• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU DI PERKEBUNAN KARET (Hevea brasiliensis) DI DESA TANJUNG RAYA KECAMATAN RAMBANG PRABUMULIH SUMATERA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU DI PERKEBUNAN KARET (Hevea brasiliensis) DI DESA TANJUNG RAYA KECAMATAN RAMBANG PRABUMULIH SUMATERA SELATAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 1829.586x 23 IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU DI PERKEBUNAN

KARET (Hevea brasiliensis) DI DESA TANJUNG RAYA KECAMATAN RAMBANG PRABUMULIH SUMATERA SELATAN

Dwi Yunita Indah Sari, 1 Amrina Rosada 2,

e-mail:Dwi yunita75@yahoo.com1

Dosen Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang1 Alumni Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang2

ABSTRACT

Identification and classification of Pteridophyta was conducted at rubber plantation at Tanjung Raya Village, Rambang District, Prabumulih Sumatera Selatan from January to March 2009. The objective of this research was inventarist and classify the kinds of pteridhophyta. The research utilized research area method at twenty years old-rubber plantation. This research got 10 species from 2 classes, 2 order, 4 families, 10 genuses and 10 specieses. They were Lycopodium cernnum,

Lygodium circinnatum, Cyathea sp, Drynaria quercifilia, Drymoglossum denticulate,

and Polypodium percifolium which have been identify base on the morphology.

Key words : Identification, classification, and pteridophyta

ABSTRAK

Telah dilaksanakan penelitian yang berjudul Identifikasi dan klasifikasi Tumbuhan Paku di Perkebunan Karet di Desa Tanjung Raya Kecamatan Rambang Prabumulih Sumatera Selatan pada bulan Januari sampai Maret 2009. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan paku. Metode yang digunakan yaitu menjelajahi area perkebunan karet yang telah berumur lebih dari 20 tahun. Hasil yang didapat di area penelitian yaitu 10 jenis tumbuhan paku dari 2 kelas, 2 ordo, 4 famili, 10 genus, dan 10 spesies yaitu Lycopodium

cernnum, Lygodium circinnatum, Cyathea sp, Drynaria quercifilia, Drymoglossum denticulate, dan Polypodium percifolium yang telah diidentifikasi berdasarkan bentuk

morfologi tumbuhan paku.

Kata Kunci : identifikasi, klasifikasi, tumbuhan paku. PENDAHULUAN

Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan suatu divisi tumbuhan yang anggotanya memiliki akar, batang dan daun sejati, serta telah memiliki pembuluh angkut (http://

christiansanito. Blogspot.com/2009/02/

tumbuhan-paku.html). Kelompok

tumbuhan ini umumnya berperawakan herba, semak atau perdu, hanya sedikit saja yang berbentuk pohon. Adanya spora di dalam kantung-kantung spora yang berkelompok membentuk sori,

(2)

ISSN 1829.586x 24 merupakan ciri khas tumbuhan paku.

Spora yang masih muda berwarna hijau, tersebar atau berkelompok kecil-kecil di seluruh permukaan bawah atau sepanjang tepi daun. Daunnya berwarna hijau mengkilat atau kusam, tunggal atau majemuk. Batangnya jarang nampak jelas, umumnya tumbuh di tanah, merambat, epifit di pohon atau terapung bebas di air (Holttum, 1967).

Tumbuhan Paku merupakan salah satu tumbuhan yang banyak ditemukan di daerah lembab, sebagian besar ditemukan di lantai hutan hujan tropis. Jumlah jenis paku-pakuan tercatat sekitar 10.000 yang tersebar diseluruh dunia, di Indonesia berkisar antara1250 –1500 jenis dan di pulau Jawa tercatat sekitar 515 jenis (Khoiriyah, 2004). Menurut Dayat dan Santri (2003), sejauh ini keberadaan jenis-jenis tumbuhan paku di dataran rendah Sumatera Selatan, belum diketahui secara pasti jumlah jenisnya. Oleh karena itu inventarisasi jenis-jenis tumbuhan paku di dataran rendah Sumatera Selatan perlu dilakukan.

Menurut Tjitrosoepomo (2005), tumbuhan paku amat heterogen, baik ditinjau dari segi habitus maupun cara hidupnya, lebih-lebih bila diperhitungkan pula jenis paku yang telah punah. Tumbuhan paku biasanya dapat hidup di tempat yang lembab, air, dan kadang-kadang dapat tumbuh ditempat kering.

Tumbuhan paku sebagian ada yang hidup menumpang pada berbagai jenis tumbuhan lain, terutama pada tanaman perkebunan. Salah satu perkebunan yang banyak ditumpangi tumbuhan paku adalah perkebunan karet. Tumbuhan paku menyenangi hidup di daerah perkebunan karet

karena tumbuhan paku menyukai daerah yang lembab, baik di tanah atau menumpang pada berbagai pepohonan sebagai epifit. Daerah perkebunan karet merupakan tempat terlindung dari cahaya matahari langsung sehingga daerah tersebut dapat ditumbuhi oleh tumbuhan paku-pakuan.

Desa Tanjung Raya merupakan salah satu dataran sedang kota Prabumulih yang sebagian besar terdiri dari hutan produktif yaitu perkebunan karet rakyat dan perkebunan sawit. Hampir semua mata pencarian masyarakat disana berasal dari perkebunan karet. Desa ini terletak di kecamatan Rambang Prabumulih atau tepatnya di bagian hulu sungai rambang yang memiliki perkebunan karet yaitu 75 % dari luas seluruh perkebunan yang ada di kecamatan Rambang Prabumulih. Sebagian besar wilayah Prabumulih merupakan dataran sedang yang terletak di sebelah selatan dataran tinggi bukit barisan yang berkeliling dari perbatasan Lahat, Muara Enim, Tanjung Enim, dan membujur terus sampai ke daerah OKU atau daerah pegunungan. Perkebunan karet di desa ini secara umum terdiri dari batang pohon karet yang telah berumur lebih dari 20 tahun.

Karena banyaknya jenis tumbuhan paku yang tumbuh di perkebunan karet (Hevea brasiliensis) di desa Tanjung Raya kecamatan Rambang Prabumulih, maka perlu dilakukan penelitian untuk

menginventarisasi dan

mengklasifikasikan tumbuhan paku di perkebunan karet desa Tanjung Raya kecamatan Rambang Prabumulih.

Penelitian ini bertujuan untuk

menginventarisasi dan

(3)

ISSN 1829.586x 25 tumbuhan paku yang terdapat di

perkebunan karet desa Tanjung Raya kecamatan Rambang Prabumulih.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini telah dilaksanakan di desa Tanjung Raya kecamatan Rambang Prabumulih dan Laboratorium Biologi fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang mulai bulan Januari sampai Maret 2009.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini koran, kertas, karton putih, kertas label, isolatif, kantong plastik, spesimen tumbuhan paku yang didapat dan alkohol 70%. Alat yang digunakan berupa pisau, botol, sprayer, gunting tanaman dan alat tulis.

Penelitian ini menggunakan metode penjelajahan secara vertical di area perkebunan karet di desa Tanjung Raya kecamatan Rambang Prabumulih. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriftif dan data hasil yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel.

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap meliputi penentuan lokasi penelitian, pengambilan specimen tumbuhan paku, inventarisasi, pemotretan specimen tumbuhan paku, pembuatan deskripsi, identifikasi tumbuhan, pembuatan herbarium. Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di daerah perkebunan karet yang berumur 20 tahun di desa Tanjung Raya kecamatan Rambang Prabumulih. Luas seluruh area penelitian Perkebunan Karet seluas 20 hektar.

Pengambilan Spesimen Tumbuhan Paku

Pengambilan specimen tumbuhan paku tersebut dilakukan dengan menjelajahai area perkebunan karet. Tumbuhan yang diperoleh diambil satu dari banyaknya jumlah yang ada dari masing-masing spesies tumbuhan paku tersebut. Tumbuhan paku dimasukkan ke dalam kantong dan disemprot dengan alkohol 70%

Inventarisasi

Inventarisasi dilakukan dengan menghitung jenis tumbuhan paku yang diperoleh di perkebunan karet.

Pemotretan Specimen Tumbuhan Paku

Tujuan dari pemotretan specimen adalah untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai tempat tumbuh serta ciri-ciri, baik warna serta morfologi tumbuhan paku.

Pembuatan Deskripsi

Dari setiap jenis tumbuhan paku yang ditemukan, maka dibuatkan suatu koleksi khusus secara lengkap dengan bagian-bagian yang dimilikinya serta mencatat kondisi tumbuhan paku secara langsung dalam keadaan yang masih segar di alam, hingga diperoleh data lengkap tentang suatu jenis tumbuhan. Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan cara menggunakan kunci determinasi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang ada diamati bagian-bagian tubuhnya dalam kondisi masih segar. Pembuatan Herbarium

Pembuatan herbarium dilakukan dengan cara membersihkan tumbuhan

(4)

ISSN 1829.586x 26 paku dari kotoran-kotoran yang melekat

pada tumbuhan tersebut, lalu tumbuhan tersebut dimasukkan ke dalam kantong yang telah disemprot alkohol 70%. Setelah itu tumbuhan dibentangkan dan disusun rapi di dalam kertas karton tebal, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari sampai tumbuhan paku tersebut kering. Tumbuhan yang telah kering selanjutnya diolesi alkohol 70 %, lalu ditempelkan pada karton putih dengan menggunakan solatif. Kemudian tempelkan lebel yang berisi deskripsi, sistematika dan autornya, lalu tutup

herbarium dengan menggunakan plastik transparan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaman Tumbuhan Paku

Dari penelitian yang telah dilakukan di Perkebunan Karet desa Tanjung Raya kecamatan Rambang Prabumulih didapatkan 10 jenis tumbuhan paku-pakuan dari 2 kelas, 2 ordo, 4 famili dan 10 genus, tertera pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Hasil Inventarisasi Tumbuhan Paku yang Terdapat di Daerah Perkebunan Karet Desa Tanjung Raya Kecamatan Rambang Prabumulih.

No Class Ordo Famili Genus Spesies Ket

1. Lycopodiinae Lycopodiales Lycopodiaceae Lycopodium Lycopodium cernnum L. T 2.

Filicinae Filicales

Schizaeaceae Lygodium Lygodium circinnatum (Burm) Sw. T

3. Cyatheaceae Cyathea Cyathea sp (Clarke) Copel T

4.

Polypodiaceae

Drynaria Drynaria quercifolia J. Sm E

5. Drymoglossum Drymoglossum piloselloides Presl E

6. Polypodium Polypodium parsicifolium Desv.,Bel E

7. Davallia Davallia denticulata (Burm) Mett E

8. Nephrolepis Nephrolepis exaltata Schott. T

9. Adiantum Adiantum tenerum Sw T

10. Pteris Pteris vitata L T

Keterangan :E : Epifit; T: Teresterial Deskripsi Tumbuhan Paku

1. Lycopodium cernnum L.

Terna, menahun, melata atau tegak, tinggi 30-50 cm; batang bulat, liat, batang yang menempel di tunas tumbuh akar, putih, berdaun tunggal, berupa sisik yang tumbuh mulai dari ujung tunas panjang 2-3 mm, kaku, berwarna hijau. Kotak spora bentuk bulat telur, ujung runcing, terdapat di ujung batang atau cabang, panjang 3-5 mm, warna putih, spora halus coklat. Merupakan tumbuhan paku yang biasa

ditemukan di tebing-tebing atau semak-semak.

(5)

ISSN 1829.586x 27

2. Lygodium circinnatum (Burm) Sw. Batang membelit, daun seringkali amat panjang dengan taju-taju daun yang tersusun menyirip. Sporangium terdapat pada bagian-bagian daun tersendiri atau seringkali hanya taju-tajunya saja yang bersifat fertil, dan menghasilkan isospora. Dari spora itu tumbuh protalium, yang hanya mencapai panjang beberapa cm saja dengan umur yang terbatas. Mula-mula dari spora tumbuh protonema berbentuk benang dan mempunyai rizoid-rizoid. Banyak terdapat di daerah kelembaban yang cukup tinggi.

3. Cyathea sp (Clarke) Copel

Tangkai daun agak hitam, pada pangkal kasar, penampang sisik kira-kira 1 cm, panjang 1-5 mm. Lebar, batas tepi gelap. Rachis agak hitam atau kadang-kadang keunguan dengan rambut-rambut agak panjang. Pinna tengah kira-kira 20-75 cm. Daun fertil mengkerut, panjang 6-9 cm dan lebar 0,6-1,2 cm. Diameter batang 1-3 mm. Daun steril panjangnya 1-6 cm. Tinggi mencapai 2-5 cm, vena 1-8 bagian; umumnya bagian basal bersegmen pada daun steril; sisik pada kosta bagian bawah panjangnya kira-kira 1 mm, tepi tipis; ke arah pangkal dan apikal berwarna coklat; sisik kecil pada klostula daun fertil; sori ditutupi kostula, tidak ada indusium.

4. Drynaria quercifolia J. Sm

Epiphyt, kadang-kadang di atas tanah. Akar rimpang memanjat, kerapkali panjang dan tebal; sisik mulai dari kaki yang membalut lambat laun menyempit. Daun beruas dengan akar rimpang. Daun sarang bulat telur, dengan kaki berbentuk jantung, berumur panjang, 7,5-30 kali 5-20 cm. Daun sejati serupa kulit, gundul, tajuk tidak ada, tajuk samping yang tinggi Gambar 2. Lygodium circinnatum (Burm) Sw.

Gambar 3. Cyathea sp (Clarke) Copel

(6)

ISSN 1829.586x 28 menggantikannya, tajuk daun

berbentuk lanset garis, tepi rata, yang terbawah kerapkali kecil, akhirnya kalau sobek ke arah vertikal, helaian daun panjang 30-150 cm. Urat daun banyak berjalan mendekat.

5. Drymoglossum piloselloides Presl Epiphyt, panjang 5-22 cm. Rizoma panjang merayap, diameter 1 mm kecil, merayap, bersisik. Daun tertancap dengan jarak pada akar rimpang, dan beruas dengannya, tepi rata, dimorph, kaki lancip, ujung membulat atau tumpul, berdaging, dewasanya gundul atau berambut jarang di bagian bawah. Daun fertil lebih panjang kadang-kadang dapat mencapai 1 cm, berbentuk garis, bertangkai pendek atau duduk. Daun yang steril jauh lebih pendek, berbentuk oval atau hampir bulat dan penampangnya kira-kira 1 cm, kadang-kadang bentuk elip melebar, teksturnya berdaging, bagian permukaan licin dengan tangkai sepanjang 1-2 cm. Sori panjang, sejajar dengan jarak tertentu dengan tulang daun tengah, pada ujung selalu mendekat. Terutama di daerah perkebunan, 1 – 1000 m. Pada batang dan cabang pohon dan perdu dengan tajuk yang tidak begitu rapat.

6. Polypodium parsicifolia Desv.,Berl Rhizoma pada umumnya berwarna putih, panjang merayap. Berdaun majemuk, daun panjangnya kira-kira 200 cm. Pada anak daun memiliki tangkai daun. Pada bagian pangkal daun berbentuk lanset sampai ke apikal. Di bagian bawah sisik ketika tua berwarna coklat. Pinnae selalu sedikit, tepi selalu dengan jelas bergerigi, berbeda pada umumnya areoles 2 atau 3 rangkaia. Sori berderet pada kosta, tidak ada indusium.

7. Davallia elegans Sw.

Rhizoma kaku, menjalar, bersisik coklat keriting. Tangkai daun telanjang, panjangnya sampai 60 cm, warna hijau dengan garis memanjang pada sisi dalam. Daun berbentuk delta sampai lanset, panjangnya 30-60 cm, lebar 15-40 cm, bercangap menyirip ganda 3, rachis bersayap sempit, anak daun bentuk delta, terdapat urat daun palsu, daging daun tebal dan kaku. Sorus pada urat-urat daun tepi, indusium berbentuk setengah mangkok.

Gambar 5. Drymoglossum piloselloidesPresl

(7)

ISSN 1829.586x 29 8. Nephrolepis exaltata Schott

Rhizoma menjalar, tangkai daun telanjang panjangnya 10-15 cm, daun panjangnya 20-80 cm, lebar 8-15 cm, anak daun letaknya berdekatan, ujung runcing, tepi rata atau berkerut, pangkal bagian atasnya bertelinga, anak daun berbentuk pita, daging daun agak tebal, permukaan daun telanjang, sorus letaknya dekat tepi anak daun, indusium berbentuk ginjal. Terdapat pada daerah yang tidak begitu kering, hutan belukar, rimba rumput, tepi hutan.

9. Adiantum tenerum Sw

Rizhoma menjalar, bersisik berwarna kemerahan, tangkai daun lurus warna hitam mengkilat, panjangnya ± 30 cm, daun majemuk menyirip ganda 3-4, panjangnya 25-90 cm, lebar 20-45 cm, anak daun bersendi pada tonjolan di ujung tangkai, tepi atas dan tepi luar membulat dengan toreh agak dalam, lobus melebar, daging daun tipis, permukaan daun telanjang, sorus terletak di bagian yang membulat pada puncak lobus.

10. Pteris vitata L.

Rhizoma pendek, ditutupi sisik berwarna kuning, tangkai daun lurus, berwarna kuning; tangkai daun lurus, berwarna hijau sampai ungu, panjangnya 10-30 cm, bagian pangkalnya bersisik; daun menyirip, bentuk bulat memanjang atau lanset, panjang 10-100 cm, lebarnya 5-20 cm, anak daun tidak bertangkai, berbentuk seperti pita, yang terletak di tengah paling panjang, ujung meruncing dengan tepi rata atau agak bergerigi, lebarnya 3-12 mm, ke arah bawah anak daun memendek, daging daun agak

Gambar 8. Nephrolepis exaltata Schott Gambar 7. Davallia elegans Sw.

(8)

ISSN 1829.586x 30 tebal, permukaan daun telanjang,

urat-urat daun letaknya berdekatan, sorus memanjang mulai dekat pangkal anak daun sampai dekat ujung anak daun, dilindungi indusium yang sempit seperti selaput.

Dari hasil inventarisasi tumbuhan paku yang didapat di Perkebunan Karet desa Tanjung Raya kecamatan Rambang Prabumulih, didapatkan 10 jenis tumbuhan paku yang dikelompokkan dalam 10 genus dari 4 familia yang telah diketahui berdasarkan identifikasi dan klasifikasi. Dari 4 familia yang telah dikelompokkan diantaranya yaitu : Lycopodiaceae, Schizaeaceae, Cyatheaceae, dan Polypodiaceae.

Pada familia Lycopodiaceae, hanya memiliki 1 genus yaitu Lycopodium. Lycopodium merupakan tumbuhan paku yang terestrial, biasanya ditemukan di tebing-tebing atau di semak-semak. Genus Lycopodium hanya didapat 1 spesies yaitu Lycopodium cernnum L.. Pada familia Schizaeaceae, ditemukan hanya 1 genus yaitu Lygodium dan 1 spesies yaitu Lygodium circinnatum (Burm) Sw. Merupakan tumbuhan paku yang

terestrial pada daerah kelembaban yang cukup tinggi. Famili Cyatheaceae juga ditemukan hanya 1 genus yaitu Chyathea yang biasanya ditemukan di terestrial pada perkebunan karet.

Sedangkan pada famili polypodiaceae, ditemukan 7 genus, diantaranya 4 genus yaitu Drynaria, Drymoglossum, Polypodium, dan Davallia, yang ditemukan efifit pada tanaman lain yang juga tumbuh pada areal perkebunan karet. Sedangkan 3 genus lainnya yang ditemukan di terestrial yaitu Nephrolepis, Adiantum, dan Pteris.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa dari penelitian yang dilakukan di Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis) di desa Tanjung Raya kecamatan Rambang Prabumulih didapatkan 10 jenis tumbuhan paku yaitu Lycopodium

cernnum L.; Lygodium circinnatum

(Burm) Sw.; Cyathea sp (Clarke) Copel; Drynaria quercifolia J. Sm;

Drymoglossum piloselloides Presl;

Polypodium parsicifolium Desv.,Bel; Davallia denticulata (Burm) Mett; Nephrolepis exaltata Schott; Adiantum tenerum Sw; Pteris vitata L. dan 10

jenis tumbuhan paku yang dijumpai dibedakan kedalam 2 class, 2 ordo, 4 famili, 10 genus dan 10 spesies.

DAFTAR PUSTAKA

Dayat, E dan D. J Santri. 2003.

Inventarisasi Tumbuhan Paku (Pteridhophyta) di Kawasan Hutan Petanang Kecamatan Lembak Kabupaten Muara

Enim. Laporan Penelitian

(9)

ISSN 1829.586x 31 Dosen. Universitas Sriwijaya.

Inderalaya.

Holtum, R.E.1966. Flora of Malaya Vol II. Government Printing Office. Singapore.

Khoiriyah, M. 2004. Inventarisasi

Paku-pakuan (Pteridophyta)

sebagai Sumber Belajar di Kawasan Coban Talun Batu.

http :// digilib. gunadarma. ac. id/go.Php?id=jiptumm-gdl-s1-2004-miftahulk-2136 (diakses tanggal 15 Mei 2009).

Sagala, E.P.1994. Deskripsi Tumbuhan

Paku Epifit pada Perkebunan

Kelapa Sawit. Laporan

Penelitian. UNSRI. Indralaya. Tjitrosoepomo, Gembong. 2005.

Taksonomi Tumbuhan. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta.

Whitten, Tony. 2002. ”Tetumbuhan”. PT. Widyadara. Jakarta.

Http://christiansanito. Blogspot.com/ 2009/ 02/tumbuhan-paku.html)

Gambar

Tabel  1.  Hasil  Inventarisasi  Tumbuhan  Paku  yang  Terdapat  di  Daerah  Perkebunan  Karet Desa Tanjung Raya Kecamatan Rambang Prabumulih
Gambar 2. Lygodium circinnatum  (Burm) Sw.
Gambar 5. Drymoglossum piloselloides Presl
Gambar 8. Nephrolepis exaltata  Schott Gambar 7. Davallia elegans Sw.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Eksternal: Masyarakat mengalami kerugian khususnya dalam sektor ekonomi masyarakat menengah ke bawah Internal: perusahaan mengalami penurunan pendapatan dari

54 tahun 2010 Pasal 2Pengadaan Barang/Jasa yang dananya baik sebagian atau seluruhnya berasal dari Pinjaman/hibah luar negeri (PHLN) berpedoman pada

Sesuai dengan karakteristik hubungan antar- variabel, desain yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah eksplanatif, yaitu bermaksud untuk menge- tahui pengaruh langsung

Sementara implikasi secara teoritis, referensi teori-teori yang disajikan dan digunakan sebagai dasar penelitian pada prinsipnya dapat berfungsi apabila pendekatan Manajemen

Mereka menyimpulkan bahwa kejahatan seksual terhadap anak menjadi tantangan bagi segenap unsur pemerintah termasuk masyarakat untuk ikut memberikan

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tantang Ketenagakerjaan dan Pasal 3 Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor

Kompeten termasuk juga kemampuan untuk membedakan antara penyebab dari masalah/ tanda peringatan bahaya/ kesalahan indikasi seperti: Menerapkan peraturan-peraturan mengenai K3

Seperti halnya sumur lainnya yang mengalami kenaikan tekanan flowline pada saat-saat tertentu, terutama pada saat menjelang malam hingga pagi hari (19:00–10:00) atau jika