Kerangka Pemikiran
Daya ingat didefinisikan sebagai suatu kemampuan mengingat suatu informasi setelah individu terpapar dengan suatu
stimulus.
Daya ingat merupakan salah satu bagian (tahap) dari suatu pemrosesan informasi. Kondisi pengingatan ini merupakan ha1 yang sementara dan akan relatif terbatas, dalamartian
bahwa jumlah informasi yang diingat dan waktu untuk mampu mengingat sangat terbatas, Miller (1956) memperkirakan bahwa rata-rata jlbmlah informasi tunggal (chunk) yang marnpu diingat adalah sekitar tujuh buah informasi tunggal daiam satu saat(MiMers
law). Walaupun demikian, banyak peneliti atau psikolog mengatakan bahwa apa yang dikemukakan oleh Miller (1956) krkaitan dengan kapasitas dari memori jangka pendek tersebut terlalu optimistik. Suatu informasi mungkin bisa diingat sesaat setelah seseorang terpapar dengan stimulus tersebut, tapi akan mudah terlupa bila orang tersebut tidak berusaha untuk mentransfer inforrnasi tersebut ke dalam mmori jangka panjang (long-term memory).Secara fisiologis, daya ingat merupakan aktivitas yang tejadi dalam otak. Untuk rnelakukan aktivitasnya, otak memerlukan energi berupa glukosa
sehingga
keberadaan glukosa di dalam darah sangat vital bagi otak untuk dapat berfungsi dengan baik, antara lain diekpresikan dalam kemampuaddaya ingat dari individu. Hal ini diperlihatkan oleh hasil penelitianyang
mengindikasikan bahwa kadar gtukosa darah berpengaruhnyata
(pc0.01) pada dayaingat
anak SD terhadap kata dan gambar. Glukosa di datam darah dapat diperoleh dari dua sumkr, yaitu dari makanan dan glikagen (hati dan otot). Namun demikian, glukosa darah terutama didapat dari konsumsi makanan, karena glukosa darihati dan otot relatif terbatas keberadaannya dan hanya dipergunakan pada
kondisi darurat. Dengan demikian, glukosa dalam darah sangat ditentukan
oleh
konsumsi makanan. Konsumsi makanan ini secara umum diperoleh dari makanan utama dan kudapan. Salah satu sumber konsumsi makanan yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah konsumsi kudapan. Pemberian makanan kudapan pada anak sekdah mampu meningkatkan secara nyata (p<0.01) konsumsi energi, ka-idrat dan protein. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi karbohirat dan protein berpengaruh nyata(masing-masing pada pc0.01 dan ~ 0 . 1 ) terhadap kadar glukosa darah anak
SO.
Seorang anak dengan daya ingat yang baik b s a r kemungkinan mampu mentransfer i n f o m i ke dalam rnemori jangka panjang yang lebih permanen. Walaupun demikin, proses transfer informasi tersebut tidaklah te Qadi secara otomatis, tapi meblui upaya yang sengaja untuk memproses informasi melalui proses pengkodean, penyimpanan dan mendapatkan kembali informasi tersebut.
Semra umum, daya ingat dan proses fisiologis yang berkaitan dengan kemampuan daya ingat ini dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh berbagai faktor dan bisa dikelornpokkan ke dalam dua faktor besar, yaitu faktor internal dan ekstemal individu. Faktor internal berkaitan dengan kapasitas yang dimiliki oleh individu tersebut dan kondisi fisiologi individu ketika menerima stimulus. Oleh karenanya, dalam penelitian ini diduga bahwa faktor status gizi dan kesehatan merupakan salah satu faktor individu yang akan berpengaruh terhadap daya ingat. Sebagai contoh, sesewang yang dalam kondisi anemia (kadar Hb 12 gldl) akan sulit untuk menerima suatu stimulus, sehingga tentunya kemampuan untuk menerima informasi menjadi terganggu dan lebih lanjut berakibat pada rendahnya daya ingat. Meskipun faktor genetik tidak ditetiti, namun untuk rnengantisipasi
adanya
pengaruh dari faktor genetik,maka
anakSO
yang
mempunyai kemampuan akademik 10 persen teratas dan 10 persen terbawah tidak diambil sebagai contoh.Faktor eksternal di tuar individu, terutama yang berkaitan dengan kondisi keluarga dan lingkungannya juga rnerupakan salah satu faktor yang dapat menentukan daya ingat. Faktor eksternal seperti status sosial ekonomi keluarga berpengaruh terhadap kemampuan daya ingat melalui penyediaan konsumsi
I
makanan yang cukup bagi anak agar anak sehat dan bisa berfungsi normal. Ada kberapa kegiatan di dalam proses mengingat, yaitu kegiatan meneripa, mengkode, menyimpan, dan mengungkapkan kembali pesan-pesan baru. Agar dapat melakukan aktivitas tersebut, otak memerlukan energi yang berasal dari glukosa darah. Oleh karena itu, kadar glukosa darah merupakan faktor penduga bagi fungsi otak untuk dapat mengingat informasi yang baru. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa kadar glukosa darah berpengaruh positif nyata (p<0.01) terhadap daya ingat (kata dan gambar) anak SD.
Berdasarkan teori di atas, kadar glukosa darah diduga berhubungan dengan daya
ingat.
Suplai glukosa darah ke dalam otak sangat menentukanfungsi
otak. Pemanfaatanglukosa
ini sangat ditentukanoleh
keberadaan oksigenyang
diangkut oleh Hb yang berada di dalam sel-sel darah merah. Dengan demikian, status anemia, yang ditentukan berdasarkan kadarHb,
merupakan faktor yang berperan pada daya ingat. Hasil penelitian ini rnenunjukkan bahwa apabila seseorang tidak anemia, maka peluang untuk meningkatkan kadar glukosa darah adalah lebih besar daripada yang anemia. Hal ini ditunjukkan oleh adanya korefasi yang nyata (rst0.385; p<0.05) antara status anemia dengan kadar
glukosa
darah. GLukosa darah tersebut terutama berasal dari zat gizi di dalam makanan. Zat gizi sumkr glukosa meliputi karbohidrat, protein dan lemak. Melalui pemberian makanan kudapan disekolah
ternyak dapat membantu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk fungsi otak dengan lebih baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian ini yang mengindikasikan bahwa pemberian kudapan dapat mening katkan secara nyata (pc0.01) konsumsi zat gizi, khususnya karbohidrat dan protein. Lebih lanjut dapat diketahui bahwa adanya intervensi (pemberian kudapan) berpengaruh nyata (pc0.01) pada daya ingat anak terhadap gambar dan tidak krpengaruh nyata (pzO.1) pada daya ingatanak
terhadap kata. Namun demikian, nilai (46benar) rab-rata daya ingat anak
terhadap
kata pada kelompok intervensi cenderung lebih besar daripada ketompok kontrol.Selain itu, ada bberapa faktor lain yang hams diperhatikan sehubungan dengan pengaruh pemberian makanan kudapan terhadap kadar gfukosa
darah
dan daya ingat anak sekolah. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah
kualitas
dan kuantitas zat gizi di dalam makanan kudapan. Kefangka pemikiran secara skematis diiajikan pada Gambar 8.---
-
:
Genebk INGAT + - - - * - * - - - . 4,,---,,,,,-,--!- - - I - - -
Glukosa Kadar Status Gizi
Darah - BWU -' - - -
,-
-'-') 4? :
4
-
TBIU ; 4 , M I I 1 I # I 1 - BB/TBi
: :
1 1 I I I I 1 I:
3 , 1 1 I I 1 1 I I L I I 4:
; : I I 1 1 I I I I I I 1 1 I I I:
; I I 1 1 I I I I 1 1 I I I:
; ; I ,,
r ---,,,--- I--I - , , , , - - - - J I I I I L I I I I ! I I I I I I I I I I I I I I 1 I I I I I I I I I I I 1 I I I I I I I I I ---,,,---- 1-Y- I 1 1 I -I I I I I I I c--,; I Proses I I I I!.,,,,,
I ,,,,* * ,,,,,,,,,,- - - I I I:
Me,abolismsj
4-
- - -- - -
* ! . . . I-, , , , , - - I 4--- Konsumsi :-
Utama-
Kudapan Karakteristik Ketuarga1. Tingkat Pendidikan Ibu
2. Pengetahuan Gizi Ibu
3. Jurnlah Anggota Keluarga 4. Pendapatan Keluarga Hb = Hemoglobin Ht = Hematokrit BB = Berat Badan TB = ~Tinggi Badan I - - - I I = Tidak Diamati r - - - - - -, * -'
Gambar 8 Kerangka pemikiran : faktor yang diduga berpengaruh terhadap
Hipotesls
1. Konsumsi energi, karbohidrat, protein dan lemak anak SD kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan kelornpok kontrol;
2. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap kadar hemoglobin anak SD; 3. Peningkatan kadar
gtukosa
darah anak SD pada keiompok intenrensi lebihtinggi dibandingkan kelornpok kontrol;
4. Peningkatan daya ingat anak SD pada
kelornpok
intervensi lebih tinggi dibandingkan kelornpok kontrol; dan5. Terdapat hubungan antara peningkatan kadar glukosa darah anak SD