• Tidak ada hasil yang ditemukan

bio.unsoed.ac.id A. PEI{DAHULUAN B. PLAI\KTON PLANKTON SEBAGAI PAKAI\ ALAMI IKAIY Agatha Sih Piranti oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "bio.unsoed.ac.id A. PEI{DAHULUAN B. PLAI\KTON PLANKTON SEBAGAI PAKAI\ ALAMI IKAIY Agatha Sih Piranti oleh"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PLANKTON

SEBAGAI

PAKAI\

ALAMI

IKAIY

oleh

Agatha Sih

Piranti

A.

PEI{DAHULUAN

Pengembangan komoditas perikanan sangat tergantung

pada

ketersediaan pasokan benih yang memadai baik pasokan yang berasal dari alam maupun pembenihan

yang dilakukan oleh manusia sendiri. Jaminan ketersediaan benih yang baik dari segi

kuantitas, kualitas dan kontinuitas sangat ditentukan oleh ketersediaan pakan alami berupa plankton (fitoplankton dan zooplankfon) yang sangat dibutuhkan budidaya perikanan.

Peranan pakan alami ini ternyata belum bisa tergantikan oleh ketersediaan pakan o'buatano'yang ada sekarang. Untuk itu

pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam

usaha

kultur

pakan

alami

ikan

sangat menunjang keberhasilan pengembangan

komoditas perikanan

air

tawar

ini.

Oleh karena

itu

untuk menunjang keberhasilan budidaya ikan maka harus memahami segala aspek tentang pakan alami yang meliputi biologi plankton dan faktor lingkungan yang mendukung dalam budidaya kultur pakan

alami tersebut.

B.

PLAI\KTON

Plankton adalah

jenis

makanan ikan, berupa organisme

yg

hidup melayang-layang didalam air tanpa mempunyai kemampuan unfuk melawan gerakan air. Plankton

dapat berupa Fitoplankton dan Zooplankton (Goldman dan Horne, 1994). Fitoplankton (plankton tumbuhan) merupakan organisme autotrof yaitu dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya dengan

memanfaatkan

nutrien

anorganik

melalui

proses

fotosintesis (photoautotrof) dan sintesis

kimia

(chemoautotrof). Fitoplankton sangat

baik

untuk

makanan burayak dan benih ikan, udang, kepiting serta kerang-kerangan. Selain disukai oleh ikan-ikan pemakan plankton, fitoplankton diperlukan juga oleh ikan-ikan dewasa,

seperti tambakan, mola, dan bandeng.

(2)

Pada ekosistem perairan Fitoplankton berperan sebagai produsen primer yaitu menyediakan makanan untuk zooplankton, namun

juga

dapat dimakan langsung oleh ikan dan Mollusca serta Bivalvia lainnya. Fitoplanklon juga merupakan makanan pada

fase benih dari berbagai organisme perairan seperti burayak dan benih ikan, udang,

kepiting serta kerang-kerangan seperti terlihat dalam skema dibawah ini (Gambar

l).

Gambar 1. Skema Peran Pakan Alami

Organisme

dapat

digunakan sebagai

pakan

alami

ikan

harus

memenuhi persyaratan ditinjau dari berbagai aspek yairu aspek

fisik

pakan, aspek biologi, aspek

kimiawi dan segi pengelolaan benih itu sendiri (Isnansetyo

&

Kurniastuty, 1995). Suatu

organisme dapat digunakan sebagai pakan

alami

harus

tidak

membahayakan bagi kehidupan larva

yang

dipelihara,

tidak

memcemari lingkungan,

tidak

mengandung

racun maupun logam berat, dan tidak berperan sebagai inang suatu organisme patogen

maupun parasit. Organisme yang digunakan sebagai pakan alami

juga

harus dapat

dimakan

oleh

larva yang dipelihara, mudah

dilihat oleh

larva karena gerakan atau

warnany4 gerakannya sinambung tetapi lambat agar mudah ditangkat oleh larva, dan

mempunyai daya apung. Ukuran jasad sebagai pakan alami harus disesuaikan dengan bukaan mulut larva yang dipelihara.

&

(3)

Kandungan

zat

glr;i pakan alami sangat menentukan pertumbuhan larva yang dipelihara. Plankton sebagai jasad pakan alami merupakan sumber protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi larva yang dipelihara.

Nilai

nutrisi pakan alami antara jenis fitoplankton satu dengan lainnya sangat

bervariasi tergantung pada zat

hara

kondisi

lingkungan (intensitas cahaya, suhu),

ukuran sel, daya cern4 ada tidaknya kandungan racun, serta komposisi biokimianya. Menurut Sukardi

&

Winanto (2011), secara umum prosentase kandungan berat kering fitoplankton adalah protein 12

-

35Yo,lemak 7,2

-

23o/o dan karbohidrat 4,6

*

23%.

Protein

mempunyai peran penting

untuk

mempertahankan

fungsi jaringan

secara

normal,

utnuk

perawatan

jaringan tubuh,

mengganti

sel-sel yang rusak

dan

pembentukan sel

-

sel baru, sehingga protein sangat mempengaruhi pertumbuhan larva ikan.

1.

F'ITOPLANKTON

Jenis Fitoplankton yang biasa digunakan sebagai pakan alami dan sudah banyak dilakukan kultur adalah Chlorella, Tetraselmis, Diatomae dan Spirulina.

1.1.

Chlorellla

Chlorella

merupakan

alga

bersel tunggal (uniseluler)

tetapi

kadang-kadang dijumpai bergerombol. diameter selnya berkisar antara

2

-

8 mikron berwama hijau. Warna hiiau disebabkan karena

klorofil

merupakan pigmen yang dominan. Dinding sel

Chlorella keras terdiri atas selulosa dan pektin. Selain mempunyai protoplasma yang berbentuk cawan. Chlorella dapat bergerak tetapi sangat lamban. Chlorella berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Perkembangan biakan secara

vegetatif diawali

dengan membentuk

spora.

Setiap

sel

induk Chlorella

akan

mengeluarkan Zoospora

yang

disebut aplanospora sebanyak

8

buah.

Selanjutnya aplanospora berkembang menjadi individu-individu baru, dan setiap aplanospora yang sudah dewasa akan mengeluarkan

8

delapan aplanospora baru,

begitu

seterusnya.

Chlorella akan terus

berkembang

selama

kondisi

lingkungan

memungkinkan. Perkembangbiakan

chlorella

secara generatif

belum

banyak diketahui. Morfologi Chlorella sp dapat dilihat

bio.unsoed.ac.id

pada Gambar 2 - 3.

(4)

(2) Koloni Chlorella sp (3) Sel Chlorella sp

1.2. Tetraselmis

Tehaselmis merupakan

alga

biru

hijau

atau dikenal

juga

sebagai flagellata

berklorfil

sehingga berwarana hijau ada bebrapa tetraselmis antara

lain

:

T.

chuii,

T.

tetrahele, T. sumecicha. Tehaselmis merupakan alga besel tunggal mempunyai 4 buah

flagela berwarna

hijau.

Dengan flagela tersebut Tetraselmis dapat bergerak secara

lincah dan cepat seperti hewan bersel tunggal. Ukuran sel Tetraselmis berkisar antaraT

-12 mikron.

Klorofil

merupakan figmen yang dominan sehingga alga

ini

berwarna hijau yang dipenuhi plastida kloroplas. Dinding sel alga terbentuk dari selulusa dan pektosa.

Tetraselmis mempunyai dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 15

-

36 derajat celcius. Alga ini berkembang biak secara aseksuel dengan pembelahan sel dan seksual

dengan penyatuan kloroplas

dari

gamet

jantan

dan betina. Pada reproduksi secara

akseksual protoplasma membelah menjadi

2,4

dan

8

sel

dalam bentuk zoospora.

Zoospora

ini

masing-masing akan melengkapi dengan 4 buah flagela dan akan terlepas

dalam bentuk zigospora. Pada reproduksi secara akseksual gamet jantan dan betina identik sehingga disebut isogami. Bersatunya chloroplas dengan menurunkan zigot baru yang akan berkembang menjadi zigot yang sempurna. Morfologi Tetraselmis sp dapat

dilihat pada Gambar

4-

5.

(5)

(4) Koloni Tetraselmis sp (5) Sel Tetraselmis sp

1.3. Diatomae

Diatome termasuk divisio Thallopyta yang dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :

centrales dan pennales. Kedua golongan

ini

dibedakan atas dasar bentuknya. Centrales

mempunyai bentuk silinder

dan

sebagian besar

hidup

di

laut

sedangkan pennales

berbentuk lonjong, memanjang seperti gada, seperti perahu

aku

seperti ketupat dan

kebanyakan

hidup

di

perairan

tawar. Contoh

centrales.'

Plantonella,

Cyclotella, Coscinosdiscus, Chaetoceros, Melosira, Skelektonemc, sedangkan contoh pennales :

Synedra, Pleurosigma,

Navicula, Nitzischia, Amphora.

Diatomae

sering

disebut ganggang

kersik

karena mempunyai

dinding sel yang

mengandung

silikat

(SiOr.

Diatome adalah organisme bersel tunggal tetapi banyak

di

antara jenis-jenis diatome membentuk rangkaian berupa

koloni.

Susunan

sel

diatome menyerupai kotak yang diberi tutup, gangang kersik

ini

berkembang biak dengan pembelahan sel. Sebuah sel

induk akan terbelah melintang menjadi

2

sel anak, salah satu sel anak mendapatkan

bagian tutup, sementara sel anak lainnya mendapatkan bagian dasar kotak. Setiap sel

baru yang berkembang dari bagian tutup kotak akan tumbuh besar menyerupai ukuran induknya, namun sel baru yang mendapatkan dasar kotak akan tumbuh lebih kecil dari

sel

induk.

Pembelahan

ini

terus berlanjut

sehingga

sel hasil

pembelahan akan

mempunyai

ukuran

yang

semakin

mengecil.

Sampai batas

terkecil

ukuran

selo

pembelahan terhenti sebentar dan sel akan keluar dari cangkangnya. Selanjutnya isi sel

tanpa cangkang akan tumbuh membesar sampai menyerupai ukuran induknya semula.

Morfologi beberapa jenis Diatomae dapat dilihat pada Gambar 6

-9.

(6)

r#

;{'#:

",'

{9) Cyclotella sp

r-.;

i

, ,l -.*#.&?'.i. .ij :;;.:";i{f rsi!' "*'P gt 1.4. Spirulina

Spirulina merupakan alga biru hrjau yang masuk dalam kelas cyanophyceae dan

famili

oscilatoriaceae.

Dikenal

beberapa spesies

Spirulina

yaitu

.9.

plotensis,

S.

fusiformis, dan ,S. maxima. Genus Spirulina berwama hijau kebiruan, selnya berkoloni

membentuk filamen terpilin menyerupai spiral. Sel spirulina berbentuk silindris dengan

dinding

sel

tipis.

Spirulina dapat bergerak sepanjang garis tengahnya dengan cara

menggelinding.

Spirulina

merupakan

fitoplankton

yang

kosmopolit

Spirulina berkembangbiak dengan cara membelah

diri.

Pembelahan

diawali

dengan memutus filamen menajdi satuan-satuan sel yang akan membentuk filamen baru. Morfologi genus

Spirulina dapat dilihat pada Gambar 10

-

11.

ffi

-?Ss6

(7)

(10)

Spirulina sp

(11)

Spirulina sp

2.

ZOOPLANTON

Jenis Zooplankton yang telah banyak dilakukan kultur untuk pakan alami ikan di antarunya adalah Rotifera (Brachionus sp), Artemia, dan kutu air (Daphnia sp).

2.1. Rotiferal Rotatoria (Brachion rs sp)

Rotifera/ Rotatoria hidup

di

perairan yang banyak mengandung bahan organik. kesukaannya memakan organisme

lain

yang mempunyai ukuran

tubuh lebih

kecil seperti alga, bakteri dan protozoa. Pada tubuhnya terdapat organ khusus yang disebut

korona. Organ

ini

bentuknya bulat dilengkapi dengan

bulu

getar. Golongan Rotifera yang telah banyak dibudidayakan

untuk

kebutuhan pakan

alami larva ikan

adalah

Brachionus sp.

Brachionus sp mempunyai ukuran tubuh 50

-

300 mikron. Organisme jantan mempunyai ukuran tubuh yang lebih kecil. Organisme betina berkembangbiak secara

partenogenesis dan dapat menghasilkan

telur

tanpa pembuahan.

Ada

beberapa jenis

Brachionus di antaranya adalah B. plicatilis, B. mulleri, dan B. calyciflorus. Morfologi Brachionus sp seperti terlihat pada Gambar 12

-

13

(8)

\{\t

2.2.

Artemia

Artemia merupakan bangsa udang-udangan dan termasuk kelas crustacea. Dari

genus artemia dikenal beberapa spesies diantaranya adalah

A.

salina, A. partenogenesiso

A.

franciscana,

A.

urmiana,

A.

tunisian4

A.

persimilis,

A.

monica, dan

A.

odessensisr

(Isnansetyo

&

KumiastutY, 1995).

Artemia banyak ditemukan

di

danau-danau yang kadar garamnya sangat tinggi sehingga disebut sebagai

brine

shrimp. untuk pertumbuhan biomassa membutuhkan kadar garam 30

-

50 ppt. Artemia merupakan hewan pemakan segala (omnivor) yaitu berupa plankton, detritus, dan partikel-partikel halus yang dapat masuk mulut. Artemia dewasa mencapai ukuran panjang antara

I

-

2

cm dan berat 10 mg (Djarijah, 1996). Reproduksi artemia bersifat biseksual (didahului perkawinan antara jantan dan betina) dan partenogenetik (betina menghasilkan

telur

atau nauplius tanpa ada pembuahan). Siklus hidup artemia baik jenis biseksual maupun partenogenesis dapat berkembangbiak

secara ovovivipar maupun ovipar tergantung kondisi lingkungan. Pada salinitas tinggi

akan

dihasilkan

kista yang keluar

dari

induk

betina

sehingga

disebut

sebagai

perkembangbiakan secara ovipar. Pada salinitas rendah tidak akan menghasilkan kista akan tetapi langsung menetas dan dikeluarkan sudah dalam bentuk nauplius sehingga disebut dengan perkembangbiakan Ovovivipar.

Artemia

diperjualbelikan dalam bentuk

telur

istirahat disebut dengan kista-Ketika akan digunakan sebagai pakan ikan, maka kista tersebut akan ditetaskan terlebih

dahulu. Artemia

yang baru

menetas

disebut

sebagai dengan nauplius. Nauplius

l' J l! r'I- \

tt *r.\

#*1

"ru,r' ,

ri,.d

{"t',

r"*'

\niY

(13) B. calyciflorus (12) B.

plicatilis

bio.unsoed.ac.id

(9)

berbentuk bulat lonjong dengan panjang sekitar 400 mikron, lebar 170 mikron, dan berat 0,002

mg.

Morfologi Artemia dan Kistanya dapat diihat pada Gambar 14

-

15.

2.3.

Kutu

air (Daphnia sp)

Daphnia adalah

filum

Arthropoda yang hidup secara umum

di

perairan tawar.

Spesies-spesies dari genus Dophnia ditemukan mulai dari daerah tropis hingga arktik

dengan berbagai ukuran habitat mulai dari kolam kecil hingga danau luas. Hewan yang disebut dengan

kutu

air

dan termasuk dalam kelompok udang-udangan

renik

(kelas

Crustacea).

Ciri

khas organisme

ini

adalah bentuk tubuhnya gepeng dan beruas-ruas.

Dinding tubuh bagian punggung membentuk lipatan sehingga tampak seperti cangkang

kerang. Ukuran Daphnia sekitar 500

-

1.000 mikron (Djarrjah, 1996).

Daphnia dapat bergerak

aktif

dan

hidup

planktonik

di

perairan tawar yang banyak mengandung bahan organik tersuspensi. Makan utama terdiri atas htoplankton dan detritus dan zooplankfon. Hewan

ini

bereproduksi secara partenogenesis. Telur

yang

dihasilkan

induk

betina

ditampung didalam kantong

telur

yang terletak

di punggung.

Di

kantong

ini

telur akan menetas tanpa dibuahi oleh induk jantan. Ketika kondisi lingkungan tidak menguntungkan untuk pertumbuhannya maka Daphnia akan

membentuk kista telur yang disebut eppipium. Ketika kondisi lingkungan kembali dapat mendukung pertumbuhannya maka eppipium tersebut akan menetas kemabli menjadi individu-individu Daphnia.

(10)

10

Mekanisme reproduksi Daphnia adalah dengan cara parthenogenesis. Satu atau

lebih individu muda dirawat dengan menempel pada tubuh induk. Daphnia yang baru menetas harus melakukan pergantian kulit (molting\ beberapa kali sebelum tumbuh

jadi

dewasa sekitar satu pekan setelah menetas. Daphnia sp.

mulai

menghasilkan anak

periama

kali

pada umur 4-6 hari. Adapun umur yang dapat dicapainya 12 hari. Setiap satu atau dua hari sekali, Daphnia sp. akan beranak 29 ekor, individu yang baru menetas

sudah sama secara anatomi dengan

individu

dewasa. Proses reproduksi

ini

akan

berlanjut

jika

kondisi lingkungannya mendukung pertumbuhan. Jika kondisi tidak ideal baru akan dihasilkan individu jantan agar terjadi reproduksi seksual. Morfologi Daphnia

dan eppipium disajikan pada Gambar 16

-

19.

(11)

11

3.

PARAMETER KUALITAS AIR

DALAM KULTI]R

PLANKTON

Air

yang digunakan untuk kultur plankton adalah tahapan penting dalam kultur

planlton.'Kualitas

air

yang digunakan

kultur

harus selalu dipantau agar organisme plankton yang

dikultur

dapat tumbuh secara

optimal.

Parameter kualitas

air

yang penting dan yang menentukan keberhasilan kultur plankton

di

antaranya adalah suhu"

nilai pH, oksigen dan amonia.

3.1.

Suhu

Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi semua organisme akuatik. Batas toleransi setiap organisme terhadap suhu berbeda-bed4 tergantung dari fisiotogi organisme tersebut.

Di

perairan suhu berpengaruh terhadap kelarutan oksigen, yang penting bagi keberlangsungan hidup mayoritas organisme akuatik. Pada percobaan kali

ini

suhu dipertahankanpada suhu optimal pertumbuhan Daphnia sp. yaitu 250C . Suhu

optimal yang stabil akan menjaga

pH

dan

Do

dapat tetap stabil

(Mokoginta

2003). chlorella: 25 - 30 0c. Tetraselmis: 15-35 0c. Dunaliella:20-40 0c. Diatomae:

zl-zgoc

c.

spirulina:25-35 0c. Brachionus: 22-30 0c. Artemia:25-30 0c.

Kutu

Air :22-31

0c.

3.2.

Nilai

pH

Nilai pH

atflu potential lrydrogen merupakan indikator konsentrasi ion hidrogen

yang menggambarkan konsentrasi asam.

Nilai ini

berbanding terbalik dengan suhu,

semakin

tinggi

suhu menyebabkan

pH

semakin rendah. Menurut Pennak (1989), pH yang baik untuk pertumbuhan Daphnia sp. Berkisar antara 6,5 sampai 8,5. Dunaliella:

9-11. Spirulina:7,2 - 9,5; Brachionus: 7,5-8. Artemia: 7,5-8,5. Kutu

Air:

6,6-7,4.

3.3. Oksigen

Terlarut

(Dissolved Arygen atau DO)

kelarutan

suatu gas

(termasuk

oksigen)

pada medium

cair

merupakan karakleristik dari gas tersebut sendiri, dan dipengaruhi oleh tekanan, ketinggian suatu

tempat, suhu dan salinitas. Kelarutan gas

di

medium

cair

menurun seiring dengan

naiknya suhu dan banyaknya mineral yang terlarut dalam medium tersebut. Oksigen terlarut mempunyai peranan penting dalam kehidupan Daphnio sp. pada umumnyq Daphnia sp. dapat hidup pada konsentrasi oksigen terlarut yang cukup

tinggi

yaitu sekitar 4,2

-

5,1ppm

dan tidak dapat hidup pada konsentrasi oksigen terlarut kurang

dari

I

ppm,

sedangkan kadar oksigen

terlarut minimum

yang

dibutuhkan kultur Daphnia sp. adalah sekitar 3,5 ppm.

(12)

12

3.4. Amonia

Hewan akuatik umurnnya mengekskresikan amonia sebagai hasil

dari

proses

metabolisme. Terdapat amonia yang tidak terionisasi

(l.{Ht

dan amonia terionisasi atau

ion

amonium

NH4).

Amonia bersifat toksik bagi larva ataupun organisme perairan seperti Daphnia sp. karena mampu melewati membran organ dalam, sedangkan ion amonium tidak dapat melewati membran tersebut. Setiap

hari

seekor Daphnia pulex melepaskan A,2 pg nitrogen. Kadar amonia

di

perairan akan meningkat seiring dengan

meningkatnya suhu dan

pH.

Kadar amonia yang

tinggi

dapat menurunkan tingkat reproduksi Daphnia sp. Kadar amonia yang aman bagi kultur Daphnia sp. adalah di

bawah 0,2mglL. Artemia: kadar amonia yang baik < 80 mg/liter.

C.

PEIYUTTTP

Pakan

alami

berupa

fitoplankton

maupun zooplankton sangat msnentukan keberhasilan dalam budidaya ikan terutama pada fase

larv4

karena pada fase

ini

peran

pakan alami belum bisa digantikan oleh pakan buatan. Pemahaman tentang jenis-jenis pakan alami dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhannya juga harus dipahami sehingga dapat

dipilih jenis

plankton yang cocok

untuk

digunakan sebagai

pakan

alami

yang

disesuaikan dengan kebutuhan

nutrisi larva

yang dibudidayakan.

DAFTAR PUSTAKA

Djarijah,

A.

S., 1995. Pakan lkan Alami. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Horne

A.

J.

&

Goldmann, C.R., 1994. Limnology. Second Edition. McGraw

Hill,

Inc. New York.

Isnansetyo

A.,

dan

E.

Kumiastuty.

1995.

Teknik

Kultur

Phytoplankton Dan Zooplankton.

Pakan

Alami

Untuk

Pembenihan Organisme Laut.Penerbit Kanisius Yogyakarta.

Pennalg

R.

W.

1989. Fresh-Water Invertebrates

of

the United

States

:

Protozoa to Mollusca John Wiley

&

Sons, Incorporated. New

York

Sukardi, P.

&

Winanto,7.,2011.

Pakan

Alami

:

Manfaat, Jenis dan Metode Kultur. Penerbit UNSOED. Purwokerto.

Suminto,

2005.

Budidaya Pakan

Alami

Mikroalgae

Dan

Rotifer.Buku

Ajar

Mk

Budidaya Pakan

Alami.

Prodi Budidaya Perairan. Jurusan Perikanan. Fakultas

Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Undip. Semarang

Gambar

Gambar  1.  Skema  Peran Pakan  Alami

Referensi

Dokumen terkait

Memanfaatkan hasil pada [7] dan kaitan antara koordinat fisis dan koordinat sp-NLS yang dinormalkan (13), dapat diperoleh nilai maksimum dari selubung paket gelombang

menguasai bahasa Indonesia dengan baik, tidak menguasai bahasa Indonesia, tetapi banyak orang Indonesia merasa malu apabila tidak menguasai bahasa asing (Inggris), dan

Dam break sendiri dapat disimulasikan dengan menggunakan model Shallow Water Equations (SWE) , SWE sering digunakan untuk memodelkan gelombang yang terjadi pada

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada pengaruh yang Persepsi mahasiswa pada profesi akuntan berpengaruh

Berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: “Tanggung gugat dokter dalam melakukan tindakan medis terhadap pasien” merupakan

Hasil penilaian harga wajar saham atau nilai intrinsik yang diperoleh dengan menggunakan metode Benjamin Graham pada Bank BUKU IV dalam perbankan yang terdaftar Bursa

Dua ribu seratus lima puluh dikalikan dengan empat puluh lima butir telur sama dengan sembilan puluh enam ribu tujuh ratus lima puluh rupiah?. P 31 Soal nomor 11 apa yang

Lebih lanjut (Edwards dan Bohlen, 1986 dalam Parthasarathi, 2007) mengungkapkan vermicomposting merupakan proses biologi yang tergantung pada cacing dan aktivitas