• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kelelahan Emosional pada Mahasiswa yang Bekerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kelelahan Emosional pada Mahasiswa yang Bekerja"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KELELAHAN EMOSIONAL PADA

MAHASISWA YANG BEKERJA

Bagus Pranoto

Psikologi, FIP, Universitas Negeri Surabaya, bagus.pranoto4991@gmail.com

Olievia Prabandini Mulyana

Psikologi, FIP, Universitas Negeri Surabaya, olimulya@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap kelelahan emosional pada mahasiswa yang bekerja dengan menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Psikologi angkatan 2011-2014 Universitas Negeri Surabaya yang bekerja. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 51 orang dengan karakteristik mahasiswa yang masih aktif berkuliah, mahasiswa yang bekerja paruh waktu, serta memiliki libur kerja maksimal 2 hari dalam 1 minggu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Data diambil dengan menggunakan skala dukungan sosial dan skala kelelahan emosi dengan menggunakan metode skala likert. Analisa data menggunakan teknik regresi linier dengan bantuan program komputer SPSS (Statistical Product anda Service Solution) versi 20.0 for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan sosial secara signifikan mempengaruhi kelelahan emosional pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Surabaya yang bekerja (p = 0.000). Variabel dukungan sosial secara negatif mempengaruhi variabel kelelahan emosional (nilai koefisien regresi = -0.805). Sehingga, semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh maka semakin rendah kelelahan emosional yang dirasakan. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diperoleh maka kelelahan emosional yang dirasakan semakin tinggi. Variabel dukungan sosial mempengaruhi variabel kelelahan emosional adalah sebesar 56,6%, sedangkan 43,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Kata Kunci: Dukungan Sosial, Kelelahan Emosi, Mahasiswa ABSTRACT

This study aims at determining the influence of social support on the fatigue emotional on working students by using quantitative method with correlational approach. The population in this study is all working students of the Education Faculty majoring in Psychology of state university of Surabaya in the academic year 2011 – 2014. The number of the sample of this study is 50 students with the characteristics - still being active as college students, working part-time job, and having maximum of 2-day-off work in a week. This study employs purposive sampling technique. The data is collected with the level of social support scale and fatigue emotional scale with Likert scale. The data analysis is performed using linear regression techniques with the help of a computer program SPSS (Statistical Your Product Service Solution) version 20.0 for Windows. The result shows that there is a significant social support for fatigue emotional at working students of Psychology, University of Surabaya (p = 0.000). Social support variable influencing fatigue emotional variable is by 56.6%. Meanwhile 43.4% is influenced by other variables out of this study. The social support variable negatively and significantly affects fatigue emotional variable (regression coefficient = -0805). Thus, the higher the social support is obtained, the lower the fatigue emotional is perceived. Conversely, the lower the social support is gained, the higher the fatigue emotional is perceived.

Keywords: Social Support, Fatigue Emotion, Students PENDAHULUAN

Mahasiswa merupakan calon cendikiawan muda yang sedang menempuh pendidikan pada suatu perguruan tinggi. Daldiyono (2009) menjelaskan bahwa mahasiswa adalah seseorang yang sudah lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan sedang menempuh pendidikan tinggi. Menurut Ganda (dalam Putri, 2012), tujuan mahasiswa adalah menguasai suatu bidang ilmu serta memahami wawasan ilmiah yang luas

sehingga mampu bersikap dan bertindak ilmiah dalam pengabdiannya kepada masyarakat dan umat manusia.

Mahasiswa adalah individu yang berusia antara 18-21 tahun. Menurut Monk, Knoers, dan Hadinoto (dalam Marliyah, 2004), rentang usia tersebut dapat dikategorikan sebagai fase remaja akhir. Salah satu tugas perkembangan dari fase remaja akhir adalah mempersiapkan karir ekonomi (Havighurst dalam

(2)

2

Marliyah, 2004). Salah satu cara mempersiapkan karir ekonomi yang dilakukan individu di fase remaja akhir salah satunya adalah dengan melanjutkan pendidikan di bangku perguruan tinggi.

Namun karena suatu hal, mahasiswa diharuskan untuk bekerja untuk mencukupi kebutuhannya selama proses perkuliahan. Bekerja dan kuliah menuntut kemampuan lebih dari seorang mahasiswa untuk menyeimbangkan antara tuntutan perkuliahan dan bekerja. Menurut Havighurts (dalam Dariyo, 2004) bekerja merupakan kewajiban maupun tugas perkembangan yang dimiliki oleh fase dewasa awal. Apabila tugas perkembangan dilakukan terlalu cepat dari fase yang seharusnya dilalui, maka akan timbul beberapa dampak negatif, salah satunya adalah stres. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Papalia, Olds, dan Feldman (Dariyo, 2004), bila tugas perkembangan dilakukan sesuai dengan fase perkembangan, maka hal tersebut tidak akan menimbulkan permasalahan. Namun bila tugas perkembangan dilakukan lebih awal (early) atau terlambat (late), maka hal tersebut dapat menyebabkan emosi individu menjadi tidak stabil yang berakibat stres, depresi, cemas, atau khawatir menghadapi masa depan.

Tuntutan tanggung jawab dalam perkuliahan dan dunia kerja akan memicu timbulnya stres berkepanjangan pada mahasiswa yang bekerja. Stres berkepanjangan dapat membuat mahasiswa pada kondisi menderita kelelahan, kebosanan, frustasi, dan menarik diri dari aktifitas perkuliahan dan aktifitas dunia kerja. Kondisi ini biasa disebut kelelahan emosional. Maslach dan Jackson (dalam Miranda, 2013) menyatakan bahwa kelelahan emosional adalah suatu perasaan yang emosional berlebihan dan sumber daya emosional seseorang yang telah habis yang dialirkan oleh kontak seseorang dengan orang lain. Hal ini akan mempengaruhi prestasi mahasiswa dalam perkuliahan dan pekerjaan

Pada kondisi tersebut, mahasiswa yang mengalami kelelahan emosional sangat memerlukan coping stres agar individu tersebut dapat bertahan dengan kondisi yang sedang dialami. Salah satu coping stress adalah dukungan dari orang-orang sekitar atau dukungan sosial. Smet (1994) mengartikan dukungan sosial sebagai bantuan dan pertolongan yang diterima oleh individu melalui interaksinya dengan lingkungan.

Dukungan sosial dari orang sekitar dapat memberikan dampak yang positif bagi individu. Salah satu dampaknya adalah dapat menumbuhkan motivasi secara eksternal bagi individu. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sepfitri (2011) mengenai pengaruh dukungan sosial terhadap motivasi berprestasi pada siswa MAN 6 Jakarta. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada pengaruh antara dukungan sosial dengan motivasi berprestasi pada siswa MAN 6 Jakarta. Dukungan sosial memberikan sumbangsih sebanyak 46,2% dalam mempengaruhi motivasi berprestasi.

Mahasiswa yang bekerja akan terkuras energi dan waktunya sehingga menyebabkan konsentrasi terhadap perkuliahan berkurang dikarenakan kelelahan emosional yang dialami. Dalam hal ini, dukungan sosial diperlukan mahasiswa agar terhindar dari beban stres yang berlebihan, yang secara tidak langsung akan mencegah mahasiswa yang bekerja terhindar dari kelelahan emosional. Dukungan sosial tersebut merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungan yang bersifat pribadi, dan melibatkan salah satu atau lebih dari aspek emosi, informasi, penilaian, dan instrumen sehingga dapat mereduksi beban kelelahan emosional individu.

Peneliti memilih lokasi dan melakukan penelitian di Jurusan Psikologi Universitas Negeri Surabaya karena dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, terdapat permasalahan kelelahan emosi dan dukungan sosial yang dialami beberapa mahasiswa yang bekerja. Beberapa mahasiswa yang bekerja mengalami kelelahan, sulit berkonsentrasi saat perkuliahan, mengalami penurunan kinerja, dan merasa tidak mampu menjalani aktifitas. Hal tersebut merupakan beberapa gejala umum kelelahan emosional.

Peneliti juga menemukan beberapa mahasiswa yang bekerja yang mengalami permasalahan dukungan sosial, seperti kesulitan mendapatkan izin dari atasan untuk mengikuti kuliah yang mengalami perubahan jadwal mendadak, merasa tidak diperhatikan oleh orang-orang sekitar, tidak ada bantuan dari orang-orang disekitar mahasiswa, dan tidak ada tempat membagi keluh kesah mahasiswa.

Berdasarkan permasalahan kelelahan emosi dan dukungan sosial yang dialami oleh beberapa mahasiswa yang bekerja, maka peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap kelelahan emosional pada mahasiswa

(3)

3

Psikologi Universitas Negeri Surabaya yang bekerja.

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan korelasional, yaitu penelitian yang menyelidiki ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel. Penelitian ini menggunakan dua variabel yang terdiri dari variabel bebas atau variabel x, yaitu variabel Dukungan Sosial dan variabel terikat atau variabel y, yaitu variabel Kelelahan Emosi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya angkatan 2011-2014 yang bekerja sebanyak 81 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria sampel antara lain: Mahasiswa yang masih aktif berkuliah, bekerja paruh waktu, dan memiliki libur kerja maksimal 2 hari dalam 1 minggu. Berdasarkan kriteria tersebut, penelitian, sampel yang digunakan berjumlah 51 orang.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pemodelan skala likert dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Untuk menguji hipotesis, dalam penelitian ini menggunakan metode statistik regresi linier dengan bantuan program SPSS 20.00 for windows. Teknik analisis regresi linier adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji seberapa besar variabel bebas (X) mempengaruhi variabel terikat (Y).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Analisis Dengan Teknik Regresi Linier Model Sum of Square Df Mean Square F Sig Regressi on 8056.305 1 8056.305 63.945 .000 Residual 6173.381 49 125.987 Total 14229.686 50

Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa nilai signifikan dari data penelitian adalah 0,000. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (Nilai Sig < 0,05), maka hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa adalah terdapat pengaruh dukungan sosial terhadap

kelelahan emosional pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya yang bekerja.

Tabel 2. Koefisien R Square Model Summary Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate

1 .752a .566 .557 11.22441

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa nilai R Square yang diperoleh dari data penelitian adalah 0,566. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel dukungan sosial mempengaruhi variabel kelelahan emosional adalah sebesar 56,6%, sedangkan 43,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Tabel 3. Koefisien Regresi Coefficientsa

Berdasarkan data di tabel 3, dapat diketahui bahwa variabel dukungan sosial memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,850 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel dukungan sosial bersifat negatif mempengaruhi variabel kelelahan emosional. Sehingga, semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh maka semakin rendah kelelahan emosional yang dirasakan. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diperoleh maka kelelahan emosional yang dirasakan semakin tinggi.

Kelelahan emosional akan lebih rentan dirasakan oleh mahasiswa yang bekerja. Kelelahan emosional tersebut dapat berasal dari tugas dan kewajiban perkuliahan maupun pekerjaan. Salah satu faktor yang dapat memicu kelelahan emosinal adalah stres karena tugas atau pekerjaan. Menurut Houkes (2003), stres karena peran (Role Stress), yaitu tekanan yang disebabkan ambiguitas terhadap pekerjaan yang dijalani oleh individu karena menghadapi konflik dalam pekerjaannya. Tekanan yang berkepanjangan akan menyebabkan individu mengalami kelelahan emosional. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012) tentang pengaruh yang negatif antara kelelahan emosi terhadap perilaku belajar mahasiswa yang bekerja. Dimana penelitian tersebut menjelaskan bahwa mayoritas subyek

Model Unstandardized Coefficients Standadized Coefficient T .Sig B Std. Error Beta (Constant) 289.904 17.576 -.752 16.495 .000 Dukungan _Sosial -.850 .106 -7.997 .000

(4)

4

penelitian tersebut mengalami kelelahan emosinal dikarenakan tekanan dari pekerjaan dan perkuliahan.

Kelelahan emosinal dapat diatasi dengan berbagai cara, salah satunya dengan dukungan sosial. Menurut Smet (1994), dukungan sosial merupakan bantuan dan pertolongan yang diterima oleh individu melalui interaksinya dengan lingkungan. Dukungan sosial dapat berasal dari orang tua, keluarga, teman, rekan kerja, dosen, maupun atasan atau trainer dalam lingkungan pekerjaan. Peran dukungan sosial sangat penting karena dengan dukungan sosial dapat membantu mereduksi dampak negatif stres berkepanjangan, sehingga mahasiswa yang bekerja terhindar dari kelelahan emosinal. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2013) yang menyatakan bahwa adanya hubungan yang negatif dan signifikan antara dukungan sosial dan stres kerja pada karyawan dari Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo Bojonegoro.

Dukungan sosial juga berperan sebagai penguat (reinforcement) positif bagi individu untuk mengurangi kelelahan emosinal yang dirasakan. Sesuai dengan pendapat dari B.F Skinner (dalam Feist, 2004) yang menyatakan bahwa penguat (reinforcement) positif adalah stimulus apapun yang ketika ditambahkan pada situasi tertentu dapat meningkatkan probabilitas kemunculan perilaku yang diinginkan. Dukungan sosial sebagai penguat (reinforcement) positif dapat meningkatkan kemampuan individu untuk melakukan coping terhadap tekanan-tekanan (pressure) yang dierima individu tersebut, sehingga kelelahan emosinal dapat diminimalisir. Menurut Houkes (2013) menjelaskan salah satu faktor yang mempengaruhi kelelahan emosional seorang individu adalah kurangnya dukungan sosial. Pernyataan Houkes (2013) tersebut mendukung hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh dalam mengurangi kelelahan emosional individu yang dirasakan oleh individu.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis “ada pengaruh dukungan sosial terhadap kelelahan emosional pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya yang bekerja” diterima dan dapat dilihat bahwa variabel dukungan sosial dan kelelahan emosi

memiliki nilai signifikasi 0,000 yang berarti dukungan sosial secara signifikan mempengaruhi kelelahan emosi.Nilai koefisien regresi kedua variabel sebesar -0,850 yang berarti pengaruh yang ditimbulkan variabel dukungan sosial terhadap varibel kelelahan emosional bersifat negatif. Artinya semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh maka semakin rendah kelelahan emosional yang dirasakan. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diperoleh maka kelelahan emosional yang dirasakan semakin tinggi. Pengaruh variabel dukungan sosial terhadap variabel kelelahan emosional adalah sebesar 56,6%, sedangkan 43,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa saran bagi pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini, antara lain: 1. Bagi mahasiswa

Melakukan kegiatan sosialisasi dengan orang-orang disekitar lingkungan mahasiswa agar memperoleh dukungan sosial guna meredam dampak buruk kelelahan emosional. 2. Bagi pihak-pihak terkait, seperti keluarga,

rekan kerja, dan atasan atau trainer.

Memberikan motivasi pada mahasiswa berupa penghargaan, pujian, informasi, dan bantuan pada mahasiswa sebagai bentuk dukungan sosal. Sehingga mahasiswa akan memperoleh motivasi untuk mengatasi tuntutan dan tekanan perkuliahan dan pekerjaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Memperluas penelitian selanjutnya menyertakan beberapa faktor lain, seperti tahap perkembangan, demografi, gaya pengasuhan orang tua, dan sebagainya. b. Menambah jumlah aitem pernyataan

dalam penelitian agar lebih dapat mengukur variabel yang terdapat pada penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Daldiyono. 2009. How to be a Real Student. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan Dewasa

(5)

5

Feist, G dan Feist, J. 2004. Theories Of

Personality. Jakarta: Pustaka Pelajar. Houkes, I., et al. 2003. “Specific Determinants of

Intrinsic Work Motivation, Emotional Exhaustion, and Turnover Intention: A Multisample Longitudional Study”. Journal of Occupational and Organizational Psychology. Vol. 76 pp. 427.

Marliyah, L, dkk. 2004. Jurnal Provitae No 1. 2004. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Miranda, D. 2013. Strategi Coping dan

Kelelahan Emosional (Emosional Exhaustion) pada Ibu yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus”(Studi Kasus di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda, Kalimantan Timur). (Online).

(http://ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id, diakses tanggal 28 Agustus 2014).

Putri, A. 2012. Pengaruh Kelelahan Emosional terhadap Perilaku Belajar pada Mahasiswa yang Bekerja. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya.

Sepfitri, N. 2011. Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Motivasi Berprestasi Siswa MAN 6 Jakarta. (Online). (http://repository.uinjkt.ac.id, diakses pada tanggal 6 Desember 2015).

Setiawan, A. 2013. Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Stres Kerja pada Karyawan. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya.

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

(6)

Gambar

Tabel 1. Hasil Analisis Dengan Teknik Regresi  Linier  Model  Sum of  Square  Df  Mean  Square  F  Sig  Regressi on  8056.305  1  8056.305  63.945  .000  Residual  6173.381  49  125.987  Total  14229.686  50

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Hubungan antara Efikasi Diri dan Dukungan Sosial dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.. Menyatakan bahwa

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh dukungan sosial keluarga (dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional)

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan pengungkapan diri pada mahasiswa tahun pertama

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa dukungan informasional memberikan pengaruh paling besar dibandingkan dukungan emosional dan dukungan

Berdasarkan dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa diduga ada pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan pengungkapan diri pada mahasiswa tahun pertama

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KESEPIAN PADA LANSIA DI PERKUMPULAN LANSIA HABIBI DAN HABIBAH Liza Marini1 Sari Hayati2 Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP RESILIENSI PADA MAHASISWA BIDIKMISI DENGAN MEDIASI EFIKASI DIRI Alaiya Choiril Mufidah Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang,