• Tidak ada hasil yang ditemukan

The 9 th University Research Colloqium 2019 Universitas Muhammadiyah Purworejo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "The 9 th University Research Colloqium 2019 Universitas Muhammadiyah Purworejo"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN ANTIOKSIDAN SARI JAHE (Zingiber officinale Rosc.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA TELUR; DAGING

DAN DARAH BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix Japonica)

THE EFFECT OF GIVING ANTIOXIDANT OF GINGER EXTRACT (ZINGIBER OFFICINALE ROSC.) TO CHOLESTEROL LEVELS IN EGG, MEAT AND BLOOD

QUAIL (COTURNIX-COTURNIX JAPONICA)

Rinawidiastuti1, Lukman Fadhiliya2, Hanung Dhidhik Arifin3

1,3)Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian

2)Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP

1,2,3) Universitas Muhammadiyah Purworejo

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi sari jahe terhadap burung puyuh, baik dari kandungan kolesterol telur, daging serta darah dan meningkatkan kualitas produk burung puyuh yang lebih sehat, aman untuk dikonsumsi bagi kesehatan manusia. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan serta 5 ternak untuk tiap ulangannya. Perlakuan penelitian adalah dengan menambahkan sari jahe sebanyak 0, 5, 10, 15, 20 dan 25% ke dalam 500ml air minum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolesterol baik pada telur, daging dan darah puyuh menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penambahan sari jahe dalam air minum berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol darah, daging dan telur burung puyuh.

Kata kunci: air minum,burung puyuh, sari jahe, kolesterol .

.

ABSTRACT

The aims of the research is to determine the potential of ginger juice against quails, both from the cholesterol content of eggs, meat and blood and to improve the quality of healthier quail products, safe for consumption for human health. The study used a completely randomized design (CRD) with 6 treatments and 4 replications and 5 animals for each replication. The research treatment was to add ginger juice as much as 0, 5, 10, 15, 20 and 25% into 500ml of drinking water.

The results showed that good cholesterol in eggs, meat and quail blood had a significantly different effect (P> 0.05). The ginger juice added to drinking water shows the cholesterol levels that decrease on blood, meat and eggs.

Keywords: drinking water, quail, ginger juice, cholesterol

PENDAHULUAN

Puyuh sebagai salah satu unggas sumber protein hewani yang mudah dipelihara dan cepat berproduksi. Puyuh mencapai dewasa kelamin sekitar 41 hari dengan produksi telur antara 250 sampai 300 butir per tahun (Setiawan, 2006 dalam Zuhri et al., 2017). Telur burung puyuh

cukup potensial, kandungan gizi lengkap berupa protein, lemak, vitamin dan mineral namun begitu kandungan asam lemak jenuh dan kolesterol sangat tinggi mencapai 168 mg/butir atau 3600 mg/10g (Saerang, 1995). Puyuh dapat dipotong pada usia 40 hari dengan berat potong sekitar 150-160 gram/ekor dan persentase karkas sebesar 58-60% (Anggorodi, 1995).

(2)

590 Tingginya kandungan kolesterol yang ada dalam telur dan karkas/daging puyuh menjadi pertimbangan oleh konsumen.

Kolesterol sebagai salah satu komponen lemak atau lipid. Lemak diperlukan oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak khususnya kolesterol menurut Anies (2015) menjadi sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi, lemak juga zat yang sangat dibutuhkan tubuh dan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia.

Penyebab penyakit jantung saat ini diduga karena kolesterol. Kolesterol darah meningkat menjadi lebih dari 120-200 mg/dl di atas batas normal. Tingginya kadar kolesterol dalam darah menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan serangan jantung (Soeharto, 2002).

Berdasarkan andil tersebut maka perlu dilakukan upaya penurunan kadar kolesterol pada produk telur dan daging burung puyuh. Upaya penurunan kolesterol pada burung puyuh dapat dilakukan dengan pemberian antioksidan tinggi yang bahannya mudah diperoleh peternak, mudah diaplikasikan ke ternak, harga terjangkau dan bahan tersebut mampu tersedia secara konyinyu serta aman diberikan ke ternak. Pemberian herbal atau rempah rempah seperti jahe.

Jahe merupakan rempah rempah yang sudah dikenal masyarakat umum sebagai bumbu dapur, minuman mauun obat. Jahe mampu tumbuh diberbagai tempat dan tersebar diseluruh Indonesia.

Jahe sudah banyak diteliti kegunaannya untuk manusia maupun ternak, akan tetapi untuk ternak puyuh masih jarang dilakukan. Jahe mengandung bahan antioksidan tinggi seperti Gingeron, Shagaol,Zingerone yang mampu menghambat proses oksidasi lemak.

Berdasarkan potensi antioksidan jahe, maka perlu dilakukan penelitian penurunan kadar kolesterol pada ternak puyuh guna menghasilkan telur dan daging yang sehat dan aman dikonsumsi, sehingga andil terhadap penyaki jantung bisa berkurang.

METODE

Materi yang digunakan dalam penelitian adalah burung puyuh petelur umur 2 bulan sekitar 120 ekor. Burung puyuh mendapat perlakuan secara acak, dengan membagi 120 ekor ke dalam 6 perlakuan air minum sari jahe dengan konsentrasi berbeda dengan 4 ulangan disetiap perlakuannya di mana setiap ulangan berisi 5 ekor burung puyuh.

Burung puyuh diberi pakan yang sama baik jumlah maupun kualitasnya berupa pakan konsentrat produksi PT. Cargill, 35gram/ekor/hari. Lokasi penelitian adalah Laboratorium Lapang Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Pelaksanaan penelitian pada bulan Mei-Desember 2018.

Penelitian dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu perode persiapan (5 minggu), tahapan adaptasi 2 minggu), tahapan pendahuluan (1 minggu) dan tahapan perlakuan (8 minggu). Tahapan persiapan meliputi pengadaan jahe, pembuatan sari jahe, analisis sari jahe, persiapan kandang puyuh, persiapan lokasi penelitian, pengadaan burung puyuh petelur, pengadaan pakan dan persiapan perlengkapan serta persiapan laboratorium untuk parameter penelitian. Tahapan adaptasi meliputi pengacakan burung puyuh, pengacakan kandang dan pengacakan perlakuan; pemberian Vita Stres untuk mengurangi cekaman stress dan panas; pemberian air minum sari jahe secara bertahap (sedikit demi sedikit) sesuai dengan perlakuan. Tahapan pendahuluan dilakukan dengan pemberian air minum sari jahe pada burung puyuh sesuai dengan perlakuan. Pengukuran konsumsi pakan, konsumsi air minum dan penimbangan bobot badan burung puyuh.

Tahapan perlakuan yaitu dengan pemeliharaan burung puyuh petelur sesuai perlakuan selama 8 minggu. Setiap hari dilakukan pembersihan kandang, tempat pakan, tempat air minum, serta lingkungan.

Air minum sari jahe diberikan sesuai perlakuan (level konsentrasi) secara

(3)

terbatas (600 ml per hari per ulangan).

Pakan diberikan sesuai kebutuhan puyuh yaitu 35 gram/ekor/hari, Pakan dan air minum diberikan dua kali sehari pada pukul 07.00 WIB dan pukul 15.00 WIB.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan konsentrasi sari jahe pada air minum dengan 4 ulangan. Level konsentrasi sari jahe adalah 0, 5,10,15,20 dan 25% dari 600 ml air minum yang diberikan. Parameter

yang diamati adalah kolesterol telur, daging dan darah burung puyuh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari jahe yang dicampurkan ke dalam air minum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar kolesterol pada darah, daging dan telur burung puyuh. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kadar kolesterol pada darah, daging dan telur puyuh

Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh nyata antar perlakuan (P<0,05)

Kolesterol Darah

Berdasarkan Tabel 1. Semakin meningkat level pencampuran sari jahe dalam air minum, kadar kolesterol darahnya semakin turun yaitu menjadi 34,71 mg/dl. Kadar kolesterol darah tersebut lebih rendah dari penelitian Basmacioglu

dan Ergul (2005) dalam Kamalia et al. (2014) yaitu rata-rata kadar kolesterol darah ayam ras yaitu 52 – 148 mg/dl. Penurunan kadar kolesterol darah disebabkan oleh adanya peran dari minyak atsiri pada sari jahe.

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Herawati (2010) dalam Cahyono et al. (2012) bahwa jahe mengandung minyak atsiri dan kurkumin berperan meningkatkan kerja organ pencernaan, merangsang getah pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase, dan protease, akan tetapi jika penggunaan jahe berlebihan maka akan menyebabkan dampak negatif (toksik) pada tubuh ayam. Penambahan jahe dalam pakan juga meningkatkan

stabilitas oksidatif, tetapi menurunkan konsentrasi kolesterol dalam serum ayam pedaging (Zhang et al., 2009). Jahe yang digunakan pada penelitian Hapsari et al.

(2014) dalam Uthia et al. (2016) ditemukan bahwa jahe merah mampu meningkatkan aktivitas dari enzim 7 α- hydroxylase yang berperan pada proses biosintesis asam empedu dan merangsang kolesterol berubah menjadi asam empedu dan menyebabkan ekskresi kolesterol dalam tubuh.

Kolesterol Daging

Kolesterol daging berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa kadar kolesterol daging paling rendah adalah 1339,40 mg/100g pada S5 atau sari jahe 25% pada air minum. Kadar kolesterol daging tersebut dipengaruhi oleh adanya kandungan minyak atsiri pada sari jahe.

Minyak atsiri menurut Muhammad (2007) dan Pratama et al. (2012) bersifat kolagoga, sehingga mampu meningkatkan produksi dan mensekresikan empedu dalam proses pemecahan lemak ke dalam

PARAMETER PERLAKUAN

S0 S1 S2 S3 S4 S5

Kolesterol Darah (mg/dL) 41,79 b 46,07 c 46,44 c 50,69 d 47,41 c 34,71 a

Kolesterol Daging (mg/100g) 1472,40 ab 1552,70 ab 1582,70 ab 1902,90 c 1741,00 bc 1339,40 a

Kolesterol Telur (mg/100g) 910,18 a 1074,30 c 1039,90 bc 899,71 a 934,29 a 960,24 ab

(4)

592 ekskreta yang menyebabkan lemak dalam tubuh berkurang.

Pernyataan lain yang mendukung kadar kolesterol daging yang menurun adalah menurut Meliandasari et al. (2015) terjadi karena adanya proses mobilisasi oleh asam-asam empedu yang disintesis oleh sel-sel hati, dimana kolesterol sebagai senyawa prekursornya.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sujana et al.

(2007) dalam Meliandasari (2015) yaitu penurunan kolesterol daging terjadi karena kolesterol darah di dalam tubuh banyak digunakan dalam proses sintesis empedu.

Deposisi kolesterol dalam daging maupun telur dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor genetik, nutrien dan obat-obatan. Kolesterol tubuh berasal dari 2 sumber, yaitu dari makanan yang dsebut kolesterol eksogen dan yang diproduksi sendiri oleh tubuh yang disebut

kolesterol

endogen, dan keduanya dalam tubuh tidak dapat dibedakan (Muchtadi, 1993 dalam Rahmat dan Wiradimaja, 2011).

Kolesterol Telur

Kolesterol telur hasil penelitian pada Tabel 1. menunjukkan kadar yang lebih tinggi dari penelitian telur puyuh sebelumnya. Telur puyuh mempunyai kadar kolesterol lebih rendah yaitu 844 mg/100g dari penelitian Tuti (2012) yaitu 3640 mg/100g dan lebih tinggi dibandingkan dengan kadar kolesterol telur ayam yang hanya sebesar 423 mg/dL (Thomas et al., 2016; Arthur dan Bejaei, 2017). Rendahnya kolesterol telur pada hasil penelitian pencampuran sari jahe pada air minum adalah karena adanya senyawa aktif seperti minyak atsiri, oleoresin dan gingerol yang memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol sesuai pendapat Witantri et al.

(2013).

Kolesterol terdeposisi dalam telur dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor genetik, nutrien, dan obat-obatan.

Pengaruh lemak dalam pakan (minyak

nabati, minyak hewani, kolesterol, dan β sitosterol) dalam tubuh ternak dapat meningkatkan kolesterol hati, serum, dan kuning telur pada ayam petelur (Han dkk.

(1993) dalam Aviati et al. (2014).

Diungkapkan juga bahwa pembatasan kalori yang masuk nyata menurunkan produksi telur dan jumlah total kolesterol (Aviati et al., 2014). Penurunan kolesterol menurut Yang et al. (2004) dalam Subekti et al. (2006) terjadi karena penurunan aktivitas enzim hidroksi metilglutaril-CoA sintetase, enzim hidroksi metilglutaril-CoA reduktase, enzim farnesil difosfat sintetase dengan adanya pengaruh dari stigmasterol.

Kolesterol di dalam sel hewan dan manusia disebabkan oleh banyak faktor.

Faktor tersebut meliputi faktor dari luar sel, seperti jumlah kolesterol bebas atau yang terikat dalam lipoprotein di luar sel, persediaan asam lemak bebas, dan adanya hormon tertentu. Faktor selanjutnya adalah dari dalam sel, seperti kegiatan sistem enzim yang berperan dalam sintesis kolesterol dan yang berperan dalam katabolisme kolesterol, jumlah persediaan terpenoida, lanosterol, dan skualen sebagai prekursor untuk sintesis kolesterol, jumlah hasil metabolisme kolesterol, adanya kegiatan pengangkutan kolesterol atau derivatnya keluar dari sel dengan mekanisme pengangkutan aktif melalui membran sel, dan pengaruh viskositas membrane.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penambahan sari jahe dalam air minum berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol darah, daging dan telur burung puyuh.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi,H.R.. 1995. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia.

Pustaka Utama. Jakarta

Arthur, J. And Bejaei, M. 2017. Quail eggs dalam PY Hester (ed.). Eggs Innovations and Strategies for Improvments. Elsevier. USA

Asmariani W. G. dan Enny Probosari.

2012.The Effect Of Papaya (Carica papaya L.) to LDL Cholesterol and

HDL Cholesterol In

Hypercholesterolemic Sprague Dawley. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro.

Aviati, V., S. M. Mardiati dan T. R.

Saraswati. 2014. Kadar Kolesterol Telur Puyuh Setelah Pemberian Tepung Kunyit Dalam Pakan.

Buletin Anatomi Dan Fisiologi Volume Xxii, Nomor 1, Maret 2014 Cahyono, E. D., U. Atmomarsono, dan E.

Suprijatna. 2012. Pengaruh Penggunaan Tepung Jahe (Zingiber offinale) Dalam Ransum Terhadap Saluran Pencernaan Dan Hati Pada Ayam Kampung Umur 12 Minggu.

Animal Agricultural Journal, Vol. 1.

No. 1, 2012.

Kamalia, A. Mujenisa dan A. Natsir. 2014.

Pengaruh Penambahan Berbagai Level Tepung Daun Katuk (Sauropus androgynus) Terhadap Kadar Kolesterol, Trigliserida, LDL dan HDL Darah Broiler.Buletin Nutrisi Dan Makanan Ternak, Vol 10(1) 2014.

Meliandasari, D., B. Dwiloka dan E.

Suprijatna. 2015. Optimasi Daun Kayambang (Salvinia molesta)

untuk Penurunan Kolestrol daging dan Peningkatan Kualitas Asam Lemak Esensial. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 4 (1) 2015.

Indonesian Food Technologists Muhammad, Z. M. 2007. Pemanfaatan

temulawak (Curcuma xanthorrhiza, ROXB) dalam ransum sebagai upaya menurunkan lemak abdominal dan kolesterol darah broiler. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Hal: 572-575.

Pratama, Y. A., U. Atmomarsono dan D. J.

Mahfudz. 2012. Pengaruh penggunaan tepung jahe (Zingiber offinale) dalam ransum terhadap perlemakan dan trigliserida ayam kampung. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro.

Semarang. Hal: 733-739.

Rahmat, D., dan D. Wiradimadja. 2011.

Pendugaan Kadar Kolesterol Daging dan Telur Berdasarkan Kadar Kolesterol Darah Pada Puyuh Jepang. Jurnal Ilmu Ternak, Juni 2011, Vol. 11, No. 1, 35 – 38.

Saerang, J. L. P. 1995. Efek pakan dengan penambahan berbagai minyak terhadap produksi dan kualitas telur.

Thesis. Pasca Sarjana. IPB. Bogor Siswi N. P., E. Widodo, and I. H. Djunaidi.

Pengaruh Penambahan Sari Jahe Merah (Zingiber officinale Var.

Rubrum) terhadap Kualitas Karkas Itik Pedaging. fapet.ub.ac.id.

(download, Februari 2019).

Subekti, S., W. G. Piliang1, W. Manalu dan T. B. Murdiati. 2006.

Penggunaan Tepung Daun Katuk dan Ekstrak Daun Katuk (Sauropusandrogynus L.Merr) sebagai Substitusi Ransum yang Dapat Menghasilkan Produk Puyuh Jepang Rendah Kolesterol. Fakultas Peternakan IPB, Jln. Darmaga

(6)

594 Kampus IPB, BJITV Vol. 11 No. 4 Th. 2006

Thomas, K., S. Jagatheesan, P.N.R.

Reetha, T. L. Rajendra, D. 2016.

Nutrient composition of japanese quail eggs. International Journal of Science, Environment and Technology. 5(3):1293-1295

Uthia, R., S. Dharma, dan F. M. Dewita.

2016. Pengaruh Pemberian Campuran Jahe Merah, Bawang Putih, Cuka Anggur Dan Madu Terhadap Kadar Kolesterol Total Dan Histopatologis Pembuluh Darah Aorta Jantung Tikus Putih Jantan. Jurnal Farmasi Higea, Vol.

8, No. 2, 2016. Padang

Witantri, H., E. Suprijatna dan W.

Sarengat. 2013. Pengaruh penambahan tepung jahe merah (Zingiber officinale Var. Rubrum) dalam ransum terhadap kualitas telur ayam kampung periode layer.

Animal Agriculture Journal, Vol. 2.

No. 1, 2013, p 377-384.

Zhang, G. F., Z. B. Yang, Y. Wang, W. R.

Yang, S. Z. Jiang and TG. S. Gai.

2009. Effects of ginger root (Zingiber officinale) processed to different particle sizes on growth performance, antioxidant status, and serum metabolites of broiler chickens. Poultry Sci. 88:2159-2166

Gambar

Tabel 1. Kadar kolesterol pada darah, daging dan telur puyuh

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlakuan pengambilan darah pada ayam pedaging yang diberi sari jahe tidak memberikan pengaruh nyata pada kadar kolesterol total, semakin lama

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1). Ketegasan sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pada Wajib

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung limbah udang fermentasi berpengaruh nyata terhadap kadar lemak kasar dan kolesterol telur puyuh

Hasil analisa terapi relaksasi otot progresif mengalami penurunan sebesar 2.533 dan relaksasi napas dalam mengalami penurunan sebesar 0.33 terhadap tekanan darah pada

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara pengaruh pemberian meditasi sederhana dan latihan deep breathing terhadap penurunan tekanan darah

Hasil penelitian mendapatkan adanya hubungan pemberian informasi persiapan operasi oleh perawat dengan tingkat kecemasan pasien preoperasi di Ruang Bougenville RSUD

Hal yang mendasari karena identifikasi persoalan ini tidak hanya mengacu persoalan akut di berbagai negara tetapi juga tidak adanya aspek ancaman hukum yang kuat

High intensity interval training (HIIT) atau latihan dengan intensitas interval tinggi merupakan metode aktivitas fisik yang memiliki beberapa kelebihan seperti