STUDI DESKRIPTIF ANSAMBE MUSIK KULINTANG SEBAGAI
PENGIRING NYANYIAN PADA UPACARA BENDERA
Aprilia Dame Christanty Sihombing
Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung
Email :
apriliasihombing2019@gmail.com
ABSTRAC
This research aims to describe the kulintang music ensemble to accompany the singing at the flag ceremony at SMP Sw. St. Paulus Sidikalang. This research is qualitative descriptive research. The subject of this research is the flag ceremony. The research focused on the role of Kulintang music ensemble as song chanting. The data of the final research was obtained from the observations of the flag-raising activities, interviews with teachers, students, and the kulintang players in junior high school, along with the documentation. Data were analyzed with qualitative descriptive analysis techniques. Data validity is obtained through data triangulation, observer triangulation, theory triangulation, and method triangulation.
This research uses numbered data such as document, archives, interview results, observation result, or also by interviewing more than one subject that is considered to have a different point of view. The result showed that : (1) In accompanying singing at the flag-ceremony, students used the basic notes G, C, and F. (2) the technique to perform kulintang is not different from the general ways to play kulintang. (3). After carrying out their duty as chanting accompaniment in the ceremony, students who performed kulintang first practice on kulintang extracurricular activities. (4) in the process of playing kulintang, each player must have a strong feeling so that the technique of kulintang is harmonious.
Keywords : Descriptive Study, Ensemble, Kulintang music
PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dalam pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, ada aturan-aturan yang harus dilaksanakan. Salah satunya yaitu mengenai Upacara Bendera di setiap sekolah. Dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2018, mengenai Pedoman upacara Bendera di sekolah menyatakan bahwa pelaksanaan upacara bendera di sekolah merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang mencakup nilai-nilai penanaman sikap disiplin, kerjasama, rasa percaya diri, dan tanggung jawab yang mendorong lahirnya sikap dan kesadaran berbangsa dan bernegara serta cinta tanah air dikalangan peserta didik. Dalam kegiatan upacara,sangat diperlukan musik instrumen sebagai pengiring nyanyian. Salah satu fungsi musik yaitu sebagai sarana upacara. Baik upacara adat, keagamaan, dan upacara kenegaraan.Selain itu, fungsi musik dalam kegiatan ini adalah sebagai nilai estetis. Penggunaan musik kulintang ini sebagai pengiring upacara bendera salah satunya digunakan oleh SMP Sw. St. Paulus Sidikalang. Kegiatan ini tentunya membutuhkan latihan-latihan melalui kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Pembelajaran ekstrakulikuler kulintang di sekolah merupakan
salah satu kegiatan di SMP Sw. St. Paulus Sidikalang. Hal ini lah yang mendorong peneliti untuk meneliti musik kulintang di sekolah tersebut. Peneliti ingin mendeskripsikan penggunaan ansambel musik kulintang sebagai pengiring nyanyian di upacara bendera. Sehingga yang menjadi tujuan penelitian adalah Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang musik kulintang di SMP Sw. St. Paulus Sidikalang, dan mendeskripsikan musik kulintang sebagai pengiring nyanyian dalam kegiatan Upacara Bendera di SMP Sw.St. Paulus Sidikalang
METODE PENELITIAN
Jenis pendekatan dalam topik Studi Deskriptif Ansambel musik kulintang sebagai pengiring nyanyian pada upacara bendera adalah penelitian kualitatif.
Tenik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan teknik observasi, teknik wawancara, studi pustaka dan teknik dokumentasi. Untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan informasi, dan data yang benar dan dapat dipercaya. Data yang dimaksud adalah data yang sesuai dengan penelitian tersebut, untuk kepentingan pengumpulan data dalam penelitian
Data atau dokumen yang diperoleh dalam penelitian kualitatif perlu diperiksa keabsahannya (trustworthiness). Teknik yang dipakai dalam penelitian ini memakai kriterium derajat kepercayaan (credibility), yaitu membandingkan pengamatan peneliti dengan hasil wawancara, hasil dokumentasi,dan hasil studi pustaka.
Teknik analisis data adalah cara menganalisis data yang diperoleh dari penelitian untuk mengambil kesimpulan hasil penelitian. Proses analisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang telah diperoleh dari penelitian di lapangan, yaitu dari wawancara, pengamatan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya
PEMBAHASAN
1. Sejarah SMP Sw. St. Paulus Sidikalang
SMP Sw. St. Paulus Sidikalang berdiri pada tahun 1956, masih dibawah Yayasan Bakti Mengabdi. Kemudian, pada tahun 1972, diserahkan ke Yayasan Seri Amal. Hingga saat ini, sekolah tersebut di pegang oleh Yayasan Seri Amal.
2. Deskripsi Alat musik kulintang
Berdasarkan tulisan dari Jessy Wenas (2009), tentang sejarah Musik kulintang Institut Seni Budaya Sulawesi Utara, alat musik kulintang lahir dan berkembang di daerah Sulawesi Utara, tepatnya Minahasa. Saat itu fungsi penggunaannya berkaitan erat dengan kepercayaan yang dianut masyarakat,yaitu sebagai media ritual dan perayaan acara adat. kulintang terbuat dari bahan dasar kayu, seperti kayu telur, bandaran, wenang, kakinik yaitu jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar. Bila dipukul kulintang dapat mengeluarkan bunyi yang rentang suaranya panjang, dan
3. Jenis-jenis Alat Musik kulintang a. Melody
Berfungsi sebagai pembawa melodi, dapat disamakan dengan melody gitar, biola, xylophone, atau vibraphone. Hanya saja dikarenakan suaranya kurang panjang, maka pada nada yang dinginkan harus ditahan dengan cara menggetarkan pemukulnya (rall).
b. Cello
Bersama melody dapat disamakan dengan piano, yaitu; tangan kanan pada piano diganti dengan melody, tangan kiri pada piano diganti dengan cello.
c. Tenor I dan Alto I
Keenam buah pemukul dapat disamakan dengan enam senar gitar. d. Alto II dan Banjo
Sebagai ukulele dan "cuk" pada orkes keroncong. e. Alto III (Ukulele)
Pada kulintang, alat ini sebagai ‘cimbal’, karena bernada tinggi. Maka pemukul alto III akan lebih baik jika tidak berkaret asal dimainkan dengan halus agar tidak menutupi suara melody ( lihat petunjuk pemakaian bass dan melody contra).
TENOR II
1. Sama dengan tenor I, untuk memperkuat pengiring bernada rendah. 2. BASS
Alat ini berukuran paling besar dan menghasilkan suara yang paling rendah.
4. Sistem Nada dan Akord yang Digunakan pada Alat Musik kulintang. Sistem nada yang digunakan pada alat musik kulintang adalah tangga nada diatonis. Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang terdiri dari 7 buah nada yaitu Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si, yang mempunyai jarak satu dan setengah nada. Tangga nada ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu tangga nada diatonis mayor dan tangga nada diatonis minor. Sedangkan untuk permainan alat musik kulintang, akord yang digunakan susunan akordnya sama dengan yang dipakai pada sistem akord piano ataupun gitar.
5. kulintang yang terdapat di SMP Sw. St. Paulus Sidikalang a. kulintang Melodi dan pemukulnya
Terdiri atas dua bagian, atas dan bawah. Sebagai melodi. Pemukulnya terbuat dari kayu tanpa dililit karet
b. kulintang Alto
Terdiri atas satu bagian
saja, sebagai suara
dua dalam ansambel
kulintang, dan memiliki
buah yang terbuat dari kayu dan dilapisi karet. c. kulintang Inch
Bentuknya lebih kecil dari pada kulintang bass, memiliki pemukul satu buah dan dililit dengan karet di ujung pemukulnya.
d.kulintang Tenor
Bentuk kayunya
lebih kurus dan
panjang. Memiliki
dua pemukul
yang juga dililit
ujungnya dengan karet. Sebagai suara tenor di ansambel kulintang.
e. kulintang Bass
Bentukny lebih besar dari pada jenis kulintang
lainnya, mengahasilkan suara bass (berat) dalam
anasambel kulintang. Memilikisatu pemukul yang juga
lebih panjang dari pemukul lainnya. Terbuat dari kayu dan dililit karet di ujungnya.
KESIMPULAN
Penggunaan kulintang sebagai pengiring nyanyian dalam upacara memberi warna baru. Upacara menjadi lebih menarik, nyanyian menjadi lebih indah. Suasana upacara menjadi lebih bermakna dibandingkan saat kulintang belum hadir di sekolah ini. Penggunaan kunci dasar dalam mengiringi nyanyian di upacara bendera sangat lah penting. Dalam ansambel kulintang di SMP Sw. St. Paulus mereka menggunakan tiga kunci dasar yaitu kunci C, G dan F. Minat dan bakat dalam bermain kulintang sangat dibutuhkan dalam hal ini. Kekuatan feeling dari seorang pemain mampu menciptakan nada-nada yang lebih menarik lagi. Sama halnya seperti improvisasi dalam lagu. Semakin kuat feeling musik pemain, semakin banyak tercipta nada-nada dan pola-pola musik tidak bersifat monoton.
1. Penulis berharap bagi para pembaca dan generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya dan alat musik daerah, mengembangkan ide dan gagasan dalam berkarya khususnya dalam bidang musik. Tidak malu untuk memperkenalkan budaya kepada dunia luar dan lebih bersemangat lagi, agar budaya tidak hilang.
2. Penulis juga berharap kepada SMP Sw. St. Paulus Sidikalang untuk lebih mengembangkan lagi penggunaan musik kulintang yang sudah ada di sekolah. Dalam hal ini, kita juga sebagai masyarakat harus mendorong dan mendukung generasi-generasi muda untuk melestarikan budaya dan mampu berkarya.
3. Diharapkan juga kepada Kampus IAKN Tarutung khususnya Prodi PMG agar lebih meningkatkan mata kuliah musik tradisional, agar budaya dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh mahasiswa Pendidikan Musik Gereja agar musik tradisional tidak tenggelam dan hilang di dunia modern ini
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, 2001.OptimalisasiKerjasama antar Anak Didik dalam Pembelajaran Musik. Penerbit Madju
---Kemdikbud.2014.Seni Budaya Kelas VIII.Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang Hutauruk, Tohonan.2014. Mudah Bermain Ansambel untuk Pelajar dan Umum. Indonesia : Media
Pressindo
Lexy J. Moleong. J. Lexy 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya Lofland. 1984. Analizing social sething Aquide to Qualitative Observation and analys.Belmon, Cal,
Wadsworth publishing Company (Terjemahan Lexy.J.Moleong) Martasudjita. 2012. Musik Gereja Zaman Sekarang. Yogyakarta: Rejeki Moleong. 2014. Metodologi kualitatif edisi revisi.
Mawene. 2004. Gereja yang bernyanyi. Yogyakarta: Penerbit Buku dan Majalah Rohani (PBMR) ANDI
Poerwadarminta. W.J.S .1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka.e
Purnomo, Eko dkk. 2016. Seni Budaya Kelas VII.Jakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ________________.2013. Seni Budaya kelas VIII. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
2014
Yayasan Seri Amal, Renstra. 2018. Sejarah Yayasan Seri Amal. Medan
Sinaga, Sr. Gerarda, dkk. 2018. Spirit Tak Bertepi, Imago Dei.Medan : Yayasan Perguruan Katolik Seri Amal Medan
Sinaga, Sr. Gerarda. 2018. Renstra Yayasan Seri Amal.Medan : Yayasan Perguruan Katolik Seri Amal Medan
Snelbecker .1974. Learning Theory and Psychoeducational Design dalam Lexy J. Moleong. Ed. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Karya
Slameto , 2010, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta,Rineka Cipta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: PenerbitAlfa Beta Wingkel. W.S.1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta