• Tidak ada hasil yang ditemukan

EXECUTIVE SUMMARY DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA CIMAHI TAHUN 2018 DIKPLHD KOTA CIMAHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EXECUTIVE SUMMARY DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA CIMAHI TAHUN 2018 DIKPLHD KOTA CIMAHI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DOKUMEN INFORMASI KINERJA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

KOTA CIMAHI

TAHUN 2018

PEMERINTAH KOTA CIMAHI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

2018

DIKPLHD

KOTA CIMAHI

2018

SUMMARY

(2)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

BAB I

I. LATAR BELAKANG

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagaian dari hak asasi manusia dan setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi dan akses keadilan dalam memenuhi lingkungan hidup yang baik dan sehat. Kota Cimahi merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang sedang berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Pemerintah Daerah memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup suatu daerah. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan kualitas Status Lingkungan Hidup Daerah sesuai pada Pasal 62 dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa mulai tahun 2016 pemerintah pusat memberikan penghargaan Nirwasita Tantra kepada Kepala Daerah yang memiliki kinerja terbaik dalam pengelolaan lingkungan hidup di daerahnya. Penilaian dimaksud dilaksanakan melalui penilaian kualitas Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD). Selain menjadi kewajiban, melalui penghargaan tersebut diharapkan pemerintah daerah Kota Cimahi menjadi terpacu dalam meningkatkan kualitas dokumen informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup. Sehingga dokumen tersebut nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan/pengendalian isu lingkungan hidup yang terjadi dan menjadi pertimbangan dalam menetapkan kebijakan lingkungan.

Tujuan penyusunan DIKPLHD Kota Cimahi Tahun 2018 yang terdiri atas buku Ringkasan Eksekutif dan buku Laporan Utama adalah;

a. Mengumpulkan data dan informasi mengenai kondisi lingkungan baik dalam bentuk data dasar dan analisis dari data yang disampaikan.

b. Menentukan isu prioritas tahun 2018, status kualitas lingkungan hidup kritis dan perubahannya, sumber tekanan terhadap lingkungan dan dampaknya serta upaya yang telah dilakukan oleh Kota Cimahi selama kurun waktu tahun 2018 (analisis pressure-state-response).

c. Menyiapkan dokumen yang mendorong inisiatif berbagai stakeholder dalam menyusun program dan kegiatan peningkatan keberlanjutan pembangunan sesuai dengan kompetensinya dan atau secara sinergis dengan pelaku lain.

II. PENENTUAN ISU PRIORITAS

Proses penyusunan dan perumusan isu lingkungan prioritas di Kota Cimahi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA CIMAHI TAHUN 2018

(3)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

Langkah review literatur meliputi kajian

terhadap pustaka dan konsep-konsep

pengelolaan lingkungan yang telah ada. Tahap ini sangat penting sebagai dasar berpijak dalam penentuan isu prioritas lingkungan di Kota Cimahi. Diantara literatur yang diacu adalah Visi Misi Kota Cimahi, DIKPLHD Kota Cimahi 2017, Renstra DLH Kota Cimahi dan Sustainable

Development Goals.

Langkah penetapan kriteria dilakukan untuk memberikan landasan dalam langkah berikutnya, yakni penetapan isu lingkungan potensial. Kriteria yang akan digunakan

adalah sesuai dengan pedoman Nirwasita Tantra dari Kemen LHK, UU Lingkungan Hidup No. 32 tahun 2009 dan juga berdasarkan dokumen pengelolaan kualitas lingkungan hidup di Kota Cimahi, sehingga didapatkan kriteria sebagai berikut, kerusakan sumber daya alam, dampak signifikan, perhatian publik, kinerja jasa ekosistem, pemanfaatan sumber daya alam, ancaman keanekaragaman hayati, dampak dan resiko lingkungan, perubahan iklim, daya dukung lingkungan, RPPLHD Kota Cimahi, KLHS RTRW Kota Cimahi, dan KLHS RPJMD Kota Cimahi.

Langkah penetapan isu lingkungan potensial merupakan hasil isu lingkungan dari penetapan kriteria sebelumnya. Isu lingkungan tersebut merupakan isu yang tertuang di dalam RPPLHD Kota Cimahi, KLHS RTRW Kota Cimahi, RPJMD Kota Cimahi dengan di perkuat dengan review literatur sebelumnya.

Langkah verifikasi dan klarifikasi dilakukan untuk mengerucutkan isu lingkungan potensial yang sudah diidentifikasi pada langkah sebelumnya. Hal ini diperlukan sebagai upaya mengakomodasi dan cross-check isu lingkungan potensial terhadap stakeholder lingkungan di Kota Cimahi. Metoda yang dilakukan adalah dengan cara Focus Group Discussion, yang kemudian dilanjutkan dengan rapat intensif dengan Tim DIKPLHD Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi.

Langkah penetapan isu lingkungan prioritas merupakan langkah terakhir dalam penentuan isu lingkungan prioritas, yakni menentukan 3-5 isu lingkungan prioritas di Kota Cimahi berdasarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan sebelumnya. Hasil dari FGD, skoring dan diskusi intensif yang dilakukan, menghasilkan ketetapan isu lingkungan prioritas di Kota Cimahi sebagai berikut :

1. Persampahan dan Limbah B3

2. Kualitas, Kuantitas Air dan Sanitasi Masyarakat

3. Perubahan Lahan dan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Selanjutnya isu prioritas lingkungan di Kota Cimahi yang telah ditetapkan akan menjadi landasan utama dalam pembahasan inovasi pemerintah Kota Cimahi.

(4)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi III. PRESSURE – STATE – RESPONSE

Aspek utama dalam kerangka PSR yang akan dianalisis, yaitu:

1. Tekanan terhadap lingkungan (pressure). Indikator ini menggambarkan tekanan dari kegiatan manusia terhadap lingkungan dan sumber daya alam. 2. Kondisi lingkungan (state). Indikator ini menggambarkan kualitas dan

kuantitas sumberdaya alam dan lingkungan yang menggambarkan situasi, kondisi, dan pengembangannya di masa depan.

3. Respons (response). Indikator ini menunjukkan tingkat kepedulian stakeholder terhadap perubahan lingkungan yang terjadi, baik dari kalangan pemerintah, industri, LSM, lembaga penelitian, maupun masyarakat umum.

Dalam laporan ini, analisis P-S-R akan dilakukan untuk 3 isu lingkungan prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni:

1. Persampahan dan Limbah B3

2. Kualitas, Kuantitas Air dan Sanitasi Masyarakat

3. Perubahan Lahan dan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

A. PERSAMPAHAN DAN LIMBAH B3 Pressure

a. Pertumbuhan Penduduk

Peningkatan jumlah penduduk setiap

tahunnya dapat menjadi tekanan bagi persoalan isu persampahan, karena jumlah penduduk dan timbulan sampah adalah berbanding lurus. Semakin banyak penduduk, maka semakin banyak juga timbulan sampah yang di hasilkan di suatu daerah tersebut khususnya untuk Kota Cimahi.

b. Tingkat Kemiskinan Masyarakat

Tingkat ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi cara dalam mengelola sampah, dimana masyarakat miskin biasanya banyak yang bertempat tinggal di tempat yang kurang layak huni, seperti sempadan sungai yang biasanya tidak memiliki temat pembuangan sampah yang baik di tambah dengan kebiasaan masyarakat yang membuang sampah secara langsung ke sungai. Di Kota Cimahi terdapat 162.245 rumah tangga. Dari jumlah tersebut, 32.197 atau 19,84% rumah tangga tergolong pada rumah tangga miskin.

c. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

Fasilitas tempat pembuangan sementara sampah (TPS) tersebar di 3 kecamatan terdiri dari 31 unit TPS terbuka, 10 unit TPS tertutup dan 10 unit merupakan TPS dengan pemilahan sesuai jenis sampah. Sarana TPS yang terdapat di Kota Cimahi masih terdapat beberapa yang kondisinya berupa TPS terbuka yang berjumlah 31

(5)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

dan jumlah tersebut menjadi yang paling dominan jika di bandingkan dengan TPS tertutup dan TPS dengaan pemilahan sesuai dengan jenisnya (TPS 3R).

d. Penyakit Utama Yang Diderita Penduduk

Berdasarkan penyakit yang paling banyak di derita yaitu infeksi, hal tersebut dapat terjadi akibat lingkungan yang tidak sehat,salah satunya berasal dari lokasi-lokasi yang terdapat penumpukkan sampah, selain infeksi, penyakit diare, malaria dll, dapat di sebabkan dari lingkungan yang kurang baik. lokasi tersebut menjadi tempat favourite bagi hewan penyebar penyakit seprti, lalat, nyamuk, tikus dan bakteri-bakteri pathogen penyebab penyakit.

e. Industri Penghasil Limbah B3

Perusahaan penghasil limbah B3 di Kota Cimahi sebagian besar merupakan industri tekstil yang menghasilkan jenis B3 berupa fly ash dan bottom ash, lumpur IPAL, dan oli bekas. Di Kota Cimahi terdapat beberapa perusahaan yang mendapat izin untuk mengelola limbah B3. Pengelolaan disini hanya meliputi penyimpanan B3. Pada tahun 2017 terdapat 18 Perusahaan/Instansi yang diberikan ijin mengelola limbah B3. Pemerintah memberikan syarat maksimal penyimpanan di TPS milik perusahaan masing-masing adalah selama 90 hari, hal ini mempertimbangkan waktu peluruhan kontaminan dalam limbah.

State

a. Perkiraan Timbulan Sampah Per Hari

Pada tahun 2017 tercatat jumlah timbulan sampah di Kota Cimahi adalah sebesar 257.126 kg/hari (Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, 2018). Berdasarkan data BPS Kota Cimahi jumlah penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga dapat menyebabkan jumlah timbulan sampah di Kota Cimahi semakin bertambah, karena jumlah penduduk dan jumlah timbulan sampah berbanding lurus. Ketika jumlah penduduk meningkat, diikuti oleh pola konsumsi masyarakat, sehingga timbulan sampah semakin bertambah.

b. Volume Limbah Padat B3 Yang Dihasilkan Instansi

Dari 11 industri yang melaporkan, total volume limbah B3 padat yang dihasilkan adalah sebsar 14.612,63 m3/h. Selain karena faktor administrasi yang mengharuskan setiap perusahaan/instansi melaporkan jumlah timbulan limbah B3 yang di hasilkan, Pelaporan data timbulan/volume limbah padat B3 sangat diperlukan untuk dilakukan monitoring sekaligus evaluasi dalam penanganan limbah B3.

c. Kualitas Udara Ambient di Kota Cimahi

Sarana pengangkutan sampah Kota Cimahi yang tidak tertutup dengan baik juga berpotensi menimbulkan masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui, terutama akibat bercecerannya air lindi dari bak kendaraan. Selain itu juga, penumpukkan sampah di TPS yang dilakukan secara kontinu akan dihasilkan gas seperti CO,

(6)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

CO2, CH4, H2S dan lain sebagainya yang secara langsung akan menganggu komposisi gas alamiah di udara dan mendorong terjadinya pemanasan global yang nantinya akan berdampak pada kesehatan manusia di sekitarnya.

Response

a. Optimalisasi Composting Plant di Kota Cimahi

Pemerintah daerah Kota Cimahi dalam upaya mengurangi sampah sejak dari sumber, merancang dan mengoptimalkan TPS dengan sistem 3R yang ada di Kota Cimahi. Selain itu juga, saat ini dilakukan optimalisasi atau mengaktifkan kembali beberapa composting plan di beberapa wiayah rukun warga yang sebelumnya dalam kondisi tidak aktif. Dengan begitu, akan membantu pemerintah daerah dalam menekan angka timbulan sampah Kota Cimahi yang setiap tahunnya mengalami kenaikan, akibat tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat.

b. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

Pengelolaan sampah berbasis masyarakat pada saat ini sedang dicanangkan untuk dioptimalkan, diantaranya komposter-komposter yang di buat atau di tempatkan di beberapa sumber domestik maupun non domestik seperti instansi pendidikan, kesehatan, perdagangan dan lain-lain. Selain dari komposter, ada juga Bank Sampah yang menjadi pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang pada saat ini melibatkan masyarakat yang bekerja sama dengan instansi-instansi yang ada di Kota Cimahi.

c. Sosialisasi Pengelolaan Persampahan

Respon ataupun upaya yang lain dari pemerintah Kota Cimahi adalah dengan melakukan “Sosialisasi Pengelolaan Persampahan” ke setiap wilayah di Kota Cimahi. Sosialisasi dilakukan dengan menjelaskan pe ntingnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat, yang kemudian di lanjutkan dengan praktik pengelolaan persampahan berbasis masyarakat.

Sosialisasi pengelolaan persampahan terus dilakukan oleh pemerintah Kota Cimahi, sampai seluruh masyarakat dapat menerima dan mempraktikkan langsung di wilayahnya masing-masing.

d. Penghargaan Lingkungan

Dalam kurun waktu tahun 2017 DLH Kota Cimahi telah mengapresiasi RW 03 Kelurahan Cibeber sebagai pemenang Lomba RW Hijau dan Bersih dan juga kepada RW 01 Kelurahan Pasirkaliki sebagai pemenang Lomba Pengomposan. Kegiatan-kegiatan tersebut akan terus dilakukan DLH Kota Cimahi untuk mengapresiasi masyarakat yang telah berpartisipasi dalam mengurangi sampah sejak dari sumber. Dengan darapan dari kegiatan dan pengharagaan yang di berikan, masyarakat semakin sadar bahwa pentingnya pengelolaan sampah yang di mulai sejak dari sumber. Sehingga masyarakat mengerti bahwa dengan adanya

(7)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

pengelolaan berbasis mayarakat dapat mengurangi jumlah timbulan sampah di Kota Cimahi

B. KUALITAS, KUANTITAS AIR DAN SANITASI MASYARAKAT Pressure

a. Keberadaan Industri

Keberadaan industri dapat berpengaruh terhadap kualitas air sungai, hal tersebut jika industri-industri yang ada belum melakukan pengeolahan limbah cair secara baik yang berdasarkan syarat hukum yang berlaku. Pada dasarnya, setiap pabrik yang beroperasi telah memiliki izin untuk membuang limbahnya dengan beberapa syarat seperti salah satunya harus sesuai dengan baku mutu. Selain itu, pabrik-pabrik yang ada juga diharuskan memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang digunakan untuk tujuan mengolah limbah hasil produksi sebelum dibuang ke lingkungan agar kandungan limbah tidak terlalu mencemari lingkungan.

b. Domestik

Kebutuhan air minum erat kaitannya dengan ketersediaan fasilitas sanitasi yang layak. Untuk masalah fasilitas sanitasi, dari 164.903 rumah tangga di Kota Cimahi, sebanyak 100.029 rumah tangga sudah memiliki Fasilitas tempat buang air besar sendiri (60,65%). Masih terdapat 4.874 rumah tangga (39,34%) tidak memiliki fasilitas tempat buang air besar sendiri.

c. Beban Pencemar di Area Tangkapan Sungai Kota Cimahi

Dari total potensi beban pencemar 34.812,31 kg/hari sebesar 2.278,09 (6,54%) merupakan beban pencemar yang berasal dari parameter BOD yang masuk ke sungai. Sedangkan untuk parameter COD dari total potensi beban pencemar 50.288,79 kg/hari sebesar 7.593,64 (15,1%) merupakan beban pencemar yang masuk ke sungai. Kemudian dari total potensi beban pencemar 8.820,87 kg/hari sebesar 2.278,09 (625,82%) merupakan beban pencemar yang berasal dari parameter TSS yang masuk ke sungai. Parameter COD adalah parameter yang paling mendominasi sebagai beban pencemar yang masuk ke sungai yaitu sekitar 62,5%. Besarnya beban pencemar COD disebabkan aktivitas industri dan domestik yang berada di sekitar sungai di Kota Cimahi.

d. Kebutuhan Air Masyarakat

Kebutuhan air di Kota Cimahi yang paling tinggi yaitu sebesar >50 ribu m3/tahun tersebar di sebagian kecil wilayah Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Selatan, dan Kecamatan Cimahi Tengah. Kebutuhan akan air memang tidak bisa dihindarkan, namun perlu juga memperhatikan kondisi dari keterdiaan air yang berada di wilayah tersebut, kebutuhan air di beberapa wilayah Kecamatan Cimahi

(8)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

Utara sangat tinggi, terutama ada beberapa penggunaan yang selain untuk kebutuhan masyarakat, melainkan kebutuhan air untuk keperluan industri, hal tersebut yang menjadi tekanan bagi ketersediaan air di Kota Cimahi.

State

a. Status Mutu Air Sungai

Pada tahun anggaran 2017, Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, telah melaksanakan Pemantauan dan Pengujian Kualitas Air Sungai yang ada di Cimahi dengan 2 periode pemantauan. pemantauan tersebut meliputi pengambilan sampel air sungai, analisa sampel air sungai di lapangan dan laboratorium pada 15 (lima belas) titik pantau yang tersebar di 5 (lima) sungai yaitu sungai Cisangkan, Cibaligo, Cibeureum, Cimindi dan Cimahi dengan masing-masing 3 (tiga) titik pantau. Dalam kurun waktu setahun dalam 2 (dua) kali periode pemantauan kualitas air sungai yang ada di Kota Cimahi, hampir seluruh titik pantau adalah cemar berat.

b. Daya Tampung Beban Pencemar Sungai

Parameter BOD di titik pantau Cibaligo Hulu dan Cisangkan hulu dan tengah telah melampaui data tampung beban pencemar yang di perbolehkan. kemudian parameter COD di titik pantau di Cibaligo hulu juga telah melampuai. Sedangkan parameter TSS di seluruh titik pantau masih dapat menerima beban pencamar. Perlu di perhatikan lokasi di titik pantau Cibaligo hulu yang berdasarkan data, lokasi tersebut telah melampui daya tampung beban pencemaran sungai untuk parameter BOD dan COD

c. Kualitas Air Tanah

Sumur yang memenuhi baku mutu dapat disebut sebagai sumber air yang layak minum sedangkan sumur yang tidak memenuhi baku mutu sebagai sumber air yang tidak layak minum. 47 % air sumur di Kota Cimahi tidak layak dijadikan sumber air minum. Parameter yang tidak memenuhi adalah mangan dan pH. Air tanah sering mengandung mangan (Mn) cukup besar. Adanya kandungan Mn dalam air menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara.

d. Ketersediaan Air Tanah

Ketersediaan air beberapa wilayah Kota Cimahi, hanya sebagain kecil wilayah yang mempunyai ketersediaaan air sebesar 26-36 ribu m3/tahun, selebihnya adalah di bawah dari jumlah tersebut, sehingga perlu di perhatikan penggunaan air di wilayah tersebut. Daerah yang memiliki ambang batas tinggi hampir tersebar di seluruh bagian wilayah Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Selatan, dan Kecamatan Cimahi Tengah. Sedangkan ambang batas terendah tersebar di sebagian kecil wilayah Kecamatan Cimahi Utara sebelah utara dan Kecamatan Cimahi Selatan. Daerah dengan ambang batas rendah rentan terhadap kelangkaan air dimasa mendatang.

(9)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

Response

a. Pemantauan Air Sungai dan Air Tanah

Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi melakukan pemantauan kulaitas air sungai secara berkala yaitu dalam setahun melakukan pemantauan 2 (dua) kali periode. Pemantauan kualitas air sungai dilakukan di 5 Sungai dengan 3 titik pemantauan di setiap sungainya, sungai yang dilakukan pemantauan yaitu Sungai Cisangkan, Sungai Cibaligo, Sungai Cibeureum, Sungai Cimindi dan Sungai Cimahi. Selain air sungai, DLH Kota Cimahi melakukan pemantauan air tanah dalam setahun yaitu 1 (satu) kali periode pemantauan. Lokasi pemantauan air tanah sebanyak 15 (lima belas) titik sampling yang dilakukan pemantauan di Kota Cimahi, diantaranya Kelurahan Citeureup, Kelurahan Cimahi, Kelurahan Pasirkaliki, Kelurahan Melong (3 titik), Kelurahan Leuwigajah (2 titik), Kelurahan Padasuka, Kelurahan Cigugur Tengah (2 titik), Kelurahan Utama (2 titik), Kelurahan Baros, Kelurahan Cibeureum

Tujuan dari pemantauan air tanah tersebut, sama halnya dengan pemantauan kualitas air sungai, yaitu sebagai upaya dari DLH Kota Cimahi secara objektif mengetahui kualitas dari air tanah di Kota Cimahi.

b. Peningkatan Fasilitas Sanitasi Masyarakat

Dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, jumlah penduduk yang terlayani fasilitas pengolahan limbah domestik terus meningkat setiap tahunnya, pada tahun terakhir, Kota Cimahi telah terlayani sebesar 70,27%. Fasilitas tersebut berupa, tangki septic individu, IPAL Komunal, ajmban keluarga dan MCK umum.

c. Pengawasan Izin Lingkungan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan, setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib membuat Izin Lingkungan jika dokumen lingkungan yang dimilikinya disetujui setelah tanggal 23 Februari 2012. Secara umum, kepemilikan dokumen lingkungan pada industri di Kota Cimahi ada sekitar 48 industri dan seluruhnya telah melaksanakan UKL/UPL dan 299 telah terdapat SPPL pada periode tahun 2017. (DLH Kota Cimahi, 2018)

d. Program Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup

Respon atau upaya selanjutnya yang dilakukan oleh Pemerintah kota Cimahi yaitu melalui program peningkatan pengendalian pencemaran lingkungan hidup yang terdaat di dalamnya beberapa kegiatan penunjang. Kegiatan tersebut diantaranya Pengujian Emisi Udara Akibat Aktivitas Undustri (Analisis Emisi Cerobong 15 Pelaku Usaha), Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair (Analisis Sludge IPAL 15 Pelaku Usaha), Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair (Analisis Air Limbah 40 Outlet Pelaku Usaha), Pengawasan

(10)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup (Jasa Even Organizer (EO) Bimbingan Teknis Operator Boiler), Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup (Jasa Even Organizer (EO) Bimbingan Teknis Operator Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL))

C. PERUBAHAN LAHAN DAN KETERSEDIAAN RTH Pressure

a. Permukiman

Tekanan dari sektor permukiman erat kaitannya dengan faktor kemiskinan terhadap perumahan kumuh dan ketersediaan air bersih, sarana dan prasarana pembuangan sampah dan tinja. Kondisi lingkungan permukiman akan sangat mempengaruhi kondisi kesehatan suatu masyarakat. Biasanya kondisi permukiman yang buruk diakibatkan oleh kondisi penduduknya yang miskin, dimana fokus kegiatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal, yaitu kebutuhan minimal untuk mengkonsumsi makanan dalam takaran 2.100 kalori per orang perhari dan kebutuhan minimal non makanan seperti perumahan, pendidikan, kesehatan dan transportasi. Dan juga pemukiman selain memberikan tekanan terhadap kebutuhan lahan juga memberikan dampak terhadap pencemaran lingkungan baik dari masalah sanitasi, masalah pengelolaan sampah dan kebutuhan akan sumber air minum.

b. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

Bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah akan diikuti dengan terjadinya perubahan pemanfaatan lahan dari kawasan hijau menjadi kawasan terbangun guna memenuhi kebutuhan permukiman dan infrastruktur dasar bagi penduduk. Hal tersebut menjadi tekanan bagi kawasan ekoregion karena berkurangnya lahan untuk keberlanjutan ekosistem yang berakibat pada kerusakan ekosistem dan terganggunya struktur dan fungsi ekosistem untuk memproduksi jasa ekosistem secara optimal.

c. Indikasi Konflik RTRW dan Penggunaan Lahan

Konflik penggunaan lahan masih menjadi salah satu permasalahan utama dalam pengelolaan lingkungan hidup. Tumpang tindih area penggunaan lahan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, terutama apabila pemanfaatan yang dilakukan tidak memperhatikan fungsi ekologi atau jasa ekosistem di suatu kawasan.

State

a. Komposisi Penggunaan Lahan

Peruntukkan lahan Kota Cimahi tidak memiliki lahan hutan, sehingga penghasil oksigen di Kota Cimahi sangat bergantung terhadap ruang terbka hijau dan tutupan vegetasi yang ada di

(11)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

Kota Cimahi.Penggunaan lahan di Kota Cimahi mengalami banyak perubahan yang dipengaruhi oleh masyarakat yang jumlahnya semakin bertambah setiap tahunnya

b. Luas tutupan Vegetasi

Berdasarkan fungsinya, lahan vegetasi di Kota Cimahi masih di dominasi oleh pekarangan. Lahan pekarangan disini dapat tersebar di rumah-rumah ataupun perkantoran yang ditanami tumbuhan. Luas pekarangan yang berada di Kota Cimahi adalah sebesar 851,41 Ha atau 20,03 % dari luas total lahan vegetasi di Kota Cimahi sebesar 2.250,83 Ha atau 52,96%.

c. Banjir

Pada tahun 2017, Kota Cimahi mengalami banjir di sebagain kecil wilayahnya beberapa lokasi tersebut jika dihubungkan dengan ketersediaan RTH, dapat berpengaruh, karena lokasi tersebut kurang memiliki lahan yang diperuntukkan sebagai ruang terbuka hijau sehingga infiltrasi air menjadi sedikit/sulit dan air lebih dominan sebagai air larian dan dengan mudah dapat menggenang jika hujan datang dengan intensitas yang besar dan dalam waktu yang lama.

Response

a. Penambahan Ruang Terbuka Hijau

Peningkatan RTH di wilayah Kota Cimahi akan direncanakan oleh pemerintah Kota Cimahi, guna memehui 30% lahan untuk RTH, dengan acuan adalah RTRW yang telah ada untuk lokasi-lokasi penambahan RTH di Kota Cimahi. diharapkan dengan adanya penambahan RTH ini dapat menyeimbangkan ekosistem yang ada antara lingkungan sosial dan ekonomi yang saat ini sedang berkembang di Kota Cimahi

b. Opsi-opsi Resolusi Konflik RTRW dan Penggunaan Lahan

Berdasarkan identifikasi konflik

penggunaan lahan dan RTRW, maka beberapa opsi resolusi konflik yang

dimungkinkan untuk dilaksanakan

adalah seperti yang tertera pada gambar disamping. Dengan adanya opsi-opsi tersebut di harapkan meminimalisir tumpang tindih antara tataguna lahan eksisting dan tataguna lahan berdasarkan RTRW.

c. Penghijauan dan Pembuatan Taman Lingkungan

Upaya selanjtunya yang dilakukan Pemerintah kota Cimahi dalam ketersediaan RTH adalah diantaranya dengan melakukan penghijauan dengan penanaman

RTRW Kawasan Budidaya

Kawasan Lindung

Penambahan RTH disekitar industri dan permukiman; penanaman pohon disekitar permukiman untuk mengurangi dampak bencana banjir dan longsor serta pembuatan terasering di sekitar daerah pertanian

Kawasan Budidaya

Pembuangan limbah industri tidak diarahkan di dekat wilayah permukiman dan pertanian, serta pemakaian filter cerobong asap agar tidak menganggu penduduk di wilayah permukiman

(12)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

pohon-pohon dan pembuatan Taman Lingkungan di beberapa lokasi di seluruh kecamatan di Kota Cimahi.

D. INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP (IKLH) KOTA CIMAHI a. Indeks Kualitas Air (IKA)

Indeks kualitas air Kota Cimahi Tahun 2017 memiliki nilai sebesar 18,67. Nilai tersebut sangat kecil, dikarenakan hasil penentuan status mutu air, dari 15 titik pantau dengan 2 kali periode pemantauan 22 diantaranya berstatus cemar berat.

b. Indeks Kualitas Udara (IKU)

Perhitungan indeks kualitas udara Kota Cimahi tahun 2017 diperoleh nilai indeks sebesar 39,21. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat hasil bahwa Indeks Kualitas Udara model referensi EU di Kota Cimahi pada pemantauan tahun 2017 melebihi nilai maksimum yang dipersyatkan berdasarkan referensi EU.

c. Indeks Tutupan Vegetasi (ITV)

Dari hasil perhitungan, diperoleh Indeks Tutupan Vegetasi (ITV) Kota Cimahi Tahun 2017 adalah sebesar 71,12

d. Indeks Kualitas Lingkungan Hiudp (IKLH) Kota Cimahi

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai IKLH Kota Cimahi adalah sebesar 45,81. Nilai tersebut berada pada range nilai 50 ≤ x < 58, yang termasuk ke dalam kategori “waspada”. Dengan nilai tersebut Kota Cimahi perlu melakukan pengendalian terhadap setiap indikator kualitas lingkungan, terutama terhadap kualitas air.

IV. INOVASI

Inovasi yang ditawarkan adalah berupa Program “Cimahi Zero Waste City

2037”, Dokumen Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Daerah (RPPLHD Kota Cimahi), Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT),

Bemara Nurseries, Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Coaching Kompetensi Pengawas Lingkungan Hidup, Malam Anugerah PROPER, Pengadaan Sarana Penungjang Pengawasan

(13)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

Lapangan (Alat Pengaman Diri dan Penunjang Analisis Lapangan) dan School Campaign – Adaptasi dan Mitigasi Perubahan iklim.

A. Cimahi Zero Waste City 2037

Salah satu inovasi lingkungan yang menjadi andalan pemerintah Kota Cimahi adalah suatu program jangka panjang yaitu “Cimahi Zero Waste City 2037”. Latar belakang Cimahi Zero Waste City 2037 adalah pengalaman dari kondisi eksisting dari Kota Cimahi dan juga pengalaman berharga di tahun sebelumnya terkait permasalahan persampahan baik teknis maupun non teknis, diantaranya adalah : Longsor Leuwigajah (2005), Kota Cimahi darurat sampah (2005-2006), Penolakan warga sarimukti (2010)

Berawal dari permasalahan tersebut,

Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Lingkungan Hidup mencanangkan inovasi suatu program jangka panjang dalam mengelola sampah di Kota Cimahi yaitu “Cimahi Zero Waste 2037”. Inovasi tersebut berisikan perencanaan jangka pendek hingga jangka menengah-panjang langkah pergerakan dari pemerintah Kota

Cimahi bersama dengan Stakeholder baik teknis maupu non teknis mengenai pengelolaan sampah dan stategi dalam menekan angka timbulan sampah dengan mengurangi sampah sejak dari sumber.

B. Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (RPPLHD) Kota Cimahi

Inovasi selanjutnya yang di lakukan oleh Pemerintah Kota Cimahi yaitu dengan adanya penyusunan dokumen RPPLH (Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) Kota Cimahi. Dengan adanya dokumen RPPLHD Kota Cimahi, isu-isu prioritas yang sedang di hadapi Kota Cimahi dapat mengacu terhadap dokumen RPPLH tersebut, karena di dalam dokumen tersebut berisikan rencana perlindungan dan pengelolaan terhadap isu-isu lingkungan yang sedang dihadapi Kota Cimahi.

RPPLHD Kota Cimahi disusun berdasarkan analisis data dan informasi yang memperhatikan jangka waktu pelaksanaan RPPLHD selama 30 tahun, adapun ruang lingkup muatan RPPLHD Kota Cimahi:

 Rencana pemanfaatan dan/atau pencadangan sumberdaya alam.

 Rencana pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup.

 Rencana pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian sumber daya alam.

 Rencana adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

(14)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

Keempat muatan tersebut dianalisis berdasarkan fokus masalah dan tantangan di wilayah ekoregion yang berada di Kota Cimahi. Fokus masalah mengacu pada ketidaksesuaian antara karakteristik ekoregion dengan perencanaan, sedangkan tantangan mengacu pada langkah-langkah yang harus ditentukan dalam menangani fokus masalah. Dengan hadirnya dokumen RPPLHD Kota cimahi, dapat menintegrasikan setiap isu prioritas yang ada terhahap kondisi saat ini dan kemudian hari yang tersaji terhadap informasi-informasi yang tertuang didalamnya melalui beberapa sebaran peta spasial.

C. Layanan Lumpur Tinja Terjadwal

Inovasi selanjutnya yang di lakukan oleh Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, yaitu Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT). Inovasi tersebut berkaitan dengan isu prioritas di Kota Cimahi, yaitu terhadap Kualitas, Kuantitas Air dan Sanitasi Masyarakat. Berdasarkan kondisi sebelumnya perilaku buang air besar sembarangan dan kurangnya fasilitas buang air besar yang dimiliki oleh masyarakat secara pribadi, maka hadirnya Unit Pelaksana Teknis Pengelola Air Limbah Domestik (UPT PALD) dengan inovasi yang didalamnya terdapat Call Center dan Sistem Informasi Manajemen yang bertujuan untuk melayani dan mempermudah masyarakat Kota Cimahi.

UPT PALD merupakan unit pelaksana teknis pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman yang mempunyai fungsi tugas pokok melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dalam bidang pengelolaan air limbah domestik, pelatihan, penelitian, pendataan serta tugas

perbantuan yang di tugaskan kepada Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan semakin berkembangnya teknologi dibutuhkan beberapa inovasi yang dilakukan oleh UPT PALD salah satunya adalah dengan adanya call center dengan nomor 081214000055 yang mempermudah bagi pelanggan. Call center berfungsi sebagai media informasi bagi para pelanggan untuk bertanya mengenai berbagai hal tentang UPT PALD, antara lain, mekanisme pelaksanaan penyedotan kakus, program LLTT (layanan lumpur tinja terjadwal), melayani pelayanan on call, retribusi, laporan dan keluhan adanya sumbatan pada jaringan komunal, kritik dan saran.

D. Bemara Nurseries

Pengembangan pembibitan tanaman hias berbasis

masyarakat (Bemara Nurseries) di Kota Cimahi sebagai bentuk koordinasi dan kolaborasi antara Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan masyarakat dalam hal pemanfaatan pengomposan sampah

sebagai media tanam dan kebutuhan akan minimnya lahan pembibitan tanaman hias untuk penyulaman taman Kota

Cimahi. Luasan taman Kota Cimahi pada tahun 2015 adalah seluas 6,6 Ha di 89 lokasi yang tersebar di Kecamatan Cimahi Utara, Tengah dan Selatan. Sedangkan untuk taman lingkungan yang dikelola oleh masyarakat adalah sebesar 1,87 Ha

(15)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

yang tersebar di 12 kelurahan. Taman lingkungan yang tersebar di beberapa Kelurahan di Kota Cimahi merupakan bentuk nyata dari koordinasi dan

kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.

E. Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup

Inovasi selanjutnya yang dilakukan adalah dengan membuat program yang didalamnya terdapat kegiatan penunjang dalam meningkatkan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan. Program tersebut erat kaitannya dengan isu lingkungan Kualitas dan Kuantitas Air dan Limbah B3. Kegiatan tersebut diantaranya adalah, Pengujian Emisi Udara Akibat Aktivitas Undustri (Analisis Emisi Cerobong 15 Pelaku Usaha), Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair (Analisis Sludge IPAL 15 Pelaku Usaha), Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair (Analisis Air Limbah 40 Outlet Pelaku Usaha), Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup (Jasa Even Organizer (EO) Bimbingan Teknis Operator Boiler), Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup (Jasa Even Organizer (EO) Bimbingan Teknis Operator Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL))

F. Coaching Kompetensi Pengawas Lingkungan Hidup

Inovasi selanjutnya yang dilakukan pemerintah Kota Cimahi berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah Coaching Kompetensi Pengawas Lingkungan Hidup. Maksud dari kegiatan Coaching Kompetensi Pengawas Lingkungan Hidup ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai amanat undang-undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah, Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia bidang lingkungan hidup, Meningkatkan pelaksanaan fungsi-fungsi pengawasan lingkungan hidup dan Meningkatkan pengawasan dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan hidup.

G. Malam Anugerah PROPER

Inovasi selanjtunya yaitu bentuk apresiasi pemerintah Kota Cimahi terhadap stakeholder pelaku usaha melalui kegiatan Malam Anugerah Proper. Salah satu bentuk kegiatan DLH Kota Cimahi untuk mendorong peningkatan ketaatan usaha/kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Usaha dan/atau Kegiatan Daerah (PROPER). Kegiatan ini merupakan aplikasi dari mekanisme pengawasan secara terpadu dan komprehensif yang melibatkan instansi teknis tingkat Kabupaten/Kota. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendorong perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen insentif reputasi/ citra bagi perusahaan yang mempunyai kinerja pengelolaan lingkungan yang baik (berperingkat biru, hijau dan emas) dan instrumen disinsentif reputasi/ citra bagi perusahaan yang mempunyai kinerja pengelolaan lingkungan yang buruk (berperingkat merah dan hitam).

(16)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi

H. Pengadaan Sarana Penungjang Pengawasan Lapangan (Alat Pengaman Diri dan Penunjang Analisis Lapangan)

Salah satu upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dalam Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah pengawasan dan penegakan hukum. Dengan adanya pengadaan sarana dan prasarana tersebut, dapat memaksimalkan kegiatan penunjang dalam pengawasan lapangan yang dilakukan Pemerintah Kota Cimahi.

I. School Campaign – Adaptasi dan mitigasi Perubahan Iklim

Inovasi lain yang telah dilakukan Pemerintah Kota Cimahi adalah pelaksanaan

School Campaign dalam rangka adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Bentuk school campaign yang dilakukan adalah melalui Earth Our, yang merupakan

program global diprakarsai oleh WWF (World Wide Fund For Nature). V. PENUTUP

Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan hidup Daerah Kota Cimahi telah menyelesaikan tujuan dari disusunya dokumen ini berupa : a. Data dan informasi mengenai kondisi lingkungan baik dalam bentuk data dasar

dan analisis dari data yang disampaikan, telah berhasil dikumpulkan dari berbagai sumber. Adanya pengumpulan data ini selain memberikan informasi lingkungan di daerah Kota Cimahi juga memberikan kesempatan kepada stakeholder di Cimahi untuk bekerja sama dalam pengumpulan data yang diperlukan.

b. Tersusunnya isu lingkungan prioritas di Kota Cimahi untuk tahun 2018, yaitu Persampahan dan Limbah B3; Kualitas, Kuantitas Air dan Sanitasi Masyarakat; Perubahan Lahan dan Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau yang dianalisa berdasarkan status kualitas lingkungan hidup kritis dan perubahannya, sumber tekanan terhadap lingkungan dan dampaknya serta upaya yang telah dilakukan oleh Kota Cimahi selama kurun waktu tahun 2018.

c. Tersusunnya dokumen yang mendorong inisiatif berbagai pemangku kepentingan dalam menyusun program dan kegiatan peningkatan keberlanjutan pembangunan sesuai dengan kompetensinya dan atau secara sinergis dengan pelaku lain, khususnya terkait dengan isu prioritas lingkungan, yang dituangkan dalam Inovasi Lingkungan di Kota Cimahi.

Sebagai rencana tindak lanjut dari penyusunan dokumen informasi lingkungan ini, maka pemerintah Kota Cimahi akan memfokuskan pada isu prioritas lingkungan yang ada, tanpa mengesampingkan isu-isu lingkungan lain yang mungkin perlu mendapatkan perhatian.

Referensi

Dokumen terkait

Guibernau, bangsa adalah negara kebangsaan yang memiliki unsur-unsur penting pengikat, yaitu: psikologi (sekelompok manusia yang memiliki kesadaran bersama untuk membentuk

Bertolak dari latar belakang tersebut, maka kajian ini menguraikan beberapa bakteri patogenik yang dapat mengakibatkan foodborne disease , yang ditularkan melalui pangan asal

Analisis data Efektivitas kelembagaan yang mengatur hak penguasaan dan pemanfaatan sumber daya dusun pada masyarakat Negeri Rumahkay diukur dengan indikator

[r]

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) deskripsi motivasi belajar IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan ice breaker, (2) deskripsi motivasi belajar IPS

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan uraian pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kecenderungan perilaku seksual maha- siswa di

Dari segi materi pelajaran bahasa Indonesia, Kurikulum 2013 adalah Kurikulum yang berbalik haluan dari kurikulum yang sepenuhnya menerapkan pembelajaran bahasa pada