• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE LEARNING (M-LEARNING) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WEB MOBILE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE LEARNING (M-LEARNING) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WEB MOBILE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE LEARNING

(M-LEARNING) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WEB MOBILE

Arief Hidayat

Program Studi Sistem Informasi STMIK PROVISI, Semarang rifmillenia@gmail.com

Abstrak

Inovasi di dalam teknologi telekomunikasi berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi, mencari layanan yang fleksibel, serba mudah dan memuaskan serta mengejar efisiensi di segala aspek. Saat ini, penggunaan perangkat mobile (mobile device) seperti telepon seluler, pocket PC dan PDA (Personal Digital Assistant) sudah menjadi pemandangan biasa dalam kehidupan sehari-hari. Perangkat mobile yang umum digunakan, sebagian besar sudah mampu melakukan komunikasi data melalui media internet. Perkembangan ini menjadikan orang dapat mengembangkan suatu metoda pembelajaran yang didasarkan pada teknologi wireless dan selular yang disebut mobile learning (m-learning). M-learning merupakan suatu gerbang menuju Next Generation Learning (NGL) dimana orang dapat belajar kapan-pun di mana-pun. Tentu saja hal ini tidak lepas pula dari fitur perangkat itu sendiri serta fasilitas yang diberikan oleh operator penyedia jasa layanan komunikasi seluler. Paper ini akan menjabarkan bagaimana konten pembelajaran bergerak (m-learning) dapat diakses melalui teknologi mobile device, yang mencakup teknologi web mobile , pemrograman web mobile dengan ASP.NET, dan pengembangannya.

Kata kunci : m-learning, web mobile, ASP .NET Abstract

Innovation in telecommunication technology develops rapidly and in line with the growth of modern society characteristics that has high mobility, looks for services that are flexible, easy and satisfactorily as well as pursues efficiency in all aspects. Currently, the use of mobile devices such as cell phones, pocket PCs and PDAs (Personal Digital Assistant) has become a common sight in everyday life. Mobile devices which are used commonly, already able to perform data communication via the internet. These developments enable human to develop a learning method based on wireless and cellular technology called mobile learning (m-learning). M-learning is a gateway to the Next Generation Learning (NGL) where people can learn anytime and any where. Of course this can not be separated from the features of the device itself and the facilities provided by the service provider of mobile communication services. This paper will describe how mobile learning content (m-learning) can be accessed through mobile technology devices, including mobile web technology, mobile web programming with ASP.NET, and its development.

Keywords: m-learning, web mobile, ASP .NET 1. Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran (sistem belajar mengajar) konvensional masih memegang peranan penting dalam proses pembelajaran terutama jika dilihat dari efektivitas proses penyampaian ilmu pengetahuan serta proses komunikasi dan interaksi individu. Kegiatan pembelajaran seperti ini memungkinkan adanya komunikasi dan interaksi secara langsung antara mahasiswa dan dosen serta antar mahasiswa itu sendiri sehingga penyampaian materi, feedback, serta tanya jawab dan dialog dapat secara langsung terjadi. Visualisasi proses pembelajaran tergambar dengan jelas melalui berbagai media. Visual, verbal, gesture, maupun ekspresi antar muka yang

kesemuanya turut menentukan pemahaman terhadap proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

Kelemahan utama dari pembelajaran konvensional adalah adanya keterbatasan pemanfaatan waktu. Hal ini dikaitkan dengan pembagian dan penyediaan ruang serta penjadwalan kegiatan pembelajaran bagi para dosen pengajar. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak terutama dosen pengajar dan mahasiswa, untuk itu diperlukan adanya komitmen bersama untuk melakukan kegiatan pembelajaran tersebut pada waktu dan tempat yang sama. Kondisi seperti ini tentunya sangat tidak fleksibel sehingga pemanfaatan waktu untuk kegiatan pembelajaran sangat terbatas.

Perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat saat ini menempatkan teknologi

(2)

informasi sebagai teknologi komunikasi data dan teknologi penyampaian informasi yang paling cepat dan efektif. Tantangan pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan berkolaborasi.

Dewasa ini, telah banyak berkembang sistem

e-learning dalam dunia pendidikan, yaitu suatu

sistem pembelajaran yang dapat dilakukan jarak jauh, dalam arti tidak diperlukan adanya tatap muka antara pengajar dengan pembelajar. Adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat dalam bidang mobile dan wireless, maka tercipta suatu peluang untuk bidang penelitian yang baru, yang disebut sebagai „mobile learning‟ (m-learning). (Trifonova dan Ronchetti, 2003)

Mobile learning dapat didefinisikan sebagai

suatu fasilitas atau layanan yang memberikan informasi elektronik secara umum kepada pembelajar dan content yang edukasional yang membantu pencapaian pengetahuan tanpa mempermasalahkan lokasi dan waktu. (Lehnar et al, 2001) Sistem mobile learning ini memanfaatkan sifat mobilitas dari perangkat handheld / mobile, seperti handphone dan PDA, untuk memberikan suatu fungsi pembelajaran yang dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun.

Semakin banyaknya jaringan nirkabel, jenis layanan, dan perangkat mobile dari waktu-waktu sebelumnya diperkirakan dapat mendorong perkembangan sistem m-learning di masa depan. Seseorang mempunyai telepon seluler dan berlangganan pada salah satu operator seluler telah menjadi sesuatu yang terjangkau dan seringkali telah menjadi suatu gaya hidup oleh masyarakat dari semua kalangan pada saat ini. Fitur dan fungsionalitas yang ditawarkan oleh telepon seluler juga semakin lengkap dan canggih sehingga di masa yang akan datang diperkirakan telepon seluler akan menjadi alternatif bagi penggunaan PC (Personal Computer). Hal ini didukung juga dengan jaringan dan konektivitas yang semakin cepat yang memungkinkan interkoneksi tidak hanya terbatas pada suara dan teks saja tetapi juga data dan multimedia dengan kecepatan transfer yang lebih tinggi.

Kelebihan dari m-learning jika dibandingkan dengan e-learning yang mengharuskan pengguna untuk berhadapan dengan PC stasioner yang terhubung ke internet, m-learning memungkinkan penggunanya untuk dapat berinteraksi dengan sistem dengan lebih mudah.

M- learning bersifat mudah dibawa ke mana-mana

(portable), praktis karena pembelajar tidak direpotkan dengan alat yang digunakan, dan mudah digunakan untuk siapa saja yang belum terlalu mengerti teknologi. Pembelajaran dengan menggunakan e-learning, perangkat yang digunakan yaitu PC memiliki kemampuan komputasi yang cukup besar, hal ini sangat jauh

berbeda dengan m-learning. Pengembangan aplikasi m-learning harus dirancang secara khusus dan berbeda dibandingkan dengan aplikasi

e-learning pada umumnya, karena adanya keterbatasan kemampuan komputasi, sehingga aplikasi m-learning ini harus dirancang secara optimal, lebih efektif dan efisien daripada aplikasi yang dirancang untuk PC.

2. Mobile Learning

2.1 Definisi Mobile Learning

Seiring dengan peningkatan teknologi mobile di masyarakat dan bisnis, banyak individu dan organisasi yang secara serius mempertimbangkan penggunaan perangkat mobile untuk pembelajaran dan pelatihan. Mobile learning atau m-learning sering didefinisikan sebagai e-learning melalui perangkat komputasi mobile. Ally et al (2005) mendefinisikan m-learning sebagai penyampaian bahan pembelajaran elektronik pada alat komputasi

mobile untuk dapat diakses dari mana saja dan

kapan saja.

Secara umum perangkat mobile dimaksudkan dengan PDA dan telepon seluler digital, tetapi secara lebih umum kita dapat menganggapnya sebagai perangkat apapun yang cukup kecil, dapat bekerja sendiri, yang dapat menemani kita di setiap waktu dalam kehidupan kita sehari-hari, dan yang dapat digunakan untuk beberapa bentuk pembelajaran. Perangkat kecil ini dapat dilihat sebagai alat untuk mengakses konten, baik disimpan secara lokal pada device maupun dapat dijangkau melalui interkoneksi. Perangkat juga dapat menjadi alat untuk berinteraksi dengan orang lain, melalui suara dan melalui pertukaran pesan tertulis, gambar diam dan gambar bergerak. 2.2 Perbedaan e-learning dan m-learning

Terdapat beberapa hal yang ditemukan berbeda ketika dibandingkan antara mobile device dengan desktop PC (media yang biasa digunakan untuk menyampaikan e-learning) dan perbedaan-perbedaan itu mencakup fitur, fungsi, dan bahkan kenyamanan pada setiap device. Beberapa dari perbedaan tersebut antara lain keluaran (yaitu ukuran dan kemampuan resolusi layar, dan lain-lain); masukan (yaitu keypad, touch-screen, input suara); kemampuan pemrosesan dan memori; aplikasi yang didukung dan jenis media. Pada saat dicoba untuk memindahkan layanan yang disediakan oleh platform e- learning ke dalam layanan di platform m-learning dapat terlihat bahwa beberapa hal harus berubah untuk memenuhi keterbatasan perangkat kecil, dan beberapa tidak dapat disampaikan dalam batasan konteks tertentu, tetapi di sisi lain layanan baru juga dapat

(3)

dimunculkan, yang dipicu oleh mobilitas dari perangkat mobile.

Keterbatasan yang dimiliki oleh m-learning tersebut hanya merupakan salah satu kelemahan, akan tetapi di luar kelemahan m-learning, sistem ini juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem e-learning, yaitu:

1. Portabilitas: perangkat mobile lebih mudah dibawa-bawa dan lebih mudah dipakai untuk membuat catatan atau memasukkan data di mana pun.

2. Mendukung pembelajar: generasi yang ada saat ini lebih menyukai perangkat mobile seperti PDA, telepon seluler, dan perangkat

handheld games.

3. Meningkatkan motivasi: kepemilikan terhadap perangkat mobile cenderung meningkatkan komitmen untuk memakai dan mempelajarinya.

4. Jangkauan lebih luas: perangkat mobile cenderung lebih murah sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat secara lebih luas. 5. Pembelajaran tepat waktu: meningkatkan

performance kerja / pembelajaran sesuai

dengan kebutuhan pembelajar. 2.3 Manfaat Mobile Learning

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh suatu proyek m-learning di Inggris, Italia, dan Swedia (Attewell, 2005), didapatkan mengenai beberapa manfaat dari m-learning, yaitu

1. memberikan pembelajaran yang benar-benar dimanapun, kapanpun, dan terpersonalisasi; 2. dapat digunakan untuk menghidupkan, atau

menambahkan variasi pada, pembelajaran konvensional;

3. dapat digunakan untuk menghilangkan beberapa formalitas yang dianggap pembelajar non-tradisional tidak menarik atau menakutkan, dan dapat membuat pelajaran menjadi lebih menarik;

4. dapat membantu memberikan dan mendukung pembelajaran literasi, numerasi dan bahasa;

5. memfasilitasi pengalaman belajar baik secara individu maupun kolaboratif;

6. dapat membantu melawan penolakan terhadap penggunaan ICT dengan menyediakan jembatan antara buta teknologi telepon seluler dan PC;

7 . telah diamati dapat membantu pembelajar muda untuk tetap lebih fokus untuk waktu yang lebih lama; dan

8 . dapat membantu meningkatkan percaya diri dan penliaian diri dalam pendidikan.

2.4 Pengembangan dan Klasifikasi Mobile Learning

Berdasarkan penelitian yang sama, diperoleh juga Technology Selection Roadmap untuk membantu proses pemilihan alat pengembangan dan teknologi yang akan digunakan untuk membangun suatu sistem m-learning. Proses roadmapping ini dibagi menjadi lima kategori besar dari teknologi yang dispesifikasi, yaitu teknologi transportasi, platform, penyampaian, media dan bahasa pengembangan seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1. Proses pemilihan teknologi tersebut juga menggunakan sembilan kriteria sebagai pertimbangan, yaitu kegunaan dari fitur yang ditawarkan teknologi tersebut, masalah biaya, ketersediaan teknologi di suatu negara, pola ketersediaannya (misalnya suatu layanan mungkin hanya ada di daerah perkotaan), reliabilitas,

robustness, kemudahan penggunaan (bagi pengguna dan pengembang), standardisasi, perkiraan ketahanan di pasar, dan perkiraan popularitas.

Gambar 1. Technology Selection Roadmap (Atewell, 2005)

Berbagai jenis m-learning juga memiliki penggunaannya masing-masing, misalnya beberapa sistem hanya dapat digunakan di lingkungan universitas atau perusahaan, dan di saat yang bersamaan sistem lain dapat digunakan dengan lebih luas di luar institusi pendidikan. Hal itu yang menyebabkan diperlukan adanya klasifikasi sistem

m- learning untuk memudahkan pemilihan sistem m-learning yang akan digunakan oleh suatu pihak

seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2. Georgieva et al (2005) membuat suatu klasifikasi umum terhadap sistem m- learning yang dibagi berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut: 1. jenis perangkat mobile yang didukung:

notebook, Tablet PC, PDA, smart phone, atau

telepon seluler;

2. jenis komunikasi nirkabel yang digunakan untuk mengakses bahan pembelajaran dan informasi administratif: GPRS, GSM, IEEE 802.11, Bluetooth, IrDA;

3. dukungan edukasi secara sinkron dan/atau asinkron, apakah pengguna dapat berkomunikasi secara sinkron (chat, komunikasi suara) atau asinkron (e-mail, SMS) dengan pengajar;

(4)

4. dukungan terhadap standar e-learning;

5. ketersediaan terhadap koneksi internet yang permanen antara sistem m-learning dengan pengguna;

6. lokasi pengguna; dan

7. akses ke materi pembelajaran dan/atau layanan administratif.

Gambar 2. Klasifikasi Umum Sistem M-Learning (Georgiva, 2005)

2.5 Web Mobile

Web Mobile adalah sebuah teknologi baru yang

telah mengakomodasi kebutuhan akan akses internet melalui perangkat mobile (bergerak), jika sebelumnya web atau internet hanya dapat diakses melalui komputer (PC /Personal Computer), maka dengan adanya teknologi web mobile, sebuah web akan dapat diakses melalui perangkat bergerak seperti telepon seluler (mobile phone) dan atau

PDA/Pocket PC . Wireless web atau internet web mobile memungkinkan pengguna untuk mencari

informasi melalui peralatan wireless atau mobile

device miliknya (Prasetyo, 2005).

2.6 Web Mobile pada ASP .NET

ASP (Active Server Pages) .NET adalah suatu basis pengembangan web yang menyediakan layanan-layanan penting bagi pengembang untuk membangun aplikasi web enterprise. ASP.NET

ditujukan untuk membangun serta mengembangkan aplikasi web dan XML web service. Halaman

ASP.NET dieksekusi pada server dan menghasilkan

markup seperti HTML, XML atau WML yang dikirim ke mobile browser atau desktop browser.(Prasetyo, 2005)

Model pemrograman ASP.NET adalah model

event-driven yang meningkatkan performa serta

memungkinkan pemisahan kode program dengan antar muka user. Halaman ASP.NET menggunakan

logic code server-side, ditulis dengan bahasa Visual

Basic.NET, C#.NET, J#.NET atau bahasa lain yang kompatibel.(Prasetyo, 2005)

Pada ASP.NET disediakan kontrol berupa Mobile

Web Forms, sebuah server-side controls yang

menyediakan elemen antar muka user seperti command, list, call, calendar dan sebagainya. Pada saat eksekusi, mobile controls akan menghasilkan markup yang sesuai untuk perangkat yang

melakukan request (permintaan). Hasilnya, cukup menulis sebuah mobile application sekali dan itu dapat diakses dari banyak perangkat.

Mobile control ini berdasar dari kontrol ASP.NET ,

sehingga programmer dapat mengaplikasikan keahlian pengembangan di lingkungan desktop pada saat membuat mobile application. Kode-kode logika dan kode akses data bisa dipakai kembali, sama seperti pada saat kita mengembangkan aplikasi

desktop. Mobile Web form dan desktop Web Forms

dapat berdampingan dalam sebuah project di Visual Studio .NET. ASP.NET Mobile Web Application

(Mobile Internet Toolkit) menyediakan teknologi tool untuk membangun, mengembangkan, mengimplementasikan, serta merawat aplikasi

mobile.

3. Pembahasan

3.1 Pemilihan Teknologi

Berdasarkan kriteria pemilihan teknologi yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dipilih teknologi-teknologi sebagai berikut:

1. Transportasi: konektivitas ke server dilakukan dengan menggunakan akses GPRS .

2. Platform: aplikasi dikembangkan dengan

Web Mobile ASP. NET

3. Penyampaian: materi pembelajaran secara mendasar disampaikan menggunakan protokol HTTP.

4. Bahasa pengembangan: platform ASP. NET dan modul dikembangkan dengan HTML. 3.2 Arsitektur Mobile Web Application untuk

Pocket PC / PDA

Pada arsitektur fisik sistem akan diuraikan secara detail proses dan komponen yang terlibat dalam akses sebuah halaman web mobile yang saling mendukung untuk terciptanya sebuah layanan web

mobile (Microsoft, 2005). Penjelasan akan dipisah

menjadi 2 (dua) proses, karena teknologi dan fitur antara telepon seluler dan Pocket PC atau PDA berbeda.

Layanan web mobile agar dapat disediakan, diperlukan sebuah web server dengan fasilitas IIS (Internet Information Services), .NET framework dan bahasa pemrograman web yang digunakan (ASP .NET). Arsitektur aplikasi web mobile seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.

(5)

Gambar 3. Web Server untuk Mobile Web

Application

Proses aliran informasi pada suatu Mobile Web

Application adalah seperti gambar 4.

Gambar 4. HTTP request dari Pocket PC Sebuah perangkat mobile berupa PDA /Pocket

PC dengan browser Microsoft Mobile Explorer akan

melakukan permintaan (request) sebuah halaman web melalui sebuah HTTP request, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 5.

Gambar 5. Pengolahan HTTP request tahap pertama

HTTP request diterima server dan diproses

dalam 3 tahap. Tahap pertama, adalah identifikasi terhadap perangkat yang melakukan request, dalam hal ini Pocket PC dengan kapabilitas seperti browser, mark-up language, dan kemampuan mendukung citra.

Gambar 6. Penyesuaian request dengan

Machine.Config dan Web.Config

Server mengolah data device capabilities berdasarkan file Machine.Config dan Web.Config dari .NET Framework. File Machine.Config berlaku untuk seluruh aplikasi di dalam server sedangkan

Web.Config berlaku untuk aplikasi yang spesifik

atau bisa disebut sebagai “v-root”. Proses ini digambarkan dalam gambar 6.

Gambar 7. Pemeriksaan URL dan User Agent

HTTP request dari Pocket PC berisi User Agent String, Header informasi dan URL yang

diminta. User agent String dicocokkan dengan entri di dalam file machine.config seperti yang ditunjukkan dalam gambar 7.

Gambar 8. Pengolahan HTTP request tahap kedua Tahap ke dua, URL dari HTTP request lalu digunakan untuk mencari lokasi mobile page yang berekstensi .ASPX ditunjukkan dalam gambar 8.

(6)

Gambar 9. Parsing dan ASPX Compilation Halaman ASPX yang baru pertama kali diakses, akan dikompilasi terlebih dahulu. Halaman ASPX akan dikirim ke parser, setelah di parse, halaman ASPX akan dikompilasi. Halaman yang telah terkompilasi disimpan di dalam assembly

Cache. Server akan membuat instances baru dari

halaman yang terkompilasi tersebut dan menggunakannya untuk memproses request. Proses tersebut digambarkan dalam gambar 9.

Halaman ASPX yang sudah dikompilasi menyebabkan proses parse dan kompilasi tidak dilakukan lagi untuk halaman tersebut pada request berikutnya, artinya halaman yang terkompilasi akan dapat digunakan kembali.

Gambar 10. Generating HTML

Tahapan selanjutnya setelah halaman ASPX dikompilasi yaitu halaman ASPX dan Mobile

Control pada halaman tersebut akan diinstansiasi. Business Logic (kode program) yang dijalankan bisa

berupa permintaan data, XML Web Service, atau object di sisi Server (Server Side Object).

Kode Program pada Mobile Web Application juga dapat digunakan pada Desktop Web

Application. Device Adapter diasosiasikan dengan

perangkat yang me-request serta control yang digunakan halaman ASPX, lalu menghasilkan bahasa mark-up yang sesuai, dalam hal ini HTML untuk Pocket PC seperti yang ditunjukkan dalam gambar 10.

Gambar 11 menunjukkan halaman HTML lalu dienkapsulasi menjadi sebuah HTTP response dan dikirim kembali ke perangkat yang meminta, dalam hal ini Pocket PC.

Gambar 11. HTTP Response

3.3 Arsitektur Mobile Web Application untuk Telepon Seluler

Sebuah perangkat mobile berupa telepon seluler dengan browser Microsoft Mobile Explorer akan me-request sebuah halaman web melalui protokol WAP dan melalui WAP Gateway seperti yang ditunjukkan dalam gambar 12. WAP Gateway disediakan oleh penyedia jasa layanan seluler.

Gambar 12. WAP Request

WAP Gateway akan menterjemahkan WAP request menjadi HTTP request lalu melewatkannya

ke web server melalui internet. Proses penerjemahan ini digambarkan dalam gambar 13.

Gambar 13. Penerjemahan WAP ke HTTP Request

HTTP request dari Microsoft Mobile Explorer

perangkat telepon seluler, berisi User Agent String, Header informasi dan URL yang diminta. User

agent String dicocokkan dengan entry di dalam file machine.config seperti yang ditunjukkan dalam

(7)

Gambar 14. Pemeriksaan URL dan User Agent Tahap ke dua, URL dari HTTP request lalu digunakan untuk mencari lokasi mobile page yang berekstensi .ASPX seperti yang ditunjukkan dalam gambar 15.

Gambar 15. Proses HTTP request tahap ke dua Halaman ASPX yang baru pertama kali diakses, akan dikompilasi terlebih dahulu. Halaman ASPX akan dikirim ke parser, setelah di parse, halaman ASPX akan dikompilasi. Halaman yang telah terkompilasi disimpan di dalam assembly Cache. Server akan membuat instances baru dari halaman yang terkompilasi tersebut dan menggunakannya untuk memproses request. Proses ini digambarkan seperti gambar 16.

Gambar 16. Pembuatan instance halaman ASPX baru

Halaman ASPX yang sudah dikompilasi mengakibatkan proses parse dan kompilasi tidak dilakukan lagi untuk halaman tersebut pada request berikutnya, artinya halaman yang terkompilasi akan dapat digunakan kembali.

Gambar 17. Generating WML

Halaman ASPX dan Mobile Control pada halaman tersebut akan dibuat instance atau sub-objeknya (proses instantiate). Business Logic (kode program) yang dijalankan bisa berupa permintaan data, XML Web Service, atau objek di sisi Server (Server Side Object). Perangkat yang melakukan permintaan (request) ini berbeda sehingga Device

Adapter dihubungkan dengan perangkat yang

melakukan request serta control yang digunakan halaman ASPX, lalu menghasilkan bahasa mark-up yang sesuai, yaitu WML Device Adapter untuk

Microsoft Mobile Explorer. Keseluruhan proses ini

ditunjukkan dalam gambar 17.

Gambar 18. HTTP response dikirim ke client Gambar 18 menunjukkan halaman WML dikembalikan kepada WAP gateway dalam bentuk sebuah HTTP response. Gateway kemudian memproses respon tersebut dengan mengkompilasinya menjadi kode WML yang bisa dibaca telepon seluler, lalu mengirimkannya kembali ke WML browser yang meminta.

4. Kesimpulan

Pengembangan aplikasi m-learning

menggunakan teknologi web mobile yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan:

1. Aplikasi Mobile learning dapat memberikan pembelajaran yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja asalkan terhubung dengan jaringan internet.

2. Aplikasi Mobile learning dapat menjangkau pasaran yang luas, terutama di Indonesia, karena memiliki spesifikasi kebutuhan yang minimum sehingga dapat diimplementasikan

(8)

pada perangkat telepon seluler yang tidak berkemampuan tinggi.

3. Aplikasi Mobile learning menjawab kebutuhan efisiensi dan efektifitas dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas dalam proses belajar mengajar.

4. Teknologi web mobile dapat diimplementasikan pada suatu jaringan internet konvensional, namun dapat melayani permintaan klien yang berupa perangkat bergerak seperti telepon genggam, PDA dan pocket PC.

5. Teknologi mobile web ini tergolong relatif baru dan pemrogramannya dikembangkan dengan ASP.NET, tidak sama dengan WAP, karena dari segi teknologi dan protokolnya, mobile web menggunakan WWW dan TCP/IP, tidak seperti WAP yang menggunakan Wireless Application

Protocol, dan sangat minim dalam kemampuan

menampilkan content. WAP menggunakan

micro browsers, yaitu browser dengan ukuran

kecil, dan mampu menggunakan jaringan tanpa kabel yang lebar jalur data nya rendah. Mobile

web dapat menggunakan browser komputer,

atau browser bawaan perangkat bergerak seperti telepon genggam dan PDA/Pocket PC.

Daftar Pustaka:

Ally, M., Lin, F., McGreal, R. and Woo, B., 2005,

An Intelligent Agent for Adapting and Delivering Course Materials to Mobile Learners,

www.mlearn.org.za/CD/papers/Ally-an-intelligent.pdf, 5 Juni 2010,

09.41 WIB .

Attewell, J., 2005, From Research and

Development to Mobile Learning: Tools for Education and Training Providers and their Learners,

www.mlearn.org.za/CD/papers/Attewell.pdf, 6 Juni

2010, 09.43 WIB .

Georgieva, E., Smrikarov, A., and Georgiev, T., 2005, A General Classification of Mobile Learning Systems, International Conference on Computer Systems and Technologies –

CompSysTech’ 2005,

http://ecet.ecs.ru.acad.bg/cst05/Docs/cp/sIV/IV.14.p df, 6 Juni 2010, 10.06 WIB .

Lehner, F., Nösekabel, H. and Lehmann, H., 2001,

Wireless E-Learning and Communication Environment: WELCOME at the University of Regensburg, http://SunSITE.Informatik.RWTH-Aachen.de/Publications/CEUR-WS//Vol- 61/paper2.pdf, 5 Januari 2010, 09.15 WIB .

Microsoft, 2005, ASP.NET Mobile Application

Architecture, Microsoft Corporation,

http://www.asp.net/mobile/flasharchitecture.aspx, 7 Juni 2010, 08.54 WIB.

Prasetyo, D. Dwi, 2005, Aplikasi Web Mobile

Menggunakan ASP.NET, Jakarta, Elex Media

Komputindo.

Trifonova, A. and Ronchetti, M., 2003, A

General Architecture for M- Learning,

http://eprints.biblio.unitn.itq/archive/00000493/01/A General Architecture for M-Learning

Gambar

Gambar 1. Technology Selection Roadmap  (Atewell, 2005)
Gambar 2. Klasifikasi Umum Sistem M-Learning  (Georgiva, 2005)
Gambar 3. Web Server untuk Mobile Web  Application
Gambar 9. Parsing dan ASPX Compilation
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Santoso (2007:12) menyatakan bahwa SEM adalah teknik analisis multivariate yang merupakan kombinasi antara analisis factor dan analisis regresi (kolerasi),

• Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

Justifikasi ini sekaligus membukti diterimanya hipotesis 2 dalam kajian penelitian ini yang menyatakan : ” Kualitas hidup dari segi materi, Kualitas hidup dari segi

Halaman Edit Data Survey Informasi Pada submenu informasi ini, admin dapat melihat siapa saja mahasiswa yang telah melakukan pengisian survey di aplikasi e-survey... Laporan Data

Peningkatan nilai kuat tarik ini juga didukung hasil analisis SEM pada nilai kuat tarik optimum (penambahan 3% ZnO dan tekanan 150 psi) yang dapat dilihat pada gambar

Dalam penanganan penderita asma dengan kehamilan, dan tidak dalam serangan akut, diperlukan adanya kerja sama yang baik antara ahli kebidanan dan ahli paru.

Judul skripsi : “ Gambaran Peran sebagai Ibu Dalam Prmenuhan Kebutuhan Dasar Anak Di Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.. (Study Pada Kelompok Wanita

Berdasarkan majalah perbankan “Info bank”, Bank Jogja mendapatkan penilaian terbaik untuk bank perkreditan rakyat beraset lebih dari Rp100 miliar, dengan total