• Tidak ada hasil yang ditemukan

JOURNAL PUBLIKASI Upaya Meningkatkan Kemampuan Bercerita Anak Dengan Metode Permainan Jari-Jari Tangan Pada Anak TK Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JOURNAL PUBLIKASI Upaya Meningkatkan Kemampuan Bercerita Anak Dengan Metode Permainan Jari-Jari Tangan Pada Anak TK Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

JOURNAL PUBLIKASI

UPAYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK

DENGAN METODE PERMAINAN JARI-JARI TANGAN PADA

ANAK TK KEMIRI 01 KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Disusun Untuk Memenuhi Sebagaian Prasyarat

Guna Mencapai Derajat Strata 1

Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun Oleh

S U T I Y E M

NIM. A. 53A100054

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

1

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK DENGAN METODE MEMAINKAN JARI-JARI TANGAN PADA

ANAK TK KEMIRI 01 KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Sutiyem A. 53A100054Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 107 halaman

Tujuan penelitian ini adalah tujuan umum adalah untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak melalui metode memainkan jari-jari tangan pada TK Kemiri 01 Kebakkramat, Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 dan tujuan khusus adalah 1. Untuk memperbaiki proses pembelajaran / metode mengajar guru dengan memanfaatkan sarana yang telah dimiliki oleh sekolah. 2. Meningkatkan keterlibatan anak dalam proses pembelajaran di sekolah secara langsung. 3. Untuk meningkatkan peran aktif guru dan siswa untuk mengembangkan kemampuan bercerita anak 4. Meningkatkan kepahaman dan kemampuan siswa untuk mengembangkan model interaksi yang dapat meningkatkan kemampuan bercerita anak. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action ressearch) dengan bentuk penelitian PTK. Subjek penelitian adalah sebagian anak yang berada di Taman Kanak-Kanak Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 18 siswa. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara mendalam observasi partisipan, dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model induktif interaktif, komponen pokok analisis induksi interaktif yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa kemampuan bercerita anak Taman Kanak-kanak Kemiri 01 Karanganyar pada pra siklus anak yang dinyatakan tuntas ada 6 anak dari 18 anak (33,33 %), sedangkan yang belum tuntas ada 12 anak dari 18 anak (66,67 %). Pada siklus I dinyatakan tuntas ada 8 anak dari 18 anak (44,44 %), sedangkan yang belum tuntas ada 10 anak dari 18 anak (55,56 %). Pada siklus II dinyatakan tuntas ada 12 anak dari 18 anak (66,7 %), sedangkan yang belum tuntas ada 6 anak dari 18 anak (33,3 %). Pada siklus III yang dinyatakan tuntas ada 16 anak dari 18 anak (88,89 %), sedangkan yang belum tuntas ada 2 anak dari 18 anak (11,11 %) Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Melalui pembelajaran dengan memainkan jari-jari tangan dapat meningkatkan kemampuan bercerita anak Taman Kanak-kanak Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/ 2013.

(4)

PENDAHULUAN

Anak usia dini adalah anak yang berumur 0-6 tahun. Anak usia dini sering disebut dengan istilah golden age atau usia emas, karena pada usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai aspek. Usia dini terutama di bawah dua tahun menjadi masa yang paling peka dan potensial bagi anak untuk mempelajari sesuatu.

Penanganan anak usia dini khususnya di bidang pendidikan sangat menentukan kualitas pendidikan di masa-masa mendatang. Pada masa usia dini itu kualitas hidup seorang manusia dipancangkan dan memiliki makna dan pengaruh yang luar biasa pada kehidupan yang selanjutnya.

Banyak penanganan atau cara yang dapat kita lakukan untuk anak usia dini dalam meningkatkan potensinya, salah satunya dengan melalui bercerita. Bagi anak-anak, duduk manis menyimak penjelasan dan nasehat merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Sebaliknya duduk berlama-lama menyimak cerita atau dongeng adalah aktivitas yang mengasyikkan. Oleh karenanya, memberikan pelajaran dan nasehat melalui cerita atau dongeng adalah cara mendidik yang bijak dan cerdas. Mendidik dan menasehati anak melalui cerita memberikan efek pemuasan terhadap kebutuhan akan imajinasi dan fantasi anak.

(5)

3

kemampuan bercerita yang dimiliki siswa akan lebih baik yang memiliki relevansi kemampuan bercerita menjadi lebih baik.

Salah satu permasalahan praktis dalam mencapai tujuan pengajaran adalah mengenai penggunaan metode yang efektif serta media yang tepat, karena pada umumnya guru mengajar kurang sesuai atau tidak dengan materi yang diajarkan sehingga kurang berhasil tujuan yang akan dicapai. Mengasuh, membesarkan dan mendidik anak merupakan tugas yang mulia yang tidak dapat lepas dari berbagai macam halangan dan tantangan. Telah banyak usaha yang dilakukan orang tua untuk memberikan bekal bagi anak-anaknya kelak di kehidupan yang akan datang. Adalah harapan dan cita-cita para orang tua untuk memperkembangkan anak semaksimal mungkin agar anak tersebut dapat berkembang secara maksimal, namun dalam kenyataan kehidupan tidak semua orang tua dapat membimbing anak-anak untuk menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya. Oleh karena itu orang tua berusaha menyekolahkan putra putrinya di suatu lembaga pendidikan. Agar anak mampu berkembang di kelak kemudian hari maka orang tua haruslah pandai-pandai dalam memilih lembaga pendidikan mana yang tepat untuk anak-anaknya. Agar anak mampu mengikuti perkembangan pada dini (TK) nya maka sebelum ia memasuki sekolah dasar maka anak seharusnya disekolahkan di Taman Kanak-kanak ( TK ).

(6)

Berkaitan dengan kemampuan bercerita anak di TK Kemiri 01 Kebakkramat menunjukkan bahwa dari jumlah 18 siswa hanya ada 6 siswa (± 33 %) saja siswa yang mampu menyampaikan cerita dengan baik di depan kelas, sedangkan sisanya 12 siswa (± 67 %) belum mampu menyampaikan cerita di depan kelas. Oleh karena itu perlu adanya usaha dari guru untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak di TK tersebut, jika tidak maka anak di TK tersebut tidak akan berkembang sesuai harapan semuanya. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan dan arahan dari guru agar anak mampu meningkatkan kemampuan bercerita anak. Salah satu usahanya adalah penggunaan metode memainkan jari tangan. Diplihnya metode ini karena bercerita dengan memainkan jari tangan begitu amat menyenangkan bagi anak anak. Anak anak punya segudang cara untuk memanipulasi yangt ada pada dirinya sehingga sesuai dengan keinginannya dan membuat dirinya bersemangat sehingga anak akan memiliki keceriaan dan antusiasme terhadap sesuatu yang baru dan positif. Adapun nama siswa yang telah memiliki kemampuan bercerita maupun yang belum memiliki kemampuan bercerita dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1.

Daftar Siswa TK Kemiri 01 Kebakkramat yang Memiliki Kemampuan bercerita dari Hasil Observasi Awal Sebelum Pembelajaran Dengan Metode Memainkan Jari

No Nama Anak Jenis Kelamin

Keterangan

(7)

5

Atas dasar uraian diatas, maka penulis ingin mengetahui: Upaya Meningkatan Kemampuan Bercerita Anak Dengan Metode Memainkan

Jari-Jari Tangan pada anak TK Kemiri 01 Kebakkramat, Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di TK Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar. Penelitian dilaksanakan selama selama 3 bulan mulai bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Meii 2013. Subyek penelitian adalah Guru kelas serta siswa di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Obyek penelitian adalah kemampuan bercerita serta pembelajaran dengan menggunakan kegiatan memainkan jari-jari tangan .

Jenis penelitian adalah PTK dengan langkah-langkah 1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini adalah menyusun RKH dan RBP dilanjutkan mendata seberapa banyak anak yang kemampuan bercerita masih kurang serta menyiapkan perangkat pengajaran dengan kegiatan memainkan jari-jari tangan .

2. Pelaksanaan

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Anak – anak yang akan ditingkatkan kemampuan bercerita adalah anak – anak yang kemampuan bercerita belum muncul saat di sekolah.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain : 1) Pengumpulan data diri anak yang kemampuan kemampuan bercerita

belum muncul

2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dan memecahkannya. 3) Menentukan program pengajaran yang tepat yakni Pembelajaran dengan

memainkan jari-jari tangan b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Guru menerapkan pembelajaran dengan kegiatan memainkan jari-jari tangan

2) Anak belajar dalam situasi kegiatan memainkan jari-jari tangan

(8)

c. Tahapan Observasi

Tindakan guru memonitor dan membantu anak jika menemui kesulitan selama pengajaran dengan kegiatan memainkan jari-jari tangan

d. Tahapan Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan a, b, c.

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I, dibuat siklus II yang meliputi :

a. Tahap Perencanaan Tindakan b. Tahap Pelaksanaan Tindakan c. Tahap Observasi

d. Tahap Refleksi.

Demikian juga untuk siklus II, selanjutnya anak mampu memiliki kemampuan bercerita .

Sumber data dapat ditemukan melalui pengamatan keseharian yang dilakukan anak, dimana anak sebelumnya masih belum bisa bercerita dengan memainkan jari-jari tangan , setelah berlatih dengan pembelajaran mampu bercerita dengan baik.

Dalam pengumpulan data yang dipergunakan peneliti ada 3 teknik. Teknik tersebut adalah Teknik Wawancara; Teknik Observasi; Metode Dokumentasi. Keberhasilan kegiatan penelitian ini akan tercermin dengan adanya penigkatan yang signifikan terhadap kemampuan bercerita. Adapun prosentase keberhasilan penelitian tiap siklus dapat dilihat pada sebuh tabel.

Tabel 3.5

Rata – rata Prosentase Keberhasilan Tiap Siklus

Keberhasilan

penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III

Rata – rata prosentase kemampuan bercerita anak dalam 1 kelas

33 % 45% 67 % 88%

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(9)

7

meningkatkan kemampuan bercerita siswa Taman Kanak-Kanak Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1

Rangkuman Perbandingan Hasil Kemampuan Bercerita Anak Taman Kanak-kanak Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar selama Pembelajaran

No Uraian Pra

Berdasarkan tabel 5.1 senamtiasa terlihat adanya peningkatan dari pra siklus ke siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 , dari par siklus ke siklus 3, siklus 1 ke siklus 2, dari siklus 1 ke siklus 3 maupun dari siklus 2 ke siklus 3 ditinjau dari rata-rata skor kemampuan bercerita , rata nilai dalam skala 100, jumlah anak yang tuntas maupun prosentase ketuntasan anak dalam belajar.

Kemampuan bercerita anak anak Taman Kanak-kanak Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar pada siklus I menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 32 (80 dalam skala 100), skor terendah 22 (55 dalam skala 100) dengan rata-rata 28 (70 dalam skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas menunjukkan kemampuan bercerita memadai atau memiliki nilai lebih 75 dalam skala 100) ada 8 anak dari 18 anak (44,44 %), sedangkan yang belum tuntas ada 10 anak dari 18 anak (55,56 %).

(10)

Kemampuan bercerita anak Taman Kanak-kanak Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar pada siklus III menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah adalah 35 (87,5 dalam skala 100), skor terendah 28 (70 dalam skala 100) dengan rata-rata 32 (80 dalam skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas

menunjukkan kemampuan bercerita memadai atau memiliki nilai ≥ 75 dalam skala

100) ada 16 anak dari 18 anak (88,89 %), sedangkan yang belum tuntas ada 2 anak dari 18 anak (11,11 %)

Dari deskripsi data diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara sebelum Siklus, Siklus I, Siklus 2 dan siklus 3 pada tabel sebagai:

Perbandingan Hasil Penilaian Kkemampuan Bercerita Anak Taman Kanak-kanak Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar

No Nilai Kemampuan bercerita anak

Perkembangan Kemampuan bercerita anak

(11)

9

Dari tabel di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut :

Histogram Perbandingan Hasil Post Test Kemampuan bercerita Anak TK pada Sebelum Siklus, Siklus I; Siklus 2 ,dan Siklus 3

SIMPULAN

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

_______, 2008. PTK. Jakarta: Bumi Aksara.

Anggani Sudono, 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta. Grasindo

Am. Mangun Hardjana, 2003. Mengatasi Hambatan-Hambatan Kepribadian.

Yogyakarta. Kanisius.

Bachri, S Bachtiar. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik dan Prosedurnya. Jakarta: Depdikbud

Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

Hanafan Bambang Purnomo, 2002. Memahami Dunia Anak-Anak. Bandung. Mandar Maju. Hujair AH. Sanaky, 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.

Hurlock, B Elizabeth. 2006. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga.

HB Sutopo, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta. UNS Press.

Henry Guntur Tarigan, 2005. Berbahasa Sebagai suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

H.B. Sutopo, 2002. Konsep-Konsep Dasar Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS.

http://meilina1515.blogspot.com/2012/12/metode-dan-teknik-bermain-serta_10.html Lexy J. Moloeng, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Karya.

Mulyono Abdurrahman, 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Nur Aeni E. 2000. Metode Pengembangan Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Depdiknas.

Nasution, 2003. Metode Research( Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara.

Ngalim Purwanto, 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Pupuh Fathurrohman, 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.

Purwanto Ngalim 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Roesdakarya.

(13)

11

Rochiati Wiriaatmaja, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosda Karya

Roestiyah NK. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Rohmawati , Miharjo (2012) Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak TK ABA Kuncen 1 Yogyakarta. S1 thesis, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

Saleh, Chasimar, dkk. 1991. Pedoman guru Bidang Pengembangan Kemampuan Berbahasa di TK. Jakarta: Depdikbud.

Sadiman Arif dkk, 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta; Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfa Beta.

Sumadi Suryabrata, 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Syamsu Yusuf, 2002. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Tim Kamus, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Winarti, Yenni. 2011. Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bercerita Pada Kelompok A TK Dharma Wanita 02 Langon Kabupaten Blitar. Skripsi Jurusan Sekolah Dasar dan Prasekolah FIP Universitas Negeri Malang

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 3.5
Tabel 5.1

Referensi

Dokumen terkait

morfometri lereng, dan 2) Mengetahui bentuk-bentuk konservasi tanah yang sesuai dengan karakteristik lereng di daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam

Peningkatan kadar pulp OCC tanpa menurunkan kekuatan pulp campuran kemungkinan dapat dilakukan dengan meningkatkan potensi berikatan pulp asli bambu melalui perlakuan mekanis

bawah bola voli dengan menggunakan media bola plastik pada siswa kelas V SD.. Negeri

Hasil pengolahan data side scan sonar dengan menggunakan software Caris HIPS&SIPS 6.1 (Tabel 2) dan SonarWeb (Tabel 3) diperoleh gambar target dasar berupa rangka

Hasil penelitian tentang Analisis Perkembangan Fungsi Wilayah dan Sektor Ekonomi Unggulan Kota Ternate Provinsi Maluku Utara Tahun 2006-2010 adalah: (1) Berdasarkan

Hopkins(Sutama 2010 : 15) PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerawanan tanah longsor dan teknik pengelolaan lingkungan yang tepat bagi daerah yang rawan longsor di Kawasan Wisata

Hal ini dikarenakan sifat perekat likuida yang mendapat perlakuan penambahan resorsinol memiliki nilai solid content yang lebih tinggi yaitu sebesar 42,37% dibandingkan