• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Model Pembelajaran Iquiry Based Learning (IBL) 1. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Based Learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Model Pembelajaran Iquiry Based Learning (IBL) 1. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Based Learning"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Model Pembelajaran Iquiry Based Learning (IBL)

1. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Menurut Sudarman (2005:69) mendefinisikan :

Iquiry Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran. Landasan teori inquiry based learning adalah kolaborativisme, suatu perspektif yang berpendapat bahwa siswa akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu.

Hal itu menyiratkan bahwa proses pembelajaran berpindah dari transfer informasi fasilitator siswa ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya sosial dan individual. Menurut paham konstruktivisme, manusia hanya dapat memahami melalui segala sesuatu yang dikonstruksinya sendiri. inqury based learning memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks.

(2)

Menurut Rusma (2010:229) mengatakan :

Inquiry Based Learning merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.

Dalam model inquiry based learning ini, pemahaman, transfer pengetahuan, keterampilan berpikir tingkat tinggi, kemampuan pemecahan masalah, dan kemampuan komunikasi ilmiah merupakan dampak langsung pembelajaran. Sedangkan peluang siswa memperoleh hakikat tentang keilmuan, keterampilan proses keilmuan, otonomi dan kebebasan siswa, toleransi terhadap ketidakpastian dan masalah-masalah non rutin merupakan dampak pengiring pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan inquiry based learning adalah suatu model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah yang diintegrasikan dengan kehidupan nyata. Dalam IBL diharapkan siswa dapat membentuk pengetahuan atau konsep baru dari informasi yang didapatnya, sehingga kemampuan berpikir siswa benar-benar terlatih.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Inquiri Based Learning

Setiap model pembelajaran, memiliki karakteristik masing-masing untuk membedakan model yang satu dengan model yang lain.

Menurut Trianto (2009:93) mengungkapkan bahwa :

Karakteristik model Inquiry Based Learning yaitu: adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya, dan kerja sama.

(3)

Karakteristik model IBL menurut Rusman (2010:232) adalah sebagai berikut:

a. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.

b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada

di dunia nyata yang tidak terstruktur.

c. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple

perspective).

d. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh

siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.

e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,

penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam inquiry based learning.

g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.

h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan

masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi

pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.

i. sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

j. Inquiry based learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

Berdasarkan uraian karakteristik menurut para ahli diatas, tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model Inquiry Based Learning dimulai oleh adanya masalah yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh siswa ataupun guru, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memcahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar.

3. Langkah-Langkah Model pembelajaran Inquiry Based Learning

Menurut Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010:243) mengemukakan bahwa langkah-langkah IBL adalah sebagai berikut:

(4)

a. Orientasi siswa pada masalah

menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

b. Mengorganisasi siswa untuk belajar.

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

c. Membimbing pengalaman individual/kelompok.

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya dan,

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka lakukan.

Sedangkan berdasarkan pendapat dari sanjaya (2007:218), model inquiry based learning dijalankan dengan 6 langkah, yaitu sebagai berikut:

a. Menyadari masalah. b. Merumuskan masalah. c. Merumuskan hipotesis. d. Mengumpulkan data. e. Menguji hipotesis.

f. Menentukan pilihan penyelesaian.

Dari semua langkah model-model pembelajaran Inquiry based learning menurut para ahli tersebut, maka akan dituangkan dalam langkah pembelajaran dan pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan langkah tersebut diharapkan para siswa dapat bekerjasama dalam suatu kelompok dan mengembangkan aspek sosial siswa.

(5)

4. Kelebihan dari model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) Menurut Sanjaya (2007:220) keunggulan dari model Inquiry based learning (PBL) adalah sebagai berikut:

a. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.

b. Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. c. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

d. Dapat membantu siswa untuk bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

e. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

f. Dapat mengetahui cara berpikir siswa dalam menerima pelajaran dengan menggunakan model inquiry based learning.

g. Inquiry based learning dianggap menyenangkan dan disukai siwa.

h. Dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

i. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

j. Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekaligus belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Menurut Warsono dan Hariyanto (2012:152) kelebihan IBL antara lain:

a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing)

dan tertantang untuk menyelesaikan masalah tidak hanya terkait dengan pembelajaran di kelas tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real world).

b. Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi

dengan teman-teman.

c. Makin mengakrabkan guru dengan siswa.

d. Membiasakan siswa melakukan eksperimen.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang

(6)

harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa, pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.

5. Kekurangan dari model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) Menurut Warsono dan Hariyanto (2012:152) kelebihan IBL antara lain:

a. Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah.

b. Seringkali memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang panjang.

c. Aktivitas siswa di luar sekolah sulit dipantau. Menurut sanjaya (2006:218) mengatakan :

model pembelajaran IBL juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu siswa akan merasa malas untuk mencoba jika tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari dapat dipecahkan, keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran IBL membutuhkan cukup waktu untuk persiapan, dan tanpa pemahaman pada siswa mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari maka siswa tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

IBL juga memiliki kelemahan diantaranya ;

a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui inquiry based learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

(7)

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Dari kekurangan-kekurangan model inquiry based learning diatas maka dapat disimpulkan Pembelajaran model Inquiry Based Learning membutuhkan waktu yang lama dan perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan belajar terutama membuat soal.

B. Model Pembelajaran Picture and Picture

1. Pengertian Model Pembelajaran IBL tipe Picture and Picture

Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis (Hamdani 2010:89).

Model picture and picture adalah adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis (Ahmadi 2011:58).

Berdasarkan pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture diatas, dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model Pembelajaran Picture and Picture, mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.

(8)

Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk cerita dalam ukuran besar.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture and Picture

Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan model Picture and Picture ini menurut Agus (2009:125) terdapat tujuh langkah yaitu:

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

b. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.

c. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi).

d. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada.

e. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar.

f. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

g. Kesimpulan atau Rangkuman.

Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan model Picture and Picture ini menurut Istarani (2011:7) adalah sbb:

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

b. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. c. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan.

d. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada.

e. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa f. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi

dan menanamkan Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

g. Guru menyampaikan kesimpulan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran picture and picture pada dasarnya merupakan salah satu

(9)

strategi pembelajaran yang dapat menjawab persoalan bagaimana belajar itu bermakna, menyenangkan, kreatif, dan sesuai dengan realita yang ada serta lebih melibatkan siswa aktif belajar, baik secara mental, intelektual, fisikl, maupun sosial.

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture a. Kelebihan Picture and Picture

Menurut Johonson (dalam Trianto, 2009:12) menyatakan kelebihan model picture and picture :

1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2) Melatih berpikir logis dan sistematis

3) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasa dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.

4) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik. 5) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan

kelas.

Kelebihan model picture and picture menurut Istarani (2011:8) : 1) Materi yang diajarkan lebih terarah.

2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar.

3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa. 4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa. 5) Pembelajaran lebih berkesan.

Berdasarkan beberapa kelebihan model picture and picture menurut para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model picture and picture dapat menigkatkan kemampuan siswa dalam belajar.

(10)

b. Kekurangan Picture and Picture

Menurut Johonson (dalam Trianto, 2009:12) menyatakan kekurangan model picture and picture :

1) Memakai banyak waktu. 2) Banyak siswa yang pasif.

3) Guru khawatir akan terjadi kekacauan di kelas.

4) Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang.

5) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai Untuk mengatasi kekurangan tersebut di atas, pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen agar anak yang kurang aktif berinteraksi dengan anak yang aktif, begitu juga dengan anak yang kurang pandai dicampur dengan anak yang pandai.

Kelemahan Model Pembelajaran Picture And Picture Istarani (2011:8):

1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran.

2) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.

3) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

4) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

Dari beberapa kelemahan model picture and picture menurut para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan model picture and picture guru harus kretif dalam penggunaannya sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal.

(11)

C. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau rangsangan atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang. Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000).

Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2003).

Dapat disimpulkan bahwa Apabila seseorang tidak mempunyai motivasi untuk belajar, maka orang tersebut tidak akan mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk dapat belajar dengan baik di perlukan proses dan motivasi yang baik, memberikan motivasi kepada pembelajar, berarti menggerakkan seseorang agar ia mau atau ingin melakukan sesuatu.

2. Ciri-ciri Motivasi

Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.

(12)

Menurut suduirman (2006 : 83 ) motivasi pada diri seorang itu ciri-ciri a. Tekun menghadapi tugas.

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). c. Menujukan minat terhadap bermacam-macam masalah. d. Lebih senang bekerja sendiri.

e. Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin. f. Dapan mempertahankan pendapatnya.

g. Tidak cepat menyerah terhadap hal yang diyakini. h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disebutkan ciri-ciri orang yang memiliki motivas diri yaitu orang-orang yang mandiri, optimis, aktif, yakin akan kemampuan diri, tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain, mampu melaksanakan tugas dengan baik dan bekerja secara efektif, berani bertindak dan mengambil setiap kesempatan yang dihadapi, mempunyai pegangan hidup yang kuat, punya rencana terhadap masa depannya, mampu mengembangkan motivasinya, mudah menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang baru dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya.

3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Dukungan dari orang tua, lingkungan maupun guru di sekolah menjadi faktor dalam membangun percaya diri anak. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan awal dan utama yang menentukan baik buruknya kepribadian anak (Rahayu 2013:75).

Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri yang lain menurut Angelis (2003:4) adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan pribadi: Motivasi hanya timbul pada saat seseorang mengerjakan sesuatu yang memang mampu dilakukan.

(13)

2. Keberhasilan seseorang: Keberhasilan seseorang ketika mendapatkan apa yang selama ini diharapkan dan cita-citakan akan menperkuat timbulnya rasa percaya diri. 3. Keinginan: Ketika seseorang menghendaki sesuatu maka

orang tersebut akan belajar dari kesalahan yang telah diperbuat untuk mendapatkannya.

4. Tekat yang kuat: Rasa percaya diri yang datang ketika seseorang memiliki tekat yang kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pendidikan di sekolah juga merupakan lingkungan yang sangat berperan penting dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak, karena sekolah berperan dalam kegiatan sosialisasi. Guru juga berperan dalam membentuk percaya diri, yakni dengan memberikan sifat yang ramah dan hangat, karena guru juga berperan sebagai model bagi anak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi diri pada individu, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi konsep diri, harga diri dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi pendidikan, pekerjaan, lingkungan dan pengalaman hidup.

D. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2013:5) mengemukakan bahwa :

hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apersepsi, dan keterampilan.Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh. Hasil belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga diperlukan adanya teknik dan prosedur evaluasi belajar yang dapat menialai secara afektif proses dan hasil belajar.

(14)

Hasil belajar siswa mencakup segala hal yang di pelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan (Susanto 2013:6).

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989:39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981:21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002:39).

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

(15)

Menurut Munadi (dalam Rusman, 2012:124) antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal:

a. Faktor Internal

1) Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.

2) Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega 2) Faktor Instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah

faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.

Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan

(16)

penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

E. Analisis dan Pengembangan Materi Pembelajaran Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

1. Ruang Lingkup Materi Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

a. Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa dan budaya yang berbeda-beda, namun tetap dalam satu wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keberagaman tersebut merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita wajib mensyukurinya. Kita tidak boleh merendahkan suku bangsa lain dan menganggap suku bangsa sendiri sebagai suku bangsa yang terbaik.

b. Menjelaskan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Tahukah kalian di mana letak kota sabang dan kota merauke? Bukalah atlasmu, kemudian temukan dan tunjuklah kedua kota tersebut! Secara politis administratif, kota Merauke dulunya merupakan pos pemerintah Belanda yag digunakan sebagai transit bagi para republikan untuk menuju Boven Digoel. Setelah wilayah Irian Jaya berintegrasi dengan Pemerintah Belanda tahun 1963, kemudia kota tersebut ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten Dati II Merauke dan setelah periode Penentuan Pendapat Rakyat

(17)

(1963-1969), mulai tumbuk beberapa kelompok permukiman yang dipacu dengan adanya kemudahan-kemudahan suatu kota.

Bangsa indonesia telah memproklamisakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itu, bangsa Indonesia bertekat untuk hidup merdeka dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi wilayah daratan dan wilayah garis khatulistiwa dan tersebar dari Sabang sampai Merauke, Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Wilayah ini terbagi atas beberapa provinsi atau daerah tingkat I. Tiap-tiap provinsi tersebut dikepalai oleh seorang gubernur. Saat ini provinsi indonesia sudah berjumlah 33 provinsi.

(18)

d. Negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi wilayah perairan dan darata

a. Wilayah perairan

1) Wilayah Lautan adalah wilayah atau daerah yang berbentuk lautan. Lautan merupakan wilayah suatu Negara yang disebut laut teritorial, sedangkan lautan di luar teritorial disebut lautan terbuka.

2) wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2000 km2.

b. wilayah daratan

1) Pegunungan adalah kumpulan atau gugusan beberapa gunung besar dan kecil yang memanjan dan nyambung menyambung satu sama lain.

2) Bukit adalah suatu bentuk wujud alam wilayah bentang alam yang memiliki permukaan tanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah di sekelilingnya namun dengan ketinggian relatif rendah dibandingkan dengan gunung. e. Pengertian keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Keutuhan berasal dari kata utuh yang bearti dalam keadaan sepurna seperti semula tidak terpecah atau bercerai berai. Keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia adalah kebulatan tekat bangsa Indonesia untuk menjadikan Negara Indonesia sebagai satu kesatuan yang bulat dan serta tidak bisa dipisah-pisahkan.

(19)

f. Pertempuran merebut kemerdekaan

Suasana merebut kemerdekaan, namun sejak proklamasi

kemerdekaan, keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami pasang surut. Gangguan demi gangguan yang berusaha membubarkan Republik ini sudah banyak terjadi, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri sendiri misalnya, pemberontakan PKI di Madiun, PRRI

Semesta, Pemberontakan Kahar Muzakar, Pemberontakan Republik Maluku Selatan, Pemberontakan G 30 S PKI, Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan organisai Papua Merdeka.

Semua peristiwa ini yang berusaha memecahkan dan menghancurkan Negara Keatuan Republik Indonesia tersebut berhasil digagalkan oleh tekad segenap bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan keutuhan dan kesatuan Republik Indonesia.

2. Karakteristik Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesi a. Kompetensi Inti

1) Memahami artin penting keutuhan NKRI.

2) Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan motivasi diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetanggan.

3) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan mampu menjelaskan fungsi Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa.

(20)

4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak Indonesia, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak Indonesia dan berakhlak mulia

b. Kompetensi Dasar

1) Medeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2) Bekerja sama dengan masyarakat untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3) Mengelompokkan kesamaan identitas suku bangsa di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.

4) Memahami arti bersatu dalam keberagaman suku bangsa yang ada di sekolah dan masyarakat

c. Indikator:

1) Menjelaskan definisi tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2) Menjelaskan wilayah yang terdapat di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menyayikan lagu dari Sabang sampai Meraule

3) Meyebutkan provinsi-provinsi Negara Kesatuan Republik Indonesia. d. Tujuan Pembelajaran

1) Siswa mampu menjelaskan arti Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2) Setelah membaca teks “Negara Kesatuan Republik Indonesi”, siswa mampu

(21)

3) Setelah membaca keragaman provinsi yang ada di Indonesia dan berdiskusi, siswa mampu menjelaskan betapa luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi dari Sabang sampai Merauke.

4) Setelah bernyanyi dan berdiskusi, siswa mampu menjelaskan Negara Keasatuan Republik Indonesia dan banga menjadi warga Negara Indonesia. 3. Media/Alat Bantu dan Sumber Belajar

a. Media Belajar

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan. Media Belajar yang digunakan dalam penelitian ini pada subtema keberagaman budaya bangsaku adalah Peta Budaya (ada pada buku siswa).

b. Sumber Belajar

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar yang digunakan dalam penelitian ini pada materi Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(22)

4. Strategi Pembelajaran

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskusi kelompok. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Bagan 2.1

a. Mengamati: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui-Mengamati

(23)

dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat.

b. Menanya: mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati - Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.

c. Mencoba/mengumpulkan data (informasi): melakukan eksperimen, membaca sumber lain dan buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber-Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/mengembangkan.

d. Mengasosiasikan/mengolah informasi: SISWA mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi-mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.

e. Mengkomunikasikan: SISWA menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media

(24)

lainnya - menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan.

5. Sistem Evaluasi

Ditinjau dari bentuk pertanyaan yang diberikan, tes hasil belajar dibagi menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes essay. Tes objektif merupakan bentuk tes yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif jawaban yang benar dari sejumlah alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau simbol. Diantara bentuk tes objektif adalah true or false, multiple choice, matcing, completion. Tes essay adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suatu perintah yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang.

F. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Nama Peneliti : Idayati (2014)

a. Judul Penelitian : penerapan metode pembelajaran Picture and Picture untuk meningkatkann hasil belajar PKN siswa kelas V Min Ngawen Gunung Kidul Yogyakarta.

b. Masalah : proses pembelajaran dikelas tersebut berlangsung hanya sebatas Guru menerangkan dan siswa mendengarkan kemudian mencatat pelajaran yang diberikan. Media yang digunaan hanya sebatas papan tulis, tidak terdapat media tambahan lain yang mendukung proses pembelajaran.

(25)

c. Upaya Pemecahan Masalah : Penggunaan metode ceramah dirubah dengan model Picture and Picture.

d. Hasil Penelitian : model pembelajaran picture and picture dalam pembelajaran PKN mampu meningkatkan hasil belajar PKN siswa kelas V MIN Ngawen Gunung Kidul Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat terlihat dari persentase ketuntasan belajar secara klasikal yaitu pada siklus I sebesar 72,22% meningkat pada siklus II sebesar 88,89 %.

e. Kesimpulan : Penerapan model Picture and Picture dapat meningkatkan pemahaman konsep pada pelajaran PKN siswa kelas V MIN Ngawen Yogyakarta. Dengan demikian, penerapan model Picture and Picture dapat diterapkan pada pembelajaran kurikulum KTSP.

2. Nama Peneliti : Prisca Kumala Dewi (2013)

a. Judul Penelitian : Penerapan Model Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas Ii Sdn Bringin 02 Semarang.

b. Masalah : Proses pembelajaran guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

c. Upaya Pemecahan masalah : Proses pembelajaran menggunakan model picture and picture.

d. Hasil Penelitian : Hasil belajar siswa berupa keterampilan menulis deskripsi mengalami peningkatan. Adapun rincian datanya adalah sebagai berikut: pada siklus I pertemuan I nilai rata-rata adalah 66 dengan persentase ketuntasan 66%, pada siklus I pertemuan II nilai rata-rata adalah

(26)

72 dengan persentase ketuntasan 72%, pada siklsu II pertemuan I nilai rata-rata adalah 75 dengan persentase ketuntasan 88%, dan pada siklus II pertemuan II nilai rata-rata mencapai 80 dengan persentase ketuntasan 94%. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dari awal siklus I hingga akhir siklus II. Hal ini telah mencapai indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal yang telah ditetapkan, yaitu 75% dengan KKM ≥65.

e. Kesimpulan : penerapan model Picture and Picture dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa berupa keterampilan menulis deskripsi Bahasa Indonesia kelas II SDN Bringin 02 Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut William (dalam Rakhmat, 2000) orang yang memiliki konsep diri positif adalah orang yang yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah, merasa setara dengan orang

Berdasarkan pengertian Marketing Communication (komunikasi pemasaran) yang telah dinyatakan oleh beberapa ahli tersebut, semua pengertian komunikasi pemasaran memiliki

Konsumen yang memiliki sikap positif terhadap suatu merek akan kurang. sensitif terhadap merek favoritnya selama mereka terus mendapatkan

Siagian mandok, mangihuthon adat ni ompunta holan opat do ulos namarhadohoan (pansamot, hela, pamarai, sihunti ampang). Molo tung ingkon tamba ma, songon naung

Lebih jauh lagi bila kontribusi sektoral tersebut dipetakan dalam PDRB Kabupaten/Kota, maka wilayah penyumbang terbesar dalam pembentukan nilai tambah sektor tersier

Oleh karena itu, hal tersebut sangatlah menarik apabila dilakukan studi yang mendalam tentang persepsi pertanian terhadap pelaksanaan program UPSUS PAJALE khususnya di

Rumusan tersebut adalah rumusan yang bersifat sistemik yaitu Bahasa Bali sebagai sistem memiliki sistem mood yang di satu sisi bersifat umum (universal) dan disisi lain bersifat

(1) Tubuh jantan dan betina berwarna kuning; (2) seta pada venasi pertama sayap depan tidak lengkap; (3) pronotum dengan satu pasang seta posteroangular yang panjang; (4) pola