• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. swadaya lembaga pkk. POS PAUD KASIH IBU di pimpin oleh Ibu MURTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. swadaya lembaga pkk. POS PAUD KASIH IBU di pimpin oleh Ibu MURTI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

35 BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

POS PAUD KASIH IBU terletak di Jalan Cemara II No. 43 Salatiga Kecamatan Sidorejo Provinsi Jawa Tengah berdiri pada tahun 2009 dari hasil swadaya lembaga pkk. POS PAUD KASIH IBU di pimpin oleh Ibu MURTI UTAMI yang sampai sekarang masih menjabat sebagai pengelola/kepsek.Jumlah tenaga pendidik berjumlah 5 orang yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah dan 4 orang guru. Jumlah anak didik POS PAUD Kasih Ibu Salatiga sebanyak 32 anak yang terdiri dari 10 anak Kelompok Bermain dan 22 anak Taman Kanak-kanak.

Subyek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah anak TK A yang berjumlah 10 orang anak yang terdiri dari 4 orang anak laki-laki dan 6 orang anak perempuan. Peneliti memilih anak-anak POS PAUD KASIH IBU ini dikarenakan masih ada sebagian besar anak belum mampu berbicara dengan baik sebagaimana yang diharapkan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal berbicara anak merupakan keadaan siswa sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di POS PAUD KASIH IBU Salatiga tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah sampel yang diteliti 10 orang anak. Terlihat bahwa kemampuan anak dalam berbicara masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil

(2)

36

observasi awal yang dilakukan observer pada saat guru mengajar di kelas, anak tidak bisa mendengarkan dan membedakan suara, kata dan kalimat sederhana, anak tidak bisa berkomunikasi/berbicara lancar dengan lafal yang benar, anak tidak dapat melakukan metode bermain peran, anak tidak bisa berkomunikasi pada saat pembelajaran, dan anak tidak bisa bekerjasama dengan kelompok dalam bermain peran.

Untuk menentukan kategori berbicara anak peneliti menggunakan metode observasi dan evaluasi dari proses pembelajaran melalui metode bermain peran. Evaluasi pembelajaran dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, Hal ini dilakukan untuk melihat kemampuan anak berbicara selama pelaksanaan pembelajaran dan juga untuk melihat interaksi antar siswa atau antara siswa dengan guru yang dilakukan oleh observer dengan bantuan alat lembar observasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Kemampuan Berbicara Anak Kondisi Awal

No Kriteria Jumlah Anak Presentase

1 Baik 0 0%

2 Cukup 4 40%

3 Kurang 6 60%

(3)

37

Berdasarkan prosentase keberhasilan belajar prasiklus dapat dilihat dari Tabel diatas. Bahwa dalam kemampuan berbicara anak belum berkembang sesuai tahap perkembangan anak.Hal ini dapat dilihat dari hasilnya sebesar 60% dimana anak masih kurang.

4.3 Deskripsi Siklus I

Kondisi pada siklus pertama merupakan keadaan anak setelah peneliti menerapkan metode bermain peran. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus pertama yang telah dilakukan di POS PAUD KASIH IBU Salatiga terlihat bahwa peningkatan kemampuan berbicara anak sudah meningkat dari cukup baik pada kondisi awal menjadi baik pada siklus pertama.

4.3.1 Siklus I Pertemuan ke 1

Dalam hasil proses observasi pada prasiklus yang peneliti dapatkan, hasil dari perkembangan kemampuan berbicara anak belum mencapai target yang diharapkan. Sehingga peneliti membuat rencana kegiatan harian untuk 1 kali pertemuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus I pertemuan ke 1. 1. Rencana Kegiatan Harian

Siklus I Pertemuan ke 1 dirincikan seperti berikut ini: a) Kegiatan sebelum masuk kelas

Dimana sebelum anak-anak mengikuti kegiatan pembelajaran, guru menyambut kedatangan anak setelah itu, memberi salam antara guru dan anak. Kemudian anak mengikuti kelompoknya masing-masing

(4)

38

selanjutnya, guru mendampingi anak menaruh tas di loker serta melepas sepatu dan masuk di dalam kelas.

b) Kegiatan awal

Dengan beberapa kegiatan yang dilakukan anak, adapun beberapa aturan yang harus dilaksanakan oleh anak berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu: bersikap ramah kepada guru dan teman-temannya, anak berdoa dengan sikap yang baik dan benar.

2. Pelaksanan Tindakan

Sebelum anak melaksanakan kegiatan inti ada 1 kegiatan untuk melatih motorik kasar, yaitu: anak secara bergantian melocat dari atas kursi, dengan ketinggian 30-50 cm. Setelah itu apersepsi artinya guru dan anak mengingat atau mengulang kembali pembelajaran kemarin lalu (bercakap-cakap). Selanjutnya peneliti menjelaskan tentang kegiatan hari ini sesuai tema (jual beli) dan memperkenalkan macam-macam peran dan alat peraga yang akan digunakan, seperti: penjual mengunakan alat peraga snack dan pembeli menggunakan alat peraga uang mainan . Sesudah itu peneliti memberi instruksi sesuai kegiatan bermain peran yang dilaksanakan oleh anak.

(5)

39

Gambaran instruksi secara umum:

Hari ini anak-anak kelompok bermain akan bermain peran. Perannya tentang cara berjualan menggunakan snack. Jadi untuk menikmati snack yang disukai, anak-anak harus membeli snack di pasar. Kemudian ada anak-anak yang harus berperan juga menjadi pembeli. Jika sudah ada penjual, maka harus ada anak-anak yang menjadi pembeli snack.

Dalam bermain peran ini, peneliti membagi anak-anak menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang anak. Peneliti memanggil nama masing-masing anak, kemudian yang sudah dipanggil namanya, langsung ke tempat yang sudah diatur oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan masing-masing peran. Jadi ada yang berperan menjadi penjual snack dipasar (5 orang). Ada juga yang berperan menjadi pembeli.

c) Penutup

Dimana anak-anak membereskan peralatan yang telah digunakan selanjutnya,

1. Anak-anak berdoa untuk makan 2. Memakai sepatu

3. Cuci tangan

4. Makan bekal yang dibawa 5. Doa untuk pulang

(6)

40

6. Guru mengantarkan anak-anak ke ruang mainan tunggu, dimana para orangtua menunggu dan menjemput anak-anak mereka.

3. Observasi

Interaksi: Anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya yaitu teman-temannya saat bermain peran. Respon: Anak merespon sangat baik ketika ditanya jawab saat anak berperan menjadi si penjual dan si pembeli. Aktivitas:Anak melakukan kegiatan bermain peran sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam RKH.

Anak memainkan peran sesuai instrukasi dari guru, seperti:

a. Anak bermain peran tentang jual beli menggunakan alat peraga uang mainan dan snack.

b. Anak menirukan beberapa kata dari guru (Selamat pagi Bu, Pak, saya mau beli snack. Snack ini harganya berapa ya Bu, Pak?) dan (Selamat pagi Bu, Pak, silahkan dilihat mana yang ingin dibeli). c. Anak berinteraksi dengan teman sebayanya.

d. Anak menceritakan pengalaman sesuai dengan peran yang telah dibawakan.

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Anak Pada Siklus I Pertemuan ke 1

No Kriteria Jumlah Anak Presentase

1 Baik 5 50%

2 Cukup 4 40%

3 Kurang 1 10%

(7)

41

Berdasarkan tabel di atas dapat di analisa ketuntasan belajarnya sebagai berikut:untuk kriteria Baik meningkat dari kondisi awal sebanyak 0 anak dengan presentase 0% menjadi 5 anak (50%), untuk kriteria cukup tidak mengalami perubahan tetap 4 anak dengan presentase (40%), sedangkan untuk kriteria kurang mengalami perubahan dari kondisi awal 6 dengan presenase 60% turun menjadi 1 orang anak (10%).

Dengan adanya hasil prosentase pada kemampuan berbicara anak menunjukan peningkatan 50% pada siklus I pertemuan 1. Hasil dari pertemuan 1 belum memenuhi target yang di tentukan oleh peneliti, sehingga peneliti akan melanjutkan tindakan penelitian pada siklus I pertemuan ke 2.

4. Refleksi atau Evaluasi

Dalam pembelajaran anak-anak merasa senang namun saat bermain peran, masih ada anak yang tidak mau untuk, berbicara (bercerita dan mengucapkan kalimat yang didengar) serta setelah bermain peran anak tidak puas artinya anak ingin melanjutkan bermain peran tetapi waktu yang sudah disepakati bersama sudah selesai. Sehingga peneliti menjadikan beberapa poin tersebut untuk menjadi bahan refleksi dan evaluasi.

4.3.2 Siklus I Pertemuan ke 2

Dalam hasil proses penelitian pada siklus I pertemuan ke 1 yang peneliti dapatkan, hasil dari kemampuan berbicara anak meningkat sebesar 50% tetapi belum mencapai target yang diharapkan. Sehingga peneliti

(8)

42

membuat rencana kegiatan harian untuk pertemuan ke 2 dalam melaksanakan tindakan pada siklus I pertemuan ke 2

1. Rencana Kegiatan Harian

Siklus I Pertemuan ke 2 Senin, 20 April 2015 dirincikan seperti berikut ini:

a) Kegiatan sebelum masuk kelas

Dimana sebelum anak-anak mengikuti kegiatan pembelajaran, Guru menyambut kedatangan anak setelah itu, memberi salam antara guru dan anak. Kemuadian anak mengikuti kelompoknya masing-masing selanjutnya, guru mendampingi anak menaruh tas di loker serta melepas sepatu dan masuk di dalam kelas.

b) Kegiatan awal

Dengan beberapa kegiatan yang dilakukan anak, adapun beberapa aturan yang harus dilaksanakan oleh anak berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu: Anak dapat membantu atau menolong teman saat bermain peran dan anak bermain bersama teman sebayanya.

2. Pelaksanaan tindakan

Sebelum anak melaksanakan kegiatan inti ada 1 kegiatan untuk melatih motorik kasar, yaitu: Anak secara bergiliran bercerita tentang perannya masing-masing. Setelah itu apersepsi artinya guru dan anak mengingat atau mengulang kembali pembelajaran kemarin lalu (bercakap-cakap). Selanjutnya peneliti menjelaskan tentang kegiatan hari ini sesuai tema

(9)

43

(jual beli) dan memperkenalkan fungsi dari setiap anggotanya. Sesudah itu peneliti memberi instrukasi sesuai kegiatan bermain peran yang dilaksanakan oleh anak.

Kegiatan anak bermain peran:

Hari ini anak-anak kelompok bermain akan bermain peran. Perannya tentang menjual dan membeli disuatu pasar. Tugas masing-masing anggota penjual dan pembeli juga berbeda, penjual bertugas menjual snack jualanya dan pembeli bertugas membeli snack yang dijual di tokoh milik penjual, namun dalam bekerja seorang penjual , harus saling membantu sehingga pekerjaan yang ada cepat terselesaikan. Oleh karena itu dalam bermain peran ini, peneliti membagi anak-anak menjadi 2 kelompok yang peranya sudah ditukar pada saat siklus 1 pertemuan 1 berperan menjadi penjual pada saat siklus 1 pertemuan 2 menjadi pembeli dan sebaliknya. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang anak. peneliti memanggil nama masing-masing anak, kemudian yang sudah dipanggil namanya, langsung ke tempat yang sudah diatur oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan masing-masing peran.

3. Observasi

Interaksi: Anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya , yaitu teman-temannya saat bermain peran.Respon: Anak merespon sangat baik ketika ditanya jawab saat anak berperan menjadi si penjual dan

(10)

44

si pembeli. Aktivitas: Anak melakukan kegiatan bermain peran sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam RKH.

Anak memainkan peran sesuai instruksi dari guru, seperti:

a. Anak bermain peran tentang tugas seorang penjual snack, yang dibantu oleh pembeli untuk membeli snack jualanya

b. Anak menirukan beberapa kata dari guru (silahkan ada yang bisa saya bantu?, bolehkan saya melihat jenis-jenis snack yang ada ditokoh ini?

c. Anak berinteraksi dengan teman sebayanya saat bermain peran jual beli menggunakan uang mainan dan snack. Sesudah itu peneliti memberi instruksi sesuai kegiatan bermain peran yang dilaksanakan oleh anak.

d. Anak menceritakan pengalaman sesuai dengan peran yang telah bawakan.

c) Penutup

Dimana anak-anak membereskan peralatan yang telah digunakan selanjutnya,

1. Anak-anak berdoa untuk makan 2. Memakai sepatu

3. Cuci tangan

4. Makan bekal yang dibawah 5. Doa untuk pulang

(11)

45

6. Guru mengantarkan anak-anak ke ruang mainan tunggu, dimana para orangtua menunggu dan menjemput anak-anak mereka.

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Anak Pada Siklus I Pertemuan ke 2

No Kriteria Jumlah Anak Presentase

1 Baik 7 70%

2 Cukup 3 30%

3 Kurang 0 0%

Jumblah 10 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisa ketuntasan belajarnya sebagai berikut: untuk kriteria Baik meningkat dari kondisi awal sebanyak 5 anak dengan presentase 50% menjadi 7 anak (70%), untuk kriteria cukup mengalami perubahan tetap 4 anak dengan presentase 40% menjadi 3 anak (30%), kemudian untuk kriteria kurang mengalami perubahan dari kondisi awal 1 dengan presenase 10% turun menjadi 0 orang anak (0%).

Dengan adanya hasil prosentase pada kemampuan berbicara anak menunjukan peningkatan sebanyak 70% pada siklus I pertemuan ke 2. Hasil dari pertemuan 2 sudah menunjukan hasil yang meningkat tetapi belum memenuhi target yang di tentukan oleh peneliti, sehingga peneliti akan melanjutkan tindakan penelitian pada siklus II.

(12)

46 4. Refleksi atau Evasluasi

Pada pembelajaran pertemuan ke 2 siklus I, kegiatan pembelajaran sama. Hanya saja pada inti kegiatan peneliti sedikit mengubah sehingga sebelumnya ada anak yang tidak mau untuk bercerita, tidak menjawab dan tidak menirukan kalimat sudah mau untuk melakukan serta mau melanjutkan bermain peran seperti pertemuan ke 1 dan anak juga mengikuti peraturan waktu yang ada. Namun ada pada pertemuan ini dalam peningkatan kemampuan berbicara anak belum mencapai target yang ditentukan oleh peneliti sehingga peneliti mengevaluasi kembali kegiatan yang dilakukan anak pada siklus ke II pertemuan ke 1 harus berbeda.

4.4 Deskripsi Siklus II

Hasil penelitian pada siklus pertama menunjukkan bahwa hasil belajar anak didik belum mencapai indikator keberhasilan dan tujuan penelitian juga belum tercapai, sehingga harus dilanjutkan pada siklus kedua. Hal-hal yang belum sempurna pada siklus pertama diperbaiki pada siklus kedua.

4.4.1 Siklus II Pertemuan ke 1

Dalam hasil proses penelitian pada siklus I pertemuan ke 2 yang penelitidapatkan, hasil dari kemampuan berbicara anak meningkat sebesar 70% tetapi belum mencapai target yang diharapkan. Sehingga peneliti membuat rencana kegiatan harian untuk pertemuan ke 1 dalam melaksanakan tindakan pada siklus II pertemuan ke 1.

(13)

47 1. Rencana Kegiatan Harian

Siklus II Pertemuan ke 1 Jumat, 24 April 2015 dirincikan seperti berikut ini:

a) Kegiatan sebelum masuk kelas

Dimana sebelum anak-anak mengikuti kegiatan pembelajaran, Guru menyambut kedatangan anak setelah itu, anak memberi salam antara guru dan anak. Kemuadian anak mengikuti kelompoknya masing-masing selanjutnya, guru mendampingi anak menaruh tas di loker serta melepas sepatu dan masuk di dalam kelas.

b) Kegiatan awal

Dengan beberapa kegiatan yang dilakukan anak, adapun beberapa aturan yang harus dilaksanakan oleh anak berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu: Anak dapat membantu atau menolong teman saat bermain peran dan anak bermain bersama teman sebayanya.

2. Pelaksanaan tindakan

Sebelum anak melaksanakan kegiatan inti ada 1 kegiatan untuk melatih motorik kasar, yaitu: Anak secara bergiliran menceritakan setiap peran yang sudah diperankanya dan bercerita tentang tugas yang dilakukan pada saat bermain peran. Setelah itu apersepsi artinya guru dan anak mengingat atau mengulang kembali pembelajaran kemarin lalu (bercakap-cakap). Selanjutnya peneliti menjelaskan tentang kegiatan hari ini sesuai tema (bermain peran) dan memperkenalkan fungsi dari setiap

(14)

48

peran dan alat peraga yang akan digunakan pada saat bermain peran seperti: snack,coklat dan uang mainan mainan. Serta tugas dari setiap anggotamisalnya tugas penjual akan menjual snack dan coklatnya,kemudian tugas pembeli akan membeli snack dan coklat yang dijual. Sesudah itu peneliti memberi instruksi sesuai kegiatan bermain peran yang dilaksanakan oleh anak.

Kegiatan anak bermain peran:

Hari ini anak-anak kelompok bermain akan bermain peran. Perannya tentang penjual dan pembeli. Tugas masing-masing anggota juga berbeda-beda, namun dalam peran jual beli ini anggota akan bekerja sama dan saling membantu. Sehingga dalam bermain peran ini, peneliti membagi anak-anak menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang anak. Peneliti memanggil nama masing-masing anak, kemudian yang sudah dipanggil namanya, langsung ke tempat yang sudah diatur olehpeneliti sesuai dengan kebutuhan masing-masing peran

3. Observasi

Interaksi: Anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya , yaitu teman-temannya saat bermain peran.Respon: Anak merespon sangat baik ketika ditanya jawab saat anak berperan menjadi si penjual dan si pembeli. Aktivitas: Anak melakukan kegiatan bermain peran sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam RKH.

(15)

49

a. Anak bermain peran tentang tugas seorang penjual, untuk melayani pembeli yang berkunjung ketokohnya.

b. Anak menirukan beberapa kata dari guru(Ayo, mari silahkan masuk,ada yang bisa saya bantu? , Trimakasih sudah berkunjung ditokoh kami)

c. Anak berinteraksi dengan teman sebayanya saat bermain peran d. Anak menceritakan pengalaman sesuai dengan peran yang telah

bawakan c) Penutup

Dimana anak-anak membereskan peralatan yang telah digunakan selanjutnya,

1. Anak-anak berdoa untuk makan 2. Memakai sepatu

3. Cuci tangan

4. Makan bekal yang dibawah 5. Doa untuk pulang

6. Guru mengutarakan anak-anak ke ruang mainan tunggu, dimana para orangtua menunggu dan menjemput anak-anak mereka.

(16)

50

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Anak Pada Siklus II Pertemuan ke 1

No Kriteria Jumlah Anak Presentase

1 Baik 8 80%

2 Cukup 2 20%

3 Kurang 0 0%

Jumblah 10 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara anak sudah meningkat sesuai dengan harapan dengan hasil sebagai berikut: untuk kriteria Baik meningkat dari kondisi awal sebanyak 7 anak dengan presentase 70% menjadi 8 anak (80%), untuk kriteria cukup mengalami perubahan tetap 3 anak dengan presentase 30% turun menjadi 2 anak (20%), dan untuk kriteria tidak mengalami penurunan tetap 0 orang anak (0%).

Dengan adanya hasil prosentase pada kemampuan berbicara anak,menunjukan hasil sebesar 80% pada siklus II pertemuan ke 1, dengan hasil daripertemuan 1 yang sudah dilaksanakan menunjukan hasil yang meningkat artinyasudah memenuhi target yang di tentukan oleh peneliti yaitu: 80 %.

4. Refleksi atau Evaluasi

Pertemuaan ke 1 siklus II anak-anak sangat antusias dalam bermain peran sehingga pada pembelajaran kali ini peningkatan kemampuan berbahasa anak sangat memenuhi target yang ditentukan oleh peneliti dengan hasil sebesar

(17)

51

80%.Dari keberhasilan yang ada maka peneliti tidak melanjutkan pertemuanselanjutnya, yaitu pertemuan ke 2 siklus ke II.

4.5 Pembahasan

Penerapan penelitian dengan metode bermain peran di POS PAUD KASIH IBU Salatiga dilaksanakan dalam 2 siklus. Penerapan metode bermain peran pada siklus pertama anak didik memerankan peran jual beli dengan menggunakan snack, coklat dan uang mainan. Sedangkan pada siklus kedua anak didik memerankan peran menjadi penjual dan berperan menjadi pembeli. Dari hasil pengamatan siklus pertama didapatkan permasalahan antara lain: anak didik masih pasif, anak didik kurang memperhatikan arahan dan penjelasan yang diberikan guru, anak didik belum mampu dalam membuat kesimpulan arahan dan penjelasan yang diberikan oleh guru. Pada siklus kedua masalah-masalah tersebut sudah berkurang, yang ditunjukkan antara lain: anak dapat mendengarkan dan membedakan suara, kata dan kalimat sederhana, anak dapat berkomunikasi / berbicara lancar dengan lafal yang benar, anak dapat melakukan metode bermain peran, anak dapat berkomunikasi pada saat pembelajaran bermain peran, anak dapat bekerjasama dengan kelompok dalam bermain peran. Dari hasil penelitian terbukti bahwa melalui penerapan metode bermain peran pada siklus pertama dan siklus kedua diperoleh ketuntasan dengan persentase 80% dengan kriteria baik.

Nur Azizah (2013) dengan penelitian yang berjudul “Tingkat Keterampilan Berbicara ditinjau dari metode bermain peran pada anak usia

(18)

5-52

6 Tahun”, menunjukan bahwa kemampuan berbicara anak dapat ditingkatkan dengan metode bermain peran.

Sutijah (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini melalui metode bermain peran di TK ABA Among Putra Babadan Bantul”, Dengan demikian pembelajaran menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang relevan terletak pada sasaran dan metode pembelajarannya, yaitu untuk anak TK menggunakan metode bermain peran.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Anak Pada Siklus I Pertemuan ke 1
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Anak Pada Siklus I Pertemuan ke 2
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Anak Pada Siklus II Pertemuan ke 1

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembuatan main menu terdapat 4 bagian yaitu menu utama itu sendiri, pop up menu option, menu pemilihan stage yang di mainkan, dan pop up menu help, dalam pembuatan

Implementasi Instrumen Penilaian Diri Pada Sikap Sosial Untuk Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 48 Surabaya ....

Asumsi ini menyatakan bahwa nilai fungsi tujuan setiap kegiatan tidak saling mempengaruhi atau dalam program linier dianggap bahwa kenaikkan nilai fungsi tujuan Z yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi, kecernaan nutrien, perubahan bobot badan, dan status fisiologi kambing Bligon jantan yang diberi perlakuan pembatasan pakan

a) Bersedia ditempatkan pada semua SKPD/UPTD Pemerintah Kabupaten Tegal. b) Bersedia tidak mengajukan permohonan pindah ke luar instansi Pemerintah Kabupaten Tegal, kecuali

Hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara model dan jenis bahan

Nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi mahasiswa tentang motivasi pembimbing klinik dengan pencapaian target