• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK STRUKTUR PONDASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG OLAH RAGA DI KOTA PASURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK STRUKTUR PONDASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG OLAH RAGA DI KOTA PASURUAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A. Agus Santoso, Tiong Iskandar, Mochammad Rizal

Jurnal Info Manajemen Proyek 33 PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK STRUKTUR PONDASI

YANG EFEKTIF DAN EFISIEN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG OLAH RAGA DI KOTA PASURUAN

A. Agus Santoso1, Tiong Iskandar1, Mochammad Rizal2

1

Dosen Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi ITN Malang 2

Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi ITN Malang

ABSTRAK

Perencanaan awal struktur pondasi Pembangunan Gedung Olah Raga Kota Pasuruan ini semula adalah dengan menggunakan pondasi minipile dengan ukuran 20x20x1100 cm dari muka tanah asli dengan biaya sebesar Rp.1.991.953.359,43. Berdasarkan pengamatan secara umum dari beberapa proyek pembangunan gedung yang telah dilaksanakan pada beberapa lokasi di Kota Pasuruan, terdapat potensi untuk melakukan penghematan terhadap desain pondasi serta kedalaman pondasi. Selain itu di dalam perencanaan juga terlihat untuk karakteristik tanah di Kota Pasuruan yang cukup bagus dimana σtanah 1,5-2kg/cm2 oleh karenanya dipandang cocok untuk diadakan penelitian. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jenis pondasi yang lebih efisien dan efektif dengan penerapan Value Engineering dan untuk mengetahui besarnya penghematan biaya untuk struktur pondasi pada Proyek Pembangunan Gedung Olah Raga Kota Pasuruan, setelah dilakukan Value Engineering.

Metodologi analisis data yang digunakan adalah dengan Value

Engineering dimana tahapan pemilihan alternatif yang dilaksanakan adalah

dengan menentukan kriteria penilaian yaitu seperti biaya, pelaksanaan di lapangan, teknologi, pengawasan mutu dan daya dukung dengan menganalisa keuntungan dan kerugian, menganalisa kelayakan, menghitung bobot dengan metode zero-one dan mengevaluasi dengan analisa matriks dan perhitungan biaya.

Berdasarkan hasil analisa didapatkan bahwa alternatif jenis pondasi yang efektif dan efisien adalah jenis pondasi sumuran dengan Ø50 dan kedalaman 8 meter yang menghabiskan biaya sebesar Rp.971.908.464,00, oleh karena itu diperoleh penghematan biaya sebesar Rp.1.020.044.895,43 atau dengan

prosentase penghematan 51,20% dari biaya rencana awal sebesar Rp.1.991.953.359,43. dan diperoleh penghematan penghematan biaya sebesar

4,25% dari biaya proyek keseluruhan sebesar Rp.24.009.998.000,00. Kata Kunci : Efektif dan Efisien, Penghematan Biaya

1. PENDAHULUAN

Kota Pasuruan merupakan sebuah kota yang sedang berkembang. Sebagai salah satu kota di Propinsi Jawa Timur, Kota Pasuruan berada pada lokasi

(2)

Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012

Jurnal Info Manajemen Proyek 34 strategis yang memiliki kawasan perindustrian besar, sehingga pengembangan sumber daya manusia di wilayah ini terus ditingkatkan. Salah satunya adalah melalui peningkatan sarana dan prasarana dibidang olah raga. Usaha ini diwujudkan dengan didirikannya Gedung Olah Raga Kota Pasuruan yang bertujuan untuk meberikan fasilitas olah raga yang memadai. Selama ini satu-satunya fasilitas olah raga di kota ini adalah sebuah stadion yang hanya memiliki fasilitas berupa lapangan, sepak bola, tribun dan kantor stadion. Minimnya fasilitas dan kapasitas Stadion Untung Suropati ini merupakan suatu faktor utama perlunya dibangun Gedung Olah Raga yang lebih representatif dan menyediakan berbagai jenis fasilitas olah raga, baik yang bersifat indoor maupun outdoor. Selain itu, berdirinya Gedung Olah Raga ini diharapkan dapat meningkatkan semangat dan sportivitas generasi muda pada umumnya di Kota Pasuruan dalam rangka menghasilkan atlet-atlet daerah yang mampu bersaing di kancah yang lebih luas.

Dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek pada umunya, dan Gelanggang Olah Raga Kota Pasuruan pada khususnya, baik perencana maupun kontraktor selalu dihadapkan pada pemilihan desain dan metode pelaksanaan yang tepat agar dapat mewujudkan bangunan yang tidak saja memenuhi syarat ditinjau dari segi desain namun juga ekonomis. Dalam hal ini, pemilihan desain dan bahan sangat penting dilakukan, karena akan menunjukkan mutu dan kualitas bangunan tersebut.

Value Engineering adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan

terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu. Value Engineering digunakan untuk mencari suatu alternatif-alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Dalam perencanaan Value Engineering biasanya melibatkan pemilik proyek, perencana, para ahli yang berpengalaman dibidangnya masing-masing dan konsultan Value Engineering.

Value Engineering adalah suatu usaha teknik manajemen yang

menggunakan pendekatan-pendekatan secara sistematis dan terorganisir, dan diarahkan untuk menganalisa fungsi yang diperlukan dengan biaya serendah-rendahnya, konsisten dengan ketentuan untuk penampilan, kualitas dan pemeliharaan dari proyek tersebut. Dan sesuai dengan peraturan Departemen Pekerjaan Umum Nomor 222/KPTS/CK/1991 Direktorat Jenderal Cipta Karya disebutkan bahwa bangunan yang memiliki nilai atau biaya pengerjaan lebih dari 1 milyar harus diadakan suatu analisis Value Engineering.

Dalam Value Engineering digunakan suatu metode evaluasi yang menganalisis teknik dan nilai dari suatu proyek, dimana dalam hal ini dicari suatu alternatif-alternatif baru dengan tujuan menghasilkan biaya yang lebih efisien dengan batasan fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat mengidentifikasi dan mengoptimalkan biaya-biaya itu serta usaha yang tak perlu. Dengan mengadakan improvement (perbaikan) terhadap Value produk tersebut tanpa mengurangi sedikitpun kualitas dan keamanan. Atas pertimbangan-pertimbangan diatas, yang melatar belakangi untuk diadakannya suatu penelitian dengan dilakukan penganalisisan Value Engineering pada proyek Pembangunan Gedung

(3)

A. Agus Santoso, Tiong Iskandar, Mochammad Rizal

Jurnal Info Manajemen Proyek 35 Olah Raga Kota Pasuruan. Maka dengan dilakukan penelitian dengan penganalisaan Value Engineering, diharapkan akan diperoleh suatu nilai efisiensi serta efektifitas dari gedung tersebut dengan munculnya cost saving.

Penerapan Value Engineering pada pekerjaan konstruksi umumnya dilakukan dengan memberikan desain ulang pada pekerjaan struktur, baik pada balok, plat, maupun struktur pondasi. Alasan ini didasari besarnya nilai rencana anggaran biaya pekerjaan struktur dibandingkan pekerjaan arsitektural lain pada umumnya.

Value Engineering dilakukan pada Pembangunan Gedung Olah Raga Kota

Pasuruan yang berdiri pada area seluas 3259,44 m2 ini terdiri dari 2 lantai, yaitu lantai 1 yang meliputi ruang ganti dan toilet serta ruang kantor dan area pertokoan, sedangkan lantai 2 merupakan area tribun.

Pada penelitian ini, penerapan Value Engineering difokuskan pada strukur pondasi. Hal ini dilakukan karena pondasi merupakan suatu struktur awal yang akan menopang bangunan secara keseluruhan yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah sehingga diperlukan desain dan metode pelaksanaan yang tepat pada konstruksi ini selain itu didalam perencanaan juga terlihat untuk karakteristik tanah di Kota Pasuruan yang cukup bagus dimana σtanah 1,5-2kg/cm2 oleh karenanya dipandang cocok untuk diadakan penelitian.

Peninjauan kembali desain dan metode pelaksanaan pada struktur pondasi sebagai suatu alternatif desain ini diberikan karena penulis melihat adanya potensi untuk dapat melakukan penghematan dari segi biaya pada proyek ini. Perencanaan awal struktur pondasi Pembangunan Gedung Olah Raga Kota Pasuruan ini semula adalah dengan menggunakan pondasi minipile dengan ukuran 20 x 20 x 1100 cm dari muka tanah asli. Berdasarkan pengamatan secara umum dan dari beberapa proyek pembangunan yang telah dilaksanakan pada beberapa lokasi di Kota Pasuruan, terdapat potensi untuk melakukan penghematan terhadap desain pondasi serta kedalaman pondasi pada proyek Pembangunan Gedung Olah Raga Kota Pasuruan. Alternatif desain pondasi yang diusulkan baru diharapkan dapat memberikan penghematan biaya, sehingga menghasilkan anggaran biaya yang efisien dan optimal

2. LANDASAN TEORI

Waktu Mengaplikasikan Rekayasa Nilai (Value Engineering)

Penerapan rekayasa nilai (value engineering) harus diusahakan pada tahap konsep perencanaan. Sebab akan mempunyai fleksibilitas yang maksimal untuk mengadakan perubahan-perubahan tanpa menimbulkan biaya tambahan untuk perencanaan ulang. Dengan berkembangnya proses perencanaan, biaya untuk mengadakan perubahan-perubahan akan bertambah, sampai akhirnya tiba pada suatu titik yang tidak mempunyai penghematan yang dapat dicapai.

Faktor penting yang harus diyakini adalah bahwa hampir semua desain proyek selalu mengandung biaya-biaya yang tidak perlu, bagaimanapun juga bagusnya tim perencana. Hal ini terjadi karena tidak mungkin menyelesaikan secara bersama sejumlah banyak detail untuk suatu proyek dengan tetap menjaga keseimbangan fungsional antara biaya, kinerja dan keandalan mutu tanpa tinjauan Rekayasa Nilai. Sifat dari desain konstruksi menuntut sedemikian banyak variabel

(4)

Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012

Jurnal Info Manajemen Proyek 36 dan penyelesaiannya dibatasi dalam waktu ketat sehingga perencana tidak sempat untuk meninjau ulang hal-hal tersembunyi yang mengakibatkan timbulnya biaya-biaya yang tidak perlu. Namun harus disadari bahwa timbulnya biaya-biaya-biaya-biaya yang tidak perlu didalam suatu desain bukan mencerminkan tingkat kemampuan professional seorang perencana, tetapi lebih merupakan pada masalah manajerial (Zimmerman, 1982).

Secara umum ada enam tahapan dasar yang memberikan sumbangan dalam pengembangan suatu proyek mulai dari suatu gagasan hingga menjadi suatu kenyataan, yang dikenal dengan sebutan daur hidup proyek konstruksi (the

life cycle of construction project), yaitu:

1. Konsep dan studi kelayakan (concept and feasibility studies). 2. Rekayasa dan desain (engineering and design).

3. Pengadaan (procurement). 4. Kontruksi (contruction).

5. Memulai dan penerapan (start up and implementation). 6. Operasi dan pemanfaatan (operation or utilization).

Setiap tahap diatas berhubungan satu sama lain, besarnya waktu dalam prosentase yang dibutuhkan masing-masing tahap tergantung jenis proyek yang dikerjakan. Secara teoritis program Value Engineering dapat diaplikasikan pada setiap tahap sepanjang waktu berlangsungnya proyek, dari awal hingga selesainya pelaksanaan konstruksi, bahkan sampai pada tahap penggantian (replacement) (Zimmerman, 1982).

Meskipun program Value Engineering dapat diterapkan sepanjang waktu berlangsung proyek, tetapi lebih efektif bila program Value Engineering sudah diaplikasikan pada saat tertentu dalam tahap perencanaan untuk menghasilkan penghematan potensial yang sebesar-besarnya. Secara umum untuk mendapatkan penghematan potensial maksimum penerapan Value Engineering harus dimulai sejak dini pada tahap konsep dan secara kontinu hingga selesainya perencanaan. Semakin lama saat menerapkan program Value Engineering, nilai penghematan akan semakin kecil.

Nilai

Arti nilai (value) sulit dibedakan dengan biaya (cost) atau harga (price). Nilai mengandung arti subyektif apalagi bila dihubungkan dengan moral, estetika, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Dalam pembahasan Rekayasa Nilai, nilai hanya dikaitkan dengan ekonomi. Pengertian nilai dibedakan dengan biaya karena hal-hal sebagai berikut (Soeharto, 2001).

1. Ukuran nilai ditentukan oleh fungsi atau kegunaannya, sedangkan harga atau biaya ditentukan oleh substansi barangnya atau harga komponen-komponen yang membentuk barang tersebut.

2. Ukuran nilai condong ke arah subyektif sedangkan biaya tergantung kepada angka (monetary value) pengeluaran yang telah dilakukan untuk mewujudkan barang tersebut.

(5)

A. Agus Santoso, Tiong Iskandar, Mochammad Rizal

Jurnal Info Manajemen Proyek 37 Biaya

Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi, dan aplikasi produk. Penghasil produk selalu memikirkan akibat dari adanya biaya terhadap kualitas, reliabilitas, dan maintainability karena ini akan berpengaruh terhadap biaya bagi pemakai. Biaya pengembangan merupakan komponen yang cukup besar dari total biaya. Sedangkan perhatian terhadap biaya produksi amat diperlukan karena sering mengandung sejumlah biaya yang tidak perlu (unnecessary cost) (Soeharto, 2001).

Seperti halnya dengan kegiatan pengendalian yang lain, analisis biaya juga diperlukan untuk tolok ukur atau pembanding guna mengukur fakta-fakta yang telah terkumpul pada tahap informasi. Pentingnya analisis biaya bertambah karena rekayasa nilai bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fungsi yang sesungguhnya terhadap biaya yang diperlukan, dan memberikan cara pengambilan keputusan mengenai usaha-usaha yang diperlukan selanjutnya. Misalnya, apabila berdasarkan rekayasa nilai diperkirakan bahwa biaya untuk memproduksi suatu produk terlalu mahal mungkin sekali lebih baik produksi dihentikan atau dicari alternatif lain

Fungsi

Pemahaman akan arti fungsi amat penting dalam mempelajari Rekayasa Nilai, karena fungsi akan menjadi obyek utama dalam hubungannya dengan biaya. Untuk mengidentifikasinya L.D. Miles menerangkan sebagai berikut (Soeharto, 2001):

1. Suatu sistem memiliki bermacam-macam fungsi yang dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu :

a. Fungsi dasar, yaitu alasan pokok sistem itu terwujud. Misalnya jalan, fungsi pokoknya adalah sebagai alat untuk melancarkan lalulintas dan inilah yang mendorong untuk memeliharanya. Sifat-sifat fungsi dasar adalah sekali ditentukan tidak dapat diubah lagi. Bila suatu peralatan kehilangan fungsi dasarnya, berarti kehilangan nilai jual di pasaran yang melekat pada fungsi tersebut.

b. Fungsi kedua (secondary function), adalah kegunaan yang tidak langsung untuk memenuhi fungsi dasar, tetapi diperlukan untuk menunjangnya. Fungsi kedua kadang-kadang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak disukai.

2. Untuk mengidentifikasi fungsi dengan cara yang mudah adalah dengan menggunakan kata kerja dan kata benda. Bila belum dapat menjelaskan fungsi dengan dua kata seperti di atas, berarti informasi yang tersedia masih kurang untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan fungsi yang dimaksud. Adapun hubungan antara nilai, biaya, dan fungsi dijabarkan dengan memakai rumus-rumus berikut :

) 1 . 2 ....( ... ... ... ... ... ... Biaya Manfaat Biaya Fungsi Nilai   .

(6)

Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012

Jurnal Info Manajemen Proyek 38 Pemilihan Proyek Untuk Studi Value Engineering

Soeharto (2001) mendefinisikan value engineering atau rekayasa nilai adalah suatu usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengapikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengidentifikasi fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terrendah atau paling ekonomis.

Teori dalam rekayasa nilai bermaksud memberikan sesuatu yang optimal bagi sejumlah uang yang dikeluarkan dengan memakai teknik yang sistematis untuk menganalisis dan mengendalika total biaya produk. Rekayasa nilai akan membantu membedakan dan memisahkan antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan, di mana dapat dikembangkan alternatif yang memenuhi keperluan dan meninggalkan yang tidak diperlukan dengan biaya terendah

Teknik Rekayasa Nilai (Value Engineering)

Agar Rekayasa Nilai (Value Engineering) memperoleh hasil yang diharapkan, perlu digunakan teknik-teknik tertentu yang didasarkan atas pengertian bahwa rekayasa nilai banyak berurusan langsung dengan sikap dan perilaku manusia, juga dengan masalah-masalah pengambilan keputusan dan pemecahan persoalan. Teknik ini terutama digunakan untuk pekerjaan desain engineering pada awal proyek. Para ahli semula berpendapat bahwa proyek tersebut sudah merupakan alternatif yang terbaik.

Di antara teknik-teknik tersebut yang terpenting adalah sebagai berikut : 1. Bekerja atas dasar spesifik

Semua pekerjaan diarahkan dengan menggunakan analisis persoalan pada bagian-bagian atau area yang spesifik. Pilih suatu area tertentu untuk dipelajari secara mendalam, konsentrasikan kepada persoalan ini sampai menjumpai inti masalah, kemudian disusun suatu usulan atau alternatif. Usulan yang bersifat umum akan mudah dibantah atau disanggah. Sebaliknya, bila masalah khusus didukung oleh fakta-fakta akan mengundang tanggapan yang positif.

2. Dapatkan informasi dari sumber terbaik

Untuk mendapatkan sumber informasi yang tepat dan terbaik, diusahakan dari berbagai sumber, kemudian mengkaji dan menyaringnya. Pada saat tingkat perkembangan ilmu dan teknologi yang demikian tinggi, para ahlilah yang dianggap mengetahui hal-hal yang bersifat khusus. Oleh karena itu, mereka dapat dianggap sebagai sumber terbaik untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

3. Hubungan antar manusia

Hubungan antar manusia sama bobotnya dengan penguasaan aspek teknis. Keberhasilan program Rekayasa Nilai tergantung kepada pengertian dasar hubungan antar manusia, bagaimana bekerjasama dengan semua pihak yang akan ikut berperan. Pentingnya hubungan tersebut tergantung dari besarnya derajat ketergantungan terhadap masing-masing pihak.

Dalam kegiatan Rekayasa Nilai, derajat ketergantungan relatif tinggi, sehingga penguasaan hubungan yang baik akan amat menentukan keberhasilan program Rekayasa Nilai.

(7)

A. Agus Santoso, Tiong Iskandar, Mochammad Rizal

Jurnal Info Manajemen Proyek 39 4. Kerjasama tim

Sifat dari Rekayasa Nilai memerlukan usaha bersama dari berbagai pihak, maka proses Rekayasa Nilai dilakukan oleh suatu tim. Menyusun suatu tim Rekayasa Nilai yang dapat bekerja efektif sama pentingnya dengan proses Rekayasa Nilai itu sendiri. Dalam hal ini, minimal 4 kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu disiplin yang diwakili, peranan, jumlah anggota, dan kompetensi masing-masing anggota yang bersangkutan. Jenis obyek (masalah) menentukan komposisi disiplin yang diserahi tugas untuk menanganinya. Bila tim rekayasa nilai disusun dari tenaga-tenaga di dalam perusahaan yang bersangkutan (bukan dari konsultan) umumnya komposisi tersebut terdiri dari hal-hal berikut ini :

a. Mereka yang memiliki masalah

b. Mereka yang ditugaskan memecahkan masalah c. Mereka yang terkena dampak pemecahan masalah 5. Mengatasi rintangan

Rintangan merupakan hal yang tidak asing dalam proses menuju kemajuan. Misalnya usaha melakukan perubahan pekerjaan sehari-hari yang telah terbiasa dalam kurun waktu yang lama, umumnya akan mengalami tantangan atau hambatan.

Untuk menghadapinya, prosedur Rekayasa Nilai disusun sebagai berikut: a. Dikaji apakah rintangan kemungkinan besar akan terjadi atau hanya

imajinasi.

b. Bila kemungkinan besar akan terjadi, rintangan dianalisis lebih jauh dan ditentukan tindakan yang diperlukan unatuk mengatasinya.

Pengkajian yang sistematis dan seksama dengan mengklasifikasi jenis dan sebab rintangan, akan mempermudah mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya.

Rencana Kerja Rekayasa Nilai

Soeharto (2001) mengatakan proses pelaksanaan rekayasa nilai mengikuti metodologi berupa langkah yang tersusun secara sistematis yang dikenal dengan rencana kerja rekayasa nilai. Urutannya adalah mendefinisikan masalah, merumuskan pendapat, kreativitas, analisis dan penyajian.

Adapun langkah-langkah dalam proses rekayasa nilai adalah tahap informasi, tahap spekulasi, tahap analisis, tahap pengembangan dan tahap penyajian dan tindak lanjut

Pengertian Pondasi

Pondasi menurut disiplin ilmu Teknik Sipil adalah suatu bagian struktur atau lapisan tanah padat yang berfungsi sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban bangunan atas (upper structure) kelapisan tanah dibawahnya yang mempunyai daya dukung cukup dan tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan

(8)

Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012

Jurnal Info Manajemen Proyek 40

3. METODOLOGI PENELITIAN

Sasaran Studi

Penelitian ini merupakan proses yang terdiri dari beberapa tahap. Tiap tahapan merupakan bagian yang menentukan untuk menjalankan tahapan selanjutnya. Teori-teori yang sudah ada merupakan dasar dalam melaksanakan penelitian dan mengacu pada latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai. Untuk mendapatkan penelitian yang baik, diperlukan suatu urutan langkah yang cermat. Hal ini dikarenakan penelitian merupakan suatu proses yang saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga setiap langkah perlu dilaksanakan secara cermat.

Metodologi penelitian adalah langkah-langkah dan rencana dari proses berpikir dan memecahkan masalah, mulai dari penelitian pendahulu, penemuan masalah, pengamatan, pengumpulan data baik dari referensi tertulis maupun observasi langsung di lapangan, kemudian melakukan pengolahan dan interpretasi data sampai penarikan kesimpulan atas permasalahan yang diteliti

Sasaran studi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan alternatif jenis pondasi yang lebih efektif dan efisien setelah dilakukan Value Engineering pada Proyek Pembangunan Gedung Olah Raga Kota Pasuruan dan untuk mendapatkan besarnya penghematan biaya untuk pekerjaan pondasi pada Proyek Pembangunan Gedung Olah Raga Kota Pasuruan, setelah dilakukan Value

Engineering. Dari alternatif jenis pondasi diharapkan dapat dilakukan optimasi,

sehingga dapat diperoleh suatu nilai konstruksi yang efisien.

Penelitian ini difokuskan kepada alternatif jenis pondasi berdasarkan perhitungan serta data-data teknis dari proyek-proyek sejenis yang telah dilakukan sebelumnya di wilayah Kota Pasuruan. Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh hasil alternatif jenis pondasi yang lebih efisien dan efektif baik dari segi pelaksanaan maupun dari segi biaya yang ekonomis.

Menentukan Peringkat Alternatif

Salah satu bentuk dari analisa ide-ide kreatif ini membahas penilaian dengan sangat subyektif karena sulit untuk mendapatkan nilai yang ideal. Oleh karena itu aspek yang diperhitungkan dalam perhitungan peringkat alternatif dari pondasi yang akan digunakan adalah :

a. Biaya

b. Pelaksanaan di lapangan c. Teknologi

d. Pengawasan mutu e. Daya dukung

(9)

A. Agus Santoso, Tiong Iskandar, Mochammad Rizal

Jurnal Info Manajemen Proyek 41 Tahap Penyajian dan Tindak Lanjut

Ini adalah tahap akhir dari proses rekayasa nilai, yang terdiri dari persiapan dan penyajian kesimpulan hasil Rekayasa Nilai (Value Engineering) kepada pihak yang berkepentingan. Hal- hal yang dilaporkan adalah:

 Model desain dan spesifikasi  Pilihan alternatif

 Konsep pemilihan alternatif  Penghematan yang terjadi

 Gambar desain dari alterntif yang dipilih.

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Tahap Rekomendasi

Tahap ini adalah tahap akhir proses Value Engineering, yang terdiri dari persiapan dan penyajian kesimpulan hasil Value Engineering kepada yang berkepentingan. Laporan hanya mengetengahkan fakta dan informasi untuk mendukung argumentasi. Semua variasi aspek teknik dan biaya desain semula dibandingkan dengan hasil VE dipaparkan dengan jelas. Jadi laporan akhir akan berisikan sebagai berikut :

 Identitas objek atau proyek.

 Penjelasan fungsi masing-masing komponen dan keseluruhan komponen, sebelum dan sesudah dilakukan Value Engineering.

 Perubahan desain (pengurangan dan peningkatan) yang diusulkan.  Perubahan biaya.

 Total penghematan biaya yang akan diperoleh.

Untuk Hasil VE Pekerjaan Struktur Pondasi dengan Pondasi Sumuran dapat dilihat dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Usulan Pekerjaan Struktur Pondasi dengan Pondasi Sumuran USULAN PEKERJAAN

Proyek : Pembangunan Gedung Olah Raga Pasuruan Lokasi : Jl. Sultan Agung Kecamatan Pondasi

Rencana Awal :

Pondai tiang pancang 20x20 kedalaman 11,8 m Usulan :

Pondasi sumuran Ø 50 kedalaman 8 m Alasan :

- Biaya lebih murah

- Mudah dalam pelaksanaan - Mutu dapat diawasi dengan baik Biaya :

Rencana Awal : Rp. 1.991.953.359,43 Setelah Usulan : Rp. 971.908.464,00 Penghematan : Rp.1.020.044.895,43

(10)

Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012

Jurnal Info Manajemen Proyek 42 = ( Penghematan/Biaya Awal ) x 100 %

= ( Rp.1.020.044.895,43/ Rp. 1.991.953.359,43) x 100 % = 51,20%

Sumber : Hasil Perhitungan, 2012

5. KESIMPULAN

Dari analisis Value Engineering (VE) yang dilakukan pada proyek Pembangunan Gedung Olah Raga Pasuruan dengan Rencana awal menggunakan pondasi tiang pancang 20x20 kedalaman 11,8 meter dengan menghabiskan dana sebesar Rp.1.991.953.359,43, setelah dilakukan perbaikan perhitungan desain dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Alternatif pengganti struktur pondasi tiang pancang 20x20 adalah pondasi sumuran Ø50 kedalaman 8 meter dan menghabiskan dana sebesar Rp. 971.908.464,00

2. Diperoleh penghematan biaya pekerjaan struktur pondasi sebesar Rp.1.020.044.895,43 atau dengan prosentase penghematan sebesar 51,20% dari biaya rencana awal sebesar Rp. 1.991.953.359,43. dan diperoleh penghematan penghematan biaya sebesar 4,25% dari biaya proyek keseluruhan sebesar Rp. 24.009.998.000,00

Saran

1. Dalam melakukan penerapan Value Engineering (VE), konsultan (VE) harus berkoordinasi dengan pemilik, perencana maupun pelaksana lapang agar pelaksanaannya dapat diterapkan.

2. Untuk penelitian lanjutan dapat dicoba dengan berbagai alternatif dalam merekayasa nilai untuk mengatasi pemborosan biaya proyek atau lingkup pekerjaan yang lain

6. DAFTAR PUSTAKA

Soeharto, I, 2001. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Erlangga. Jakarta.

Zimmerman, 1982. Value Engineering : A practical Approact Owners for

Owners, designer and Contractors, Van Nostrand Reinhold Company,

Referensi

Dokumen terkait

a. Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus. Tujuan: Suhu tubuh dapat kembali normal selama 2-3 hari berturut-turut. 4) Anjurkan menggunakan pakaian tipis. 5)

An.V masuk RSUD Surakarta pada tanggal 14 April 2015 karena perut terasa mual, muntah dan badanya panas dengan diagnosa medis Dengue Hemoragic Fever Grade I.. Pada riwayat

dengan keadaan klinis pasien DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) di mana jumlah trombosit mulai menurun pada hari ke 3 demam, dan mengalami trombositopenia pada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media sosial dan orientasi pasar terhadap kinerja bisnis sektor UMKM yang ada di Kota Pematangsiantar, Sumatera

Dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: 1) Apabila mau melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran Agama Hindu, penggunaan metode kuis t

Konstruksi criticize ‘to expressed disapproval of someone or something’ pada kalimat (9) merupakan VDn AKSI dalam bIng. Konstruksi tersebut memiliki dua argumen, yaitu I ‘saya’

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Guru Kelas dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, Guru menyatakan bahwa terdapat kesulitan yang dialaminya

kering benih, kandungan karotenoid dan antosianin benih dan buah, jumlah daun dan tinggi bibit mencapai maksimum dan menurun pada fase kedua. Selama periode