• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIF HEDONIS, LINGKUNGAN TOKO DAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF PADA MALL PARAGON CITY SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MOTIF HEDONIS, LINGKUNGAN TOKO DAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF PADA MALL PARAGON CITY SEMARANG"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIF HEDONIS, LINGKUNGAN TOKO DAN

KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU TERHADAP

PEMBELIAN IMPULSIF PADA MALL PARAGON CITY

SEMARANG

Oleh:

FERRY PRAMUDIKA NIM : 212008087

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2015

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

“Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat mereka berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan. ~ (Tom Bodett)

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. ~ (Schopenhauer)

(7)

vii

ABSTRACT

The number of tenants at Paragon City Mall Semarang course will provide convenience and comfort consumers into buying products. Consumer buying behavior in a shopping mall as well as in Paragon City Mall Semarang can be a planned purchase, but it can also be an unplanned purchase. The purpose of this study to determine whether there is an influence hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications to impulsive buying in Paragon City Mall Semarang. The population in this study are all the people in the city of Semarang. The total sample of 200 people. The data collected in this study of primary data. The analysis technique used in this research is using quantitative descriptive statistics and analysis tools using multiple regression. Results of the analysis showed there are significant motives hidonik, shop environment and integrated marketing communication to impulsive buying in Paragon City Mall Semarang shown by the significant value of each variable that is smaller than the significance level of 0.05 (5%).

Keywords: hidonik motives, shop environment, integrated marketing communication dan impulsive buying.

(8)

viii

SARIPATI

Banyaknya tenant di Mall Paragon City Semarang tentu saja akan memberikan kemudahan dan kenyamana konsumen dalam membeli produk. Perilaku pembelian konsumen pada suatu tempat perbelanjaan seperti halnya di Mall Paragon City Semarang dapat saja merupakan pembelian yang terencana, namun dapat juga merupakan pembelian yang tidak terencana. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications terhadap impulsive buying pada Mall Paragon City Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di kota Semarang. Jumlah sampel sebanyak 200 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan statistic deskriptif kuantitatif dan alat analisis menggunakan regresi berganda. Hasil analisis menunjukan terdapat pengaruh hidonik motives, shop environment dan integrated marketing communication terhadap impulsive buying pada Mall Paragon City Semarang yang ditunjukan dengan nilai signifikansi masing-masing variabel yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (5 %).

Kata kunci: hidonik motives, shop environment, integrated marketing communication dan impulsive buying.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Dengan adanya etnosentrisme konsumen, yaitu kecenderungan konsumen untuk menerima atau menolak berbagai produk buatan luar negeri, merupakan suatu kekuatan bagi perkembangan suatu negara. Ethnosentris mempertimbangkan dorongan dan pengertian perilaku konsumen berhubungan dengan aspek afeksi dan normatif untuk membeli produk lokal. Penulis berharap, kiranya penelitian sederhana ini bermanfaat bagi pembaca umum dan pihak-pihak yang bersangkutan khususnya, maupun peneliti lain. Penulis menyadari bahwa dalam kertas kerja ini masih terdapat kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran sangat penulis hargai dengan suka cita, karena semuanya akan menyempurnakan karya ini dan berguna untuk penelitian lanjut dalam topik yang sama.

Penulis

(10)

x

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur kepada Tuhan YME atas kasih karunia, berkat, anugrah serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai kelengkapan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam program studi manajemen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bimbingan, petunjuk, serta kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Roos Kities Andadari, SE., MBA., Ph.D.selaku progdi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.

2. Hani Sirine,SE.,MM selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan inspirasi dan motivasi, berusaha dengan sabar dan cermat dalam membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

3. Johnson Dongoran,SE,MBA. selaku Wali Studi yang telah memberikan dorongan dan masukan, serta memberikan pengetahuan kepada penulis.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang tak ternilai. 5. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana yang telah memberi bantuan administrasi dan teknis kepada penulis selama kuliah.

6. Bapak, Ibu, dan Kakak terima kasih atas doa, bimbingan, sarana, dan dorongan semangat, serta dukungan yang diberikan kepada penulis.

(11)

xi

7. Buat teman-teman FEB angkatan 2008, terima kasih atas doa dan dukungan yang selalu diberikan.

8. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semuanya.

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ... ii

Halaman Persetujuan/Pengesahan ... iii

Motto ... iv

Abstract ... v

Saripati ... vi

Kata Pengantar ... vii

Ucapan Terima Kasih ... viii

Daftar Isi ... x

Bab I Pendahuluan Latar Belakang ... 1

Perusmusan Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 5

Bab II Kerangka Teori Pembelian impulsif (impulsive buying) ... 5

Motif Hedonis (Hedonic Motive) ... 6

Lingkungan Toko (Shop Environment) ... 6

Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communications) ... 6

(13)

xiii

Pengaruh Motif Hedonis, Lingkungan Toko dan Komunikasi

Pemasaran Terpadu terhadap Pembelian Impulsif ... 7

Bab III Metode Penelitian Populasi dan Sampel Jenis dan Sumber Data ... 11

Teknik Analisis ... 12 Objek Penelitian ... 13 Bab IV Pembahasan ... 19 Bab V Penutup Kesimpulan ... 20 Saran ... 21 Daftar Pustaka ... 22

(14)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Masyarakat perkotaan kini dimanjakan oleh kehadiran berbagai pusat perbelanjaan. Bahkan lokasinya kadang-kadang di satu kawasan. Kondisi ini sangat menguntungkan karena masyarakat tinggal memilih ritel mana yang akan dimasukinya. Menurut Soliha (2008) bahwa ritel merupakan mata rantai yang penting dalam proses distribusi barang dan merupakan mata rantai terakhir dalam suatu proses distribusi. Melalui ritel, suatu produk dapat bertemu langsung dengan penggunanya. Industri ritel di sini didefinisikan sebagai industri yang menjual produk dan jasa pelayanan yang telah diberi nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga, kelompok, atau pemakai akhir. Produk yang dijual kebanyakan adalah pemenuhan dari kebutuhan rumah tangga.

Bisnis ritel itu sendiri berkembang sangat pesat di Indonesia. Evolusi dalam perkembangan usaha ritel di Indonesia secara faktual didorong oleh semakinpesatnya persaingan dalam pasar konsumen akhir (end customer). Menurut Berman dan Evans (2001) bahwa ketatnya persaingan terjadi karena sifat usaha ritel yang sangat sulituntuk melakukan diferensiasi dan entry barrier (hambatan masuk) dalam usaha ritelsangatlah rendah. Kompetisi pengusaha ritel tidak lagi terjadi antar format ritel yangsama namun terjadi antar format ritel yang berbeda (Utami, 2006).

Persaingan di bisnis ritel tampak hampir di berbagai kota terutama di kota-kota besar, salah satunya di Semarang. Di kota-kota ini, ritel-ritel modern seperti mall terus berkembang dengan pesat. Menurut Dewanto (2010) bahwa dengan keberadaan sejumlah mall mengakibatkan persaingan antar-mall di Kota Semarang pun menjadi semakin ketat dan memacu pengelola mal lain untuk meningkatkan kualitas sehingga mendorong terciptanya pembelian oleh konsumen.

Mall Paragon City merupakan pusat perbelanjaan di kota Semarang yang menawarkan konsep bertemakan Lifestyle and Entertainment Mall dimana bangunan ini memiliki desain futuristik dan berlokasikan sangat strategis di pusat kota

(15)

2

Semarang tepatnya berada di Bundaran Pertamina jalan Pemuda, Semarang. Pemilihan Mall Paragon sebagai tempat penelitian karena Mall Paragon meupakan Mall baru, dengan fasilitas dan tempat yang berkualitas serta bangunan yang lebih menarik dengan banyaknya stan dari berbagai macam produk bermerek. Selain itu terdapat tenant-tenant yang berada di dalam Mall Paragon City ini seperti J.Co, Starbucks, Excelso, Kopi luwak, Batik Keris, Planet Surf, Robuchon, Sushi Don Bouri, Studio XXI, Matahari Departmnent Store, Hypermart dan masih banyak lagi(http://travel.kapanlagi.com).

Banyaknya tenant di Mall Paragon CitySemarang tentu saja akan memberikan kemudahan dan kenyamanan konsumen dalam membeli produk. Perilaku pembelian konsumen pada suatu tempat perbelanjaan seperti halnya di Mall Paragon City Semarang dapat saja merupakan pembelian yang terencana, namun dapat juga merupakan pembelian yang tidak terencana (Semuel, 2005). Pembelian tidak terencana (impulsive buying) merupakan suatu pembelian yang dilakukan konsumen tanpa direncanakan sebelumnya (Bong, 2011). Pembelian tidak terencana umumnya muncul secara tiba-tiba dan seringkali sulit untuk ditahan. Hal itu diiringi dengan perasaan menyenangkan dan penuh gairah. Konsumen yang melakukan pembelian tidak terencana tidak melakukan pemikiran yang panjang ketika membeli sebuah produk atau merek tertentu (Nasir, 2010).

Sehubungan dengan pembelian tidak terencana, penulis telah melakukan prasurvey terhadap 30 pengunjung di Mall Paragon City Semarang. Hasil prasurvey menunjukkan bahwa sebayak 17 pengunjung pernah melakukan pembelian tidak terencana di Mall Paragon City Semarang, bahkan sebanyak 13 pengunjung yang menyatakan bahwa seringkali selama sebulan terakhir ini sudah melakukan melakukan pembelian tidak terencana. Adapun produk yang umumnya dibeli secara tidak terencana saat mengunjungi Mall Paragon City Semarang adalah produk busana/ pakaian dengan merek NEVADA karena sering adanya discount.

(16)

3

Pembelian yang tidak terencana atau juga yang biasa dikenal dengan pembelian impulsif oleh konsumen dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berdasarkan prasurvey yang penulis lakukan terhadap 30 konsumen yang pernah berbelanja di Mall Paragon City Semarang, ditemukan sejumlah faktor yang membuat mereka melakukan pembelian impulsif. Seperti misalnya karena display produk di Mall Paragon City Semarangyang menarik (36,67 %), adanya diskon harga yang besarnangkan (63,33 %). Mencermati beberapa faktor yang ditemukan di atas, tampak bahwa faktor-faktor tersebut ada yang berasal dari dalam diri konsumen maupun faktor di luar konsumen.

Penelitian sebelumnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian tidak terencana telah dilakukan Temuan Rachmawati (2009) menemukan bahwa fashioninvolvement, hedonic motives, shop environment, integrated marketing communications dan shop staff berpengaruh signifikan terhadap pembelian tidak terencana produk pakaian. Namun dari halil penelitian Temuan Rachmawati (2009) diperoleh jika hedonic motives, shop environment, integrated marketing communications merupakan faktor yang berpengaruh peling tidak signifikan terhadap impulsive buying. Berdasarkan penelitian Rachmawati (2009) maka peneliti akan meneliti ulang tiga variabel tersebut. Untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian Rachmawati (2009), peneliti akan penelitian di mall Paragon Kota Semarang, selain itu juga peneliti tidak meneliti pakaian namun peneliti akan meneliti produk secara umumu dan responden adalah mereka yang sedang jalan-jalan untuk sekedar shoping maupun pernah melakukan pembelian tak direncanakan di Mall Paragon Semarang.

Masalah dan Persoalan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka adapun masalah dalam penelitian ini adalah tentang “pengaruh hedonic motive, shop environment dan integrated marketing communications terhadap impulsive buying di Mall Paragon City Semarang”. Untuk

(17)

4

memperjelas masalah di atas maka adapun persoalan penelitiannya adalah sebagai berikut:

1) Apakah ada pengaruh Hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications terhadap impulsive buying di Mall Paragon City Semarang?

2) Variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap impulsive buying di Mall Paragon City Semarang?

Tujuan Penelitian

Mengacu pada persoalan penelitian di atas maka adapun tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk menguji apakah ada pengaruh Hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications terhadap impulsive buying di Mall Paragon City Semarang

2) Untuk menguji variabel yang paling berpengaruh terhadap impulsive buying di Mall Paragon City Semarang

TELAAH TEORITIS Impulsive Buying

Impulsive buying didefinisikan sebagai tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko (Mowen dan Minor, 2002). Impulsive buying menurut Beatty dan Ferrell (1998) adalah suatu pembelian yang segera dan tiba-tiba tanpa adanya niat sebelum belanja, untuk membeli kategori produk yang spesifik dan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Perilaku terjadi setelah mengalami suatu dorongan untuk membeli yang sifatnya spontan tanpa banyak refleksi.

(18)

5

Berdasarkan sumber-sumber kutipan di atas, maka dapat disimpulkan impulsive buying adalah tindakan pembelian yang dilakukan tanpa melakukan pertimbangan terlebih dahulu.

Menurut Japarianto dan Sugiharto (2011) bahwa impulsive buying dapat diukur dengan indikator sebagai berikut: cenderung berbelanja banyak bila ada tawaran khusus, cenderung membeli produk model terbaru walaupun mungkin tidak sesuai dengan karakter diri, cenderung berbelanja produk tanpa berpikir panjang dulu sebelumnya, setelah memasuki toko akan segera memasuki counter untuk membeli sesuatu, cenderung terobsesi untuk membelanjakan uang yang dibawa sebagian atau seluruhnya untuk produk yang disukai, cenderung membeli produk meskipun tidak begitu membutuhkannya.

Hedonic Motive

Menurut Nguyen (2007) Hedonic motives mengacu merupakan perasaan menyenangkan, keadaan intrinsik, dan berorientasi pada stimulasi motivasi. Hedonic motives adalah motivasi konsumen untuk berbelanja karena berbelanja merupakan suatu kesenangan tersendiri sehingga tidak memperhatikan manfaat dari produk yang dibeli (Utami, 2010). Kebanyakan konsumen yang memiliki gairah emosional sering mengalami pengalaman berbelanja secara hedonis (Hirschman dan Holbrook, dalam Gültekin dan Özer, 2012). Konsumen lebih mungkin terlibat dalam impulse buying ketika mereka termotivasi oleh keinginan hedonis, seperti kesenangan, fantasi, dan sosial atau kepuasan emosional.

Berdasarkan sumber-sumber kutipan di atas, maka dapat disimpulkan hedonic motives adalah instrument yang menyajikan secara langsung manfaat dari suatu pengalaman dalam melakukan pembelanjaan, seperti: kesenangan dan hal-hal baru

Lebih lanjut, menurut Gültekin dan Özer (2012) bahwa hedonic motives dapat diukur dengan indikator sebagai berikut: berbelanja adalah suatu pengalaman yang spesial, berbelanja merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi stress, konsumen

(19)

6

lebih suka berbelanja untuk orang lain daripada untuk dirinya sendiri, konsumen lebih suka mencari tempat pembelanjaan yang menawarkan diskon dan harga yang murah, kenikamtan dalam berbelanja akan tercipta ketika mereka menghabiskan waktu bersama-sama dengan keluarga atau teman, konsumen berbelanja untuk mengikuti trend model-model baru.

Shop Environment

Menurut Sutisna (2002:105) shop environment yaitu kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik toko, dekorasi, dan lingkungan sekitarnya. Dunne dan Lusch (2008) mendefinisikan shop environment sebagai gambaran suasana toko yang tersusun dari beberapa elemen, seperti musik, pencahayaan, bentuk toko, petunjuk yang mengarahkan pengunjung serta elemen sumber daya manusia.

Berdasarkan sumber-sumber kutipan di atas, maka dapat disimpulkan shop environment merupakan ganbaran dari dari toko yang termasuk didalamnya penataan produk dan suasana toko.

Menurut Flora (2010) bahwa lingkungan toko dapat diukur dengan indikator sebagai berikut: musik yang mengalun dalam toko berada dalam volume yang tepat (tidak berisik), intensitas cahaya dalam toko sudah sesuai harapan, suhu dalam toko terasa nyaman, produkyang berada dalam tokotertata dengan rapi sehingga mudah ditemukan, warna latar belakangtokotidak terlaluberwarna-warni, bahandekorasiyang digunakan dalamtokotampak ramahlingkungan.

Integrated Marketing Communications

Integrated Marketing Communications adalah suatu proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan (Shimp, 2000). Schultz (2004) Integrated Marketing Communications merupakan strategi dalam proses bisnis dengan membuat perencanaan, membangun, mengeksekusi dan mengevaluasi pelaksanaan program komunikasi merek yang terkoordinasi pada konsuman atau pelanggan.

(20)

7

Berdasarkan sumber-sumber kutipan di atas, maka dapat disimpulkan Integrated Marketing Communications merupakan bagian dari kegiatan marketing yang timbul dikarenakan kebutuhan dari produk untuk berkomunikasikan diri kepada konsumen. Menurut Flora (2010) bahwa Integrated Marketing Communications dapat diukur dengan indikator sebagai berikut: adanya diskon harga yang menarik, adanya diskon kuantitas yang menarik, adanya pemberian kupon belanja untuk pembelian produk tertentu, adanya undian berhadiah untuk pembelian sejumlah nominal tertentu, adanya basar, adanya penjualan obral (cuci gudang).

Pengaruh Hedonic Motive, Shop Environment Dan Integrated Marketing Communications Terhadap Impulsive Buying

Konsumen akan melakukan impulse buying ketika mereka termotivasi oleh keinginan hedonis, seperti kesenangan, fantasi, dan sosial atau kepuasan emosional. Konsumen yang memiliki pengalaman berbelanja untuk mencukupi kebutuhan hedonis, produk yang akan dibeli akan mempengaruhi impulse buying (Rachmawati, 2009). Hal ini juga didukung oleh Prastia (2012) yang menyatakan bahwa hedonic motive berpengaruh terhadap impulse buying.

Selanjutnya menurut Rahmawan dkk (2012) bahwa impulse buying terjadi karena adanya stimuli-stimuli yang diberikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi kecenderungan impulse buying pada konsumen. Prastia (2012) yang menyatakan bahwa shop environment berpengaruh terhadap impulse buying. Rahmawan dkk (2012) juga mengungkapkan jika elemen-elemen shop environment mampu mempengaruhi keputusan konsumen terutama pada kecenderungan pembelian impulsif (impulse buying tendency) sehingga terjadi impulse buying sesuai dengan apa yang diinginkan peritel, caranya dengan mengembangkan elemen-elemen yang ada di dalam shop environment.

Mulyaningrum (2010), menyatakan bahwa terdapat pengaruh Integrated Marketing Communications terhadap impulse buying. Hasyim, (2010),

(21)

8

mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah bentuk-bentuk Integrated Marketing Communications meliputi penjualan perorangan (personal selling), iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), pemasaran sponsorship (sponsorship marketing), publisitas (publicity), dan komunikasi di tempat pembelian (point of purchase communication). Beragam bentuk Integrated Marketing Communications dengan lainnya bila dikelola dengan baik maka dapat memberikan efek langsung kepada perilaku khalayak sasaran termasuk dalam hal perilaku pembelian tidak terencana (Shimp, 2000). Sebagai contoh misalnya pemberian diskon harga atau diskon kuantitas yang menarik akan mendorong pembelian tidak terencana oleh konsumen.

Berdasarkan penelitian Rachmawati, (2009), Mulyaningrum (2010), Prastia (2012), Rahmawan dkk (2012) yang menyatakan bahwa hedonic motive, shop environment dan Integrated Marketing Communications mempunyai pengaruh terhadap impulsive buying maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1: Hedonic motive mempunyai pengaruh signifikan terhadap impulsive buying

H2: Shop environment mempunyai pengaruh signifikan terhadap impulsive buying

H3: Integrated Marketing Communications mempunyai pengaruh signifikan terhadap

impulsive buying

Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan telaah pustaka yang telah dikemukakan sebelumnya, maka berikut ini ditampilkan kerangka pemikiran teoritis penelitian ini dalam Gambar 2.1.

(22)

9

Gambar 2.1.

Kerangka Pemikiran Teoritis

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah responden yang sedang jalan-jalan atau shoping di Mall Paragon Semarang. Untuk mendapatkan sejumlah sampel, peneliti menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu peneliti berdasarkan kriteria tertentu memilih sampel yang diharapkan memiliki informasi yang akurat. Adapun kriteria yang dimaksud adalah: responden yang dipilih minimal pernah sekali berbelanja secara tidak terencana di Mall Paragon City Semarang. Oleh karena itu, sebelum kuesioner diisi maka calon responden ditanya apakah dirinya pernah berbelanja secara tidak terencana di Mall Paragon City Semarang. Jika calon responden mengatakan bahwa dirinya pernah berbelanja tidak terencana, maka calon responden tersebut memenuhi kriteria sampel dan layak dijadikan sebagai sampel penelitian. Jumlah sampel yang digunakan mengacu jumlah sampel minimum penelitian studi pemasaran yaitu sebanyak 200 orang (Malhorta, 1999).

Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini berupa data primer. Data primer dalam penelitian ini berupa data data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner mengenai profil responden, penilaian responden hedonic motive, shop environment, integrated

H3 H2 H1 Hedonic motive Shop environment Integrated Marketing Communications pemasaran terpadu Impulsive buying

(23)

10

marketing communications dan impulsive buying. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terstruktur (structured questionnaire) artinya jawaban pertanyaan yang diajukan sudah disediakan.

Indikator dan Pengukuran Konsep

Indikator sebagai alat ukur penelitian ini mengadopsi dari penelitia sebelumnya seperti Impulsive Buying mengadopsi Japarianto dan Sugiharto (2011), Hedonic Motive mengadopsi Gültekin dan Özer (2012), Shop Environment mengadopsi Menurut Flora (2010) dan Integrated Marketing Communications mengadopsi dari Menurut Flora (2010). Konsep dalam penelitian ini adalah hedonic motive, shop environment, integrated marketing communications dan impulsive buying yang diukur dengan menggunakan skala pengukuran ordinal dengan lima pilihan jawaban yaitu: sangat tidak setuju (skor 1), tidak setuju (skor 2), cukup setuju (skor 3), setuju (skor 4) dan sangat setuju (skor 5).

Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan statistic deskriptif kuantitatif dan alat analisis menggunakan regresi berganda. Sebelum melangkah ke uji regresi berganda data diuji menggunakan uji validitas dan uji rebilitas kemudian akan diuji menggunakan uji asumsi klasik. Uji validitas : uji ini untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan sudah memadai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cara meminta pendapat atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah yang diteliti. Data dikatakan valid jika memiliki Corrected item-total correlation (r hitung) lebih besar 0.3 (Ghozali, 2005). Uji reliabilitas: diperlukan untuk menunjuk sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika diulangi berapa kali. Instrumen dikatakan reliable bila memiliki Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.

(24)

11 a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogrov smirnov dengan cara membandingkan nilai probabilitas (p-value) yang diperoleh dengan taraf signifikan yang sudah ditemukan yaitu 0,05.

2) Uji multikolinearitas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui korelasi antar variable-variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Uji multikolinieritas dalam penelitian ini dapat diketahui dengan melihat angka variance inflation factor (VIF) dan tolerance. Model regresi dikatakan bebas dari multikolinieritas apabila memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10 dan mempunyai angka tolerance lebih besar dari 0,10 (Ghozali, 2005).

3) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah analisi regresi berganda terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisits dapat dilihat dari hasil uji gletser yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variable independen. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak ada heteroskedatisitas (Ghozali, 2005).

b. Regresi berganda

Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji Hipotesis ini adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e

Dimana :

Y : Impulsif buying X1 : Hedonic motives X2 : Shop environment

(25)

12 e :Error / Residual

a : Konstanta, perpotongan pada garis sumbu X b1,b2 : Koefesien regresi

Selanjutnya dengan menggunakan SPSS 11.0 for windows, akan dihasilkan output regresi yang akan dijelaskan mengenai: R square (R2) yaitu seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Uji F, uji signifikansi apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap vaeriabel dependen. Uji t, uji signifikansi apakah variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan p-value dengan tingkat signifikansi. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka hipotesa diterima demikian sebaliknya.

(26)

13

BAHASAN ANALISIS Profil Responden

Berikut tabel yang menyajikan profil responden pada Mall Paragon City Semarang yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pengeluaran perbulan

Tabel 1 Profil Responden

Profil Responden Jumlah Prosentase

Jenis Kelamin Pria 73 36.50% Wanita 127 63.50% Total 200 100.00% Usia < 20 tahun 19 9.50% 20 - 30 tahun 57 28.50% 31 - 40 tahun 97 48.50% > 40 tahun 27 13.50% Total 200 100.00% Pekerjaan PNS 8 4.00% Pegawai Swasta 97 48.50% Wiraswasta 31 15.50% Pelajar/Mahasiswa 30 15.00% Ibu RumahTangga 34 17.00% Total 200 100.00% Pengeluaran < Rp. 3.000.000 112 56.00% Rp 3.000.000,00 - Rp. 5.000.000,00 65 32.50% > Rp. 5.000.000,00 23 11.50% Total 200 100.00%

Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (63,50 %) dan laki-laki (35,60%). Usia terbanyak responden 3- - 40 tahun (48,50 %) kemudian 20 – 30 tahun (28,50 %), usia diatas 40 tahun (13,50 %) dan usia dibawah 20 tahun sebesar (9,50%). Jika dilihat dari pekerjaan, sebagian

(27)

14

besar responden bekerja pegawai swasta (48,50%), ibu rumah tangga (17%), wiraswasta (15,50 %), pelajar/mahasiswa (15 %) dan PNS (4%). Tingkat pengeluaran perbulan responden sebagian besar < Rp 3 juta (56%), Rp 3.000.000,00 - Rp. 5.000.000,00 (32,50 %) dan > Rp. 5.000.000,00 (11,50%).

Uji Validitas San Reliabilitas

Berikut uji Validitas dan reliabilitas variabel Hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications dan impulsive buying

Tabel 2

Uji Validitas dan Reliabilitas

Hedonic motives Mean r hitung Cronbach

Alpha

1. Berbelanja adalah suatu pengalaman yang spesial 3.990 0,402

0,7702 2. Berbelanja merupakan salah satu alternatif untuk

mengatasi stress 4.090 0,871

3. Saya lebih suka berbelanja untuk orang lain daripada

untuk diri saya sendiri 3.795 0,434

4. Saya lebih suka mencari tempat pembelanjaan yang

menawarkan diskon yang besar 3.945 0,498

5. Saya lebih suka mencari tempat pembelanjaan yang

menawarkan harga yang murah 4.105 0,402

6. Kenikamtan dalam berbelanja akan tercipta ketika

menghabiskan waktu bersama-sama dengan keluarga 3.890 0,454 7. Kenikamtan dalam berbelanja akan tercipta ketika

menghabiskan waktu bersama-sama dengan teman 4.100 0,402

Shop environment r hitung Cronbach

Alpha

1. Musik yang mengalun dalam Mall Paragon City berada

dalam volume yang tepat (tidak berisik) 3.505 0,579

0,6492 2. Intensitas cahaya dalam Mall Paragon City sudah sesuai

harapan 3.665 0,537

3. Suhu dalam Mall Paragon City terasa nyaman 3.285 0,571 4. Produk yang berada dalam gerai-gerai di Mall Paragon City

tertata dengan rapi sehingga mudah ditemukan 3.720 0,484 5. Warna latar belakang pada gerai-gerai di Mall Paragon City

tidak terlalu berwarna-warni 3.820 0,570

(28)

15 Paragon City tampak ramah lingkungan

Integrated marketing communications r hitung Cronbach

Alpha

1. Mall Paragon City sering mengadakan diskon harga yang

menarik 3.710 0,412

0,6605 2. Mall Paragon City sering mengadakan diskon kuantitas

yang menarik 4.075 0,412

3. Mall Paragon City sering memberikan kupon belanja

untuk pembelian produk tertentu 3.820 0,468 4. Mall Paragon City sering memberikan undian berhadiah

untuk pembelian sejumlah nominal tertentu 3.950 0,413 5. Mall Paragon City sering mengadakan basar 4.195 0,432 6. Mall Paragon City sering mengadakan penjualan obral 4.170 0,492

Impulsive Buying r hitung Cronbach

Alpha

1. Saya cenderung berbelanja banyak bila ada tawaran

khusus 3.085 0,470

0,6356 2. Saya cenderung membeli produk model terbaru walaupun

mungkin tidak sesuai dengan karakter diri saya 3.615 0,415 3. Saya cenderung berbelanja produk tanpa berpikir panjang

dulu sebelumnya 3.200 0,467

4. Setelah memasuki Mall Paragon City, saya segera

mendatangi gerai produk untuk membeli sesuatu 3.745 0,310 5. Saya cenderung terobsesi untuk membelanjakan uang

yang dibawa sebagian atau seluruhnya untuk produk yang disukai

3.630 0,491 6. Saya cenderung membeli produk meskipun tidak begitu

membutuhkannya 3.335 0,580

Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Hasil uji validitas indikator empiris Hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications dan impulsive buying diperoleh nilai Item-Total Correlation tiap indikator empiris lebih besar dari 0,3 artinya semua indikator empiris valid (Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada nilai Cronbach Alpha (α), menunjukkan bahwa indikator empiris memenuhi dari masing-masing indikator empiris Hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications dan impulsive buying memenuhi unsur reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha (α) lebih besar dari 0,60. Dengan demikian dapat digunakan untuk uji selanjutnya (Ghozali, 2005).

(29)

16

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji autokorelasi dan uji heterokedasitas. Uji normalitas menggunakan uji kolmogorof smirnof yang diperoleh nilai signifikansi 0,590 yang lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan normal. Uji multikolienaritas diperoleh nilai VIF < 10 dan nilai tolerance < 0,1. Uji heterokedasitas menggunakan uji glejser yang diperoleh nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan tidak ada masalah heterokedasitas.

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,486 yang berarti bahwa Hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications dapat menjelaskan impulsive buying pada Mall Paragon City Semarang sebesar 48,60 %, sedangkan sisanya sebesar 5740 % dijelaskan oleh variabel lain.

Tabel 3

Nilai Adjusted R Square

Sumber: olahan data primer yang diolah, 2015

Untuk menguji hipotesis pengaruh Hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications terhadap impulsive buying pada Mall Paragon City Semarang diketahui hasilnya sebagai berikut:

Model Summaryb .277a .477 .486 2.155 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), I ntegrated Marketing

Comunicat ion, Hedonik Motiv es, Shop env ironment a.

Dependent Variable: Impulsuf Buy ing b.

(30)

17

Tabel 4 Uji F

Sumber: olahan data primer yang diolah, 2015

Hasil olahan tersebut dapat dijelaskan bahwa, secara bersama-sama terdapat pengaruh Hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications terhadap impulsive buying pada Mall Paragon City Semarang. Yang ditunjukan dengan nilai signifikansi 0,001 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (5 %).

Tabel 5 Uji Regresi

Sumber: olahan data primer yang diolah, 2015

Pengaruh Hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications terhadap impulsive buying pada Mall Paragon City Semarang dapat dinyatakan dengan persamaan:

Y = 11,179 + 0,762 X1 + 0,116 X2 + 0,295X3 ANOVAb 75.642 3 25.214 5.431 .001a 909.938 196 4.643 985.580 199 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), Int egrated Marketing Comunication, Hedonik Motiv es, Shop env ironment

a.

Dependent Variable: Impulsuf Buy ing b. Coeffi cientsa 11.179 2.624 4.261 .000 .762 .035 .151 2.148 .003 .116 .055 .015 3.213 .008 .295 .087 .234 3.375 .001 (Constant) Hedonik Motiv es Shop env ironment Integrat ed Market ing Comunicat ion Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.

Dependent Variable: Impulsuf Buy ing a.

(31)

18

Angka-angka koefisien pada persamaan tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif antara Hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications terhadap impulsive buying pada Mall Paragon City Semarang maka akan menyebabkan naiknya impulsive buying.

Hasil olahan SPSS di atas dapat dijelaskan bahwa secara parsial terdapat pengaruh Hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications terhadap impulsive buying pada Mall Paragon City Semarang yang ditunjukan dengan nilai signifikansi masing-masing variabel yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (5 %).

Pembahasan

Berdasarkan hasil regresi terdapat pengaruh Hedonic motives, Shop environment, Integrated marketing communications terhadap impulsive buying pada Mall Paragon City Semarang yang ditunjukan dengan nilai signifikansi masing-masing variabel yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (5 %). Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian Rachmawati, (2009), Mulyaningrum (2010), Prastia (2012), Rahmawan dkk (2012) yang menyatakan bahwa hedonic motive, shop environment dan Integrated Marketing Communications mempunyai pengaruh terhadap impulsive buying.

Hal ini berarti bahwa konsumen lebih mungkin terlibat dalam impulse buying ketika mereka termotivasi oleh Hedonic motives, seperti kesenangan, fantasi, dan sosial atau kepuasan emosional. Seperti yang ditunjukan dengan nilai rata-rata bahwa sebagian besar konsumen memiliki Hedonic motives karena lebih suka mencari tempat pembelanjaan yang menawarkan harga yang murah (4,105), kenikamtan dalam berbelanja akan tercipta ketika menghabiskan waktu bersama-sama dengan teman (4,100), kemudian berbelanja merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi stress (4,090). Hal ini berarti bahwa sejak tujuan pengalaman berbelanja untuk mencukupi kebutuhan hedonis, produk yang akan dibeli ini nampak seperti terpilih

(32)

19

tanpa perencanaan dan mereka menghadirkan suatu peristiwa impulse buying (Rachmawati, 2009).

Impulse buying oleh konsumen dapat dipengaruhi oleh shop environment. Seperti misalnya karena display produk di Mall Paragon City Semarang yang menarik, adanya diskon harga yang besar, belanja merupakan aktivitas yang menyenangkan. Hal ini dapat sesuai dengan nilai rata-rata yang menyatakan setuju jika responden melakukan Impulse buying karena Warna latar belakang pada gerai-gerai di Mall Paragon City tidak terlalu berwarna-warni (3,820), produk yang berada dalam gerai-gerai di Mall Paragon City tertata dengan rapi sehingga mudah ditemukan (3,720) dan adanya intensitas cahaya dalam Mall Paragon City sudah sesuai yang dapat memancarkan warna pakaian menjadi lebih menarik (3,665). Hasil penelitian ini juga mengunkapkan jika Integrated Marketing Communications mempunyai pengaruh terhadap impulsive buying. Hal ini juga didukung dengan nilai rata-rata yang mana responden menyatakan setuju jika responden dalam melakukan impulsive buying dipengaruhi oleh Integrated Marketing Communications seperti Mall Paragon City sering mengadakan basar (4,195), Mall Paragon City sering mengadakan penjualan obral (4,170) dan Mall Paragon City sering mengadakan diskon kuantitas yang menarik (4,075).

Mencermati beberapa faktor yang ditemukan di atas, tampak bahwa faktor-faktor tersebut ada yang berasal dari dalam diri konsumen maupun faktor-faktor di luar konsumen. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wansink (1994) bahwa konsumen dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dalam melakukan pembelian tidak terencana (impulsive buying).

(33)

20

KESIMPULAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan :

1. Terdapat pengaruh hedonic motives, shop environment, integrated marketing communications terhadap impulsive buying pada Mall Paragon City Semarang yang ditunjukan dengan nilai signifikansi masing-masing variabel yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (5 %).

2. Faktor integrated marketing communication merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap pembelian impulsif pada Mall Paragon City Semarang

Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini menujukan adanya hedonic motives, shop environment, integrated marketing communications terhadap impulsive buying pada Mall Paragon City Semarang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rachmawati, (2009), Mulyaningrum (2010), Prastia (2012), Rahmawan dkk (2012) yang menyatakan bahwa hedonic motive, shop environment dan Integrated Marketing Communications mempunyai pengaruh terhadap impulsive buying.

Implikasi Terapan

Untuk meningkatkan penjualan dengan cara impulse buying, sebaiknya pihak manajemen Mall Paragon City Semarang diharapkan untuk meningkatkan dan mempertahankan shop environment dengan menata ruangan senyaman mungkin agar konsumen yang berbelanja berjalan-jalan di Mall Paragon City Semarang merasa senang dan dapat termotivasi berada di dalam toko sehingga akan menimbulkan perilaku impulse buying.

(34)

21

Penelitian Yang Akan Datang

Bagi peneliti selanjutnya mengangkat permasalahan yang sama, disarankan untuk perlu mempertimbangkan variabel-variabel lain, yang dapat mempengaruhi impulsive buying seperti fashion involvement (Prastia, 2012), Harga, kualitas produk, dan promosi (Razak, 2013).

(35)

22

Daftar Pustaka

Beatty dan Ferrell, 1998. Hedonic and utilitarian shopping value: Investigating differential effects on retail outcomes, Journal of Business Research, March: pp 974–981.

Buedincho, P. 2003. “Impulse Purchasing: Trend or Trait?.” Orlando: UCF

Bong, Soeseno., 2011, Pengaruh In-store Stimuli Terhadap Impulse Buying Behavior Konsumen Hypermarket di Jakarta, Jurnal Ultima Management, Vol. 3 No. 1, pp: 31-52.

Candra. PG, 2007. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Impuls Dengan Pendekatan Psikologi Lingkungan Dan Rantai Kausalitas. Jurnal Antisipasi, Vol. 10, No. 1, Hal. 172-184

Darmayanti. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impulse Buying Konsumen Pada Butik Rudi Collection Tangerang. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro

Dunne dan Lusch, 2008. Hedonic and utilitarian shopping value: Investigating differential effects on retail outcomes, Journal of Business Research, March: pp 974–981.

Flora, 2010. Pengaruh Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement terhadap Impulse Buying Behavior masyarakat High Income Surabaya, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 6, No. 1, April:pp 32-40.

Engel, J.F., R.D, Blackwell dan P.W. Miniard.1995. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam. Jakarta : Binarupa Aksara

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gültekin dan Özer, 2012. an Empirical Study Of Consumer Impulse Buying Behavior In Local Markets, European Journal of Scientific Research, Vol. 28, no: 4, pp: 522-532.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo

(36)

23

Kotler, Philip. 2003. Marketing Management. 8th ed. Upper Saddle River, NewJersey: Prentice-Hall

Mowen, John C dan Minor, M. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 2, Jakarta: Erlangga Nguyen, T. T, 2007, Hedonic shopping motivations, supermarket attributes, and

shopper loyalty in transitional markets, Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, Vol. 19, No. 3, pp. 227-239.

Peter, J.P. dan J. C. Olson.1999. Consumer Behaviour : Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jilid 1. 4th ed”, Jakarta : Erlangga

Prastia, 2012. Pengaruh Shopping Lifestyle, Fashion Involvement Dan Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse Buying Behaviour Pelanggan Toko Elizabeth Semarang. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro Semarang

Rachmawati, Veronika. 2009. Hubungan Antara Hedonic Shopping Value, Positive Emotion, Dan Perilaku Impulse Buying Pada Konsumen Ritel. Jurnal Majalah Ekonomi, Agustus 2009, h. 192-208

Rahmawan, Tedi. R, 2012. Pengaruh shop environment terhadap impulsive buying Pada Hypermarket di Kota Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang

Semuel, Hatane. 2006. “Dampak Respon Emosi Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif Konsumen Online dengan Sumberdaya yang Dikeluarkan dan Orientasi Belanja sebagai Variabel Mediasi” Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol.8, No. 2, September. 101-115

Soliha, 2008. Pengaruh In-store Stimuli Terhadap Impulse Buying Behavior Konsumen Hypermarket di Jakarta, Jurnal Ultima Management, Vol. 3 No. 1, pp: 31-52.

Sugiharto, 2011. Perilaku Konsumen Teori & Penerapannya Dalam Pemasaran. Jakarta; Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit: Graha Ilmu.

Sutisna, 2002. Respons Lingkungan Berbelanja Sebagai Stimulus Pembelian Tidak Terencana pada Toko Serba Ada (Toserba), Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, vol. 7, no. 2, September: pp 152-170.

(37)

24

Utami, 2010. Analisis Perilaku “Impulse Buying” dan “Locus of Control” pada Konsumen di Carrefour Bandung, Jurnal Psikologi, Vol. XXVII, No. 2, Desember: pp 125-132

(38)

25

KUESIONER PENELITIAN

Dengan hormat

Sehubungan dengan penyusunan kertas kerja yang menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 (S1) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, maka saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudar/i untuk menjawab sejumlah pernyataan pada kuesioner ini. Mengingat keberhasilan penelitian ini sangat tergantung pada kelengkapan jawaban yang Bapak/Ibu/Saudar/i berikan, oleh karena itu saya memohon dengan sangat kiranya jangan sampai ada jawaban yang terlewatkan serta sesuai pendapat anda sebenarnya. Atas kesediaan anda, saya ucapakan terima kasih.

Hormat saya,

(39)

26 A. Gambaran Responden 1. Jenis Kelamin  Pria  Wanita 2. Usia  <20 tahun  20-30 tahun  31-40 tahun  > 40 tahun 3. Pekerjaan

 Pegawai Negri/ TNI/ Polri  Pegawai Swasta

 Wiraswasta

 Pelajar atau Mahasiswa/i  Ibu Rumah Tangga

 Lain-lain …... 4. Pengeluaran/bulan

 < Rp 3.000.000,00

 Rp 3.000.000,00-Rp 5.000.000,00  >Rp 5.000.000,00

5. Frekwensi mengunjungi Mall Paragon City Semarang dalam sebulan terakhir  1 kali

 2 kali  3 kali  > 3 kali

6. Frekwensi belanja di Mall Paragon City Semarang dalam sebulan terakhir  1 kali

 2 kali  3 kali  > 3 kali

(40)

27

B. Daftar Pernyataan

Nyatakanlah derajat kesetujuan Anda pada pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberikan tanda centang () pada kotak jawaban yang tersedia

STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju N : Netral S : Setuju SS : Sangat Setuju

Hedonic motives: STS TS N S SS

8. Berbelanja adalah suatu pengalaman yang spesial 9. Berbelanja merupakan salah satu alternatif untuk

mengatasi stress

10. Saya lebih suka berbelanja untuk orang lain daripada untuk diri saya sendiri

11. Saya lebih suka mencari tempat pembelanjaan yang menawarkan diskon yang besar

12. Saya lebih suka mencari tempat pembelanjaan yang menawarkan harga yang murah

13. Kenikamtan dalam berbelanja akan tercipta ketika menghabiskan waktu bersama-sama dengan keluarga

14. Kenikamtan dalam berbelanja akan tercipta ketika menghabiskan waktu bersama-sama dengan teman

Shop environment: STS TS N S SS

7. Musik yang mengalun dalam Mall Paragon City berada dalam volume yang tepat (tidak berisik) 8. Intensitas cahaya dalam Mall Paragon City sudah

sesuai harapan

9. Suhu dalam Mall Paragon City terasa nyaman 10. Produk yang berada dalam gerai-gerai di Mall

Paragon City tertata dengan rapi sehingga mudah ditemukan

11. Warna latar belakang pada gerai-gerai di Mall Paragon City tidak terlalu berwarna-warni

12. Bahan dekorasi yang digunakan pada gerai-gerai di Mall Paragon City tampak ramah lingkungan

Integrated marketing communications: STS TS N S SS

7. Mall Paragon City sering mengadakan diskon harga yang menarik

8. Mall Paragon City sering mengadakan diskon kuantitas yang menarik

(41)

28

9. Mall Paragon City sering memberikan kupon belanja untuk pembelian produk tertentu

10. Mall Paragon City sering memberikan undian berhadiah untuk pembelian sejumlah nominal tertentu

11. Mall Paragon City sering mengadakan basar 12. Mall Paragon City sering mengadakan penjualan

obral

Pembelian tidak terencana: STS TS N S SS

7. Saya cenderung berbelanja banyak bila ada tawaran khusus

8. Saya cenderung membeli produk model terbaru walaupun mungkin tidak sesuai dengan karakter diri saya

9. Saya cenderung berbelanja produk tanpa berpikir panjang dulu sebelumnya

10. Setelah memasuki Mall Paragon City, saya segera mendatangi gerai produk untuk membeli sesuatu 11. Saya cenderung terobsesi untuk membelanjakan

uang yang dibawa sebagian atau seluruhnya untuk produk yang disukai

12. Saya cenderung membeli produk meskipun tidak begitu membutuhkannya

(42)

29

(43)
(44)
(45)
(46)

33

UJI VALIDITAS

Correlations

Correlati ons 1 .022 .243** -.001 -.010 .049 .109 .402** . .755 .001 .984 .890 .494 .126 .004 200 200 200 200 200 200 200 200 .022 1 .053 .015 .093 -.094 .080 .871** .755 . .457 .828 .189 .183 .261 .000 200 200 200 200 200 200 200 200 .243** .053 1 .034 .040 .043 .047 .434** .001 .457 . .630 .578 .543 .512 .001 200 200 200 200 200 200 200 200 -.001 .015 .034 1 .011 .018 .105 .498** .984 .828 .630 . .872 .795 .139 .005 200 200 200 200 200 200 200 200 -.010 .093 .040 .011 1 .547** .380** .402** .890 .189 .578 .872 . .000 .000 .000 200 200 200 200 200 200 200 200 .049 -.094 .043 .018 .547** 1 .406** .454** .494 .183 .543 .795 .000 . .000 .000 200 200 200 200 200 200 200 200 .109 .080 .047 .105 .380** .406** 1 .404** .126 .261 .512 .139 .000 .000 . .000 200 200 200 200 200 200 200 200 .402** .871** .434** .498** .402** .454** .404** 1 .004 .000 .001 .005 .000 .000 .000 . 200 200 200 200 200 200 200 200 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N HM1 HM2 HM3 HM4 HM5 HM6 HM7 Hedonik Motiv es HM1 HM2 HM3 HM4 HM5 HM6 HM7 Hedonik Motiv es

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed). **.

(47)

34

Correlations

Correlations 1 .372** .231** .031 .048 .074 .579** . .000 .001 .660 .501 .299 .000 200 200 200 200 200 200 200 .372** 1 .418** .014 -.018 .055 .537** .000 . .000 .845 .795 .437 .000 200 200 200 200 200 200 200 .231** .418** 1 -.031 .063 .078 .571** .001 .000 . .666 .379 .272 .000 200 200 200 200 200 200 200 .031 .014 -.031 1 .455** .405** .484** .660 .845 .666 . .000 .000 .000 200 200 200 200 200 200 200 .048 -.018 .063 .455** 1 .481** .570** .501 .795 .379 .000 . .000 .000 200 200 200 200 200 200 200 .074 .055 .078 .405** .481** 1 .607** .299 .437 .272 .000 .000 . .000 200 200 200 200 200 200 200 .579** .537** .571** .484** .570** .607** 1 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . 200 200 200 200 200 200 200 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6

Shop env ironment

SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6

Shop env ironment

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed). **.

(48)

35

Correlations

Correlations 1 -.032 .079 .169* .015 -.080 .412** . .651 .267 .016 .834 .259 .000 200 200 200 200 200 200 200 -.032 1 .123 .032 -.010 -.006 .412** .651 . .082 .656 .887 .934 .000 200 200 200 200 200 200 200 .079 .123 1 -.043 -.108 .193** .468** .267 .082 . .542 .128 .006 .000 200 200 200 200 200 200 200 .169* .032 -.043 1 .010 -.057 .413** .016 .656 .542 . .885 .426 .000 200 200 200 200 200 200 200 .015 -.010 -.108 .010 1 .176* .432** .834 .887 .128 .885 . .013 .000 200 200 200 200 200 200 200 -.080 -.006 .193** -.057 .176* 1 .492** .259 .934 .006 .426 .013 . .000 200 200 200 200 200 200 200 .412** .412** .468** .413** .432** .492** 1 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . 200 200 200 200 200 200 200 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N IMC1 IMC2 IMC3 IMC4 IMC5 IMC6 Integrated Marketing Comunication

IMC1 IMC2 IMC3 IMC4 IMC5 IMC6

Integrated Marketing Comunication

Correlation is signif icant at the 0.05 lev el (2-tailed). *.

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed). **.

(49)

36

Correlations

Correlations 1 .074 -.012 -.036 -.013 .024 .470** . .295 .861 .611 .859 .739 .000 200 200 200 200 200 200 200 .074 1 .071 .193** -.018 .043 .415** .295 . .320 .006 .803 .548 .000 200 200 200 200 200 200 200 -.012 .071 1 -.099 .070 .087 .467** .861 .320 . .164 .324 .221 .000 200 200 200 200 200 200 200 -.036 .193** -.099 1 .073 .019 .310** .611 .006 .164 . .306 .795 .000 200 200 200 200 200 200 200 -.013 -.018 .070 .073 1 .378** .491** .859 .803 .324 .306 . .000 .000 200 200 200 200 200 200 200 .024 .043 .087 .019 .378** 1 .580** .739 .548 .221 .795 .000 . .000 200 200 200 200 200 200 200 .470** .415** .467** .310** .491** .580** 1 .000 .000 .000 .000 .000 .000 . 200 200 200 200 200 200 200 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 Impulsuf Buying

IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6

Impulsuf Buy ing

Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed). **.

(50)

37

UJI RELIABITAS

Reliability

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) 1. HM1 2. HM2 3. HM3 4. HM4 5. HM5 6. HM6 7. HM7

Mean Std Dev Cases 1. HM1 3.9900 .5581 200.0 2. HM2 4.0900 3.7231 200.0 3. HM3 3.7950 .5785 200.0 4. HM4 3.9450 .6960 200.0 5. HM5 4.1050 .7257 200.0 6. HM6 3.8900 .7003 200.0 7. HM7 4.1000 .7635 200.0 Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 7 Alpha = .7702

(51)

38

Reliability

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) 1. SE1 2. SE2 3. SE3 4. SE4 5. SE5 6. SE6

Mean Std Dev Cases 1. SE1 3.5050 1.0562 200.0 2. SE2 3.6650 .6893 200.0 3. SE3 3.2850 1.0144 200.0 4. SE4 3.7200 .6509 200.0 5. SE5 3.8200 .8130 200.0 6. SE6 3.5050 .9022 200.0 Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 6 Alpha = .6492

(52)

39

Reliability

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) 1. IMC1 2. IMC2 3. IMC3 4. IMC4 5. IMC5 6. IMC6

Mean Std Dev Cases 1. IMC1 3.7100 .6308 200.0 2. IMC2 4.0750 .6569 200.0 3. IMC3 3.8200 .6632 200.0 4. IMC4 3.9500 .6631 200.0 5. IMC5 4.1950 .6996 200.0 6. IMC6 4.1700 .7097 200.0 Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 6 Alpha = .6605

(53)

40

Reliability

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) 1. IB1 2. IB2 3. IB3 4. IB4 5. IB5 6. IB6

Mean Std Dev Cases 1. IB1 3.0850 1.0213 200.0 2. IB2 3.6150 .6315 200.0 3. IB3 3.2000 .9458 200.0 4. IB4 3.7450 .6340 200.0 5. IB5 3.6300 .6673 200.0 6. IB6 3.3350 .8926 200.0 Reliability Coefficients N of Cases = 200.0 N of Items = 6 Alpha = .6356

(54)

41

UJI NORMALITAS

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

200 .0000000 2.13835263 .055 .042 -.055 .772 .590 N Mean St d. Dev iation Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Ext reme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom dat a. b.

(55)

42

UJI MULTIKOLINEARITAS

Regression

Variabl es Entered/Removedb Integrat ed Marketing Comunicat ion, Hedonik Motiv es, Shop env ironme nta . Enter Model 1 Variables Entered Variables Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: Impulsuf Buy ing b. Model Summaryb 2.150a Model 1 Durbin-W atson

Predictors: (Constant), I ntegrated Marketing Comunicat ion, Hedonik Motiv es, Shop env ironment a.

Dependent Variable: Impulsuf Buy ing b. Coeffi cientsa .955 1.047 .936 1.068 .980 1.021 Hedonik Motiv es

Shop env ironment Integrat ed Marketing Comunication Model 1 Tolerance VI F Collinearity Statistics

Dependent Variable: Impulsuf Buy ing a.

(56)

43

Colli neari ty Diagnosticsa

3.966 1.000 .00 .00 .00 .00 1.783E-02 14.914 .01 .97 .08 .03 1.408E-02 16.786 .02 .00 .75 .11 2.163E-03 42.819 .97 .03 .17 .86 Dimension 1 2 3 4 Model 1 Eigenv alue Condit ion Index (Constant) Hedonik Motiv es Shop env ironment Integrat ed Marketing Comunicat ion Variance Proportions

Dependent Variable: Impulsuf Buy ing a.

Residual s Stati sticsa

18.99 24.61 20.61 .617 200 -7.66 4.30 .00 2.138 200 -2.634 6.482 .000 1.000 200 -3.554 1.996 .000 .992 200 Predicted Value Residual St d. Predicted Value St d. Residual

Minimum Maximum Mean St d. Dev iation N

Dependent Variable: Impulsuf Buy ing a.

(57)

44

UJI HETEROSKEDATISITAS

Regression

Variabl es Entered/Removedb Integrat ed Marketing Comunicat ion, Hedonik Motiv es, Shop env ironme nta . Enter Model 1 Variables Entered Variables Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: SBRESID b. Model Summaryb .101a .010 -.005 1.27959 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), I ntegrated Marketing

Comunicat ion, Hedonik Motiv es, Shop env ironment a.

Dependent Variable: SBRESID b. ANOVAb 3.291 3 1.097 .670 .571a 320.922 196 1.637 324.213 199 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), Int egrated Marketing Comunication, Hedonik Motiv es, Shop env ironment

a.

Dependent Variable: SBRESID b.

(58)

45 Coeffi cientsa 2.772 1.558 1.779 .077 -2.91E-02 .021 -.100 -1.381 .169 3.901E-03 .032 .009 .120 .905 -1.39E-02 .052 -.019 -.268 .789 (Constant) Hedonik Motiv es Shop env ironment Integrat ed Market ing Comunicat ion Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.

Dependent Variable: SBRESID a. Casewi se Di agnosticsa 4.645 7.66 Case Number 192 St d. Residual SBRESID Dependent Variable: SBRESID a.

Residual s Stati sticsa

.1975 1.9320 1.7113 .12860 200 -1.8075 5.9439 .0000 1.26991 200 -11.772 1.716 .000 1.000 200 -1.413 4.645 .000 .992 200 Predicted Value Residual St d. Predicted Value St d. Residual

Minimum Maximum Mean St d. Dev iation N

Dependent Variable: SBRESID a.

(59)

46

UJI REGRESI BERGANDA

Regression

Variabl es Entered/Removedb Integrat ed Marketing Comunicat ion, Hedonik Motiv es, Shop env ironme nta . Enter Model 1 Variables Entered Variables Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: Impulsuf Buy ing b. Model Summaryb .277a .477 .486 2.155 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), I ntegrated Marketing

Comunicat ion, Hedonik Motiv es, Shop env ironment a.

Dependent Variable: Impulsuf Buy ing b. ANOVAb 75.642 3 25.214 5.431 .001a 909.938 196 4.643 985.580 199 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), Int egrated Marketing Comunication, Hedonik Motiv es, Shop env ironment

a.

Dependent Variable: Impulsuf Buy ing b.

(60)

47 Coeffi cientsa 11.179 2.624 4.261 .000 .762 .035 .151 2.148 .003 .116 .055 .015 3.213 .008 .295 .087 .234 3.375 .001 (Constant) Hedonik Motiv es Shop env ironment Integrat ed Market ing Comunicat ion Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig.

Dependent Variable: Impulsuf Buy ing a.

Residual s Stati sticsa

18.99 24.61 20.61 .617 200 -7.66 4.30 .00 2.138 200 -2.634 6.482 .000 1.000 200 -3.554 1.996 .000 .992 200 Predicted Value Residual St d. Predicted Value St d. Residual

Minimum Maximum Mean St d. Dev iation N

Dependent Variable: Impulsuf Buy ing a.

Gambar

Tabel 1  Profil Responden
Tabel  diatas  dapat  dijelaskan  bahwa  Hasil  uji  validitas  indikator  empiris  Hedonic  motives,  Shop  environment,  Integrated  marketing  communications    dan  impulsive  buying  diperoleh  nilai  Item-Total  Correlation  tiap  indikator  empiris
Tabel 5  Uji Regresi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil uji statistik diperoleh nilai p- value = 0,008, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik pada alpa 5% ada hubungan yang signifikan antara Peran

NO PENERIMA BANTUAN SOSIAL ALAMAT KEGIATAN BESARNYA BANTUAN SOSIAL(Rp.) SKPD PENANGGUNG JAWAB TEKNIS 39 Kamijo / Hadi Wiyono Pelemantung RT 3 Selopamioro Imogiri Lantainisasi

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai acuan penelitian mengenai pengaruh radiasi sinar Gamma 60 Co terhadap pertumbuhan, produksi lipid serta komposisi asam

Perusahaan yang memiliki fungsi penjualan secara khusus, dalam kegiatan menjual atau memasarkan produknya perlu diadakannya evaluasi atau pemeriksaan atas fungsi

Ditentukannya Kecamatan Tampan menjadi lokasi penelitian ini karena berdasarkan data yang ada dilapangan, Kecamatan Tampan merupakan salah satu Kecamatan yang banyak

Untuk menentukan strategi pesan yang dilakukan Riau Rhtym Chambers Indonesia agar lebih melakukan pengembangan dan mencari lebih jauh keuinikan ± keunikan dari

Konflik pemanfaatan yang terjadi di kawasan mangrove, terkadang disebabkan belum diketahuinya manfaat dan fungsi dari potensi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa