• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE DIFFERENCE IN THE LEVELS OF IRON (FE) BASED ON VARIATIONS IN DOSE OF M-BIO ON LEACHATE IN LANDFILL CIANGIR TASIKMALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE DIFFERENCE IN THE LEVELS OF IRON (FE) BASED ON VARIATIONS IN DOSE OF M-BIO ON LEACHATE IN LANDFILL CIANGIR TASIKMALAYA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

THE DIFFERENCE IN THE LEVELS OF IRON (FE) BASED ON VARIATIONS IN DOSE OF M-BIO ON LEACHATE IN LANDFILL CIANGIR

TASIKMALAYA

(Study Done At Landfill Ciangir Of Tasikmalaya Town)

Ferian Pajarudin1)

Anto Purwanto and Sri Maywati2)

Students Of The Faculty Of Health Sciences Majors Of Health Environment1) Siliwangi University (ferianpajarudin@yahoo.co.id)

Environmental Health Section Supervisor Professor Faculty Of Health2) Siliwangi University

ABSTRACT

Water leachate is the liquid that seeps through a pile of garbage by carrying dissolved or suspended material is mainly the results of the decomposition process of material or waste is defined as waste liquid incurred due to water ingress into external middens dissolve and rinse the material dissolved organic material, including the results of biological decomposition processes. Leachate specifically derived from the waste with the quantity and quality of the more potential to pollute the environment. Microbes or microorganisms which can be utilized for wastewater treatment is by utilizing microbes found in M-Bio technology products namely Lactobacillus SP. Selubizing Phospate bacteria, yeast or Yeast and Azosprillum sp. The purpose of this research is to know the difference in the levels of iron (fe) based on variations in dose of M-Bio on leachate in landfill Ciangir Tasikmalaya with old contacts, so that the effective dose is known to lower the levels of iron in the water quality of raw leachate in accordance. The research was carried out using a method of quasi experiments, with the form of the draft one group pre and post test without control design. Data analysis was done using SPSS program for Window Release 16.0. Statistical tests are kruskal-Wallis. The average value of the levels of iron (Fe) pretes was 9,74 mg/l. While the average value of the levels of iron (Fe) post test 8 ml 9 ml and 10 ml is 5,52 mg/l; 4,96 mg/l and 4.56 mg/l. levels of iron (Fe) after being given the treatment dose variation of M-Bio acquired levels of iron (Fe) under the raw quality in accordance with the decision of the Minister of State for the environment no. 5 by 2014. Kruskal-Wallis test results showed no difference in the levels of iron (Fe) against variations in dose of M-Bio on a water leachate in landfill Ciangir dose shows Tasikmalaya M-Bio 9 ml dose is the most effective in lowering the levels of iron (Fe).

Library: (1997-2011)

(2)

PERBEDAAN KADAR BESI (FE) BERDASARKAN VARIASI DOSIS M-BIO PADA LEACHATE DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR CIANGIR KOTA

TASIKMALAYA

(Studi Di Lakukan Di Tempat Pembuangan Akhir Ciangir Kota Tasikmalaya)

Ferian Pajarudin1)

Anto Purwanto dan Sri Maywati2)

Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan Lingkungan1) Universitas Siliwangi (ferianpajarudin@yahoo.co.id)

Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan2) Universitas Siliwangi

ABSTRAK

Air leachate adalah cairan yang merembes melalui tumpukan sampah dengan membawa materi terlarut atau tersuspensi terutama hasil proses dekomposisi materi sampah atau didefinisikan sebagai limbah cair yang timbul akibat masuknya air eksternal ke dalam timbunan sampah melarutkan dan membilas materi terlarut, termasuk juga materi organik hasil proses dekomposisi biologis. Leachate secara spesifik berasal dari limbah dengan kuantitas dan kualitas yang lebih berpotensi untuk mencemari lingkungan. Mikroba atau mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan untuk pengolahan air limbah adalah dengan memanfaatkan mikroba yang terdapat pada produk teknologi M-Bio yaitu Lactobacillus sp. Selubizing Phospate bacteria, Ragi atau Yeast dan Azosprillum sp. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kadar besi (fe) berdasarkan variasi dosis M-Bio pada leachate di tempat pembuangan akhir Ciangir Kota Tasikmalaya dengan lama kontak 24 jam, sehingga dapat diketahui dosis yang efektif untuk menurunkan kadar besi pada air leachate sesuai baku mutu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu, dengan bentuk rancangan one group pre and post test without control design. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Window Release 16.0. Uji statistik yang digunakan adalah kruskal-Wallis. Nilai rata-rata kadar besi (Fe) pretes adalah 9,74 mg/l. Sedangkan nilai rata-rata kadar besi (Fe) post test 8 ml, 9 ml dan 10 ml adalah 5,52 mg/l; 4,96 mg/l dan 4,56 mg/l. Kadar besi (Fe) setelah diberi perlakuan dengan variasi dosis M-Bio didapatkan kadar besi (Fe) dibawah baku mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 2014. Hasil uji kruskal-Wallis menunjukkan ada perbedaan kadar besi (Fe) terhadap variasi dosis M-Bio pada air leachate di tempat pembuangan akhir Ciangir Kota Tasikmalaya menunjukkan dosis M-Bio 9 ml merupakan dosis yang paling efektif dalam menurunkan kadar besi (Fe).

Kepustakaan : (1997 – 2011)

(3)

1. PENDAHULUAN

Air leachate adalah cairan yang merembes melalui tumpukan sampah dengan membawa materi terlarut atau tersuspensi terutama hasil proses dekomposisi materi sampah atau dapat pula didefinisikan sebagai limbah cair yang timbul akibat masuknya air eksternal ke dalam timbunan sampah melarutkan dan membilas materi terlarut, termasuk juga materi organik hasil proses dekomposisi biologis (Damanhuri, 2004).

Penimbunan sampah secara terus-menerus di daerah TPA menghasilkan pencemar berupa air leachate. Air leachate mengandung bahan-bahan organik dan logam berat (Himmah et al, 2009). Logam berat yang sering ditemukan dalam air leachate yaitu timbal (Pb), kadmium (Cd), tembaga (Cu), dan besi (Fe) (Langmore, 1998 dalam Maramis et al, 2006).

Salah satu zat beracun dan karsinogenik adalah logam berat. Kandungan konsentrasi logam berat yang tinggi apabila diserap oleh makhluk hidup dapat terakumulasi dan mengganggu metabolisme (Larashati, 2004:2). Logam berat teridentifikasi pada leachate di TPA Ciangir salah satunya adalah besi (Fe).

Pengamatan langsung di lapangan yaitu pengolahan air leachate TPA Ciangir belum maksimal karena kolam pengolahan air leachate tidak berfungsi sehingga air leachate yang keluar dari kolam masih berbau dan keruh. Air leachate yang keluar dari kolam pengolahan langsung mengalir ke sungai dan daerah pertanian di sekitar TPA. Air sungai yang tercemar tersebut di jadikan kegiatan masyarakat setempat.

Salah satu alternatif dalam pengelolaan atau penanganan besi (Fe) adalah dengan memanfaatkan mikroba atau mikroorganisme yang terdapat pada produk teknologi M-Bio. Metode ini memiliki beberapa keunggulan selain lebih murah juga lebih aman bagi lingkungan sehingga cukup efektif apabila diterapkan. Mikroba atau mikroorganisme yang terdapat dalam M-Bio adalah Lactobacillus sp, Selubizing Phospate bacteria, Ragi atau Yeast dan Azosprillum sp (Priyadi, 2011:6). Peranan dan fungsi M-Bio dalam pengolahan air limbah salah satunya adalah dapat menekan bau,

(4)

menurunkan kadar chlorida dan sulfat (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia, 2010:71).

Berdasarkan hasil pengujian awal yang telah dilakukan pada air leachate di Laboraturium Lingkungan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kab.Ciamis pada tanggal 01 September 2015, diketahui kadar besi adalah sebesar 8,7 mg/l. Padahal kadar maksimum baku mutu zat besi pada air limbah menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah cair bagi usaha atau kegiatan untuk zat besi adalah 5 mg/l.

Hasil pra eksperimen pertama didapatkan kadar besi air leachate TPA Ciangir kota Tasikmalaya sebesar 8,7 mg/l dan terdapat penurunan kadar besi sebesar 4,7 mg/l setelah diberikan perlakuan M-Bio dengan dosis 10 ml, 4,3 mg/l setelah diberikan perlakuan M-Bio dengan dosis 11 ml dan 3,9 mg/l setelah diberikan perlakuan M-Bio dengan dosis 12 ml dengan lama kontak selama 24 jam, dengan volume sampel air limbah masing-masing sampel sebanyak 1 liter.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar besi (Fe) berdasarkan variasi dosis M-Bio pada leachate di tempat pembuangan akhir ciangir kota Tasikmalaya.

2. METODE PENELITIAN

1. Alat yang digunakan dalam peneliotian ini adalah pH meter, thermometer, ember plastik, jeligen, spektrofotometer, corong, kertas saring, gelas ukur, pipet ukur, tabung erlenmeyer

2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air leachate, M-Bio,

reagen, aquades

3. Pelaksanaan Penelitian

1) Pengambilan sampel dilakukan oleh peneliti menggunakan botol sebanyak 6 buah berwarana putih. 1 buah botol dengan kapasitas 4 liter. Sampel dimasukkan ke dalam botol sampai penuh lalu tutup rapat supaya tidak terjadi kontak dengan udara sehingga tidak ada gelembung udara.

2) Pengambilan sampel untuk control dan perlakuan dengan variasi dosis 8 ml, 9 ml, dan 10 ml.

(5)

3) Sampel air leachate dituangkan pada ember percobaan sebanyak 18 buah untuk tiga variasi dosis, dengan volume sampel air leachate 1 liter untuk masing – masing ember. Sebelum sampel diberi perlakuan dengan variasi dosis M-Bio, setiap sampel air leachate diukur suhu, pH dan diperiksa kadar besi (Fe) sebagai pretes. Pengukuran suhu, pH dan kadar besi (Fe) dilakukan oleh petugas Laboratorium Lingkungan Daerah Kab.Ciamis. Sampel air leachate diberi perlakuan dengan penambahan M-Bio dengan variasi dosis 8 ml, 9 ml dan 10 ml. Masing – masing variasi dosis dilakukan 6 kali pengulangan dengan ukuran tiap sampel masing – masing 1 liter. Sampel air leachate yang telah diberi perlakuan kemudian didiamkan selama 24 jam sesuai efektifitas M-Bio. Setelah 24 jam diukur pH, suhu dan diperiksa kadar besi (Fe). 4) Tahap Pemeriksaan Sampel

a. Ambil 10 ml sampel dari ember

b. Saring sampel tersebut dengan menggunakan kertas penyaring ke dalam gelas ukur

c. Tuangkan sampel ke dalam tabung reaksi masukan reagen powder pillow

d. Pusingkan selama 3 menit dengan mengunakan centrifuge

e. Setelah itu tuangkan 10 ml sampel ke dalam sampel sel lain (blangko). Tempatkan blangko pada sel holder, kemudian tutup rapat sampel sel dengan tutup alat. Tekan zero, kursor akan bergerak ke kanan lalu menunjukkan 0.000 mg/l Fe. Kemudian letakkan preparasi sampel dalam sel holder, tutup rapat sel dengan tutup alat.

f. Tekan read, kemudian akan muncul hasil dalam mg/l besi (Fe). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

a.

Hasil Pengukuran Kadar Besi (Fe) Sebelum diberi Perlakuan

(6)

Tabel 4.1

Hasil Pengukuran Kadar Besi (Fe) Pada Air Leachate Sebelum diberi Dosis M-Bio Di TPA Ciangir Kota Tasikmalaya Replikasi Kadar Besi sebelum perlakuan (mg/l)

1 9,78 2 9,76 3 9,71 4 9,75 5 9,76 6 9,71

X

9,74

Berdasarkan table 4.1 menunjukan bahwa rata-rata kadar

besi (Fe) pada leachate sebelum perlakuan adalah 9,74.

b.

Hasil Pengukuran Kadar Besi Setelah Diberi Dosis M-Bio Dapat

Dilihat Pada Table 4.2

Tabel 4.2

Hasil Pengukuran Kadar Besi (Fe) Pada Air Leachate Dengan Variasi Dosis M-Bio Di TPA Ciangir Kota Tasikmalaya

Berdasarkan table 4.2 dapat diketahui bahwa air leachate yang telah diberi variasi dosis M-bio yang berbeda memiliki kadar besi (fe) yang bervariasi. Setelah diberi variasi dosis M-bio rata-rata kadar besi pada leachate dengan dosis 8 ml adalah 5,52 mg/l, 9 ml adalah 4,96 mg/l, 10 ml adalah 4,56 mg/l.

c.

Persentase Penurunan Kadar Besi (Fe)

Persentase penurunan kadar besi (Fe) pada air leachate setelah diberi perlakuan dengan variasi dosis M-Bio dapat dilihat pada tabel 4.3.

Dosis 8 ml Dosis 9 ml Dosis 10 ml

No (mg/L) (mg/L) (mg/L) 1. 5,52 4,97 4,58 2. 5,54 4,97 4,56 3. 5,51 4,95 4,58 4. 5,54 4,98 4,55 5. 5,52 4,95 4,56 6. 5,54 4,94 4,57

X

5,52 4,96 4,56

(7)

Tabel 4.3

Persentase Penurunan Kadar Besi (Fe) Pada Air Leachat Dengan Variasi Dosis M-Bio Di TPA Ciangir Kota Tasikmalaya

Dosis 8 ml Dosis 9 ml Dosis 10 ml

No Mg/L % Mg/L % Mg/L % 1. 4,26 43,55 4,81 49,18 5,2 53,16 2. 4,22 43,23 4,79 49,07 5,2 53,27 3. 4,2 43,25 4,76 49,02 5,13 52,83 4. 4,21 43,17 4,77 48,92 5,2 53,33 5. 4,24 43,44 4,81 49,28 5,2 53,27 6. 4,17 42,94 4,77 49,12 5,14 52,93

X

4,21 43,26 4,78 49,09 5,17 53,13

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dosis 8 ml menghasilkan penurunan kadar besi (Fe) dengan rata-rata penurunan sebesar 4,21 mg/l atau 43,26% dan penurunan terbesar adalah sebesar 4,26 mg/l atau 43,55, dosis 9 ml menghasilkan penurunan kadar besi (Fe) dengan rata-rata penurunan 4,78 mg/l atau 49,09% dan penurunan terbesar adalah sebesar 4,81 mg/l atau 49,28%, dosis 10 ml menghasilkan penurunan kadar besi (Fe) dengan rata-rata penurunan sebesar 5,17 mg/l atau 53,13% dan penurunan terbesar adalah 5,2 mg/l atau 53,33%.

d.

Analisis Data

Hasil uji kruskal Wallis untuk menentukan perbedaan rata-rata penurunan kadar besi pada leachate dengan variasi dosis M-Bio menunjukan bahwa pada kesalahan α = 0,05 terdapat beda rata-rata penurunan kadar besi pada berbagai variasi dosis M-Bio dengan nilai signifikan sebesar 0,0001 dengan nilai yang signifikan karena P value < α = 0,05 maka terdapat perbedaan kadar besi (Fe) setelah diberi perlakuan berbagai variasi dosis M-Bio 8 ml, 9 ml, 10 ml.

(8)

Tabel 4.3 Kruskal-Wallis

Perlakuan Dengan Variasi

Dosis Mean Rank Sig

Kadar Besi

Pada Leachate Dosis 8 ml 15,50

0.0001 Dosis 9 ml 9,50

Dosis 10 ml 3,50

Hasil uji Kruskal Wallis tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara variasi dosis M-Bio terhadap penurunan kadar besi pada leachate di Tempat Pembuangan Akhir Ciangir Kota Tasikmalaya. Dilihat dari hasil pengukuran kandungan besi (Fe) setelah perlakuan dengan variasi dosis M-Bio, maka dapat dikatakan bahwa dosis M-Bio 9 ml merupakan dosis yang paling efektif dalam menurunkan kadar besi (Fe), karena mampu menurunkan kadar besi (Fe) sampai dibawah baku mutu yaitu 4,96.

4. SIMPULAN

a. Rata-rata kadar besi (Fe) sebelum perlakuan dengan variasi dosis M-Bio yaitu 9,74 mg/l

b. Rata-rata kadar besi (Fe) setelah perlakuan dengan variasi dosis M-Bio yaitu 8 ml, 9 ml dan 10 ml adalah 5,52 mg/l; 4,96 mg/l dan 4,56 mg/l. c. Ada perbedaan kadar besi (Fe) terhadap variasi dosis M-Bio pada air

leachate di TPA Ciangir kota Tasikmalaya (p = 0,0001).

d. Dosis M-Bio 9 ml dengan kadar besi (Fe) awal adalah 4,96 mg/l merupakan dosis yang paling efektif dalam menurunkan kadar besi (Fe) pada air leachate dengan volume air limbah I liter.

5. SARAN

a. Untuk menjaga kemungkinan peningkatan kadar besi (Fe) pada leachate, maka pihak Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang Kota Tasikmalaya perlu melakukan pengukuran secara periodik supaya diketahui penurunan atau peningkatannya secara pasti.

(9)

b. Bagi peneliti lain agar melakukan penelitian terhadap kadar besi (Fe) pada air di badan air.

c. Bagi peneliti lain yang akan meneliti penelitian sejenis hendaknya memperhatikan beberapa kelemahan dalam penelitian ini seperti cara pengambilan sampel, pengukuran titik pengambilan sampel.

d. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas M-Bio terhadap logam berat lainnya atau unsur pencemaran lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman Perdana Nugraha, Efektivitas Berbagai Dosis M-Bio terhadap Kadar Krom (Cr) pada Air Limbah Industri Penyamakan Kulit Sukaregang Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut, UNSIL, Skripsi.

Damanhuri, E., Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3150, Teknik Lingkungan ITB, Edisi Semester I 2004/2005, Bandung, 2004

Himmah, Aminudi, dan Milala. 2009. Potensi Limbah Air Lindi oleh

Pseudomonas fluoresens sebagai Prebiotik Tanaman. Tidak

dipublikasikan. Program Kreativitas Mahasiswa. Bogor: Institut

Pertanian Bogor.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas

Pendidikan Indonesia, Jurnal Abmas Media Informasi Pengabdian

Kepada Masyarakat, Bandung,2010.

Murti, Bhisma, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1997

Priyadi, Teknologi M-Bio (Terdaftar Permintaan Patent P.20000939) Untuk Pertanian Dan Kesehatan Lingkungan, 2011

Sekar Larasati, Reduksi Krom (Vi) Secara Oleh Kultur Campuran Bakteri yang di Isolasi dari Lindi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah, 2004 http://www.itb.ac.id/go.php,

Gambar

Tabel 4.3  Kruskal-Wallis

Referensi

Dokumen terkait

Hasilnya adalah upacara “ mappaci ” perkawinan adat bugis tentang proksemik dengan pembagian ruang da- lam rumah dapat memberikan gambaran bahwa semakin dekat jarak sosial

Dari data yang didapat bahwa 22 orang (27,5%) dari jumlah responden yang memiliki skor dibawah rata-rata dari skor persepsi Mahasiswa Penjaskesrek FKIP Unisma Bekasi, 58

Pengaruh Konseling Terhadap Kepatuhan Suplementasi Tablet Besi (Fe) Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Lumajang (The Effect Of Counseling On Adherence To Iron

Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung dan Penjualan Listrik PT.. Kemudian kegiatan dikategorikan menjadi proyek wajib AMDAL, proyek tidak wajib AMDAL tetapi wajib memiliki

Penurun- an skor kecemasan pada ibu hamil primi- gravida dan multigravida dengan umur ke- hamilan 30-34 minggu dalam menghadapi persalinan juga dapat dilihat dari

Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipil sehingga dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi menjadi suatu keharusan bagi pemerintah

Diantara kelebihan – kelebihan yang ada, selain itu juga terdapat kekurangan dalam sistem perpustakaan, yaitu buku absensi yang harus diisi oleh mahasiswa pada saat masuk

Universitas Sriwijaya belakang tersebut, maka dilakukan penelitian yang berjudul pengaruh variasi kemiringan dan penutup lahan (land cover) terhadap debit aliran