• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. negara dengan tujuan ke negara lain secara legal, dalam bahasa umumnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. negara dengan tujuan ke negara lain secara legal, dalam bahasa umumnya"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ekspor

Ekspor yaitu proses kegiatan transportasi barang atau komoditas suatu negara dengan tujuan ke negara lain secara legal, dalam bahasa umumnya proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya bertujuan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri dan memasukannya ke negara lain. Dalam kegiatan perdagangan luar negeri juga membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima.

Perdagangan merupakan suatu usaha jasa perantara, yang menghubungkan produsen komoditas tertentu kepada konsumennya. Perdagangan internasional ekspor impor adalah kegiatan yang dijalankan eksportir maupun produsen eksportir dalam transaksi jual beli suatu komoditi dengan orang asing, bangsa asing, negara asing. Kemudian, penjual dan pembeli, yang lazim disebut eksportir dan importer, melakukan pembayaran dengan valuta asing (Suyono.2003).

Ekspor adalah pengeluaran barang dari daerah pabean Indonesia untuk dikirimkan ke luar negeri dengan mengikuti ketentuan yang berlaku terutama mengenai peraturan kepabeanan dan dilakukan oleh seorang eksportir atau yang mendapat izin khusus dari Direktorat Jendral Perdagangan Luar negeri Departemen Perdagangan (Hamdani.2003).

(2)

commit to user

23

Menurut pasal 1 ayat 9 Bab I UU No. 32 Tahun 1964 tentang ekspor, yaitu pengiriman komoditi ke luar Indonesia dari peredaran.

Salah satu tujuan ekspor adalah untuk menghasilkan devisa (valuta asing) yang diperlukan untuk membiayai pembelian-pembelian diluar negeri guna memenuhi kebutuhan rakyat dan pembangunan bangsa. (Thiang.2004)

Pemerintah mengawasi dan memberikan peraturan setiap jual-beli antar Negara serta kebijakan dalam kegiatan tersebut. Perdagangan luar negeri beda dengan dalam negeri karena pemerintah mengatur semua kegiatan ekspor impornya yaitu adanya pajak bea dan cukai yang dikenakan terhadap barang ekspor dan impor, standar mutu produk, peraturan kepabeanan, prosedur ekspor, adanya larangan dan batasan-batasan terhadap barang ekspor dan impor.

beberapa penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian ekspor sebagai perdagangan lintas negara yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen luar negeri yang pelaksanaannya mengikuti ketentuan kepabeanan masing-masing negara dan melakukan transaksi pembayaran dengan valuta asing yang dimana juga berguna untuk devisa negara pengekspor.

B. Prosedur Ekspor

Prosedur ekspor adalah tata cara yang harus ditempuh dalam memenuhi ketentuan pemerintah serta kelaziman yang berlaku dalam pelaksanaan suatu transaksi ekspor. (Amir M. S, 2004)

(3)

commit to user

24

Proses perdagangan internasional terasa lebih berbelit-belit, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut (Amir M. S, 2004) :

1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan (geo politik). 2. Barang yang dikirim atau di angkut dari suatu negara ke negara lainnya

melalui bermacam peraturan seperti peraturan pabean yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah.

3. Antara satu negara dengan negara lainnya beda sehingga terdapat perbedaan dalam bahasa, mata uang, tarakandan hubungan, hokum dan usance dalam perdagangan dan lain-lain.

Oleh sebab itu eksportir atau pelaku ekspor sebaiknya mempelajari terlebih dahulu prosedur ekspor guna mengurangi dan meminimaliskan kesalahan prosedur saat melakukan perdagangan internasional. Inilah tahap-tahap prosedur ekspor:

1. Eksportir menerima order (pesanan) dari langganan luar negeri.

2. Bank memberitahukan telah dibukanya suatu L/C untuk dan atas nama eksportir .

3. Eksportir menempatkan pesanan kepada leveransir maker pemilik barang/produsen.

4. Eksportir menyelenggarakan pengepakan barang khusus untuk diekspor (sea-worthy packing).

5. Eksportir memesan ruangan kapal (booking) dan mengeluarkan shipping order pada maskapai pelayaran.

6. Eksportir menyelesaikan semua formulir ekspor dengan semua instansi ekspor yang berwenang.

(4)

commit to user

25

7. Eksportir menyelenggarakan pemuatan barang ke atas kapal, dengan atau tanpa mempergunakan perusahaan ekspedisi.

8. Eksportir mengurus bill of lading dengan maskapai pelayaran. 9. Eksportir menutup asuransi laut dengan maskapai asuransi. 10. Menyiapkan faktur dan dokumen-dokumen pengapalan lainnya.

11. Mengurus consular-invoice dengan trade councelor kedutaan Negara importer.

12. Menarik wesel kepada opening bank dan menerima hasilnya dari regotiating bank.

13. Negotiating bank mengirimkan shipping-document kepada principal-nya di negara importer.

14. Eksportir mengirimkan shipping-advice dan copy shipping-document kepada importer.

C. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Perdagangan Internasional

Dalam perdagangan Internasional tidak hanya eksportir dan importir tetapi banyak pihak-pihak yang terlibat dari perdagangan internasional adalah sebagai berikut(Amir M.S, 2004):

1. Kelompok Eksportir a. Produsen Eksportir

Para produsen sebagian hasil produksinya memang diperuntukan untuk pasar luar negeri yang segala macam kegiatan ekspornya diurusi sendiri oleh produsen yang bersangkutan.

(5)

commit to user

26

Perusahan lokal yang didirikan sesuai dengan perundang-undangan dan hukum setempat tetapi bekerja untuk dan atas perintah kantor induknya yang berada diluar negri. Perusahaan asing banyak yang mendirikan kantor cabang atau bekerja sama dengan perusahaan setempat untuk mendirikan anak perusahaan di dalam negri. Kantor cabang atau anak perusahaan yang semacam ini bekerja atas perintas dan untuk kepentingan kantor induknya. Badan usaha semacam ini disebut dengan confirming house. Tugas kantor cabang atau anak perusahaan biasanya melakukan usaha pengumpulan, sortasi, up grading, dan pengepakan ekspor dari komoditi lokal.

c. Pedagang Ekspor

Badan usaha yang diberi izin oleh pemerintah dalam bentuk Surat Pengakuan Eksportir dan diberi kartu Angka Pengenal Ekspor (APE) dan diperkenankan melaksanakan ekspor komoditi yang dicantumkan dalam surat tersebut. Export Merchant lebih banyak bekerja untuk dan atas kepentingan dari produsen dalam negri yang diwakilinya.

d. Agen Ekspor

Jika hubungan antara Export Merchant dengan produsen, tidak hanya sebagai rekan bisnis tapi sudah meningkat dengan suatu ikatan perjanjian keagenan, maka dalam hal ini Export Merchant disebut juga sebagai Export Agent.

e. Wisma Dagang

Bila suatu perusahaan atau eksportir dapat mengembangkan ekspornya tidak lagi terbatas pada satu atau dua komoditi saja, tapi sudah beraneka

(6)

commit to user

27

macam komoditi maka eksportir demikian mendapat status General Exporters. Perusahaan yang telah memiliki status seperti ini sering disebut dengan Wisma Dagang (Trading House) yang dapat mengekspor aneka komoditi dan mempunyai jaringan pemasaran dan kantor perwakitan di pusat-pusat dagang dunia, dan memperoleh fasilitas tertentu dari pemerintah baik dalam bentuk fasilitas perbankan maupun perpajakan.

2. Kelompok Importir

a. Pengusaha Impor

Lazim disebut dengan Import Merchant adalah badan usaha yang diberikan izin oleh pemerintah dalam bentuk Tanda Pengenal Pengakuan Impor (TAPPI) untuk mengimpor barang-barang yang bersifat khusus yang disebutkan dalam izin tersebut, dan tidak berlaku untuk barang lain selain yang telah diizinkan.

b. Aproved Importer (Approved-Traders)

Merupakan pengusaha impor biasa yang secara khusus disistimewakan oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Perdagangan untuk mengimpor komoditi tertentu untuk tujuan tertentu pulayang dipandang perlu oleh pemerintah.

c. Importir Terbatas

Guna memudahkan perusahaan-perusahaan yang didirikan dalam rangka UU PMA/PMDN maka pemerintah telah memberi izin khusus pada perusahaan PMA dan PMDN untuk mengimpor mesin-mesin dan bahan baku yang diperlukannya sendiri (tidak diperdagangkan).Izin yang

(7)

commit to user

28

diberikan dalam bentuk APIT (Angka Pengenal Impor Terbatas), yang dikeluarkan oleh BKPM atas nama Menteri Perdagangan.

d. Importir Umum

Perusahaan impor yang khusus mengimpor aneka macam barang dagang, perusahaan yang biasanya memperoleh status sebagai impotir umum ini kebanyakan hanyalah Persero Niaga yang sering disebut dengan Trading House atau Wisma Dagang yang dapat mengimpor barang-barang mulai dari barang kelontong sampai instalasi lengkap suatu pabrik.

e. Sole Agent Importer

Perusahaan asing yang berminat memasarkan barang di Indonesia seringkali mengangkat perusahaan setempat sebagai Kantor Perwakilannya atau menunjuk suatu Agen Tunggal yang akan mengimpor hasil produksinya di Indonesia.

C. Dokumen Dokumen Ekspor

Berdasarkan Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia, PPEI (2011) dokumen-dokumen yang diperlukan dalam melakukan kegiatan ekspor adalah sebagai berikut :

1. Pemberitahuan Ekpor Barang (PEB)

Dokumen pabean yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang yang isinya antara lain jenis barang ekspor (umum, terkena pajak ekspor, mendapatkan fasilitas pembebasan dan pengambilan beamasuk, dan barang ekspor lainnya), identitas eksportir, nama importir, NPWP, izin khusus 9SIE, karantina, SM), no

(8)

commit to user

29

HS, berat barang, negara tujuan, propinsi asal barang, cara penyerahan barang (FOB, CIF, dll), merek dan nomor kemasan dan lain-lain.

2. Commercial Invoice/faktur

Merupakan nota perincian tentang keterangan barang-barang yang dijual dan harga dari barang-barang tersebut. Commercial Invoice oleh penjual ditujukan kepada pembeli yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam L/C dan ditandatangani oleh yang berhak menandatangani.

3. Bill of Loading (B/L)

B/L merupakan dokumen pengapalan surat yang membuktikan bahwa barang yang tercantum dalam dokumen sudah dimuat dalam kapal , Bill of Loading diterbitkan oleh maskapai pelayaran yang merupakan tanda terima penyerahan barang, tanda bukti kontrak pengangkutan barang, dan tanda bukti atau hak atas kepemilikan barang (Document of Title).

4. Airway Bill

Airway Bill adalah dokumen yang diterbitkan maskapai udara yang merupakan bukti pengangkutan barang.

5. Packing List

Packing List adalah suatu daftar barang yang dibuat dan ditandatangani oleh eksportir dengan menyebut perincian barangnya (pieces, peti, colli, karung dan ball), juga mencantumkan berat kotor dan berat bersih tergantung dengan jenis barangnya, tetapi tanpa mencantumkan

(9)

commit to user

30

harga yang. Yang berfungsi untuk memudahkan pemeriksaan oleh Bea dan Cukai.

6. Surat Keterangan Asal (SKA)

Surat keterangan yang menyatakan asal barang yang diekspor atau surat yang menyatakan bahwa barang yang diekspor tersebut benar-benar dibuat di Negara Indonesia. Di Indonesia sertifikat ini diterbitkan oleh kantor Disperindag.

7. Inspection Certificate

Sertifikat ini memuat tentang keadaan barang yang dibuat independent surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional yang menjelaskan mengenai hal pemeriksaan barang pada saat pemuatan. Sertifikat ini memberikan jaminan : mutu dan jumlah barang; ukuran dan berat barang; keadaan barang; pembungkusan dan pengepakan; bnyaknya satuan isi masing-masingpengepakan harga barang.

8. Marine and Air Certificate

Asuransi ini merupakan persetujuan dimana pihak penanggung berjanji akan mengganti kerugian sehubung dengan kerusakan, kehilangan. Dalam kontrak FOB dan C&F importir bertanggung jawab ats asuransi barang-barang, sedangkan dalam kontak CIF eksportir yang menutup biaya asuransi.

9. Certificate of Quality

Sertifikat ini merupakan surat keterangan yang menyatakan tentang mutu barang yang diekspor. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Badan

(10)

commit to user

31

Penelitian yang disahkan oleh pemerintah suatu negara. Sertifikat Mutu wajib dimiliki oleh setiap eksportir untuk keperluan perdagangan.

10.

Sertifikat mutu ini memberikan penjelasan baru tidaknya barang dan apakah sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Sertifikat ini dibuat oleh pabrik pembuat atau suatu lembaga resmi baik swasta maupun pemerintah.

11. Sanitary, Health and Veterinary Certificate

Sertifikat ini menyatakan bahwa bahan baku ekspor, tanaman, atau bahan hasil tanaman telah diperiksa dan dinyatakan bebas dari hama penyakit. Dalam sertifikat ini juga dijelaskan tingkat daya tahan barang, kebersihan serta aspek kesehatan lainnya. Dokumen ini dikelola oleh jabatan resmi yang ditunjuk oleh pemerintah.

12. Weight Note and Measurement List

Weight Note adalah dokumen yang berisi keterangan tentang berat barang yang diekspor, diketahui oleh surveyor atau pelayaran. Measurement List adalah dokumen yang menerangkan tentang ukuran panjang, lebar, tebal, tipis, garis tengah dan isi barang yang diekspor, dokumen yang dibuat oleh eksportir.

13. Certificate of Analisis

Dokumen ini memuat hasil analisis barang dari laboratorium yang dilakukan oleh laboratory Acreditation Body yang ditunjuk oleh pemerintah atau negara pembeli.

(11)

commit to user

32 14. Consular Invoice

Yakni invoice yang dikeluarkan oleh kedutaan (consult). Yang berhak menandatangani adalah konsul perdagangan Negara pembeli, tujuannya untuk melihat dengan pasti harga jual dan tidak terjadi dumping price.

15. Wesel

Merupakan alat pembayaran, perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis oleh seseorang kepada orang lain ditandatangani oleh orang yang menarik (drawer) dan mengharuskan pihak si tertarik (drawee) untuk membayar pada saat diminta atau pada waktu tertentu. 16. Draft (Bill of Exchange)

Draft (Bill of Exchange) adalah suatu perintah yang tertulis tanpa syarat yang ditujukan oleh yang mengeluarkan perintah kepada orang lain untuk melakukan pembayaran pada waktu surat itu ditujukan kepadanya atau pada waktu tertentu.

17. Policy Insurance

Policy Insurance adalah dokumen asuransi atas barang yang dikirim yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi dan menyatakan pihak mana yang meminta asuransi serta kepada siapa permintaan ganti rugi (claim) dibayarkan.

18. Certificate of Fumagation

Certificate of Fumagation adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh badan tertentu atau instansi tertentu yang menjelaskan mengenai

(12)

commit to user

33

tindakan anti hama ruangan kapal atau tumpukan barang tertentu yang telah dilakukan.

D. Metode Pembayaran dalam Transaksi Perdagangan Internasional

Setelah mengetahui pelaku dan dokumen yang diperlukan dalam kegiatan ekspr ada hal yang paling penting dan krusial yang harus diperhatikan yaitu adalah sistem pembayaran. Sistem pembayaran dikatakan krusial dikarenkan terjadinya proses ekspor impor tergantung dalam kegiatan proses pembayaran ini. Jadi ada beberapa sistem pembayaran yang harus dipelajari yaitu ( Hamdani. 2003)

1. Open Account (Pembayaran Kemudian)

Open Account adalah cara pembayaran dalam transaksi luar negeri dimana eksportir memperbolehkan importir membayar barang yang mereka beli dengan tenggang beberapa waktu setelah pengiriman barang. Dalam sistem ini yang menanggung resiko adalah eksportir, sedangkan yang mendapatkan fasilitas kredit/penangguhan membayar adalah importir. Pembayaran dalam open account dilakukan oleh importir kepada eksportir setelah barang dikapalkan/diterima importir. Sistem pembayaran ini hanya lazim digunakan bagi pihak pihak yang sudah saling mengenal baik. Prosedur dalam pembayaran dengan open

account memungkinkan importir dapat membayar transaksi

perdagangannya dengan menggunakan beberapa jasa bantuan perbankan antara lain : Telegraphic Transfer (TT), Bank Draft, Mail Transfer (MT) a. Prosedur pembayaran dengan metode open account dengan

(13)

commit to user

34

1) Secara tertulis importir meminta kepada bank yang ditunjuk di negararnya (misal: Bank Mandiri) untuk membelikan mata uang asng atau USD di pasar valas (spot market) atau bisa dikatakan bank itu telah men-debit rekening koran.

2) Bank yang ditunjuk akan men-debit rekening koran importir sejumlah nilai transaksi ditambah komisi untuk bank, kemudian membuatkan bank draf sejumlah nilai transaksi sekaligus meng-kredit nastro account mereka disalah satu bank koresponden dinegara eksportir.

3) Setelah mendapatkan kepastian bayar dalam bank draft, eksportir dapat menyiapkan barang sekaligus dokumen perlengkapannya.

4) Setelah pihak importir membayarkan sejumlah uang dari total bank draft yang diajukan, eksportir harus segera mengirimkan barang dan dokumen penyerta barangnya.

5) Bank akan membantu penyelesaian pelunasan transaksi tersebut jika syarat dan kondisi terpenuhi.

b. Prosedur pembayaran dengan metode open account dengan menggunakan bank draft adalah sebagai berikut:

1) Secara tertulis importir meminta kepada bank yang ditunjuk di negaranya (misal: Bank Mandiri) untuk membelikan mata uang asing atau USD di pasar valas (spot market) atau bisa dikatakan bank itu telah men-debit rekening koran.

(14)

commit to user

35

2) Bank yang ditunjuk (Bank Mandiri) akan men-debit rekening Koran importir sebesar nilai transaksi perdagangan ditambah komisi bank, kemudian menyerahkan bank draft kepada importir sebesar nilai transaksi. Sekaligus meng-kredit nastro account mereka disalah satu bank korespondensi di negara eksportir. 3) Bank yang ditunjuk (Bank Mandiri) memberitahukan bank

korespondensi di negara eksportir tentang penerbitan bank draft, serta meminta mereka membayar biaya pada saat draft itu bila diserahkan an sekaligus men-debit nastro account bank yang ditunjuk (Bank Mandiri) di bank mereka.

4) Importir Indonesia mengirimkan draft (misal menggunakan jasa: DHL, UPS, Fedex, dsb) kepada perusahaan eksportir yang melakukan transaksi dengan dirinya.

5) Eksportir yang telah menerima bank draft akan mendapatkan pembayaran melaui bank yang ditunjuk di negaranya.

6) Bank akan men-debit nastro account bank yang ditunjuk importir (Bank Mandiri) di bank, setelah mereka membayarkan sejumlah nilai transaksi perdagangan kepada eksportir.

c. Prosedur pembayaran dengan metode open account dengan menggunakan Mail Transfer (MT) adalah sebagai berikut:

1) Importir meminta/mengajukan permohonan secara tertulis kepada salah satu bank yang ditunjuk (misal: Bank Mandiri) dengan menyebutkan dengan jelas nama dan alamat penerima

(15)

commit to user

36

pembayaran (eksportir) termasuk mencantumkan nama bank yang mereka gunakan.

2) Importir meminta bank yang ditunjuk itu men-debit rekening koran mereka sebesar jumlah pembayaran dan komisi serta biaya lainnya.

3) Bank yang ditunjuk itu men-debit rekening koran importir dan meng-kredit laporan nastro account mereka di bank negara eksportir.

4) Bank yang telah ditunjuk oleh importir akan mengirimkan surat perintah bayar (the authenticated payment instruction) ke bank negara eksportir.

5) Bank koresponden di negara eksportir, akan segera melakukan pembayaran dans sekaligus men-debit rekning koran bank yang ditunjuk importir atau bank pengirim surat perintah bayar.

2. Advance Payment ( Pembayaran dimuka)

Sistem pembayaran Advance Payment memungkinkan pembeli (importir) membayar di muka kepada penjual. Dengan demikian, importir memberikan kredit kepada eksportir untuk mempersiapkan barang barangnya. Dengan sistem pembayaran ini, importir memberikan kepercayaan penuh terhadap eksportir bahwa ia akan menerima barang barangnya yang telah dipesannya.

Pembayaran dengan sistem ini boleh dilakukan atau aman bagi importir, apabila importir menyakini hal-hal sebagai berikut:

(16)

commit to user

37

a. Eksportir akan mengirimkn spesifikasi barang secara benar dan tepat waktu

b. Pemerintah negara eksportir tidak akan mengeluarkan larangan mengkespor barang yang di pesannya (ingat kategori mengkespor barang ekspor; barang bebas, diatur, diawasi, dan dilarang).

c. Pemerintah negaranya tidak akan melarang pembayaran di muka atas barang yang akan barang yang akan di impor, karena banyak negara tidak mengijinkan hal tersebut.

3. Documentary Collection

Documentary Collection adalah metode pembayaran transaksi perdagangan internasional, dimana penagihan pembayaran luar negeri dilakukan dengan menggunakan surat tagihan kepada bank yang ditunjuk yang sering disebut dengan draft atau international bill of exchange. Draft tersebut berlaku di bank jika disertai dengan dokumen dokumen yang diperlukan dalam pengurusan custom clearean di pelabuhan bongkar.

The United Nations Commions on International Trade Law mendefinisikan draft atau international bill of exchange sebgai surat tagihan tanpa syarat yang dibuat oleh seseorang (drawer) dan ditujunkan kepada orang lain (drawee) yang berdomisili di negara lain.

Pelaku yang terlibat dalam sistem pembayaran ini documentary collection antara lain :

(17)

commit to user

38 b. Drawee : Importir

c. Remitting Bank : Bank dalam negeri rekanan eksportir yang akan membuatkan draf

d. Presenting Bank : Bank luar negeri yang akan menagihkan pembayaran kepada importir

Bank yang terlibat dalam proses penagihan ini tidak menjamin pembayaran. Mereka hanya bertindak sebagai penagihan pembayaran. Jenis Collection dibagi menjadi dua yaitu Clean Collection dan

Documentary Collection. Clean Collection penagihan hanya

menggunakan draft saja (Financial Document), tanpa harus melengkapi dokumentasi transaksi. Documentary Collection menggunakan draft dan dokumen pengiriman lain seperti faktur, dokumen asuransi, SKA dan lain lain. Penyerhan dokumen dalam collection dikenal dua syarat utama yaitu:

a. D/P (Documents Against Payment)

D/P (Documents Againts Payment) adalah penyerahan dokumen import cleared kepada importir atas dasar pembayaran, penyerahan dokumen pada drawee, dokumen baru dapat diambil apabila telah dilakukan pembayaran tagihannya.

b. D/A (Documents Againts Acceptance)

D/A (Documents Againts Acceptance) adalah penyerahan dokumen import cleared kepada importir atas dasar akseptasi, penyerahan dokumen pada drawee, dokumen baru dapat diambil jika drwee telah dilakukan akseptasi dengan membubuhi tanda tangan pada draft atau

(18)

commit to user

39

international bill of exchange. Setelah diaksep maka draft atau international bill of exchange dapat diserahkan pada drawer atau disimpan oleh bank (collecting bank) untuk ditagihkan pada tanngal jatuh tempo. Penagihan dengan collection draft di bedakan menjadi dua cara yaitu:

a. Pembayaran unjuk (At Sight)

Pembayaran ditagih kepada importir. Presenting Bank meneruskan surat tagihan kepada importir. Eksportir melalui Remitting Bank mengirimkan dokumen dokumen dan surat tagihan kepada importir. Setelah importir menerima dokumen dokumen sesuai dengan sales contract akan membayar jumlah tagihan tersebut. Pembayaran diteruskan oleh Presenting Bank kepada Remitting Bank, untuk disampaikan kepada eksportir. b. Pembayaran Berjangka (Time Bill Of Exchange)

Pihak eksportir menagih kepada importir dengan memberikan dokumen dokumen dan draft dan dokumen kepada Presenting Bank dan meneruskan draft dan dokumen kepada importir. Setelah memeriksa syarat syarat dan kondisi dokumen sesuai dengan perjanjian dalam sales contract, maka importir melakukan akseptasi atas draft dengan mencantumkan janji bayar pada tanggal dikemudian hari yang telah disepakati. Berita akseptasi tersebut oleh Presenting Bank diteruskan kepada Remitting Bank. Remitting bank menyampaikan berita aksepetsi kepada eksportir. Pada tanggal jatuh tempo sesuai dengan janji

(19)

commit to user

40

akseptasi, importir membayar melaui Presenting Bank. Pembayaran tersebut diteruskan Presenting Bank kepda Remitting Bank meneruskan hasil pembayaran yang disebut hasil collection kepada eksportir.

4. Consigmnent (Konsinyasi)

Suatu sistem pembayaran luar negeri dengan keadaan eksportir mengirimkan barang terlebih dahulu ke importir, kemudian pembayaran baru dilakukan oleh importir jika barang sudah terjual. Pengiriman barang ekspor kepada importir diluar negeri dimana barang tersebut dikirim sebagai titipan untuk dijual oleh eksportir. Bila barang barang tersebut tidak terjual maka akan dikembalikan kepada eksportir.

Dalam sistem pembayaran ini resiko bagi eksportir sangat tinggi karena:

a. Importir bisa tidak membayar walaupun barang sudah terjual

b. Dalam hal harga barang diperkirakan naik beberapa waktu beberapa waktu mendatang importir dapat saja melaporkan bahwa barang sudah terjual dalam waktu sekarang, dimana harga masih rendah

c. Tidak mendapat kepastian pembayaran

5. Letter of Credit (L/C)

Letter of Credit merupakan metode yang dapat memenuhi salah satu keinginan eksportir dan importir. Eksportir menginginkan kepastian barangnya mendapat pembayaran sebelum hak kepemilikan barangnya

(20)

commit to user

41

diserahkan. Sedangkan importir menginginkan agar barang yang dibeli dapat diterima dalam jumlah, kondisi dan jadwal sesuai dengan sales contract. Importir pada dasarnya menginginkan agar tidak membayar terlebih dahulu sebelum barang yang dibeli diterima, minimal mereka mendapat jaminan akan menerima barang yang dipesan. Kedua kepentingan yang saling bertolak belakang dapat dipertemukan dalam metode pembayaran Letter of Credit (L/C).

Sistem pembayaran dengan L/C ini merupakan cara yang paling aman bagi eksportir untuk memperoleh hasil penjualan barangnya dari importir asalakan eksportir dapat menyerahkan dokumen dokumen yang sesuai dengan syarat syarat dalam L/C tersebut. Dengan penerbitan L/C ini, bank bertindak sebagai pengganti importir, yakni pihak yang memberikan kepercayaan dan kepastian kepada penjual bahwa yang diminta dalam L/C sudah terpenuhi. Maka L/C yang diterbitkan oleh bank tersebut (atas nama dan untuk kepentingan importir yang ditunjukan kepda eksportir) merupakan fasiitas bank bagi importir yang bersangkutan jika importir tidak dapat melakukan pembayaran, maka bank akan menanggung resiko yakni melakukan pembayaran kepada eksportir. Dengan demikian L/C berfungsi sebagai jaminan pembayaran yang pasti yang diterbitkan oleh bank atas penyerahan dokumen dokumen yang sesuai syarat- syarat yang diminta di dalam L/C. Proses pembukaan L/C dapat dijelaskan oleh gambar berikut :

Gambar 2.1 Proses Pembukaan L/C

(21)

commit to user

42

Sumber: Amir MS, 2000

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan pembukaan Letter of Credit (L/C) adalah:

1. Importir meminta kepada bank devisanya untuk membuka sebuah Letter of Credit (L/C) sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya kepada eksportir.

2. Opening bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C melalui bank korespondensinya di negara eksportir.

3. Advising bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C itu kepada kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat pengantar dari dvising bank.

a. Bentuk Bentuk Letter of Credit (L/C) 1) Revocable Letter of Credit

Revocable Letter of Credit adalah suatu L/C yang dapat diubah atau dibatalkan setiap saat secara sepihak tanpa pemberitahuan/persetujuan pihak yang terkait.

(22)

commit to user

43

Irrevocable Letter of Credit adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan secara sepihak tanpa pemberitahuan /persetujuan pihak lain yang terkait.

b. Sifat Sifat Letter of Credit (L/C) 1) Restricted Letter of Credit

Restricted Letter of Credit adalah suatu L/C yang hanya dapat dinegosiasi/diambil ahli oleh bank yang namanya tercantum dalam L/C (bersifat terbatas).

2) Unrestricted Letter of Credit

Unrestricted Letter of Credit adalah suatu L/C yang hanya dapat dinegoisasi/diambil ahli oleh bank maupun juga yang dihendaki oleh beneficiary.

c. Jenis Jenis Letter of Credit (L/C)

1) Atas Dasar Tenor (Jangka Waktu Pembayaran) a) Sight Letter of Credit

Sight Letter of Credit adalah suatu L/C yang pembayarannya didasarkan atas wesel unjuk (sight draft), dan pembayaran dapat diterima dalam waktu yang relatif singkat.

b) Unsace Letter of Credit

Unsance letter of Credit adalah adalah suatu L/C yang pembayarannya didasarkan atas wesel berjangka (unsace draft), dan pembayaran baru dapat diterima waktu tertentu. c) Unsance Payble At Sight (UPAS)

(23)

commit to user

44

UPAS merupakan salah satu bentuk pembiyaan perdagangan jangka pendek yang diberikan oleh bank yang didasarkan atas dua kepentingan berbeda

1) Atas dasar tujun pengguna a) Comemrcial Letter of Credit

Commerzial Letter of Credit lazim digunakan dalam transaksi internasional barang. L/C ini mensyaatkan pembayaran akn dilakukan apabila penerima jaminan (beneficiary) dapat melaksanakan sesuatu, yaitu menyerahkan dokumen sebagaimana syarat ketentuan yang tercantum dalam L/C.

b) Standby Letter of Credit

Standby Letter of Credit adalah suatu L/C yang menjamin bahwa bank pembuka L/C akan melaksanakan pembayaran jika terjadi wan prestasi oleh applicant. Dengan demikan L/C tersebut baru dapat direalisasikan apabila transaksi tersebut dipenuhi.

Gambar

Gambar 2.1  Proses Pembukaan L/C

Referensi

Dokumen terkait

Tokoh inilah yang kemudian memproklamirkan berdirinya Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan yang melingkupi seluruh daerah Kalsel, sebagai

Model pembelajaran talking stick dan team game tournament merupakan salah satu dari sekian banyak model pembelajaran yang bertujuan untuk membuat siswa memperoleh

Berdasarkan uraian di atas, peneliti membuat suatu penelitian dengan judul “PENGARUH GREEN PRODUCT (Tissue Tessa) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Wilayah

Ada banyak keuntungan cara berbisnis model franchise, yaitu selain tidak perlu membangun merek, biasanya pengwaralaba (franchisor) juga wajib memberikan berbagai fasilitas

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) strategi yang digunakan oleh penerjemah adalah reduksi 34%, parafrasa 23%, kuplet 23%, perluasan 10%, shift 7%,

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segerajatuh tempo pada saat ditagih secara

Terhadap anggota kepolisian yang melanggar Kode Etik Profesi Polri tersebut, dari data yang tersaji dapat diketahui bahwa hukuman yang paling banyak dijatuhkan

Tipe ini banyak digunakan sebagai rele bantu, karena dapat mempunyai kontak yang banyak dan kontaknya mempunyai kapasitas pemutusan arus yang lebih besar, untuk lebih jelasnya