• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARADIGMA POST POSITIVISME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PARADIGMA POST POSITIVISME"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PARADIGMA POST POSITIVISME

Mustiawan, M. I.Kom

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

(2)

PARADIGMA ILMU KOMUNIKASI :

POSTIVISTIME

POST POSITIVISME

INTERPRETIF

KONSTUKTIVISME

(3)

PARADIGMA

ILMU KOMUNIKASI :

(4)

1. Banyak post positivisme yang berpengaruh yang merupakan penganut sebuah kenyataan. Realisme mengungkapkan bahwa semua pandangan itu benar sedangkan realis hanya berkepentingan kepada pandangan yang dianggap baik dan benar.

2. Pandangan positivisme bukan suatu realitas yang menolak adanya realitas dari suatu teori. Realism modern bukanlah perkembangan dari aliran positivisme melainkan perkembangan akhir dari pandangan post positivisme.

3. Karena pandangan persepsi setiap orang berbeda. Maka tidak ada seuatu yang benar benar pasti. Pandangan ini tidak bisa diterima karena objektivitas merupakan indicator kebenaran yang melandasi penyelidika yang ingin ditekankan bahwa objektivitas tidak menjamin mencapai kebenaran

Postpositivisme adalah aliran yang ingin memperbaiki kelemahan pada Positivisme. Satu sisi Postpositivisme sependapat dengan Positivisme bahwa realitas itu memang nyata ada sesuai hukum alam. Tetapi pada sisi lain Postpositivisme berpendapat manusia tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas atau tidak terlibat secara langsung dengan realitas. Hubungan antara peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu perlu menggunakan prinsip trianggulasi yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, data, dan lain-lain

(5)

ASUMSI DASAR

POST POSITIVISME

1. Fakta tidak bebas nilai, melainkan bermuatan teori.

2. Falibilitas Teori, tidak satupun teori yang dapat sepenuhnya dijelaskan dengan bukti- bukti empiris, bukti empiris memiliki kemungkinan untuk menunjukkan fakta anomali.

3. Fakta tidak bebas melainkan penuh dengan nilai.

4. Interaksi antara subjek dan objek penelitian. Hasil penelitian bukanlah reportase objektif melainkan hasil interaksi manusia dan semesta yang penuh dengan persoalan dan senantiasa berubah.

5. Asumsi dasar post-positivisme tentang realitas adalah jamak individual.

6. Hal itu berarti bahwa realitas (perilaku manusia) tidak tunggal melainkan hanya bisa menjelaskan dirinya sendiri menurut unit tindakan yang bersangkutan. 7. Fokus kajian post-positivis adalah tindakan-tindakan (actions) manusia sebagai

(6)

Empat pertanyaan postpositivisme dasar berikut, akan memberikan gambaran tentang posisi aliran ini dalam kancah paradigma ilmu pengetahuan ;

Pertama, Bagaimana sebenarnya posisi postpositivisme di antara paradigma-paradigma

ilmuyang lain? Apakah ini merupakan bentuk lain dari positivisme yang posisinya lebih lemah? Atau karenaaliran ini datang setelah positivisme sehingga dinamakan

postpositivisme? Harus diakui bahwa aliran ini bukan suatu filsafat baru dalam bidang keilmuan, tetapi memang amat dekat dengan paradigmapositivisme. Salah satu indikator yang membedakan antara keduanya bahwa postpositivisme lebih

mempercayai proses verifikasi terhadap suatu temuan hasil observasi melalui berbagai macam metode. Dengan demikian suatu ilmu memang betul mencapai objektifitas apabila telah diverifikasi oleh berbagai kalangan dengan berbagai cara.

Kedua, Bukankah postpositivisme bergantung pada paradigma realisme yang sudah

sangat tua dan usang? Dugaan ini tidak seluruhnya benar. Pandangan awal aliran positivisme (old-positivism) adalah anti realis, yang menolak adanya realitas dari suatu teori. Realisme modern bukanlah kelanjutan atau luncuran dari aliran positivisme, tetapi merupakan perkembangan akhir dari pandangan postpositivisme.

4 PERTANYAN DASAR

(7)

Ketiga, banyak postpositivisme yang berpengaruh yang merupakan penganut realisme.

Bukankah ini menunjukkan bahwa mereka tidak mengakui adanya sebuah kenyataan (multiple realities) dan setiap masyarakat membentuk realitas mereka sendiri?

Pandangan ini tidak benar karena relativisme tidak sesuai dengan pengalaman sehari- hari dalam dunia ilmu24. Yang pasti postpositivisme mengakui bahwa paradigma hanyalah berfungsi sebagai lensa bukan sebagai kacamata. Selanjutnya, relativisme mengungkap bahwa semua pandangan itu benar, sedangkan realis hanya

berkepentingan terhadap pandangan yang dianggap terbaik dan benar.

Postpositivisme menolak pandangan bahwa masyarakat dapat menentukan banyak hal sebagai hal yang nyata dan benar tentang suatu objek oleh anggotanya.

Keempat, karena pandangan bahwa persepsi orang berbeda, maka tidak ada sesuatu

yang benar-benarpasti. Bukankah postpositivisme menolak kriteria objektivitas? Pandangan ini sama sekali tidak bisa diterima. Objektivitas merupakan indikator

kebenaran yang melandasi semua penyelidikan. Jika kita menolak prinsip ini, maka tidak ada yang namanya penyelidikan. Yang ingin ditekankan di sini bahwa objektivitas tidak menjamin untuk mencapai kebenaran.

4 PERTANYAN DASAR

(8)

Selanjutnya menurut Guba (1990:23) sistem keyakinan dasar pada peneliti Postpositivisme adalah sebagai berikut:

ontologi: “Critical realist – reality exist but can never be fully apprehended. It is driven by

natural laws that can be only incompletely understood.” Yang artinya “Realis kritis –

artinya realitas itu memang ada, tetapi tidak akan pernah dapat dipahami sepenuhnya. Realitas diatur oleh hukum-hukum alam yang tidak dipahami secara sempurna.

epistomologi: “Modified objectivist – objectivity remains a regulatory ideal, but it can only

be approximated with special emphasis placed on external guardians such as the critical tradition and critical community.”yang artinya“Objektivis modifikasi - artinya objektivitas

tetap merupakan pengaturan (regulator) yang ideal, namun objektivitas hanya dapat diperkirakan dengan penekanan khusus pada penjaga eksternal, seperti tradisi dan komunitas yang kritis.”

metodologi: “Modified experimental/manipulative – emphasize critical multiplism. Redress

imbalances by doing inquiry in more natural settings, using more qualitative methods, depending more on grounded theory, and reintroducing discovery into the inqury process.” Yang artinya “Eksperimental/manipulatif yang dimodifikasi, maksudnya

menekankan sifat ganda yang kritis. Memperbaiki ketidakseimbangan dengan melakukan penelitian dalam latar yang alamiah, yang lebih banyak menggunakan metode-metode kualitatif, lebih tergantung pada teori-grounded

(grounded-theory) dan memperlihatkan upaya (reintroducing) penemuan dalam proses penelitian.”

KEYAKINAN DASAR

(9)

Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya dinamai “post-positivisme”. Tokohnya; Karl R. Popper, Thomas Kuhn, para filsuf

mazhab Frankfurt (Feyerabend, Richard Rotry). Paham ini menentang positivisme, alasannya tidak mungkinmenyamaratakan ilmu-ilmu tentang manusia dengan ilmu alam, karena tindakan manusia tidak bisa diprediksi dengan satu penjelasan yang mutlak pasti, sebab manusia selalu berubah.

Post-positivisme merupakan perbaikan positivisme yang dianggap memiliki kelemahan-kelemahan, dan dianggap hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

Secara ontologis aliran post-positivisme bersifat critical realism dan menganggap bahwa realitas memang ada dan sesuai dengan kenyataan dan hukum alam tapi mustahil realitas tersebut dapat dilihat secara benar oleh peneliti.

Secara epistomologis: Modified dualist/objectivist, hubungan peneliti dengan realitas yang diteliti tidak bisa dipisahkan tapi harus interaktif dengan subjektivitas seminimal mungkin. Secara metodologis adalah modified experimental/ manipulatif.

KEMUNCULAN

(10)

Observasi yang didewakan positivisme dipertanyakan netralitasnya, karena observasi dianggap bisa saja dipengaruhi oleh persepsi masing-masing orang. Proses dari

positivisme ke post-positivisme melalui kritikan dari tiga hal yaitu : 1. Observasi sebagai unsur utama metode penelitian,

2. Hubungan yang kaku antara teori dan bukti. Pengamat memiliki sudut pandang yang berbeda dan teori harus mengalah pada perbedaan waktu,

3. Tradisi keilmuan yang terus berkembang dan inamis.

Post positivisme merupakan sebuah aliran yang datang setelah positivisme dan memang amat dekat dengan paradigma positivisme. Salah satu indikator yang membedakan antara keduanya bahwa post positivisme lebih mempercayai proses verifikasi terhadap suatu temuan hasil observasi melalui berbagai macam metode. Dengan demikian suatu ilmu memang betul mencapai objektivitas apabila telah diverifikasi oleh berbagai

kalangan dengan berbagai cara.

KRITIK POST POSITIVISME

(11)

Terdapat banyak paradigma, tetapi yang mendominasi ilmu pengetahuan adalah scientific paradigm (paradigma keilmuan atau paradigma ilmiah) dan naturalistic paradigm atau (paradigma alamiah). Paradigma ilmiah bersumber dari pandangan positivisme sedangkan pandangan alamiah bersumber pada pandangan post-positivisme

Untuk mendapatkan gambaran serta mengantarkan kita pada pemahaman paradigma penelitian kualitatif Lincoln dan Guba (1982:27) mengemukakan perbedaan kedua pandangan positivisme dan post-positivism dalam aksioma seperti pada dibawah ini

AKSIOMA

POSITIVISME

POST-POSITIVISM

Hakekat kenyataan

(Ontologi) Kenyataan adalah tunggal nyata, dan fragmentaris Kenyataan adalah ganda, dibentuk, dan merupakan keutuhan

Hubungan antara pencari

tahu dan yang tahu Pencari tahu dan yang tahu adalah bebas, jadi ada dualisme

Pencari tahu dan yang tahu aktif bersama dan tidak dapat dipisahkan

Kemungkinan generalisasi Generalisasi atas dasar batas waktu dan batas konteks dimungkinkan (pernyataan nometik)

Hanya waktu dan konteks yang mengikat hipotesis kerja

(pernyataan idiografis) yang dimungkinkan

Kemungkinan hubungan

sebab akibat Terdapat penyebab sebenarnya yang secara temporer terhadap, atau secara simultan terhadap akibatnya

Setiap keutuhan berada dalam keadaan mempengaruhi secara bersama-sama sehingga sukar membedakan mana sebab dan mana akibat

PERBEDAAN

(12)

Mustiawan, M. I.Kom

Program Studi Ilmu Komunikasi

Mata Kuliah : Filsafat Komunikasi

Referensi

Dokumen terkait

hasil analisis data yang penulis peroleh terlihat bahwa untuk setiap point pada kelengkapan administrasi sudah mencapai target yang diharapkan, lebih dari 75% guru

vastattiin yhdistämällä sisällön analyysillä aineistosta tuotettu teema- jäsennys ja teemojen esiintymisissä havaitut muutokset (tutkimuksen alakysymykset 1a ja 1b)

pengimplementasiannya, kebijakan melalui Peraturan Daerah ini membutuhkan penyempurnaan-penyempurnaan. Oleh karena itu diperlukan penelitian dalam rangka untuk mengetahui

Mientras que en poblaciones bajas, el largo periodo reproductor hace que las ranas dispongan de un importante margen temporal para la reproducción y el desarrollo de las larvas,

Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (zaman Hellenisme) di bawah pimpinan Iskandar Agung(356-323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang

Formulir Bimbingan Proposal merupakan formulir kontrol proses pelaksanaan bimbingan dari mahasiswa kepada calon pembimbing proposal. Formulir ini diisi oleh mahasiwa untuk

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan mengaplikasikan model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIID SMP Negri 3 Mojolaban

Bani niombah, nai homa bani bapa Pataridahkon hajongjongan selaku inang Paubahkon uhur, mambere malas ni uhur Na mangarusi janah patorsahon haganupan Diatei tupa ma Bamu,