• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM PLTU SURALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM PLTU SURALAYA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM PLTU SURALAYA

2.1. Sejarah Berdirinya PLTU Suralaya

Pada waktu terjadinya krisis energi yang melanda dunia tahun 1973, terjadi embargo minyak oleh negara-negara arab terhadap Amerika Serikat dan negara-negara industri lainnya dan disusul keputusan OPEC (organisasi negara-negara pengeksor minyak) untuk menaikkan BBM lima kali lipat. Belajar dari pengalaman, maka pemerintah mencari sumber energi pengganti BBM. Sehingga salah satu jalan yang ditempuh adalah pengalihan ke bahan bakar batubara yang merupakan sumber daya alam Indonesia yang sangat melimpah.

Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga listrik khususnya di pulau jawa sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah serta untuk meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer dan diversifikasi sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik, maka PLTU Suralaya dibangun dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama yang merupakan sumber energi primer kelima disamping energi air, minyak bumi dan panas bumi.

Sejarah berdirinya PT Indonesia Power dimulai pada awal tahun 1990-an, pemerintah indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah ke arah deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya Paiton Swasta I, yang dipertegas dengan Keputusan Presiden No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit – pembangkit listrik swasta. Kemudian, pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (MPE) menerbitkan kerangka dasar kebijakan (Sasaran & Kebijakan Pengembangan Sub sektor ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan.

(2)

Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari perum menjadi persero. Setahun kemudian, tepatnya tanggal 3 Oktober 1995, PLN (persero) membentuk 2 anak perusahaan dengan tujuan untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali yang berpusat di Surabaya atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB I. anak perusahaan ini ditujukan untuk mejalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha – usaha lain yang terkait.

Pada 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima, Manajemen Perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I menjadi PT Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi Perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

PT Indonesia Power memiliki sejumlah unit pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan beragam jenis enegi primer, air, minyak bumi, batubara, gas alam dan sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit-pembangkit tersebut adapula pembangkit yang termasuk paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi.

Kapasitas daya yang dimiliki pembangkit-pembangkit PT Indonesia Power adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Kapasitas Terpasang per–Unit Bisnis Pembangkit Unit Bisnis Pembangkitan Kapasitas (MW)

Suralaya 3.400,00

Priok 1.444,08

Saguling 797,36

(3)

Mrica 306,44

Semarang 1.414,16

Perak Grati 864,08

Bali 335,07

Total Indonesia Power 8.921,19

Sumber laporan kerja praktek Memi Taufik (UNTIRTA 2011)

Gambar 2.1. Lokasi Unit pembangkitan PT Indonesia Power

Sumber: Presentasi PLTU-Suralaya Overview 2013

Dengan daya terpasang sebesar 8.921,19 MW, PT Indonesia Power menjadi pemasok listrik terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga di Dunia. Beroperasinya PLTU Suralaya diharapkan akan menambah kapasitan dan keadalan tenaga listrik di pulau Jawa-Bali yang terhubung dalam sistem interkoneksi se-Jawa dan Bali, dan juga untuk mensukseskan program pemerintah dalam rangka untuk penganekaragaman sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik sehingga lebih menghemat BBM, juga meningkatkan kemampuan bangsa Indonesia dalam menyerap teknologi maju, penyediaan lapangan kerja, peningkatan taraf hidup masyarakat dan pengembangan wilayah sekitarnya sekaligus meningkatkan produksi dalam

(4)

negeri. Berdirinya PLTU Suralaya melalui tiga tahap, yaitu diantaranya adalah:

Tahap I : Membangun dua unit PLTU yaitu Unit 1 dan Unit 2 yang masing-masing berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada bulan Mei 1980 sampai dengan Juni 1985 dan telah beroperasi sejak tahun 1984, tepatnya pada tanggal 4 April 1984 untuk Unit 1 dan 26 Maret 1985 untuk Unit 2.

Tahap II : Membangun dua unit PLTU yaitu Unit 3 dan Unit 4 yang masing-masing berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada bulan Juni 1985 sampai dengan Desember 1986 dan telah beroperasi sejak 6 Februari 1989 untuk Unit 3 dan 6 November 1989 untuk Unit 4.

Tahap III : Membangun tiga PLTU, yaitu Unit 5, 6 dan 7 yang masing-masing berkapasitas 600 MW. Pembangunannya dimulai sejak bulan januari 1993 dan telah beroperasi pada Oktober 1996 untuk Unit 5, untuk Unit 6 pada April 1997 dan Oktober 1997 untuk Unit 7.

Dengan kapasitas terpasang 3.400 MW sebagai berikut : 1. Unit 1-4 = 4 X 400 MW = 1.600 MW

2. Unit 5-7 = 3 X 600 MW = 1.800 MW

Total = 3.400 MW

Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit Termal Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultan asing dari Montreal Enginering Company (Monenco) Canada untuk Unit 1 sampai dengan 4sedangkan untuk Unit 5 sampai dengan Unit 7 dari Black & Veatch International (BVI) Amerika Serikat. Dengan melaksanakan pembangunan proyek PLTU Suralaya dibantu oleh beberapa kontraktor lokal dan kontraktor asing.

(5)

2.2. Lokasi dan Luas Wilayah PLTU Suralaya

PLTU Suralaya terletak di Desa Suralaya, Kecamatan Pulau Merak, Banten, yaitu 20 km ke arah barat dari Jakarta menuju pelabuhan ferry Merak dan 7 km ke arah utara dari pelabuhan Merak. Luas area PLTU Suralaya adalah ± 254 ha, yang terdiri :

Tabel 2.2. Luas Area PLTU Suralaya

Area Nama Lokasi Luas ( Ha)

A Gedung Sentral 30

B Ash Valley 8

C Komplek Perumahan 30

D Coal Yard 20

E Tempat Penyimpanan Alat – alat Berat 2

F Switch Yard 6.3

G Gedung Kantor 6.3

H Sisanya berupa tanah dan Perbukikan 157.4

Jumlah 254

Sumber laporan kerja praktek Memi Taufik (UNTIRTA 2011)

Gambar 2.2. Layout PLTU Suralaya

(6)

2.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan, semakin besar perusahaan tersebut maka semakin kompleks organisasinya. Secara umum dapat dikatakan bahwa struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara skematis yang menjelaskan hubungan kerja, pembagian kerja, serta tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya secara structural pucuk pimpinannya dipegang oleh seorang General Manager yang dibantu oleh Deputi General Manager dan Manager Bidang

Gambar 2.3 Skema Struktur Organisasi PT. Indonesia Power

Sumber arsip SDM dan Humas 2013

2.4. Aktivitas Perusahaan

Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT. Indonesia Power menjalankan bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Pada tahun 2007, PT. Indonesia Power telah memasok sebesar 43.861 GWh dan penggunaan batubara yang dominan di pergunakan dan berikut adalah data yang telah di akumulasi sampai tahun 2007.

(7)

Gambar 2.4. Energi dan Biaya per jenis Bahan Bakar Pembangkit

Sumber: Presentasi PLTU-Suralaya Overview 2013

Dengan kontribusi energi dari bahan bakar batu bara yang dominan sehingga membuat PT. Indonesia Power UBP Suralaya sebagai kontribusi yang dominan dibandingkan dengan lainnya sampai tahun 2007 dengan presentase 38% sebagai pemasok tenaga listtik Jawa-Bali.

Gambar 2.5. Kontribusi Suralaya terhadap PT.Indonesia Power Sumber: Presentasi PLTU-Suralaya Overview 2013

Faktor yang mendukung penggunaan batu bara menjadi dominan sebagai bahan bakar pembangkit adalah karena cadangan yang masih cukup banyak dan peralatan yang cukup murah bila dibandingkan dengan yang lainnya. Dengan faktor – faktor biaya proses serta bahan bakar yang digunakan dapat di data kan serta dibandingkan harga per KWh dari tiap – tiap pembangkit yang

menggunakan berbagai jenis bahan bakar. Berikut adalah data yang telah di akumulasi dan ditabelkan sampai tahun 2007

(8)

Gambar 2.6. Perbandingan Biaya Bahan Bakar Pembangkit Sumber: Presentasi PLTU-Suralaya Overview 2013

2.4.1. Visi, Misi Dan Motto PT. Indonesia Power.

Visi : “ Menjadi Perusahaan public dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan “

Misi : “ Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah industry dan niaga yang sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang ”

Motto : “ Bersama Kita Maju “

2.4.2. Tujuan dan Paradigma PT. Indonesia Power Tujuan

a) Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan

b) Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan

(9)

c) Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan. d) Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta

mencapai standar kelas dunia dalam hal kemampuan, keandalan, efisiensi, mau pun kelestarian lingkungan.

e) Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.

Paradigma : “ Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini”

2.4.3. Budaya Perusahaan Dan Lima Filosofi PT. Indonesia Power

Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia perusahaan adalah pembentukan buadaya perusahaan. Unsur – unsur budaya perusahaan:

a) Perilaku akan ditunjukkan seseorang akibat adanya suatu keyakinan akan nilai – nilai atau filosofi.

b) Nilai adalah bagian dari pada budaya/culture perusahaan yang dirumuskan untuk membantu upaya mewujudkan budaya perusahaan tersebut. Di PT Indonesia Power, nilai ini disebut dengan “Filosofi Perusahaan”

c) Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang menilai sesuatu.

Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi dasar ini diwujudkan dalam tujuh nilai perusahaan PT. Indonesia Power (IP – HaPPPI)

Lima filosofi perusahaan :

a) Mengutamakan pasar dan pelanggan.

Berorientasi kepada pasar serta memberikan pelayanan yang terbaik dan nilai tambah kepada pelanggan.

b) Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan.

Menciptakan keunggulan melalui sumber daya manusia, teknologi financial dan proses bisnis yang handal dengan semangat untuk memenangkan persaingan

c) Memelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Terdepan dalam memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal

(10)

d) Menjunjung tinggi etika bisnis.

Menerapkan etika bisnis sesuai standar etika bisnis internasional. e) Memberi penghargaan atas prestasi.

Memberi penghargaan atas prestasi untuk mencapai kinerja perusahaan yang maksimal.

2.4.4. Tujuh Nilai Perusahaan PT. Indonesia Power ( IP – HaPPPI) a) Integritas.

Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan.

b) Professional

Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai bidang. c) Harmoni

Serasi, selaras, seimbang dalam : a. Pengembangan kualitas pribadi,

b. Hubungan dengan stake holder ( Pihak Terkait) c. Hubungan dengan lingkungan hidup

d) Pelayanan Prima

Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan stake

holder

e) Peduli

Peka – tanggap dan bertindak untuk melayani stake holder serta memelihara lingkungan sekitar.

f) Pembelajar

Terus menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kualitas diri yang mencakup fisik, mental, social, agama, dan kemudian berbagi dengan orang lain.

g) Inovatif

Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.

(11)

2.4.5. Sasaran Dan Program Kerja Bidang Produksi

Sasaran dari bidang ini adalah mendukung pemenuhan rencana penjualan dengan biaya yang optimal dan kompetitif serta meningkatkan pelayanan pasokan. Untuk mencapai sasaran tersebut, strateginya adalah sebagai berikut:

a) Melakukan optimalisasi kemampuan produksi terutama pembangkit beban dasar dengan biaya murah.

b) Meningkatkan efisiensi operasi pembangkit baik biaya bahan maupun biaya pemeliharaan.

c) Meningkatkan optimalisasi pola operasi pembangkit. d) Meningkatkan keandalan pola pembangkit.

e) Meningkatkan keandalan dengan meningkatkan availability, menekan gangguan dan memperpendek waktu pemeliharaan.

Adapun program kerja di bidang produksi : a) mengoptimalkan kemampuan produksi.

b) Meningkatkan efisiensi operasi dan pemeliharaan pembangkit: 1. Efisiensi thermal.

2. Efisiensi pemeliharaan.

3. Pengawasan volume dan mutu bahan bakar. i. Melakukan optimasi biaya bahan bakar. ii. Meningkatkan keandalan pembangkit

2.4.6. Makna dan Warna Logo

Logo mencerminkan identitas dari PT. Indonesia Power sebagai Power

Utility Company terbesar di Indonesia

Gambar 2.7. Logo PT. INDONESIA POWER Sumber: Presentasi PLTU-Suralaya Overview 2013

(12)

Keterangan Bentuk :

a) INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar jenis huruf FUTURA BOOK/REGULAR dan FUTURA BOLD menandakan

font yang kuat dan tegas

b) Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “TENAGA LISTRIK” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.

c) Titik / bulatan merah (red dot) di akhir kilatan petir merupakan simbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I. Titik ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili

Keterangan Warna a) Merah

Merah, di aplikasikan pada kata INDONESIA yang mana menunjukan identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.

b) Biru

Biru, diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata POWER, maka warna ini menunjukan produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri – ciri :

3.7 Berteknologi tinggi. 3.7 Efisien.

3.7 Aman.

3.7 Ramah lingkungan.

2.5. Proses Pembangkitan Listrik PLTU Suralaya

Bahan bakar yang digunakan di PLTU Suralaya adalah batubara. Batubara dibawa menggunakan kapal kemudian dikeruk dengan menggunakan stacker reclaimer (1), dan selanjutnya diangkut dengan konveyor menuju penyimpan sementara (temporary stock) dengan melalui telescopic chute (2) untuk kemudian dikirim ke boiler. Selanjutnya batubara tersebut ditransfer melalui

(13)

junction house (3) ke scrapper conveyor (4) lalu ke coal bunker (5).

Diteruskan ke coal feeder (6) yang berfungsi mengatur jumlah aliran ke

pulverizer (7) dimana batubara digiling sesuai kebutuhan menjadi serbuk yang

sangat halus seperti tepung.

Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari primary air fan (8) dan dibawa ke coal burner (9) yang menghembuskan batubara tersebut kedalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk merubah air menjadi uap. Udara panas yang digunakan oleh P.A. Fan dipasok dari F.D. Fan (10) yang menekan udara panas setelah dilewatkan melalui air

heater (11). F.D. Fan juga memasok udara ke Coal Burner untuk mendukung

proses pembakaran. Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan limbah berupa abu dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh kebagian bawah boiler secara periodik dikeluarkan dan disimpan. Gas hasil pembakaran dihsap keluar dari boiler oleh I.D. Fan (12) dan dilewatkan melalui electrostatic

precipitator (13) yang menyerap 99,5% dari abu terbang dan debu dengan

sistem electrode yang dihembuskan ke cerobong asap atau stack (14).

Abu dan debu kemudian dikumpukan dan diambil dengan alat pneumatic

gravity conveyor yang digunakan sebagai material bahan pembuatan jalan dan

bahan bangunan (con block). Panas yang dihasilkan dar pembakaran bahan bakar diserap oleh pipa-pipa penguap atau water walls menjadi uap jenuh atau uap basah yang selanjutnya dipanaskan dengan superheater (15). Kemudian uap tersebut dialirkan ke turbin tekanan tinggi H.P. Turbine (16), dimana uap tersebut ditekan melalui nosel kesudu-sudu turbin. Tenaga dari uap menghantam sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah melalui H.P. Turbine, uap dikembalikan ke Boiler untuk dipanaskan ulang di Reheater (17) sebelum uap tersebut digunakaan di I.P. Turbine (18) dan L.P. Turbine (19). Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air condensor (23) dengan sea water (26) yang dipasok oleh C.W. Pump (32). Air kondensasi akan digunakan kembali di Boiler. Air dipompakan dari kondensor dengan menggunkaan condensat extraction pump (24), dipanaskan lagi oleh L.P.

(14)

dipompa oleh boiler feed pump (28) melalui H.P. Heater (29), dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk ke Boiler pada economizer (30). Kemudian air masuk ke Steam Drum (31). Poros turbin tekanan rendah dikopel dengan rotor generator (20). Rotor elektromagnit berbentuk silinder ikut berputar apabila turbin berputar. Generator dibungkus dalam stator generator (21). Stator ini digulung dengan menggunakan batang tembaga. Listrik dihailkan dalam batangan tembaga pada stator oleh elektromagnet rotor melaliu perputaran dari medan magnet. Tegangan listrik 23kv kemudian dinaikkan menjadi 500.000 volt dengan generator transformer (22).

Gambar 2.8. Proses Pembangkitan Listrik

Sumber: Presentasi Pengenalan PLTU

2.6. Dampak Lingkungan

Untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, PLTU Suralaya dilengkapi dengan sarana pengendalian dan pemantauan secara terus menerus agar memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah dalam hal ini Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 02/MENLH/1988 tanggal 19 Januari 1988 tentang nilai ambang batas dan No. 13/MENLH/1995 tanggal 7 Maret 1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak. Oleh karena itu PLTU Suralaya dilengkapi dengan peralatan:

(15)

1. Electrostatic Precipitator, yaitu alat penangkap abu hasil sisa pembakaran dengan efisiensi 99,5%

2. Cerobong asap setinggi 200 meter dan 275 meter agar kandungan debu dan gas sisa pembakaran sampai ground level masih dibawah ambang batas.

3. Sewage treatment dan neutralizing basin atau pegolahan limbah cair agar tidak mencemari lingkungan.

4. Peredam suara untuk mengurangi kebisingan yang ditimbulkan oleh suara mesin produksi.

5. Alat-alat pemantau lingkungan hidup

6. Condensate water discharge cannal sepanjang 1,8 km dengan volume aliran 1400 m3 per detik dan sistem saluran terbuka agar suhu air normal kembali

7. Pemasangan stack emission 8. Penggunaan low NOx burner

2.7. Komponen Utama dan Prinsip Kerja

Komponen-komponen utama PLTU Suralaya adalah : 1. Boiler atau ketel uap

2. Turbin 3. Generator

4. Exciter 5. Condensor

6. Pemanas

7. Pompa air pengisi ketel (Boiler Feedwater Pump)

1. Prinsip Kerja Boiler

Prinsip kerja boiler secara umum adalah sebagai berikut :

Air dialirkan dari kondensor ke pemanas awal tekanan rendah ( L.P.

heater), oleh Condensate Extraction Pump. Selanjutnya air dialirkan ke

(16)

(Boiler Fedwater Pump). Kemudian air masuk ke dalam ketel dan diubah menjadi uap kering di superheater. Uap kering inilah yang masuk dan memutar turbin tekanan tinggi ( H.P. Turbine ). Uap yang keluar H.P.

Turbine akan masuk ke reheater, lalu masuk dan memutar turbine tekanan

menengah ( I.P. Turbine ). Dari I.P. Turbine ini, uap akan langsung masuk dan memutar turbin tekanan rendah ( L.P. Turbine), tanpa mengalami pemanasan lagi. Selanjutnya uap masuk ke kondenser dan dikondensasikan dengan menggunakan pendingin air laut dan dipompakan kembali oleh pompa kondensat ke L.P. Heater.

2. Data Teknik Komponen Utama PLTU Suralaya a. Data teknik peralatan PLTU Suralaya Unit 1-4

1. Ketel (boiler)

Pabrik Pembuat : Babcock & Wilcox, Canada

Tipe : Natural circulation single drum

radiant wall out door

Kapasitas : 1168 ton uap/jam

Tekanan uap keluar superheater: 174 kg/cm2 Suhu uap keluar superheater : 540o C Tekanan uap keluar reheater : 39,9 kg/cm2 Bahan bakar utama : batubara Bahan bakar cadangan : minyak residu Bahan bakar penyalaan awal : minyak solar

2. Turbin

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Tipe : Tandem Compound Double

Exhaust

Kapasitas : 400 MW

(17)

Temperatur uap masuk : 538o C Tekanan uap keluar : 56 mmHg Kecepatan putar : 3000 rpm Jumlah tingkat : 3 tingkat Turbin tekanan tinggi : 12 sudu Turbin tekanan menengah : 10 sudu Turbin tekanan rendah 1 : 2 * 8 sudu Turbin tekanan rendah 2 : 2 * 8 sudu

3. Generator Listrik

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Kecepatan putaran : 3000 rpm

Jumlah fasa : 3

Frekuensi : 50 Hz

Tegangan : 23 kV

KVA keluaran : 741 MVA

KW : 400.350 kW

Arus : 11.823 A

Faktor daya : 0,85

Hubungan singkat : 0,5

Media pendingin : Gas Hidrogen

Tekanan gas : 4 kg/cm2

Volume gas : 80 cm3

Tegangan penguat medan : 500 V

Rasio : Y

4. Sistem Eksitasi

a. Penguat medan tanpa sikat (brushless exciter)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

(18)

Tipe : Total enclosed Kecepatan putar : 3000 rpm

Tegangan : 500 V

Arus : 4800 A

kW keluaran : 2400 kW

b. Penyearah (rotating rectifier)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Tipe :Penyearah Silikon (Silicon Rectifier)

KW keluaran : 2400 kW

Arus : 500 A

Tegangan : 400 V

c. Penguat Medan AC (AC Exciter)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Tipe : Rotating Armature

KVA keluaran : 2700 kVA

Tegangan : 410 V

Jumlah fasa : 3

Frekuensi : 250 Hz

d. Penguat Medan bantu (Pilot Exciter)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Tipe : Permanent magnetic field

KVA keluaran : 30 kVA

Tegangan : 170 V

Jumlah fasa : 3

(19)

Arus : 102 A Faktor daya : 0,95 e. Lain-lain Dioda silikon : SR 200 DM Sekering : 1200 A, 1 detik Kondensor : 0,6 μF

5. Pulverizer (Penggiling batubara)

Pabrik pembuat : Babcok & Wilcox, Canada

Tipe : MPS –89N

Kapasitas : 63.000 kg/jam

Kelembaban Batubara : 23,6 % Kelembutan hasil gilingan : 200 Mesh Kecepatan putar : 23,5 rpm

Motor penggerak : 522 kW/6 kV/706 A/50Hz

6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feed Pump)

Pabrik pembuat : Ingersollrand, Canada

Tipe : 65 CHTA –5 stage

Kapasitas : 725 Ton/Jam

NPSH : 22,2 m

Tekanan : 216 kg/cm2

Motor penggerak : 6338,5 kW/6 kV/50Hz/3 Fasa

7. Pompa Air Pendingin (Condensate Water pump)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Tipe : Vertical mixed flow

Kapasitas : 31.500 m3/jam

(20)

Tekanan : 0,8 kg/cm2

Motor penggerak : 1300 kW/6 kV/50Hz/3 Fasa

8. Transformator Generator

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Tipe : Oil immersed two winding out door

Daya semu : 282.000/376.0000/470.000 kVA Tegangan Primer : 23 kV Arus Primer : 7080/9440/11800 A Tegangan sekunder : 500 kV Arus sekunder : 326/434/543 A Frekuensi : 50 Hz Jumlah fasa : 3

Uji tegangan tinggi : 1550 kV Uji tegangan rendah : 125 kV Uji tegangan netral : 125 kV

Prosentase Impedansi : 11,66 %-11,69%

9. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator)

Pabrik pembuat : Wheelaborator, Canada Jumlah aliran gas : 1.347.823 m3/jam Temperatur gas : 1950C

Kecepatan aliran gas : 1,47 m/s

Tipe electroda : isodyne & star type-unit 1&2, coil

type- unit 3&4

Tegangan elektroda : 55 kV DC

Efisiensi : 99,5%

(21)

10. Cerobong (Stack)

Jumlah : 2 buah (untuk 4 unit)

Tinggi : 200 m

Diameter luar bagian bawah : 22,3 m

Material Cerobong : Beton dan dibagian dalamnya

terdapat 2 aliran gas berdiameter

5,5 m

Suhu gas masuk cerobong : ± 1400C Kecepatan aliran gas : ± 2 m/s Diameter luar bagian atas : 14 m Diameter pipa gas buang : 5,5 m

b. Data teknik peralatan PLTU Suralaya Unit 5-7 1. Ketel (boiler)

Pabrik Pembuat : Babcock & Wilcox, Canada

Tipe : Natural circulation single drum radiant wall out door

Kapasitas : 1.953.866 kg uap/jam

Tekanan uap keluar superheater: 174 kg/cm2 Suhu uap keluar superheater : 540o C

Tekanan uap keluar reheater : 59 kg/cm2 (desain) Bahan bakar utama : batubara

Bahan bakar penyalaan awal : minyak solar

2. Turbin

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Tipe : Tandem Compound quadruple

exhaust condensing and reheat

Kapasitas : 600 MW

(22)

Temperatur uap masuk : 538o C Tekanan uap keluar : 68 mmHg Kecepatan putar : 3000 rpm Jumlah tingkat : 3 tingkat Turbin tekanan tinggi : 10 sudu Turbin tekanan menengah : 7 sudu Turbin tekanan rendah 1 : 2 * 7 sudu Turbin tekanan rendah 2 : 2 * 7 sudu

3. Generator Listrik

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Kecepatan putaran : 3000 rpm

Jumlah fasa : 3

Frekuensi : 50 Hz

Tegangan : 23 kV

KVA keluaran : 767 MVA

KW : 651.950 kW

Arus : 19.253 A

Faktor daya : 0,85

Hubungan singkat : 0,58 pada 706 MVA Media pendingin : Gas Hidrogen

Tekanan gas : 5 kg/cm2

Volume gas : 125 cm3

Tegangan penguat medan : 590 V

Rasio : Y

4. Sistem Eksitasi

a. Penguat medan tanpa sikat (brushless exciter)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

(23)

Tipe : Total enclosed Kecepatan putar : 3000 rpm

Tegangan : 590 V

Arus : 5593 A

kW keluaran : 3300 kW

b. Penyearah (rotating rectifier)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Tipe : Penyearah Silikon (Silicon

Rectifier)

KW keluaran : 3300 kW

Arus : 550 A

Tegangan : 590 V

c. Penguat Medan AC (AC Exciter)

Pabrik pembuatq : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Tipe : Rotating Armature

KVA keluaran : 3680 kVA

Tegangan : 480 V

Jumlah fasa : 3

Frekuensi : 200 Hz

d. Penguat Medan bantu (Pilot Exciter)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Tipe : Permanent magnetic field

KVA keluaran : 20 kVA

Tegangan : 125 V

(24)

Frekuensi : 400 Hz Arus : 160 A Faktor daya : 0,95 e. Lain-lain Dioda silikon : FD 500 DH 60 Sekering : 800 A, 1 detik Kondensor : 0,6 μF

5. Pulverizer (Penggiling batubara)

Pabrik pembuat : Babcok & Wilcox, Canada

Tipe : MPS –89N

Kapasitas : 67.495 kg/jam

Kelembaban Batubara : 28,3 % Kelembutan hasil gilingan : 200 Mesh Kecepatan putar : 23,5 rpm

Motor penggerak : 522 kW/3,3 kV/158 A/50Hz

6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feed Pump)

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Tipe : Horizontal, centrifugal double cage

Kapasitas : 1410 Ton/Jam

Head total : 2.670 m

Motor penggerak Turbin BFP : 5720 rpm

Motor Listrik : 5960 kW/10 kV/50 Hz/3 Fasa/1480 rpm

7. Pompa Air Pendingin (Condensate Water pump)

Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada

(25)

Discharge Head : 45,2 m

Tekanan : 2 kg/cm2

Motor penggerak : 1300 kW/10,5 kV/50Hz/3 Fasa

8. Transformator Generator

Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang

Tipe : Oil immersed two winding out door

Daya semu : 411.000/548.0000/685.000 kVA Tegangan Primer : 23 kV Arus Primer : 17.195 A Tegangan sekunder : 500 kV Arus sekunder : 791 A Frekuensi : 50 Hz Jumlah fasa : 3

Uji tegangan tinggi : 1550 kV Uji tegangan rendah : 125 kV Uji tegangan netral : 125 kV

Prosentase Impedansi : 11,9 % pada 685 MVA

9. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator)

Pabrik pembuat : Lodge Cotrell, USA Jumlah aliran gas : 1.347.823 m3/jam Temperatur gas : 1950C

Kecepatan aliran gas : 1,47 m/s

Tipe electroda : Square twisted element Tegangan elektroda : 65 kV DC

Efisiensi : 99,5%

Jumlah abu tangkapan : 25 ton/jam

(26)

10. Cerobong (Stack)

Jumlah : 3 buah (untuk 3 unit)

Tinggi : 275 m

Diameter luar bagian bawah : 25 m

Material Cerobong : Beton dan dibagian dalamnya terdapat 2 aliran gas berdiameter 6,5 m

Suhu gas masuk cerobong : ± 1400C Kecepatan aliran gas : ± 2 m/s Diameter luar bagian atas : 14 m Diameter pipa gas buang : 6,5 m

Gambar

Gambar 2.1. Lokasi Unit pembangkitan PT Indonesia Power  Sumber: Presentasi PLTU-Suralaya Overview 2013
Tabel 2.2. Luas Area PLTU Suralaya
Gambar 2.3 Skema Struktur Organisasi PT. Indonesia Power  Sumber arsip SDM dan Humas 2013
Gambar 2.4. Energi dan Biaya per jenis Bahan Bakar Pembangkit  Sumber: Presentasi PLTU-Suralaya Overview 2013
+4

Referensi

Dokumen terkait

Menurut yang dilaporkan oleh Martini (1998) bahwa pemberian tepung kunyit (Curcuminoid) 1 - 1,5% tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum, pertambahan

bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pegawai di lingkungan unit kerja yang melaksanakan tugas-tugas di bidang pelayanan pada Unit Pelayanan Terpadu Satu

Alokasi waktu ditetapkan pada setiap mata pelajaran pada sistem paket sebagaimana telah tertera dalam struktur kurikulum. Penulis dapat simpulkan, bahwa alokasi

Kedua, kemampuan menulis teks drama sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang diperoleh nilai rata-rata

Jadi, Dipenda Kabupaten atau Kota Padangsidimpuan dapat merumuskan keputusan strategi terbaik dari hasil analisis QSPM ini yakni untuk meningkatkan PAD pada masa mendatang

Siswa mengerjakan semua soal yang ada di media, namun dari semua pengerjaan, belum ada siswa yang mendapatkan nilai sempurna, hal ini ditunjukkan dari nilai emas

bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 60 Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah juncto Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang

23 Berpedoman pada pengertian tentang pelanggaran dan pengertian lalu lintas diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pelanggaran lalu lintas