• Tidak ada hasil yang ditemukan

The 9 th University Research Colloqium 2019 Universitas Muhammadiyah Purworejo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "The 9 th University Research Colloqium 2019 Universitas Muhammadiyah Purworejo"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING (HIIT) TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK

SUBCUTAN PADA REMAJA

THE EFFECT OF HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING ON DECREASING PERCENTAGE OF SUBCUTANE FATS IN ADOLESCENTS

1)Reda Alfiani Lukmana, 2) Wahyuni

1,2,3)Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. Yani, Pabelan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57162

*Email: Redaalfiani@gmail.com, Wahyuni@ums.ac.id ABSTRAK

Masalah yang sering terjadi pada usia remaja salah satunya ialah keinginan bentuk tubuh yang ideal, ketidakseimbangan aktiftas fisik dan pola makan menjadikan penumpukan lemak terutama dibagian subkutan kulit yang berdampak pada ketidakpuasan atas tubuhnya. High Intensity Interval Training merupakan program latihan yang menggunakan intensitas tinggi dan intensitas sedang-rendah. Model latihannya dilakukan dengan bergantian sprint dan jogging. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh high intensity interval training terhadap penurunan persentase lemak subkutan pada remaja. Jenis penelitian ini menggunakan metode pendekatan quasi experimental dengan desain penelitian pre dan post test with grup kontrol. Banyak sampel dalam penelitian ini adalah 12 orang, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria insklusi dan eksklusi.

Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu 6 orang kelompok perlakuan dan 6 orang kelompok kontrol yang diukur dengan skinfold calliper. Terdapat pengaruh high intensity interval training terhadap penurunan persentase lemak subkutan pada kelompok perlakuan dengan signifikan sebesar 0,027, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat pengaruh high intensity interval training terhadap penurunan persentase lemak subkutan dengan signifikan sebesar 0,138. High intensity interval training berpengaruh terhadap penurunan persentase lemak subkutan pada remaja.

Kata Kunci : high intensity interval training, lemak subkutan, remaja.

ABSTRACT

A problem that often occurs in adolescence is the desire for an ideal body shape, imbalance in physical activity and diet making the fat buildup, especially in the subcutaneous part of the skin which has an impact on the dissatisfaction of his body. High Intensity Interval Training is an exercise program that uses high intensity and medium-low intensity. The exercise model is done by alternating sprints and jogging. To determine the effect of High Intensity Interval Training on decreasing the percentage of subcutaneous fat in adolescents. The type of this study used a quasi-experimental approach with research design pre and post-test with a control group. The samples in this study were 12 people, the sampling technique used purposive sampling which was selected based on inclusion and exclusion criteria. The samples were divided into two groups, namely 6 people the treatment group and 6 people control group as measured by skinfold caliper. There is an influence of High Intensity Interval Training on decreasing percentage of subcutaneous fat in adolescents with the significant that is 0.027, whereas in the control group there was no effect of high intensity interval training on a decrease in the percentage of subcutaneous fat with a significant 0.138. High Intensity Interval Training has an effect on decreasing the percentage of subcutaneous fat in adolescents.

Keywords: high intensity interval training, subcutaneous fat, adolescents.

(2)

PENDAHULUAN

Tubuh manusia diciptakan secara ideal dan sehat, setiap manusia wajib menjaga dan merawat nya dengan baik.

Allah SWT berfirman

“Yang telah menciptakan, lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang”

(QS. Al-Infithar. 82:7).

Sebagian besar manusia memperlihatkan ketidakpuasan atas tubuhnya, ada yang merasa memiliki tubuh yang kurus dengan ingin menambah badan agar tubuh terlihat berisi dan tidak sedikit orang merasa memiliki lemak tubuh yang harus dihilangkan. Berat badan ideal tidak menjamin kadar lemak yang lebih rendah dari normal (Sachithananthan et al., 2014).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Kesehatan Kementrian Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2013 bahwa prevalensi status gizi obesitas pada laki-laki pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 19,7% dari tahun 2010 sebanyak 7,8 % (Ayu et al., 2015).

Dengan terdapatnya peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas, menjadi bukti bahwa masalah tersebut harus mendapatkan perhatian yang lebih di Indonesia.

Kegemukan dan obesitas merupkan masalah kesehatan yang semakin meningkat, yang dapat terjadi disegala usia dan kelas sosial (Dantas et al., 2013).

Studi penelitian Saliba, (2015) mengemukakan bahwa usia remaja dengan nilai ketebalan lemak yang tinggi berisiko terjadi obesitas dan kegemukan akibat dari perilaku dengan aktivitas fisik yang rendah atau sedentary lifestyle. Kegemukan dan obesitas sering dikaitkan dengan penyakit seperti kardiovaskular, metabolisme, penyakit jantung, hipertensi, dislipidemia, kanker, diabetes tipe 2 dan fungsi muskuloskeletal serta komposisi lemak (Miquetichuc et al., 2016)

Pencegahan dan pengobatan obesitas harus dimulai dari usia anak-anak dan remaja untuk menjaga kesehatan dan konsekuensi di usia dewasa (Dantas et al., 2013). Metode dalam menentukan obesitas

dapat menggunakan indeks massa tubuh dan persentase lemak (Zeng et al., 2012).

Klasifikasi obesitas dan kegemukan oleh persentase lemak lebih akurat dalam menentukan komposisi lemak, timbunan lemak dapat dijadikan sebagai indikator adanya risiko penyaklit kardiovaskular (Dantas et al., 2013)

High intensity interval training (HIIT) atau latihan dengan intensitas interval tinggi merupakan metode aktivitas fisik yang memiliki beberapa kelebihan seperti durasi latihan yang lebih pendek, fleksibel, dan minimalnya efek cedera pada sistem muskuloskeletal sehingga dianjurkan untuk dilakukan pada individu dengan sedentary lifestyle, overweight, obesitas, dan remaja (Berawi et al., 2017).

Mengikuti perkembangan zaman, aktivitas olahraga lebih banyak dilakukan pada pusat kebugaran fitness. In and Out fitness adalah salah satu tempat kebugaran yang berlokasi di area kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di jalan Garuda Mas, No 2, Gonilan, Kartasura, Sukoharjo. Member dapat melakukan berbagai aktifitas olahraga seperti menggunakan treadmill dengan jalan cepat, jogging maupun lari serta latihan beban dan lain-lain.

METODE

Jenis penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental, dengan pretest and post test with group control design yang terdiri dari kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Penelitian dilaksanakan di In N Out Fitness. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan November-Desember 2018. Penelitian dilakukan dalam 2 minggu, dengan rincian 3x latihan setiap seminggu.

Subyek penelitian ini adalah 12 member di In and Out Fitness yang didapatkan dari kriteria insklusi, ekslusi dan dropout. Kedua kelompok melakukan pengukuran lemak subcutan sebelum dan sesudah menggunakan skinfold calliper.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Pengaruh

Uji pengaruh pada sampel kelompok perlakuan yang diberikan high intensity interval training (hiit) selama 6 kali latihan diperoleh hasil :

Tabel 3 Uji Pengaruh Wilcoxon Test

Kelompok Test P (Value)

Perlakuan Pre test 0,027

Post test

Kontrol Pre test 0,138

Post test

Sumber : Data Primer, 2018

Uji pengaruh didalam penelitian ini dilakukan analisa menggunakan wilcoxon test. Berdasarkan hasil data table 4.3 diketahui bahwa nilai p (value) pada kelompok perlakuan adalah 0,027 < 0.050, sedangkan pada kelompok kontrol diketahui bahwa p (value) bernilai 0,138.

Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan pada kelompok perlakuan dan tidak ada pengaruh yang signifikan pada kelompok kontrol.

Latihan intensitas tinggi, akan menghasilkan pengambilan oksigen secara maksimum dengan kapasitas yang terus meningkat dan mendorong metabolisme. Hal ini menunjukkan bahwa HIIT memaksimalkan pembakaran lemak meskipun dengan waktu 15-30 menit yang dibutuhkan (Søgaard et al., 2017).

Melakukan aktivitas fisik mendapatkan energi melalui 2 proses metabolisme yang teridiri dari anaerobik dan aerobik. Saat kontribusi creatine phosphate (PCr) dan glikolisis anaerobik menurun, aktivitas berikutnya mendapatkan suplai energi dari proses aerobik. Intensitas tinggi dengan durasi 45 detik menggunakan sistem anaerobik, berikutnya latihan dilanjutkan menggunakan sistem aerobik. Pemanfaatan substrat selama latihan ditentukan oleh intensitas dan durasi latihan. Latihan fase rest di intensitas rendah (dibawah 70%DNM), oksidasi lemak dijadikan sebagai sumber energi utama. Latihan dengan intensitas tinggi (diatas 80%DNM), dominan menggunakann oksidasi glukosa

pada sistem anarobik (Swanwick &

Matthews, 2018)

Berdasarkan penelitian

Mancilla et al., (2014) pada HIIT 2 minggu menunjukan adanya peningkatan konsumsi oksigen dan kadar enzim mitokondria. Efek tersebut bertahan hingga sekitar 24 jam pasca latihan.

Little et al., (2011) juga menemukan bahwa dua minggu HIIT meningkatkan 25% PGC1-α di mitokondria. Oleh karena itu, penurunan persetase lemak subkutan pre test dan post test terjadi karena oksidasi lemak meningkat di mitokondria. Peningkatan enzim oksidatif mitokondria terkait dengan penggunaan lemak sebagai bahan bakar meningkat.

Bukti lain menunjukan mekanisme yang berkaitan dengan peningkatan oksidasi lemak, yaitu hormon. Peningkatan hormon katekolamin selama HIIT menjadi fitur penting dalam latihan, terutama epinefrin, yang menyebabkan lipolisis dan bertanggung jawab utama untuk pelepasan lemak. Hormon pertumbuhan menanggapi HIIT cukup besar. Setelah HIIT, konsentrasi hormon pertumbuhan menjadi 10 kali lebih tinggi, yang berfungsi meningkatkan lipolisis. (Gibala et al., 2012)

Study penelitian Gholizadeh et al, (2016) menyimpulkan bahwa perubahan yang paling penting dalam biokimia HIIT adalah dengan adanya perubahan aktivitas

(4)

dan jumlah dari berbagai enzim yang terlibat dalam latihan.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data, penelitian ini menunjukan hasil yang sesuai dengan hipotesa bahwa ada pengaruh high intensity interval training terhadap penurunan persentase lemak subkutan pada remaja.

Menjaga lemak tubuh diusia remaja sangatlah penting, karena dapat berdampak diusia dewasa, dengan waktu yang sangat terbatas seorang remaja akan menjadikan hal tersebut sebagai alasan untuk tidak menjaga komposisi tubuh dengan berolahraga. Oleh karena itu, peneliti memberikan latihan HIIT yang dapat membantu menjaga komposisi tubuh berupa lemak dengan durasi waktu yang singkat.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, D., Wardani, K., Huriyati, E., & Hastuti, J. (2015). Obesitas , Body Image , dan Perasaan Stres pada Mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 11(04), 161–169.

Berawi, K. N., Nugraha, A. R., Fisiologi, B., Kedokteran, F., Lampung, U., Kedokteran, F., &

Lampung, U. (2017). Pengaruh high intensity interval training (HIIT) terhadap kebugaran kardiorespirasi. Majority, 6(1), 3.

Dantas, M. G., Pernambuco, U. De, Morais, P., Pernambuco, U. De, & Carvalho, F. O. (2013).

Association between indicators of corporal adiposity and cardiovascular risk factors among Brazilian adolescents, (December).

Gholizadeh, M., Kordi, M., & Akbarnejad, A. (2016). Comparison of Two High-Intensity Interval Training (HIIT) For Two Weeks on Fat Oxidation, Body Fat Percentage and VO2max in Overweight Young Males. J Educ Community Health, 3(2), 47–53.

https://doi.org/10.19080/JPFMTS.2018.04.555639

Gibala, M. J., Little, J. P., Macdonald, M. J., & Hawley, J. A. (2012). Physiological adaptations to low-volume, high-intensity interval training in health and disease. Journal of Physiology, 590(5), 1077–1084. https://doi.org/10.1113/jphysiol.2011.224725

Little, J. P., Safdar, A., Bishop, D., Tarnopolsky, M. A., & Gibala, M. J. (2011). An acute bout of high-intensity interval training increases the nuclear abundance of PGC-1␣ and activates mitochondrial biogenesis in human skeletal muscle, (43), 1303–1310.

https://doi.org/10.1152/ajpregu.00538.2010.

Mancilla Fuentes, R., Rivera Torres, I., & Díaz, E. (2014). Mejoramiento Del Metabolismo Oxidativo Y Capacidad Física De Alta Intensidad En Jugadoras De Básquetbol Improvement of Oxidative Metabolism and Physical Capacity Through a H Igh Intensity Interval Training Program in Women Basketball Players. Revista de Las Ciencias de La Actividad Física Del IND, 9, 15–20.

Miquetichuc, F., Nascente, N., Jardim, T. V., Gondim, R., Carneiro, C. D. S., Mendonça, K.

L., … Sousa, L. (2016). Sedentary lifestyle and its associated factors among adolescents from public and private schools of a Brazilian state capital. BMC Public Health, 1–8.

https://doi.org/10.1186/s12889-016-3836-9

Sachithananthan, V., Flyyh, W., & Al, M. (2014). A Study of the Prevalence of Overweight and Obesity in Adolescents and Early Adults Aged 19 to 24 Years and its Relationship to Lifestyle and Dietary Attributes. American Journal of Ethnomedicine, 1(1), 30–35.

Søgaard D1*, Lund MT1*, Scheuer CM1, Dehlbæk MS1, Dideriksen SG1, Abildskov CV1, Christensen KK1, Dohlmann TL1, Larsen S1, Vigelsø AH1, Dela F1, 2, H. J. (2017).

High-intensity interval training improves insulin sensitivity in older individuals. ARPN

(5)

https://doi.org/10.1111/ijlh.12426

Swanwick, E., & Matthews, M. (2018). Energy systems : a new look at aerobic metabolism in stressful exercise, (July), 14–22. https://doi.org/10.15406/mojsm.2017.02.00039

Zeng, Q., Dong, S.-Y., Sun, X.-N., Xie, J., & Cui, Y. (2012). Percent body fat is a better predictor of cardiovascular risk factors than body mass index. Brazilian Journal of Medical and Biological Research, 45(7), 591–600. https://doi.org/10.1590/S0100- 879X2012007500059

Referensi

Dokumen terkait

Dari Tabel 3 dapat dilihat hasil uji FTIR asam oksalat sintesis dari sampel yang berbeda- beda dan disimpulkan bahwa gugus fungsi setiap sampel asam oksalat sintesis yang

Tubuh membutuhkan energi untuk melakukan segala aktivitas, energi diperoleh dari kandungan makanan dan minuman yang dikonsumsi, diantarannya karbohidrat, protein,

Diketahui pula bahwa kapal-kapal asing yang melewati laut wilayah suatu negara pantai dengan mempergunakan hak lintas damai, dianggap sebagai pulau terapung dimana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari jahe yang dicampurkan ke dalam air minum berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap kadar kolesterol pada darah, daging dan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya efek sitotoksik ekstrak etanol daun kenikir, fraksi polar, semi polar dan nonpolarnya terhadap sel kanker

tinggi dengan intensitas sedang atau rendah dalam waktu tertentu. Latihan High-Intensity interval training tersebut dapat dilakukan dalam dua bentuk latihan, yakni

Namun, tidak semua buah-buahan memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, pada penelitian yang sudah ada menyebutkan bahwa buah-buahan yang memiliki