• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI

KE PROVINSI JAWA TENGAH

MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2020– 2021 “DALAM RANGKA

PENGAWASAN DAN PENYALURAN PKH DAN

BANTUAN SOSIAL PANGAN NON TUNAI (BPNT) DI KAB. BATANG, TANGGAL 8 - 10 SEPTEMBER 2021

SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI

Set_komisi8@dpr.go.id

(2)

DAFTAR ISI

Daftar Nama Tim Kunjungan Kerja

BAB I PENDAHULUAN BAB II HASIL KUNJUNGAN BAB III PENUTUP

(3)

DAFTAR NAMA TIM KUNJUNGAN KERJA

KE KABUPATEN BATANG, PROVINSI JAWA TENGAH

NOMOR N A M A JABATA N FRAKSI DAPIL URUT ANGG 1. 289 DR. TB. H. ACE HASAN SYADZILY, M.Si. Wkl Ketua

Komisi P. Golkar JABAR II

2. 186 PARYONO, S.H., M.H. Anggota F-PDIP Jateng IV

3. 211 UMAR BASHOR, SE Anggota F-PDIP

Jatim IV

4. 255

MATINDAS J.

RUMAMBI, S.Sos. Anggota F-PDIP

Sulteng

5. 155 I KOMANG KOHERI, S.E. Anggota F-PDIP Lampung II

6. 298

Hj. ITJE SITI DEWI

KURAESIN, S.Sos., M.M. Anggota

F-P.Golkar Jabar IX 7. 304 Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Ag., SH., MH. Anggota F-P.Golkar Jateng IV 8. 323 MUHAMMAD ALI RIDHA Anggota F-P.Golkar Jatim XI 9. 062 M. HUSNI, S.E., M.M. Anggota F-P Gerindra Sumut I 10. 098 H. ABDUL Anggota F-P Gerindra Jateng II

(4)

WACHID

11. 371 Hj. SRI WULAN, S.E. Anggota NASDEM F-P Jateng III

12. 377 ACH FADIL MUZAKKI SYAH, S.Pd.I.

Anggota F-P

NASDEM Jatim III

13. 014 H. MAMAN IMANUL HAQ Anggota F-PKB Jabar IX 14. 028 MF. NURHUDA Y Anggota F-PKB Jateng X 15. 552 WASTAM Anggota F-PD Jateng VIII 16. 559 H. HASANI BIN ZUBER, S.IP. Anggota F-PD Jatim XI

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

UMUM

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai

ketentuan Peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR-RI

dalam kunjungan Kerja Spesifik Masa Persidangan I Tahun Sidang

2021-2022 telah membentuk 3 Tim Kunjungan Kerja Spesifik yakni ke

Provinsi Bali, Jawa tengah dan Provinsi Papua.

B.

DASAR KUNJUNGAN KERJA

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pasal 20, 20A, 21 dan 23 tentang tugas DPR-RI di bidang

Legislasi, Anggaran dan Pengawasan.

2. Undang undang Nomor 17 tahun 2014 tentang MD3

sebagaimana telah diubah dalam Undang undang Nomor 42

Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang undang Nomor 17

tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah.

3. Keputusan DPR RI Nomor 01 tahun 2014 tentang Tata Tertib:

a. Pasal 6 dan 7 tentang Wewenang dan Tugas DPR RI;

(6)

b. Pasal 58 Ayat (3) tentang Tugas Komisi di bidang

Pengawasan;

c. Pasal 59 Ayat (3) huruf (f) tentang Pelaksanaan Kunjungan

Kerja Spesifik Komisi DPR RI.

4.

Keputusan rapat Internal Komisi VIII DPR RI

C.

MAKSUD DAN TUJUAN

1.

Maksud

• Melakukan komunikasi intensif antara DPR RI khususnya

Komisi VIII DPR RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah

dan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berkaitan

dengan pelaksanaan program Bantuan Sosial Pangan Noon

Tunai.

• Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan

Undang-undang termasuk Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara yang digunakan untuk Program Bantuan

Sosial Pangan Non Tunai.

• Menggali dan menyerap aspirasi daerah dari unsur

Pemerintah Daerah maupun masyarakat pelaksanaan

Program Bantuan Sosial Pangan Non Tunai.

2. TUJUAN

Mendapatkan masukan berupa data faktual tentang

pelaksanaan program bantuan sosial Pangan Non Tunai.

(7)

BAB II

HASIL KUNJUNGAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DAN

BANTUAN SOSIAL PANGAN NON TUNAI

1. Umum

Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disebut PKH

adalah

program

pemberian

bantuan

sosial

bersyarat

kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga

penerima manfaat PKH. Sebagai upaya percepatan penanggulangan

kemiskinan, sejak tahun 2007 Pemerintah Indonesia telah

melaksanakan PKH. Program Perlindungan Sosial yang juga dikenal

di

dunia

internasional

dengan

istilah Conditional

Cash

Transfers (CCT) ini terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi

kemiskinan yang dihadapi di negara-negara tersebut, terutama

masalah kemiskinan kronis.

Sedangkan Program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT)

diluncurkan sebagai upaya untuk menyalurkan bantuan pangan,

yang selama ini melalui program Raskin, agar lebih tepat sasaran,

tepat jumlah dan tepat waktu. Melalui Program BPNT diharapkan

dapat memberikan keleluasaan penerima manfaat progam dalam

memilih jenis, kualitas, harga, dan tempat membeli bahan pangan.

Program BPNT juga diharapkan dapat sekaligus meningkatkan

ekonomi rakyat dengan memberdayakan ribuan kios/warung/toko

(8)

yang ada sehingga dapat melayani transaksi secara elektronik

melalui sistem perbankan. Dengan melalui sistem perbankan,

penyaluran BPNT diharapkan juga dapat mendorong perilaku

produktif masyarakat. Lebih jauh, penggabungan dengan program

bantuan sosial lain melalui sistem perbankan akan memberikan

kesempatan akumulasi aset yang berpotensi mendorong kegiatan

ekonomi.

Pedoman Umum BPNT ini disusun oleh Kementerian/Lembaga

lintas Sektor terkait, yaitu Kementerian Koordinator Bidang

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Keuangan,

Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Bank Indonesia,

Otoritas Jasa Keuangan, Kantor Staf Presiden, dan Sekretariat

TNP2K.

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai bantuan sosial yang

diterapkan untuk menggantikan program bantuan Beras untuk

Keluarga Sejahtera ( Rastram yang diwujudkan dalam bentuk non

tunai diberikan kepada Keluarg Penerima Manfaat (KPM) setiap

bulannya melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan

hanya untuk membeli bahan pangan di pedagang/e- warong yang

bekerja sama dengan bank.

2. Dasar Hukum

1. UU RI.No.25/Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

2. UU RI. No.13/Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin.

3. UU RI. No.18/Tahun 2012 tentang Pangan.

(9)

5. Perpres No.82/Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan

Inklusif (SNKI).

6. Perpres No.63/Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial

Secara Non Tunai (BSNT).

7. Arahan Presiden 26 Maret 2017, 16 April 2017, 19 Juli 2017

3. Tujuan

1) Mengurangi beban pengeluaran Keluarga Penerima Manfaat

(KPM) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan.

2) Memberikan gizi yang lebih seimbang kepada KPM.

3) Meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan

Bantuan Pangan bagi KPM.

4) Memberikan pilihan dan kendali kepada KPM dalam memenuhi

kebutuhan pangan.

5) Mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

(Sustainable Development Goals/SDGs).

4. Manfaat

1. Meningkatnya ketahanan pangan di tingkat KPM, sekaligus

sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan

kemiskinan.

2. Meningkatnya efisiensi penyaluran bantuan sosial.

3. Meningkatnya transaksi non tunai dalam agenda Gerakan

Nasional Non Tunai (GNNT).

(10)

4. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama

usaha mikro dan kecil yang sudah berpengalaman dalam usaha

penjualan telur dan beras.

5. Besaran Manfaat PKH

KPM PKH harus terdaftar dan hadir pada fasilitas kesehatan dan pendidikan terdekat. Kewajiban KPM PKH di bidang kesehatan meliputi pemeriksaan kandungan bagi ibu hamil, pemberian asupan gizi dan imunisasi serta timbang badan anak balita dan anak prasekolah. Sedangkan kewajiban di bidang pendidikan adalah mendaftarkan dan memastikan kehadiran anggota keluarga PKH ke satuan pendidikan sesuai jenjang sekolah dasar dan menengah. Dan untuk komponen kesejahteraan sosial yaitu penyandang disabilitas dan lanjut usia mulai 70 tahun.

Indeks dan faktor penimbang Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan Tahun 2021 (Rp)/Tahun

Kategori Ibu Hamil/Nifas : Rp. 3.000.000,- Kategori Anak Usia Dini 0 s.d. 6 Tahun : Rp. 3.000.000,- Kategori Pendidikan Anak SD/Sederajat : Rp. 900.000,- Kategori Pendidikan Anak SMP/Sederajat : Rp. 1.500.000,- Kategori Pendidikan Anak SMA/Sederajat : Rp. 2.000.000,- Kategori Penyandang Disabilitas berat : Rp. 2.400.000,- Kategori Lanjut Usia : Rp. 2.400.000,-

(11)

Dalam Kunjungan kerja ke Kab Batang, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menyerahkan bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan pangan non-tunai yang merupakan program prioritas nasional melalui Kementerian Sosial tahun 2021. Ketua Timm Kunjungan mengungkapkan, Komisi VIII dalam penyerahan bantuan itu sekaligus menyerap aspirasi dari masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Batang. Dalam Kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI juga melakukan penyerahan PKH kepada perwakilan masyarakat Batang yang disaksikan Bupati Batang Wihaji, Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Komunikasi dan Media Massa Don Rozano Sigit Prakoeswa, Kemenag, Bank Himbara, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Batang serta perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Agenda meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat terus menjadi program prioritas Komisi VIII DPR RI bersama Kementerian Sosial serta Pemerintah Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengah yang memiliki peran strategis dalam usaha mewujudkan kesejahteraan sosial. Salah satunya, melalui program pengentasan kemiskinan yang menjadi program prioritas seperti Program Keluarga Harapan atau yang sering dikenal dengan PKH Diharapkan manfaat PKH mampu mencapai tujuan PKH itu sendiri. Di antaranya meningkatkan kemampuan rumah tangga untuk mengakses pelayanan pendidikan dan kesehatan, meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin). Serta, meningkatkan angka partisipasi pendidikan anak-anak usia wajib belajar SD-SMP dari RTSM dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi bagi rumah tangga. PKH bermanfaat merubah perilaku keluarga dalam memberikan perhatian besar kepada pendidikan dan kesehatan anak. Kedua, memberikan income effect kepada rumah tangga miskin melalui pengurangan beban pengeluaran rumah tangga. Ketiga, memutus mata rantai kemiskinan antar generasi melalui peningkatan kualitas hidup dan kapasitas pendapatan anak dimasa depan (price effect dan insurance effect).

(12)

Selain itu, Ace mengingatkan pemerintah segera menyelesaikan tiga hal penting demi percepatan penyaluran program kesejahteraan sosial. Pertama verifikasi dan validasi data penerima bansos, kedua sinergi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ketiga, peran Bank Himbara dalam memperlancar pencairan bansos. "DPR berharap dalam penyaluran bansos di Batang, semua warga yang berhak menerima tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran," pungkas legislator dapil Jawa Barat II tersebut. Turut hadir dalam kunjungan tersebut Anggota Komisi VIII DPR RI Paryono, Umar Bashor, Ina Ammania, dan Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya dari Fraksi PDI-Perjuangan, Itje Siti Dewi Kuraesin, Endang Maria Astuti, dan Muhammad Ali Ridha dari Fraksi Partai Golkar, M. Husni dan Abdul Wachid dari Fraksi Partai Gerindra, Sri Wulan dan Ach Fadil Muzakki Syah dari Fraksi Partai NasDem, Maman Imanul Haq dan MF. Nurhuda dari Fraksi PKB, serta Wastam dan Hasani Bin Zuber dari Fraksi Partai Demokrat.

Program santunan kematian dan yatim piatu yang digagas Bupati Batang Wihaji mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI. Program perlindungan sosial di Batang melalui aplikasi e-Sakti itu dinilai sebagai terobosan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Bupati Batang Wihaji telah memiliki program seperti bantuan yatim piatu, santunan kematian, dan juga masalah sosial yang ditangani secara cepat.

(13)

Program Keluarga Harapan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga ia juga meminta ada proses sinergi antara program pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Bupati Batang Wihaji mengatakan program santunan kematian sudah berlangsung sejak menjabat menjadi bupati di tahun 2017. "Santunan kematian menggunakan sistem aplikasi e-sakti ini misalnya pada hari ini juga ada warga miskin yang meninggal dunia sebelum jam dua siang dapat Rp1 juta, kalau kelewat jam bisa dicairkan esoknya. Sedangkan untuk program santunan yatim piatu per orang mendapatkan Rp1 juta per tahunnya. Tapi tidak semuanya yatim piatu menerima karena yang anggaran lebih sedikit dari jumlah yatim piatu di Batang. Kab Batang menganggarkan dalam setahun Rp1,5 miliar atau untuk 1.500 anak yatim piatu, kita cairkan dua kali, bisanya menjelang hari raya dan hari besar Islam lainya,"ujarnya. Untuk program bakti sosial dan masalah sosial dianggarkan dalam setahun Rp400 juta, anggaran itu juga untuk masalah kedaruratan. Anggaran ini untuk masyarakat yang memiliki masalah sosial yang harus dibantu, misalnya ada orang terlantar, kena musibah atau program darurat lainya.

Data 7.456 Penerima KKS Bersaldo Kosong di Kab Batang

Wakil Ketua komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily (kiri) bersama Bupati Batang, Wihaji, saat anggota dewan menggelar kunjungan kerja ke kabupaten setempat, Kamis (9/9/2021).Bupati Batang Wihaji mengadu ke anggota Komisi VIII DPR RI ihwal penerima manfaat Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Musababnya, Wihaji menemukan 7.456 penerima KKS saldonya nol rupiah alias kosong tak berisi sama sekali. Aduan ini disampaikan Wihaji saat anggota DPR RI Komisi VIII menggelar kunjungan kerja ke Kabupaten Batang. Bupati Batang, Wihaji pun meminta bantuan DPRI RI Komisi VIII untuk segera dicarikan solusinya, agar keluarga penerima manfaat bisa memanfaatkanya.

(14)

Terdapat beberapa masalah, diantaranya ada 7.456 penerima KKS yang saldonya nol, sehingga tidak bisa diambil oleh keluraga penerima manfaat." Untuk itu saya harap bantuan pak dewan carikan solusinya, apakah masalah ini di pihak bank, atau di kementerian sosialnya," terang Wihaji. Tidak hanya itu, Wihaji mengungkapkan ada banyak penerima bantuan yang tidak sinkron nomor induk kependudukanya. Serta ada penerima KKS yang belum sampai ke KPMnya dan sekitar 2.500 bantuan sosial tunai yang gagal tersalurkan. Wihaji pun siap mempertanggungjawabkan kerahasian NIK penerima bantuan sosial, jika diberikan datanya. Ada 6 poin masalah yang sudah saya sampaikan untuk bisa diselesaikan, saya menyakini setiap masalah di negera ini ada solusinya," ujarnya. Wihaji berharap program bantuan sosial dari pemerintah pusat harus dikoordinasikan dengan pemerintah daerah.

Bansos Tunai Diantar ke Rumah Penerima Manfaat

Komisi VIII DPR RI mendesak kepada PT Pos Indonesia dalam

menyalurkan bantuan sosial atau Bansos tunai dapat diantar ke rumah masing-masing penerima manfaat sebagai upaya mencegah kerumunan. Kami minta (para penerima manfaat) tidak dikumpulkan sebagai upaya untuk menghindari kerumunan. Saat ini (pemerintah) berusaha mencegah masyarakat berkerumun sehingga penyaluran bansos tunai alangkah lebih baiknya disalurkan langsung ke rumah masing-masing penerima manfaat. Oleh karena, tolong pada penyaluran bansos selanjutnya, kami minta PT Pos Indonesia mengantarkan ke rumah masing-masing penerima manfaat. Saya tidak mau menemukan kasus lagi, dimana orang berebutan untuk mendapat bantuan sosial," kondisi anggaran di daerah, kami hanya mampu menganggar bantuan santunan anak yatim piatu sebesar Rp1,5 miliar.

(15)

BAB III

REKOMENDASI

Rekomendasi Komisi VIII DPR RI dalam Penyaluar bantuan sosial

tahun 2021

a. Adanya alokasi anggaran dan sasaran untuk perlindungan

sosial bagi seluruh anak yatim piatu termasuk akibat pandemi

Covid-19.

b. Melibatkan Pemerintah Daerah dalam proses pendataan

dukungan anggaran untuk perlindungan anak yatim, piatu, dan

yatim piatu akibat pandemi Covid-19.

c. Pentinya memastikan akurasi data penerima manfaat berbagai

bentuk bantuan sosial yang disalurkan oleh Kementerian Sosial

Tahun 2021.

d. Memperkuat program dan kegiatan dalam rangka merespon

perubahan iklim, potensi bencana dan perubahan dampak

sosial akibat Covid-19.

e. Meningkatkan pengawasan terhadap kualitas bantuan pangan

non tunai yang disalurkan kepada masyarakat.

(16)

BAB III PENUTUP

Demikianlah laporann ini dibuat, sebagai bahan referensi dalam kunjungan kerja ke Kab, Batang, Provinsi Jawa tengah

PIMPINAN

WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR-R,

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah neuron masukan LVQ pada penelitian ini memiliki 2400 yang didapat dari 16 segmen x 3 kelas x 5 perulangan x 10 naracoba dengan panjang data satu set data latih

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan praktik getaran seperti: apa itu getaran, mana yang disebut simpangan,

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan Peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR RI dalam Reses Masa Persidangan I Tahun

Rekomendasi yang dirumuskan Panja Pengelola Asrama Haji Komisi VIII DPR RI berdasarkan temuan-temuan tersebut harus ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait di

Ace Hasan Sadzily menyampaikan terima kasih atas sambutan dan penerimaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara beserta jajarannya dan berharap Komisi VIII DPR RI dapat

Para siswa difabel dan mereka yang berkebutuhan khusus yang telah dianugerahi Diploma Kelulusan dapat terus memperoleh dan menerima Sertifikat Kehadiran atau Sertifikat

• Imbaulah para remaja untuk meng- hafalkan sebuah frasa yang mereka temukan bermakna dalam “Kristus yang Hidup: Kesaksian dari Para Ra- sul .” Mintalah para remaja untuk

Sewaktu kita mempersamakan tulisan suci dengan diri kita sendiri dan membantu orang lain melaku- kan hal yang sama, kita akan dapat melihat kuasa firman Allah dalam setiap