• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI TANGGAL 30 JUNI 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI TANGGAL 30 JUNI 2020"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK

KOMISI VIII DPR RI

MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2018– 2019

“DALAM RANGKA EVALUASI PENYALURAN BANTUAN SOSIAL

PENANGGULANGAN DAMPAK WABAH COVID-19

PROVINSI BANTEN”

TANGGAL 30 JUNI 2020

SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI

(2)

2 DAFTAR NAMA

KUNKER SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE PROV. BANTEN TANGGAL, 30 JUNI 2020 NOMOR N A M A JABATA N FRAKSI DAPIL URUT ANGG

1 A-509 H. YANDRI SUSANTO, S.Pt Ketua PAN BANTEN II 2 A-257 Drs. H. SAMSU NIANG, M.Pd. Anggota PDI-P SULSEL II 3 A-172 SELLY ANDRIANY GANTINA,

A.Md. Anggota PDI-P

JABAR VIII

4 A-323 MUHAMMAD ALI RIDHA Anggota GOLKAR JATIM XI 5 A-62 M. HUSNI, S.E., M.M. Anggota GERINDR

A

SUMUT I

6 A-24 H. IWAN KURNIAWAN, SH, M.Si Anggota GERINDR A

KALTENG

7 A-564 Ir. H. NANANG SAMODRA, KA,

M.Sc. Anggota

DEMOKR AT

NTB II

8 A-440 K.H. BUCHORI, Lc., M.A. Anggota PKS JATENG I 9 A-434 Hj. NUR AZIZAH TAMHID, B.A.,

M.A. Anggota PKS

JABAR VI

10 A-510 Dr. H.M. ALI TAHER, S.H., M.Hum.

Anggota

PAN BANTEN III

11 A-473 H. IIP MIFTAHUL CHOIRI, S.Pd.I. Anggota PPP BANTEN I

12 - ACHMAD SOFIAN BAHTIAR, S. Sos.

SEKRETARIAT KOMISI VIII

13 - SRI LESTARI SEKRETARIAT KOMISI VIII

14 - DICKY RACHMADI, S.A.P. SEKRETARIAT KOMISI VIII 15 - SURATMAN, S.H., M.H. TENAGA AHLI KOMISI

(3)

3

RANCANGAN JADWAL ACARA

KUNKER SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE

PROV. BANTEN, PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2019 - 2020 TANGGAL, 30 JUNI 2020

NO. PUKUL A C A R A KET.

SELASA, 30 JUNI 2020

1. 07.30- 08.00 WIB

 Tim Kunker sudah berkumpul di Sekretariat Komisi VIII DPR RI 08.00-10.00

WIB

 Tim Kunker berangkat menuju Kota Serang

10.00-12.30 WIB

 Pertemuan dalam rangka Evaluasi Penyaluran Bantuan Sosial Penanggulangan Dampak Wabah Covid-19 dengan dihadiri oleh Dinas Sosial Provinsi dan Dinas Sosial Kab/Kota, Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Tempat : Kantor Gubernur Prov. Banten 12.30-14.00 WIB

 Sholat dan Makan siang di……..

14.00 WIB  Kembali ke Gedung DPR RI, Jakarta

(4)

4 PENDAHULUAN

A. UMUM

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan Peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR-RI dalam kunjungan Kerja Spesifik Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2019-2020 telah membentuk 3 Tim Kunjungan Kerja Spesifik Evaluasi Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial yakni ke Kab. Bandung, Kota Bogor dan Provinsi Banten.

Urgensi kunjungan kerja spesifik dilaksanakan dalam rangka pengawasan dari Komisi VIII DPR RI atas bantuan sosial non tunai diberikan pemerintah terkait denga dampak Covid-19 yang meliputi bagaimana mekanismenya dan siapa saja yang menerima, apakah penerima itu betul merasakan manfaatnya? pergunakan untuk apa dan kemndala apa saja yang dihadapi pemerintah dalam proses penyaluran termasuk masalah akurasi data penerima bantuan sosial agar tepat sasaran dan tidak tumpang tindih.

Selain itu juga memastikan dalam penyaluran bantuan sosial juga dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan.

B. DASAR KUNJUNGAN KERJA

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20, 20A, 21 dan 23 tentang tugas DPR-RI di bidang Legislasi, Anggaran dan Pengawasan. 2. Undang undang Nomor 17 tahun 2014 tentang MD3 sebagaimana telah diubah

dalam Undang undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang undang Nomor 17 tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

3. Keputusan DPR RI Nomor 01 tahun 2014 tentang Tata Tertib: a. Pasal 6 dan 7 tentang Wewenang dan Tugas DPR RI;

b. Pasal 58 Ayat (3) tentang Tugas Komisi di bidang Pengawasan;

c. Pasal 59 Ayat (3) huruf (f) tentang Pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi DPR RI.

4. Keputusan rapat Internal Komisi VIII DPR RI C. MAKSUD DAN TUJUAN

(5)

5  Melakukan komunikasi intensif antara DPR RI khususnya Komisi VIII DPR RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah dan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program Bantuan Sosial.  Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-undang

termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang digunakan untuk Program Bantuan Sosial.

 Menggali dan menyerap aspirasi daerah dari unsur Pemerintah Daerah maupun masyarakat pelaksanaan Program Bantuan Sosial.

2. TUJUAN

Mendapatkan masukan berupa data faktual tentang pelaksanaan program bantuan sosial.

(6)

6 BAB II

PENYALURAN BANTUAN SOSIAL 1. Umum

Kebijakan bantuan sosial terkait dengan dampak Covid-19 direncanakan ada penambahan target untuk Program Keluarga Harapan dari 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menjadi 15 juta KPM dengan kebutuhan anggaran tambahan Rp17.858.639.704.000,- (Tujuh Belas Triliun Delapan Ratus Lima Puluh Delapan Miliar

Enam Ratus Tiga Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Empat Ribu Rupiah) . Disamping itu

ada penambahan target Bantuan Sosial Sembako dari 15,6 juta KPM menjadi 20 juta KPM dengan kebutuhan anggaran tambahan Rp7.950.085.020.000,- (Tujuh Triliun

Sembilan Ratus Lima Puluh Miliar Delapan Puluh Lima Juta Dua Puluh Ribu Rupiah).

Selanjutnya kebutuhan tambahan anggaran Kementerian Sosial Tahun 2021 berdasarkan Pagu Indikatif 2021, Usulan Tambahan Anggaran 2021 dan Rencana Penambahan Target PKH dan Bantuan Sosial Sembako total sebesar Rp91.911.795.562.000,- (Sembilan Puluh Satu Triliun Sembilan Ratus Sebelas Miliar

Tujuh Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Lima Ratus Enam Puluh Dua Ribu Rupiah).

Tujuan pemberian bantuan sosial yaitu: Bantuan sosial dimaksudkan agar seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang mengalami guncangan dan kerentanan sosial dapat tetap hidup secara wajar. Selanjutnya bantuan sosial dapat bersifat semetara dan/atau berkelanjutan yang diberikan dalam bentuk: Bantuan sosial bersifat sementara dan/atau berkelanjutan dalam bentuk: a. bantuan langsung; b. penyediaan aksesibilitas; dan/atau. penguatan kelembagaan. Bentuk bantuan sosial antara lain makanan pokok, pakaian, tempat tinggal (rumah penampungan sementara), dana tunai, perawatan kesehatan dan obatobatan, akses pelayanan dasar (kesehatan, pendidikan), bimbingan teknis/supervisi, dan penyediaan pemakaman.

Program bantuan sosial yang disalurkan dalam Covid'19 saat ini : 1. Program Keluarga Harapan (PKH)

2. Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 3. BLT Dana Desa

4. BLT Kementerian/kemensos 5. BLT APBD

8. Sembako APBN 9. Sembako APBD

10. Dan masih banyak bantuan dari kepala daerah ( bupati) lainnya.

Masyarakat harus bisa membedakan masing2 program tersebut : PKH adalah program keluarga harapan, bentuknya uang tunai langsung masuk rekening masing-masing. BPNT (dulu namanya Raskin) adalah Bantuan Pangan Non Tunai, bentuknya

(7)

7 berupa Bahan Makanan yang disalurkan melalui Kios Desa yang ditentukan oleh bank Mandiri kerjasama TKSK kecamatan. BLT Dana Desa adalah Bantuan Tunai dari Desa Masing-masing, Besarannya 600 ribu per bulan direncanakan selama 3 bulan. Nah BLT dari Dana desa perlakuannya ada 3, I. Bagi Desa yg belum Cair Dana Desa Tahap I, maka diprioritaskan untuk BLT Covid 19. II. Bagi desa yg telah cair Dana Desa Tahap I, namun belum habis dibelanjakan, maka diprioritaskan untuk BLT Covid 19 III. Bagi desa yANGg telah cair Dana Desa Tahap I dan telah habis dibelanjakan, maka segera bermohon Tahap II diprioritaskan untuk BLT Covid- 19.

Pertanyaan, siapa yg dibantu BLT Dana Desa? Jawab: adalah warga desa yg penghasilannya terdampak Covid 19 dan bagi warga desa rentan sakit, atau sakit menahun. Dengan demikian ada Desa lebih duluan beri bantuan ada juga terlambat beri bantun karena prosesnya tadi diatas itu Tahap I, Tahap II. ( penerima BLT dana desa harus diluar penerima PKH,BPNT dan program bantuan pemerintah lainnya ). kementerian Sosial adalah bantuan bentuk Tunai Berdasarkan DTKS Dinsos diperuntukkan bagi rata-rata perkotaan atau kelurahan dan juga Desa. BLT APBD adalah juga bantuan Tunai Dari Dinas Sosial juga diperuntukkan bagi masyarakat yg belum Dapat BLT Dana Desa atau lainnya.

Sembako APBN adalah bantuan berupa bahan makanan yang bersumber dari pemerintah pusat langsung Sembako APBD adalah juga bantuan berupa bahan makanan yg bersumber dari APBD provinsi dan Kabupaten/Kota. Bantuan Bupati lainnya disalurkan melalui proses yang sudah ditetapkan sebelumnya. satu program prioritas nasional adalah pengentasan kemiskinan melalui program perlindungan dan jaminan sosial. Pada tahun 2020 alokasi anggaran untuk mengentaskan kemiskinan dalam APBN yang tertuang dalam RKP tahun 2020 mencapai Rp157, 1 Triliun. Tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2020 diharapkan menurun menjadi 8,5 – 9,0 persen dan 4,8 – 5,1 persen, dengan tingkat rasio gini menurun menjadi 0,375 – 0,380 pada tahun 2020. Sementara, IPM diharapkan meningkat menjadi 72,51, yang mengindikasikan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam konsteks di level daerah, angka kemiskinan Provinsi Banten hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bulan Maret 2019 sebesar 5,09 persen, mengalami penurunan sebesar 0,16 poin dibanding periode sebelumnya yang sebesar 5,25 persen. Hal ini sejalan dengan berkurangnya jumlah penduduk miskin sebanyak 14,28 ribu orang dari 668,74 ribu orang pada September 2018 menjadi 654,46 ribu orang pada Maret 2019. Program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) diluncurkan sebagai upaya untuk menyalurkan bantuan pangan, yang selama ini melalui program Raskin, agar lebih tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat waktu. Melalui Program BPNT diharapkan dapat memberikan keleluasaan penerima manfaat progam dalam memilih jenis, kualitas, harga, dan tempat membeli bahan pangan.

(8)

8 Program BPNT juga diharapkan dapat sekaligus meningkatkan ekonomi rakyat dengan memberdayakan ribuan kios/warung/toko yang ada sehingga dapat melayani transaksi secara elektronik melalui sistem perbankan. Dengan melalui sistem perbankan, penyaluran BPNT diharapkan juga dapat mendorong perilaku produktif masyarakat. Lebih jauh, penggabungan dengan program bantuan sosial lain melalui sistem perbankan akan memberikan kesempatan akumulasi aset yang berpotensi mendorong kegiatan ekonomi.

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai bantuan sosial yang diterapkan untuk menggantikan program bantuan Beras untuk Keluarga Sejahtera ( Rastram yang diwujudkan dalam bentuk non tunai diberikan kepada Keluarg Penerima Manfaat (KPM) setiap bulannya melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan pangan di pedagang/e- warong yang bekerja sama dengan bank.

2. Dasar Hukum

1. UU. No.25/Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

2. UU. No.13/Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin. 3. UU. No.18/Tahun 2012 tentang Pangan.

4. UU. No.23/Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

5. UU. No. 2 Tahun 2020 tentang Pengesahan Perpu No. 1 Tahun 2020

6. Perpres No.82/Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).

7. Perpres No.63/Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai (BSNT).

8. Arahan Presiden 26 Maret 2017, 16 April 2017, 19 Juli 2017

3. Tujuan

Dalam menjalankan kunjungan kerja spesifik, dilakukan dengan tujuan:

1) Mengurangi beban pengeluaran Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan.

2) Memberikan gizi yang lebih seimbang kepada KPM.

3) Meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan Bantuan Pangan bagi KPM.

(9)

9 4. Manfaat

Dalam menjalankan kunjungan kerja spesifik, dilakukan dengan target mendapat manfaat dalam rangaka:

1. Meningkatnya ketahanan pangan di tingkat KPM, sekaligus sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.

2. Meningkatnya efisiensi penyaluran bantuan sosial.

3. Meningkatnya transaksi non tunai dalam agenda Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).

4. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama usaha mikro dan kecil yang sudah berpengalaman dalam usaha penjualan telur dan beras.

5. Pelaksanaan

Bantuan Pangan Non Tunai merupakan bantuan pangan dari pemerintah yang diberikan kepada KPM setiap bulannya melalui Mekanisme akun Elektronik yang digunakan hanya untuk membeli pangan di e-Warong KUBE PKH/pedagang bahan pangan yang bekerja sama dengan Bank Himbara. Bantuan. Prinsip Umum BPNT adalah Mudah dijangkau dan digunakan oleh KPM. Memberikan lebih banyak pilihan dan kendali kepada KPM tentang kapan, berapa, jenis, dan kualitas bahan pangan dengan preferensi. Mendorong usaha eceran rakyat untuk melayani KPM. Memberikan akses jasa keuangan kepada KPM.

Selanjutnya dalam penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) dalam rangka dampak Covid-19 saat ini Komisi VIII DPR RI sedang melakukan evaluasi terhadap program bantuan sosial (bansos) yang sudah berjalan selama tiga bulan terakhir, tentunya dengan harapan berbagai persoalan yang ada seperti data penerima bansos dapat terselesaikan.

6. Pembinaan dan Pengawasan Pusat ke Provinsi

1) Mendagri, melakukan pembinaan umum terhadap pelaksanaan BPNT di provinsi 2) Menteri Teknis, melakukan pembinaan teknis terhadap pelaksanaan BPNT di

provinsi

Provinsi ke Kabupaten/Kota Gubernur sebagai Wakil Pemerintah (GWP) , pembinaan

(10)

10 BAB III

HASIL KUNJUNGAN KERJA

Pimpinan dan anggota Komisi VIII DPR RI menilai pembagian Bantuan Sosial (Bansos) Jaringan Pengamanan Sosial (JPS) di Provinsi Banten amburadul. Padahal, Banten rencananya akan dijadikan provinsi percontohan terkait validasi data penduduk penerima Bansos. Ketua komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto dalam paparannya mengatakan, dampak Covid-19 sangat terasa kepada target pertumbuhan ekonomi, defisitnya juga sampai 7 persen. Yandri melanjutkan, seluruh tingkat pemerintah dari pusat sampai desa melakukan penyaluran bantuan pada masa Covid-19. Seluruh kegiatan bantuan itu harus ditunjang dengan validasi data yang akurat dan tepat sasaran penerima bantuan. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka yang terjadi akan amburadul, tidak merata dan kemungkinan besar akan salah sasaran.

Sementara itu, Kepala Direktorat Jendral Perlindungan dan Jaminan Sosial (Ditjen Linjamsos) Kementrian Sosial, Nasarudin mengatakan, pada masa Covid-19 pihaknya meningkatkan jumlah penerima bantuan reguler yang diprogramkan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD) dan bantuan tunai lainnya. Bantuan PKH yang awalnya 9 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) kami tingkatkan menjadi 10 juta. Bantuan pokok non tunai dari 15,5 juta KK menjadi 20 juta KK. Penambahan ini diharapkan bisa membantu masyarakat yang terkena dampak Covid-19 ini.

Kepala Asisten Daerah (Asda) III Pemprov BAnten, Samsir dalam kesempatan itu mengatakan, bantuan masyarakat yang terdampak Covid-19 ini setiap daerah berbeda , karena disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah setempat. Dari bantuan pemerintah pusat misalnya, bantuan yang dikucurkan sebesar Rp600.000/KK, sementara bantuan dari Provinsi Rp500.000/KK sedangkan untuk pemerintah Kabupaten/Kota disesuaikan dengan kemampuan keuangannya. Karena itu penerima bantuan di setiap KK di desa berbeda, karena sumber bantuan yang diterima juga berbeda. Ini yang harus disosialisasikan ke masyarakat agar tidak terjadi kegaduhan.

Sementara itu, Wali Kota Serang, Syafrudin yang turut hadir menjelaskan, Pemkot Serang sudah maksimal dalam hal penanganan Covid-19. Terkait dengan bantuan JPS, pihaknya juga sudah menyalurkan sebanyak 50.000 KK sasaran penerima dengan besaran bantuan Rp200.000/KK, yang dikonversi menjadi bahan kebutuhan pokok Kemampuan keuangan kami segitu. Sudah tersalurkan semua. Tinggal bantuan dari provinsi yang belum tersalurkan semuanya.

(11)

11 Dalam rangka mengentaskan kemiskinan pada tahun 2020, Kementerian Sosial salah sat program prioritasnya adalah Program Keluarga Harapan yang dialokasikan untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, sebagai berikut:

NO KAB/KOTA JUMLAH KELUARGA PENERIMA MANFAAT ANGGARAN 01 Kabupaten Serang 42.607 Rp 124.109.930.300 02 Kota Cilegon 5.235 Rp 15.249.031.500 03 Kota Serang 8.879 Rp 25.863.639.100 04 Kabupaten Pandeglang 69.052 Rp 201.141.570.800 05 Kabupaten Lebak 50.205 Rp 146.242.144.500 06 Kabupaten Tangerang 93.924 Rp 273.591.219.600 07 Kota Tangerang 34.797 Rp 101.360.181.300

08 Kota Tangerang Selatan 8.176 Rp 23.815.870.400

Jumlah Total 5.315.168 KPM Rp2.055.846.167.200

Selanjutnya Program Keserasian Sosial yang dialokasikan untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, sebagai berikut:

NO KAB/KOTA KUOTA INDEKS ANGGARAN

01 Kabupaten Serang 2 Lokasi Rp 150.000.000 Rp300.000.000 02 Kabupaten Lebak 1 Lokasi Rp 150.000.000 Rp150.000.000 03 Kabupaten

Tangerang

1 Lokasi Rp 150.000.000 Rp150.000.000

(12)

12 Selanjutnya Program Kearifan Lokal yang dialokasikan untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, sebagai berikut:

NO KAB/KOTA KUOTA INDEKS ANGGARAN

01 Kota Cilegon 2 Lokasi Rp 50.000.000 Rp100.000.000 02 Kabupaten Lebak 1 Lokasi Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 03 Kabupaten

Tangerang

1 Lokasi Rp 50.000.000 Rp 50.000.000

Jumlah Total 4 Lokasi Rp200.000.000

Selanjutnya Program Kampung Siaga Bencana yang dialokasikan untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, sebagai berikut:

NO KAB/KOTA KUOTA ANGGARAN

01 Kabupaten Serang 1 Lokasi Rp120.774.000 02 KabupatenPandeglang 1 Lokasi Rp123.968.000 03 Kabupaten Tangerang 1 Lokasi Rp122.070.000 Jumlah Total 3 Lokasi Rp366.812.000

(13)

13 Distribusi Dana Bansos PKH Provinsi Banten

Sampai Bulan Juni Tahun 2020

NO KABUPATEN/ KOTA

TAHUN 2020

TOTAL HINGGA JUNI BANSOS

TAHAP I BANSOS TAHAP II BANSOS APRIL BANSOS MEI BANSOS JUNI

1 KOTA CILEGON 3.613.550.000 3.552.475.000 1.301.931.000 1.314.946.000 1.320.814.000 11.103.716.000 2 KOTA SERANG 6.688.950.000 6.475.375.000 2.433.032.000 2.319.520.000 2.315.681.000 20.232.558.000 3 KOTA TANGERANG 21.908.975.000 21.467.250.000 7.474.246.000 7.330.423.000 7.406.639.000 65.587.533.000 4 KOTA TANGERANG SELATAN 5.489.800.000 5.325.525.000 1.926.316.000 1.901.027.000 1.907.679.000 16.550.347.000 5 LEBAK 38.264.750.000 37.581.225.000 12.962.110.000 12.809.846.000 12.849.540.000 114.467.471.000 6 PANDEGLANG 51.475.125.000 50.486.400.000 19.570.791.000 19.684.039.000 20.087.699.000 161.304.054.000 7 SERANG 29.916.375.000 29.702.450.000 10.799.422.000 10.829.789.000 10.825.236.000 92.073.272.000 8 TANGERANG 56.570.525.000 53.419.075.000 19.035.817.000 19.517.809.000 19.663.969.000 168.207.195.000 JUMLAH 213.928.050.000 208.009.775.000 75.503.665.000 75.707.399.000 76.377.257.000 649.526.146.000 Permasalahan

1. Masih lemahnya data dari RT/RW sampai pemerintah pusat untuk bersinergi 2. Saat ini seluruh tingkat pemerintah dari pusat sampai desa melakukan penyaluran

bantuan pada masa Covid-19. Seluruh kegiatan bantuan itu harus ditunjang dengan validasi data yang akurat dan tepat sasaran penerima bantuan. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka yang terjadi akan amburadul, tidak merata dan kemungkinan besar akan salah sasaran.

3. Belum sinkron antara data dari kepala desa dengan yang diberikan bantuan saat pencairan itu tidak cocok. Hal itu kemudian menjadi dilematis, karena kepala desa yang disalahkan. Bahkan tidak sedikit kantor desa yang didemo atau bahkan terjadi kekerasan fisik.

4. Masih adanya ASN yang menerima bantuan, padahal jika dilihat dari indeks persyaratan penerimanya tidak masuk kategori. Ini harus segera dibenahi, agar jangan sampai menjadi polemik baru di masyarakat.

(14)

14 BAB IV

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil kunungan kerja, disampiakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) ini harus segera diselesaikan dari tingkat bawah, yang menjadi acuan pendataan di tingkat pemerintah daerah dan pusat.

2. Segera menyusun kriteria penerima bantuan dan besaran indeks bantuan harus seragam.

3. Bantuan sosial diberikan dalam bentuk uang, karena dalam bentuk sembako banyak resiko.

4. Bantuan disalurkan melalui Kantor Pos bukan melalui bank, dan pihak kantit pos mengantar ke rumah penerima bantuan.

(15)

15 BAB V

PENUTUP

Demikianlah laporan ini dibuat, sebagai bahan referensi dalam kunjungan kerja ke Provinsi Banten.

PIMPINAN KOMISI VIII DPR RI KETUA

Referensi

Dokumen terkait

Muhammad Munif Zuhri di Girikusumo yaitu dengan ceramah (Wawancara tanggal 6 Oktober 2014), dan Syarif Abdul Qodir juga menyatakan bahwa cara penyampaian materi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata persentase hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan CTL dengan strategi tutor sebaya, untuk mengetahui

Dalam Kunjungan kerja ke Kab Batang, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menyerahkan bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan

Secara umum KPM mengetahui bahwa BPNT sebagai pengganti program Rastra atau Raskin, meskipun persentasenya tidak terlalu tinggi. Menurut keluarga penerima PKH yang mengetahui

Kedua; bahwa globalisasi perdagangan juga menuntut transparansi di bidang hukum, termasuk di bidang hak kekayaan intelektual, peraturan perundang-undangan yang baik dan

PENETAPAN JUMLAH KELUARGA PENERIMA MANFAAT DAN TAHAP PENYALURAN BANTUAN SOSIAL BERAS SEJAHTERA DAN BANTUAN PANGAN NON TUNAI TAHUN 2018. JUMLAH KELUARGA

BPNT adalah bantuan sosial pangan dalam bentuk non tunai dari pemerintah (Kemensos) yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap bulan melalui mekanisme akun

PENETAPAN JUMLAH KELUARGA PENERIMA MANFAAT DAN TAHAP PENYALURAN BANTUAN SOSIAL BERAS SEJAHTERA DAN BANTUAN PANGAN NON TUNAI TAHUN 2018. JUMLAH KELUARGA