KABUPATEN SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
HENGKY FEBRIANTO J 210.100.051
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Arif Widodo, Amd. Kep., M.Kes
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : Hengky Febrianto NIM : J 210 100 051 Program Studi : Keperawatan S-1 Fakultas : Ilmu Kesehatan
Judul Skripsi : FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEKAMBUHAN PENDERITA HIPERTENSI DI
PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN
SUKOHARJO
Naskah ariktel ilmiah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.
Surakarta, 5 Juni 2015
Pembimbing I
Arif Widodo, A.Kep., M.Kes
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Fahrun Nur Rosyid, S. Kep., Ns., M.Kes
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : Hengky Febrianto NIM : J 210 100 051 Program Studi : Keperawatan S-1 Fakultas : Ilmu Kesehatan
Judul Skripsi : FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEKAMBUHAN PENDERITA HIPERTENSI DI
PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN
SUKOHARJO
Naskah ariktel ilmiah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.
Surakarta, 5 Juni 2015
Pembimbing II
Fahrun Nur Rosyid, S. Kep., Ns., M.Kes
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARTASURA
KABUPATEN SUKOHARJO
Hengky Febrianto*
Arif Widodo, Amd. Kep., M.Kes**
Fahrun Nur Rosyid, S.Kep., Ns., M.Kes*** ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kekambuhan penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura. Desain penelitian ini dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi yang tercatat di Puskesmas Kartasura pada bulan Januari–Desember tahun 2014 yang berjumlah 937 orang, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, sehingga berdasarkan perhitungan diperoleh 90 pasien hipertensi sebagai sampel penelitiannya. Alat analisis yang digunakan dengan Chi Square. Hasil penelitian diketahui bahwa: 1) Kebiasaan tidur mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo (p= 0,005); 2) Merokok mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo (p= 0,009); 3) Obesitas mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo (p= 0,002); 4) Pola konsumsi garam mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo (p= 0,013).
RISK FACTORS ASSOCIATED WITH HYPERTENSION PATIENTS IN HEALTH RECURRENCE KARTASURA SUKOHARJO
ABSTRACT
This study aims to determine the risk factors associated with relapse in patients with hypertension in the Health Recurrence Kartasura. This study design with cross sectional approach. The population in this study were all patients with hypertension were recorded in health centers Kartasura in January-December 2014 amounted to 937 people, the sampling technique used was simple random sampling, so that the calculation is based on 90 patients with hypertension as a sample. The analytical tool used by Chi Square. The survey results revealed that: 1) sleep habits have a significant relationship with the recurrence rate in patients with hypertension in the health centers Kartasura Sukoharjo (p = 0.005); 2) Smoking has a significant relationship with the recurrence rate in patients with hypertension in the health centers Kartasura Sukoharjo (p = 0.009); 3) Obesity has a significant connection with the recurrence rate in patients with hypertension in the health centers Kartasura Sukoharjo (p = 0.002); 4) The pattern of salt consumption has a significant relationship with the recurrence rate in patients with hypertension in the health centers Kartasura Sukoharjo (p = 0.013).
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hipertensi merupakan kelainan pada system kardiovaskular yang masih menjadi beban kesehatan di masyarakat karena prevalensinya yang tinggi. Hipertensi dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat (Mukhtar, 2007).
Berdasarkan data WHO diperkirakan penderita hipertensi di seluruh dunia berjumlah 600 juta orang dengan 3 juta kematian tiap tahunnya. Menurut survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang berusia diatas 35 tahun adalah lebih dari 15,6%. Survey faktor resiko penyakit kardiovascular (PKV) oleh proyek WHO di Jakarta menunjukan angka prevalensi hipertensi dengan tekanan darah 160/90 mmHg masing-masing pada pria adalah 12,1% dan pada wanita adalah 12,2%. Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara 15%-20% (Depkes, 2010). Hipertensi juga menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia dengan prevalensi sebesar 4,67% (Depkes, 2010). Data Riskesdas menyebutkan bahwa hipertensi sebagai penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan Tuberculosis yang jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes, 2010).
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 menunjukkan jumlah kasus hipertensi esensial di Puskesmas Kartasura Sukoharjo yaitu sebesar 14,71% dan merupakan salah satu puskesmas yang memiliki angka tertinggi untuk kasus
hipertensi (tekanan darah tinggi) di Kabupaten Sukoharjo (DKK Sukoharjo, 2011). Data profil kesehatan di Puskesmas Kartasura Sukoharjo pada bulan Maret 2013 menunjukkan di Kelurahan Makamhaji Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo sebesar 23% lansia mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi). Kelurahan Makamhaji ini merupakan kelurahan yang memiliki jumlah penderita hipertensi tertinggi di Kecamatan Kartasura (Puskesmas Kartasura Sukoharjo, 2013).
Sedangkan kekambuhan hipertensi merupakan keadaan kilen hipertensi dimana muncul gejala yang sama seperti sebelumnya dan mengakibatkan klien hipertensi harus dirawat kembali. Kekambuhan penyakit hipertensi atau peningkatan tekanan darah kembali disebabkan oleh beberapa hal yang tidak terkontrol secara teratur, tidak menjalankan hidup sehat, seperti diet yang tepat, olahraga, berhenti merokok, mengurangi alkohol atau kafein, serta mengurangi stres (Marliani, 2007).
Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi dibagi dalam dua kelompok besar yaitu faktor melekat atau tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, umur, genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pola makan, kebiasaan olah raga dan lain-lain. Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor risiko tersebut secara bersama-sama (common underlying risk factor), dengan kata lain satu faktor risiko saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi (Depkes, 2008).
dialami penderita. Pertama adalah kerugian ekonomi yang terbagi menjadi 4 bagian, yaitu dampak penyakit terhadap konsumsi sehat, interaksi sosial, produktivitas jangka pendek dan produktivitas jangka panjang. Kerugian yang kedua adalah adanya dampak penyakit yang mempengaruhi variabel-variabel penting dalam kegiatan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang, seperti dampak penyakit terhadap konsumsi, pendapatan, saving, investasi rumah tangga dan investasi untuk sumber daya manusia (human
capital investment). Dari sisi sosial dan
budaya, penyakit dipandang sebagai pengakuan sosial, dimana seseorang yang mengidap penyakit tertentu tidak bisa menjalankan peran normalnya secara wajar, dan bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap situasi tersebut (Depkes, 2008).
Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan kajian data dalam bentuk survei faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kekambuhan penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura.
TINJAUAN PUSTAKA Hipertensi
Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah merupakan gaya yang diberikan darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dan denyut jantung. Tekanan ini paling tinggi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan
paling rendah ketika ventrikel berelaksasi (tekanan diastolik) (Sheps, 2006). Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (Mansjoer, 2008).
Faktor Risiko Hipertensi
1. Faktor yang melekat/tidak dapat diubah
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko terkena hipertensi (Yundini, 2006). Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa memicu terjadinya hipertensi.
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat angka yang cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita. Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan 13,7% wanita (Yundini, 2006).
bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala.
2. Faktor yang dapat diubah/dikontrol Indeks massa tubuh (BMI) yang menigkat akan berakibat terhadap terjadinya obesitas, sehingga beradampak terhadap peningkatan tekanan darah, tetapi resiko obesitas yang berhubungan dengan hipertensi menurun seiring dengan usia.
Meskipun jumlah perokok meurun sesuai usia, merokok tetap menjadi faktor resiko yang signifikan yang menyebabkan kematian pada penderita jantung.
Pola tidur kurang dari 8 jam atau kualitas dan kuantitas tidur menurun atau seirng dikenal dengan istilah Insomnia menyebabkan terjadinya peningkatan Corticotropin
Realising Factor (CRF) sehingga
terjadi gangguan pada poros HPA (Hypotalamic Putuitary Adrenal) sehingga meningkatkan kortisol dan renin pada sistem renin angiotensin yang menyebabkan terjadinya Hipertensi.
Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya
hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini adalah
cross sectional yaitu jenis penelitian
yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independent dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Tidak semua objek penelitian harus di observasi pada hari dan waktu yang sama, akan tetapi baik pada variabel independent maupun dipendent dini hanya satu kali saja. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kartasura dan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi yang tercatat di Puskesmas Kartasura pada bulan Januari–Desember tahun 2014 yang berjumlah 937 orang, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, sehingga berdasarkan perhitungan diperoleh 90 pasien hipertensi sebagi sampel penelitian.
Teknik Analisis Data
Analisa data yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
Pada penelitian ini analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor resiko yang berhubungan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi dalam bentuk distribusi frekuensi, dengan menggunakan bantuan komputer SPSS for
windows.
2. Analisa Bivariat
konsumsi garam terhadap tingkat kekambuhan hipertensi peneliti menggunakan rumus Chi Square.
Dalam melakukan penelitian dan penyebaran kuisioner, peneliti kepada responden penelitian yaitu penderita hipertensi dan melakukan pendekatan kepada responden, memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan tujuan kepada responden. Selanjutnya peneliti membagikan lembar kuisioner pada responden dan mendampinginya dalam pengisian kuisioner, sebelum pengisian kuisioner dilakukan
pengukuran tekanan darah oleh peneliti menggunakan Sphygmanometer..
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden Penelitian Karakteristik responden penelitian ini akan membahas tentang umur dan jenis kelamin penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Distribusi umur penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Karakteristik Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang diukur pada Bulan Maret-April 2015
Karakteristik
Responden Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Umur < 45 Tahun 27 30,0
> 45 Tahun 63 70,0
Jumlah 90 100,0
Jenis Kelamin Perempuan 37 41,1
Laki-Laki 53 58,9
Jumlah 90 100,0
Hasil distribusi data tentang umur penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo diketahui bahwa 30,0% atau 27 orang mempunyai umur kurang dari 45 tahun dan 70,0% atau 63 orang mempunyai umur lebih dari 45 tahun, sehingga dapat diketahui bahwa sebagian besar penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo mempunyai umur lebih dari 45 tahun.
Hasil distribusi data tentang jenis kelamin penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo diketahui bahwa 41,1% atau 37 orang mempunyai jenis kelamin perempuan dan 58,9% atau 53 orang mempunyai jenis kelamin laki-laki, sehingga dapat diketahui bahwa
penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo didominasi oleh penderita laki-laki.
Analisis Univariat
Tabel 2
Kebiasaan Tidur Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang diukur pada Bulan
Maret-April 2015
Mayoritas penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo mempunyai kebiasaan tidur yang termasuk dalam kategori kurang. Distribusi data tentang kebiasaan merokok dari penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:
Tabel.3
Kebiasaan Merokok Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang diukur pada
Bulan Maret-April 2015
No Kebiasaan
Mayoritas penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo biasa merokok minimal satu batang per hari selama sekurang-kurangnya 1 tahun. Distribusi data tentang berat badan dari penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Berat Badan Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang diukur pada Bulan
Maret-April 2015
Sebagian besar penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo mempunyai berat badan yang termasuk dalam kategori obesitas. Distribusi data tentang pola konsumsi garam dari penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Pola Konsumsi Garam Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang diukur pada
Bulan Maret-April 2015
No Pola Konsumsi
Garam
Frekuensi Persentase (%)
1. Sedikit 30 33,3 2. Banyak 60 66,7 Jumlah 90 100,0
Tabel 6
Tingkat Kekambuhan Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang diukur pada
Bulan Maret-April 2015
No Tingkat Kekambuhan
Frekuensi Persentase (%) 1. Tidak Kambuh 32 35,6 2. Kambuh 58 64,4 Jumlah 90 100,0
Sebagian besar penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten
Sukoharjo mengalami kekambuhan lebih dari 1 kali dalam sebulan.
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kekambuhan penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Chi Square. Adapun berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 7
Hubungan Faktor Kebiasaan Tidur dengan Tingkat Kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo
yang diukur pada Bulan Maret-April 2015
Kebiasaan Tidur
Tingkat Kekambuhan
Chi Square p Tidak Kambuh Kambuh
N % N %
Kurang 13 24,1 41 75,9
7,767 0,005 Cukup 19 52,8 17 47,2
Jumlah 32 35,6 58 64,4
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai 2hitung = 7,767 dengan
p= 0,005. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H0 ditolak, artinya
kebiasaan tidur mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi
di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Selanjutnya hasil analisis bivariat tentang hubungan kebiasaan merokok dengan tingkat kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:
Tabel 8
Hubungan Faktor Kebiasaan Merokok dengan Tingkat Kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo
yang diukur pada Bulan Maret-April 2015
Kebiasaan Merokok
Tingkat Kekambuhan
Chi Square p Tidak Kambuh Kambuh
N % N %
Tidak Merokok 19 51,4 18 48,6
6,842 0,009 Perokok 13 24,5 40 75,5
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai 2hitung = 6,842 dengan
p= 0,009. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H0 ditolak, artinya merokok
mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Selanjutnya hasil analisis bivariat tentang hubungan obesitas dengan tingkat kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:
Tabel 9
Hubungan Obesitas dengan Tingkat Kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang diukur pada
Bulan Maret-April 2015
Berat Badan
Tingkat Kekambuhan
Chi Square p Tidak Kambuh Kambuh
N % N %
Gizi Baik 18 56,3 14 43,8
9,281 0,002 Obesitas 14 24,1 44 75,9
Jumlah 32 35,6 58 64,4
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai 2hitung = 9,281 dengan
p= 0,002. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H0 ditolak, artinya obesitas
mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Selanjutnya hasil analisis bivariat tentang hubungan pola konsumsi garam dengan tingkat kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:
Tabel 10
Hubungan Pola Konsumsi Garam dengan Tingkat Kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo
yang diukur pada Bulan Maret-April 2015
Pola Konsumsi Garam
Tingkat Kekambuhan
Chi Square p Tidak Kambuh Kambuh
N % N %
Sedikit 16 53,3 14 46,7
6,207 0,013 Banyak 16 26,7 44 73,3
Jumlah 32 35,6 58 64,4
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai 2hitung = 6,207 dengan
p= 0,013. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H0 ditolak, artinya pola
PEMBAHASAN
Hubungan Faktor Kebiasaan Tidur dengan Tingkat Kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo
Hubungan faktor kebiasaan tidur dengan tingkat kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo diketahui bahwa pada penderita hipertensi yang mempunyai kebiasaan tidur dalam kategori kurang 24,1% tidak mengalami kekambuhan terhadap hipertensi, sedangkan 75,9% mengalami kekambuhan pada hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa penderita hipertensi yang mempunyai kebiasaan tidur kurang mempunyai risiko besar terjadinya kekambuhan. Pada penderita hipertensi yang mempunyai kebiasaan tidur yang cukup 52,8% tidak mengalami kekambuhan terhadap penyakit hipertensi dan 47,2% tetap mengalami kekambuhan terhadap penyakit hipertensi, sehingga penderita hipertensi yang mempunyai kebiasaan tidur yang cukup mempunyai risiko yang rendah dalam mengalami kekambuhan hipertensi.
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai 2hitung = 7,767 dengan
p= 0,005. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H0 ditolak, artinya
kebiasaan tidur mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
Kekambuhan pada penderita hipertensi sangat dipengaruhi oleh tingkat stres, hal ini dapat dilihat dari bagaiman kebiasaan tidurnya. Faktor penyebab hipertensi yaitu penyebab genetik dan lingkungan, asupan natrium berlebih, obesitas dan stres.
Selain itu ketidak mampuan ginjal mengeluarkan sodium secara optimal dalam mengatur volume plasma, menyebabkan peningkatan tekanan darah secara terus menerus. Tidakan keperawatan untuk hipertensi dan penyakit arteri koroner adalah penurunan berat badan, olahraga, pembatasan asupan garam dan lemak, menejemen stres dan berhenti merokok. Edukasi klien mencakup informasi tentang pengobatan, pengawasan, tekanan darah, nutrisi, teknik pengurangan stres, dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan akan pelayanan darurat (Potter & Perry, 2006).
Hubungan Faktor Kebiasaan Merokok dengan Tingkat Kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo
besar dalam mengalami kekambuhan hipertensi.
Berdasarkan hasil peneltian menunjukkan bahwa merokok mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol Kafein dapat memacu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol lebih dari 2-3 gelas/hari dapat meningkatkan risiko hipertensi (Cortas, 2008). Risiko penyakit kardiovaskuler pada pasien hipertensi ditentukan tidak hanya tingginya tekanan darah tetapi juga telah atau belum adanya kerusakan organ target serta faktor risiko lain seperti merokok, dislipidemia dan diabetes melitus (Susalit, et.al, 2005).
Hubungan Obesitas dengan Tingkat Kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo
Hubungan obesitas dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo diketahui bahwa pada penderita hipertensi yang mempunyai gizi baik 56,3% tidak mengalami kekambuhan terhadap hipertensi, sedangkan 43,8% tetap mengalami kekambuhan pada hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa penderita hipertensi yang mempunyai gizi baik mempunyai risiko lebih kecil terjadinya kekambuhan hipertensi. Pada penderita hipertensi yang mempunyai berat badan obesitas 24,1% tidak mengalami kekambuhan terhadap penyakit hipertensi dan 75,9% mengalami kekambuhan terhadap penyakit
hipertensi, sehingga penderita hipertensi yang mempunyai berat badan dalam kategori obesitas mempunyai risiko yang lebih besar dalam mengalami kekambuhan hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa obesitas mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Obesitas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kekambuhan hipertensi. Terapi non farmakologis yang dilakukan untuk mengurangi kekambuhan hipertensi adalah menurunkan berat badan berlebih, konsumsi alkohol berlebih, asupan garam dan asupan lemak, latihan fisik serta meningkatkan konsumsi buah dan sayur. Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih, peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap tekanan darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat penting dalam prevensi dan kontrol hipertensi (Cortas, 2008).
makanan merupakan hal yang utama, namun aktivitas fi sikpun berperan besar dalam mencegah hipertensi. Sebuah studi metaanalisis telah menunjukkan bahwa aktivitas fi sik efektif dalam menurunkan tekanan darah pada individu dengan berat badan normal dan kelebihan berat badan dan pada mereka yang pre-hipertensi dan pre-hipertensi (Mengel & Schwiebert, 2000).
Hubungan Pola Konsumsi Garam dengan Tingkat Kekambuhan pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo
Hubungan pola konsumsi garam dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo diketahui bahwa pada penderita hipertensi yang mempunyai pola konsumsi garam sedikit 53,3% tidak mengalami kekambuhan terhadap hipertensi, sedangkan 46,7% tetap mengalami kekambuhan pada hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa penderita hipertensi yang mempunyai pola konsumsi garam sedikit mempunyai risiko lebih kecil terjadinya kekambuhan hipertensi. Pada penderita hipertensi yang mempunyai pola konsumsi garam banyak 26,7% tidak mengalami kekambuhan terhadap penyakit hipertensi dan 73,3% mengalami kekambuhan terhadap penyakit hipertensi, sehingga penderita hipertensi yang mempunyai pola konsumsi garam banyak mempunyai risiko yang lebih besar dalam mengalami kekambuhan hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pola konsumsi garam mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Faktor penyebab kekambuhan hipertensi antara lain kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dan makanan olahan dengan kandungan garam yang tinggi memicu naiknya tekanan darah (Martuti, 2009). Stres yang berkepanjangan akan meningkatkan tekanan darah, oleh karena itu para penderita hipertensi dianjurkan untuk hidup rileks, terbuka dalam mengungkapkan masalah kepada orang lain (Martuti, 2009). Ansietas, takut, nyeri dan stres emosi mengakibatkan stimulasi simpatik, yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer. Efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah (Potter, 2006).
Salah satu cara dalam mencegah kekambuhan hipertensi adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
Simpulan
1. Penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo mempunyai kebiasaan tidur yang termasuk dalam kategori kurang. 2. Penderita hipertensi di Puskesmas
3. Penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo mempunyai berat badan yang termasuk dalam kategori obesitas. 4. Penderita hipertensi di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo mempunyai pola konsumsi garam yang termasuk dalam kategori banyak.
5. Penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo mengalami kekambuhan lebih dari 1 kali dalam sebulan.
6. Kebiasaan tidur mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo (p= 0,005) 7. Merokok mempunyai hubungan
yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo (p= 0,009). 8. Obesitas mempunyai hubungan
yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo (p= 0,002). 9. Pola konsumsi garam mempunyai
hubungan yang signifikan dengan tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo (p= 0,013)
Saran
1. Bagi Masyarakat
a. Bagi masyarakat diharapkan secara umum diharapkan untuk senantiasa memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kekambuhan hipertensi, sehingga tingkat kekambuhan karena penyakit hipertensi dapat berkurang.
b. Masyarakat diharapkan berperan aktif dalam mengurangi risiko kekambuhan hipertensi, sehingga perilaku untuk menjaga pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Disiplin Ilmu keperawatan a. Disiplin ilmu keperawatan
hendaknya dapat menjadikan hipertensi sebagai hal yang perlu ditindaklanjuti dengan semakin meningkatkan perhatian terhadap faktor-faktor risiko kekambuhan hipertensi.
b. Bagi mahasiswa dan para akademisi keperawatan diharapkan melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang faktor risiko kekambuhan hipertensi.
3. Peneliti selanjutnya
Terhadap penelitian sejenis selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih mendalam lagi kaitannya dengan faktor risiko kekambuhan hipertensi dengan melakukan pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, Herda. 2009. Prevalensin dan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Skripsi, FKM Universitas Riau.
Cortas K., et all. 2008. Hypertension. http//:www.emedicine.com.
[Diakses pada tangal 1 Juli 2014] Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2010. Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular. Jakarta.
DKK Sukoharjo. 2011. Kasus Hipertensi Esensial di Puskesmas
Kartasura Sukoharjo. Sukoharjo:
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.
Mansjoer, Arif, dkk, 2008, Kapita
Selekta Kedokteran, Jakarta:
Media Aesculapius.
Martuti, A. 2009. Hipertensi Merawat
dan Menyembuhkan Penyakit
Tekanan Darah Tinggi. Penerbit
Kreasi Kencana Perum Sidorejo Bumi Indah (SBI) Blok F 155 Kasihan Bantul, pp.10-12
Marliani, L., & Tantanan. 2007. 100
Quesioner & Answer Hipertensi.
Jakarta: Elex Media Komputindo. Mengel, M. B., & Schwiebert, L. P.
2000. A Lange Clinical Manual: Family Medicine Ambulatory Care
and Prevention. New York:
McGraw-Hill.
Mukhtar, D. 2007. Faktor Resiko Penyakit Degeneratif Pada Usia
Lanjut Sedenter. Jurnal
Kedokteran. Jakarta: YARSI.
Potter, J.F. 2006. Brocklehurst’s text book of geriatric medicine and
gerontology (6th ed). New York:
Churchill Livingstone.
Potter, P.A., & Perry, A.G. 2006. Buku
ajar fundamental keperawatan
konsep, proses, dan praktik (Edisi
4) (Yasmin Asih, Made Sumawarti, Dian Evriyani, Laily Mahmudah, Ellen Panggabean, Kusrini, Sari Kurnianingsih & Enie Noviestari, penerjemah). Jakarta: EGC.
Puskesmas Kartasura Sukoharjo. 2013. Data Penderita Hipertensi Kecamatan Kartasura. Kartasura: Puskesmas Kartasura.
Susalit, E dkk. 2005. Buku Ajar Ilmu
Penyakit dalam II. Jakarta : Balai
penerbit FKUI.
Yundini. 2006. Faktor Risiko
Hipertensi. Jakarta: Warta
Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Hengky Febrianto*: Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS
Arif Widodo, A.Kep., M.Kes**: Dosen FIK UMS