• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 GUNUNG TALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 GUNUNG TALANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DRAMA

SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 GUNUNG TALANG

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

RIRI RATNA SARI

NPM 12080034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)
(3)
(4)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DRAMA

SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 GUNUNG TALANG

Riri Ratna Sari

1

, Upit Yulianti DN

2

, Mila Kurnia Sari

3

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) dan3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal berikut ini. Pertama, hanya beberapa siswa yang aktif saat proses pembelajaran menulis teks drama. Kedua, terbatasnya kemampuan siswa dalam mengembangkan ide cerita. Ketiga tidak adanya kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan menulis teks drama sehingga siswa tidak memiliki pengalaman dalam menulis teks drama. Keempat, sedikitnya waktu yang tersedia pada saat pembelajaran menulis teks drama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposisve Sampling. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS4 yang berjumlah 26 siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai variabel bebas dan kemampuan menulis teks drama sebagai variabel terikat. Data penelitian ini berupa skor dari hasil tes unjuk kerja menulis teks drama sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan tiga hal sebagai berikut ini. Pertama,

kemampuan menulis teks drama sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang diperoleh nilai rata-rata 64,10 berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi Cukup (C). Kedua, kemampuan menulisteks drama sesudah menggunakan model pembelajarankooperatif tipe jigsaw siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang diperoleh nilai rata-rata 73,72 berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). Ketiga, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki pengaruh terhadap kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji-t yang disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H1) diterima

pada taraf signifikan 95% dengan dk = n–1 karena thitung > ttabel (3,113 > 1,71).

(5)

EFFECT OF THE USE OF JIGSAW COOPERATIVE LEARNING

DESIGNAGAINS TEXT DRAMA WRITING SKILLS

CLASS XI SMA NEGERI 1 GUNUNG TALANG

Riri Ratna Sari

1

, Upit Yulianti DN

2

, Mila Kurnia Sari

3

1) Student Of STKIP PGRI West Sumatra

2) And 3) Lecturer Program StudyEducationOf languageandArt Indonesia of STKIP PGRI West Sumatra

ABSTRACT

This research is motivated by the following points. First, only a few students who are active during the learning process writing text drama. Second, the limited ability of students in developing story ideas. Thirdly absence of extra-curricular activities related to writing drama texts so that students do not have experience in writing drama text. Fourth, little time is available at the time of writing learning drama text. This study aimed to describe the effect of the use of

cooperative learning model jigsaw of the ability to write text drama class XI student of SMAN 1 Gunung Talang. This research is a quantitative research using experimental methods to study the design of one group pretest-posttest design. The population in this study were all students of class XI SMAN 1 Gunung Talang enrolled in the academic year 2015/2016. The sampling technique used is Purposisve Sampling. Samples are students of class XI IPS4 totaling 26 students. The variable in this study is a cooperative learning model jigsaw as independent variables and the ability to write text drama as the dependent variable. This research data in the form of scores from the test results to write text drama performance before and after using cooperative learning model jigsaw. Based on the research results, we can conclude the following three things. First, the ability to write text drama before using cooperative learning model jigsaw class XI student of SMAN 1 Gunung Talang obtained by the average value of 64.10 is in the range 56-65% by qualifying Fair (C). Second, the ability to write text drama after using cooperative learning model jigsaw class XI student of SMAN 1 Gunung Talang obtained by the average value of 73.72 is in the range 66-75% with qualifications More than Enough (LDC). Third, the use of cooperative learning model jigsaw has an influence on the ability to write text drama class XI student of SMAN 1 Gunung Talang. It can be seen from the t-test results it was concluded that the alternative hypothesis (H1) is accepted at significance level of 95% with dk = n-1 because tarithmetic> ttable(3.113> 1.71).

(6)

A. PENDAHULUAN

Kemampuan menulis terbagi atas menulis sastra dan menulis nonsastra.Menulis sastra merupakan suatu karya yang imajinatif, artinya karya sastra merupakan bagian dari sebuah keindahan dalam suatu seni yang bertujuan untuk menghibur dan juga sebagai sarana untuk memperoleh informasi.Salah satu yang termasuk jenis karya sastra adalah menulis teks drama.

Menulis teks drama merupakan bentuk penyajian dalam tulisan yang sedemikian rupa berdasarkan alur cerita dengan menuangkan ide dan gagasan yang ada dalam pikiran. Teks drama ditulis dalam bentuk dialog dengan tujuan untuk dipentaskan sebagai suatu seni pertunjukkan. Dialog merupakan ciri khas yang terdapat di dalam drama. Dialog-dialog para tokoh di dalamnya akan memunculkan konflik. Konflik tersebut membuat cerita dalam suatu drama menjadi bernyawa, sehingga manarik bagi pembaca.Hal tersebut sesuai dengan fungsi dari karya sastra yaitu untuk menghibur para pembaca.

Pembelajaran menulis teks drama terdapat dalam Kurikulum 2013. Kemampuan menulis teks drama tersebut terdapat pada kelas XI semester II, yaitu pada Kompetensi Inti (KI) 4 adalah mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara afektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar (KD) yang dibahas 4.2 adalah memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

Berdasarkan hasil observasi serta wawancara yang dilakukan dengan guru dan siswa di SMA Negeri 1 Gunung Talang, ditemukan permasalahan pada kemampuan menulis teks drama sebagai berikut.Pertama, hanya beberapa siswa yang aktif saat proses pembelajaran menulis teks drama, sedangkan siswa lain masih bingung untuk memulai menulis teks drama. Kedua,

kurangnya kemampuan untuk mengembangkan ide cerita.Ketiga, tidak adanya ekstrakurikuler yang berhubungan dengan menulis teks drama untuk memacu serta melatih kemampuan siswa dalam menulis teks drama sehingga siswa tidak memiliki pengalaman dalam menulis teks drama.Keempat, sedikitnya waktu yang tersedia pada saat pembelajaran menulis teks drama sehingga siswa tidak menyelesaikan tulisannya.

Dalam hal ini, pembelajaran menulis teks drama perlu diadakan pembaharuan dalam kegiatan mengajar.Untuk itu, sebagai motivator dan fasilitator guru harus berusaha menarik minat siswa agar lebih tertarik dan lebih semangat dalam pembelajaran menulis teks drama.Untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang diharapkan, maka perlu dipikirkan dengan baik model pembelajaran yang mampu membuat siswa lebih aktif.

Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Tujuannya adalah agar siswa mampu bersama-sama dalam kelompok asal dan kelompok ahli menemukan dan mengembangkan ide penulisan sehingga dijadikan sebuah teks drama.Dalam hal ini, siswa dapat menerima ide temannya lalu mengolah ide tersebut dengan menambahkan pendapat teman lainnya. Teknik seperti ini akan mempercepat dan mempermudah siswa dalam penulisan teks drama.

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut ini. Pertama, mendeskripsikan kemampuan menulis teks drama sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang.Kedua, mendeskripsikan kemampuan menulis teks drama sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang.Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

terhadap kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang.

Menurut Waluyo (2002:2), naskah drama merupakan salah satu jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan. Teks drama terdiri atas dialog antar tokoh. Deretan peristiwa yang membentuk plot terjadi akibat dialog-dialog yang sekurang-kurangnya terjadi antara dua tokoh.

Wijanto (dalam Dewojati, 2012:8) menyebutkan bahwa dalam arti luas drama merupakan semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Sedangkan dalam arti sempit drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang

(7)

diproyeksikan ke atas panggung, disajikan dalam bentuk dialog dan gerak berdasarkan naskah, didukung tata panggung, tata lampu, tata musik, tata rias dan tata busana.

Menurut Tarigan (2011:72), mengutarakan pengertian drama sebagai berikut ini. Pertama,

drama adalah salah satu cabang seni sastra.Kedua, drama dapat berbentuk prosa dan puisi.Ketiga,

drama mementingkan dialog, gerak dan perbuatan.Keempat,drama adalah suatu lakon yang dipentaskan di atas panggung.Kelima, drama adalah seni menggarap lakon-lakon mulai sejak penulisannya hingga pementasannya.Keenam, drama membutuhkan ruang, waktu dan

audiens.Ketujuh, drama adalah hidup yang disajikan dalam gerak.Kedelapan, drama adalah sejumlah kejadian yang memikat dan menarik hati.

Penulis harus memperhatikan struktur teks drama agar orang dapat memahami drama secara lengkap dan terperinci. Struktur teks drama menurut Waluyo(2002:8), tersebut dapat dilihat sebagai berikut ini.Pertama, plot merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal yang menjalin konflik antara tokoh berlawanan yang meliputi unsur pelukisan awal cerita (exposition), pertikaian awal (komplikasi), titik puncak cerita (klimaks), penyelesaian (resolusi), dan keputusan

(denoument).Kedua, penokohan erat hubungannya dengan perwatakan.Ketiga, dialog merupakan percakapan antar tokoh yang mencerminkan kehidupannya sehari-hari. Fungsi dialog meliputi unsur menjelaskan informasi, menggambarkan watak dan perasaan pemain, menggambarkan alur, menjelaskan tema dan gagasan pengarang, dan mengatur tempo permainan. Keempat, setting merupakan latar cerita di dalam sebuah drama yang meliputi tiga dimensi yaitu tempat, ruang dan waktu.Kelima, tema (nada cerita) merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama yang berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang berhubungan pula dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut pandang yang dikemukakan oleh pengarangnya.Keenam, amanat merupakan pesan dari pengarang yang disampaikan di dalam drama yang bersifat kias, subjektif dan umum.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:8), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sugiyono (2013:72) mengatakan bahwa metode penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Rancangan penelitian yang digunakan yaitu One Group Pretest-Posttest Design. Menurut Sugiyono (2013:74), One Group Pretest-Posttest Design ini menggunakan satu kelompok subjek. Dalam rancangan One Group Pretest-Posttest Design pada mulanya dilakukan pretest tanpa diberikan perlakuan, kemudian diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, setelah itu dilakukan posttest.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang. Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang tahun pelajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:85). Sampel pada penelitian ini yaitu kelas XI IPS4yang terdiri dari26 siswa.

Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis teks drama. Data dalam penelitian ini ada dua.

Pertama, skor dari hasil tes awal (pretest) menulis teks drama sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kedua, skor dari hasil tes akhir (posttest) menulis teks drama sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja berupa menulis teks drama.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertama,

pengumpulan data kelompok pretest dilakukan dengan cara berikut: (1)guru menjelaskan materi memproduksi teks film/drama serta kegiatan yang akan dilakukan. (2)siswa menulis teks drama dengan tema “Persahabatan”. (3)setelah siswa selesai mengerjakan tugas yang diintruksikan, lembaran kerja siswa dikumpulkan dan diperiksa berdasarkan indikator. Kedua, guru mengajarkan materi tentang menulis teks drama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

(8)

jigsaw dan melakukan latihan menulis teks drama dengan tema “Keluarga”.Ketiga, pengumpulan data kelompok posttest dilakukan dengan cara berikut: (1)guru memberikan test kepada siswa untuk menulis teks drama dengan tema “Percintaan” sesuai dengan struktur dari teks drama (plot, penokohan, dialog, setting). (2)setelah selesai menulis teks drama, tugas siswa dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan aspek yang diteliti.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu berikut ini. Pertama, memeriksa teks drama yang telah ditulis siswa. Kedua, memberi skor terhadap teks drama yang telah ditulis siswa berdasarkan indikator penilaian. Ketiga, mengolah skor menjadi nilai.Keempat, menyajikan nilai yang diperoleh ke dalam tabel distribusi frekuensi. Kelima, menentukan tingkat kemampuan menulis siswa dengan mencari rata-rata hitung.Keenam, hasil perhitungan rumus tersebut dikonversikan ke skala 10. Ketujuh, membuat histogram penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan menulis teks drama.Kedelapan, melakukan uji normalitasmerujuk pada Sudjana (2005:466) dan uji homogenitasmerujuk pada Sudjana (2005:249-251). Kesembilan, melakukan pengujian hipotesis untuk melihat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang menggunakan rumus uji-tmerujuk pada Arikunto (2010:125).

Kesepuluh, membahas analisis data. Kesebelasmenyimpulkan hasil pembahasan.Keduabelas,

membuatlaporan penelitian.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA NegeriGunung Talang. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga kali pertemuan yaitu, pertemuan pertama dilakukan pretest pada tanggal 23 November 2016, pertemuan kedua dilakukan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada tanggal 28 November 2016, pertemuan ketiga dilakukan posttest pada tanggal 30 November 2016. Hasil penelitian dan pembahasan dapat dilihat sebagai berikut ini.

1. Kemampuan Menulis Teks Drama sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang (Pretest)

Berdasarkan hasil analisis data,diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis teks drama sebelum menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talanguntuk keseluruhan indikatorsebesar 64,10berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi Cukup (C). Kemampuan menulis teks drama sebelum menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangadalah sebagai berikut ini.Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna(S) berjumlah2 orang (7,7%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Baik Sekali (B)berjumlah 1 orang (3,85%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 10 orang (38,46%). Keempat, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Cukup (C) berjumlah 6 orang (23,08%).Kelima, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Hampir Cukup (HC) berjumlah 4 orang (15,38%). Keenam, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Kurang(K) berjumlah 3 orang (11,53%).Kemampuan menulis teks drama untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut ini.

Pertama, untukindikator 1 (plot), diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis teks dramasebelum menggunakan modelpembelajarankooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangsebesar 62,82berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi Cukup (C). Klasifikasi kemampuan menulis teks drama sebelum menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang adalah sebagai berikut ini.

Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 7 orang (26,92%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC)berjumlah 9 orang (34,61%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Kurang(K) berjumlah 10 orang (38,46%).

Kedua, untuk indikator 2 (penokohan), diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis teks drama sebelum menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangsebesar 74,36berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). Klasifikasi kemampuan menulis teks drama sebelum menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang adalah

(9)

sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 8 orang (30,77%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 16 orang (61,53%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Kurang Sekali (KS) berjumlah 2 orang (7,7%).

Ketiga, untuk indikator 3 (dialog), diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis teks drama sebelum menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangsebesar 53,84berada pada rentangan 46-55% dengan kualifikasi Hampir Cukup (HC).Klasifikasi kemampuan menulis teks drama sebelum menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 3 orang (11,53%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 10 orang (38,46%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Kurang Sekali (KS) berjumlah 13 orang (50%).

Keempat, untuk indikator 4 (setting), diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis teks drama sebelum menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangsebesar 65,38berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi Cukup (C).Klasifikasi kemampuan menulis teks drama sebelum menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang adalah sebagai berikut ini.

Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 3 orang (11,53%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 19 orang (73,08%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Kurang Sekali (KS) berjumlah 4 orang (15,38%).

2. Kemampuan Menulis Teks Drama sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang (Posttest)

Berdasarkan hasil analisis data,diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis teks drama sesudah menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talanguntuk keseluruhan indikator sebesar 73,72berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). Kemampuan menulis teks drama sesudah menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangadalah sebagai berikut ini.Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 2 orang (7,7%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Baik Sekali (BS) berjumlah 5 orang (19,23%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Baik (B) berjumlah 2 orang (7,7%). Keempat, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah12 orang (46,15%). Kelima,siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Cukup (C) berjumlah 2 orang (7,7%).Keenam,siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Hampir Cukup (HC) berjumlah 1 orang (3,84%). Ketujuh,siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Kurang(K) berjumlah 2 orang (7,7%).Kemampuan menulis naskah drama satu babak untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut ini.

Pertama, untukindikator 1 (plot), diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis teks drama sesudah menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangsebesar 75,64berada berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). Klasifikasi kemampuan menulis teks drama sesudah menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 11 orang (42,31%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 11 orang (42,31%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Kurang Sekali (KS) berjumlah 4 orang (15,38%).

Kedua, untuk indikator 2 (penokohan), diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis teks drama sesudah menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangsebesar 65,38berada pada rentangan 56,65% dengan kualifikasi Cukup (C). Klasifikasi kemampuan menulis teks drama sesudah menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang adalah sebagai berikut ini.

Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 6 orang (23,08%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC)

(10)

berjumlah 13 orang (50%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Kurang Sekali (KS) berjumlah 7 orang (26,92%).

Ketiga, untuk indikator 3 (dialog), diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis teks drama sesudah menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangsebesar 74,36 berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). Klasifikasi kemampuan menulis teks drama sesudah menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 8 orang (30,76%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 16 orang (61,54%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Kurang Sekali (KS) berjumlah 2 orang (7,7%).

Ketiga, untuk indikator 4 (setting), diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis teks drama sesudah menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangsebesar 79,48berada pada rentangan 76-85% dengan kualifikasi Baik (B).Klasifikasi kemampuan menulis teks drama sesudah menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang adalah sebagai berikut ini.

Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) berjumlah 13 orang (50%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) berjumlah 10 orang (38,46%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Kurang Sekali (KS) berjumlah 3 orang (11,54%).

3. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JigsawterhadapKemampuan Menulis Teks Drama Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa rata-ratakemampuan menulis teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangkelompok

pretest berada pada kualifikasi Cukup (C) dengan perolehan rata-rata 64,10 sedangkan kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangkelompok posttest

berada pada kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) dengan perolehan rata-rata 73,72. Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangsebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangsesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Jadi, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawberhasil diterapkan dalam pembelajaran menulis teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang.

Berdasarkan hasil uji-t, disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H1) diterima pada taraf

signifikan 95% dengan dk = n–1 karena thitung > ttabel (3,113>1,71). Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran menulis teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talangmembantu siswa agar lebih aktif saat proses pembelajaran menulis teks drama, serta membantu untuk mengembangkan ide cerita. Selain itu, melatih kemampuan siswa dalam menulis teks drama sehingga siswa menyelesaikan tulisannya dengan baik.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini.

Pertama, kemampuan menulis teks drama sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang diperoleh nilai rata-rata 64,10berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi Cukup (C). Kedua, kemampuan menulis teks drama sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang diperoleh nilai rata-rata 73,72 berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). Ketiga,model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji-t yang disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H1) diterima pada taraf

(11)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dalam pembelajaran menulis teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gunung Talang membantu siswa agar lebih aktif saat proses pembelajaran menulis teks drama, serta membantu untuk mengembangkan ide cerita. Selain itu, melatih kemampuan siswa dalam menulis teks drama sehingga siswa menyelesaikan tulisannya dengan baik.

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, penelitian ini mengemukakan saran sebagai berikut ini. Pertama, bagi siswa di SMA Negeri 1 Gunung Talang agar sering berlatih menulis sehingga terampil dalam menulis teks drama.Kedua, bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Gunung Talang, agar menerapkan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw dalam pembelajaran menulis teks drama. Ketiga, bagi peneliti sendiri, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kemampuan menulis teks drama siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.Keempat,Bagi peneliti lain, sebagai rujukan dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR RUJUKAN

Dewojati, Cahyaningrum. 2012. Drama: Sejarah, Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Javakarsa Media.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Hendri Guntur. 2011. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: ANGKASA.

Waluyo, Herman J. 2002. Drama: Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: PT Haninditia Graha Widya.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Trisakti Medan Tahun Pembelajaran

Pengaruh Pendekatan Saintifik Terhadap Kemampuan Menulis Teks Ulasan Drama Siswa Kelas XI SMK Negeri 8 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015, Program Studi Pendidikan

Pengaruh Pemahaman Struktur dan Ciri Kebahasaan terhadap Kemmapuan Menulis Teks Ulasan Drama oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016,

kemampuan menyunting teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batang Natal. tahun pembelajaran 2014/2015 diharapkan memberikan manfaat baik

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap kemampuan menulis naskah drama oleh siswa kelas XI SMA Swasta

Dalam kegiatan belajar mengajar, pembelajaran menulis teks drama ternyata masih dijumpai banyak kesulitan. Secara umum pembelajaran menulis sastra, khususnya menulis teks drama

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Persiapan pelaksanaan pembelajaran menulis teks drama bermuatan kearifan lokal di kelas XI Bahasa 2 SMAN 3 Singaraja

Kedua, untuk indikator 2 abstrak, diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA Negeri 5 Padang sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif