PEDOMAN
PEDOMAN
PELAYANAN PENDAFTARAN
PELAYANAN PENDAFTARAN
PEMERINTAH KOTA SERANG PEMERINTAH KOTA SERANG
UPT PUSKESMAS BANTEN GIRANG
UPT PUSKESMAS BANTEN GIRANG
Jln. Raya Pandeg
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN PEDOMAN C. SASARAN PEDOMAN
D. RUANG LINGKUP PEDOMAN BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
C. JADWAL KEGIATAN BAB III STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN A. LINGKUP KEGIATAN
B. METODE
C. LANGKAH KEGIATAN BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas Banten Girang adalah salah satu dari UPT Dinas Kesehatan Kota Serang dengan wilayah kerja.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 145/Menkes/SK/X/2003, Standar Pelayanan Minimal Kesehatan (SPM) merupakan tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di daerah. Oleh kare itu keberhasilan kinerja pelayanan kesehatan diukur dengan mengacu kepada Indikator Kinerja.
Harapan pasien saat berkunjung ke pelayanan kesehatan adalah mendapatkan pelayanan sebaik – baiknya dengan waktu yang singkat, sehingga pasien merasa dilayani dengan baik. Organisasi lama pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik swasta maupun dokter praktek sesungguhnya tidak hanya memberikan pelayanan medis profesional,
namun juga memberikan pelayanan umum pada masyarakat.
Ketika pasien masuk ke sebuah tempat pelayanan kesehatan, maka pasien telah mempunyai harapan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan, pasien mengharapkan lama pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan waktu yang singkat namun tetap memberikan kepuasan dalam diri pasien. Selain itu juga pasien mengharapkan petugas memberikan informasi yang jelas, petugas loket yang cekatan, kenyamanan ruang tunggu, antrian yang tidak lama, kebersihan toilet, kemudahan administrasi dan sebagainya.
yang menjadi ujung tombak dalam pelayanan kesehatan karena merupakan pelayanan yang pertama dan berinteraksi secara langsung dengan pasien, sehingga pasien dapat memberikan kesan utama terhadap mutu pelayanan secara umum.
Berhubungan dengan hal tersebut diperlukan pelayanan kesehatan yang prima dengan waktu tunggu di layanan pendaftaran yang relatif lebih pendek, khususnya pada pelayanan kesehatan di puskesmas mengingat puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar bagi masyarakat. Namun yang terjadi bahwa lama waktu tunggu pasien kurang diperhatikan oleh petugas kesehatan baik itu dari segi ketepatan waktu lama pelayanan,
ketrampilan petugas, sarana/fasilitas, serta waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang paripurna.
Time Management (manajemen waktu) merupakan salah satu pendekatan yang penting dalam pencapaian suatu hasil yang akan dicapai, karena dengan melakukan manajemen waktu tersebut dapat mengontrol diri dalam melakukan suatu kegiatan terlebih lagi dalam melakukan kegiatan pelayanan kesehatan, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi mutu dalam
suatu pelayanan kesehatan.
Dengan waktu pelayanan pendaftaran yang terbatas yaitu hanya 3 – 4 jam dalam satu hari, petugas loket pendaftaran harus melayani jumlah kunjungan pasien kurang lebih sebanyak 100 pasien setiap harinya dan hanya dilakukan oleh 1 (satu) orang petugas pendaftaran yang semua kegiatan pelayanan pendaftaran dilakukan sendiri, yaitu mulai dari melakukan verifikasi data pasien, mencari dokumen rekam medis pasien, memanggil pasien untuk menuju ke poli hingga mengantarkan dokumen rekam medis ke bagian pengobatan. Di Bagian loket pendaftaran belum dilaksanakan sebuah metode untuk mengukur sasaran mutu yang harus dilaksanakan oleh petugas loket pendaftaran mengenai lama waktu pelayanan pasien di bagian pendaftaran.
Seiring dengan bertambahnya jumlah pasien di puekesmas ini, menambah pula data pasien, dan data rekam medis pasien yang harus diolah di puskesmas ini, sedangkan pada sistem yang berjalan saat ini di puskesmas
tersebut melakukan semua proses pengolahan data dilakukan secara tulis tangan dan menggunakan bantuan komputer tanpa ada databese yang berintegrasi dari suatu bagian dengan bagian yang lain.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya pelayanan Pendaftaran yang bermutu di Puskesmas Banten Girang
2. Tujuan Khusus
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan Pendaftaran di Puskesmas Banten Girang.
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran Pedoman Pelayanan Loket Pendaftaran adalah Petugas Pelayanan di Loket Pendaftaran.
D. RUANG LINGKUP PEDOMAN
Ruang lingkup pelayanan pelayanan meliputi ruangan Loket Pendaftaran dan tempat penyimpanan Rekam Medis.
1. Identifikasi Pasien 2. Pendataan Pasien
3. Pembuatan Kartu Rekam Medis Baru 4. Pencarian Kartu Rekam Medis lama 5. Distribusi Kartu Rekam Medis ke Poli
6. Penyampaian Informasi Hak dan Kewajiban Pasien 7. Penyampaian Informasi Lainnya
8. Pencatan dan Pelaporan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan pelayanan Loket Pendaftaran di Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya. Pola ketenagaan minimal harus dimiliki oleh Puskesmas.
Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan TUPOKSI yang sesuai kompetensinya.
1. Penanggung jawab loket pendaftaran di Puskesmas mempunyai tugas: a. Menyusun rencana kegiatan pelayanan di loket pendaftaran
berdasarkan data program Puskesmas.
b. Melaksanakan kegiatan pelayanan di loket pendaftaran dan koordinasi dengan unit terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan.
c. Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan di loket pendaftaran secara keseluruhan.
d. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan pelayanan sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada
Kepala Puskesmas.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
No JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH
1 Penanggung jawab pelayanan loket pendaftaran S1 1 2 Pelaksana pelayanan loket pendaftaran SMA 2
C. JADWAL KEGIATAN
Pelayanan Pendaftaran buka setiap hari kerja sesuai jam pelayanan sebagai berikut :
-
Senin s/d Kamis : 08.00 – 12.00-
Jumat : 08.00 – 10.00-
Sabtu : 08.00 – 11.30BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Sarana adalah suatu tempat, fasilitas dan peralatan yang langsung terkait dengan Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat, fasilitas dan peralatan yang Secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung Pelayanan Puskesmas diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.
KETERANGAN :
a. Luas ruangan 4 x 10 m²
b. Ruangan kering dan tidak lembab c. Memiliki ventilasi yang cukup d. Memiliki cahaya yang cukup e. Lantai terbuat dari keramik f. Dinding dicat warna cerah
B. STANDAR FASILITAS
1. Perlengkapan
a. Meja pendaftaran b. Kursi petugas
c. Kursi tunggu pasien d. Komputer M E J A P E N D A F T A R A N
Ruang Penyimpanan Rekam Medis
K U R S I T U N G G U K U R S I T U N G G U K U R S I T U N G G U K U R S I T U N G G U K U R S I T U N G G U K U R S I T U N G G U
Ruang Tunggu Pelayanan
R
A
K
R
M
RAK REKAM MEDIK RAK REKAM MEDIK RAK REKAM MEDIK RAK REKAM MEDIK
e. Tempat sampah
f. Microphone dan Speaker Aktif g. Kipas Angin
h. Rak penyimpanan rekam medis i. TV
j. Alat bersih ruangan 2. Peralatan
NO JENIS ALAT JUMLAH
1 Buku Register Pendaftaran 1 Buah 2 Alat Tulis Kantor 1 set 3 Nomor Antrian 100 buah
4 Buku Rekam Medis Sesuai kunjungan pasien baru
5 Tracer 400 buah
6 Microphone dan Speaker Aktif 1 set
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
1. Petugas Loket di Front Office menerima Kedatangan Pasien 2. Petugas Loket di Front Office melakukan identifikasi pasien
a. Petugas Loket di Front Office menanyakan Nama, Alamat tempat tinggal, tanggal lahir, susunan anggota keluarga
b. Petugas Loket di Front Office menyakan KTP / Kartu Pengenal yang dimiliki pasien
c. Petugas Loket di Front Office menanyakan kartu kepesertaan jaminan kesehatan ( JKN, KIS, ASKES, Jamkeda )
3. Jika pasien baru, maka Petugas Loket di Front Office melakukan pendataan pasien baru dan memberikan nomer antrian
4. Jika pasien lama, maka Petugas Loket di Front Office memberikan nomer antrian pendaftaran, warna Putih untuk BP/Poli Umum, warna Merah untuk Poli Gigi, warna Kuning untuk Poli KIA/KB, kecuali Pasien usia lanjut dan pasien dengan kreteria tertentu (Khusus) akan diberikan kartu warna Hijau
5. Petugas Loket di Front Office mempersilahkan pasien untuk meletakkan nomer antrian pada keranjang sesuai dengan warna kartu
6. Petugas Loket Pendaftaran pendaftaran mendahulukan pasien pemegang kartu Hijau dan pasien gawat darurat
7. Petugas Loket Pendaftaran mempersilahkan pasien untuk menunggu di ruang tunggu
8. Petugas Loket pendaftaran membuat kartu rekam medis baru untuk pasien baru
9. Pencatatan data pasien pada Kartu Rekam Medis baru meliputi a. Nama Pasien
b. Nama KK
c. Alamat Tempat Tinggal d. No. Register Kunjungan
10. Petugas Loket Pendaftaran membuat Kartu Pengenal Pasien baru yang berisi :
a. Nama Unit Pelayanan b. Nama Kepala Keluarga
c. Tanggal lahir / Umum KK
d. Nomer Regester Kunjungan ( Famili Folder ) e. Nama Pasien dalam daftar nama anggota keluarga
11. Jika pasien lama, maka Petugas Loket Pendaftaran mencari dan mengambil Kartu Rekam medis milik pasien sesuai dengan nomer regester yang dimiliki pasien, adapun prosesnya adalah :
a. Pencarian rekam medis pasien berdasarkan Alamat, Nama KK, No. Urut
b. Buka aplikasi Ofice Exel data rekam medis Pasien Puskesmas Situbondo
c. Buka desa / alamat pasien yang tercatat pertama kali d. Searcing Nomer regester pasien pada aplikasi
e. Nomer rak rekam medis terdeteksi ( dalam Family Folder )
f. Petugas mengambil kartu rekam medis sesuai dengan nama Pasien 12. Petugas Loket Pendaftran mencatat Kartu Rekam Medis yang
didistribusikan ke Poli yang dituju pada buku catatan akses Rekam Medis
13. Petugas Loket Pendaftaran membubuhkan tanggal kunjungan dan nomer panggilan untuk poli yang dituju
14. Petugas Loket Pendaftaran mengembalikan KTP / Kartu Pengenal Pasien / Kartu Kepesertaan Jaminan Kesehatan (JKN) berobat milik pasien 15. Petugas Loket Pendaftaran menginformasikan pada pasien untuk
menunggu panggilan dari poli yang dituju
B. METODE
1. Petugas Loket memperkenalkan diri kepada pasien
2. Petugas Loket mengutarakan maksud dan tujuan kegiatan
3. Petugas Loket membagikan leaflet tentang hak dan kewajiban kepada pasien
4. Petugas Loket menjelaskan tentang isi leaflet
5. Petugas Loket memberi waktu dan kesempatan kepada pasien untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas atau kurang dimengerti
6. Petugas Loket menjelaskan atas pertanyaan pasien tentang hak dan kewajiban sebagai pasien
7. Petugas Loket menutup kegiatan 8. Hak Hak Pasien
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di puskesmas
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi .
d. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan dengan standar profesi keperawatan
e. Pasien tidak diperkenankan memilih dokter dan paramedis sesuai dengan keinginannya karena keterbatasan tenaga medis yang ada di puskesmas.
f. Pasien berhak atas “ privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
g. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
1) penyakit yang diderita tindakan medik apa yang hendak dilakukan
2) kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan tsb sebut dan tindakan untuk mengatasinya
3) alternatif terapi lainnya 4) prognosanva.
5) perkiraan biaya pengobatan
h. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya i. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap
jawab sendiri setelah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
j. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan dan pengobatan di puskesmas
k. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan dan keluhan atas perlakuan pihak puskesmas terhadap dirinya.
9. Kewajiban Pasien
a. Pasien berkewajiban membawa KTP, Kartu pengenal pasien, Kartu kepesertaan JKN, serta menyerahkan Foto copy KSK bagi pasien yang melakukan pendaftaran untuk pertama kalinya.
b. Pasien dan keluarga pasien berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib yang ada di puskesmas
c. Pasien berkewajiban mengikuti alur pendaftaran serta alur pelayanan yang berlaku di puskesmas
d. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, perawat,dan bidan dalam menjalani pengobatan.
e. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.
f. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua biaya tindakan yang diterimanya sesuai dengan peraturan yang berlaku, kecuali peserta JKN yang terdaftar di Faskes Puskesmas
Situbondo
C. LANGKAH KEGIATAN
a. Proses Penyampaian Informasi lainnya di loket adalah sebagai berikut : 1. Petugas Loket menemui pasien yang datang ke Puskesmas.
2. Petugas Loket menanyakan maksud dan tujuan pasien datang ke Puskesmas.
sesederhana mungkin dan kalimat yang efektif, sehingga mudah diterima dan dipahami pasien.
b. Proses penyimpanan kembali Kartu Rekam Medis adalah sebagai berikut : 1. Petugas Loket Pendaftaran mengelompokkan menurut Alamat desa /
kelurahan Pasien yang tercatat pertama kali, Nama Inisial KK, dan nomer urut (sesuai kode)
2. Petugas Loket Pendaftaran menata kembali Kartu Rekam medis (Individu Folder) pada Family Folder sesuai dengan kode yang tertera
BAB V LOGISTIK
Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan Loket Pendaftaran Puskesmas Banten Girang direncanakan dalam Perencanaan Puskesmas. Pengadaan logistik berasal dari pengadaan logistik Puskesmas Banten Girang dan Dinas Kesehatan Kota.
Untuk pengadaan logistik, unit pendaftaran setiap awal tahun membuat pengajuan logistik yang dibutuhkan.
Daftar logistik di Loket Pendaftaran di Puskesmas Banten Girang adalah sebagai berikut :
No NAMA
1. Buku Register pendaftaran pasien 2 Rekam Medis
3 Kartu Identitas Berobat
4 Lembar tanda bukti pelayanan 5 Karcis kartu pasien baru
6 Karcis luar wilayah
7 Lembar laporan pelayanan rawat jalan BPJS 8 Lembar laporan pelayanan rawat jalan umum 9 Lembar rekapitulasi retribusi bulanan
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM
Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan
ini.
Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran-sasaran keselamatan pasien. Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:
NO
INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN
PUSKESMAS BANTEN GIRANG
TARGET
1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100% 2. Peningkatan komunikasi efektif 100% 3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada
pasien
100%
4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan
100%
5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di Puskesmas ≥75% 6. Tidak terjadinya pasien jatuh 100%
1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien
Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur, nomor rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pendaftaran, pemberian obat, pengambilan spesimen atau pemberian tindakan
2. Peningkatan komunikasi efektif
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara
elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera/ cito.
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien
Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.
4. Tidak terjadi kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur.
5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di puskesmas
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Banten Girang wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Tujuh langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu: a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontak dengan pasien c. Sebelum tindakan aseptik
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
6. Tidak terjadinya pasien jatuh
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien yang beresiko jatuh dengan memberi tanda gelang berwarna
kuning.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan lingkungan yang aman.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Untuk keamanan dan kenyamanan bagi setiap petugas yang memberikan pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit, maka petugas dalam melaksanakan pelayanan diwajibkan memperhatikaan keamanan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan di loket pendaftaran perlu diperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap pasien harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah terkait pelayanan pengobatan atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan / medikasi (medication error ), yang bertujuan untuk keselamatan pasien.
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan sebagai berikut:
a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana, ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama. c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon
dan tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program pengendalian mutu pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)
2. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian. c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:
1. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar
2. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung untuk memastikan bahwa aktifitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.
Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis yang melakukan proses. Aktifitas monitoring perlu direncanakan untuk mengoptimalkan hasil pemantauan.
Contoh ; monitoring pelayanan pasien, monitoring kinerja tenaga kesehatan Sedangkan untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan pelayanan klinis, dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperleh melalui metode berdasarkan waktu, cara dan teknik pengambilan data.
Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas: a. Retrospektif
Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan. Contoh : survey kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang. b. Prospektif
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan. Contoh : waktu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:
1) Langsung (data primer);
Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data. Contoh: survey kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan kilnis 2) Tidak langsung (data sekunder);
Data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung Contoh: catatan riwayat penyakit yang lalu
3) Cara pengambilan data : a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Contoh : survey kepuasan pelanggan.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktifitas atau proses dengan menggunakan ceklist atau perekaman.
menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan dengan menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan klinis secara sistematis.
Terdapat 2 macam audit, yaitu: 1. Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan klinis, meliputi prosedur yang digunakan untuk pelayanan, penggunaan sumber daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien. Audit klinis dikaitkan dengan pengobatan berbasis bukti.
2. Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan klinis oleh seluruh tenaga medis dan paramedis terkait dengan pencapaian sasaran yang disepakati, penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh.
Contoh : audit pelaksanaan system manajemen mutu b. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan pelayanan klinis tanpa dibandingkan dengan standar.
BAB IX PENUTUP
Pedoman Pelayanan Loket Pendaftaran Puskesmas Banten Girang ini digunakan sebagai acuan pelaksanaan pelayanan Loket Pendaftaran di Puskesmas Banten Girang. Untuk keberhasilan pelaksanaan Pedoman Pelayanan Loket Pendaftaran Puskesmas Banten Girang diperlukan komitmen dan kerja sama semua pihak.
Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan Loket Pendaftaran di Puskesmas Banten Girang semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra puskesmas dan kepuasan terhadap proses pelayanan pendaftaran kepada pasien maupun masyarakat.