• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB. I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB. I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB . I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelembagaan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal yang disebut Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau dengan disngkat BPPTPM pada mulanya adalah 2 (dua) unit kerja yang berbeda, Semula Bidang Penanaman Modal dan Investasi adalah salah satu bidang tergabung dalam Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau, sementara Kelembagaan yang menangani Pelayanan Perizinan diwadahi dengan kelembagaan setingkat Kantor yaitu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu ( KPPT). dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lamandau, Seiring dengan dengan dinamika tuntutan pelayanan Publik yang Prima dalam mewujudkan Kabupaten Lamandau sebagai daerah yang kondusif bagi Investasi, Status Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) ditingkatkan Statusnya menjadi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau, Badan ini dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lamandau.

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau sebagai unsur pelaksana teknis pelayanan administasi publik di bidang Perizinan dan Penanaman Modal yang dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat tanpa mengedepankan pendekatan birokratisasi. pendekatan tersebut sebagai upaya mewujudkan Kabupaten Lamandau sebagai Daerah yang kondusif bagi Investasi.

(2)

2

Penataan kelembagaan dan penyempurnaan tatalaksanaan pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal mutlak dilakukan dan bersamaan dengan itu pula perubahan sikap perilaku dan karakter para penyelenggara pelayanan Perizinan juga perlu ditata, agar memiliki moral yang baik, memiliki sikap diri yang Ikhlas, jujur, bersih dan anti suap, serta memiliki intelektualitas yang cukup dan kompeten dibidangnya.

Perubahan di maksud sebagai upaya memperbaiki citra pelayanan yang selama ini dipahami oleh banyak orang tentang pelayanan sektor publik yang lamban, korup dan tidak profesional, diharapkan pada akhirnya pelayan publik dibidang Perizinan dan penanaman modal dapat diperbaiki dan tercipta birokrasi yang kuat, efektif dan bersih.

Perencanaan strategis Tahun 2013-2018 yang disusun ini adalah sebagai kebutuhan nyata bagi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi. Perencanaan strategis ini adalah serangkaian rencana tindakan dan kegiatan yang dibuat untuk dimplementasikan oleh jajaran Organisasi BPPTPM dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan secara strategis, fleksibel, bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan isu strategis serta permasalahan yang ada pada tatanan Pelayanan organisasi dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perkembangan dan dinamika tuntutan lingkungan pelayanan serta selalu berupaya memanfaatkan peluang yang ada dan berusaha mengatasi tantangan dan ancaman yang timbul.

Perencanaan strategis ini disusun sebagai landasan operasional dalam melaksanakan kebijakan, Program dan kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi dan mencapai tingkat kepuasan maksimal masyarakat dalam memperoleh pelayanan Perizinan dan penanaman modal, yang pada gilirannya mampu menggerakan kegiatan perekonomian masyarakat secara luas, merata dan berkeadilan, hal inilah yang merupakan faktor utama penentu keberhasilan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan

(3)

3

Penanaman Modal Kabupaten Lamandau dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya.

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang administrasi pelayanan publik di Kabupaten Lamandau, Dokumen perencanaan strategis tahun 2013-2018 ini disusun untuk menjadi pedoman dan acuan pimpinan beserta seluruh pegawai Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal dalam proses penyelenggaraan tugas, pokok, dan fungsinya.

Rangkaian program dan kegiatan dibuat secara sinergis antara pemimpin dan seluruh komponen organisasi untuk diimplementasikan guna mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan organisasi dalam kurun waktu lima tahunan dengan rencana Capaian terhadap indikator kinerja dan pengukuran kemajuan hasil pencapaian tetap menjadi dasar utama dalam perencanaan strategis.

Rencana strategis ini disusun dengan mengacu pada RPJMD Kabupaten Lamandau 2013-2018, dan akan dijabarkan ke dalam rencana kerja tahunan (Renja SKPD) Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau sebagai instrumen acuan program selama satu tahun.

1.2. Landasan Hukum

Landasan penyusunan Renstra Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) Kabupaten Lamandau 2013-2018 adalah: 1. Undang-undang Rapublik Indonesia Nomor 5 Tahun 2002 Tentang

pembentukan Kabupaten Seruyan, Kabupaten Katingan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Pulang Pisau,Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah.

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

(4)

4

3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang–undangan, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

7. Peraturan Pemerintah nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

9. PP No.41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

10. eraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

(5)

5

Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

12. Instruksi Preseiden No. 5 tahun 1984 tentang Pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian Perizinan di Bidang Usaha

13. Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat;

14. Permendagri No.24 tahun 2006 tetang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP);

15. Permendagri No. 20 tahun 2008 tetang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) di Daerah;

16. Permendagri No.27 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Pelayanan Terpadu

17. Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1998 Tentang Perizinan Satu Atap di Daerah;

18. Perda Kabupaten Lamandau Nomor 11 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Lamandau;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lamandau 20. Peraturan Daerah ...tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Daerah

21. Peraturan Daerah ...tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2013-2018

(6)

6

22. Peraturan Bupati Lamandau No. ... Tahun... Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal

23. Peraturan Bupati Lamandau No. 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpau Satu Pintu pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau;

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari Penyusunan Rancangan Rencana Strategis (Renstra) pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) Kabupaten Lamandau tahun 2013-2018 adalah sebagai pedoman dan acuan BPPTPM dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan di bidang Perizinan dan Penanaman Modal yang mengacu pada RPJMD Kabupaten Lamandau 2013-2018. Renstra ini memuat ketentuan tatalaksana Perizinan di bidang Perizinan Dasar dan Perizinan Strategis dan Lanjutan sektor perekonomian, pembangunan, kesejahteraan masyarakat, dan pemerintahan pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal agar lebih sederhana dan memihak pada kepentingan masyarakat dan akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan BPPTPM.

Berdasarkan maksud di atas, maka penyusunan Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) Kabupaten Lamandau tahun 2013-2018 bertujuan sebagai berikut :

1. Menetapkan Visi, Misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan indikasi kegiatan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) Kabupaten Lamandau dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya selama periode 2013-2018;

2. Memberikan pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan penanaman Modal

(7)

7

(BPPTPM) Kabupaten Lamandau dalam penyelenggaraan tugas, pokok dan fungsinya selama periode tahun 2013-2018;

3. Memberikan acuan dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana kegiatan bidang Perizinan dan penanaman modal tahunan maupun lima tahunan pada periode 2013-2018;

4. Memberikan acuan dalam mengelola penggunaan sumber daya secara efektif, efisien dan berkelanjutan.

1.4. Hubungan Renstra-BPPT PM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Rencana Strategis Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan penanaman Modal (BPPTPM) Kabupaten Lamandau disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Lamandau 2013 - 2018. Proses penyusunannya diawali dengan penyusunan Rancangan Rencana Strategis BPPTPM yang disusun dengan mengacu pada Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Lamandau 2013 - 2018. Rancangan Renstra BPPTPM ini bersama-sama dengan Rancangan Renstra SKPD-SKPD lain di Kabupaten Lamandau, Rancangan RPJMD Kabupaten kemudian dibahas bersama-sama oleh stakeholder Kabupaten Lamandau dalam Musrenbang RPJMD. Masukan yang diperoleh selama pembahasan di Musrenbang RPJMD digunakan sebagai dasar dalam menyempurnakan Rancangan RPJMD tersebut menjadi Rancangan Akhir RPJMD. Rancangan Akhir RPJMD yang kemudian ditetapkan sebagai RPJMD oleh Peraturan Daerah.

Sebagai Penjabaran dari RPJMD Tahun 2013 – 2018 Kabupaten Lamandau, maka Renstra SKPD menjadi acuan kerja dari tiap–tiap SKPD dan selanjutnya Renstra tersebut menjadi pedoman bagi SKPD untuk penyusunan Renja SKPD tiap tahunnya dengan memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lamandau.

(8)

8

1.5. Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau 2013 - 2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang, dasar hukum, maksud dan tujuan penyusunan Renstra Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau, hubungan Renstra Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau dengan dokumen perencanaan lainnya, dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan BPPTPM, uraian tugas dan fungsi serta organisasi SKPD. Dalam bab ini juga digambarkan susunan kepegawaian dan aset yang dikelola oleh BPPTPM.

BAB III ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD

Memuat tentang gambaran umum daerah terkait dengan pelayanan BPPTPM, hasil-hasil yang dicapai dalam periode lima tahun sebelumnya, serta analisis isu strategis berkaitan dengan tugas dan fungsi SKPD.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN Bab ini memuat pernyataan visi BPPTPM dan penjelasan makna dari setiap pernyataan visi tersebut. Visi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam pernyataan Misi. Bab ini juga menguraikan Misi tersebut ke dalam pernyataan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Akhirnya, dalam bab ini juga dijelaskan strategi dan kebijakan yang dirumuskan oleh BPPTPM untuk pencapai tujuan dan sasaran pelayanan BPPTPM.

(9)

9

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Memuat penjelasan/uraian tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, dengan dilengkapi oleh indikator kinerja, kelompok sasaran dan sumber pendanaan indikatif, Hasil penjelasan selanjutnya disusun dalam bentuk tabel.

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Memuat indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB VII PENUTUP

Memuat kaidah pelaksanaan yang meliputi penjelasan antara lain Renstra SKPD merupakan pedoman dakam penyusunan Renja SKPD, penguatan peran para stakeholder dalam pelaksaan renja SKPD, dan merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan, serta catatan dan harapan Kepala SKPD.

(10)

10

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN BPPTPM 2.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI BPPTPM

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau merupakan Lembaga Teknis Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 tahun 2012 dengan tugas pokok melaksanakan tugas di Bidang Pelayanan Perizinan, Non Perizinan dan Penanaman Modal yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau dan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku dan menyelenggarakan fungsi :

1. penyusunan kebijaksanaan teknis dibidang pelayanan Perizinan dan penanaman modal;

2. melakukan koordinasi dibidang pelayanan Perizinan dan penanaman modal;

3. pembinaan dan pengkoordinasian penerapan standar teknis Perizinan terpadu;

4. pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan Perizinan dan penanaman modal secara terpadu;

5. pelaksanaan urusan tata usaha badan.

2.2. Struktur Organisasi

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau dengan Struktur Organisasi sebagai berikut :

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat, membawahi:

1. Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program c. Bidang Pelayanan Pengaduan atas layanan;

(11)

11 d. Bidang Pelayanan Perizinan Dasar;

e. Bidang Pelayanan Perizinan Lanjutan dan Strategis; f. Bidang Penanaman Modal;

1. Sub Bidang Pengembangan dan Promosi Investasi 2. Sub Bidang Pengendalian dan Pengawasan Investasi g. Tim Teknis;

h. Kelompok Jabatan Fungsional. i. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB)

2.2.1. Tupoksi Kepala Badan

Kepala badan mempunyai tugas memimpin, menggoordinasikan dan memberikan dan petunjuk kepada bawahannya dalam rangka pelaksanaan tugas serta mengadakan koordinasi dan melaksanakan kerjasama dengan organisasi perangkat daerah, instansi dan lembaga lainnya serta unsur masyarakat.

2.2.2 Tupoksi Sekretariat Badan

1. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan mempunyai tugas mengoordinasikan penyusunan dan pengendalian Program, Keuangan serta Pelayanan administrasi umum, Kepegawaian dan Perlengkapan; 2. Sekretariat membawahi Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan

Perlengkapan, Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program, Sub Bagian Keuangan;

3. Untuk menyelenggarakan tugasnya Sekretaris mempunyai fungsi : a. penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan Pengendalian

Program;

b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, keuangan dan kepegawaian;

c. penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan hubungan masyarakat;

(12)

12

d. penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan dan perpustakaan; e. pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.2.2.1. Tupoksi Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program

Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah bahan penyusunan rencana kerja, penyusunan laporan kegiatan serta evaluasi kegiatan Badan.

Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program mempunyai fungsi :

a. penyusunan program kerja di Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program;

b. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data untuk bahan penyusunan program Badan dan pelaksanaan penyusunan program Badan;

c. pelaksanaan analisis, evaluasi serta pengendalian terhadap pelaksanaan program Badan;

d. pelaksanaan penyusunan laporan pelaksanaan program Badan; e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan

subbagian; dan

f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.2.2.2. Tupoksi Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan penyusunan laporan kegiatan serta pengelolaan administrasi keuangan Badan. Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :

(13)

13

b. pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan pengelolaan administrasi keuangan Badan;

c. pelaksanaan urusan perbendaharaan dan penatausahaan keuangan Badan;

d. pelaksanaan penyusunan dan pengelolaan bahan laporan keuangan Badan;

e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan subbagian; dan

f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya

2.2.2.3. Tupoksi Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan

Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah bahan administrasi umum, perjalanan dinas, kehumasan, kepegawaian, pengembangan pegawai, organisasi, tatalaksana, hukum, perlengkapan serta menyiapkan bahan laporan tindak lanjut hasil pengawasan fungsional dan pengawasan melekat.

Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan mempunyai fungsi :

a. penyusunan program kerja di Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan;

b. pelaksanaan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan kebersihan di lingkungan kerja;

c. pelaksanaan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pemeliharaan peralatan dan perlengkapan serta menginventarisasi sarana dan prasarana Badan serta aset lainnya;

d. pelaksanaan urusan keprotokolan, kehumasan dan pendokumentasian;

e. pelaksanaan pengelolaan administrasi perkantoran, kearsipan dan perpustakaan;

(14)

14

f. pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan, pemeliharaan data kepegawaian dan menyiapkan dan pengusullan kenaikan pangkat pegawai, gaji berkala, pensiun, serta pemberian penghargaan;

g. penyiapan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai dan bahan laporan tindak lanjut pengawasan fungsional dan pengawasan melekat;

h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan subbagian; dan

i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya;

2.2,3. Tupoksi Bidang Pengaduan atas layanan

Bidang Pengaduan atas Layanan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menerima pengaduan atas layanan serta penanganannya.

Bidang Pengaduan Atas Layanan mempunyai fungsi :

1. penyusunan program kerja di Bidang Pengaduan Atas Layanan; 2. pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan dan kebijakan

teknis sistem pelayanan dan pengaduan;

3. pelaksanaan pembinaan, koordinasi, fasilitasi dan penyelenggaraan sistem pelayanan pengaduan ;

4. pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan evaluasi sistem pelayanan dan pengaduan;

5. penyusunan bahan laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan dan pengaduan; dan

6. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.2.4. Tupoksi Bidang Pelayanan Perizinan Dasar

Bidang Pelayanan Perizinan Dasar dipimpin oleh seorang Kepala Bidang mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis pelayanan Perizinan dasar.

(15)

15

Bidang Pelayanan Perizinan Dasar mempunyai fungsi :

a. penyusunan program kerja di Bidang Pelayanan Perizinan Dasar; b. pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis

bidang pelayanan Perizinan dasar;

c. pelaksanaan pembinaan bidang pelayanan Perizinan dasar;

d. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi bidang pelayanan Perizinan dasar;

e. penyusunan bahan laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang pelayanan Perizinan dasar; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.2.5. Tupoksi Bidang Pelayanan Perizinan Lanjutan dan Strategis

Bidang Pelayanan Perizinan Lanjutan dan Strategis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis Perizinan lanjutan dan strategis.

Bidang Pelayanan Perizinan Lanjutan dan Strategis mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja di Bidang Pelayanan Perizinan Lanjutan

dan Strategis;

b. pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan Perizinan Lanjutan dan Strategis;

c. pelaksanaan pembinaan bidang pelayanan Perizinan Lanjutan dan Strategis;

d. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi bidang pelayanan Perizinan Lanjutan dan Strategis;

e. penyusunan bahan laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang pelayanan Perizinan Lanjutan dan Strategis; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(16)

16

2.2.6. Tupoksi Bidang Penanaman Modal

Bidang Penanaman Modal dipimpin oleh seorang Kepala Bidang mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis Penanaman Modal, dan membawahi 2 (dua) Sub Bidang :

1. Sub Bidang Pengembangan dan Promosi Investasi; dan 2. Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian Investasi Bidang Penanaman Modal mempunyai fungsi :

a. penyusunan program kerja di Bidang Penanaman Modal;

b. pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal;

c. pelaksanaan pembinaan, koordinasi, fasilitasi dan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian investasi serta pengembangan promosi investasi;

d. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengawasan dan pengendalian investasi serta pengembangan promosi investasi;

e. pelaksanaan fasilitasi kerjasama penanaman modal;

f. penyediaan informasi potensi daerah, peluang usaha untuk kerjasama bidang penanaman modal;

g. penyelenggaraan sistem informasi bidang penanaman modal;

h. penyusunan bahan laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas di Bidang Penanaman Modal; dan

i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.2.6.1. Tupoksi Sub Bidang Pengembangan dan Promosi Investasi

Sub Bidang Pengembangan dan Promosi Investasi dipimpin seorang Kepala Sub Bagian mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah bahan perumusan kebijakan, analisis dan koordinasi di Bidang Pengembangan dan Promosi Investasi.

(17)

17

a. penyusunan program kerja di Sub Bidang Pengembangan dan Promosi Investasi;

b. pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pengembangan dan promosi investasi;

c. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi di bidang pengembangan dan promosi investasi;

d. penyiapan pedoman dan tata cara pembangunan dan pengembangan sistem informasi penanaman modal;

e. pelaksanaan pembangunan dan mengembangkan sistem informasi penanaman modal yang terintegrasi dengan sistem informasi penanaman modal Pemerintah dan Provinsi serta pemutahiran data dan informasi penanaman modal daerah;

f. penyusunan bahan laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas di Sub Bidang Pengembangan dan Promosi Investasi; dan

g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.2.6.2. Tupoksi Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian Investasi

Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian Investasi dipimpin seorang Kepala Sub Bagian mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah bahan perumusan kebijakan, analisis dan koordinasi Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian Investasi.

Sub Bidang Pengembangan dan Promosi Investasi mempunyai fungsi : 1. penyusunan program kerja di Sub Bidang Pengawasan dan

Pengendalian Investasi;

2. pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan pengendalian investasi;

3. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi di bidang pengawasan dan pengendalian investasi;

4. pelaksanaan pembinaan bidang pengawasan dan pengendalian investasi;

(18)

18

5. pelaksanaan pemantauan, bimbingan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal, berkoordinasi Pemerintah dan Pemerintah Provinsi;

6. penyusunan bahan laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas di Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian Investasi; dan

7. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.2.7. Tupoksi Tim Teknis

Pada Bidang Pengaduan atas Layanan, Bidang Pelayanan Perizinan Dasar, Bidang Pelayanan Perizinan Lanjutan dan Strategis, dibantu oleh Tim Teknis.

Tim Teknis terdiri dari sejumlah Pegawai Negeri Sipil yang berasal dari berbagai Perangkat Daerah yang memiliki kompetensi teknis sesuai bidangnya dan secara struktural bertanggung jawab kepada Kepala SKPD yang menugaskan namun secara Teknis Operasional dalam melaksanakan pembinaan teknis terhadap Perizinan-Perizinan yang diselenggarakan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu di bawah koordinasi Kepala Bidang Pelayanan Perizinan dimana PNS dimaksud ditugaskan.

Tim Teknis dibentuk dan ditunjuk berdasarkan penugasan dari Kepala SKPD terkait, pengangkatan dan pemberhentian Tim Teknis ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau,

Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang menjadi Anggota Tim Teknis tersebut ditetapkan menurut intensitas pelayanan Perizinan yang bersangkutan dengan ugas dan fungsi Tim Teknis :

1. pengumpulan dan pengolahan bahan Analisis teknis bidang pengaduan atas layanan,pelayanan Perizinan dan Perizinan Lanjutan dan strategis;

2. pelaksanaan pemeriksaan persyaratan teknis pemberian ijin dan penelitian lapangan;

(19)

19

4. penyiapan rekomendasi persetujuan, penolakan, pembatalan dan pencabutan ijin;

5. penyusunan bahan laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas teknis di Bidang Pelayanan Perizinan dan atau pengaduan atas layanan 6. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

langsungnya sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.2.8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal adalah Pranata Komputer dan Arsiparis.

Pemegang Jabatan Fungsional ini dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Pegawai yang paling senior.

Jumlah Jabatan Fungsional ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau berdasarkan kebutuhan dan beban kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.

2.2.9. KETERKAITAN SKPD TEKNIS DALAM PERIZINAN

a. Memberikan telaahan dalam rapat pertimbangan; b. Membina dan mengawasi pelaksanaan ijin di lapangan;

c. Memberi peringatan dan penindakan terhadap pelanggaran ijin; d. Menerima Tembusan Laporan Rekapitulasi Perizinan dan

(20)
(21)

21

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

Berisi uraian mengenai tingkat capaian kinerja BPPTPM berdasarkan sasaran/target renstra periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD, dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh Pemerintah. Pelaksanaan kapasitas pelayanan BPPTPM dapat dikategorikan dalam 7 (tujuh) peran utama yang saling terkait, yaitu :

1. Sebagai kebijakan Penanaman Modal;

2. Kerjasama Penanaman Modal;

3. Promosi Penanaman Modal dan Perizinan;

4. Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal;

5. Pengendalian Pelaksanaan Perizinan dan Penanaman Modal;

6. Pengelolaan data dan Sistem Informasi;

7. Penyebarluasan, Pendidikan dan Pelatihan Perizinan dan Penanaman

Modal.

Ketujuh kapasitas pelayanan utama tersebut kemudian diuraikan dan dijabarkan kedalam berbagai program dan kegiatan strategis.

1. Pelayanan Sebagai Pengambil Kebijakan

Pelayanan sebagai Pengambil Kebijakan yang ditangani BPPTPM Kabupaten Lamandau merupakan unit kerja penentu dalam penerbitan izin dan penyedia informasi peluang usaha sektor / bidang usaha unggulan.

2. Pelayanan Sebagai kerjasama penanaman modal

Pelayanan sebagai kerjsama penanaman modal, BPPTPM Kabupaten Lamandau menyelenggarakan fasilitas pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan antara UMKMK tingkat provinsi dengan pengusaha nasional/asing.

3. Pelayanan Sebagai Promosi Penananam Modal dan Perizinan

Pelayanan sebagai Promosi Penanaman Modal dan Perizinan, BPPTPM ikut berperanserta dalam terselenggaranya promosi peluang penananman modal provinsi dan penananam modal kabupaten/kota.

(22)

22

4. Pelayanan Sebagai Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal

Pelayanan sebagai Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal, BPPTPM memberikan kemudahan dalam pelayanan, fasilitas dan informasi dalam perizinan dan penanaman modal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Pelayanan Sebagai Pengendalian Pelaksanaan Perizinan dan Penanaman Modal

Pelayanan sebagai Pengendalian Pelaksanaan Perizinan dan Penanaman Modal, BPPTPM merupakan unti kerja dalam terselenggaranya bimbingan pelaksanaan kegiatan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha 1 (satu) kali dalam setahun.

6. Pelayanan Sebagai Pengelolan data dan sistem informasi

Pelayanan sebagai Pengeloalan data dan sistem informasi, BPPTPM menerapkan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE) dalam menyelenggarakan pelayanan Perizinan dan Nonperizinan.

7. Pelayanan Sebagai Penyebarluasan, Pendidikan dan Pelatihan Perizinan dan Penanaman Modal

Pelayanan sebagai Penyebarluasan, Pendidikan dan Pelatihan Perizinan

dan Penanaman Modal, BPPTPM merupakan unti kerja dalam

terselenggaranya Sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada

masyarakat dunia usaha.

Untuk mengukur kinerja Pelayanan BPPTPM berdasarkan tugas dan fungsi

yang dikategorikan dalam 7 (tujuh) peran utama diatas dapat dilihat pada Tabel

2.1.

Sedangkan untuk tabel inteprestasi Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Pelayanan Perizinan terpadu Dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau yang mengemukakan rasio antara realisasi dan anggaran dapat dikatakan baik atau kurang baik, pada perihal mana yang baik atau kurang baik, dan selanjutnya mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pengelolaan pendanaan Pelayanan Badan Pelayanan Perizinan terpadu Dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau, disajikan pada Tabel 2.2.

(23)
(24)

29

2.4. SUMBER DAYA BPPTPM 2.4.1. Kepegawaian :

Pegawai Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau keadaan pada Desember 2012 berjumlah 13 orang dan THL 4 Orang. dan pada saat itu Kelembagaan Perizinan masih berstatus Kantor namun setelah adanya penggabungan unit kerja Pelayanan Perizinan dengan penanaman Modal, Kelembagaannya di tingkatkan dari Kantor menjadi Badan pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal berdasarkan Perda Kabupaten Lamandau Nomor : 11 tahun 2012, Operasional pada Akhir Bulan Januari 2013, maka Personil BPPTP bertambah menjadi 21 Orang PNS dan 5 Orang THL,

Tabel 2.3

Jumlah Pegawai BPPTPM Berdasarkan Status Pegawai

No Status Kepegawaian Desember 2012

September 2013

1. Pegawai Ngeri Sipil (PNS) 13 21

2. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)

- -

3. Tenaga Kerja Kontrak (TKK) 4 5

Jumlah (orang) 17 26

Sumber: BPPTPM

Dari segi pendidikan, 52,38 % pegawai BPPTPM memiliki tingkat pendidikan Strata Satu (S1), 42,85 % berpendidikan SLTA dan 4,26% berpendidikan D3. Dengan demikian tingkat pendidikan pegawai BPPTPM sudah cukup baik.

(25)

30

Tabel 2.4

Jumlah Pegawai BPPT Berdasarkan Tingkat Pendidikan September 2013

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1. STRATA DUA (S2) - -

2. STRATA SATU (S1) 11 Orang 52,38

3. D3 1 Orang 4,26

4. SLTA 9 Orang 42,85

J u m l a h 21 Orang 100

Sumber: BPPTPM

Berdasarkan penempatan pegawai, terlihat bahwa pegawai paling banyak terdapat pada Sekretariat Badan, yaitu 12 orang, Bidang Pelayan Perizinan Dasar 2 orang, kemudian Bidang Pelayanan Perizinan Strategis sebanyak 2 orang dan Bidang Penanaman Modal sebanyak 4 Orang sementara Bidang Pengaduan atas layanan masih belum terisi, dari data tersebut tampak bahwa jumlah pegawai yang ada masih sangat kurang memadai untuk melayani jumlah Perizinan sebanyak 37 jenis. Dibandingkan dengan TUPOKSI yang ada, jumlah tersebut masih sangat kurang.

Tabel 2.5

Perbandingan Jumlah Pegawai BPPTPM dan Kebutuhan Pegawai Per September 2013

No Unit Kerja Jumlah

Pegawai

Jumlah Pegawai yang Dibutuhkan* 1. Kepala badan Staf 1 Orang - - 1 Orang

(26)

31 Tabel. 2.6

Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan golongan Per September 2013

No Golongan Jumlah (Org)

1 IV/b 1 2 IV/a - 3 III/d 3 4 III/c 2 2. Sekretariat Badan Sekretaris Badan Kasubag Bendahara Staf 1 Orang 3 Orang 2 Orang 6 Orang - - - 8 Orang 3. Bidang Pengaduan Atas Layanan Kepala Bidang Staf - - 1 Orang 3 Orang 4.

Bidang Pel. Perizinan Dasar Kepala Bidang Staf 1 Orang 1 Orang - 2 Orang

5. Bidang Pel Strategis Kepala Bidang Staf 1 Orang 1 Orang - 2 Orang 6. Bidang Penanaman Modal Kepala Bidang Kasubag Staf 1 Orang 1 Orang 2 Orang - 1 Orang 4 Orang J U M L A H 21 Orang 22 Orang

(27)

32 5 III/b 5 6 III/a 1 7 II/d - 8 II/c 1 9 II/b 6 10 II/a 2 Jumlah 21 Tabel. 2.7

Jumlah Pegawai Non PNS berdasarkan Klasifikasi Pendidikan Per September 2013

No Pendidikan Jumlah Org)

1 S1 1

2 DIII -

3 SLTA 4

Jumlah 5

Tabel.2.8

Jumlah Pejabat Struktural menurut tingkat penjenjangan (Diklat) Per September 2013

No Diklat Penjenjangan Jumlah (Org)

1 Spada/Adum/PIM IV 6

2 Spadya/Spama/PIM III 2

3 Sespa/Spamen/PIM II -

4 Lemhanas/Spati -

(28)

33

2.4.2. Keadaan Sarana dan Prasarana(Asset)

Sarana dan Prasarana Perkantoran merupakan komponen penting sebagai penunjang pelaksanaan tugas operasional Pelayanan, keadaan sarana dan prasarana perkantoran BPPTPM dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel. 2.9

Data Aset dan Kondisinya

Per September 2013 Jenis Jumlah (Unit) Keterangan Gedung Kantor 1

Mobil Dinas 1 Satu Jenis AVANZA

Motor Dinas 5 4 unit merk Yamaha dan 1 unit merk Kawasaki

AC 19 18 unti Merk LG dan 1 unit merk Samsung Printer 16 13 Merk Canon, 1 unit HP Laser Jet dan 1

unit Merk Epson

Komputer 10 Model LG, Toshiba dan Accer Laptop 6 Model Accer dan Toshiba

Kursi 26 Terdiri dari kursi Eselon, Kursi Putar, Kursi Staf dan Kursi tunggu

Meja 18 Terdiri dari meja pimpinan, meja staf dan meja kayu

Lemari Besi 5 Lemari besi merk Brother Filling

Kabinet

7 Merk Brother

Note Book 2 Model Accer dan Toshiba Lemari

Kayu

4 Terdiri dari Lemari kayu 3 pintu dan lemari kayu 2 pintu

(29)

34 Camera

Digital

4 Merk Sony 3 buah dan Merk Canon 1 buah

Mesin Tik 3 Mesin Tik Rumah

Jaga

1 Uk. 8 x 6 Meter (kopel)

Rumah Parkir 1 Uk. 12 x 6 Meter Rumah Genset 1 Uk. 1,5 x 1,5 Meter Pagar Kantor 1 ± 194 Meter

2.4.3 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPPTPM

2.4.3.1. Kondisi Aktual dan Yang Diharapkan

Analisis lingkungan strategis Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal dilakukan dengan menggunakan teknik analisis SWOT (Strengths, Weaknessess, Opportunities, Treats). Dalam analisis ini akan diidentifikasi dan dinteraksikan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan tantangan. Sebagai langkah awal dalam analisis, perlu diketahui kondisi awal dan kondisi yang diharapkan oleh organisasi. Adapun kondisi awal BPPTPM adalah sebagai berikut:

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Daerah cenderung bersikap sebagai koordinator SKPD teknis pengelola izin dan penanaman modal

1. Belum optimalnya mutu pelayanan yang meliputi pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.

2. Belum terstandartnya operasional kegiatan dan indeks biaya pelayanan;

3. Belum Optimalnya hubungan kerja/koordinasi teknis antara SKPD Teknis dengan pengelola izin

(30)

35

4. Belum jelasnya skala prioritas pelayanan perizinan dan non perizinan serta penanaman modal

5. Belum terhimpunnya data akurat dan aktual yang mendukung kegiatan penanaman modal

6. Belum optimalnya pemberdayaan bidang penanaman modal sebagai sumber pendapatan daerah dan salah satu faktor pengungkit pembangunan ekonomi

7. Rendahnya hubungan dengan pihak ketiga baik pada tingkat daerah, maupun nasional

8. Belum jelasnya acuan pengembangan organisasi Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal

Dengan memperhatikan arah kecenderungan perkembangan organisasi dan penerapan desentralisasi dan otonomi daerah, maka situasi masa depan yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Menjadi fasilitator administrasi perizinan dan non perizinan serta

penanaman modal di Daerah;

2. Orientasi pada peningkatan kualitas pelayanan dalam semua fungsi manajemen;

3. Pelayanan perizinan, non Perizinan dan penanaman modal yang akan dilaksanakan telah terstandar serta dalam pembiayaan mempunyai standart biaya yang realistis;

4. Mantapnya koordinasi internal antar unit kerja pada organisasi Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah dengan semua SKPD pengelola izin.

5. Adanya skala prioritas pelayanan perizinan, non Perizinan dan penanaman modal

6. Terhimpunnya data akurat dan actual untuk mendukung kegiatan penanaman modal

7. Terwujudnya peran yang optimal bidang penanaman modal dalam peningkatan pendapatan daerah dan sebagai pengungkit pembangunan ekonomi

(31)

36

9. Tersusunnya acuan pengembangan organisasi Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal

2.4.3.2. Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal Organisasi

Faktor-faktor yang menyebabkan kondisi yang diharapkan dapat dicapai perlu diidentifikasi berbagai faktor eksternal maupun internal organisasi yang akan mempengaruhi pencapaiannya. Faktor eksternal dikelompokkan atas peluang dan ancaman sementara faktor internal dikelompokkan atas kekuatan dan kelemahan.

Faktor eksternal yang teridentifikasi adalah sebagai berikut : b. Peluang :

1. Tuntutan terhadap pelayanan perizinan, non Perizinan dan penanaman modal yang prima, terpercaya dan transparan sangat tinggi

2. Pelayanan Perizinan dan penanaman modal sebagai sumber pendapatan daerah dan pengungkit pembangunan ekonomi 3. Adanya regulasi yang mendukung terciptanya kesejahteraan

pegawai pemberi pelayanan

4. Tersedianya tekonologi informasi untuk menunjang kegiatan pelayanan perizinan dan penanaman modal

5. Adanya dorongan publik menjadikan SKPD Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal menjadi Institusi yang terpercaya.

c. Ancaman :

1. Tingginya tingkat ketidakpastian prosedur yang baku selama proses transisi pembentukan organisasi

2. Masih rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap aparat pemberi pelayanan perizinan dan penanaman modal 3. Masih rendahnya kesadaran aparat dalam mematuhi aturan

(32)

37

2.4.3. Faktor internal organisasi dapat diidentifikasi sebagai berikut : 2.4.3.1. Kekuatan :

1. Kapasitas kelembagaan pelayanan perizinan dan penanaman modal yang semakin berkembang

2. Memiliki kewenangan untuk mengelola perizinan, non Perizinan dan penanaman modal

3. Adanya kemauan yang kuat dari personil untuk maju 2.4.3.2. Kelemahan :

1. Sumber daya keuangan yang sangat terbatas

2. Sumber daya manusia yang profesional masih terbatas 3. Sumber belajar yang terbatas

4. Koordinasi yang kurang optimal

2.4.4. Interaksi Antar Faktor Internal dan Eksternal

Berdasarkan faktor-faktor eksternal dan internal yang disebutkan di atas, selanjutnya akan dirumuskan isu-isu strategis yang dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori, yaitu comparative advantage, mobilization, investment/divestment dan status quo. Isu-isu strategis tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Comparative Advantege (Interaksi antara Peluang dan Kekuatan) 1. Mengembangkan kapasitas kelembagaan pelayanan perizinan dan

penanaman modal untuk mewujudkan pelayanan prima, terpercaya dan transparan

2. Mengimplementasikan kewenangan yang didukung jaminan kesejahteraan pegawai, dan teknologi informasi

3. Peningkatan kapasitas pegawai melalui pemanfaatan teknologi informasi dan tenaga ahli

b. Mobilization (Interaksi antara Kekuatan Dan Ancaman)

1. Melalui penguatan kapasitas kelembagaan membentuk system dan prosedur yang baku untuk pelayanan perizinan dan penanaman modal;

2. Mengefektifkan wewenang yang dimiliki untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat

(33)

38

3. Dengan kemauan yang kuat menjalankan tugas sesuai aturan menciptakan aparat yang bersih dan berwibawa

c. Investment Divestment (Interaksi antara Peluang dan Kelemahan)

1. Sumber keuangan ditingkatkkan dengan pemberdayaan pelayanan Perizinan dan penanaman modal sebagai sumber pendapatan Daerah dan pengungkit pembangunan ekonomi

2. Memanfaatkan tenaga ahli dan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan pembelajaran membentuk profesionalisme

3. Meningkatkan koordinasi melalui pengembangan jaringan kerja

d. Status Quo (Interaksi antara Kelemahan dan Ancaman)

1. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan profesionalisme aparat pelayanan

2. Meningkatkan sumber daya keuangan melalui pengembangan organisasi yang stabil dan terarah

3. Melakukan pembelajaran tentang aturan-aturan hukum yang berlaku untuk menumbuhkan kesadaran kepatuhan aparat terhadap hukum

(34)

39

BAB III

ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BPPTPM 3.1. Gambaran Umum Daerah Terkait dengan Pelayanan BPPTPM

Kondusif tidaknya iklim berinvestasi di suatu daerah dipengaruhi beberapa faktor. Beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi iklim usaha adalah keamanan dan ketertiban; kemudahan Perizinan; peraturan daerah yang mendukung iklim usaha; serta pengenaan pajak daerah.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam memberdayakan masyarakat diantaranya adalah pelaksanaan Program Pengembangan Kebijakan Investasi Daerah melalui Kegiatan Sosialisasi Perizinan dan Program Pengembangan Pembangunan secara terpadu. Dalam kaitan ini, diterapkan pelayanan Perizinan terpadu. Artinya Pemerintah Kabupaten dapat memberikan pelayanan Perizinan usaha dan penanaman modal secara cepat murah dan mudah dalam satu tempat pelayanan secara terpadu.

Pertumbuhan investasi di Kabupaten Lamandau sampai dengan awal tahun 2013 masih terasa lamban dimanna baru tercatat 5 Perusahaan PMA dengan total investasi mencapai Rp. 650.719.519.193,- dan 10 Perusahaan PMDN dengan total investasi mencapai Rp. 1.414.395.884.559,-sebagian besar bergerak pada sektor Kehutanan dan Perkebunan.

3.2 Hasil-hasil yang Dicapai Lima Tahun Sebelumnya

Seperti telah disebutkan sebelumnya, KPPT baru ditingkat statusnya menjadi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal sejak awal tahun 2013. Semula masih berstatus Kantor dengan demikian pembahasan pada sub bab ini menggambarkan kinerja yang dicapai oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu ( KPPT). Beberapa butir pencapaian KPPT dapat diringkas sebagai berikut:

1. SDM Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal yang terbatas, baik jumlah maupun kualitasnya, namun telah memberikan kontribusi dalam pelaksanaan Pelayanan Perizinan.

(35)

40

2. Jumlah Perizinan yang dikenakan retribusi pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1

Jumlah Perizinan yang Dikeluarkan

s/d September 2013

No Jenis Ijin Jumlah Ijin yang Dikeluarkan Tahun 2013 (per Sept 2013)

1 Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 40

2 Ijin Gangguan (HO) 123

3 Ijin Trayek) 0

Sumber: LAKIP BPPTPM

3. Pendapatan retribusi BPPTPM juga menunjukkan bahwa realisasinya dapat melampaui jumlah yang ditargetkan. Lihat Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Pendapatan Retribusi BPPTPM Tahun 2013 (Per Sept 2013)

No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) %

1 IMB 217.970.000 197.962.500 91

2 IG (HO) 120.000.000 494.596.065 412 3 Izin Trayek 10.000.000 -

Jumlah 347.970.000 692.558.565 199

Sumber: BPPTPM

4. Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat atas Pelayanan Publik Pemerintah Kabupaten Lamandau.

(36)

41

Hasil pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan publik Pemerintah Lamandau pada tahun 2012 menunjukkan hasil rata-rata nilai indeks 2,803 atau termasuk dalam kategori ” BAIK ”. Nilai rata-rata indeks tersebut didasarkan pada pengukuran pelayanan perizinan. Meskipun demikian, capaian nilai indeks rata-rata masih cukup jauh terhadap nilai optimal, yang berarti pelayanan publik masih perlu ditingkatkan.

5. Kewenangan Perizinan

Sampai dengan September 2013 BPPTPM telah melayani 13 jenis Perizinan dari 36 Jenis Izin yang dilimpahkan kewenangannnya.

Tabel 3.3

Kewenangan Perizinan s/d September 2013

No. Jenis Izin Izin Selesai (hari

kerja)

1 2 3

A . PERIZINAN BIASA

1

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk rumah tinggal yang luasnya sampai dengan 200 M2

12

2

Izin Undang – undang gangguan (HO)

sekala rendah 10

3 Izin Tempat Usaha (ITU) 7

Izin Reklame dan Reklame. 2

4 Izin Usaha Industri (IUI) dan 14 Izin Perluasan Industri.

5 Izin Usaha Perdagangan (IUP) 3

6 Tanda Daftar Industri (TDI) 14

7 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 3

8 Tanda Daftar Gudang (TDG) 3

9 Izin penyelenggaraan Apotik 10

10 Izin Penyelenggaraan Toko Obat 10

11 Izin Penyelenggaraan Optikal. 10

12

Izin Penyelenggaraan Toko Obat

Tradisional 10

13 Izin Praktek Dokter 10

14 Izin praktek Bidan 10

15 Izin Insidentil. 5

16 Akte pengesahan Koperasi. 10

(37)

42

18 Izin Peruntukan Penggunaan Tanah 14

19

Izin Pengumpulan Uang / Sumbangan Sosial dengan cara mencetak dan menjual karcis

6

20 Izin Usaha Angkutan Bermotor 12

21 Izin Angkutan Barang Khusus 14

22

Izin Penyelenggaraan Pusat

Kebugaran Jasmani 7

23 Izin Pemakaian Kios / Lapak 6

24

Izin Penyimpanan Bahan Bakar untuk

Industri 9

25 Izin Usaha Kepariwisataan 9

Usaha Kepariwisataan :

a. Usaha Hotel dan Penginapan ( kelas melati)

b. Restoran, Rumah Makan, tempat makan dan jasa boga

c. Permainan ketangkasan elektronik termasuk bingo dan sejenisnya.

d. Biro perjalanan dan agen perjalanan wisata.

e. Ruang Serba Guna

f. Karaoke VIP Room / Non VIP Room.

Perizinan usaha rekreasi

a. Taman Rekreaksi b. Kolam Pemancingan

c. Pameran Seni / Pasar Seni / Galeri d. Tempat Bilyard

e. Ruang Serba Guna

f. Persewaan Audio Visual, VCD dan sejenis Play Station, TV kabel. g. Perizinan Usaha Tempat Usaha. h. Perizinan Pramuwisata.

Perizinan hiburan umum

a. Musik hidup dan panggung Hiburan (terbuka,tertutup)

b. Pertunjukan Film.

26. Izin Perpanjangan (Heregistrasi) 10

B. JENIS PERIZINAN STRATEGIS (PERIZINAN TERTENTU)

1

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk rumah tinggal yang luasnya diatas 200 M2 dan IMB untuk usaha / industri

14

2 Izin Lokasi Perkebunan 45

3 Izin Pertambangan 155

(38)

43 perpanjangan

5 Izin Sertifikasi dan Pas Kapal 15

6 Izin Pembuangan Limbah Cair 15

7 Izin Pendirian SPBU 15

8 Izin Pendirian Lembaga Pelatihan Kerja 15

9 Izin Penelitian 10

10 Izin Pendirian Hotel Berbintang 9

11 Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 14

Sumber: BPPTPM

3.3 Analisa Isu Strategis berkaitan dengan Tugas dan Fungsi SKPD

Isu strategis Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Dan Penanaman Modal dirumuskan dengan memetakan faktor-faktor internal maupun eksternal Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM), sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pemetaan faktor internal dilihat berdasarkan kekuatan dan kelemahan BPPTPM, sedangkan pemetaan faktor eksternal dilihat berdasarkan peluang dan ancaman yang dihadapi BPPTPM. Berdasarkan pemetaan tersebut, dirumuskan isu strategis pelayanan BPPPM.

A. Faktor Internal BPPTPM

Kekuatan Kelemahan

1. Kapasitas kelembagaan pelayanan perizinan dan penanaman modal yang semakin berkembang

2. Memiliki kewenangan untuk mengelola perizinan, non Perizinan dan penanaman modal

3. Adanya kemauan yang kuat dari personil untuk maju 4.

1. Sumber daya keuangan yang sangat terbatas

2. Sumber daya manusia yang profesional masih terbatas

3. Sumber belajar yang terbatas 4. Koordinasi yang kurang optimal

5. Regulasi yang belum jelas dan tidak sesuai dgn kondisi terkini

6. Ketepatan waktu penyelesaian proses Perizinan sulit di pastikan

7. Sarana dan prasarana pelayanan Perizinan yang kurang

(39)

44

dan kurangnya transparansi sehingga menimbulkan biaya tinggi dan berkurangnya minat investasi

9. pengembangan sistem informasi Perizinan masih belum optimal

B. Faktor Eksternal BPPT

Peluang Ancaman

0. Tuntutan terhadap pelayanan perizinan, non Perizinan dan penanaman modal yang prima, terpercaya dan transparan sangat tinggi

1. Pelayanan Perizinan dan penanaman modal sebagai sumber pendapatan daerah dan pengungkit pembangunan ekonomi

2. Adanya regulasi yang mendukung terciptanya kesejahteraan pegawai pemberi pelayanan

3. Tersedianya tekonologi informasi untuk menunjang kegiatan pelayanan perizinan dan penanaman modal

4. Adanya dorongan publik menjadikan SKPD Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal menjadi Institusi yang terpercaya.

1. Tingginya tingkat ketidakpastian prosedur yang baku selama proses transisi pembentukan organisasi

2. Masih rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap aparat pemberi pelayanan perizinan dan penanaman modal

3. Masih rendahnya kesadaran aparat dalam mematuhi aturan yang berlaku

(40)

45

C. Isu Strategis:

Berdasarkan pemetaan tersebut di atas maka isu strategis dalam pelayanan Perizinan dan Penanaman modal oleh BPPTPM dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kinerja aparatur badan

a. Jumlah SDM yang kurang memadai

b. sebahagian besar Personil / aparatur yang belum memahami tugasnya c. Sarana dan prasarana dan fasilitas pendukung pelayanan Perizinan

yang kurang.

d. Dukungan Anggaran yang yang terbatas

2. Kualitas pelayanan Perizinan

a. Belum adanya sistem informasi Perizinan yang transparan dan mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat.

b. Waktu pengurusan Perizinan masih terlalu lama dan sulit dipastikan. c. Belum optimalnya tugas Tim Teknis dan mekanisme proses persetujuan

Perizinan. Permasalahan yang dihadapi dalam Tim Teknis adalah kurangnya jumlah pegawai dan kapasitas pegawai.

d. Masih terdapatnya regulasi yang menjadi acuan Perizinan yang belum sesuai dengan kondisi terkini (mutakhir)

e. Belum efektifnya kegiatan monitoring dan evaluasi untuk pengendalian pelaksanaan Perizinan. Hal ini terlihat dari adanya perubahan peruntukan dari ijin yang diberikan.

f. Belum Optimalnya Koordinasi antar SKPD pemberi Pelayanan

g. Peningkatan Status kelemgaan belum di ikuti dengan Peningkatan Anggaran.

3. Pemahaman masyarakat/perusahaan tentang proses Perizinan

a. Rendahnya pemahaman masyarakat/perusahaan tentang perlunya/manfaat mengurus Perizinan.

(41)

46

a. Rendahnya pemahaman masyarakat/perusahaan tentang prosedur dan persyaratan Perizinan

b. Rendahnya pemahaman masyarakat/perusahaan tentang tata ruang dan kaitannya dengan Perizinan.

(42)

47

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN 4.1. Kaitan dengan RPJMD

Visi Pemerintahan Kabupaten Lamandau periode 2004-2018 adalah:

"Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lamandau dan terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik; bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN), yang dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa "

Dalam upaya pencapaian Visi tersebut, maka Misi Pemerintahan Kabupaten Lamandau adalah:

1. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan

2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia 3. Mewujudkan Pola Hidup Masyarakat Yang Sehat

4. Menciptakan Ketentraman, Keamanan dan Kenyamanan Masyarakat 5. Membuka Keterisolasian Daerah Perdesaan dan Kecamatan

6. Meningkatkan Martabat Masyarakat

7. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bebas dari KKN 8. Menumbuh kembangkan kehidupan beragama agar mempunyai

keimanan

Visi dan Misi pemerintahan Kabupaten Lamandau tersebut telah dituangkan dalam Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Lamandau 2013-2018 yang menjadi acuan penyusunan Rancangan Renstra Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) Kabupaten Lamandau untuk periode yang sama.

Mengacu pada Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Lamandau 2013-2018 tersebut, maka dapat diidentifikasi bahwa kontribusi BPPTPM dalam upaya pencapaian visi pemerintahan Kabupaten Lamandau 2013-2018 berada di

(43)

48

bawah Misi 7 yaitu Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik,

Bebas dari KKN

Misi ke. 7 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bebas dari KKN

Tujuan 2 : Menciptakan pemerintahan yang efektif dan efisien Sasaran : Tercapainya manajemen pemerintahan yang baik Strategi : Pengembangan sistem terpadu Perizinan dan

penanaman modal yang mengutamakan kemudahan, kecepatan dan keakuratan informasi.

Kebijakan : Mengembangkan prosedur Perizinan yang memudahkan masyarakat

4.2. Visi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Dan Penanaman Modal

Dalam upaya mendukung perwujudan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Lamandau, maka Visi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau untuk periode 2013-2018 adalah:

“ Prima dan Terpercaya dalam Pelayanan “

Dengan dibentuknya Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal ini, semua bentuk pelayanan Perizinan, Non Perizinan dan Penanaman Modal di Kabupaten Lamandau diharapkan berada di bawah pengelolaan satu badan sehingga dengan demikian diharapkan dapat memberikan pelayanan Perizinan dan penanaman modal yang terbaik bagi masyarakat yaitu cepat, akurat, dan transparan serta menjadi Lembaga Pelayanan Yang Prima dan Terpercaya.

(44)

49

4.3. Misi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal adalah :

1. Mewujudkan Sistem Pelayanan Perizinan, Non Perizinan dan Penanaman Modal yang Efektif, Efisien, dan Transparan.

BPPTPM akan mengembangkan sistem dan prosedur Pelayanan yang Cepat,jelas, akurat dan transparan. Kinerja aparatur BPPTPM juga akan ditingkatkan kompetensinya agar lebih profesional dalam memberikan pelayanan, didukung oleh Tim Teknis yang handal dengan didukung oleh sistem informasi pelayanan Perizinan yang mudah diakses pemohon. Kesemua hal tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk tercapainya pelayanan Perizinan yang cepat, akurat, dan transparan melalui :

a. Mengembangkan Sistem Pelayanan Perizinan, Non Perizinan dan Penanaman Modal berbasis Teknologi

b. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang profesional dan amanah

c. Peningkatan kesejahteraan Pegawai

2. Memberikan Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan, Non Perizinan dan Penanaman Modal;

BPPTPM akan memberikan kemudahan dalam mendapatkan Pelayanan Perizinan, Non Perizinan dan Penanaman Modal; menyediakan tempat pengurusan Perizinan satu atap satu pintu yang nyaman dan memadai, dipadukannya tempat pelayanan Perizinan dalam satu gedung, diharapkan dapat mempermudah masyarakat dan pelaku usaha yang perlu melakukan pengurusan Perizinan, terutama bagi yang perlu mengurus Perizinan lebih dari satu jenis Perizinan atau Perizinan secara paralel, dikumpulkannya semua pelayanan Perizinan,Non Perizinan dan Penanaman Modal dalam satu unit Layanan berbentuk badan diharapkan dapat

(45)

50

terselenggara pelayanan Perizinan dan penanaman modal secara terpadu dan terintegrasi serta tersosialisasikannya semua jenis Pelayanan Perizinan ke seluruh masyarakat melalui :

a. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan Perizinan

b. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat dalam pelayanan perizinan

c. Pengakselerasian promosi dan investasi

3. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dan stabil dalam rangka otonomi daerah dibidang penanaman modal sesuai potensi dan kemampuan daerah.

Mengacu pada misi tersebut di atas BPPTPM Mengembangkan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE) yang diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi di Kabupaten Lamandau, disamping itu persaingan akan semakin tajam, baik antara daerah kabupaten/kota atau provinsi maupun negara : dimana hanya daerah-daerah kabupaten/kota atau provinsi ataupun negara yang telah mampu mempersiapkan diri dengan baik, seperti dalam hal penyediaan informasi peluang usaha dan pemberian pelayanan prima yang akan menjadi pilihan utama investor guna melakukan investasi.

4.4. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Implementasi Visi dan Misi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) tersebut dilakukan melalui tujuan, sasaran, dan kebijakan sebagai berikut:

(46)

51

Misi 1 : Mewujudkan Sistem Pelayanan Perizinan yang

Efektif, Efisien, dan Transparan

Tujuan : Meningkatkan kualitas pelayanan Perizinan

Sasaran :

:

1. Terselenggaranya pelayanan Perizinan dan penanaman modal yang cepat, akurat, dan transparan

2. Meningkatnya kinerja aparatur BPPTPM

Indikator Tingkat efisiensi pelayanan Perizinan

Strategi 1. Pengembangan sistem pelayanan Perizinan yang terpadu

2. Pengembangan SDM aparatur badan yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai 3. Peningkatan kesejahteraan pegawai

Kebijakan 1. Mengembangkan mekanisme dan prosedur pelayanan Perizinan yang jelas, ringkas dan terpadu 2. Mengembangkan SDM yang profesional, ramah, dan jujur didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai

3. Peningkatan kesejahteraan Pegawai

Misi 2 : Memberikan Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan

dan Penanaman Modal

Tujuan Mewujudkan pelayanan Perizinan yang terpadu dan nyaman

Sasaran Tersedianya tempat pelayanan Perizinan terpadu satu atap satu pintu yang nyaman dan memadai

(47)

52

Indikator Kondisi Ruangan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu yang nyaman, sejuk,dan dan bersahabat

Strategi Pengembangan tempat pelayanan Perizinan yang terpadu dan refresentatif

Kebijakan Mengembangkan pelayanan Perizinan terpadu dan penanaman modal

Misi 3 : Menciptakan iklim investasi yang kondusif dan stabil

dalam rangka otonomi daerah dibidang penanaman modal sesuai potensi dan kemampuan daerah

Tujuan Mewujudkan pelayanan Perizinan dan non Perizinan bidang penanaman modal.

Sasaran Terwujudnya peningkatan kualitas investasi yang memberikan iklim investasi yang kondusif serta promosi dan kerjasama investasi.

Indikator Terselenggaranya pelayanan Perizinan dan non perizinan bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dibidang penanaman modal.

Strategi Mengembangkan Sistem Pelayanan Informasi da Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE).

Kebijakan - Meningkatkan fasilitas dalam bidang promosi investasi penanaman modal kepada investor melalui koordinasi dengan instansi terkait provinsi/BKPM pusat.

- Mengoptimalkan pelayanan informasi penanaman modal. - Meningkatkan pengetahuan/wawasan aparatur PDKPM

(48)

53

Perbandingan Misi-Tujuan-Sasaran dengan Isu Strategis:

Misi Tujuan Sasaran Isu Strategis

Mewujudkan Sistem Pelayanan Perizinan yang Efektif, Efisien, dan Transparan Meningkatkan kualitas pelayanan Perizinan dan penanaman modal Terselenggaranya pelayanan Perizinan yang cepat, akurat, dan transparan

a. Kinerja aparatur badan - Jumlah SDM yang

kurang

- Personil aparatur yang belum memahami tugasnya

- Sarana dan prasarana pelayanan Perizinan yang kurang. Meningkatnya kinerja aparatur BPPTPM Memberikan Kemudahan dalam Pelayanan Perizinan Mewujudkan pelayanan Perizinan yang terpadu dan nyaman Tersedianya tempat pelayanan Perizinan satu atap satu pintu yang nyaman dan memadai

b. Kualitas pelayanan

Perizinan

- Belum adanya sistem informasi.

- Waktu pengurusan Perizinan masih terlalu lama.

- Belum terbentuknya Tim Teknis dan mekanisme proses penyetujuan Perizinan. - Masih terdapatnya regulasi yang belum sesuai dengan kondisiterkini

- Belum efektifnya kegiatan monitoring dan evaluasi

(49)

54 c. Perusahaan tentang proses Perizinan - Rendahnya pemahaman masyarakat/perusaha an tentang perlunya/manfaat mengurus Perizinan. - Rendahnya pemahaman masyarakat/perusaha an tentang prosedur dan persyaratan Perizinan - Rendahnya pemahaman masyarakat/perusaha an tentang tata ruang dan kaitannya dengan Perizinan. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dan stabil dalam rangka otonomi daerah dibidang penanaman Mewujudkan pelayanan Perizinan dan non Perizinan bidang penanaman modal. Terwujudnya peningkatan kualitas investasi yang memberikan iklim investasi yang kondusif serta promosi dan kerjasama

investasi.

- Belum efektifnya kegiatan monitoring dan evaluasi

- Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal sebagai sumber pendapatan daeah dan pengungkit

pembangunan ekonomi. - Tersedianya

SOP/Sistem dan Prosedur serta Sistem

(50)

55 modal sesuai potensi dan kemampuan daerah Informasi dibidang Perijinan dan Penanaman Modal.

(51)

56

BAB V

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Dalam upaya pencapaian Visi Misi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Lamandau, serta untuk mendukung pencapaian Visi Misi Pemerintah Kabupaten Lamandau, maka dalam Rencana Strategis ini ditetapkan program dan indikasi kegiatan dalam periode tahun 2013-2018.

Dalam lima tahun ke depan (2014-2018), Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal memiliki prioritas pengembangan sebagai berikut:

2013-2014 Pengembangan KPPT menjadi BPPTPM Sejak terlantiknya Pejabat Struktural BPPTPM tanggal 21 Januari 2013 sejak itulah BPPTM optimal melaksanakan Tugas Operasional dan terbentuk berdasarkan Perda kabupaten Lamandau Nomor 11 tahun 2012, Oleh karena itu pada tahun ini prioritas adalah melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan TUPOKSI yang baru. SISDUR Perizinan yang baru mulai disusun sesuai dengan jumlah dan jenis Perizinan yang dilimpahkan oleh Bupati Lamandau. Penyusunan Regulasi, Penyusunan Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Perizinan, Non Perizinan dan Penanaman Modal, Pelatihan-pelatihan teknis perlu dilakukan bagi aparatur BPPTPM sebagai landasan Operasional serta untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalismenya Pelayanan serta melakukan Pengembangan Perangkat Sistem Imformasi Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal;

2015 Diharapkan pada tahun ini BPPTPM sudah dapat bekerja dengan optimal, Seluruh Perangkat Aparatur BPPTPM terisi secara lengkap.

Tim teknis sudah terbentuk. Pembentukan tim teknis ini dilakukan antara lain dengan mobilisasi personil dari SKPD Teknis terkait.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang cukup tinggi antara insentif, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja dengan kinerja karyawan pada Bagian

Dengan memberikan perlakuan pada kelompok intervensi dengan pemberian jus mentimun dan kelompok kontrol tidak diberikan jus mentimun, hari ke-2 hingga ke-6 pada

Cukup banyak penelitian yang menggunakan ekstrak biji bengkuang sebagai biopestisida untuk membasmi hama tanaman sayuran, seperti yang dilakukan Faradita, dkk (2010) yang

Mini museum adalah ruang display yang menggambarkan sejarah vespa terutama di Indonesia. Besar kapasitas didapat dari banyaknya jumlah vespa klasik dalam kurun

Bantuan insentif yang selanjutnya dapat juga disebut Bantuan Pemerintah atau Bantuan saja, adalah jenis Bantuan yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang

Selaku Dosen Wali, Bapak dan Ibu Dosen serta para staff STIESIA Surabaya yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama saya menjalankan studi sehingga dapat

Evaluasi kegiatan dilakukan setelah acara selesai dilaksanakan dari evaluasi meliputi keberlangsungan kegiatan bahwa secara teknis acara berlangsung lancar tidak ada kendala,

Analisis Karakteristik Entrepreneurship Pada Dua Orang Peternak Itik Di Desa Ngrapah Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang dan penelitian yang terkait dengan karya