiah yang kebenaran ilmiah dalam prespektif waktu. Secara historis pernyataan ilmiah yang sekara
sekarang dianggap benar ng dianggap benar suatsuatu u waktu mungkiwaktu mungkin n tidak lagi tidak lagi demikdemikian. Dihadapkaian. Dihadapkann dengan masalah seperti ini maka ilmuan bersifat pragmatis selama pernyataan itu dengan masalah seperti ini maka ilmuan bersifat pragmatis selama pernyataan itu fun
fungsigsionaonal l dan dan memmempupunyanyai i kegkegunaunaan an makmaka a perpernyanyataataan n itu itu diadianggnggap ap benbenar,ar, sekir
sekiranya anya pernypernyataan itu ataan itu tidak lagi tidak lagi bersibersifat fat demikdemikian, disebabkaian, disebabkan n perkemperkembangabangann il
ilmu mu itu itu sesendndiri iri yayang ng memengnghahasisilklkan an pepernrnyayatataan an babaruru, , mamaka ka pepernrnyayatataan an itituu dit
ditinginggalgalkan kan (Ju(Jujunjun, , 1991990), 0), demdemikiikian an setseteruerusnysnya. a. TetTetapi api krikriteriteria a kebkebenaenaranran cenderung menekankan satu atu lebih dati tiga pendekatan (1) yang benar adalah cenderung menekankan satu atu lebih dati tiga pendekatan (1) yang benar adalah yang memuaskan keinginan kita, (2) yang benar adalah yang dapat dibuktikan yang memuaskan keinginan kita, (2) yang benar adalah yang dapat dibuktikan dengan eksperimen, (3) yang benar adalah yang membantu dalam perjuangan dengan eksperimen, (3) yang benar adalah yang membantu dalam perjuangan hidup biologis. Oleh karena teori-teori kebenaran (koresponden, koherensi, dan hidup biologis. Oleh karena teori-teori kebenaran (koresponden, koherensi, dan
p
pragragmamatitismsme) e) ititu u lelebibih h bebersrsififat at sasaliling ng memenynyemempupurnrnakakan an dadaripripadada a sasalilingng bertentangan, maka teori tersebut dapat digabungkan dalam suatu definisi tentang bertentangan, maka teori tersebut dapat digabungkan dalam suatu definisi tentang kebenaran. kebenaran adalah persesuaian yang setia dari pertimbangan dan ide kebenaran. kebenaran adalah persesuaian yang setia dari pertimbangan dan ide kit
kita a kepkepada ada fakfakta ta penpengalgalamaaman n atau kepadatau kepada a alaalam m sepseperti erti adaadanyanya. . AkaAkan n tettetapiapi karena kita dengan situasi yang sebenarnya, maka dapat diujilah pertimbangan karena kita dengan situasi yang sebenarnya, maka dapat diujilah pertimbangan terseb
tersebut ut dengdengan an konskonsistenistensinnysinnya a dengadengan n pertimpertimbangabangan-pertin-pertimbanmbangan gan lain lain yangyang kita anggap sah dan benar, atau kita uji dengan faidahnya dan akibat-akibatnya kita anggap sah dan benar, atau kita uji dengan faidahnya dan akibat-akibatnya yang praktis (Titus, 1987).
yang praktis (Titus, 1987).
4.
4. Teori Teori Kebenaran Kebenaran SintaksisSintaksis
Para penganut teori kebenaran sintaksis berpangkal tolak pada keteraturan Para penganut teori kebenaran sintaksis berpangkal tolak pada keteraturan sintaksis atau garamatika yang dipakai ole suatu pernyataan atau tata bahasa yang sintaksis atau garamatika yang dipakai ole suatu pernyataan atau tata bahasa yang melek
melekatnya. Dengan atnya. Dengan demikdemikian, suatu ian, suatu pernypernyataan dianggap benar ataan dianggap benar jika jika pernypernyataanataan itu mengikuti aturan-aturan sinaksis yang baku atau apabila proporsisi itu tdak itu mengikuti aturan-aturan sinaksis yang baku atau apabila proporsisi itu tdak men
mengikgikuti syarauti syarat t atau keluatau keluar ar dardari i hal yang diishal yang diisyaryaratkatkan an proproporporsissisi i itu itu tidtidak ak mem
mempunpunyai yai artarti. i. TeoTeori ri ini ini berberkemkembanbang g diadiantantara ra parpara a pilpilsuf suf anaanalislisa a bahbahasa,asa, ter
terutautama ma yanyang g bgibgitu tu ketketat at terterhadhadap ap pempemakaakaian ian gragramatmatikaikal, l, sepseperterti i FrieFriederderichich Schleiermacher (1768-1834).
Schleiermacher (1768-1834).
5.
5. Teori Teori Kebenaran Kebenaran SemantisSemantis Teo
Teori ri kebkebanaanaran ran semsemantantis is diadianut nut oleoleh h fahfaham am filsfilsafat afat BerBertrantrand d RusRusselsel sebagai kokoh pemula dari filsafat Analitika Bahasa. Menurut teori kebenaran sebagai kokoh pemula dari filsafat Analitika Bahasa. Menurut teori kebenaran semantis bahwa suatu proporsisi memiliki nilai benar ditinjau dari segi arti atau semantis bahwa suatu proporsisi memiliki nilai benar ditinjau dari segi arti atau
makna. Apakah proporsisi yang merupakan pangkal tumpunya inti mempunyai makna. Apakah proporsisi yang merupakan pangkal tumpunya inti mempunyai pengacu (
pengacu (referent referent ) ) yang jelayang jelas. Oleh kares. Oleh karena itu, teorna itu, teori ini memiliki ini memiliki tugas untui tugas untuk k menguak kesyahan proporsisi dalam referensinya.
menguak kesyahan proporsisi dalam referensinya. Teo
Teori ri kebkebenaenaran ran emaemantintis s sebsebenaenarnyrnya a berberpanpangkagkal l atau atau menmengacgacu u padpadaa pend
pendapat Aristoteapat Aristoteles sebagaimles sebagaimana yang dgambarkana yang dgambarkan oleh White (1978) an oleh White (1978) sepertsepertii berikut ini:
berikut ini:
““To say of what is that is or of what is not, is trueTo say of what is that is or of what is not, is true ”,”, Atau mengacu pada teori
Atau mengacu pada teori tradisional korespondensi yang mengatakan:tradisional korespondensi yang mengatakan: “ …
“ …that truth consists in correspondence of what is said and what is fact that truth consists in correspondence of what is said and what is fact .. Dengan demikian, teori kebenaran semantik menyatakan bahwa proporsisi Dengan demikian, teori kebenaran semantik menyatakan bahwa proporsisi it
itu u memempmpununyayai i ninilalai i kekebebenanararan n jijika ka prpropopororsisisi si ititu u mememimililiki ki artarti. i. ArArti ti ininii menu
menunjukknjukkan makna yang sesungguan makna yang sesungguhnya denghnya dengan menunjuk pada referensan menunjuk pada referensi i atauatau kenyataan.
kenyataan. Selain itu juga Selain itu juga arti yang dikemukarti yang dikemukakan itu memiliki arti yang akan itu memiliki arti yang bersifatbersifat definitive (arti yang jelas dengan menunjuk cirri yang khas dari sesuatu yang ada). definitive (arti yang jelas dengan menunjuk cirri yang khas dari sesuatu yang ada).
6.
6. Teori Teori Kebenaran Kebenaran Non-DeskripsiNon-Deskripsi Teo
Teori ri kebkebenaenaran ran nonnon-de-deskrskripsipsi i dikdikembembangangkan kan oleoleh h penpenganganut ut filsfilsafatafat fungs
fungsionalionalisme karena pada dasaisme karena pada dasarnya suatu starnya suatu statemen temen atau pernyatau pernyataan itu akanataan itu akan mempunyai nilai benar yang sangat tergantung peran dan fungsi pada pernyataan mempunyai nilai benar yang sangat tergantung peran dan fungsi pada pernyataan itu.
itu.
Wh
Whitite e (1(197978) 8) memengnggagambmbararkakan n tetentntanang g kekebebenanararan n sesebabagagaimimananaa dikemukakanya berikut ini:
“….
“….to say. It is true that not many people are likely to do that “is away of to say. It is true that not many people are likely to do that “is away of agreeing
agreeing with the with the opinion that not opinion that not many people are many people are likely likely to do to do that anda not that anda not aa way of talking about the opnion , much less of talking about the sentence used to way of talking about the opnion , much less of talking about the sentence used to
express the opinion. express the opinion. Mem
Memiliiliki ki perpernyanyataan taan d d ataatas s dapdapat at dikdikataatakan kan bahbahwa wa penpengetgetahuahuan an akaakann memili
memiliki nilai ki nilai banar sejaubanar sejauh pernyataah pernyataan itu memiliki fungsn itu memiliki fungsi yang sangat praktii yang sangat praktiss dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan itu juga merupakan kesepakatan
dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan itu juga merupakan kesepakatan bersamabersama untuk menggunakan praktis dalam kehidupan sehari-hari.
untuk menggunakan praktis dalam kehidupan sehari-hari.
7.
7. Teori Teori Kebenaran Kebenaran Logis Logis yang yang berlebihanberlebihan
Teori ini dikembangkan oleh kaum Positivistik yang diawali oleh Ayer. Teori ini dikembangkan oleh kaum Positivistik yang diawali oleh Ayer. Pada das
Pada dasarnya menuarnya menurut teori keberut teori kebenaran ini adanaran ini adalah bahwa prolah bahwa problem blem kebenkebenaranaran hany
hanya a merupmerupakan kekacauan bahasa saja, dan akan kekacauan bahasa saja, dan hal ini hal ini akibaakibatnya merupakatnya merupakan n suatusuatu pe
pembomborosrosan an karkarena ena padpada a dasdasarnarnya ya apaapa, , perpernyanyataataan n yanyang g henhendak dak dibdibuktuktikaikann ke
kebebenanararanynya a mememimililiki ki dederajrajat at lologigic c yayang ng sasama ma dadan n mamasisingng-m-masasining g sasalilingng melingkupinya.
melingkupinya. Dengan demikian , Dengan demikian , sesungguhnysesungguhnya setiap proporsisi a setiap proporsisi yang bersifatyang bersifat log
logic ic dendengan gan menmenunjunjukkukkan an bahbahwa wa proproporporsissisi i itu itu memmempunpunyai yai isi isi yanyang g samsama,a, memberikan informasi yang
memberikan informasi yang sama, sama, dan semua orang dan semua orang sepakat sehingga apabsepakat sehingga apabila kitaila kita membuktikanya lagi hal yang demikian itu hanya merupakan bentuk logis yang membuktikanya lagi hal yang demikian itu hanya merupakan bentuk logis yang berlebihan.
berlebihan. Hal
Hal yanyang g demdemikiikian an itu itu sessesungungguhguhnynya a karkarena ena susuatu atu perpernyanyataan taan yanyangg hendak dibuktik
hendak dibuktikan nilai kebenaranya an nilai kebenaranya sebenarnya telah merupsebenarnya telah merupakan fakta atau dataakan fakta atau data yan
yang g teltelah ah memmemiliiliki ki evievidendensi. si. ArtArtinyinya, a, objobjek ek penpengetgetahuahuan an itu itu sensendirdiri i telatelahh menunjukkan kejelasan dalam dirinya sendiri (Gallagher, 1984).
2.3
2.3 Sifat Kebenaran IlmiahSifat Kebenaran Ilmiah Su
Suatatu u kekebebenanararan n ililmimiah ah lalahihir r dadari ri hahasisil l pepenenelilititian an ililmimiahah. . JaJadi di agagar ar kebenaran tersebut dapat muncul maka harus melalui proses-proses atau suatu kebenaran tersebut dapat muncul maka harus melalui proses-proses atau suatu p
prorosesedudur. r. PrPrososededur ur babaku ku yayang ng haharurus s didilalalului i adadalaalah h tatahahaanan-ta-tahahapapan n ununtutuk k memp
memperoleh pengetahueroleh pengetahuan an ilmiahilmiah, , yang pada yang pada hakikhakikatnya berupa atnya berupa teori, melaluiteori, melalui metodologi ilmiah yang baku sesuai dengan sifat dasar ilmu. Maksudnya, adalah metodologi ilmiah yang baku sesuai dengan sifat dasar ilmu. Maksudnya, adalah setiap ilmu secara tegas menetapkan jenis objek secara ketat apakah objek itu setiap ilmu secara tegas menetapkan jenis objek secara ketat apakah objek itu beru
berupa hal konkripa hal konkrit atau abstrak. t atau abstrak. Selain itu ilmu meSelain itu ilmu menetapknetapkan langkahan langkah-langk-langkahah ilmiah sesuai dengan objek yang dihadapinya itu.
ilmiah sesuai dengan objek yang dihadapinya itu.
Kebanaran data ilmu adalah kebenaran yang sifatnya objektif. Maksudnya, Kebanaran data ilmu adalah kebenaran yang sifatnya objektif. Maksudnya, bahwa kebenaran dari suatu teori atau lebih tinggi dan aksioma atau paradigma, bahwa kebenaran dari suatu teori atau lebih tinggi dan aksioma atau paradigma,
ha
harurus s dididudukukung ng ololeh eh fafaktkta-a-fafaktkta a yayang ng beberurupa pa kekenynyatataaaan n dadalalam m kekeadadaaaann objektifnya. Kebenaran yang benar-benar lepas dari keinginan subjek. Kenyataan objektifnya. Kebenaran yang benar-benar lepas dari keinginan subjek. Kenyataan yang dimaksud adalah kenyataan yang berupa suatu dapat dipakai sebagai acuan yang dimaksud adalah kenyataan yang berupa suatu dapat dipakai sebagai acuan at
atau au kekenynyatataaaan n yayang ng papada da mumulalanynya a memerurupapakakan n obobjejek k dadalam lam pepembmbenentutukakann pengetahuan ilmiah itu.
pengetahuan ilmiah itu.
Mengacu pada status ontologisme objek, pada dasarnya kebenarana dalam Mengacu pada status ontologisme objek, pada dasarnya kebenarana dalam ilmu dapat
ilmu dapat digodigolonglongkan dalam kan dalam dua jenis dua jenis teori yaitu teori teori yaitu teori kebenkebenaran koepondearan koepondensinsi ata
atau u teoteori ri kebkebenaenaran ran kohkohensensi. i. IluIlum-ilm-ilmu mu keakealamlaman an padpada a umuumumnymnya a menmenuntuntutut keb
kebenaenaran ran korkorespespondondensensi i karkarena ena fakfakta-fta-faktakta a objobjektektif if sansangat gat ditdituntuntut ut daldalamam pembuktian terhadap setiap proposisi atau pernyataan (
pembuktian terhadap setiap proposisi atau pernyataan ( statement statement ) . Akan tetapi,) . Akan tetapi, be
mat
matemaematiktika. a. IlmIlmu-iu-ilmu lmu terstersebuebut t menmenuntuntut ut konkonsissistentensi si dan dan kehkehereerensi nsi diadiantantarara pr
propooposissisi-pi-proproposiosisi si sehsehingingga ga pempembenbenaran aran bagbagi i ilmilmu-ilu-ilmu mu itu itu menmengikgikat at teoteoriri kebenaran koherensi.
kebenaran koherensi. Ha
Hal l yayang ng cucukukup p pepentntining g dadan n peperlrlu u memendndapapatatkakan n peperhrhatatiaian n dadalalamm ke
kebebenanararan n inini i adadalaalah h kekebebenanaran ran dadalalam m ililmu mu haharurus s seselallalu u memerurupapakakan n hahasisill persetujuan dan konv
persetujuan dan konvensi dari para ilmuwan ensi dari para ilmuwan di bidangnya. di bidangnya. Sifat kebenaran ilmuSifat kebenaran ilmu me
memimilikliki i sisifat fat ununiviverersasal l sesejaujauh h kekebebenanaran ran ililmu mu ititu u dadapapat t didipepertrtahahanankakan.n. Pernyataan tersebut karena kebenaran ilmu harus selalu merupakan kebenaran Pernyataan tersebut karena kebenaran ilmu harus selalu merupakan kebenaran yang disepakati dalam konfensi sehingga keuniversalan sigat ilmu harus selalu yang disepakati dalam konfensi sehingga keuniversalan sigat ilmu harus selalu harus masih dibatasi oleh penemuan baru atau penemuan lainnya yang hasilnya harus masih dibatasi oleh penemuan baru atau penemuan lainnya yang hasilnya menolak pertemuan terdahulu atau bertentangan sama sekali. Apabila terdapat hal menolak pertemuan terdahulu atau bertentangan sama sekali. Apabila terdapat hal sem
semacam acam iniini, , dipdiperluerlukan kan suasuatu tu penpenelielitiatian n yanyang g menmendaldalam am apaapabilbila a hashasilnilnyaya berbeda. Kebenaran yang lama harus diganti oleh penemuan baru atau berbeda. Kebenaran yang lama harus diganti oleh penemuan baru atau kedua-duanya berjalan bersama dengan kekuatanya atas kebenaranya amasing-masing . duanya berjalan bersama dengan kekuatanya atas kebenaranya amasing-masing . Contoh kasus yang terjadi adalah teori geometri, Euklides dan teori geometri. Contoh kasus yang terjadi adalah teori geometri, Euklides dan teori geometri. Reinn
Reinnan yang bersama-san yang bersama-sama dengan Laboama dengan Labocevskcevsky tentang y tentang jumlajumlah besar 3 h besar 3 sudusudutt dari suatu segitiga.
dari suatu segitiga. Contoh yang Contoh yang lain adalah tentang peralihan teori lain adalah tentang peralihan teori tentang pusattentang pusat alam raya dari bumi nmenjadi matahari atau bahkan teori baru yang menunjukkan alam raya dari bumi nmenjadi matahari atau bahkan teori baru yang menunjukkan bahwa pusat alam raya pada pusat galaksi bimasakti.
bahwa pusat alam raya pada pusat galaksi bimasakti.
2.4
2.4 Cara UCara Untuk Mntuk Menemenemukan Kukan Kebenebenaran Iaran Ilmiahlmiah
Untuk menentukan kebenaran Ilmiah (AR-lacey) adalah: Untuk menentukan kebenaran Ilmiah (AR-lacey) adalah: 1.
2.
2. PePengngamamatatan an dadan n teteororii 3.
3. MetoMetode de HipHipoteoteticotico-ded-dedukaukatif tif 4.
4. PePengngamamatatan daan dan ekn ekspspererimimenen 5.
5. FalFalsifsificaticationion/op/operaserasionionalmalm 6.
6. KoKonfnfirmirmasasi kei kemumungngkikinanann
BAB III
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebenaran ilmiah tidak bisa Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebenaran ilmiah tidak bisa dilepaskan dari makna dan fungsi ilmu itu sendiri sejauh mana dapat digunakan dilepaskan dari makna dan fungsi ilmu itu sendiri sejauh mana dapat digunakan dan dimanfaakan oleh manusia serta proses atau prosedur suatu penelitian ilmiah. dan dimanfaakan oleh manusia serta proses atau prosedur suatu penelitian ilmiah. Teo
Teori-tri-teoreori i kebkebenaenaran ran ada ada tujtujuh, uh, yakyakni ni korkorespesponondendensi, si, kohkoherenerensi, si, prapragmagmatistis,, sintaksis, semantis, non-deskripsi, dan kebenaran logis yang berlebihan. sintaksis, semantis, non-deskripsi, dan kebenaran logis yang berlebihan. Teori-teori tersebut mencoba
teori tersebut mencoba untuuntuk k menjemenjelaskan tentang apa laskan tentang apa itu kebenaran. Kebenaranitu kebenaran. Kebenaran ilmiah bersifat obyektif dan universal. Dalam teori keilmuan, untuk membuktikan ilmiah bersifat obyektif dan universal. Dalam teori keilmuan, untuk membuktikan kebenaran ilmiah dari suatu pernyataan ilmiah harus sesuai dengan sifat dasar kebenaran ilmiah dari suatu pernyataan ilmiah harus sesuai dengan sifat dasar
metodologis yang digunakan dan sangat bergantung pada konvensi serta peran metodologis yang digunakan dan sangat bergantung pada konvensi serta peran masyarakat dalam menentukan karakteristik kebenaran ilmiah tersebut.
masyarakat dalam menentukan karakteristik kebenaran ilmiah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Awing, A.C. 1951.
Awing, A.C. 1951. The Fundamental Questions of PhilosophyThe Fundamental Questions of Philosophy . Routledge and. Routledge and Kegan Paul. London.
Kegan Paul. London. Burhanuddin Salam. 1995.
Burhanuddin Salam. 1995. Pengantar Filsafat Pengantar Filsafat . Bumi Aksara. Jakarta.. Bumi Aksara. Jakarta. Butler, J. Donald. 1951.
Butler, J. Donald. 1951. Four Philosophies and Their Practice in Education and Four Philosophies and Their Practice in Education and Religion
Religion. Horper and Brothers. New York.. Horper and Brothers. New York. Dharmono, M.Si. 2008.
Dharmono, M.Si. 2008. Filsafat Saints & BioetikaFilsafat Saints & Bioetika . Fakultas Keguruan dan Ilmu. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNLAM. Banjarmasin.
Pendidikan UNLAM. Banjarmasin. Hadiwijono, H. 1980.
Hadiwijono, H. 1980. Sari Sari Sejarah Filsafat Sejarah Filsafat Barat Barat II.II. KanisiusKanisius.. Yogyakarta.Yogyakarta. I.R.
I.R. PoedjPoedjawijatawijatna. na. 19871987.. TahTahu u dadan n PePengengetahtahuanuan, , PePengangantntar ar ke ke IIIImu mu dandan Filsafat
Filsafat . Bina Aksara. Jakarta.. Bina Aksara. Jakarta. Jujun S. Sumiasumantri (ed). 1985.
Jujun S. Sumiasumantri (ed). 1985. Ilmu dalam Prespektif Ilmu dalam Prespektif . Gramedia. Jakarta.. Gramedia. Jakarta. ___________
__________________________________. _. 1990.1990. Fil Filsafasafat t IlmuIlmu, , SebuSebuah ah PengPengantaantar r PopuPopuler ler .. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Kneller, George F.,
Kneller, George F., Movement of Thought in Movement of Thought in Modern EducationModern Education, New York: John, New York: John Witey and Sound, 1984
Witey and Sound, 1984 Koent
Koento, o, W. W. 19821982.. Art Arti i PerkPerkemabemabangaangan n MenuMenurut rut FilFilsafasafat t PosiPositivitivisme sme AuguAugusteste Comte
Comte. Gadjah Mada Univercity Press. Yogyakarta.. Gadjah Mada Univercity Press. Yogyakarta. Rapar, J.H. 1996.
Richard Pratte. 1977.
Richard Pratte. 1977. Conteporary Theories of EducationConteporary Theories of Education . . IntexIntext t InternInternationationalal Publisher. Scranton.
Publisher. Scranton. Syafi’i, I.K. 1995.
Syafi’i, I.K. 1995. Filsafat kehidupan (Prakata) Filsafat kehidupan (Prakata). Bumi Aksara. Jakarta.. Bumi Aksara. Jakarta. Ti
Titutus, s, HaHarorold ld H.H., , dkdkk. k. 19198787.. Li Liviving ng IssIssues ues in in PhiPhilaslasophophyy, , TTeerrjj. . HH. . MM.. Rasyidi,