• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan CA BULI.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan CA BULI.docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

LAPORAN PENDAHULUA

PENDAHULUAN, ASUHAN

N, ASUHAN KEPERAW

KEPERAWA

AT

TAN DAN

AN DAN RESUME

RESUME

PADA TN. “N” DENGAN CA BULI

PADA TN. “N” DENGAN CA BULI

DI RUANG ANAK 27

DI RUANG ANAK 27

RSU DR

RSU DR. SAIFU

. SAIFUL A

L ANWA

NWAR MALAN

R MALANG

G

OLEH :

OLEH :

Dwi Puw!"#i

Dwi Puw!"#i

NIM 2$$7%&$$&&

NIM 2$$7%&$$&&

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULT

FAKULTAS I

AS ILMU

LMU KES

KESEHATA

EHATAN

N

UNI'ERS

UNI'ERSITAS TRIBHUWA

ITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

NA TUNGGADEWI

MALANG

MALANG

2$&2

2$&2

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. ”N”

DENGAN CA BULI

DI RUANG ANAK 2% RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

M!(!"), O*#+- 2$&2

M!!/i/w!,

Dwi Puw!"#i

M-")-#!ui,

P-0i0i") I"/#i#u/i

P-0i0i") L!!"

(3)

 Laporan Pendahuluan

 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA BULI 

K+"/-3 D!/!

I.

Pengertian.

Tumor atau karsinoma ini lebih sering mengenai laki-laki dengan

 perbandingan 2,7 : 1. Biasanya dijumpai sebagai tumor superi!ial dan pada

umumnya belum disertai metastasis, namun rekurensinya tinggi. "erupakan

tumor maligna kedua pada system genitourinary.

II.

#tiologi.

Terjadinya tumor ini dihubungkan dengan kebiasaan merokok, pemakaian

$at pemanis buatan, penggunaan sikloosamid, trauma isis sepeti ineksi,

instrumentasi dan batu, kontak lama dengan $at kimia pe%arna, bahan-bahan

karet dan kulit. &at karsinogen yang dipikirkan terdapat pada perokok adalah

ala dan beta natilamin sedangkan pada industri adalah ben$idin,

beta-natilamin dan '-aminobeinil.

III.

(enis histology.

(enis histology yang terbanyak adalah karsinoma sel transisional )*+ ,

sedangkan jenis lain yaitu karsinoma sel skuamosa )-1+, mi/ed !ar!inoma

)'-0 , adenoma )2, undierentiated !ar!inoma dan sangat jarang

dijumpai adalah adenoma, tumor karsinoid, karsinosarkoma, melanoma,

eokromositoma, limoma, koriokarsinoma, hemangioma, sar!oma osteogenik 

dan miosarkoma.

I.

Patoisiologi.

3el tumor transisional in4asi ke dinding kandung kemih. In4asi ke lamina

 propia dan merusak otot sebelum masuk ke lemak peri4esikal dan organ lain

lainnya. Penyebaran se!ara hematogen atau limatogenous menunjukkan

metastasis tumor pada kelenjar lime regional, paru, tulang dan hati.

(4)

3tadium )staging tumor kandung kemih penting untuk menentukan

 program pengobatan. 5lasiikasiny adalah sebagai berikut :

Ta

: tumor terbatas pada epithelium.

Tis

: karsinoma in situ

T1

: tumor sampai dengan lapisan subepitelium.

T2

: tumor sampai dengan lapisan otot superi!ial.

T6a

: tumor sampai dengan otot dalam

T6b

: tumor sampai dengan lemak peri4esika.

T'

: tumor sampai dengan jaringan di luar kandung kemih : prostate,

uterus, 4agina, dinding pel4is dan dinding abdomen.

.

"aniestasi klinis.

5eluhan yang paling utama adalah hematuri )-*+ baik mikroskopis

maupun makroskopis tanpa disertai rasa nyeri dan intermiten. Pada masa

sebagian ke!il pasien dapat dijumpai keluhan iritasi buli seperti rekuensi,

urgensi dan disuria. 5eluhan obstruksi juga dapat ditemukan bila tumor 

menyumbat muara uretra interna leher kandung kemih. 5eluhan lanjut adalah

nyeri tulang bila terjadi metastase ke tulang atau sakit pinggang bila metastasi

retroperitoneal atau obstruksi ureter juga dapat ditemukan.

Pada pemeriksaan isik biasanya tidak dijumpai kelainan. Penebalan

dinding kandung kemih atau terabanya massa tumor baru diodapatkan dengam

 perabaan bimanual.

(5)

PATHWA4S

B89I-B89I

a Buli-Buli

8lserasi

Ineksi sekunder :

-

 panas %aktu ken!ing

-

merasa panas dan

tubuh lemah

-

ken!ing !ampur darah

"etastase

In4asi pada bladder 

;etensio urine :

- sulit<sukar keni!ing

=klusi ureter<pel4i! renal

;eluks

>ydronephrosis

-

nyeri suprapubi!

-

nyeri pinggang

?injal membesar 

 

Penatalaksanaan

=perasi

5e!emasan

Takut

5urang pengetahuan

;adiology

@eisit ekonomi

Tidak adeAuatnya terapi

hemotherapy

Tidak adeAuatnya terapi

#ek samping !hemotherapy

-

 panas tubuh dan lemah

-

nasu makan menurun

-

intoleransi akti4itas

-

depresi

(6)

I.

Pemeriksaan penunjang dan hasil.

1.

Pemeriksaan laboratorium rutin.

Biasanya tidak ditemukan selain hematuri. nemia bila ada perdarahan

kronis atau pendesakan sel metastasi ke sumsum tulang, sedangkan uremia

dapat dijumpai bila tumor menyumbat muara ureter baik karena obstruksi

ataupun limadenopati.

2.

Pemeriksaan radiology.

@ilakukan oto polos abdomen, IP dan oto thoraks.

6.

3istoskopi dan biopsy.

Pada persangkaan tumor kandung kemih maka pemeriksaan sistoskopi

adalah mutlak dilakukan, bila perlu dilakukan T-s!an.

II.

Penatalaksanaan medis.

Pada pasien dengan tumor superi!ial hanya menjalani dengan pengobatan

T8; )disertai atau tidak disetai kemoterapi intra4esika, !ontrol sistoskopi

 berkala mutlak dilakukan. 3edangkan pasien yang menjalani pengobatan dengan

sistektomi radikal dilakukan oto thoraks berkala.

;ingkasnya penatalaksanaan tegantung stadium tumor, yakni :

Tis

: T8; diikuti imunoterapi<B? intra4esika.

Ta )single, tidak rekurens

: T8;  

Ta )ukuran besar, multiple,

: T8; diikuti kemoterapi atau imunoterapi

rekurens

intra4esika

T1

: T8; diikuti kemoterapi<imunoterapi intra

 

4esika

T2-T'

: - sistektomi radikal

- kemoterapi neoaju4an diikuti sistektomi rad.

- sistektomi rad. diikuti kemoterapi aju4an

- kemoterapi neoaju4an diikuti kemoterapi dan

radiasi se!ara bersamaan.

T apapun dengan CD, "D

: kemoterapi sistemik diikuti pembedahan atau

(7)

A/u!" K-3-!w!#!".

I.

Pengkajian.

1.

>ematuri : adanya darah dalam urine yang dapat dilihat di sertai nyeri

atau disuria.

2.

?angguan pola B5 : rekuensi kurang dari 2 jam dan urgensi dengan

atau tanpa inkontinensia.

6.

Cyeri : panggul nyeri karena obstruksi ureter atau metastase

retroperitoneal, nyeri tulang kronis karena metastase tulang.

'.

9imadenopati : pemebsaran kelenjar lime pel4is.

.

"assa abdomen : hepatomegali.

II.

@iagnosa 5epera%atan

1.

?angguan pola eliminasi B5 berhubungan dengan tumor kandung

kemih atau !a buli dan reseksi intra4esika atau kemoterapi.

2.

Cyeri berhubungan dengan obstruksi urine dan metastasi

retroperitoneal atau tulang.

6.

?angguan perusi jaringan : perier, kandung kemih berhubungan

dengan kanker kandung kemih atau eek radioterapi.

'.

emas berhubungan dengan prognosis tumor kandung kemih pada

(8)

III.

Peren!anaan 5epera%atan.

I. @ia gno sa 5e  per  a% ata n . Peren!anaan 5epera%atan II. Tujuan dan

!riteria hasil

III. Inter4ensi IE. ;asional

E. ?a ngg uan  pol a eli min asi B 5   ber  hub ung an den gan tum or  kan dun g ke mih ata u !a  buli dan res eks EII. Pola eliminasi B5  kembali normal atau  pasien mempertaha nkan pola B5 se!ara teratur, kandung kemih kosong dengan kriteria tidak  ada nyeri iritasi saat B5.

1. ( elaskan p ada p asein b ah%a u rgensi atau rekuensi disebabkan oleh tumor  kadnung kemih.

2. njurkan pasien mempertahankan intake !airan yang adekuat )1++ ml.

EIII.

6. tur dan ajarkan pasien pmberian obat analgesik atau antispasmodik, antikolinergi sesuai pesanan.

EI.

'. jarkan pasien untuk B5 sesuai  jad%al )D 2 jam.

E.

. (elaskan pada pasien pengaturan kemoterapi intra4esikal atau sistemik  imunoterapi yang akan menyebabkan gejala iritasi saat B5. Fakinkan bah%a eek ini  bersiat transient.

 XVI. Tumor kandung kemih menyebabkan iritasi dinding vesika sehingga terjadi frekuensi dan urgensi serta inkontinensia.

 XVII. Cairan menghilangkan gejala iritasi dengan mengeluarkan sedimen/endapan dari kandung kemih dan mengurangi bakteriuria

 XVIII. nalgesik mengurangi gejala iritasi kandung kemih yang tidak jelas dan antispasmodik mngurangi gejala iritasi  saat !" dan menghambat kontraksi

kandung kemih yang tidak stabil.

 XIX. #ad$al $aktu !" digunakan atau tanpa  pengobatan aantispasmodik untuk 

mengosongkan kandung kemih sebelum volume kandung kemih men%apai ambang  batas.

 XX. "emoterapi intravesikal membunuh neoplastik dan beberapa sel normal  menyebabkan dinding kandung kemih mengalami peradangan sehingga terjadi  frekuensi& urgensi dan inkontinensia pada

beberapa pasien. i intr  a4e sik  a ata u ke mot era  pi. EI. EEI. Cy eri  ber  hub ung an den gan obs tru ksi uri ne dan met asta si retr  ope rito nea l ata u tula ng. EEII.

EEIII. Cyeri dapat hilang dengan kriteria melaporkan nyeri  panggul hilang atau  berkurang, oto rontgen tidak ada obstruksi, melaporkan nyeri tulang tidak ada.

1. 5aji nyeri : karakteristik, intensitas, lamanya dan aktor yang mempengaruhi dan menghilangkannya.

2. Persiapkan pasien untuk dilakukan reseksi tumor kandung kemih atau sistektomi sebagian atau radikal sesuai order.

6. tur pemberian kemoterapai atau radioterapi sesuai order.

'. tur d an a jarkan p asien p engaturan anlgesik atau narkotik untuk nyeri.

EEI.

. Beri k ompres p anas p ada daerah yan g tidak nyaman.

0. ?unakan terapi non armakologis untuk  menghilangkan nyeri seperti batasi  pergerakan yang berlebihan dan posisi untuk 

meningkarkan kenyamaan. EE.

 XXVI. 'yeri panggul disebabkan oleh obstruksi  yang terjadi pada satu sisi& nyeri tidak 

hilang dngan perubahan posisi atau istirahat.

 XXVII. (eseksi tumor kandung kemih menghilangkan nyeri pannggul karena  sumber obstruksi dikeluarkan.

 XXVIII.

 XXIX. "emoterapi atau radioteapi menghilangkan nyeri tulang dengan mengurangi atau menghilangkan tumor metastase. Terapi bisa menghilangkan nyeri panggul melalui atau dengan %ara mengurangi ukuran tumor sehingga dengan begitu menghilangkan obstruksi.

 XXX. Pemanasan lokal bisa menghilangkan ketidaknyamanan sehubungan dengan obstruksi.

 XXXI. )eningkatkan kenyamanan dan menghilangkan nyeri.

(9)

i intr  a4e sik  a ata u ke mot era  pi. EI. EEI. Cy eri  ber  hub ung an den gan obs tru ksi uri ne dan met asta si retr  ope rito nea l ata u tula ng. EEII.

EEIII. Cyeri dapat hilang dengan kriteria melaporkan nyeri  panggul hilang atau  berkurang, oto rontgen tidak ada obstruksi, melaporkan nyeri tulang tidak ada.

1. 5aji nyeri : karakteristik, intensitas, lamanya dan aktor yang mempengaruhi dan menghilangkannya.

2. Persiapkan pasien untuk dilakukan reseksi tumor kandung kemih atau sistektomi sebagian atau radikal sesuai order.

6. tur pemberian kemoterapai atau radioterapi sesuai order.

'. tur d an a jarkan p asien p engaturan anlgesik atau narkotik untuk nyeri.

EEI.

. Beri k ompres p anas p ada daerah yan g tidak nyaman.

0. ?unakan terapi non armakologis untuk  menghilangkan nyeri seperti batasi  pergerakan yang berlebihan dan posisi untuk 

meningkarkan kenyamaan. EE.

 XXVI. 'yeri panggul disebabkan oleh obstruksi  yang terjadi pada satu sisi& nyeri tidak 

hilang dngan perubahan posisi atau istirahat.

 XXVII. (eseksi tumor kandung kemih menghilangkan nyeri pannggul karena  sumber obstruksi dikeluarkan.

 XXVIII.

 XXIX. "emoterapi atau radioteapi menghilangkan nyeri tulang dengan mengurangi atau menghilangkan tumor metastase. Terapi bisa menghilangkan nyeri panggul melalui atau dengan %ara mengurangi ukuran tumor sehingga dengan begitu menghilangkan obstruksi.

 XXX. Pemanasan lokal bisa menghilangkan ketidaknyamanan sehubungan dengan obstruksi.

 XXXI. )eningkatkan kenyamanan dan menghilangkan nyeri.

EEEII. ?a EEEI. >ematuri 1. jarkan pasien memonitor urinenya  XXXVI. *ematuri bisa tejadi pada pasien dengan

ngg uan  per  usi  jari nga n :  peri er, kan dun g ke mih  ber  hub ung an den gan kan ker  kan dun g ke mih ata u ee k  radi oter  api. EEEIII. hilang dengan kriteria tidak  ada darah dalam urine  pada urinalisis atau se!ara 4isual.

dan segera lapor dokter atau pera%at jika terjadi perdarahan yang berlebihan.

2. jarkan untuk membedakan urin yang mengandung darah yaitu ber%arna pink dan darah segar yang ber%arna merah terang. 6. Persiapkan pasien untuk dilakukan

sistogram

'. "onitor pasien setelah dilakukan tindakan seperti hematuri, urine, >b, >t, dan tanda 4ital, persiapkan pasien untuk   pemberian ormalin 1-1+  se!ara

intra4esikal diba%ah anastesi umum atau regional.

EEE.

%a buli dan setelah T+( serta kemoterapi intravesikal.

 XXXVII.

 XXXVIII. +rine $arna pink terjadi setelah kemoterapi atau reseksi& darah merah terang indikasi perdarahan yang  berlebihan.

 XXXIX. ,istogram untuk mendeteksi refluks vesika ureter.

 XL. Larutan formalin --0 dipersiapkan dari  gas formalin 12 0 dalam air steril.

E9I. e ma s  ber 

hub

E9III. 5lien dapat mengurangi rasa !emasnya dengan

1. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.

E9.

2. Berikan i normasi t entang p rognosis

 XLVII. 3atadata mengenai pengalaman klien  sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan

dan menghindari adanya duplikasi.

 XLVIII. Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya.

(10)

ngg uan  per  usi  jari nga n :  peri er, kan dun g ke mih  ber  hub ung an den gan kan ker  kan dun g ke mih ata u ee k  radi oter  api. EEEIII. hilang dengan kriteria tidak  ada darah dalam urine  pada urinalisis atau se!ara 4isual.

dan segera lapor dokter atau pera%at jika terjadi perdarahan yang berlebihan.

2. jarkan untuk membedakan urin yang mengandung darah yaitu ber%arna pink dan darah segar yang ber%arna merah terang. 6. Persiapkan pasien untuk dilakukan

sistogram

'. "onitor pasien setelah dilakukan tindakan seperti hematuri, urine, >b, >t, dan tanda 4ital, persiapkan pasien untuk   pemberian ormalin 1-1+  se!ara

intra4esikal diba%ah anastesi umum atau regional.

EEE.

%a buli dan setelah T+( serta kemoterapi intravesikal.

 XXXVII.

 XXXVIII. +rine $arna pink terjadi setelah kemoterapi atau reseksi& darah merah terang indikasi perdarahan yang  berlebihan.

 XXXIX. ,istogram untuk mendeteksi refluks vesika ureter.

 XL. Larutan formalin --0 dipersiapkan dari  gas formalin 12 0 dalam air steril.

E9I. e ma s  ber 

hub

E9III. 5lien dapat mengurangi rasa !emasnya dengan

1. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.

E9.

2. Berikan i normasi t entang p rognosis

 XLVII. 3atadata mengenai pengalaman klien  sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan

dan menghindari adanya duplikasi.

 XLVIII. Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya.

ung an den gan  pro gno sis tum or  kan dun g ke mih  pad a tah ap lanj ut. E9II. kriteria rileks dan dapat melihat dirinya se!ara obyekti, menunjukka n koping yang eekti  serta mampu  berpartisipas i dalam  pengobatan. E9I. se!ara akurat.

6. Beri kesempatan pada klien untuk   mengekspresikan rasa marah, takut, konrontasi. Beri inormasi dengan emosi %ajar dan ekspresi yang sesuai.

'. ( elaskan pengobat an, tujuan dan eek   samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan.

. atat koping yang tidak eekti seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.

E9I.

0. njurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.

7. Berikan l ingkungan y ang t enang d an nyaman.

. Pertahankan kontak dengan klien,  bi!ara dan sentuhlah dengan %ajar.

 XLIX. 3apat menurunkan ke%emasan klien.  L.

 LI.  LII.

 LIII. )embantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.  LIV.

 LV. )engetahui dan menggali pola koping  klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi ke%emasan.

 LVI. gar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.

 LVII. )emberikan kesempatan pada klien untuk  berpikir/merenung/istirahat.

 LVIII. "lien mendapatkan keper%ayaan diri dan keyakinan bah$a dia benarbenar ditolong.

(11)

ung an den gan  pro gno sis tum or  kan dun g ke mih  pad a tah ap lanj ut. E9II. kriteria rileks dan dapat melihat dirinya se!ara obyekti, menunjukka n koping yang eekti  serta mampu  berpartisipas i dalam  pengobatan. E9I. se!ara akurat.

6. Beri kesempatan pada klien untuk   mengekspresikan rasa marah, takut, konrontasi. Beri inormasi dengan emosi %ajar dan ekspresi yang sesuai.

'. ( elaskan pengobat an, tujuan dan eek   samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan.

. atat koping yang tidak eekti seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.

E9I.

0. njurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.

7. Berikan l ingkungan y ang t enang d an nyaman.

. Pertahankan kontak dengan klien,  bi!ara dan sentuhlah dengan %ajar.

 XLIX. 3apat menurunkan ke%emasan klien.  L.

 LI.  LII.

 LIII. )embantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.  LIV.

 LV. )engetahui dan menggali pola koping  klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi ke%emasan.

 LVI. gar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.

 LVII. )emberikan kesempatan pada klien untuk  berpikir/merenung/istirahat.

 LVIII. "lien mendapatkan keper%ayaan diri dan keyakinan bah$a dia benarbenar ditolong.

LI5.

DAFTAR PUSTAKA

9E.

9EI.

9EII.

9ab<8PG Ilmu Penyakit @alam, 1**', Pedoman 3iagnosis dan Terapi& ;38@ @r.

3oetomo 3urabaya.

9EIII.

9EI.

9yke, "er!hant #4elyn, 1**2,  ssesing for 'ursing 3iagnosis 4  *uman 'eeds

 pproa%h&(.B. 9ippin!ott ompany, 9ondon.

9E.

9EI.

Bla!k, (oy!e " H #sther "atassarin-(a!obs. 1**7.  )edi%al ,urgi%al 'ursing 5

Clini%al )anagement for Continuity of Care, #disi , .B. 3aunders ompany,

Philadelphia

9EII.

9EIII.

arpenito, 9ynda (uall. 2++1.  !uku ,aku 3iagnosa "epera$atan. #?.

(akarta.

9EIE.

9EE.

@oenges, "arilyn #, et all. 1**6.  'ursing Care Plans 5 6uidelines for Planning 

and 3o%umenting Patient Care& #dition 6, G.. @a4is ompany, Philadelphia.

9EEI.

9EEII.

?ale, @anielle H harette, (ane. 2+++.  (en%ana suhan "epera$atan 7nkologi.

#?. (akarta.

9EEIII.

9EEI.

9ong, Barbara . 1**0.  Pera$atan )edikal !edah. lih Bahasa: Fayasan Ikatan

lumni Pendidikan 5epera%atan Pajajaran Bandung, #disi 1, Fayasan IP5 

Pajajaran, Bandung.

(12)

LI5.

DAFTAR PUSTAKA

9E.

9EI.

9EII.

9ab<8PG Ilmu Penyakit @alam, 1**', Pedoman 3iagnosis dan Terapi& ;38@ @r.

3oetomo 3urabaya.

9EIII.

9EI.

9yke, "er!hant #4elyn, 1**2,  ssesing for 'ursing 3iagnosis 4  *uman 'eeds

 pproa%h&(.B. 9ippin!ott ompany, 9ondon.

9E.

9EI.

Bla!k, (oy!e " H #sther "atassarin-(a!obs. 1**7.  )edi%al ,urgi%al 'ursing 5

Clini%al )anagement for Continuity of Care, #disi , .B. 3aunders ompany,

Philadelphia

9EII.

9EIII.

arpenito, 9ynda (uall. 2++1.  !uku ,aku 3iagnosa "epera$atan. #?.

(akarta.

9EIE.

9EE.

@oenges, "arilyn #, et all. 1**6.  'ursing Care Plans 5 6uidelines for Planning 

and 3o%umenting Patient Care& #dition 6, G.. @a4is ompany, Philadelphia.

9EEI.

9EEII.

?ale, @anielle H harette, (ane. 2+++.  (en%ana suhan "epera$atan 7nkologi.

#?. (akarta.

9EEIII.

9EEI.

9ong, Barbara . 1**0.  Pera$atan )edikal !edah. lih Bahasa: Fayasan Ikatan

lumni Pendidikan 5epera%atan Pajajaran Bandung, #disi 1, Fayasan IP5 

Pajajaran, Bandung.

9EE.

9EEI.

Referensi

Dokumen terkait

- Bantu pasien untuk lebih focus pada aktivitas, bukan pada nyeri dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan melalui televise, radio, tape, dan interaksi dengan pengunjung.

Kaplan.B dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa para pasien yang telah menggunakan TENS untuk mengurangi rasa nyeri selama masa persalinan dan tidak

Low back pain adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah