• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI 2021"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA PANITIA KERJA (PANJA) KOMISI VIII DPR RI MENGENAI PENGELOLAAN ASRAMA HAJI

KE UPT. ASRAMA HAJI LOMBOK, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MASA PERSIDANGAN V 2020-2021

26-28 MEI 2021

SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI

2021

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 3

BAB II PELAKSANAAN KUNJUNGAN 7

BAB III TEMUAN DAN REKOMENDASI 16

BAB IV PENUTUP 20

(3)

BAB I PENDAHULUAN

Berdasarkan undang-undang nomor 8 tahun 2019 tentang penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, Jemaah haji melalui asrama haji embarkasi atau embarkasi antara dan asrama haji debarkasi atau debarkasi antara. Dalam pelaksanaan teknisnya kualifikasi asrama haji ada tiga kriteria asrama haji, yakni asrama haji embarkasi untuk pemberangkatan dan kepulangan Jemaah haji yang dimiliki oleh Kementerian Agama dan sudah berstatus unit pelayanan teknis (UPT), Embarkasi asrama haji yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah yaitu embarkasi asrama haji solo dan embarkasi asrama haji Palembang serta embarkasi asrama haji Batam Center yang dikelola oleh BP Batam. Kriteria yang kedua asrama haji antara yaitu proses custom dan imigrasi dilakukan terhadap Jemaah haji sebelum diterbangkan ke embarkasi asrama haji. Kriteria yang ketiga asrama haji transit yaitu hanya sebagai transit Jemaah haji dari Kabupaten/Kota selanjutnya menuju ke embarkasi asrama haji untuk diberangkatkan ke Arab Saudi.

Keberadaan asrama haji dalam Penyelenggaraan ibadah haji adalah serangkaian kegiatan yang sangat kompleks. Di antara persiapan fasilitas yang harus disiapkan asrama haji yang layak adalah fasilitas fisik dan non fisik. Fasilitas fisik berupa gedung dan ruang yang memadai serta kebersihan ruang kamar terpelihara berkesinambungan. Adapun non fisik adalah manajemen pelayanan dan pengelolaan yang berorientasi pada kenyamanan yang ramah dan bersih, mengingat asrama haji merupakan instrumen penting dalam pelayanan penyelenggaraan haji, karena proses pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji terlebih melalui proses pelayanan pengasramaan.

Berdasarkan survey Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Indeks kepuasan

jemaah haji Indonesia (IKJHI) di Arab Saudi pada tahun 1440 H/2019 M sebesar

85,91. IKJHI yang dipaparkan di sini adalah tahun 1440 H/2019 M, karena pada

penyelenggaraan ibadah haji tahun 1441 H/2020 M, Pemerintah Indonesia tidak

memberangkatkan jemaah haji karena pandemi Covid-19. Selain itu, Pemerintah

Arab Saudi pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1441 H/2020 M hanya

mengizinkan warga negara Arab Saudi atau warga negara asing yang berdomisili

di

(4)

Arab Saudi yang dapat menunaikan ibadah haji. Jumlah jemaah yang diizinkan oleh Pemerintah Arab Saudipun hanya kurang lebih 1000 (seribu) orang dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Karena itu, mengacu kepada IKJHI tahun 1441 H/2019 M, secara umum, jemaah haji Indonesia telah menerima semua pelayanan yang diberikan oleh pemerintah secara “sangat memuaskan”.

Indeks kepuasaan pelayanan jemaah haji naik sebesar 0,68 dibandingkan dengan tahun 2018.

Bila dirinci menurut jenis pelayanan, indeks kepuasan tertinggi terdapat pada pelayanan transportasi bus shalawat, yaitu sebesar 88,05; kemudian berturut-turut adalah pelayanan ibadah 87,77; pelayanan katering non Armuzna 87,72; pelayanan petugas 87,66; pelayanan bus antar kota 87,35; pelayanan akomodasi hotel 87,21; pelayanan lain-lain 85,41; pelayanan katering di Armuzna 84,48; pelayanan transportasi bus Armuzna 80,37; dan pelayanan tenda di Armuzna 76,92.

Berdasarkan lokasi tempat pelayanan, Indeks kepuasan jemaah tertinggi terdapat pada pelayanan yang dilakukan selama di bandara, yaitu sebesar 87,94, berikutnya secara berturut-turut pelayanan di Makkah 87,89; pelayanan di Madinah 86,44; dan pelayanan di Armuzna 82,57.

Perkembangan Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI), 2010–2019

Tren kenaikan terus meningkat sejak tahun 2015 berdasarkan data indeks

kepuasan jemaah haji (IKJHI) yaitu 82,67, tahun 2016 sebesar 83,3, tahun 2017

sebesar 84,85, tahun 2018 sebesar 85,23 dan tahun 2019 sebesar 85,91. Ada

(5)

tujuh jenis layanan yang dinilai, yaitu pelayanan petugas haji, pelayanan ibadah, transportasi, kesehatan, akomodasi, katering dan lain-lain.

Indeks kepuasan tertinggi terdapat pada pelayanan bus shalawat sebesar 88,05, kemudian pelayanan ibadah 87,77, pelayanan katering non armuzna 87,72, pelayanan petugas 87,66, pelayanan bus antar kota 87,35, pelayanan akomodasi hotel 87,21, pelayanan lain-lain 85,41, pelayanan katering armuzna 84,48, pelayanan transportasi bus armuzna 80,37 dan pelayanan tenda armuzna 76,92.

Walaupun secara umum indeks kepuasan jemaaah haji meningkat, namun masih perlu ditingkatkan peran petugas ibadah dalam memberikan manasik haji dan manasik perjalanan, meningkatkan sinergitas antara pembimbing ibadah haji dengan KBIH, serta materi bimbingan ibadah haji menggunakan pola manajemen ibadah. Peran petugas kloter juga perlu ditingkatkan mengingat bahwa petugas kloter memiliki peran yang penting dalam mendampingi jemaah haji selama menunaikan ibadah haji.

Pada tahun 2015 Kementerian Agama RI telah mengadakan penilaian kinerja pengelolaan embarkasi asrama haji seluruh indonesia, dari hasil penilaian tersebut, nampak bahwa kebanyakan sistem pengelolaan asrama haji tidak termanfaatkan secara efektif pada saat di luar musim haji, sehingga aktifitas pengelolaan asrama haji hanya hidup pada saat musim haji. Di luar musim haji, pemanfaatan sarana dan prasarana kamar penginapan tidak terkelola secara baik, sehingga kondisi asrama haji hanya digunakan acara seremonial yang tentunya tidak menghasilkan keuntungan yang dapat membantu biaya perawatan dan pemeliharaan asrama haji.

Kondisi pengelolaan asrama haji yang minim inovasi dan terobosan untuk

mendorong minat masyarakat luas untuk menggunakan asrama haji sebagai

tempat pemanfaatan yang berguna bagi pemeliharaan, perawatan dan

pengembangan asrama haji, tentunya merupakan tantangan bagi Kementerian

Agama RI, bagaimana memposisikan keberadaan asrama bukan hanya hidup

pada saat musim haji, tetapi juga di luar musim haji, bagaimana meningkatkan

banyak masyarakat luas yang berminat sewa kamar dan fasilitas asrama haji,

yang pada akhirnya akan berpengaruh pada besaran Pendapatan Negara Bukan

Pajak (PNBP). Harapan ini tentunya bisa terwujud jika ada perencanaan yang

matang dengan sistem pengelolaan yang mirip perhotelan atau model lain.

(6)

Pengelolaan asrama haji yang telah diberikan kewenangan kepada unit pelayanan terpadu (UPT) untuk memelihara, mengelola dan mengembangkan asrama haji sesuai tugas dan fungsi yang diberikan, masih belum maksimal, sehingga banyak fasilitas gedung asrama haji yang dibangun bagus kemudian terbengkalai perawatannya di karenakan hanya digunakan satu tahun sekali dan tidak produktif. Karena itu patutlah dilakukan upaya dan langkah strategis sehingga keberadaan gedung asrama haji dikelolaan secara produktif.

Sebagai upaya mendorong efektifitas pengelolaan asrama haji maka Komisi VIII DPR RI memandang perlu untuk membentuk Panitia Kerja mengenai Pengelolaan Asrama Haji yang bertujuan untuk mengawasi sistem pengelolaan asrama haji yang sedang dan berlangsung saat ini, sehingga pembangunan asrama haji berorientasi pada produktifitas yang bermanfaat bagi pengembangan asrama haji dan diminati oleh masyarakat luas secara berkesinambungan pada setiap waktu.

II. Dasar Hukum

A. Pasal 20A ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan;

B. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 yang diubah dengan Undang- Undang No. 42 Tahun 2014 dan Undang-Undang No. 2 Tahun 2018 serta diubah kembali dengan Udan-Undang No 13 Tahun 2019 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Dewan Perwakilan Daerah.

C. Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia No 01/DPR RI/ 2021.

D. Hasil Rapat Internal Komisi VIII DPR RI.

III. Maksud dan Tujuan A. Maksud

Komisi VIII DPR RI membentuk Panitia Kerja (Panja) mengenai

pengelolaan asrama haji dengan maksud untuk memastikan penerapan UU

(7)

No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh dengan seluruh regulasi turunannya yang terkait tata kelola asrama haji.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui permasalahan dalam pengelolaan dan pemanfaatan asrama haji sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh dan Peraturan Pemerintah/ Peraturan Presiden RI maupun Peraturan Menteri Agama RI terkait dengan kebijakan, sistem, maupun teknis pengelolaan asrama haji tersebut.

2. Merumuskan rekomendasi kebijakan untuk mendorong sistem pengelolaan asrama haji yang profesional dan terpercaya agar dapat didayagunakan dan diminati oleh masyarakat luas.

3. Merumuskan rekomendasi kebijakan pengembangan asrama haji secara efektif dan komprehensif.

IV. Target Capaian

A. Mengidentifikasi masalah dan kendala yang dihadapi dalam pengelolaan asrama haji sebagai implementasi UU No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh baik terkait Peraturan Presiden RI maupun Peraturan Menteri Agama RI serta hal lainnya termasuk permasalahan pembiayaan pembangunan pengembangan dan perawatan asrama haji terkait lainnya.

B. Mendorong peta jalan percepatan diterbitkannya regulasi tentang sistem pengelolaan asrama haji yang berorientasi pada pengembangan dan produktifitas pelayanan asrama haji.

V. Hasil

Adanya rekomendasi yang berorientasi pada pengembangan dan

produktifitas pelayanan asrama haji, untuk menjadi pedoman dalam sistem

pengelolaan asrama haji dan memiliki payung hukum yang kokoh dan terarah

dengan tetap memperioritaskan pelayanan untuk jamaah haji pada musim haji dan

didayagunakan untuk kepentingan umum yang bermanfaat bagi produktifitas

(8)

asrama haji

VI. Metode

Panja Komisi VIII DPR RI mengenai Pengawasan Pengelolaan Asrama Haji akan melaksanakan kerjanya dengan menggunakan metode:

A. Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dilaksanakan dengan mengundang kementerian/lembaga dan UPT asrama haji yang terkait dengan pemanfaatan dan pengelolaa asrama haji. Tujuannya adalah untuk mengetahui proses dan progress dalam pemanfaatnda pengelolaan asrama haji.

B. Rapat Dengar pendapat umum (RDPU) yang akan dilaksanakan dengan mengundang ahli atau asosiasi perhotelan dan BUMN. Tujuannya adalah untuk membantu percepatan pengelolaan asrama haji secara profesional.

C. Kunjungan kerja ke asrama haji dengan melakukan kunjungan ke daerah.

Tujuannya adalah untuk mengetahui langsung kendala dan kemajuan dan

pengelolaan asrama haji dan menghimpun masukan dari Pemerintah

Daerah dan masyarakat mengenai pemanfaatan keberadaan asrama haji.

(9)

DAFTAR NAMA TIM PANJA KOMISI VIII DPR RI MENGENAI PENGELOLAAN ASRAMA HAJI DI LOMBOK PROV. NUSA TENGGARA BARAT

TGL 26 S/D 28 MEI 2021

NOMOR

N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL

URUT ANGG

1.

A-107 LAKSDYA TNI (PURN) MOEKHLAS SIDIK, MPA.

Ketua Tim/Wakil Ketua Komisi

F.GER

JATIM II

2. A-509 H. YANDRI SUSANTO, S.Pt Ketua Komisi F.PAN BANTEN II 3. A-166 DIAH PITALOKA, S.Sos., M.Si. Wakil Ketua

Komisi

F.PDIP JABAR III

4. A-289 Dr.H.TB ACE HASAN SYADZILY,M.Si Wakil Ketua Komisi

F.PG JABAR II

5. A-260 H. ARWAN M. ARAS T., S.Kom. Anggota DPR

RI F.PDIP SULBAR

6. A-371 HJ. SRI WULAN, S.E. Anggota DPR

RI

F.NASDE M

JATENG III

7. A-34 Dra. Hj. ANISAH SYAKUR, M.Ag. Anggota DPR

RI F.PKB JATIM II

8. A-552 WASTAM, S.E. , S.H. Anggota DPR

RI F,PD JATENG VIII

9. - AGUS WIDIJATMOKO, S.H. SEKRETARIAT KOMISI VIII

10. - RENO BULAN SEKRETARIAT KOMISI VIII

11. ISWARI POEJI DAMAI, S.A.P. SEKRETARIAT KOMISI VIII

12. - AHMAD ARI MASYHURI, MA TENAGA AHLI KOMISI

13. - SURAHMAT EKO BUDISETIANTO PTT BAG. MEDIA SOSIAL

(10)

BAB III

PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA

A. Kunjungan Kerja Panja PAH

Tim kunjungan kerja Panitia Kerja (Panja) mengenai pengelolaan asrama haji (PAH) dalam rangka mengetahui kesiapan dan permasalahan dalam menjadikan asrama haji setara hotel bintang tiga. Pada kesempatan tersebut ikut hadir plt dirjen dan sekretraris dirjen penyelenggara haji dan umroh kementerian agama dan kepala kanwil provinsi nusa tenggara barat beserta jajarannya dan plt kepala upt asrama haji lombok. Pada kesempatan kunjungan, tim panja pengelolaan asrama komisi viii dpr ri menyampaikan beberapa hal terkait dengan rencana mendorong asrama haji setara bintang tiga, bahwa Asrama Haji merupakan bagian yang penting dalam penyelenggaraan ibadah haji setiap tahunnya. Pada musim haji asrama haji melakukan pemberangkatan sebelum menuju ke Arab Saudi dan menjadi tempat pemulangan Jemaah haji dari berbagai daerah sebelum ke rumahnya masing-masing.

Transformasi Asrama Haji saat ini sudah sangat baik dengan merevitalisasi sarana dan prasarana setara dengan Hotel berbintang tiga, namun masih ada asrama haji yang memiliki fasilitas kamar yang belum memenuhi standarnya.

Fasilitas penunjang seperti ruang pertemuan, restoran, sarana olahraga, fasilitas

inte

(11)

rnet dan lainnya masih banyak yang belum sesuai target hotel berbintang tiga.

Seperti diketahui bersama bahwa musim haji penggunaan asrama haji berkisar 68-72 hari sedangkan sisa hari dalam satu tahun hendaknya bisa di manfaatkan untuk pelayanan kepada masyarakat luas sehingga dapat meningkatkan pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dapat dipergunakan untuk biaya operasional asrama haji. Selain itu optimalisasi penggunaan asrama haji di luar musim haji adalah dapat meningkatkan perekonomian daerah, khususnya dilingkungan asrama haji.

Karena itu, sangat Penting mengubah citra asrama haji dengan melakukan upaya rebranding dengan menjadikan asrama haji menjadi setara hotel plus wisata religi, peningkatan fasilitas sarana dan prasarana pendukung yang modern dan mutakhir, sistem manajemen pengelolaan yang modern dan meningkatkan sumber daya manusia dalam pelayanan dan lainnya.

Kunjungan kerja Panja Komisi VIII DPR RI ke UPT Asrama Haji Lombok saat ini, bertujuan untuk melihat secara langsung mengenai kondisi obyektif kinerja UPT Asrama Haji Lombok dan pengelolaan asrama haji serta sarana dan prasarana. Selain itu, untuk mendapatkan masukan mengenai permasalahan dan usulan kebijakan tentang peningkatan peran UPT Asrama Haji sehingga diperoleh masukan yang akan menjadi bahan kebijakan yang akan dibahas bersama Menteri Agama dan para pejabat Eselon I Kementerian Agama RI.

Ada berapa pertanyaan kunci yang disampaikan ketua tim panja pengelolaan asrama haji, yakni Bagaimana Pengelolaan Asrama Haji khususnya diluar musim haji, bagaimana meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas Asrama Haji oleh masyarakat luas, dan tingkat keterisian kamar ?, Bagaimana Biaya operasional Asrama Haji dan Penerimaan Pendapatan yang bersumber dari pengelolaan di luar musim haji?, Bagaimana peningkatan pengelolaan asrama haji untuk menjadi hotel haji setara hotel berbintang tiga?

Harapannya, pelaksanaan kunjungan kerja ini benar-benar dapat menyerap

aspirasi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) di Provinsi Nusa Tenggara

Barat yang terkait dengan masalah Pengelolaan Asrama Haji dan menjadi

keb

(12)

anggan umat Islam khususnya calon jemaah haji dan umrah serta masyarakat.

Hasil pertemuan ini akan menjadi masukan dalam rapat kerja bersama pemerintah.

Sebagaiman kita ketahui, Sekarang ini, jamaah haji hanya masuk asrama haji sehari menjelang keberangkatan, dan ketika tiba di Indonesia tidak perlu masuk ke asrama haji lagi. Asrama haji saat ini berfungsi sebagai asrama haji embarkasi, yaitu asrama yang berfungsi untuk melayani calon jamaah haji dari proses awal sampai keberangkatan dan kepulangan melalui bandara haji.

UPT Asrama Haji merupakan unit pelayanan penyelenggaraan ibadah haji di bawah lingkungan Kementrian Agama di bawah tanggung jawab Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh.

Dalam Pelaksanaan Haji, UPT Asrama Haji mempunyai peran yang sangat penting yaitu:

a. Penyusunan dan perencanaan

b. Pelaksanaan kegiatan penyediaan akomodasi dan konsumsi bagi jamaah haji dan masyarakat lainnya.

c. Pelaksanaan administrasi, keuangan, dan pengelolaan aset, dan d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

B. Pengelolaan Asrama Haji Setara Hotel Bintang Tiga

(13)

Asrama Haji yang dalam pengelolaanya awalnya dilakukan oleh Badan Pengelola Asrama Haji (BPAH), sejak keluarnya Peraturan Menteri Agama Nomor 44 Tahun 2014, tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Asrama Haji, maka status BPAH berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji, dengan struktur berada di bawah Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Dengan perubahan itu, maka fungsi dan peran strategis asrama haji ke depan akan semakin diharapkan. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah mengatakan, kebijakan pemerintah pusat merevitalisasi Asrama Haji, merupakan peluang yang bisa ditangkap oleh UPT Asrama Haji, untuk menawarkan ke masyarakat umum, sebagai solusi menyelenggarakan kegiatan.

Asrama Haji bisa menjadi tempat alternatif penyelenggaraan rapat, seminar dan lain sebagainya, karena Asrama Haji kini lebih sejalan dengan usaha pemerintah, yang merevitalisasi Asrama Haji.

Asrama Haji adalah tulang punggung dalam proses embarkasi dan debarkasi jamaah haji. Arah kebijakan revitalisasi asrama haji, di samping kualitas fisik lebih baik, maka pelayanan harus lebih baik. Aspek-aspek seperti akomodasi, sanitasi, pelayanan yang ramah, dan lain sebagainya harus prioritas.

Pelayanan fasilitas akomodasi haji di tanah air, yang dikenal dengan istilah pengasramaan jemaah calon haji, termasuk pelayanan CIQ (Custom, Imigration and Quarantine), yang dilaksanakan menjelang pemberangkatan jemaah calon haji ke tanah suci, dan setelah tiba kembali di tanah air, merupakan aspek penting dalam kaitan dengan pelayanan ibadah haji secara keseluruhan, yang selalu diikhtiarkan pemerintah untuk ditingkatkan.

Berdirinya Asrama Haji selalu diikuti dengan usaha pemeliharaan, dan pengelolaan yang baik, supaya bangunan beserta isinya, dapat terawat dan terpelihara dengan baik, sehingga selalu dalam kondisi siap pakai, bila sewaktu- waktu diperlukan.

Dalam rangka peningkatan peran Asrama Haji, maka fasilitas milik negara ini, tidak hanya dipergunakan untuk pelayanan jemaah haji, tetapi juga untuk masyarakat umum. Untuk itu, dilakukan upaya memperindah dan menyempurnakan kelengkapan sarana fasilitas yang ada.

Eksistensi Asrama Haji, kini dan esok, akan menjamin terwujudnya fasilitas

(14)

ibadah yang nyaman, dan cukup memadai dari segi arsitektur, maupun estetika serta mempermudah jemaah calon haji, secara visual mempelajari tata cara pengenalan manasik haji, dan berguna bagi masyarakat untuk kegiatan umum, semisal pernikahan, pelatihan, kegiatan out bond dan lain lain.

Asrama haji juga dapat menjadi solusi tempat rekreasi ideal, yang bernuansa islami, dan mampu memberikan sentuhan rohani, kepada pengguna jasa asrama di tengah-tengah era globalisasi yang sarat dengan kontaminasi budaya negatif.

Salah satu cara membuat kondisi jamaah calon haji tetap khusyuk, dan membuat calon pengunjung asrama haji menjadi lebih mengingat nilai islam adalah dengan menerapkan tema dengan pendekatan Arsitektur islam. Arsitektur islam sendiri merupakan arsitektur yang berwawasan Al-Qur’an dan hadist, Arsitektur Islam juga bisa dimaknai sebagai wujud perpaduan antara kebudayaan manusia dan cara penghambaan diri seorang manusia kepada Allah. Arsitektur Islam sangat memerhatikan keselarasan antara manusia, lingkungan, dan Penciptanya, dan dalam arsitektur Islam terdapat esensi dan nilai-nilai Islam yang dapat diterapkan tanpa menghalangi pemanfaatan atau fungsi sebuah bangunan, sehingga Arsitektur Islam itu bisa dikatakan dapat diterapkan di bangunan apa saja dan tidak terbatas hanya pada bangunan masjid saja. Tema arsitektur islam juga merepresentasikan identitas umat Islam dan menjadikan asrama haji sebagai tempat wisata religi di masing-masing provinsi.

Upaya lain melalui rebranding Asrama Haji, penggunaan nama asrama pada pemondokan terkesan seperti murah, identik dengan fasilitas yang standar, pengelolaan yang biasa dan tidak ada sarana pendukung lainnya. Rebranding asrama haji diperlukan untuk mempercepat akselerasi transformasi Asrama Haji menjadi Hotel Haji atau istilah penyebutan lainnya dengan fasilitas dan pelayanan setingkat hotel berbintang tiga.

Selanjutnya peningkatan manajemen pengelolaan yang professional dengan

melakukan kerjasama manajemen hotel terbaik untuk dapat meningkatkan

pengelolaan Asrama Haji sehingga meningkatkan tingkat keterisian kamar, sewa

ruangan pertemuan dan penggunaan fasilitas di Asrama Haji. Peningkatan

manajemen selaras dengan peningkatan sistem manajemen dan peningkatan

sumber daya manusia.

(15)

Peningkatan Fasilitas asrama haji yang penting untuk disediakan adalah replika pesawat berbadan lebar, area tawaf, area sai, area lempar jumrah, ruang visualisasi ibadah haji, fasilitas olahraga, restoran, taman dan fasilitas Kesehatan.

Beberapa kondisi sarana dan prasarana yang mangkrak/belum selesai dan membutuhkan tindak lanjut anggaran untuk menyelesaikan, perlu diupayakan pendampingan untuk status hukumnya sehingga segera untuk dilanjutkan pembangunannya Kembali.

Kelembagaan asrama haji embarkasi Lombok telah berbentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT). Sebagai UPT, maka berdasarkan ketentuan Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 44 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Asrama Haji, yang telah diubah dengan PMA No. 17 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 44 Tahun 2014 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Asrama Haji, menyebutkan bahwa,“asrama haji merupakan unit pelayanan penyelenggaraan ibadah haji di lingkungan Kementerian Agama yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah”. Jadi, UPT asrama embarkasi bertanggungjawab kepada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, bukan kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi.

Pasal 3 PMA No. 44 Tahun 2014 menyebutkan bahawa UPT asrama haji embarkasi bertugas melaksanakan pengelolaan asrama haji dalam rangka penyelenggaraan ibadah haji serta pelayanan lain untuk masyarakat luas. Sedang fungsi yang harus diselenggarakan oleh UPT asrama haji, sebagaimana ketentuan Pasal 4 adalah:

a. penyusunan rencana, program dan kegiatan di bidang pelayanan, pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan usaha;

b. fasilitasi layanan ibadah dan bimbingan manasik haji;

c. pelaksanaan layanan informasi, publikasi dan penyediaan akomodasi, serta konsumsi pelaksanaan ibadah haji;

d. fasilitasi dan koordinasi pelayanan bea cukai, imigrasi, karantina, kesehatan, keamanan, transportasi, dan city check in bekerjasama dengan instansi terkait;

e. pelaksanaan administrasi, keuangan, kepegawaian, barang milik negara, dan

kerumahtanggaan; dan

(16)

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

BAB III

Temuan dan Rekomendasi

Komisi VIII DPR RI pada tahun 2020 telah mendukung peningkatan layanan di

UPT Asrama Haji Embarkasi Lombok. Bentuknya, antara lain, dengan menyetujui

alokasi anggaran untuk revitalisasi dan pengembangan Asrama Haji

Embarkasi Lombok pada tahun anggaran tahun 2020 yang bersumber Surat

Berharga Syari’ah Negara (SBSN) sebesar Rp22.250.000.000 (dua puluh dua

miliar dua ratus lima puluh juta rupiah), sehingga dapat meningkatkan

pelayanan di UPT Asrama Haji Embarkasi Lombok, khususnya kepada jemaah

haji, dan umumnya kepada masyarakat. Namun demikian dalam perjalanan ada

penyimpangan yang dilakukan oleh pihak UPT embarkasi lombok (saat ini sudah

masuk proses hukum) dan pihak terkait lainnya, hal ini sangat disayangkan,

karena itu, Panja PAH Komisi VIII DPR RI, telah mewanti-wanti dan mengingatkan

sunggguh-sungguh agar dalam penggunaan anggaran sesuai dengan peruntukan

da

(17)

n prosedur yang ada, sehingga tidak menyebabkan mangkraknya pembangunan dan pengembangan embarkasi asrama haji lombok.

Pada saat kunjungan kerja Panja Pengelolaan Asrama Haji Komisi VIII DPR RI telah menemukan beberapa permasalahan temuan dan rekomendasi yang patut segera ditindaklanjuti oleh Kementerian Agama RI Cq Direktorat Penyelenggara Haji dan Umroh, Kakanwil sampai tingkat Unit Pengelola Teknis Asrama Haji embarkasi Lombok, yakni;

No Temuan Rekomendasi Penanggungjawab

1 Pemanfaatan fasilitas gedung asrama haji saat ini ( gedung arofah, mina dan shofa) menjadi salah satu alternatif pilihan tempat karantina sementara Pekerja Migran Indonesia Pelaku Perjalanan Luar Negeri dan Dalam Negeri, Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dengan Pengawasan (PDP) Covid-19 dan petugas medis Para Tenaga Medis/Dokter yang menangani Pasien Covid-19 dan Pasien Karantina.

Setrilisasi gedung yang menjadi karantina tenaga medis dan pasien covid19 dari masyarakat umum dan penyedian fasilitas APD yang memadai bagi petugas pengelola asrama haji lombok.

UPT Asrama Haji Embarkasi Lombok dengan bekerjasama

dengan dinas

kesehatan pemerintah

daerah

(18)

2 Belum maksimalnya upaya menjadikan Asrama Haji sebagai tempat pendidikan dan pembinaan khususnya manasik haji dan umrah yang menjadi ikon Asrama Haji dikarenakan belum tersedianya sarana dan prasana

manasik yang

refresentatif dan menarik

Penambahan sarana prasarana UPT Asrama Haji Embarkasi Lombok harus sebagai tempat

pendidikan dan

pembinaan khususnya manasik haji dan umrah yang menjadi ikon Asrama Haji

UPT Asrama Haji Embarkasi Lombok dengan supervisi dari Ditjen

Penyelenggaraan Haji

dan Umrah

Kementerian Agama RI.

3 Saat ini di UPT

Asrama Haji

Embarkasi Lombok posisi Kepala UPT dijabat oleh Pejabat pelaksana tugas (PLT) dikarenakan adanya kasus hukum kepala UPT

.

Definitif secepatnya untuk menentukan penanggung jawab pelaksana Kepala UPT Asrama Haji Embarkasi Lombok

Kementerian Agama Ditjen

Penyelenggaraan Haji

dan Umrah

Kementerian Agama RI.

4 Minimnya sosialisasi tentang Pencegahan Penularan Covid-19 baik kepada internal pegawai di UPT.

Asrama Haji

Embarkasi Lombok maupun warga sekitar sehingga berpotensi adanya penolakan.

Perlu peningkatan sosialisasi kepada masyakata sekitar secara

rutin mengenai

pencegahan penularan covid-19

UPT Embarkasi Haji

Lombok dan Kanwil

Kementerian Agama

Provinsi Nusa

Tenggara Barat serta

Ditjen Kementerian

Agama RI

(19)

5 Sarana dan Prasarana Asrama Haji Lombok belum memenuhi Standar Sanitasi dan Hygiene kesehatan khususnya untuk pasien Covid-19 karena tidak memiliki pengelolahan limbah medis, ketersediaan alat kesehatan, alat kebersihan dan loundry khusus Covid- 19, pagar pembatas antar zona yang aman;.

meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk menyiapkan fasilitas pengelolahan limbah medis dan pagar zona yang aman

UPT Embarkasi Haji Lombok dan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat serta Ditjen Kementerian Agama RI

6 Perawatan sarana dan prasarana asrama haji belum berjalan baik, banyak ditemukan fasilitas lantai dan plafon di ruang aula yang tidak terawat secara baik dan juga fasilitas kamar yang belum memenuhi standar setara hotel bintang tiga

Agar meningkatkan perawatan sarana dan prasarana sehingga fasilitas yang ada terawat secara baik

UPT Embarkasi Haji Lombok dan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat serta Ditjen Kementerian Agama RI

7 Mangkraknya

pembangunan sarana dan prasarana asrama haji yang bersumber dari SBSN tahun 2020 dikarenakan adanya penyimbangan oleh pihak UPT embarkasi lombok (saat ini sudah masuk proses hukum) dan pihak terkait lainnya.

Panja PAH Komisi VIII DPR RI, telah mewanti- wanti dan mengingatkan sunggguh-sungguh agar dalam penggunaan anggaran sesuai dengan peruntukan dan prosedur yang ada, sehingga pembangunan dan pengembangan

embarkasi asrama haji lombok berjalan baik.

UPT Embarkasi Haji

Lombok dan Kanwil

Kementerian Agama

Provinsi Nusa

Tenggara Barat serta

Ditjen Kementerian

Agama RI.

(20)

BAB IV PENUTUP

Demikian laporan ini dibuat untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanakan kunjungan kerja spesifik Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Nusa Tenggara Barat, termasuk temuan-temuannya. Rekomendasi yang dirumuskan Panja Pengelola Asrama Haji Komisi VIII DPR RI berdasarkan temuan-temuan tersebut harus ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait di lingkungan Kementerian Agama RI agar upaya mendorong revitalisasi asrama haji menjadi setara hotel bintang tiga dalam manajemen operasional dan fasilitas gedung dan kamar lainnya, sehingga layanan di UPT Asrama Haji Embarkasi Lombok secara khusus terus menjadi yang terbaik menuju rebranding asrama haji.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan Peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR RI dalam Reses Masa Persidangan I Tahun

1) Perhitungan Margin of Safety untuk Tahu Baxo Rebus :.. Hasil Perhitungan untuk produk yang dijual yaitu tahu baxo rebus, maksimum penurunan yang boleh terjadi sebesar

Jumlah neuron masukan LVQ pada penelitian ini memiliki 2400 yang didapat dari 16 segmen x 3 kelas x 5 perulangan x 10 naracoba dengan panjang data satu set data latih

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa jumlah angka kejadian karsinoma serviks di RSUD Karawang periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2011 dengan

Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau terdapat hubungan yang bermakna diantara kedua variabel “prematur merupakan faktor risiko gangguan fungsi pendengaran pada

Temuan Komisi VIII DPR RI dalam Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Kalimantan Timur kalin untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program pembangunan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada aplikasi game Zombie Attack ini dengan menggunakan teknik black box yaitu pengujian menu utama, menu option, Pengujian

Dalam Kunjungan kerja ke Kab Batang, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menyerahkan bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan