PLANKTON
SEBAGAI
PAKAI\
ALAMI
IKAIY
oleh
Agatha Sih
Piranti
A.
PEI{DAHULUAN
Pengembangan komoditas perikanan sangat tergantung
pada
ketersediaan pasokan benih yang memadai baik pasokan yang berasal dari alam maupun pembenihanyang dilakukan oleh manusia sendiri. Jaminan ketersediaan benih yang baik dari segi
kuantitas, kualitas dan kontinuitas sangat ditentukan oleh ketersediaan pakan alami berupa plankton (fitoplankton dan zooplankfon) yang sangat dibutuhkan budidaya perikanan.
Peranan pakan alami ini ternyata belum bisa tergantikan oleh ketersediaan pakan o'buatano'yang ada sekarang. Untuk itu
pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam
usaha
kultur
pakan
alami
ikan
sangat menunjang keberhasilan pengembangankomoditas perikanan
air
tawarini.
Oleh karenaitu
untuk menunjang keberhasilan budidaya ikan maka harus memahami segala aspek tentang pakan alami yang meliputi biologi plankton dan faktor lingkungan yang mendukung dalam budidaya kultur pakanalami tersebut.
B.
PLAI\KTON
Plankton adalah
jenis
makanan ikan, berupa organismeyg
hidup melayang-layang didalam air tanpa mempunyai kemampuan unfuk melawan gerakan air. Planktondapat berupa Fitoplankton dan Zooplankton (Goldman dan Horne, 1994). Fitoplankton (plankton tumbuhan) merupakan organisme autotrof yaitu dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan
memanfaatkannutrien
anorganik
melalui
proses
fotosintesis (photoautotrof) dan sintesiskimia
(chemoautotrof). Fitoplankton sangatbaik
untukmakanan burayak dan benih ikan, udang, kepiting serta kerang-kerangan. Selain disukai oleh ikan-ikan pemakan plankton, fitoplankton diperlukan juga oleh ikan-ikan dewasa,
seperti tambakan, mola, dan bandeng.
Pada ekosistem perairan Fitoplankton berperan sebagai produsen primer yaitu menyediakan makanan untuk zooplankton, namun
juga
dapat dimakan langsung oleh ikan dan Mollusca serta Bivalvia lainnya. Fitoplanklon juga merupakan makanan padafase benih dari berbagai organisme perairan seperti burayak dan benih ikan, udang,
kepiting serta kerang-kerangan seperti terlihat dalam skema dibawah ini (Gambar
l).
Gambar 1. Skema Peran Pakan Alami
Organisme
dapat
digunakan sebagaipakan
alami
ikan
harus
memenuhi persyaratan ditinjau dari berbagai aspek yairu aspekfisik
pakan, aspek biologi, aspekkimiawi dan segi pengelolaan benih itu sendiri (Isnansetyo
&
Kurniastuty, 1995). Suatuorganisme dapat digunakan sebagai pakan
alami
harustidak
membahayakan bagi kehidupan larvayang
dipelihara,tidak
memcemari lingkungan,tidak
mengandungracun maupun logam berat, dan tidak berperan sebagai inang suatu organisme patogen
maupun parasit. Organisme yang digunakan sebagai pakan alami
juga
harus dapatdimakan
oleh
larva yang dipelihara, mudahdilihat oleh
larva karena gerakan atauwarnany4 gerakannya sinambung tetapi lambat agar mudah ditangkat oleh larva, dan
mempunyai daya apung. Ukuran jasad sebagai pakan alami harus disesuaikan dengan bukaan mulut larva yang dipelihara.
&
Kandungan
zat
glr;i pakan alami sangat menentukan pertumbuhan larva yang dipelihara. Plankton sebagai jasad pakan alami merupakan sumber protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi larva yang dipelihara.Nilai
nutrisi pakan alami antara jenis fitoplankton satu dengan lainnya sangatbervariasi tergantung pada zat
hara
kondisi
lingkungan (intensitas cahaya, suhu),ukuran sel, daya cern4 ada tidaknya kandungan racun, serta komposisi biokimianya. Menurut Sukardi
&
Winanto (2011), secara umum prosentase kandungan berat kering fitoplankton adalah protein 12-
35Yo,lemak 7,2-
23o/o dan karbohidrat 4,6*
23%.Protein
mempunyai peran pentinguntuk
mempertahankanfungsi jaringan
secaranormal,
utnuk
perawatanjaringan tubuh,
mengganti
sel-sel yang rusak
danpembentukan sel
-
sel baru, sehingga protein sangat mempengaruhi pertumbuhan larva ikan.1.
F'ITOPLANKTON
Jenis Fitoplankton yang biasa digunakan sebagai pakan alami dan sudah banyak dilakukan kultur adalah Chlorella, Tetraselmis, Diatomae dan Spirulina.
1.1.
Chlorellla
Chlorella
merupakanalga
bersel tunggal (uniseluler)tetapi
kadang-kadang dijumpai bergerombol. diameter selnya berkisar antara2
-
8 mikron berwama hijau. Warna hiiau disebabkan karenaklorofil
merupakan pigmen yang dominan. Dinding selChlorella keras terdiri atas selulosa dan pektin. Selain mempunyai protoplasma yang berbentuk cawan. Chlorella dapat bergerak tetapi sangat lamban. Chlorella berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Perkembangan biakan secara
vegetatif diawali
dengan membentukspora.
Setiap
sel
induk Chlorella
akanmengeluarkan Zoospora
yang
disebut aplanospora sebanyak8
buah.
Selanjutnya aplanospora berkembang menjadi individu-individu baru, dan setiap aplanospora yang sudah dewasa akan mengeluarkan8
delapan aplanospora baru,begitu
seterusnya.Chlorella akan terus
berkembangselama
kondisi
lingkungan
memungkinkan. Perkembangbiakanchlorella
secara generatifbelum
banyak diketahui. Morfologi Chlorella sp dapat dilihatbio.unsoed.ac.id
pada Gambar 2 - 3.(2) Koloni Chlorella sp (3) Sel Chlorella sp
1.2. Tetraselmis
Tehaselmis merupakan
alga
biru
hijau
atau dikenaljuga
sebagai flagellataberklorfil
sehingga berwarana hijau ada bebrapa tetraselmis antaralain
:
T.chuii,
T.tetrahele, T. sumecicha. Tehaselmis merupakan alga besel tunggal mempunyai 4 buah
flagela berwarna
hijau.
Dengan flagela tersebut Tetraselmis dapat bergerak secaralincah dan cepat seperti hewan bersel tunggal. Ukuran sel Tetraselmis berkisar antaraT
-12 mikron.
Klorofil
merupakan figmen yang dominan sehingga algaini
berwarna hijau yang dipenuhi plastida kloroplas. Dinding sel alga terbentuk dari selulusa dan pektosa.Tetraselmis mempunyai dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 15
-
36 derajat celcius. Alga ini berkembang biak secara aseksuel dengan pembelahan sel dan seksualdengan penyatuan kloroplas
dari
gametjantan
dan betina. Pada reproduksi secaraakseksual protoplasma membelah menjadi
2,4
dan8
sel
dalam bentuk zoospora.Zoospora
ini
masing-masing akan melengkapi dengan 4 buah flagela dan akan terlepasdalam bentuk zigospora. Pada reproduksi secara akseksual gamet jantan dan betina identik sehingga disebut isogami. Bersatunya chloroplas dengan menurunkan zigot baru yang akan berkembang menjadi zigot yang sempurna. Morfologi Tetraselmis sp dapat
dilihat pada Gambar
4-
5.(4) Koloni Tetraselmis sp (5) Sel Tetraselmis sp
1.3. Diatomae
Diatome termasuk divisio Thallopyta yang dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
centrales dan pennales. Kedua golongan
ini
dibedakan atas dasar bentuknya. Centralesmempunyai bentuk silinder
dan
sebagian besarhidup
di
laut
sedangkan pennalesberbentuk lonjong, memanjang seperti gada, seperti perahu
aku
seperti ketupat dankebanyakan
hidup
di
perairantawar. Contoh
centrales.'Plantonella,
Cyclotella, Coscinosdiscus, Chaetoceros, Melosira, Skelektonemc, sedangkan contoh pennales :Synedra, Pleurosigma,
Navicula, Nitzischia, Amphora.
Diatomaesering
disebut ganggangkersik
karena mempunyaidinding sel yang
mengandungsilikat
(SiOr.
Diatome adalah organisme bersel tunggal tetapi banyak
di
antara jenis-jenis diatome membentuk rangkaian berupakoloni.
Susunansel
diatome menyerupai kotak yang diberi tutup, gangang kersikini
berkembang biak dengan pembelahan sel. Sebuah selinduk akan terbelah melintang menjadi
2
sel anak, salah satu sel anak mendapatkanbagian tutup, sementara sel anak lainnya mendapatkan bagian dasar kotak. Setiap sel
baru yang berkembang dari bagian tutup kotak akan tumbuh besar menyerupai ukuran induknya, namun sel baru yang mendapatkan dasar kotak akan tumbuh lebih kecil dari
sel
induk.
Pembelahanini
terus berlanjut
sehinggasel hasil
pembelahan akanmempunyai
ukuran
yang
semakinmengecil.
Sampai batasterkecil
ukuran
selopembelahan terhenti sebentar dan sel akan keluar dari cangkangnya. Selanjutnya isi sel
tanpa cangkang akan tumbuh membesar sampai menyerupai ukuran induknya semula.
Morfologi beberapa jenis Diatomae dapat dilihat pada Gambar 6
-9.
r#
;{'#:
",'
{9) Cyclotella spr-.;
i
, ,l -.*#.&?'.i. .ij :;;.:";i{f rsi!' "*'P gt 1.4. SpirulinaSpirulina merupakan alga biru hrjau yang masuk dalam kelas cyanophyceae dan
famili
oscilatoriaceae.Dikenal
beberapa spesiesSpirulina
yaitu
.9.plotensis,
S.fusiformis, dan ,S. maxima. Genus Spirulina berwama hijau kebiruan, selnya berkoloni
membentuk filamen terpilin menyerupai spiral. Sel spirulina berbentuk silindris dengan
dinding
seltipis.
Spirulina dapat bergerak sepanjang garis tengahnya dengan caramenggelinding.
Spirulina
merupakanfitoplankton
yang
kosmopolit
Spirulina berkembangbiak dengan cara membelahdiri.
Pembelahandiawali
dengan memutus filamen menajdi satuan-satuan sel yang akan membentuk filamen baru. Morfologi genusSpirulina dapat dilihat pada Gambar 10
-
11.ffi
-?Ss6
(10)
Spirulina sp(11)
Spirulina sp2.
ZOOPLANTON
Jenis Zooplankton yang telah banyak dilakukan kultur untuk pakan alami ikan di antarunya adalah Rotifera (Brachionus sp), Artemia, dan kutu air (Daphnia sp).
2.1. Rotiferal Rotatoria (Brachion rs sp)
Rotifera/ Rotatoria hidup
di
perairan yang banyak mengandung bahan organik. kesukaannya memakan organismelain
yang mempunyai ukurantubuh lebih
kecil seperti alga, bakteri dan protozoa. Pada tubuhnya terdapat organ khusus yang disebutkorona. Organ
ini
bentuknya bulat dilengkapi denganbulu
getar. Golongan Rotifera yang telah banyak dibudidayakanuntuk
kebutuhan pakanalami larva ikan
adalahBrachionus sp.
Brachionus sp mempunyai ukuran tubuh 50
-
300 mikron. Organisme jantan mempunyai ukuran tubuh yang lebih kecil. Organisme betina berkembangbiak secarapartenogenesis dan dapat menghasilkan
telur
tanpa pembuahan.Ada
beberapa jenisBrachionus di antaranya adalah B. plicatilis, B. mulleri, dan B. calyciflorus. Morfologi Brachionus sp seperti terlihat pada Gambar 12
-
13\{\t
2.2.
Artemia
Artemia merupakan bangsa udang-udangan dan termasuk kelas crustacea. Dari
genus artemia dikenal beberapa spesies diantaranya adalah
A.
salina, A. partenogenesisoA.
franciscana,A.
urmiana,A.
tunisian4A.
persimilis,A.
monica, danA.
odessensisr(Isnansetyo
&
KumiastutY, 1995).Artemia banyak ditemukan
di
danau-danau yang kadar garamnya sangat tinggi sehingga disebut sebagaibrine
shrimp. untuk pertumbuhan biomassa membutuhkan kadar garam 30-
50 ppt. Artemia merupakan hewan pemakan segala (omnivor) yaitu berupa plankton, detritus, dan partikel-partikel halus yang dapat masuk mulut. Artemia dewasa mencapai ukuran panjang antaraI
-
2
cm dan berat 10 mg (Djarijah, 1996). Reproduksi artemia bersifat biseksual (didahului perkawinan antara jantan dan betina) dan partenogenetik (betina menghasilkantelur
atau nauplius tanpa ada pembuahan). Siklus hidup artemia baik jenis biseksual maupun partenogenesis dapat berkembangbiaksecara ovovivipar maupun ovipar tergantung kondisi lingkungan. Pada salinitas tinggi
akan
dihasilkan
kista yang keluar
dari
induk
betina
sehinggadisebut
sebagaiperkembangbiakan secara ovipar. Pada salinitas rendah tidak akan menghasilkan kista akan tetapi langsung menetas dan dikeluarkan sudah dalam bentuk nauplius sehingga disebut dengan perkembangbiakan Ovovivipar.
Artemia
diperjualbelikan dalam bentuktelur
istirahat disebut dengan kista-Ketika akan digunakan sebagai pakan ikan, maka kista tersebut akan ditetaskan terlebihdahulu. Artemia
yang baru
menetasdisebut
sebagai dengan nauplius. Naupliusl' J l! r'I- \
tt *r.\
#*1
"ru,r' ,
ri,.d{"t',
r"*'\niY
(13) B. calyciflorus (12) B.plicatilis
bio.unsoed.ac.id
berbentuk bulat lonjong dengan panjang sekitar 400 mikron, lebar 170 mikron, dan berat 0,002
mg.
Morfologi Artemia dan Kistanya dapat diihat pada Gambar 14-
15.2.3.
Kutu
air (Daphnia sp)Daphnia adalah
filum
Arthropoda yang hidup secara umumdi
perairan tawar.Spesies-spesies dari genus Dophnia ditemukan mulai dari daerah tropis hingga arktik
dengan berbagai ukuran habitat mulai dari kolam kecil hingga danau luas. Hewan yang disebut dengan
kutu
air
dan termasuk dalam kelompok udang-udanganrenik
(kelasCrustacea).
Ciri
khas organismeini
adalah bentuk tubuhnya gepeng dan beruas-ruas.Dinding tubuh bagian punggung membentuk lipatan sehingga tampak seperti cangkang
kerang. Ukuran Daphnia sekitar 500
-
1.000 mikron (Djarrjah, 1996).Daphnia dapat bergerak
aktif
danhidup
planktonikdi
perairan tawar yang banyak mengandung bahan organik tersuspensi. Makan utama terdiri atas htoplankton dan detritus dan zooplankfon. Hewanini
bereproduksi secara partenogenesis. Teluryang
dihasilkaninduk
betina
ditampung didalam kantongtelur
yang terletak
di punggung.Di
kantongini
telur akan menetas tanpa dibuahi oleh induk jantan. Ketika kondisi lingkungan tidak menguntungkan untuk pertumbuhannya maka Daphnia akanmembentuk kista telur yang disebut eppipium. Ketika kondisi lingkungan kembali dapat mendukung pertumbuhannya maka eppipium tersebut akan menetas kemabli menjadi individu-individu Daphnia.
10
Mekanisme reproduksi Daphnia adalah dengan cara parthenogenesis. Satu atau
lebih individu muda dirawat dengan menempel pada tubuh induk. Daphnia yang baru menetas harus melakukan pergantian kulit (molting\ beberapa kali sebelum tumbuh
jadi
dewasa sekitar satu pekan setelah menetas. Daphnia sp.mulai
menghasilkan anakperiama
kali
pada umur 4-6 hari. Adapun umur yang dapat dicapainya 12 hari. Setiap satu atau dua hari sekali, Daphnia sp. akan beranak 29 ekor, individu yang baru menetassudah sama secara anatomi dengan
individu
dewasa. Proses reproduksiini
akanberlanjut
jika
kondisi lingkungannya mendukung pertumbuhan. Jika kondisi tidak ideal baru akan dihasilkan individu jantan agar terjadi reproduksi seksual. Morfologi Daphniadan eppipium disajikan pada Gambar 16
-
19.11
3.
PARAMETER KUALITAS AIR
DALAM KULTI]R
PLANKTON
Air
yang digunakan untuk kultur plankton adalah tahapan penting dalam kulturplanlton.'Kualitas
air
yang digunakankultur
harus selalu dipantau agar organisme plankton yangdikultur
dapat tumbuh secaraoptimal.
Parameter kualitasair
yang penting dan yang menentukan keberhasilan kultur planktondi
antaranya adalah suhu"nilai pH, oksigen dan amonia.
3.1.
SuhuSuhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi semua organisme akuatik. Batas toleransi setiap organisme terhadap suhu berbeda-bed4 tergantung dari fisiotogi organisme tersebut.
Di
perairan suhu berpengaruh terhadap kelarutan oksigen, yang penting bagi keberlangsungan hidup mayoritas organisme akuatik. Pada percobaan kaliini
suhu dipertahankanpada suhu optimal pertumbuhan Daphnia sp. yaitu 250C . Suhuoptimal yang stabil akan menjaga
pH
danDo
dapat tetap stabil(Mokoginta
2003). chlorella: 25 - 30 0c. Tetraselmis: 15-35 0c. Dunaliella:20-40 0c. Diatomae:zl-zgoc
c.
spirulina:25-35 0c. Brachionus: 22-30 0c. Artemia:25-30 0c.Kutu
Air :22-310c.
3.2.Nilai
pHNilai pH
atflu potential lrydrogen merupakan indikator konsentrasi ion hidrogenyang menggambarkan konsentrasi asam.
Nilai ini
berbanding terbalik dengan suhu,semakin
tinggi
suhu menyebabkanpH
semakin rendah. Menurut Pennak (1989), pH yang baik untuk pertumbuhan Daphnia sp. Berkisar antara 6,5 sampai 8,5. Dunaliella:9-11. Spirulina:7,2 - 9,5; Brachionus: 7,5-8. Artemia: 7,5-8,5. Kutu
Air:
6,6-7,4.3.3. Oksigen
Terlarut
(Dissolved Arygen atau DO)kelarutan
suatu gas
(termasukoksigen)
pada medium
cair
merupakan karakleristik dari gas tersebut sendiri, dan dipengaruhi oleh tekanan, ketinggian suatutempat, suhu dan salinitas. Kelarutan gas
di
mediumcair
menurun seiring dengannaiknya suhu dan banyaknya mineral yang terlarut dalam medium tersebut. Oksigen terlarut mempunyai peranan penting dalam kehidupan Daphnio sp. pada umumnyq Daphnia sp. dapat hidup pada konsentrasi oksigen terlarut yang cukup
tinggi
yaitu sekitar 4,2-
5,1ppm
dan tidak dapat hidup pada konsentrasi oksigen terlarut kurangdari
I
ppm,
sedangkan kadar oksigenterlarut minimum
yang
dibutuhkan kultur Daphnia sp. adalah sekitar 3,5 ppm.12
3.4. Amonia
Hewan akuatik umurnnya mengekskresikan amonia sebagai hasil
dari
prosesmetabolisme. Terdapat amonia yang tidak terionisasi
(l.{Ht
dan amonia terionisasi atauion
amoniumNH4).
Amonia bersifat toksik bagi larva ataupun organisme perairan seperti Daphnia sp. karena mampu melewati membran organ dalam, sedangkan ion amonium tidak dapat melewati membran tersebut. Setiaphari
seekor Daphnia pulex melepaskan A,2 pg nitrogen. Kadar amoniadi
perairan akan meningkat seiring denganmeningkatnya suhu dan
pH.
Kadar amonia yangtinggi
dapat menurunkan tingkat reproduksi Daphnia sp. Kadar amonia yang aman bagi kultur Daphnia sp. adalah dibawah 0,2mglL. Artemia: kadar amonia yang baik < 80 mg/liter.
C.
PEIYUTTTPPakan
alami
berupafitoplankton
maupun zooplankton sangat msnentukan keberhasilan dalam budidaya ikan terutama pada faselarv4
karena pada faseini
peranpakan alami belum bisa digantikan oleh pakan buatan. Pemahaman tentang jenis-jenis pakan alami dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhannya juga harus dipahami sehingga dapat
dipilih jenis
plankton yang cocokuntuk
digunakan sebagaipakan
alami
yang
disesuaikan dengan kebutuhannutrisi larva
yang dibudidayakan.DAFTAR PUSTAKA
Djarijah,
A.
S., 1995. Pakan lkan Alami. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.Horne
A.
J.&
Goldmann, C.R., 1994. Limnology. Second Edition. McGrawHill,
Inc. New York.Isnansetyo
A.,
dan
E.
Kumiastuty.
1995.
Teknik
Kultur
Phytoplankton Dan Zooplankton.Pakan
Alami
Untuk
Pembenihan Organisme Laut.Penerbit Kanisius Yogyakarta.Pennalg
R.
W.
1989. Fresh-Water Invertebratesof
the United
States:
Protozoa to Mollusca John Wiley&
Sons, Incorporated. NewYork
Sukardi, P.
&
Winanto,7.,2011.
PakanAlami
:
Manfaat, Jenis dan Metode Kultur. Penerbit UNSOED. Purwokerto.Suminto,
2005.
Budidaya PakanAlami
Mikroalgae
Dan
Rotifer.Buku
Ajar
Mk
Budidaya Pakan
Alami.
Prodi Budidaya Perairan. Jurusan Perikanan. FakultasPerikanan Dan Ilmu Kelautan. Undip. Semarang