• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partai Buruh Dalam Pemilu Federal 2010 dan Pembentukan Minority Government di Australia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Partai Buruh Dalam Pemilu Federal 2010 dan Pembentukan Minority Government di Australia"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Partai Buruh Dalam Pemilu Federal 2010 dan Pembentukan Minority

Government di Australia

Tumpak Maniroy Sinaga, Chusnul Mar’iyah

Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia

tumpakmaniroy@yahoo.co.id

Abstrak

Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai fenomena penurunan dukungan terhadap Partai Buruh dari tahun 2007 sampai pemilu federal 2010 dan pembentukan minority government. Fenomena tersebut akan dianalisis menggunakan teori perilaku pemilih, konsep opini publik dan konsep mengenai hung parliament dan minority

government. Dengan menggunakan metode kualitatif dan analisis mendalam terhadap tiga perjanjian politik

antara Partai Buruh dengan MP Independen dan Partai Hijau, penelitian ini menemukan mengenai penyebab partai buruh kehilangan suara di parlemen dan pengaruh dari opini publik, persamaan platform dari partai, serta pengaruh sistem kelembagaan di Australia berdampak pada realisasi minority government. Kegagalan pemerintahan Partai Buruh dan penurunan popularitas Kevin Rudd adalah penyebab Partai Buruh gagal meraih suara mayoritas pada Pemilu Federal 2010. Tetapi, Partai Buruh berhasil mendapat dukungan dari 3 MP Independen dan dari Partai Hijau untuk membetuk minority government. Dukungan tersebut berhasil diwujudkan lewat tiga perjanjian politik : perjanjian Partai Buruh dengan MP Andrew Wilkie, perjanjian Partai Buruh dengan MP Tony Windsor dan MP Rob Oakeshott, dan perjanjian Partai Buruh dengan Partai Hijau.

Abstract

This Mini Thesis discusses the phenomenon of decrease votes for Labor Party that happen from 2007 to federal election 2010 and forming minority government. This phenomenon will be analyzed using the theory of voting behavior, the concept of public opinion and the concept of hung parliament and minority government.  By using qualitative methods and in-depth analysis of the three political agreement between the Labor Party with the Independents and Green Party, the study found about the causes of Labor Party lose votes in parliament and the influence of public opinion, the effect of parties platform, as well as the influence of the institutional system in Australia have an impact on the realization of the minority government. The failure of the Labor government and the drop in popularity of Kevin Rudd is the causes of the Labor Party failed to reach a majority in the 2010 Federal Election. However, Labor Party succeeded receive supports from 3 MP Independent and green Party to form minority government. The supports completed through three political agreements : agreement between Labor Party with MP Andrew Wilkie, agreement between Labor Party with MP Tony Windsor and MP Rob Oakeshott, and agreement between Labor Party with Green Party.

Key Words : Labor Party, Federal Election 2010 in Australia, minority government, political agreements.

Pendahuluan

Australia menggunakan sistem multi-partai dengan dua partai mayor bersaing merebut kursi pemerintahan lewat mayoritas suara di Parlemen.1 Terdapat beberapa partai di Australia yang bersaing dalam pemilu tingkat federal. Partai mayor yang menjadi langganan                                                                                                                          

1 Dean Jaensch, Parliament Parties & People Australian Politics Today Second Edition (Melbourne : Longmann Australia, 1996), Bab 5, Hlm 119.

(2)

memenangkan suara mayoritas ialah Partai Liberal-Nasional dan Partai Buruh. Adapun partai minor seperti Family First Party, Partai Demokrat, Green Party (Partai Hijau), Partai Buruh Demokrasi, dan One Nation Party, mempunyai suara sangat sedikit dan bahkan kebanyakan dari partai-partai minor tersebut tidak mendapat kursi di HoR.

Pada Pemilu tingkat federal tahun 2007, Partai Buruh memenangkan suara mayoritas dengan perolehan 83 kursi mengalahkan Partai Liberal-Nasional dengan perolehan 65 kursi.2 Total kursi dari House of Representative ialah 150 kursi, raihan kursi dari Partai Buruh pada tahun 2007 di HoR tergolong sangat tinggi dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Berarti dukungan parlemen terhadap pemerintahan dari Partai Buruh sangat kuat dengan perbedaan 18 kursi dari pemerintahan bayangan Partai Liberal-Nasional.

Kevin Rudd melaksanakan tugas sebagai Perdana Menteri dimulai pada tahun 2007 ketika berhasil mengalahkan calon Perdana Menteri dari Partai Liberal-Nasional. Pada masa pemilihan umum tersebut Kevin Rudd mempunyai popularitas tinggi. Kemenangan Kevin Rudd merupakan kemenangan besar─dengan perolehan suara belokan dari Partai Liberal & Nasional sebesar 5,3%─yang belum pernah dicapai Partai Buruh semenjak tahun 1943.3 Tahun 2007 menjadi bukti kejayaan Partai buruh di dalam parlemen dengan memiliki perbedaan suara besar dengan rivalnya dari Partai Liberal-Nasional. Berikut data mengenai hasil Pemilu 2007 di Australia :

Tabel 1.1 Hasil Pemilu House of Representative Pada 24 November 2007

Partai Pilihan Suara

Pertama

% Kursi

Partai Buruh 5,388,184 43.4 83

Partai Koalisi Liberal-Nasional 5,229,024 42.1 65

Partai Liberal 4,506,302 36.3 55

Partai Nasional 682,424 5.5 10

Country Liberal Party 40,298 0.3 0

Partai Hijau 967,789 7.8 0

Family First Party 246,798 2.0 0

Australian Democrats 89,813 0.7 0

One Nation 32,650 0.3 0

Others 465,734 3.7 2

Sumber : Data diakses dari http://www.electionresources.org/au/house.php?election=2007

                                                                                                                         

2 Manuel Álvarez-Rivera, “Election Resources on the Internet: Federal Elections in Australia”. Data tabel dari

sumber: http://www.electionresources.org/au/house.php?election=2007.

3 Museum Of Australian Democracy, Old Parliament House, Prime Facts : Australian Prime Ministers Center. Dari sumber internet http://www.apmc.oph.gov.au/lib/docs/26-Rudd-Web.pdf, Hlm 1.

(3)

Periode masa jabatan kabinet pemerintahan di Australia adalah selama tiga tahun. Terhitung dari tahun 2007, pemilu federal akan dilaksanakan pada tahun 2010. Pemerintahan Partai Buruh akan habis masa jabatan pada tahun 2010. Untuk melanjutkan pemerintahan, Partai Buruh tentu saja harus memenangkan suara mayoritas lewat pemilu. Pemilu akan menentukan perwakilan terpilih di dalam parlemen Australia. Kuantitas dari perwakilan partai akan mempengaruhi legalitas Partai Buruh untuk melanjutkan pemerintahan.

Tetapi pemilu tingkat federal yang dilaksanakan pada 21 Agustus 2010 tidak menghasilkan suara mayoritas. Pemilu yang tidak menghasilkan suara mayoritas disebut dengan hung parliament4 (parlemen menggantung). Pemilu yang tidak menghasilkan suara mayoritas sangat langka terjadi di Australia. Terakhir hung parliament terjadi pada hasil pemilu tingkat federal adalah tahun 1940.5 Jadi selama 70 tahun pemilu tingkat federal Australia tidak pernah mengalami hung parliament sampai pada tahun 2010.

Pemilu secara konvensional diselenggarakan untuk menentukan pemerintahan lewat suara mayoritas (terdapat partai yang memperoleh suara lebih dari setengah di dalam parlemen). Dengan tidak adanya partai yang memperoleh suara mayoritas, maka (dalam politik Australia) terdapat aturan inkonvensional untuk menentukan pihak yang dapat membentuk kabinet pemerintahan. Aturan inkonvensional tersebut dapat menciptakan kabinet pemerintahan dengan memenuhi syarat suara mayoritas dengan cara lain.

Terdapat catatan dalam panduan peran dari Gubernur Jenderal yang menyatakan : jika setelah pemilu tidak ada yang memegang kepercayaan mayoritas majelis rendah (House of Representative), Perdana Menteri yang menjabat, sebagai orang terakhir yang memegang kepercayaan di parlemen, memiliki hak untuk tetap berada dalam kedudukannya dan menguji dukungannya di dalam dewan.6 Berarti ada kekuasaan yang didapatkan oleh Perdana Menteri Partai Buruh untuk mencoba suatu dukungan dari pihak lain di parlemen. Bedanya legitimasi pemerintahan tidak didapat langsung dari pemilu, tetapi diberikan kesempatan untuk menguji dukungan terhadap pemerintahannya.

Hasil pemilu mempengaruhi partai-partai minor dan MP independen dalam menentukan pilihannya untuk mendukung pemerintahan, atau mendukung oposisi, atau tidak                                                                                                                          

4 “Hung Parliament” secara umum mengacu pada kamar parlemen yang dapat membentuk pemerintahan, yaitu House of Representative.

5 Dr. Nicholas Horne. “ Hung Parliaments and Minority Governments”, 23 Desember 2010. Artikel dari sumber

internet :

http://www.aph.gov.au/About_Parliament/Parliamentary_Departments/Parliamentary_Library/pubs/BN/1011/ HungParliaments#_Toc320017742.

6 Anne Twomey, “The Governor-General’s Role in the Formation of Government in a Hung Parliament”, The

University of Syndey (2010), Hlm 2. Diunduh dari sumber internet : http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1666697.

(4)

mendukung kedua pihak (netral). Partai mayor yang memenangkan pemilu dapat membentuk kabinet pemerintahan. Dilain pihak, partai mayor yang kalah dalam pemilu otomatis menjadi oposisi pemerintahan. Dalam sistem parlemen Australia, kelompok oposisi mempunyai kabinet bayangan yang dipersiapkan untuk menggantikan kabinet pemerintahan. Biasanya dalam pihak pemerintahan ataupun oposisi terdapat partai-partai minor dan/atau MP Independen yang menjadi pendukung mereka.

Hasil pemilu punya pengaruh dalam pembentukan minority government. Pengaruh terdapat pada tahapan formulasi perpaduan partai dan MP terpilih dalam dukungan membentuk kabinet. Pemilu tingkat federal 2010 menjadi perhatian partai-partai politik di Australia oleh karena pengaruhnya membentuk pemerintah. Perhatian tersebut tentu saja sudah dilakukan sebelum pemilu dimulai dan pada saat proses pemilu terjadi.

Berdasarkan uraian di atas, tulisan ini akan membahas mengenai Partai Buruh, pemilu federal tahun 2010 dan pembentukan minority government di Australia. Mengapa Partai Buruh tidak dapat meraih suara mayoritas dalam pemilu federal 2010 dan bagaimana Partai Buruh memperoleh dukungan dari partai minor dan/atau MP Independen untuk membentuk minority government ?

Kerangka Konseptual Teori Perilaku Pemilih

Pemilu merupakan alat untuk menentukan pemimpin dan alat untuk mewadahi partisipasi politik. Membahas partisipasi politik dalam pemilu akan sangat berkaitan dengan perilaku pemilih sebagai pemberi suara. Penulis menggunakan teori tentang perilaku pemilih dari Stephen L. Wasby untuk meneliti tentang pemilu federal Australia 2010. Ada tiga hal yang menjadi pertimbangan pemilih dalam memberikan pilihan dalam pemilu, yaitu identifikasi terhadap partai, orientasi terhadap isu, dan orientasi terhadap kandidat.7 Masalah

partai, isu-isu, dan kandidat adalah perhatian penting bagi pemilih dalam memberikan hak suara. Kondisi tersebut cenderung terjadi pada masyarakat Australia dengan sistem demokrasi yang telah lama terbentuk.

Identifikasi partai, orientasi terhadap isu, dan orientasi terhadap kandidat berpengaruh besar dalam menentukan dan menjadi bahan pertimbangan pemilih pada saat pemilu dilakukan. Identifikasi terhadap partai merupakan pandangan-pandangan pemilih terhadap partai yang ikut dalam pemilu. Ideologi, kondisi internal, program-program dari partai                                                                                                                          

7 Stephen L. Wasby, Political Science: The Discipline and Its Dimension (New York: Charles Sebineris Sons,

(5)

menjadi bahan pertimbangan bagi pemilih. Orientasi terhadap isu merupakan hal yang juga penting, di mana isu-isu yang berkembang di masyarakat harus dijadikan perhatian untuk kampanye para partai supaya mendapat perhatian dari masyarakat sebagai pemilih. Orientasi terhadap kandidat juga dapat berpengaruh dalam menarik suara, di mana kandidat yang diusung akan dinilai dari kualitas dan popularitasnya diantara masyarakat sebagai pemilih.

Konsep Opini Publik dan Partai

Teori perilaku pemilih tersebut sangat berkaitan dengan konsep opini publik. Opini publik diperlukan untuk menganalisis perilaku pemilih serta pengaruhnya terhadap pemerintahan, partai-partai, dan MP. Opini publik menjadi perhatian pemerintah yang menerapkan demokrasi representatif seperti di Australia. Austin Ranney mendefenisikan opini publik sebagai8 :

“The sum of all private opinions of which government officials are aware and which they take into account to some degree in making their official decisions.”

[Keseluruhan dari pendapat-pendapat pribadi yang menjadi pengetahuan pejabat pemerintah dan menjadi perhatian mereka dalam beberapa tingkatan untuk membuat keputusan resmi mereka.]

Secara tidak langsung pendapat-pendapat masyarakat merupakan dasar bagi para anggota partai atau anggota parlemen untuk membuat keputusan.

Opini publik mempengaruhi partai politik sebagai aktor di dalam perebutan kekuasaan di parlemen dan pemerintahan. Tulisan ini akan banyak membahas mengenai peran dari partai politik Australia dalam menghadapi pemilu. Konsep mengenai partai politik menjadi bagian dari kerangka teori yang vital untuk didefinisikan. Menurut Alan Ware definisi dari partai politik adalah9 :

“A Political party is an institution that seeks influence in a state, often by attempting to occupy positions in government, and usually consist of more than a single interest in the society and so to some degree attempts to ‘aggregate interest’.”

[Partai politik adalah sebuah instansi yang berupaya untuk memiliki pengaruh di dalam negara, kerap kali dengan berusaha mengisi jabatan dalam pemerintahan, dan biasanya punya unsur lebih dari satu kepentingan tunggal di dalam masyarakat dan juga untuk beberapa tingkatan usaha dengan “kepentingan agregat”.]

                                                                                                                         

8 Austin Ranney, Governing: An Introduction to Political Science (New Jersey : Prentice-Hall, 1987), Hlm 72. 9 Alan Ware, Political Parties and Party System (New York : Oxford University Press Inc, 1999), hlm 5.

(6)

Partai politik menjadi aktor utama dalam merebut kekuasaan sebuah negara. Partai politik akan dihadapkan dengan pemilu seperti yang terjadi di Australia. Definisi dari Alan Ware dapat membantu analisis penulis dalam kaitan tentang peran partai sebelum dan sesudah pemilu. Di mana partai politik di Australia membawa kepentingan dari masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi dari hasil pemilu.

Terdapat perbedaan partai-partai dalam sistem demokrasi seperti di Australia. Perbedaan partai dapat dilihat platform atau program di dalam partai tersebut. Perbedaan partai-partai oleh karena platform atau program diperlukan untuk menganalisis langkah yang dilakukan partai-partai menghadapi pemilu. Perbedaan partai-partai menurut platform atau program juga dapat digunakan untuk menganalisis dukungan yang terbentuk di dalam minority government. Perbedaan menurut platform atau program membagi partai menjadi menjadi missionary party dan broker party. Missionary party dalam politik Australia mengacu pada partai yang mempunyai suara sangat kecil, seperti Green Party, Christian Democratic Party, Partai Demokrat, dan Partai Buruh Demokrasi. Dalam bukunya oleh Austin Ranney, missionary parties didefinisikan sebagai10 :

“Parties whose principal aim is to win convert for their ideologies, not to maximize their votes so as to win elective offices.”

[Partai-partai yang sasarannya secara prinsip adalah untuk berhasil dalam mengkonversi ideologi mereka, bukan untuk memaksimalkan suara mereka supaya menang dalam lembaga.]

Definisi di atas dapat menggambarkan dasar pertimbangan partai-partai minor di Australia untuk melakukan dukungan karena lewat pengaruh ideologi. Sehingga perjanjian-perjanjian dapat dianalisis mengacu pada defenisi missionary parties.

Terdapat dua partai mayor yang bergantian menjadi pemenang pemilu federal Australia, yaitu Partai Buruh dan Partai Liberal-Nasional. Austin Ranney menyebut Partai Buruh dan Partai Liberal-Nasional sebagai broker parties. Broker parties didefinisikan sebagai11 :

“Parties whose main goal is to elect as many as candidates as possible, and who therefore appeal to as broad a spectrum of interests and ideologies as possible.”

[Partai-partai yang tujuan utamanya adalah dengan terpilihnya para kandidat sebanyak mungkin, dan karenanya dapat menyebarkan secara luas spektrum dari kepentingan-kepentingan dan ideologi-ideologi sebanyak mungkin.]                                                                                                                          

10 Austin Ranney, Governing : An Introduction to Political Science (New Jersey : Prentice-Hall, 1987), Hlm

165.

(7)

Partai Buruh dan Partai Liberal-Nasional sebagai broker parties akan berusaha mencapai suara mayoritas dalam parlemen. Suara mayoritas memungkinkan Partai Buruh dan Partai Liberal-Nasional untuk memperluas pengaruh dari kepentingan-kepentingan dan ideologi-ideologi partai.

Perbedaan partai menurut Ranney di atas dapat membantu penulis dalam menganalisis langkah dan dinamika politik yang ditunjukan partai politik di Australia. Langkah dan dinamika dari partai politik menjadi lebih mudah dianalisis oleh karena perbedaan platform dan program. Kecenderungan-kecenderungan partai dalam parlemen Australia dapat dipetakan sesuai dengan konsep missionary parties dan broker parties tersebut.

Partai sebagai aktor yang menjadi perhatian dalam penelitian ini bertindak menjadi pelaku dan mempengaruhi dinamika politik di Australia. Dinamika politik tercipta dari langkah-langkah yang dipilih dari partai dalam mengambil keputusan politik. Langkah penting dari partai Australia yang menjadi kajian dalam penelitian ini ialah keputusan untuk memberi dukungan ataupun membuat perjanjian koalisi. Premis dari Storm dan Lupia tentang keputusan melakukan koalisi politik menyatakan12 :

“Coalition decisions are the result of bargaining in the shadow of citizen opinion and the constant threat posed by the potensial coalition that can replace them.”

[Keputusan untuk berkoalisi adalah hasil dari perundingan dalam bayang-bayang pendapat warganegara dan ancaman yang ditimbulkan dari koalisi potensial yang dapat menggantikan mereka.]

Dengan premis tersebut penulis dapat menganalisis bagaimana Partai Buruh melakukan langkah koalisi politik oleh karena pertimbangan dari pendapat warganegara/opini publik yang tercipta. Opini publik yang berkembang dari warganegara tentu saja paralel dengan opini di parlemen oleh karena anggota-anggota parlemen adalah pilihan warganegara. Kemudian pertimbangan berikutnya ialah mengenai ancaman dari Partai Liberal-Nasional sebagai pihak yang memiliki potensi menggantikan Partai Buruh di dalam pemerintahan. Oleh karena itu, premis tersebut masuk dalam kerangka teori untuk menganalisis langkah Partai Buruh mempertahankan pemerintahan dengan mencari dukungan membentuk minority government.

                                                                                                                         

12 Arthur Lupia & Kaare Strom, Coalition Governance theory : Bargaining, Electoral Connection and the Shadow of the Future (2003), hlm 23. Sebuah artikel ilmiah dari sumber internet : www.researchgate.net.

(8)

Konsep Hung Parliament dan Minority Government

Konsep mengenai hung parliament dan minority government merupakan pembahasan kontemporer dalam studi ilmu politik. Di samping itu juga, konsep hung parliament dan minority government mempunyai perbedaan atau ciri tersendiri pada beberapa negara. Penulis kemudian memilih rujukan yang berasal dari akademika Australia dan meneliti mengenai parlemen Australia. Sehingga konsep mengenai hung parliament dan minority government dalam tulisan ini langsung mengacu pada parlemen yang ada di Australia.

Gareth Griffith dalam makalahnya yang berjudul “Minority Government in Australia 1989-2009: Accords, Charters and Agremeents” menyebutkan pengertian mengenai hung parliament, yaitu13 :

“… political circumstances where no party and formal coalition of parties has majority support in the Lower House of Parliament, that is, in the House in which governments are formed. This is what is meant by the term ‘Hung Parliament’.“

[… situasi politik di mana tidak ada partai dan koalisi resmi partai-partai memiliki dukungan mayoritas di Majelis Rendah Parlemen, yaitu, di majelis di mana pemerintahan terbentuk. Inilah yang dimaksud dengan istilah ‘Parlemen Menggantung’.]

Pengertian tersebut mengacuh pada situasi dalam Majelis Rendah Parlemen Australia, yang mana disebut sebagai House of Representative (HoR). Hung Parliament dalam tulisan ini mengacu pada parlemen menggantung dalam House of Representative (HoR).

Gareth Griffith dalam makalahnya yang berjudul “Minority Government in Australia 1989-2009: Accords, Charters and Agremeents” juga menyebutkan konsep mengenai minority government dalam konteks hung government, yaitu14 :

“A minority government is formed in those circumstances where, in the context of hung parliament, some accommodation is made between political rivals or competitors, be they political parties or Independent Members of Parliament. A minority government is therefore a form of government established under the conditions of hung parliament, but not as the inevitable effect or result of those conditions. Rather, it is a political creation, formed by means of compromise and negotiation. The detailed arrangements for a minority government can vary, from a loose coalition agreement entered into between political parties and/or Independents, to other kinds of ‘confidence and supply’ agreements, or ‘co-operation’ agreements.”

                                                                                                                         

13 Griffith, Grareth. “Minority Government in Australia 1989-2009 : Accords, Charters and Agreements” (NSW Parliamentary Library Research Service : Background Paper No 1/10), Bagian summary, hlm i. Diunduh dari

sumber internet : http://observgo.uquebec.ca/observgo/fichiers/62166_GRA1.pdf.

14 Griffith, Grareth. “Minority Government in Australia 1989-2009 : Accords, Charters and Agreements” (NSW Parliamentary Library Research Service : Background Paper No 1/10), Bagian summary, hlm i. Diunduh dari

(9)

[Pemerintahan minoritas terbentuk dalam situasi di mana, dalam konteks parlemen menggantung, beberapa akomodasi dibuat antara rival atau pesaing politik, baik itu partai politik atau Anggota Independen Parlemen. Oleh karena itu pemerintahan minoritas merupakan bentuk pemerintahan yang didirikan berdasarkan kondisi dari parlemen menggantung, tapi bukan sebagai efek yang tak dapat dihindari atau hasil dari kondisi tersebut (parlemen menggantung). Sebaliknya, itu adalah ciptaan politik, dibentuk dengan cara kompromis dan negosiasi. Aturan yang terperinci untuk sebuah pemerintahan minoritas dapat bervariasi, dari perjanjian koalisi longgar yang ditanda tangani antara partai politik dan/atau Independen, sampai pada bentuk lain dari perjanjian ‘kepercayaan dan dukungan’ , atau perjanjian ‘kerjasama’.]

Konsep minority government Gareth Griffith dapat dipakai dalam membahas langkah-langkah yang dilakukan pemimpin partai, partai politik, ataupun Independen di parlemen pasca pemilu.

Gareth Griffith kemudian mengkaji minority government yang terjadi di Australia selama 20 tahun dari 1989 sampai 2009. Dalam makalahnya “Minority Government in Australia 1989-2009: Accords, Charters and Agremeents” Gareth Griffith mengutip 4 model minority government dari Alan Ward, di antaranya15 :

1. Partai besar membentuk pemerintahan koalisi dengan pihak lain (partai kecil dan/atau Independen) untuk mencapai mayoritas di Majelis Rendah. 2. Partai besar dengan kursi minoritas di Majelis Rendah menerima jaminan

dukungan dalam administrasi RUU dan mosi percaya dari partai kecil dan/atau Independen. Mosi percaya dan perjanjian dukungan tersebut mungkin ataupun mungkin tidak dilengkapi dengan perjanjian mengenai program lagislatif dari pemerintah yang akan dibentuk.

3. Partai besar dengan kursi minoritas di Majelis Rendah berjalan tanpa jaminan “kelangsungan hidup” dari partai kecil atau Independen.

4. Partai besar menjalankan (pemerintahan) dengan mayoritas di Majelis Rendah tapi Minoritas di Majelis Tinggi.

Empat model tersebut adalah kemungkinan yang dapat terjadi di Parlemen Australia. Dalam tulisan ini, penulis yakin minority government yang terbentuk berasal dari salah satu model dari Alan Ward di atas. Karena hasil pemilu federal 21 Agustus tidak menghasilkan suara mayoritas dari partai besar, maka kemungkinan minority government yang terbentuk adalah model 1, 2, atau 3.

                                                                                                                         

15 Griffith, Grareth. “Minority Government in Australia 1989-2009 : Accords, Charters and Agreements” (NSW

Parliamentary Library Research Service : Background Paper No 1/10), Hlm 6. Diunduh dari sumber internet : http://observgo.uquebec.ca/observgo/fichiers/62166_GRA1.pdf.

(10)

Metode Penelitian

Dengan pendekatan kualitatif, penulis melakukan pembahasan mendalam dengan sudut pandang deskriptif-eksploratif. Sudut pandang deskriptif-ekploratif dapat dilakukan dengan menguraikan rumusan masalah untuk mencari jawaban dari pertanyaan penelitian sehingga dapat membentuk pemahaman yang mendalam terkait fenomena yang diangkat dalam penelitian.16 Penulis dapat memperoleh data lewat studi literatur dari buku bacaan dan sumber informasi yang mendukung. Penulis juga menggunakan data-data kuantitatif berupa data hasil polling dan data hasil pemilu 2010 dari sumber terpercaya.

Pembahasan

Pemerintahan Partai Buruh Pasca Pemilu 2007

Pada masa kampanye tahun 2007, Partai Buruh menjanjikan sebuah agenda untuk menjawab permasalahan climate change (perubahan iklim). Ratifikasi Protokol Kyoto menjadi tindakan resmi dari pemerintahan Kevin Rudd menandakan komitmen untuk mengatasi perubahan iklim.17 Salah satu isi perjanjian Protokol Kyoto tersebut ialah mengenai pengaturan emisi gas rumah kaca di Australia yang tidak boleh lebih dari 8 persen. Dengan menanda tangani ratifikasi Protokol Kyoto Partai Buruh telah melakukan janji utama dari kampanye. Pemerintahan Partai Buruh juga mendapat respon positif dari the greens dengan menyatakan bahwa langkah tersebut menjadi sejarah perubahan bagi Australia.

Setelah masalah perubahan iklim, perhatian terhadap masyarakat pribumi juga menjadi salah satu tindakan yang menaikkan popularitas pemerintahan Partai Buruh. Kevin Rudd mengucapkan permintaan maaf secara formal kepada masyarakat Aborigin atas segala regulasi dan kebijakan yang merugikan masyarakat Aborigin. Permintaan maaf secara formal dilakukan Kevin Rudd mewakili negara melalui pidato pada sidang parlemen dan menjadi Parliament Statement.18

Dalam memulai pemerintahan, Kevin Rudd mempunyai pernyataan mengenai gaya pemerintahannya yang konsultatif. Rudd menyatakan bahwa akan ada penekanan baru pada keterlibatan publik pada proses pembuatan kebijakan melalui “inklusi sosial” yang luas,                                                                                                                          

16 John W Creswell, Research Design : Qualitative & Quantitative Approache (USA : Sage publications, 1994)

Hlm 10-11.

17 Rudd signs Kyoto ratification document. (3 Desember 2007). ABC News.

http://www.abc.net.au/news/2007-12-03/rudd-signs-kyoto-ratification-document/976234.

18 Gay McAuley, “The National Apology Three Years Laters”, Performance Studies, University of Syndey, Hlm

4-5 . Sebuah Artikel dari internet: http://www.nla.gov.au/openpublish/index.php/australian-studies/article/download/2101/2493.

(11)

pertemuan “komunitas kabinet”, dan KTT 2020 untuk menghimpun pandangan-pandangan dan ide-ide kelompok besar (kelompok terkemuka) dari penduduk.19

Tetapi pemerintahan Kevin Rudd pada kenyataannya tidak berhasil mempertahankan popularitas dirinya. Kevin Rudd mendapat sorotan masyarakat dalam masalah perekonomian. Setelah satu tahun pemerintahan, pemerintahan tidak mampu menghindari krisis keuangan global. Krisis keuangan global berdampak buruk bagi perekonomian Australia masa pemerintahan Kevin Rudd. Sehingga dimata publik, Kevin Rudd tidak melakukan kinerja signifikan sebagai Perdana Menteri menghadapi krisis keuangan global.

Setelah permasalahan krisis ekonomi 2008, masalah lingkungan, dan beberapa permasalahan dalam pemerintahan Kevin Rudd, pada penghujung tahun 2009 Kevin Rudd dihadapkan pada kritikan terhadap gaya kepemimpinan dan manajerial Kevin Rudd sebagai Perdana Menteri. Lebih dari setengah staf Kevin Rudd telah meninggalkan kantor Perdana Menteri sejak pemilu dua tahun sebelumnya.20 Kondisi tersebut menggambarkan penurunan popularitas Kevin Rudd yang bukan hanya dimata publik, tetapi juga lewat dukungan dari staf kerja di kantor atau kabinet sendiri.

Menurunnya popularitas Perdana Menteri merupakan penurunan popularitas dari partai yang berkuasa di pemerintahan. Hal tersebut merupakan dampak dari sistem parlementer yang diterapkan Australia, Perdana Menteri merupakan pemimpin partai pemerintahan, sehingga suara Perdana Menteri merupakan suara partai. Penurunan popularitas Kevin Rudd dan Partai Buruh dibuktikan lewat hasil polling persentase approval Kevin Rudd sebagai Perdana Menteri.

Approval Kevin Rudd sebagai Perdana Menteri menurun sampai dibawa 40 persen pada Mei 2010. Berdasarkan hasil polling Newspoll21 pada 14 sampai 16 Mei 2010, kekuatan Partai Buruh dan Partai Liberal-Nasional di parlemen berimbang22. Sehingga terjadi kondisi

parlemen menggantung (Hung Parliament)–kondisi di mana tidak ada suara mayoritas mendukung pemerintah–pada tahun 2010. Keadaan tersebut membuat Partai Buruh harus                                                                                                                          

19 Brenton Holmes & Sophia Fernandes, “2010 Federal Election : a brief history”, Research Paper No.8,

2011-12, hlm 4. Diunduh dari sumber internet :

http://www.aph.gov.au/About_Parliament/Parliamentary_Departments/Parliamentary_Library/pubs/rp/rp1112/ 12rp08.

20 More Than Half Kevin Rudd’s Staff Gone Since the Election. (17 Oktober 2009). NewsAustralia.

http://www.news.com.au/national/more-than-half-kevin-rudds-staff-gone-since-the-election/story-e6frfkvr-1225787738194.

21 Newspoll sebagai lembaga survey telah berdiri dari tahun 1985 dan menjadi sumber rujukan utama

media-media di Australia karena track record polling yang terpercaya. Hasil polling Newspoll dipublikasi secara ekslusif oleh The Australian.

22 Aulich, Chris & Evans, Mark. The Rudd Government : Australian Commonwealth Administration 2007-2010.

(12)

bermanuver politik supaya dapat mempertahankan pemerintahan. Berikut data polling di Majelis Rendah (House of Representative) :

Tabel 2.1 Polling Pilihan Dua Partai dan Pilihan Sebagai Perdana Menteri di Majelis Rendah Pertanggal Pilihan Dua Partai (Buruh– LibNas) Persetujuan sebagai Perdana Menteri Perbandingan pilihan untuk Perdana Menteri (Buruh–LibNas)

Pemilu 2007 53 – 47 63 (Rudd) 47 – 44 (Howard)

15–17 Februari 2008 57 – 43 68 70 – 9 (Nelson) 2–4 Mei 2008 57 – 43 68 72 – 9 8–10 Agustus 2008 57 – 43 58 68 – 12 21–23 November 2008 55 – 45 67 63 – 21 (Turnbull) 6–8 Februari 2009 58 – 42 63 62 – 20 15–17 Mei 2009 56 – 44 58 58 – 24 21–23 Agustus 2009 55 – 45 61 66 – 19 13–15 November 2009 56 – 44 56 63 – 22 12–14 Februari 2009 53 – 47 50 55 – 27 (Abbott) 14–16 Mei 2010 50 – 50 39 (Rudd) 49 – 33 6–8 Agustus 2010 51 – 49 43 (Gillard) 49 – 34 [ Keterangan : Angka dalam skala persen (%) ]

Sumber : Data diakses dari www.newspoll.com.au/cgi-bin/polling/display_poll_data.pl.

Pemilu Federal 2010

Penurunan popularitas Kevin Rudd memunculkan sosok baru pemimpin dari Partai Buruh. Julia Gillard yang menjadi Wakil Perdana Menteri kemudian menggantikan Kevin Rudd sebagai Perdana Menteri dan ketua Partai Buruh pada 24 Juni 2010.23 Menanggapi penurunan popularitas, hilangnya dukungan dari parlemen sendiri, dan kritikan mengenai gaya kepemimpinan dari Kevin Rudd, Julia Gillard pada 23 Juni 2010 meminta diadakan pemungutan suara menentukan kepemimpinan dari Partai Buruh. Tetapi sebelum pemungutan suara diadakan, Kevin Rudd telah menyatakan dirinya mundur dari jabatan sebagai Perdana Menteri.

Pada konferensi pers setelah menggantikan Kevin Rudd, Julia Gillard menyatakan pemerintahan Partai Buruh adalah pemerintahan yang baik yang “kehilangan arah”.24 Julia Gillard menegaskan akan mengembalikan pemerintahan Partai Buruh kejalurnya. Tetapi                                                                                                                          

23 Mark, Kenny. Julia Gillard Replaces Kevin Rudd as Prime Minister of Australia. (24 Juni 2010). Adelaidenow. http://www.adelaidenow.com.au/news/national/rudd-faces-party-challenge-number-crunch/story-e6frea8c-1225883388264.

24 Megan, Levy. Labor Party was Losing Its Way Under Rudd: Gillard. (24 Juni 2010). The Age.

(13)

sebelum itu dilakukan, Julia Gillard ingin memastikan mandat dari rakyat melalui pemilu tanggal 21 Agustus 2010.

Pada 17 Juli 2010, Julia Gillard mengumumkan akan melakukan pemilu federal. Pengumuman tersebut memberikan waktu selama 5 minggu masa kampanye sebelum pemungutan suara diadakan pada 21 Agustus 2010. Partai Liberal-Nasional melaksanakan kampanye pada 8 Agustus, sedangkan Partai Buruh melaksanakan kampanye pada 16 Agustus 2010. Kampanye merupakan kesempatan dari partai untuk meyakinkan pemilihnya lewat agenda partai. Sekaligus dapat memperkuat posisi dari kandidat-kandidat yang berbasis pada partai tersebut.

Setelah pemilu berjalan, ternyata tidak ada partai yang berhasil mendapatkan lebih dari 50% jumlah kursi di parlemen. Pemilu tidak menghasilkan pemenang baru untuk berhak mendirikan cabinet pemerintahan. Partai Liberal-Nasional dan Partai Buruh sama-sama tidak berhasil meraih 76 kursi di parlemen federal. Partai Liberal-Nasional hanya mendapatkan 73 kursi, sedangkan Partai Buruh hanya berhasil mendapatkan 72 kursi dari pemilu federal 2010. Berikut data suara dan kursi yang diraih partai-partai dan independen di parlemen federal pada pemilu 2010 :

Tabel 2.2 Hasil pemilu House of Representative 21 Agustus 2010 Partai Pemberi Hak Suara Pilihan Pertama % Perolehan Kursi

Partai Liberal-Nasional 5,408,630 43.6 73

Partai Liberal 3,777,383 30.5 44

Partai Liberal Queensland 1,130,525 9.1 21

Partai Nasional 462,387 3.7 7

Partai Country 38,335 0.3 1

Partai Buruh 4,711,363 38.0 72

Green Party/Partai Hijau 1,458,998 11.8 1

Family First Party 279,330 2.3 0

Others/Lain-lain 544,042 4.4 4

Sumber : Diakses dari: http://www.electionresources.org/au/house.php?election=2010&state=AU.

Minority Government

Pada pemilu federal 21 Agustus 2010 kedua partai mayor tidak bisa memenangkan suara mayoritas parlemen. Tidak ada partai yang mempunyai posisi dalam mendirikan suatu pemerintahan dari hasil pemilu. Pada masa parlemen menggantung tersebut, kesempatan dari

(14)

Parta Liberal-Nasional dan Partai Buruh adalah sama untuk mencari dukungan. Julia Gillard sebagai Perdana Menteri menjabat juga menyatakan25 :

"It is clear that neither party has earned the right to government in its own right, it's my intention to negotiate, in good faith, an effective agreement to form government."

[Jelas bahwa tidak ada pihak yang mendapatkan hak untuk pemerintahan dalam haknya sendiri, ini niat saya untuk bernegosiasi, dengan itikad baik, kesepakatan yang efektif untuk membentuk pemerintahan."]

Jullia Gillard sebagai ketua Partai Buruh menyatakan langkah politik menindak lanjutin situasi politik yang terjadi. Pernyataan tersebut menunjukkan langkah politik Partai Buruh untuk membuka diri membentuk kesepakatan dengan pihak lain untuk membangun pemerintah.

Langkah tersebut merupakan jalan satu-satu bagi partai mayor di dalam sistem parlementer Australia. Dibutuhkan komunikasi intens untuk mencapai suatu kerja sama politik antar partai maupun partai dengan individual. Pada hasil pemilu 2010, terdapat beberapa kursi di dalam parlemen yang diisi oleh perwakilan tanpa partai dan satu partai minor. Satu kursi diraih oleh Partai Hijau yang mewakili negara bagian Victoria. Empat kursi diraih oleh kelompok independen yang mewakili negara bagian New South Wales, Tasmania, dan Queensland.

Kedua partai mayor membutuhkan suara tambahan dengan jumlah yang hampir sama. Partai Buruh dengan perolehan 72 suara, setidaknya harus mendapatkan tambahan 4 suara dari sisa suara yang dipegang oleh Partai Hijau dan independen. Partai Liberal-Nasional dengan 73 suara membutuhkan minimal 3 suara tambahan. Tambahan suara harus didapatkan dalam tempo singkat, jika tidak maka agenda pemilu ulang akan dapat terjadi. Pilihan terdapat pada aktor-aktor politik dalam parlemen Australia.

MP independen mempunyai latar belakang berbeda-beda yang memungkinkan partai mayor untuk berkomunikasi pada setiap MP independen. Tony Windsor sebagai MP independen merupakan mantan dari kandidat Partai Nasional. Rob Oakeshott merupakan MP independen dari daerah pemilihan Lyne. Andrew Wilkie merupakan MP independen yang pernah menjadi perwira tentara dan analis intelijen sebelum terjun ke politik menjadi kandidat dari Partai Hijau pada tahun 2004. Bob Katter merupakan MP independen yang sudah menjadi anggota parlemen tingkat federal semenjak tahun 1993 dari daerah pemilihan                                                                                                                          

25 Australian PM Stars Coalition Talks. (22 Agustus 2010). Theguardian.

(15)

Kennedy. Dari tahun 1993 sampai 2001 Bob Katter merupakan kandidat MP dari Partai Nasional, tetapi kemudian Bob Katter meninggalkan Partai tersebut dan menjadi kandidat independen sampai pada pemilu 2010.

Kemudian MP dari Partai Hijau mempunyai perwakilan 1 kursi dalam parlemen tingkat federal Australia. Adam Bandt menjadi MP pada pemilu 2010 merupakan kandidat kedua yang terpilih dari Partai Hijau di House of Representative (HoR) setelah Michael Organ. Adam Bandt merupakan mantan pemimpin deputi dari Partai Hijau.

Pasca pemilu 21 Agustus 2010, Julia Gillard menyatakan langkah politik untuk mempertahankan pemerintahan Partai Buruh. Pada 22 Agustus Julia Gillard memberikan sinyal membuka diri kepada anggota parlemen dari independen dan dari Partai Hijau.26 Sinyal tersebut disambut oleh salah satu dari MP independen dengan menyatakan dukungannya pada pemerintahan Partai buruh. Ketiga MP independen yang lain kemudian akan menentukan sikap dalam mendukung pemerintahan Buruh atau pemerintahan bayangan Liberal-Nasional pada tanggal 2 September 2010.

MP independen yang telah menentukan pilihan untuk mendukung pemerintahan Partai Buruh adalah MP Andrew Wilkie. Andrew Wilkie telah melakukan negosiasi dengan Julia Gillard secara terpisahkan dengan ketiga MP independen lainnya. Komunikasi antara Julia Gillard dan Andrew Wilkie sudah terjadi sehari setelah pemilu tingkat federal dilaksanakan. Pada tanggal 22 Agustus Andrew Wilkie menyatakan keyakinannya terhadap Partai Buruh yang dapat menciptakan pemerintahan stabil.27 Lalu kemudian pada 2 September Julia Gillard dan Andrew Wilkie berhasil membuat perjanjian tertulis mengenai dukungan Andrew Wilkie terhadap pemerintahan Partai Buruh yang dipimpin oleh Julia Gillard.

Pasca pemilu federal 2010, Partai Buruh berhasil meraih dukungan dari Partai Hijau pada 1 September dan MP Independen Andrew Wilkie pada 2 September, Partai Buruh kemudian berhasil melakukan perjanjian dengan dua MP Independen lain pada 7 September. Perjanjian antara Partai Buruh dengan dua MP Independen lain merupakan lanjutan dari komitmen Julia Gillard mempertahankan pemerintahan Partai Buruh. Dukungan dari Andrew Wilkie dan Adam Bandt di dalam House of Representative hanya menambah dua suara menjadi 74 dalam parlemen. Partai Buruh sedikitnya memerlukan 2 suara dukungan lagi yang didapat dari MP Independen Rob Oakeshott dan Tony Windsor.

                                                                                                                         

26 Australian Independent Backs Labor Minority Government. (2 September 2010). Theguardian.

http://www.theguardian.com/world/2010/sep/02/australian-independent-backs-labor-government.

27 Australian PM Stars Coalition Talks. (22 Agustus 2010). Theguardian.

http://www.theguardian.com/world/2010/aug/22/australia-election-coalition-government-labor.

45   45  

(16)

Ketiga MP Independen lain—Andrew Wilkie telah lebih dulu menyatakan dukungan terhadap Partai Buruh pasca pemilu—sempat bernegosiasi dengan Tony Abbott dan Julia Gillard dalam pertemuan konfidensial. Ketiga MP Independen mengatur strategi rencana untuk melakukan negosiasi terhadap kedua pemimpin Partai Mayor di Australia menindaklanjutin keadaan Parlemen menggantung. Ketiga MP Independen tersebut ialah, Rob Oakeshott MP Independen dari Lyne dan Tony Windsor MP Indenpenden dari New England, dan Bob Katter MP Independen dari Kennedy. Pertemuan konfidensial antara kedua pemimpin Partai Mayor dengan tiga MP Independen berlangsung pada 25 Agustus 2010. Pada pertemuan tersebut, para MP Independen berjanji untuk memberi dukungan bagi siapapun yang dapat memberikan penawaran terbaik atas pemerintahan yang stabil, tetapi mengatakan bahwa kesepakatan tidak dapat terjadi sampai penghitungan suara akhir, yang diharapkan tidak lebih dari tujuh hari.28

Situasi menjadi menarik karena ketiga MP Independen tersebut merupakan mantan kandidat Partai Nasional29. Dalam perjalanan politik Windsor sebagai salah contoh yang pernah mendapat kecaman dari mantan partainya, Partai Nasional. Dia diibaratkan sebagai agen penyebab kanker dan sebagai pemimpin Senat yang bodoh dan memalukan.30 Tetapi setelah pertemuan konfidensial dilaksanakan, Windsor menyatakan bahwa mempunyai hubungan baik dengan Partai Buruh dan Partai Liberal-Nasional. Windsor juga berharap bahwa kesepakatan dapat terjadi untuk membentuk pemerintahan supaya pemilu ulang tidak perlu dilakukan.

Kesepakatan kemudian terjadi antara MP Independen Tony Windsor dan Rob Oakeshott dengan Partai Buruh. Windsor dan Oakeshott kemudian melakukan perjanjian tertulis dengan Julia Gillard—seperti perjanjian antara Partai Buruh dengan Andrew Wilkie dan Partai Hijau. MP Independen Bob Katter berbeda dengan mereka, Katter lebih memilih untuk mendukung Tony Abbott sebagai Perdana Menteri. Keputusan dari ketiga MP Independen tersebut dinyatakan ke publik pada tanggal 7 Septermber.

Dalam perjanjian, Windsor dan Oakeshott mendapat keistimewaan mirip dengan yang didapatkan oleh Andrew Wilkie dan MP dari Partai Hijau. Windsor dan Oakeshott akan melakukan pertemuan berkala dengan pemerintahan Partai Buruh pada masa sidang dan di luar masa sidang parlemen. Pertemuan tersebut dilakukan untuk mewujudkan pemerintahan                                                                                                                          

28 Australian Election: Gillard and Abbott Meet Independent Kingmakers. (25 Agustus 2010). Theguardian.

http://www.theguardian.com/world/2010/aug/25/australia-election-gillard-abbot-kingmakers.

29 Partai Nasional berkoalisi dengan Partai Liberal, disebut dengan Partai Liberal-Nasional.

30 Australian Election: Gillard and Abbott Meet Independent Kingmakers. (25 Agustus 2010). Theguardian.

http://www.theguardian.com/world/2010/aug/25/australia-election-gillard-abbot-kingmakers.

(17)

yang transparan dan akuntabel kepada anggota-anggota pendukung pemerintahan. Windsor dan Oakeshott melakukan pertemuan berkala untuk mendiskusikan, menegosiasikan legislasi, dan agenda parlemen. Sehingga dengan pertemuan-pertemuan tersebut Windsor dan Oakeshott dapat menerima informasi yang jelas mengenai kerja dari pemerintahan yang didukungnya.

Tapi berbeda dengan Andrew Wilkie dan Partai Hijau, perjanjian Windsor dan Oakeshott dengan Partai Buruh mengupayakan reformasi parlemen. Perjanjian tersebut menuliskan mengenai langkah peningkatan proses dan integritas dari parlemen. Partai-partai setuju untuk bekerja sama dan dengan anggota parlemen yang lain untuk melaksanakan reformasi parlemen.31 Perjanjian tersebut juga menuliskan mengenai pengadaan Menteri Regional Australia dan merestrukturasi kerja pemerintah. Perjanjian tersebut mempunyai detail mengenai reformasi parlemen yang akan dilaksanakan. Detail dari reformasi parlemen dan restrukturasi pemerintahan termuat dalam lampiran perjanjian sebanyak 29 halaman.

Dengan terjadinya parlemen menggantung, peta kekuatan politik parlemen Australia menempatkan partai-partai minoritas dan MP terpilih kepada posisi strategis untuk menciptakan minority government. Suara atau dukungan dari partai minoritas dan MP Independen menjadi sangat penting bagi Partai Buruh dan Partai Liberal-Nasional. Partai-partai minoritas dan MP independen bisa jadi mempunyai kesamaan program kebijakan atau ideologi terhadap salah satu partai mayor atau bisa jadi persamaan terjadi dalam faksi salah satu partai mayor tersebut32. Dalam internal partai terdapat faksi-faksi tertentu, tetapi secara garis besar terdapat perbedaan besar antara Partai Buruh dan Partai Liberal-Nasional. Partai Buruh mempunyai ciri faksi yang terstruktur, formal, dan publik seperti yang tergambar dalam penjelasan bab sebelumnya pada tulisan ini. Beruntungnya, pada periode tahun 2010, partai minoritas dan MP independen mempunyai kedekatan dengan faksi Partai Buruh.

Dengan adanya beberapa persamaan antara Partai Buruh dengan Partai Hijau dan beberapa MP independen, Partai Buruh lebih dimudahkan dalam menarik dukungan dibanding dengan Partai Liberal-Nasional. Pasca pemilu, peta politik terbentuk, Julia Gillard dan Tony Abbot sebagai ketua Partai Buruh dan Partai Liberal-Nasional mempunyai peran penting dalam menarik dukungan. Faktor-faktor seperti opini publik, figur calon Perdana

                                                                                                                         

31 “The Australian Labor Party & The Independent Members (Mr Tony Windsor and Rob Oakeshott) (‘The Parties’) Agreement”, Hlm 2. Sebuah dokumen yang diunduh dari : http://www.rdamwg.com.au/_content/documents/Better%20Deal%20for%20Regions%20Agreement/542989-final-agreement-with-the-independents.pdf.

(18)

Menteri, program-program partai dapat mempengaruhi keberhasilkan mewujudkan pemerintahan.

Setelah tanggal 21 Agustus 2010, Partai Buruh dan Partai Liberal-Nasional banyak melakukan manuver-manuver politik terhadap pengisi kursi minoritas parlemen. Dengan Julia Gillard dan Tony Abbot sebagai pemimpin partai mayoritas berkonsentrasi mengadakan pertemuan dengan perwakilan Partai Hijau dan MP Independen. Pertemuan Julia Gillard dan Tony Abbot dengan tiga MP Independen sempat terjadi pada 25 Agustus 2010. Pada pertemuan tersebut Julia Gillard dan Tony Abbot sebagai calon Perdana Menteri dan Ketua Partai berdiskusi dengan ketiga MP Independen mengenai siapa yang dapat menawarkan pemerintahan yang stabil.33

Dalam pemberitaan media-media Australia menyebutkan pembicaraan koalisi dari para perwakilan partai atau politikus mengacu pada negosiasi perjanjian-perjanjian dalam dukungan. Partai Hijau atau MP Independen akan mendukung Partai Buruh atau Partai Liberal-Nasional jika sebelumnya salah satu Partai Mayor tersebut menyepakati perjanjian politik dengan partai minor atau MP Independen. Artinya dukungan berupa vote atau mendukung salah satu partai mayor untuk membentuk pemerintahan dengan jaminan suara dalam parlemen. Partai Hijau dan MP Independen belum tentu berada pada Kabinet. Dengan demikian koalisi tidak secara langsung terjadi di mana Partai Hijau atau MP Independen bergabung dengan Partai Buruh di dalam pemerintahan. Partai Hijau atau MP Independen hanya vote atau memberikan suara dalam parlemen kepada pemerintahan.

Model minority government yang terjadi ialah model dukungan terhadap Partai Buruh. Model 2 dalam artikel Alan Ward mendefenisikan minority government tercapai melalui jaminan dukungan tambahan dari partai minor dan MP Indenpenden di parlemen. Jaminan tersebut didapatkan melalui dengan atau tidak dengan perjanjian antara partai mayor dengan partai minor dan/atau MP Indenpenden. Jadi berbeda dengan koalisi pada umumnya, di mana nantinya para anggota koalisi menempati kedudukan dalam pemerintahan sebagai suatu jalan menciptakan pemerintahan bersama.

Kesimpulan

Setelah pemilu federal dilaksanakan pada 21 Agustus 2010, ternyata suara Partai Buruh banyak berkurang di Queensland. Queensland merupakan basis daerah pemilihan (dapil) dari Kevin Rudd dan menjadi tempat Partai Buruh mendapat tambahan suara                                                                                                                          

33 Australian Election: Gillard and Abbott Meet Independent Kingmakers. (25 Agustus 2010). Theguardian.

(19)

signifikan pada pemilu 2007. Pada masa Kevin Rudd menjabat Perdana Menteri, masyarakat Queensland dikecewakan karena kepentingan-kepentingan mereka tidak direalisasikan Kevin Rudd. Dilain pihak, masyarakat Queensland juga merespon negatif penglengseran Kevin Rudd oleh Julia Gillard sebagai pemimpin Partai Buruh. Oleh sebab itu, suara Partai Buruh berkurang drastis pada pemilu 2010 sampai menyebabkan kehilangan enam kursi di dalam parlemen federal.

Jaminan dukungan dari tiga MP Independen dan Partai Hijau diperoleh melalui 3 perjanjian politik. Perjanjian politik antara Partai Buruh dengan Partai Hijau ditanda tangani pada 1 September 2010. Kemudian pada 2 September MP Andrew Wilkie menyepakati perjanjian politik dengan Partai Buruh. Setelah 5 hari berselang, MP Tony Windsor dan Rob Oakeshott kemudian berhasil membuat perjanjian politik dengan Partai Buruh pada 7 September 2010. Tiga perjanjian tersebut menjamin Partai Buruh untuk membentuk minority government.

Daftar Referensi Sumber Buku

Budiardjo, Miriam. (2010). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Creswell, John W. (1994). Research Design : Qualitative & Quantitative Approache. USA :

Sage publications.

Don, Aitkin & Brian Jinks. (1980). Australian Political Institutions. Victoria, Pitman Australia.

Jaensch, Dean. (1996). Parliament Parties & People Australian Politics Today Second Edition. Melbourne : Longman Australia.

Ranney, Austin. (1987). Governing : An Introduction to Political Science. New Jersey : Prentice-Hall.    

Smith, Rodney. (1993). Politics in Australia. Sydney : Southwood Press.

Stephen L. Wasby. (1970). Political Science: The Discipline and Its Dimension. New York: Charles Sebineris Sons.

Ware, Alan. (1999). Political Parties and Party System. New York : Oxford University Press,Inc.

Artikel Ilmiah

“The Australian Labor Party and the war in Afghanistan”, International Committee of The Fourth International (ICFI). Sebuah artikel berita edisi 7 oktober 2009. Dari alamat internet : http://www.wsws.org/en/articles/2009/10/afgh-o07.html

(20)

Anne Twomey. “The Governor-General’s Role in the Formation of Government in a Hung Parliament”. The University of Syndey. 2010. Sebuah artikel dari sumber internet :

http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1666697  

Arthur Lupia & Kaare Strom. “Coalition Governance theory : Bargaining, Electoral Connection and the Shadow of the Future”. 2003. Sebuah artikel ilmiah dari sumber internet : www.researchgate.net

Aulich, Chris & Evans, Mark. “The Rudd Government : Australian Commonwealth Administration 2007-2010”

Brenton Holmes & Sophia Fernandes. “2010 Federal Electioan : a brief history”. Artikel

dari sumber internet

:http://www.aph.gov.au/About_Parliament/Parliamentary_Departments/Parliamentar

y_Library/pubs/rp/rp1112/12rp08

DR. Joy McCann. “Balancing act : the Australian Greens 2008-2011”. Department of Parliamentary Service. 2012. Research Paper No. 7, 2011-12. Makalah yang

diunduh dari :

http://www.aph.gov.au/About_Parliament/Parliamentary_Departments/Parliamentar y_Library/pubs/rp/rp1112/12rp07

DR. Nicholas Horne. “ Hung Parliaments and Minority Governments”, 23 Desember 2010.

Sebuah artikel dari sumber internet :

http://www.aph.gov.au/About_Parliament/Parliamentary_Departments/Parliamentar

y_Library/pubs/BN/1011/HungParliaments#_Toc320017742

Gay McAuley. “The National Apology Three Years Laters”. Performance Studies, University

of Syndey. Sebuah Artikel dari internet:

http://www.nla.gov.au/openpublish/index.php/australian-studies/article/download/2101/2493

Griffith, Grareth. “Minority Government in Australia 1989-2009 : Accords, Charters and Agreements” (NSW Parliamentary Library Research Service : Background Paper No 1/10), Bagian summary, hlm i. Diunduh dari sumber internet :

http://observgo.uquebec.ca/observgo/fichiers/62166_GRA1.pdf

Marian Sawer. “Managing Gender : The 2010 Federal Election”. The Australian National

University. Data dari artikel :

http://www.australianreview.net/digest/2010/10/sawer.html

Tasos Kalandrakis. “Minority Government : Ideology and Office”. 2002. Sebuah artikel

ilmiah yang diunduh dari

http://www.politics.as.nyu.edu/docs/IO/4754/kalandrakis.pdf

Jurnal

Gerald Pech. “Coalition Governments Versus Minority Governments : Bargaining Power, Cohesion, and budgeting Outcomes”. Sumber dari Public Choice, Vol. 121. No, ½ (Jul., 2004), pp.1-24

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Pemilu House of Representative Pada 24 November 2007
Tabel 2.1 Polling Pilihan Dua Partai dan Pilihan Sebagai Perdana Menteri di Majelis  Rendah  Pertanggal  Pilihan Dua Partai  (Buruh– LibNas)  Persetujuan sebagai Perdana Menteri  Perbandingan pilihan untuk  Perdana Menteri (Buruh–LibNas)  Pemilu 2007  53 –
Tabel 2.2 Hasil pemilu House of Representative 21 Agustus 2010

Referensi

Dokumen terkait

    Dalam melihat perkaitan antara salah laku pelajar dengan gaya keibubapaan yang diamalkan hasil kajian menunjukkan bahawa faktor gaya keibubapaan yang diamalkan oleh para ibu

berdasarkan pendekatan terhadap kinerja pasar yang ada di Malaysia dan penelitian dari Tan et al (2007) yang meneliti mengenai pengaruh intellectual capital yang

Islamisasi sains yang diidentifikasi Nidhal merupakan Model i‘jâz tidak bisa dikembangkan karena terlalu integrasi agama dan sains modern yang ditawarkan Nidhal

Berdasarkan konsepsi tersebut diatas, maka studi AMDAL ini akan diawali dengan suatu telaan terhadap peraturan perundang–undangan yang berlaku (terutama yang

〔下級審民訴事例研究 六〕 一 株式会社の負担する債務の担保として

Activity diagram menggambar kan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing- masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi,

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Irwanto et al pada tahun 2016 dengan melakukan pemeriksaan kadar asam urat pada pasien tuberkulosis paru yang

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah- Nya penulis bisa menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Penyusunan Laporan