NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Secara teknis kenaikan IHSG dalam pekan lalu masih mengkonfirmasikan positif. Sinyalemen positif bagi indeks tersebut terkonfirmasi dari kebehasilan breakout di fractal up line yang terbentuk dalam dua bulan terakhir Sinyalnya, IHSG akan menguji resistance level 4971. Lagging indikator juga positif bagi IHSG.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4793.203 -17.839 4,227.16 6,941.33
LQ-45 834.307 -4.253 1,832.69 5,839.63
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Perdagangan IHSG hari ini (10/03) ditutup turun 17,84 poin (0,37%) ke level 4.793,20. Dari domestik, Indonesia menetapkan lima sektor bagi calon investor China; yakni manufaktur, pertanian, industri maritim, infrastruktur dan pariwisata dimana Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia mengundang calon investor dari China untuk menanamkan modalnya pada industri padat karya, mengingat populasi Indonesia, khususnya usia produktif masih cukup besar. Di hadapan sekitar 100 pengusaha Tiongkok pada Forum Bisnis Investasi Indonesia, BKPM mengatakan bahwa pihaknya juga menawarkan industri berorientasi ekspor dimana Indonesia mewakili sekitar 40% populasi ASEAN dan 38% pasar ASEAN. Ditambah lagi, posisi strategis Indonesia tersebut sangat menjanjikan bagi investor Tiongkok untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Di sektor pertanian, BKPM menyatakan masih banyak komoditas pertanian yang harus diimpor oleh Indonesia, antara lain jagung dan daging. Sedangkan untuk infrastruktur, Indonesia tengah fokus antara lain pada pembangunan listrik 35 ribu megawatt, 24 pelabuhan, beberapa jalan tol mulai dari Sumatera, hingga pembangunan jalan tol di Sulawesi dan Papua. BKPM berharap partisipasi investor Tiongkok dalam beberapa proyek infrastruktur tersebut. Di samping itu, dari industri pariwisata terutama untuk akomodasi berupa hotel dan pengembangan kawasan wisata. BKPM juga menyebutkan, meski laju perekonomian dunia tengah melambat, namun minat investor mancanegara untuk menanamkan modalnya di Indonesia nisbi tinggi. Terkait itu, BKPM menargetkan realisasi investasi pada 2016 sebesar Rp 594,8 triliun atau naik 14,5% dari target investasi 2015 yang senilai Rp 519,5 triliun. BKPM juga mencatat, pada Januari 2016, minat investor Negeri Tembok Besar untuk menanamkan modal di Indonesia mencapai US$ 1,8 miliar di berbagi sektor, seperti pengolahan sampah, PLTA, pengolahan batu bara sebagai ethanol, industri komponen, dan lainnya. Dari global, saham-saham Wall Street berakhir di zona hijau pada hari Rabu menyusul kenaikan signifkan terhadap harga minyak yang mengangkat saham-saham berbasis petroleum. Harga acuan minyak mentah di AS naik ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir setelah laporan persediaan minyak mingguan AS menunjukkan penurunan signifikan yang tidak terduga dari persediaan gasoline. Dari regional, indeks Nikkei 225 ditutup naik sebanyak 210,15 poin (1.26%) ke level 16.852,35. Sedangkan indeks Hang Seng ditutup turun sebanyak 11,84 poin (0.06%) ke level 19.984,42 dan Shanghai Composite turun 57,83 ke level 2.804,73. Dari Eropa, saham-saham Eropa dibuka tentatif menurun.
Kejatuhan harga komoditas menciptakan kekhawatiran baru dan menimbulkan bahaya bagi ekonomi dunia yang telah meningkat. IMF telah memangkas proyeksi pertumbuhan untuk tahun 2016 menjadi 3,4% pada Januari lalu. Sementara kekhawatiran baru yang timbul dipicu oleh persepsi bahwa para pembuat kebijakan telah kehabisan amunisi atau kehilangan keinginan untuk menjalankannya. Harga minyak mentah dunia sempat menyentuh dibawah level USD30 miliar per barel. Kejatuhan harga minyak mentah dunia akan berdampak buruk bagi banyak negara, termasuk efek langsung bagi Indonesia. Penurunan harga minyak dunia secara terus menerus, berdampak pada penurunan kinerja ekspor karena nilai ekspor migas masih dominan dalam total nilai ekspor Indonesia. Selain itu, juga berdampak pada penurunan realisasi penerimaan pemerintah dalam APBN serta penurunan realisasi penerimaaan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari pajak penghasilan (PPh) minyak dan gas. Ditengah lesunya harga minyak yang bisa menurunkan pendapatan pemerintah dari sisi pajak. Pemerintah perlu memberikan insentif guna menopang dari penerimaan pajak tersebut. Penerimaan negara tahun ini dari pajak terbantu jika pemberlakuan kebijakan tax amnesty. Kendati, dari tahun ke tahun penerimaan pajak secara absolut nilainya terus bertambah, target tahun ini dibanding tahun lalu mengalami kenaikan sekitar Rp300 triliun. Tapi situasi ekonomi global saat ini tidak berbeda jauh dengan tahun 2015, tekanan berat masih dirasakan di 2016. Pendapatan negara tahun ini ditarget sekitar Rp1.800 triliun, dengan kontribusi dari pajak tanpa dari bea dan cukai mencapai 75%. RUU KUP dan Tax Amnesty sudah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Polegnas) di DPR. Kedua rancangan undang-undang tersebut ditargetkan bisa selesai pertengahan tahun ini, dan diharapkan bisa mendorong penerimaan pajak. Sementara itu, harga minyak dunia turun pada Kamis akibat meningkatnya keraguan tentang apakah produsen-produsen besar yang dipimpin oleh Rusia dan Arab Saudi akan bertemu bulan ini untuk membahas batas produksi minyak mentah.Kejatuhan harga minyak mentah dunia. Penurunkan harga minyak mentah tersebut diperkirakan bisa memicu tekanan bagi pergerakan indeks bursa global. Selain itu, konferensi pers bank sentral mengindikasikan tidak akan memangkas suku bunga lebih lanjut, ditanggapi negatif kalangan pelaku pasar bursa Eropa. Kendati, ECB memutuskan untuk memberikan stimulus yang lebih besar serta memangkas proyeksi inflasi zona Euro. Pasar Eropa dan AS yang berakhir di zona negatif, dilanjutkan pasar Asia di buka diteritori negatif, sulit bagi IHSG untuk melaju ke zona hijau.
DAILY REPORT
11 Maret 2016
• Laba bersih PTPP meningkat 39% YoY pada 2015
• WIKA targetkan penjualan 2016 naik 23,61% YoY, target laba Rp 750 miliar • WIKA targetkan PT. Wika realty IPO pada tahun 2016
• EMTK ikut berinvestasi di Iflix
• DSNG akan buy back saham maksimal 50 juta saham • INDF tambah kepemilikan saham di SIMP
• INAF bukukan laba Rp 6,56 miliar pada 2015 • Laba bersih BSDE turun 44% pada 2015 • Laba bersih PJAA meningkat 23% YoY pada 2015
• RUPS BBNI setuju bagi dividen tahun buku 2015 sebesar 25% laba 2015 • BBNI suntik modal ke BNI Syariah sebesar Rp 500 miliar
• BBNI akan terbitkan NCD Rp 4 triliun • GWM turun, likuiditas BBCA aman
• BMRI kaji penurunan suku bunga kredit pada bisnis konsumer • BMRI targetkan salurkan KPR tahun 2016 tumbuh 5-8% • Pefindo tetapkan peringkat idAAA untuk TLKM
• RUPS EXCL setujui penambahan modal Dengan HMETD & Tanpa HMETD • EXCL berpotensi memperoleh dana Rp 10,5 triliun
• TAXI bidik 20.000 armada
• BEI beri peringatan III dan denda ke BULL
• BEI suspensi BORN, BRAU, TKGA, INVS, belum rilis results 9M15 • Pemerintah, BI, OJK, LPS caping suku bunga deposito
Support Level 4770/4747/4733
Resistance Level 480/4821/4844
Major Trend Down
11 March 2016
11 March 2016
Pembangunan Perumahan (PTPP) membukukan laba bersih sebesar Rp 740 miliar pada 2015 atau meningkat 39% YoY. Semua lini bisnis telah ikut berkontribusi dalam kenaikan laba tahun lalu, di samping program efisiensi perusahaan yang terus berlanjut. PTPP juga membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 14,21 triliun pada 2015 atau meningkat 14,4% YoY. Tahun ini, perseroan menargetkan kontrak baru sebesar Rp 31 triliun atau tumbuh 14,81% YoY. Angka tersebut belum termasuk carry over tahun lalu yang sebesar Rp 39 triliun. Tahun ini, PTPP menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp 21,09 triliun atau meningkat 43,8% YoY.
Wijaya Karya (WIKA) menargetkan penjualan tahun 2016 sebesar Rp 26 triliun atau naik 23,61% YoY dari tahun 2015 sebesar Rp 21 triliun. Laba bersih ditargetkan sebesar Rp 750 miliar di tahun 2016. WIKA optimis mencapai target tersebut. Adanya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikerjakan saat ini dapat mendukung tercapainya target penjualan. Perseroan akan membangun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, dimana 60% dari konsorsium BUMN Indonesia dan 40% dari Cina. Hampir sebagian besar proyek konstruksi kereta cepat tersebut akan dikerjakan oleh WIKA.
Wijaya Karya (WIKA) menargetkan akan melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) anak perusahaannya di sektor properti, yaitu PT. Wika realty, di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016. Perseroan akan terlebih dahulu melihat situasi pasar modal di Indonesia serta pengembangan bisnis properti ke depannya.
Dharma Satya Nusantara (DSNG) akan melaksanakan pembelian
kembali (
buy back
) saham sebanyak-banyaknya 50.000.000saham atau sebesar Rp 18,75 miliar. Dana untuk
buy back
saham tersebut akan bersumber dari laba ditahan perseroan. Periode pembelian saham kembali pada 8 Maret - 7 Juni 2016. Salah satu tujuan dilakukannya pembelian kembali saham tersebut adalah dapat memberikan fleksibilitas untuk mencapai struktur permodalan yang efisien dan memungkinkan Perseroan menurunkan keseluruhan biaya modal dan meningkatkan Return on Equity (ROE) secara berkelanjutan. Selain itu buy back juga memberikan Perseroan fleksibilitas lebih besar dalam rangka mengelola modal kerja panjang.Indofood Sukses Makmur (INDF) meningkatkan kepemilikan di Salim Ivomas Pratama (SIMP). INDF membeli saham SIMP pada periode 1-10 Maret 2016 sebanyak 6 juta lembar. Adapun harga pembelian rata-rata sebesar Rp 388,97 per lembar, dengan total nilai transaksi Rp 2.333.848.500. Tujuan transaksi adalah untuk investasi. Dengan demikian, kepemilikan INDF di SIMP menjadi 1.029.415.000 saham atau sekitar 6,64% dari jumlah saham beredar.
Indofarma (INAF) membukukan kenaikan laba signifikan di tahun 2015 sebesar 355,5% menjadi Rp 6,56 miliar pada 2015. Penjualan naik menjadi Rp 1,62 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,38 triliun.
Laba bersih Bumi Serpong Damai (BSDE) mengalami penurunan sebesar 44% YoY menjadi Rp 2,14 triliun pada 2015. Sementara itu, pendapatan usaha mengalami kenaikan sebesar 10,6% YoY menjadi Rp 6,21 triliun pada 2015. Beban bunga dan keuangan lainnya mengalami kenaikan sebesar 49,5% YoY menjadi Rp 575 miliar pada 2015.
Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) mengalami kenaikan laba bersih sebesar 23% YoY menjadi Rp 291 miliar pada 2015.
Pendapatan usaha naik dari Rp 1,1 triliun pada 2014 menjadi Rp 1,13 triliun pada 2015.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Negara Indonesia (BBNI) menyetujui pembagian dividen tahun buku 2015 sekitar Rp 2,26 triliun atau setara 25% dari laba bersih 2015 yang mencapai Rp 9,06 triliun. Dividen tunai itu akan dibayarkan kepada pemegang saham pada 13 April 2016.
Bank Negara Indonesia (BBNI) akan menambah suntikan modal ke anak usahanya di bidang syariah, yaitu PT Bank BNI Syariah sebesar Rp 500 miliar. Dengan tambahan modal tersebut, BNI Syariah akan didorong untuk fokus meningkatkan pembiayaan di sektor skala Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Selain itu BNI Syariah akan terus membuka cabang baru.
Bank Negara Indonesia (BBNI) berencana menerbitkan negotiable certificate of deposit (NCD) sebesar Rp 4 triliun pada Mei mendatang untuk menjaga likuiditas. Di samping itu, perseroan tengah memproses pinjaman bilateral. Sementara itu, BBNI telah mematuhi ketentuan dari OJK terkait batasan suku bunga deposito. Adapun saat ini, suku bunga counter rate perseroan juga di kisaran 4,75-5.25%.
Bank Central Asia (BBCA) memperkirakan akan ada tambahan likuiditas hingga sebesar Rp4 triliun pada bulan ini efek penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) oleh primer oleh Bank Indonesia pada Februari lalu. Tambahan likuiditas tersebut akan memperkuat BBCA khususnya untuk pembiayaan kredit yang disalurkan oleh BBCA. Adapun, BBCA akan menempatkan dana tersebut pada secondary reserve atau cadangan sekunder. Cadangan sekunder akan digunakan untuk menjadi tempat parkir pada perbankan yang mengalami kelebihan likuiditas. Selain itu, tambahan likuiditas tersebut akan digunakan utnuk mengganti likuiditas BBCA dari deposito yang berkurang sejak Desember 2015 lalu. Saat ini, BBCA memiliki dana pada cadangan sekunder senilai Rp64,47 triliun atau naik 4,7%. Cadangan sekunder ini terdiri dari penempatan di Bank Indonesia sebesar Rp60,48 triliun dan penempatan pada bank lain Rp6,98 triliun.
Bank Mandiri (BMRI) mengkaji rencana penurunan suku bunga kredit. Perseroan akan berusaha untuk memangkas suku bunga kredit pada bisnis konsumer. Pada tahap awal bank Mandiri akan menurunkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Penurunan bunga KPR sekitar 0,10%-0,25%. Penurunan bunga kredit ini akan berlangsung setelah bunga simpanan turun sekitar 1-2 bulan mendatang. Setelah bunga simpanan turun, maka biaya dana atau
cost of fund
akanikut menyusut. Saat ini bank Mandiri menawarkan bunga KPR sekitar 9,75% fix 5 tahun untuk KPR promo, dan bunga KPR 10%-11% untuk KPR tanpa promo. Sedangkan tingkat bunga
mengambang atau
floating rate
berkisar 12%-13%. Selanjutnyabank Mandiri akan memangkas suku bunga KKB.
Bank Mandiri (BMRI) menargetkan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) tahun 2016 tumbuh 5%-8% dari realisasi KPR tahun 2015 yang sebesar Rp 30,5 triliun. Pencapaian tersebut akan
didorong dari optimalisasi nasabah
existing
yang ada di BankMandiri. Perseroan memiliki basis nasabah yang cukup besar untuk digarap, seperti nasabah prioritas dan karyawan Bank Mandiri. Saat ini jumlah nasabah prioritas Bank Mandiri mencapai 60.000 orang dan jumlah karyawan 35.000 orang. Untuk mengoptimalisasi nasabah
existing
tersebut, Bank Mandiri akan bekerja sama dengan 300 pengembang dan agen properti unggulan rekanan supaya bisa menawarkan produk-produk terbaik. Dalam meningkatkan penyaluran KPR tersebut, Bank11 March 2016
11 March 2016
Mandiri tidak hanya menyasar segmen rumah pertama, namun juga rumah kedua. Saat ini porsi KPR rumah kedua Bank Mandiri adalah 35%, sedangkan sisanya disalurkan untuk KPR rumah pertama. Perseroan berharap penyaluran KPR tersebut bisa meningkat hingga mencapai Rp 80-100 triliun pada tahun 2020. Peningkatan penyaluran KPR ini diharapkan juga bisa memperbesar pangsa pasar KPR Bank Mandiri yang saat ini berada di angka 11%.
Elang Mahkota Teknologi (EMTK) melalui anak usahanya, Surya Citra Media (SCMA), menyatakan ikut berinvestasi di Iflix bersama raksasa televisi asal Inggris, Sky Plc. Nilai investasi di penyedia layanan TV internet tersebut sebesar USD 45 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan layanan Iflix di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dana tersebut juga dapat membantu percepatan pertumbuhan perseroan di Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) XL Axiata (EXCL) menyetujui Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) melalui mekanisme penawaran umur terbatas II atau
rights issue
. Pemegang saham juga menyetujui rencana Axiata Investmen Sdn. Bhd (Axiata) untuk mengambil bagian atas saham baru yang dikeluarkan oleh perseroan dalam rangka penawaran umum terbatas II serta menggunakan hak tagihnya kepada perseroan berdasarkan perjanjian pinjaman tertanggal 10 Maret 2014. Sebagaimana diubah dan dialihkan dari waktu ke waktu sebagai kompensasi setoran modal atas saham baru yang dikeluarkan tersebut dan untuk menghapus kewajiban perseroan terhadap Axiata atas jumlah utang tertentu berdasarkan perjanjian pinjaman. RUPS juga menyetujui rencana perseroan menjalankan program LTI 2016-2020 melalui penambahan modal perseroan Tanpa Hak Memesan HMETD dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 265.000.000 saham baru, berdasarkan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 38/POJK.04/2014 tentang Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.XL Axiata (EXCL) berpotensi memperoleh dana sekitar Rp 10,5 triliun dari rights issue serta penjualan menara. Dua aksi tersebut ditargetkan selesai sebelum Juni 2016. Perseroan menargetkan sedikitnya USD 500 juta atau setara Rp 6,5 triliun dari penerbitan 2,75 miliar saham baru atau setara 24,35% dari modal disetor. EXCL akan menentukan harga pelaksanaan rights issue pada akhir April atau awal Mei 2016. Seluruh dana yang terhimpun akan digunakan untuk melunasi utang kepada Axiata Investment (Indonesia) Sdn Bhd senilai USD 500 juta.
Pefindo menetapkan kembali peringkat idAAA Perusahaan Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Obligasi II Tahun 2010 dan Obligasi Berkelanjutan Tahun 2015. Outlook peringkat perusahaan adalah stabil. Peringkat mencerminkan posisi bisnis perusahaan yang superior dengan bisnis terdiversifikasi dan jaringan yang luas, marjin profitabilitas yang kuat dan proteksi arus kas yang didukung permodalan konservatif. Namun peringkat dibatasi oleh persaingan yang ketat dalam industri telekomunikasi. TLKM melayani 152,6 juta pelanggan selular dan 47,8 juta pengguna broadband di 2015.
Express Trasindo Utama (TAXI) memproyeksi penggunaan 20.000 armada pada aplikasi pemesanan angkutan umum ‘My Trip’ hingga akhir 2016. Jumlah tersebut akan berasal dari armada taksi yang dikelola perusahaan dan armada taksi milik operator lain. Saat ini jumlah armada Express yang sudah tersebung dengan My Trip sebanyak 4.000 dan diharapkan bisa mencapai 10.000 armada pada Juni 2016. TAXI juga menjajaki kerjasama
dengan 4-5 operator taksi untuk ebrgabung. Kendati inklusif, perusahaan akan menerapkan standard yang ketat untuk pengemudi taksi. Operator harus menjamin seluruh pengemudi memiliki catatan baik dari pihak kepolisian.
Bursa efek Indonesia memberikan Sanksi Peringatan Tertulis III dan denda Rp150.000.000 kepada Buana Listya Tama (BULL). Pasalnya, BULL tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan interim yang berakhir 30 September 2015 yang diaudit oleh Akuntan Publik.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) empat emiten karena belum menyampaikan laporan keuangan interim yang berakhir per 30 September 2015 yang tidak ditelaah terbatas dan tidak diaudit akuntan publik serta belum melakukan pembayaran denda. Keempat emiten tersebut adalah Borneo Lumbung Energi & Metal (BORN), Berau Coal Energy (BRAU), Permata Prima Sakti (TKGA) dan Inovisi Infracom (INVS).
Pemerintah berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk mendorong turunnya bunga kredit di dalam negeri. Salah
satunya dengan pengaturan pembatasan (
caping
) suku bungadeposito atau simpanan berjangka. Pemberlakukan
caping
hanya berlaku untuk bank besar atau yang masuk kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III dan IV. Sedang bank BUKU I dan II akan didekati dengan persuasif. Karena tidak ada batasan untuk bank BUKU I dan II, maka bank tersebut harus sejalan karenapada dasarnya BUKU III dan IV sudah
majority
sekitar 80%industri keuangan Indonesia. Penetapan besaran
caping
bungadeposito masih dalam rencana, dan masih akan dibahas dengan
pemerintah. Selain
caping
dari OJK, masih ada program11 March 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 37.98 0.14 TLKM (US) 51 16,690 -111
Natural Gas (US$)/mmBtu 1.81 0.02 ANTM (GR) 0.02 292 15
Gold (US$)/Ounce 1270.02 -2.24
Nickel (US$)/MT 8890.00 300.00
Tin (US$)/MT 16800.00 225.00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 51.20 -11.20
Coal (RB) (US$)/MT* 54.50 -8.86
CPO (ROTH) (US$)/MT 640.00 -5.00
CPO (MYR)/MT 2477.00 17.00
Rubber (MYR/Kg) 573.00 -1.00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 741.40 -21.94
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 16995.13 -0.03 -2.47 15.49 13.92 2.90 2.78 5,150.3
USA NASDAQ COMPOSITE 4662.16 -0.26 -6.89 19.68 16.67 3.19 2.92 7,324.6
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6036.70 -1.78 -3.29 15.96 13.55 1.66 1.61 1,506.7
CHINA SHANGHAI SE A SH 2935.11 -2.03 -20.76 11.84 10.55 1.31 1.19 3,615.6
CHINA SHENZHEN SE A SH 1765.94 -1.43 -26.89 20.81 18.17 2.81 2.47 2,703.4
HONG KONG HANG SENG INDEX 19984.42 -0.06 -8.81 10.46 9.36 1.01 0.95 1,603.3
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4793.20 -0.37 4.36 16.54 14.32 2.48 2.26 390.2
JAPAN NIKKEI 225 16852.35 1.26 -11.46 17.39 15.20 1.45 1.36 2,691.3
MALAYSIA KLCI 1690.91 0.27 -0.09 16.23 15.00 1.72 1.63 244.6
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2809.12 -0.05 -2.55 12.66 11.97 1.06 1.02 282.2
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13,052.00 -105.00 1000 IDR/ USD 0.08 0.0006
EUR/IDR 14,589.40 279.45 EUR / USD 1.12 0.0001
JPY/IDR 115.55 0.42 JPY / USD 0.01 0.0000
SGD/IDR 9,455.23 -3.58 SGD / USD 0.72 0.0001
AUD/IDR 9,735.23 -37.05 AUD / USD 0.75 0.0005
GBP/IDR 18,645.30 87.12 GBP / USD 1.43 0.0004
CNY/IDR 2,005.36 0.14 CNY / USD 0.15 0.0001
MYR/IDR 3,186.52 -2.09 MYR / USD 0.24 0.0018
KRW/IDR 10.85 0.03 100 KRW / USD 0.08 0.0009
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.44
BI Rate (%) Indonesia 7.00 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.07
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.07
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.68
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description February-16 January-16 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.42 0.51 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 4.42 4.14 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % -0.09 0.51 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 104.54 Bn 102.13 Bn SBIS (12M) 7.15
11 March 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
11 Mar US Monthly Budget Statement Sekitar -$200.00 Bn
11 Mar US Import Price Index MoM Naik menjadi -0.8% dari -1.1%
11 Mar US Import Price Index YoY Turun menjadi -6.6% dari -6.2%
15 Mar Indonesia Trade Balance --
15 Mar Indonesia Export YoY --
15 Mar Indonesia Import YoY --
15 Mar US Retail Sales Advance MoM Turun menjadi 0.1% dari 0.2%
15 Mar US PPI YoY Naik menjadi 0.1% dari -0.2%
15 Mar US Empire manufacturing Naik menjadi -10.00 dari -16.64
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
ASII IJ 6925 2.97 7.65 HMSP IJ 101575 -3.22 -14.83 GGRM IJ 65575 3.84 4.41 BBRI IJ 11000 -2.87 -7.50 AALI IJ 17500 10.76 2.53 TLKM IJ 3315 -2.21 -7.14 LPPF IJ 17700 5.36 2.48 UNVR IJ 42750 -1.72 -5.41 BMRI IJ 10100 1.00 2.18 CPIN IJ 3250 -3.70 -1.94 MIKA IJ 2405 3.66 1.17 AMRT IJ 525 -6.25 -1.37 SMGR IJ 10600 1.92 1.12 INCO IJ 1810 -6.94 -1.27 LSIP IJ 1665 7.77 0.77 ICBP IJ 15275 -1.45 -1.24 SMAR IJ 3400 7.94 0.68 KLBF IJ 1315 -1.87 -1.11 INDF IJ 7425 1.02 0.62 EXCL IJ 4010 -3.02 -1.01
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Bank Ganesha Banking & Finance
102-105 6100.00 TBA TBA Indo Premier Securities
PT Buyung Poetra Sembada
11 March 2016
11 March 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
BJTM 43.00 Cash Dividend 05 Feb-16 09 Feb-16 11 Feb-16 03 Mar-16
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
ALKA Stock Split 1:5 -- -- TBA TBA
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 28 Mar’16 29 Mar’16 04 Apr – 08 Apr’16
SIPD Rights Issue 108:46 1000.00 28 Mar’16 29 Mar’16 04 Apr – 08 Apr’16
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 07 Apr’16 08 Apr’16 14 Apr – 27 Apr’16
BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
BNLI Rights Issue TBA TBA TBA
TBA
24 May – 30 May’16
TRIL Tender Offer -- 50.00 --
--
22 Feb – 22 Mar’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
MTFN RUPSLB 11-Mar-16
ISAT RUPSLB 15-Mar-16
GIAA RUPSLB 16-Mar-16
ESTI RUPSLB 17-Mar-16
RIMO RUPSLB 18-Mar-16
GMTD RUPST
18-Mar-16
BMRI RUPST
21-Mar-16
BJBR RUPST
23-Mar-16
SDRA RUPST/LB
23-Mar-16
BBRI RUPST
23-Mar-16
AISA RUPSLB 24-Mar-16
LPKR RUPST 24-Mar-16
BBTN RUPST
24-Mar-16
BIMA RUPSLB
28-Mar-16
MERK RUPST 29-Mar-16
BNLI RUPST/LB 29-Mar-16
KARW RUPSLB 30-Mar-16
ABDA RUPST
30-Mar-16
11 March 2016
11 March 2016
ASII
TRADING BUY
S1 6700 R1 7050 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 6350 R2 7400
Closing
Price 6925
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 6700-Rp 7400 • Entry Rp 6925, take Profit Rp 7400
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 73.97 Positif
MACD 10.07 Negatif
True Strength Index (TSI) 0.41 Positif
Bollinger Band (Mid) 6833 Positif
MA5 6855 Positif 5,200 5,600 6,000 6,400 6,800 7,200
August September October November December 2016 February March ASII Wedge 6,896.88 6,855 6,832.5 6,330 6,330 6,237.09 6,225 6,925 6,925 6,925 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 46.73, Stochastic %K = 40.84, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
40.8418 40.8418 20 46.725 46.725 80 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 0.0 ASII - MACD (5,3) = -4.09, Signal() = -0.50
-4.08638 -0.496375 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ASII - TSI(3,5,3) = 0.41, Volume() = 71,040,304.00
0.406063 0.00000
4.31998 71,040,30 ASII - William's % R(14) = -22.22, Volume() = 71,040,304.00 -22.2222
71,040,30
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
GGRM
TRADING BUY
S1 62850 R1 66925 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 58775 R2 71000
Closing
Price 65575
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 62850-Rp 66925
• Entry Rp 65575, take Profit Rp 66925
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 64.30 Positif
MACD 196.23 Negatif
True Strength Index (TSI) 5.12 Positif
Bollinger Band (Mid) 63749 Positif
MA5 65190 Positif 40,000 45,000 50,000 55,000 60,000 65,000
August September October November December 2016 February March
GGRM Upward Sloping Channel
65,190 64,671.9 64,205.2 64,205.2 63,748.8 61,800 55,597.9 65,575 65,575 65,5 5 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 GGRM - Stochastic %D(6,3,3) = 58.85, Stochastic %K = 43.73, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
43.7332 43.7332 20 58.8488 58.8488 80 -800 -600 -400 -200 0 200 400 600 800 1,000 0 GGRM - MACD (5,3) = -87.20, Signal() = -64.44 -87.1967 -64.445 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 GGRM - TSI(3,5,3) = 5.12, Volume() = 1,150,500.00 5.12223 0.00000 9.39872 1,150,500 GGRM - William's % R(14) = -30.64, Volume() = 1,150,500.00 -30.6383 1,150,500
11 March 2016
11 March 2016
UNVR
TRADING BUY
S1 41975 R1 43500 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 40450 R2 45025
Closing
Price 42750
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band Prediksi • Trading range Rp 41975-Rp 43500
• Entry Rp 42750, take Profit Rp 43500
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 64.36 Negatif
MACD -31.57 Negatif
True Strength Index (TSI) -24.45 Negatif
Bollinger Band (Mid) 43260 Negatif
MA5 44405 Negatif 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 50,000
August September October November December 2016 February March UNVR Upward Sloping Channel
Bearish Breakout 42,885 42,885 42,750 42,750 42,750 40,850 38,573.4 43,260 44,405 44,968.8 47,800 49,914.3 49,914.3 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 UNVR - Stochastic %D(6,3,3) = 29.96, Stochastic %K = 15.76, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 15.763 15.763 29.9615 29.9615 80 -800 -600 -400 -200 0 200 400 600 0 UNVR - MACD (5,3) = 459.00, Signal() = 269.13
269.126 459 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 UNVR - TSI(3,5,3) = -24.45, Volume() = 4,344,100.00
-6.10299 -24.4534
0.00000
4,344,100 UNVR - William's % R(14) = -72.66, Volume() = 4,344,100.00 -72.6619
4,344,100
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
BBTN
TRADING BUY
S1 1615 R1 1710 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 1520 R2 1805
Closing
Price 1660
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 1615-Rp 1710 • Entry Rp 1660, take Profit Rp 1710
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 89.45 Negatif
MACD 14.77 Negatif
True Strength Index (TSI) 31.85 Negatif
Bollinger Band (Mid) 1580 Positif
MA5 1673 Negatif 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800
August September October November December 2016 February March BBTN Upward Sloping Channel
1,660 1,656.88 1,600 1,579.5 1,501.18 1,501.18 1,371.45 1,660 1,660 1,673 1,690 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BBTN - Stochastic %D(6,3,3) = 75.41, Stochastic %K = 64.36, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
64.3579 64.3579 20 75.4068 75.4068 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 BBTN - MACD (5,3) = -3.61, Signal() = -7.32 -7.31633 -3.61314 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBTN - TSI(3,5,3) = 31.85, Volume() = 22,412,400.00 31.8464 0.00000 35.1925 22,412,40 BBTN - William's % R(14) = -20.69, Volume() = 22,412,400.00 -20.6897 22,412,40
11 March 2016
11 March 2016
WSKT
TRADING BUY
S1 1905 R1 1960 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1850 R2 2015
Closing
Price 1940
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 1905-Rp 1960 • Entry Rp 1940, take Profit Rp 1960
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 39.12 Positif
MACD 0.80 Positif
True Strength Index (TSI) -1.34 Positif
Bollinger Band (Mid) 1925 Positif
MA5 1910 Positif 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000 2,100
August September October November December 2016 February March WSKT Upward Sloping Channel
1,924.5 1,917.5 1,917.5 1,915 1,910 1,880 1,768.49 1,940 1,940 1,940 1,955 2,126 2,126 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 WSKT - Stochastic %D(6,3,3) = 33.70, Stochastic %K = 44.44, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
33.7037 33.7037 20 44.4444 44.4444 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 WSKT - MACD (5,3) = -3.62, Signal() = 0.18 -3.61763 0.184959 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WSKT - TSI(3,5,3) = -1.34, Volume() = 31,394,000.00 -1.33555 -13.9384 0.00000 31,394,00 WSKT - William's % R(14) = -26.09, Volume() = 31,394,000.00 -26.087 31,394,00
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ROTI
TRADING BUY
S1 1210 R1 1300 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1170 R2 1340
Closing
Price 1250
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 1230-Rp 1300 • Entry Rp 1250, take Profit Rp 1300
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 21.21 Positif
MACD -7.70 Positif
True Strength Index (TSI) -18.17 Positif
Bollinger Band (Mid) 1298 Negatif
MA5 1250 Negatif 1,020.0 1,080.0 1,140.0 1,200.0 1,260.0 1,320.0 1,380.0 1,440.0 1,500.0
August September October November December 2016 February March ROTI Broadening Wedge
1,250 1,250 1,250 1,245 1,210 1,166.36 1,166.36 1,250 1,290 1,298 1,387.28 1,485 1,485 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ROTI - Stochastic %D(6,3,3) = 44.58, Stochastic %K = 35.12, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
35.119 35.119 20 44.5767 44.5767 80 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 0.0 ROTI - MACD (5,3) = 2.71, Signal() = 3.87
2.71382 3.87086 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ROTI - TSI(3,5,3) = -18.71, Volume() = 3,583,800.00
-18.7052 -20.5176 0.00000
3,583,800 ROTI - William's % R(14) = -80.95, Volume() = 3,583,800.00 -80.9524
3,583,800
11 March 2016
11 March 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
10-03-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture
AALI Trading Sell 17500 17500 16325 14525 16325 18125 19925 Negatif Negatif Positif 19550 14000
LSIP Trading Sell 1665 1665 1595 1485 1595 1705 1815 Negatif Negatif Positif 1575 1295
SGRO Trading Buy 1850 1850 1860 1800 1830 1860 1890 Positif Positif Negatif 1920 1715
Mining
PTBA Trading Buy 6275 6275 6700 5350 6025 6700 7375 Positif Positif Positif 6900 4235
ADRO Trading Sell 770 770 755 715 755 795 835 Negatif Negatif Positif 795 475
MEDC Trading Sell 1000 1000 985 950 985 1020 1055 Negatif Negatif Positif 1060 670
INCO Trading Buy 1810 1810 1915 1605 1760 1915 2070 Positif Positif Negatif 2045 1375
ANTM Trading Sell 424 424 418 407 418 429 440 Negatif Negatif Positif 433 309
TINS Trading Sell 700 700 685 635 685 735 785 Negatif Negatif Positif 755 499
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 970 970 995 950 965 980 995 Positif Positif Positif 1040 930
SMGR Trading Buy 10600 10600 11075 10025 10375 10725 11075 Positif Positif Positif 11175 9925
INTP Trading Sell 20525 20525 20150 19550 20150 20750 21350 Negatif Negatif Positif 20500 18450
SMCB Trading Buy 1055 1055 1080 940 1010 1080 1150 Positif Positif Positif 1075 895
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6925 6925 7400 6350 6700 7050 7400 Positif Positif Positif 7150 6025
GJTL Trading Sell 615 615 605 580 605 630 655 Negatif Negatif Positif 675 480
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 7425 7425 7600 7225 7350 7475 7600 Positif Positif Positif 7575 5525
GGRM Trading Buy 65575 65575 66925 58775 62850 66925 71000 Positif Positif Positif 67375 54625
UNVR Trading Buy 42750 42750 43500 40450 41975 43500 45025 Positif Positif Negatif 47800 35600
KLBF Trading Sell 1315 1315 1290 1235 1290 1345 1400 Negatif Negatif Negatif 1380 1250
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Sell 1705 1705 1685 1650 1685 1720 1755 Negatif Negatif Negatif 1825 1630
PTPP Trading Buy 3795 3795 3855 3720 3765 3810 3855 Positif Positif Positif 4015 3645
WIKA Trading Buy 2560 2560 2585 2485 2535 2585 2635 Positif Positif Positif 2820 2425
ADHI Trading Buy 2705 2705 2795 2600 2665 2730 2795 Positif Positif Positif 2745 2415
WSKT Trading Buy 1940 1940 1960 1850 1905 1960 2015 Positif Positif Positif 2000 1710
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 2675 2675 2655 2605 2655 2705 2755 Negatif Negatif Positif 2760 2365
JSMR Trading Buy 5300 5300 5400 5175 5250 5325 5400 Positif Positif Negatif 6250 5200
ISAT Trading Buy 5625 5625 5875 5350 5525 5700 5875 Positif Positif Positif 5700 4700
TLKM Trading Buy 3315 3315 3355 3185 3270 3355 3440 Negatif Negatif Negatif 3510 3140
Finance
BMRI Trading Buy 10100 10100 10500 9600 9900 10200 10500 Positif Positif Positif 10400 9175
BBRI Trading Buy 11000 11000 11200 10550 10875 11200 11525 Positif Positif Negatif 12300 10425
BBNI Trading Buy 5250 5250 5400 5100 5200 5300 5400 Positif Negatif Negatif 5675 4835
BBCA Trading Buy 13400 13400 13525 12925 13225 13525 13825 Positif Positif Negatif 13700 12875
BBTN Trading Sell 1660 1660 1710 1520 1615 1710 1805 Negatif Negatif Negatif 1705 1320
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 15475 15475 15775 14375 15075 15775 16475 Positif Positif Positif 17475 14475