BAB V
KESIMPULAN DAN ARAHAN DESAIN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dibahas sebelumnya dari data primer maupun sekunder, ditemukan faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas visual Tugu Pal Putih dan menjawab pertanyaan – pertanyaan penelitian untuk mencapai tujuan penelitian yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Hasil dari penilaian responden rata – rata menjawab bahwa faktor penyebab terganggunya kualitas visual Tugu Pal Putih adalah elemen kawasan yang dinilai tidak memperhatikan keberadaan Tugu sebagai bangun bangunan cagar budaya. Kesimpulan ini merumuskan jawaban mengenai pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut
1. Seperti apa kondisi kualitas visual di titik Tugu Pal Putih?
Buruknya kondisi visual Tugu disebabkan oleh keberadaan elemen - elemen kawasan yang menjadi background maupun foreground
2. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi kualitas visual di kawasan Tugu Pal Putih? Faktor - faktor yang mempengaruhi kualitas Tugu yaitu garis vertikal dan horizontal yang membentuk skala ruang berupa bangunan, iklan luar ruang dan instalasi listrik, ketiga elemen tersebut membentuk garis - garis (line) tegas terhadap Tugu sehingga memperkecil skala ruang. Elemen kawasan yang menyatu menjadi form dalam amatan visual memperkecil skala ruang sehingga proporsi pandangan ke arah Tugu menjadi tidak baik
3. Arahan rancangan penataan elemen – elemen kawasan seperti apa yang dapat meningkatkan kualitas visual di kawasan Tugu Pal Putih?
Arahan rancangan penataan elemen - elemen kawasan yang sesuai dengan jarak serta skala ruang optimal dapat meningkatkan kualitas visual Tugu Pal Putih, untuk lebih jelas akan diperlihatkan dalam arahan desain serta solusi desain untuk bagian amatan yang mengganggu kualitas visual
rancangan penataan elemen - elemen kawasan yang sesuai dengan jarak serta skala ruang optimal meningkatkan kualitas visual Tugu Pal Putih.
5.2 Arahan Desain
Berdasarkan penelitian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas visual Tugu Pal Putih melihat dari analisis pembahasan data sebelumnya, maka diperlukan arahan desain untuk meningkatkan kualitas visual Tugu, untuk menerapkan teori mengenai skala ruang, kenyamanan visual melalui persepsi pengguna yang akan digunakan sebagai dasar rancangan kawasan. Teori yang digunakan sebagai arahan desain kawasan untuk mejawab pertanyaan penelitian serta faktor – faktor yang telah ditemukan yaitu mengunakan teori skala ruang dari Ashihara Yoshinobu dilengkapi oleh teori Gastalt dan teori mengenai kualitas visual kawasan dari R. Smardon dengan teori pendukung Daniel R. Mandelker dan William R. Ewald serta Charles W. Harris dan Nicholas T. Dines yang sudah tentu juga mengacu dengan 2 teori kualitas elemen fisik dan non fisik kawasan Hamid Shirvani dan Stephen Carr. Ke tujuh teori ini yang menjadi pedoman dasar arahan desain untuk kualitas visual Tugu Pal Putih menjadi lebih baik yang tentunya disesuaikan dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Yogyakarta tentang pelestarian kawasan cagar budaya yang terbebas dari gangguan visual. Berikut ini tabel arahan desain yang mejelaskan solusi yang didapatkan dari permasalah visual dari Tugu Pal Putih.
5.2.1 Arahan Desain Jl. A. M Sangaji
Gambar 5. 1 Kesesuaian derajat kemiringan dengan arahan desain jarak 300m di Jl. A.M Sangaji
Kesesuaian arahan desain dengan peraturan walikota Yogyakarta mengenai derajat kemiringan pola ruang yaitu 45o dari titik tengah jalan. Setelah menemukan arahan desain
kemudian disesuaikan dengan derajat kemiringan yang telah ditetapkan, dapat terlihat elemen – elemen kawasan tidak melewati derajat kemiringan 45o yang ditunjukan dengan berwarna
Gambar 5. 2 Kesesuaian derajat kemiringan dengan arahan desain jarak 150m di Jl. A.M Sangaji
Kesesuaian arahan desain dengan peraturan walikota Yogyakarta mengenai derajat kemiringan pola ruang yaitu 45o dari titik tengah jalan. Setelah menemukan arahan desain
kemudian disesuaikan dengan derajat kemiringan yang telah ditetapkan, dapat terlihat elemen – elemen kawasan tidak melewati derajat kemiringan 45o yang ditunjukan dengan berwarna
Gambar 5. 3 Kesesuaian derajat kemiringan dengan arahan desain jarak 50m di Jl. A.M Sangaji
Kesesuaian arahan desain dengan peraturan walikota Yogyakarta mengenai derajat kemiringan pola ruang yaitu 45o dari titik tengah jalan. Setelah menemukan arahan desain
kemudian disesuaikan dengan derajat kemiringan yang telah ditetapkan, dapat terlihat elemen – elemen kawasan tidak melewati derajat kemiringan 45o yang ditunjukan dengan berwarna
5.2.2 Arahan Desain Jl. Diponegoro
Gambar 5. 4 Kesesuaian derajat kemiringan dengan arahan desain jarak 300m di Jl. Diponegoro
Kesesuaian arahan desain dengan peraturan walikota Yogyakarta mengenai derajat kemiringan pola ruang yaitu 45o dari titik tengah jalan. Setelah menemukan arahan desain kemudian disesuaikan dengan derajat kemiringan yang telah ditetapkan, dapat terlihat elemen – elemen kawasan tidak melewati derajat kemiringan 45o yang ditunjukan dengan berwarna
Gambar 5. 5 Kesesuaian derajat kemiringan dengan arahan desain jarak 150m di Jl. Diponegoro
Kesesuaian arahan desain dengan peraturan walikota Yogyakarta mengenai derajat kemiringan pola ruang yaitu 45o dari titik tengah jalan. Setelah menemukan arahan desain
kemudian disesuaikan dengan derajat kemiringan yang telah ditetapkan, dapat terlihat elemen – elemen kawasan tidak melewati derajat kemiringan 45o yang ditunjukan dengan berwarna
Gambar 5. 6 Kesesuaian derajat kemiringan dengan arahan desain jarak 50m di Jl. Diponegoro
Kesesuaian arahan desain dengan peraturan walikota Yogyakarta mengenai derajat kemiringan pola ruang yaitu 45o dari titik tengah jalan. Setelah menemukan arahan desain
kemudian disesuaikan dengan derajat kemiringan yang telah ditetapkan, dapat terlihat elemen – elemen kawasan tidak melewati derajat kemiringan 45o yang ditunjukan dengan berwarna
5.2.3 Arahan Desain Jl. Margo Utomo
Gambar 5. 7 Kesesuaian derajat kemiringan dengan arahan desain jarak 300m di Jl. Margo Utomo
Kesesuaian arahan desain dengan peraturan walikota Yogyakarta mengenai derajat kemiringan pola ruang yaitu 45o dari titik tengah jalan. Setelah menemukan arahan desain kemudian disesuaikan dengan derajat kemiringan yang telah ditetapkan, dapat terlihat elemen – elemen kawasan tidak melewati derajat kemiringan 45o yang ditunjukan dengan berwarna
z
Gambar 5. 8 Kesesuaian derajat kemiringan dengan arahan desain jarak 150m di Jl. Margo Utomo
Kesesuaian arahan desain dengan peraturan walikota Yogyakarta mengenai derajat kemiringan pola ruang yaitu 45o dari titik tengah jalan. Setelah menemukan arahan desain
kemudian disesuaikan dengan derajat kemiringan yang telah ditetapkan, dapat terlihat elemen – elemen kawasan tidak melewati derajat kemiringan 45o yang ditunjukan dengan berwarna
Gambar 5. 9 Kesesuaian derajat kemiringan dengan arahan desain jarak 50m di Jl. Margo Utomo
Kesesuaian arahan desain dengan peraturan walikota Yogyakarta mengenai derajat kemiringan pola ruang yaitu 45o dari titik tengah jalan. Setelah menemukan arahan desain
kemudian disesuaikan dengan derajat kemiringan yang telah ditetapkan, dapat terlihat elemen – elemen kawasan tidak melewati derajat kemiringan 45o yang ditunjukan dengan berwarna
5.2.4 Arahan Desain Jl. Sudirman
Gambar 5. 10 Kesesuaian derajat kemiringan dengan arahan desain jarak 300m di Jl. Sudirman
Kesesuaian arahan desain dengan peraturan walikota Yogyakarta mengenai derajat kemiringan pola ruang yaitu 45o dari titik tengah jalan. Setelah menemukan arahan desain kemudian disesuaikan dengan derajat kemiringan yang telah ditetapkan, dapat terlihat elemen – elemen kawasan tidak melewati derajat kemiringan 45o yang ditunjukan dengan berwarna
Gambar 5. 11 Kesesuaian derajat kemiringan dengan arahan desain jarak 150m di Jl. Sudirman
Kesesuaian arahan desain dengan peraturan walikota Yogyakarta mengenai derajat kemiringan pola ruang yaitu 45o dari titik tengah jalan. Setelah menemukan arahan desain kemudian disesuaikan dengan derajat kemiringan yang telah ditetapkan, dapat terlihat elemen – elemen kawasan tidak melewati derajat kemiringan 45o yang ditunjukan dengan berwarna
Gambar 5. 12 Kesesuaian derajat kemiringan dengan arahan desain jarak 50m di Jl. Sudirman
Kesesuaian arahan desain dengan peraturan walikota Yogyakarta mengenai derajat kemiringan pola ruang yaitu 45o dari titik tengah jalan. Setelah menemukan arahan desain kemudian disesuaikan dengan derajat kemiringan yang telah ditetapkan, dapat terlihat elemen – elemen kawasan tidak melewati derajat kemiringan 45o yang ditunjukan dengan berwarna