• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI MEKANISME TABUNGAN MUDHARABAH DI BPRS METRO MADANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI MEKANISME TABUNGAN MUDHARABAH DI BPRS METRO MADANI"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

MEKANISME TABUNGAN MUDHARABAH

DI BPRS METRO MADANI

Oleh : Linda Saputri NPM. 141266710

Jurusan : S1-Perbankan Syariah Jurusan : S1-Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1440 H/2019 M

(2)

MEKANISME TABUNGAN MUDHARABAH

DI BPRS METRO MADANI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagai Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

LINDA SAPUTRI

NPM. 141266710

Pembimbing I : Dr. Tobibatussaadah, M.Ag

Pembimbing II : Suci Hayati, S.Ag. MSI

Jurusan : S1 Perbankan Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI ( IAIN ) METRO

1439 H/ 2018 M

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

MEKANISME TABUNGAN MUDHARABAH DI BPRS METRO MADANI Oleh :

LINDA SAPUTRI

Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-MUI/IV/2000, tabungan ada dua jenis, yaitu: pertama, tabungan yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah yang berupa tabungan dengan berdasarkan perhitungan bunga.

Kedua, tabungan yang dibenarkan secara prinsip syariah yakni tabungan yang

berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah. Tabungan mudharabah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah. Mudharabah mempunyai dua bentuk, yaitu Mudharabah Mutlaqah dan Mudharabah

Muqayyadah. Dalam tabungan Mudharabah, nasabah bertindak sebagai pemilik

dan (shahibul mal) dan bank betindak sebagai pengelola dana (mudharib). Tabungan ini berprinsip pada akad mudharabah dimana nasabah akan mendapat keuntungan berupa bagi hasil berdasarkan ketentuan yang sudah disepakati.

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research), sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi, wawancara dilakukan kepada karyawan dan nasabah tabungan mudharabah di BPRS Metro Madani. Sumber data penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber data untuk tujuan penelitian, sedangkan sumber data skunder diperoleh dari literatur, jurnal, dan laporan hasil penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di BPRS Metro Madani diperoleh bahwa produk tabungan mudharabah lebih diminati oleh masyarakat daripada tabungan wadi’ah. Hal ini dilihat berdasarkan jumlah nasabah dari masing-masing produk. Kemudian diperoleh bahwa mekanisme tabungan

mudharabah yang diterapkan oleh BPRS Metro Madani sudah baik dan sesuai

dengan ketentuan dan prosedur yang ada. BPRS Metro Madani menetapkan bebarapa kebijakan yang sudah dilaksanakan dengan baik. Masyarakat yang akan melakukan pembukaan rekening tabungan akan melewati prosedur pembukaan rekening tabungan dengan beberapa persyaratan. Lalu untuk proses menabung, BPRS Metro Madani menyediakan sistem jemput bola yang memudahkan bagi nasabah. Kemudian untuk bagi hasil, akan dihitung setiap akhir bulan berdasarkan pendapatan riil bank dan langsung dimasukan dalam rekening nasabah.

(6)
(7)

MOTTO





























“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada

lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (boros)

karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.”(Qs. Al-Isra’: 29)

(8)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tiada kata yang pantas diucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya kepada peneliti, saya persembahkan skripsi ini sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta kasih saya yang tulus kepada:

1. Kedua orang tua saya Ibu Harniastuti dan Bapak Muhammad Basri yang senantiasa mendo’akan, memberikan motivasi, dukungan dan semangat yang tulus tanpa kenal lelah sehingga saya dapat tetap bertahan melanjutkan pendidikan.

2. Kakak saya Bachtiar dan adik saya Muhammad Ramadani serta keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada saya. 3. Sahabat-sahabat saya Siti Ayu Hanafiah, Maryana Ulfa, Hanifah Mardiana,

Siti Fatimah, Seven Icon serta teman-teman lain yang banyak membantu dan memberi motivasi selama dibangku perkuliahan ini.

4. Almamater tercinta Jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Metro angkatan 2014.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi masukan bagi yang membacanya. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan memberi rahmat-Nya kepada kita semua. Aamiin

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah peneliti ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayah dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri Jurai Siwo Metro guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E). Sholawat serta salam peneliti curahkan kepada Rasulullah SAW. yang kita nantikan syafa’atnya di dunia maupun di akhirat kelak dengan izin Allah SWT.

Dalam upaya penyelesaian skripsi ini, peneliti telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu, diantaranya:

1. Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag selaku Ketua IAIN Metro.

2. Dr. Widya Ninsiana, M.Hum selaku Dekan Fakutas Ekonomi dan Bisnis Islam. 3. Ibu Dr. Tobibatussaadah, M.Ag selaku Pembimbing 1 yang telah memberi dukungan, bantuan, perhatian, dan bahan masukan yang bersifat membangun bagi kesempurnaan dalam menyusun skripsi ini.

4. Ibu Suci Hayati, S.Ag. M.S.I selaku Pembimbing 2 yang telah memberi dukungan, bantuan, perhatian, dan bahan masukan yang bersifat membangun bagi kesempurnaan dalam menyusun skripsi ini.

(10)
(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN ORISINILITAS PENELITIAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Penelitan Relevan... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Mekanisme ... 10

B. Tabungan... 11

1. Pengertian Tabungan ... 11

(12)

C. Mudharabah ... 17

1. Pengertian Mudharabah ... 17

2. Landasan Hukum Mudharabah ... 19

3. Rukun dan Syarat Mudharabah ... 21

4. Jenis-Jenis Mudharabah ... 22

5. Manfaat Mudharabah ... 25

6. Pengakhiran Kontrak Mudharabah ... 26

7. Aplikasi Mudharabah dalam Produk Tabungan ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian ... 34

B. Sumber Data... 35

C. Teknik Pengumpulan Data ... 36

D. Teknik Analisis Data... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum BPRS Metro Madani ... 40

1. Sejarah Berdirinya BPRS Metro Madani ... 40

2. Produk Perbankan di BPRS Metro Madani... 41

B. Mekanisme Tabungan Mudharabah di BPRS Metro Madani ... 42

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Penunjukan Tim pembimbing Skripsi 2. Surat Izin Pra Survei

3. Surat Tugas

4. Surat Research dan Surat Balasan Research 5. Surat Bebas Pustaka

6. Nota Dinas

7. Alat Pengumpul Data (APD) 8. Kartu Konsultasi Bimbingan

9. Dokumentasi dan Form Pembukaan Rekening 10. Riwayat Hidup Peneliti

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan suatu negara, apa lagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Peran strategis bank tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien.

Bank Islam, selanjutnya disebut dengan bank syariah, adalah bank yang beroperasi tanpa mengandalkan bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Quran dan Hadist. Bank syariah merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariat (hukum) Islam.1 Dari tahun ke tahun perbankan syariah mengalami perkembangan yang signifikan dalam perkonomian nasional. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan didirikannya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991 yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim.2

Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan

1Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), h.

15

(15)

usaha ( investasi, jual beli, atau lainnya) berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah yang bersifat makro maupun mikro.3 Singkatnya, bank syariah adalah sebuah lembaga keuangan syraiah yang berfungsi sebagai lembaga intermediary dimana menjembatani antara masyarakat yang memiliki kelebihan dana dengan masyarakat yang membutuhkan dana melalui berbagai produknya.

Secara garis besar produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah menjadi tiga bagian besar yaitu: Produk penghimpun dana (funding), Produk penyaluran dana (financing), dan Produk jasa (service).4 Dalam menghimpun dana, bank meyediakan produk Tabungan, Deposito, dan Giro. Tabungan yang merupakan salah satu dari produk yang disediakan oleh bank, merupakan produk yang dapat dikatakan banyak dipilih oleh masyarakat.

Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-MUI/IV/2000, tabungan ada dua jenis, yaitu: pertama, tabungan yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah yang berupa tabungan dengan berdasarkan perhitungan bunga.

Kedua, tabungan yang dibenarkan secara prinsip syariah yakni tabungan yang

berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah. Tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang bersifat likuid, maksudnya adalah produk ini dapat

3Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 30 4M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta,

(16)

diambil sewaktu-waktu apabila nasabah membutuhkan, namun bagi hasil yang ditawarkan kepada nasabah penabung kecil.5

Berkaitan dengan produk tabungan wadi’ah, bank syariah menggunakan akad wadi’ah yad adh-dhamanah. Nasabah bertindak sebagai penitip dan bank sebagai pihak yang dititipi dana untuk dimanfaatkan atau digunakan.6 Tabungan mudharabah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah. Mudharabah mempunyai dua bentuk, yaitu

Mudharabah Mutlaqah dan Mudharabah Muqayyadah.7 Akan tetapi, masih

banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana konsep cara kerja produk bank syariah khususnya pada produk tabungan saat ini. Maka dari itu, hal yang dasar bagi bank tersebut terlebih dahulu harus bisa memasarkan nama produk tabungan, agar masyarakat dapat mengenalnya dan tertarik untuk membuka tabungan.

Bank syariah sama halnya dengan sebuah perusahaan yang menginginkan sebuah keuntungan dalam operasinalnya. Namun disini bank syariah harus hati-hati dalam sistem pengambilan keuntungan agar tidak terdapat unsur riba dalam praktiknya. Untuk dapat memperoleh keuntungan yang diharapkan tentu saja bank harus mampu menarik hati masyarakat dan nasabah agar memilih produk tabungan yang dimiliki oleh bank. Sehingganya bank pasti memiliki strategi-strategi dalam memasarkan produk tabungannya. Banyak masyarakat yang mempercayakan uangnya untuk ditabungkan pada

5Ibid,. h. 34

6Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004), h. 271

(17)

bank, selain faktor keamanan yang menjadi pertimbangan, namun nasabah juga akan mendapatkan keuntungan berupa return atas simpanannya di bank.

Return merupakan imbalan yang diperoleh nasabah atas sejumlah dana yang

disimpan di bank. Besaran return yang akan diperoleh nasabah tergantung kebijakan masing-masing bank.8

Tabungan wadiah sebagaimana dijelaskan hanya berupa titipan. Dalam jangka pendek memang akan menguntungkan, nasabah tidak dikenakan biaya administrasi. Namun untuk jangka panjang akan merugikan nasabah karena uang terus mengalami inflasi. Nominal uang memang tetap sama namun nilai uang akan berbeda dari tahun ke tahun. Berbeda dengan tabungan mudharabah biasanya nasabah akan dibebankan dengan biaya administrasi bulan, yang mana artinya saldo nasabah akan dipotong setiap bulan. Namun pada tabungan

mudharabah uang nasabah akan berkembang karena uang tersebut akan

ditambahkan dengan pembagian hasil dari keuntungan usaha yang dilakukan oleh bank.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Metro Madani (BPRS Metro Madani) salah satu lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah Islam dalam kegiatan operasionalnya sejak tahun 2005.9 Saat ini BPRS Metro Madani memiliki 4 (empat) kantor cabang, 1 (satu) kantor kas dan 1 (satu) kantor layanan kas. Saat ini Bprs Metro Madani telah melayani lebih dari

8Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana

Prenadameda Group, 2010), h. 5

(18)

11.500 nasabah penyimpan dana dan lebih dari 2.000 nasabah UMKM yang telah menggunakan layanan pembiayaan dari BPRS Metro Madani.10

Dalam menjalankan operasional perbankan syariah, produk-produk yang disediakan oleh BPRS Metro Madani sebagai berikut:

1. Pendanaan yaitu berupa tabungan berakad wadi’ah dan mudharabah, deposito investasi dengan prinsip mudharabah.

2. Pembiayaan yaitu Jual beli (murabahah, salam, istishna), Syirkah dengan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), Pinjaman Qard, Rahn (gadai emas) dan pembiayaan untuk UMKM Mikro dan Guru.

3. Pelayanan Payment point yaitu pembayaran tagihan jasa telekomunikasi, rekening listrik dan transfer antar bank online.

Berdasarkan hasil survei, dilihat dari data jumlah nasabah penabung untuk produk tabungan yang disediakan oleh BPRS Metro Madani ada tingkat kompetitif antar produk tersebut. Dari data yang diperoleh, tabungan mudharabah memiliki tingkat jumlah nasabah lebih tinggi dari produk tabungan yang berakad wadi’ah. Hal tersebut dapat dilihat dari data jumlah nasabah di BPRS Metro Madani per 30 Juni 2018, dengan data sebagai berikut:

No. Akad Produk Tabungan Jumlah Nasabah

1. Wadiah 535

2. Mudharabah 1459

(19)

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tabungan dengan akad

mudharabah lebih diminati oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dipengaruhi

oleh beberapa hal yang melatarbelakangi.

Pada BPRS Metro Madani, pembagian keuntungan untuk tabungan dengan akad mudharabah, nasabah akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan yang dibuat antara bank dengan penabung. Kemudian untuk tabungan dengan akad wadiah, bank berdasarkan kebijakannya dapat memberikan bonus kepada nasabah yang akan diberikan setiap akhir bulan atau sesuai dengan ketentuan bank. Nasabah penabung di BPRS Metro Madani tidak hanya dapat menabung secara langsung datang ke bank, namun bank juga memiliki starategi jemput bola atau mendatangi para nasabah penabung di tempatnya masing-masing.11

Dengan demikian, berdasarkan pemaparan tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Mekanisme Tabungan Mudharabah di BPRS Metro Madani.”

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, pertanyaan penelitian yang muncul pada penelitian ini adalah bagaimana mekanisme tabungan Mudharabah di BPRS Metro Madani?

11Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Hendri selaku staff bagian operasional pada

(20)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang ada, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme produk tabungan Mudharabah di BPRS Metro Madani.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari adanya penelitian ini yaitu:

a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan dibidang lembaga keuangan khususnya pengetahuan tentang produk tabungan.

b. Secara praktis penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti khususnya, serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi BPRS Metro Madani.

D. Penelitian Relevan

Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada. Penelitian terkait yang telah dibahas pada karya-karya ilmiah terdahulu yaitu: 1. Penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Bagi Hasil, Promosi dan

Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Perbankan Syariah Tabungan Mudharabah”, diteliti oleh Atanasius Hardian Permana Yugiarto, Jurusan Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Negeri

(21)

Yogyakarta tahun 2015.12 Fokus penelitian ini adalah melihat beberapa faktor yang mempengaruhi minat menabung nasabah. Faktor yang difokuskan adalah pada bagi hasil, promosi dan kualitas pelayanan. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa Bagi Hasil, Promosi dan Kualitas Pelayanan bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Perbankan Syariah Tabungan Mudharabah di Bank Muamalat Pekalongan.

Dari hal diatas, peneliti melihat persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama ingin melihat tingkat nasabah penabung pada akad mudharabah, namun memiliki perbedaan pada fokus penelitian yaitu antara mekanisme dari tabungan mudharabah dan penelitian Anatasius adalah faktor yang mempengaruhi minat nasabah.

2. Penelitian skripsi dengan judul “Penerapan Akad Mudharabah dalam Penghimpunan Dana dan Pengelolaannya pada BMT Global Insani Cirebon Jawa Barat” diteliti oleh Betary Tyas Maharani, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016.13 Hasil penelitian ini diketahui bahwa secara keseluruhan, pelaksanaan akad mudharabah muthlaqah pada BMT Global Insani dilihat dari karateristik, prosedur, akad tertulis,

12 Atanasius Hardian Permana Yugiarto, Pengaruh Bagi Hasil, Promosi dan Kualitas

Pelayanan Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Perbankan Syariah Tabungan Mudharabah,

Skripsi di Program Studi Akuntansi, Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015. Sumber eprints.uny.ac.id.

13 Betary Tyas Maharani, Penerapan Akad Mudharabah dalam Penghimpunan Dana dan

Pengelolaannya pada BMT Global Insani Cirebon Jawa Barat, Skripsi di Program Studi Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah tahun 2016. Sumber repository.uinjkt.ac.id

(22)

pengelolaan dan pembagian hasil dapat dikatakan sesuai dengan fatwa DSN-MUI dan konsep mudharabah dalam fiqh.

Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti melihat adanya persamaan penelitian dalam hal sama-sama ingin melihat bagaimana akad mudhrabah dalam produk pendaan yang ada. Namun memiliki perbedaan pada fokus penelitian dimana penelitian tersebut ingin mengetahui apakah penerapannya sudah sesuai aturan syariah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Basma Hairani, tesis yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Tabungan Wadi’ah dan Mudharabah Dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah Pada Bank Riau Kepri Syariah” tesis tahun 2012.14 Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran produk tabungan Wadi’ah dan Mudharabah pada Bank Riau Kepri Syariah Cabang Bengkalis dan Dumai. Selanjutnya, hasil tersebut dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan stategi pemasarannya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa masyarakat minat menabung di bank tersebut karena pelayanan bank yang memuaskan serta kenyamanan menyimpan dana secara syariah. Dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan di atas, dapat diketahui bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini memiliki kajian yang berbeda. Walaupun memiliki fokus kajian yang sama pada tema-tema tertentu.

14 Basma Hairani, Strategi Pemasaran Produk Tabungan Wadi’ah dan Mudharabah Dalam

Meningkatkan Jumlah Nasabah Pada Bank Riau Kepri Syariah, Tesis di Program Pascasarjana

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, 2012. Sumber repo.iain-tulungagung.ac.id.

(23)

Akan tetapi dalam penelitian yang akan dikaji oleh peneliti lebih ditekankan pada Tabungan Mudharabah di BPRS Metro Madani.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Mekanisme

Mekanisme menjadi satu kata yang teramat sering digunakan saat ini. Ada banyak pengertian tentang mekanisme dalam konteks yang berbeda. Pada dasarnya mekanisme berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu mechane yang memiliki arti instrument, mesin pengangkat beban, perangkat, peralatan untuk membuat sesuatu dan dari kata mechos yang memiliki arti sarana dan cara menjalankan sesuatu.15 Mekanisme dapat diartikan dalam banyak pengertian yang dapat dijelaskan menjadi empat pengertian, yaitu:16

1. Mekanisme adalah pandangan bahwa interaksi bagian-bagian dengan bagian-bagian lainnya dalam suatu keseluruhan atau system secara tanpa sengaja manghasilkan kegiatan atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan. 2. Mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan

prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin tanpa bantuan intelegensi sebagai suatu sebab atau prinsip kerja.

3. Mekanisme adalah teori semua gejala alam bersifat fisik dan dapat dijelaskan dalam kaitan dengan perubahan material atau materi yang bergerak.

15Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia, 1996), h. 612-613. Sumber ini

didapat melalui id.m.wikipedia.org diunduh pada 21 Agustus 2018.

(24)

4. Mekanisme adalah upaya memberikan penjelasan mekanis yakni dengan gerak setempat dari bagian yang secara instrinsik tidak dapat berubah bagi struktur internal benda alam dan bagi seluruh alam.

Pengertian lain menurut para ahli, mekanisme adalah suatu rangkaian kerja sebuah alat yang digunakan dalam menyelesaikan sebuah masalah yang berkaitan dengan proses kerja, tujuannya adalah untuk menghasilkan hasil yang maksimal serta mengurangi kegagalan.17

Berdasarkan beberapa pengertian dan pendapat para ahli tersebut dapat peneliti artikan bahwa mmekanisme merupakan suatu sistem atau satu kesatuan prosedur pelaksanaan dari suatu kegiatan pekerjaan yang mana memiliki tatacara yang harus diikuti demi terciptanya suatu hasil atau tujuan yang sesuai dengan aturan dan harapan.

B. Tabungan

1. Pengertian Tabungan

Salah satu produk penghimpun dana atau funding yang ada di bank syariah adalah tabungan. Tabungan (saving deposit) merupakan jenis simpanan yang sangat popular di lapisan masyarakat Indonesia mulai dari masyarakat kota sampai pedesaan. Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat

17Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001).

(25)

ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.18

Tabungan merupakan jenis simpanan yang sangat dikenal oleh masyarakat, karena sejak sekolah dasar anak-anak sekolah sudah dikenalkan dengan tabungan, meskipun masih bersifat menabung di sekolah. Hal ini secara tidak langsung pihak sekolah memperkenalkan kepada anak-anak untuk menghemat dengan menabung. Meskipun tabungan tersebut sifatnya bukan tabungan seperti diterapkan di bank, akan tetapi setidaknya istilah tabungan sudah diperkenalkan kepada kita sejak dini.

Dalam perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan bank sebagai tempat menyimpan uangnya. Hal ini disebabkan karena faktor keamanan dari uangnya yang dibuthkan oleh masyarakat. Tabungan merupakan salah satu produk simpanan yang diperlukan oleh masyarakat untuk menyimpan uangnya, karena merupakan jenis simpanan yang dapat dibuka dengan persyaratan yang sangat mudah dan sederhana.

Persyaratan untuk membuka rekening tabungan, masing-masing bank berbeda. Akan tetapi, pada umumnya bank memberikan persyaratan yang sama pada setiap bank yaitu setiap masyarakat yang ingin membuka rekening tabungan, perlu menyerahkan fotokopi identitas, misalnya KTP,

18 Ismail, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup, 2010), h.

(26)

SIM, paspor, dan identitas lainnya.19 Di samping itu, setiap bank akan memberikan persyaratan tentang setoran awal, minimal, serta saldo minimal yang harus disisakan. Saldo minimal ini diperlukan apabila tabungan akan ditutup, maka terdapat saldo yang digunakan untuk membayar biaya administrasi penutupan tabungan.

Dalam abad modern, bank melakukan inovasi produk tabungan dengan berbagai jenis. Berbagai jenis dan variasi tabungan yang ditawarkan oleh setiap bank dengan berbagai keunggulannya karena bank sedang menghadapi persaingan ketat dalam menghimpun dana masyarakat melalu produk tabungannya. Beberapa contoh tabungan yang ditawarkan oleh bank antara lain:20

a. Tabungan Bunga Harian. b. Tabungan Pendidikan. c. Tabungan Autosave. d. Tabungan Berhadiah. e. Tabungan dengan Asuransi.

f. Dan berbagai jenis tabungan lainnya yang dikembangkan oleh bank umum devisa maupun bank nondevisa.

Produk tabungan merupakan bentuk simpanan yang dapat diambil kapan saja atau sewaktu-waktu oleh nasabah, oleh karenanya bank

19Ibid, h. 68. 20Ibid.

(27)

menyediakan beberapa bentuk sarana penarikan bagi nasabah untuk menarik dananya. Berikut beberapa sarana penarikan tabungan, yaitu:

a. Buku Tabungan

Buku tabungan ini merupakan salah satu bukti bahwa nasabah tersebut adalah nasabah penabung di bank tertentu. Setiap nasabah tabungan akan diberikan buku tabungan, yaitu merupakan buku yang menggambarkan mutasi setoran, penarikan, dan saldo atas setiap transaksi yang terjadi.

b. Slip Penarikan

Slip penarikan merupakan formulir yang disediakan oleh bank untuk kepentingan nasabah yang ingin melakukan penarikan tabungan melalui kantor bank yang menerbitkan tabungan tersebut. Di dalam slip penarikan nasabah perlu mengisi nama pemilik rekening, nomor rekening, serta jumlah penarikan baik angka maupun huruf, kemudian menandatangani slip penarikan tersebut. Setelah menyerahkan slip penarikan dan buku tabungan, maka bank akan membayarnya sebesar bagaimana jumlah yang tertera dalam slip penarikan yang telah ditanda tangani oleh nasabah dan diserahkan kepada teller.

c. ATM

Sarana lain yang dapat digunakan untuk rekening tabungan adalah ATM. ATM ini dalam perkembangan dunia modern ini merupakan sarana yg perlu diberikan oleh setiap bank untuk dapat

(28)

bersaing dalam menawarkan produk tabungan. Hampir semua bank memberikan fasilitas ATM dalam menawarkan produk tabungan kepada masyarakat. Keuntungan lain dengan adanya ATM ini adalah bank memperoleh fee bulanan atas ATM yang dinikmati oleh nasabah tersebut. Fee ATM bulanan ini beragam, tergantung pada bank masing-masing. Pada umumnya, bank membebankan fee atas penggunaan ATM ini sebesar Rp 5000,- perbulan. Fee tersebut merupakan fee based income.

d. Sarana Lainnya

Sarana lainnya yang diberikan oleh bank adalah adanya formulir transfer. Formulir transfer merupakan sarana pemindahbukuan yang disediakan untuk nasabah dalam melakukan transfer baik ke bank sendiri, maupun bank lain. Beberapa bank dapat melayani nasabah yang ingin menarik dan/atau memindahkan dananya dari rekening tabungan tanpa harus membawa buku tabungan. Fasilitas ini diberikan oleh bank kepada nasabah yang sudah dikenal memiliki loyalitas yang tinggi kepada bank.

Sarana penarikan lainnya, misalnya bagi nasabah prima, penarikan dana dari tabungan dapat diantar oleh bank. Nasabah tidak harus datang ke bank dan membawa buku tabungan untuk menarik dananya, akan tetapi cukup telepon ke bank dan pegawai bank akan mengantarkan dana sesuai dengan penarikan yang diharapkanoleh nasabah. Nasabah menandatangani slip penarikan di rumah atau di

(29)

tempat dimana nasabah berada. Fasilitas ini juga hanya diberikan kepada nasabah tertentu yang loyal kepada bank dan bank sudah mengenal baik.

2. Tabungan Syariah

Adapun yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Pengawas Syariah Nasional (DPSN) telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip wadi’ah dan mudharabah.

Menurut undang-undang Perbankan Syariah nomor 21 tahun 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.21

Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-MUI/IV/2000, tabungan ada dua jenis, yaitu: pertama, tabungan yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah yang berupa tabungan dengan berdasarkan perhitungan bunga. Kedua, tabungan yang dibenarkan secara prinsip syariah yakni tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan

wadi’ah.22

21 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung:

Alfabeta, 2012), h. 34.

(30)

Jumlah nasabah pengguna produk tabungan lebih banyak dari pada produk penghimpunan lain, hal ini dikarenakan tabungan adalah produk simpanan nasabah yang bersifat likuid. Nasabah dapat mampu sewaktu-waktu mengambil dananya apabila nasabah membutuhkannya. Produk tabungan merupakan produk penghimpun dana yang lebih minimal biaya bagi pihak bank karena bagi hasil yang ditawarkan pada nasabah pun kecil.

C. Mudharabah

1. Pengertian Mudharabah

Menurut bahasa, mudharabah berasal dari kata al-dharb yang artinya secara harfiah adalah bepergian atau berjalan.23 Sedangkan secara

terminologi mudharabah berarti sejumlah uang yang diberikan seseorang kepada orang lain untuk modal usaha, apabila mendapat keuntungan maka dibagi dua yaitu untuk pihak pemilik modal (shahibul mal) dan pelaku usaha (mudharib).24

Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak

dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian

financial hanya ditanggung oleh pemilik dana.

Mudharabah dalam buku Islamic Financial Management

dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

23 Hendi Suhendi, Fiqh Mu’amalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), h.135. 24 Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah., h. 128.

(31)

a. Mudharabah adalah akad kerja sama antara pemilik modal (shahibul

maal), yang menyediakan seluruh kebutuhan modal, dan pihak

pengelola usaha (mudharib) untuk melakukan suatu kegiatan usaha bersama. Keuntungan yang diperoleh dibagi menurut perbandingan (nisbah) yang disepakati.

b. Dalam hal terjadi kerugian, maka ditanggung oleh pemilik modal selama bukan diakibatkan kelalaian pengelola usaha. Sedangkan, kerugian yang timbul karena kelalaian pengelola akan menjadi tanggung jawab pengelola usaha itu sendiri.

c. Pemilik modal tidak turut campur dalam pengelolaan usaha, tetapi mempunyai hak untuk melakukan pengawasan.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa

mudharabah adalah akad yang disepakati antara nasabah dan bank syariah.

Dimana pihak nasabah sebagai pemilik modal (shahibul maal) yang berperan untuk menyediakan dana dan bank syariah sebagai pihak lainnya yang bertugas mengelola dana (mudharib) untuk kegiatan usaha.

2. Landasan Hukum Mudharabah a. Al-Qur’an

(32)

Ada beberapa landasan hukum di dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan Mudharabah diantaranya adalah:

...

ِهَّللا ِلْضَف ْنِم َنوُغَ تْبَ ي ِضْرَْلْا ِفِ َنوُبِرْضَي َنوُرَخآَو

...

“... dan yang lainnya, bepergian di muka bumi mencari karunia

Allah…”25

Menurut Qurais Shihab ayat tersebut menjelaskan umat manusia bepergian meninggalkan tempat tinggalnya untuk mencari karunia Allah baik keuntungan perniagaan atau perolehan ilmu.26

b. Hadist

Diantara hadist yang berkaitan dengan mudharabahadalah sebagai berikut:

َرَ تْشِاةَبَراَضُمَلاَمْلاَعَ فَداَذِإِبِّلَطُمْلاِدْبَعُ نْ بُساَّبَعْلااَنُدِّيَسَناَك

َيَلاْنَأِهِبِحاَصىَلَعَط

َِتْشَيَﻻَو،اًيِداَوِهِبَلِزْنَ يَﻻَو،اًرْحَبِهِبَكُلْس

ِهِبَي

َنِمَضَكِلَذَلَعَفْ نِإَف،ٍةَبْطَرٍدِبَكَتاَذًةَّباَد

ُهَزاَجَأَفَمَّلَسَوِِلِآَوِهْيَلَعُهللاىَّلَصِهلل َﻻْوُسَرُهُطْرَشَغَلَ بَ ف،

Artinya ”Adalah Abbas bin Abdul Muththalib, apabila ia menyerahkan sejumlah harta dalam investasi mudharabah, maka ia membuat syarat kepada mudharib, agar harta itu tidakdibawa melewati lautan, tidak menuruni lembah dan tidak dibelikan kepada binatang, Jika mudharib melanggar syarat-syarat tersebut, maka ia bertanggung jawab menanggung risiko. Syarat-syarat yang diajukan Abbas tersebut

sampai kepada Rasulullah Saw, lalu Rasul membenarkannya”27

25 QS. Al-Muzammil (73): 20.

26M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishibah, (Tangerang: Lentera Hati, 2002), h.

536-537.

27Abu Bakar Ahmad bin al-Husain bin Ali al_Baihaqi, Sunan al-Baihaqi, (Digital

(33)

c. Ijma’

Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara

mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadits

yang dikutip Abu Ubaid.28 d. Qiyas (Analogi)

Terkait qiyas atau penganalogian beberapa ulama telah membuat suatu analogi atas kesahihan Al-Musaqah. Al-Musaqah adalah kemitraan pertanian, dimana pemilik kebun buah-buahan mengalihkan pohon-pohon buah dalam jumlah tertentu kepada pemilik lain yang akan merawatnya di dalam pertukaran, untuk mendapatkan suatu porsi tertentu dari total panenan pohon-pohon tersebut (bukan panenan pohon-pohon tertentu). Oleh karena itu, menurut beberapa ulama, kedua jenis kontrak ini yakni mudharabah dan musaqah diperlukan oleh manusia.29

3. Rukun dan Syarat Mudharabah

28Ibid.

29 Internasional Shari’ah Research Academy for Islamic Finance (ISRA), Sistem

(34)

Rukun dari akad mudharabah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:

a. Pelaku akad, yaitu shahibul maal (pemodal) adalah pihak yang memiliki modal tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib (pengelola) adalah pihak yang pandai berbisnis, tetapi tidak memiliki modal. b. Objek akad, yaitu modal (maal), kerja (dharabah) dan keuntungan

(ribh).

c. Shigat, yaitu ijab dan Qabul.30

Syarat-syarat sah mudharabah berhubungan dengan rukun-rukun

mudharabah itu sendiri. Syarat-syarat sah mudharabahadalah sebagai

berikut:

a. Modal atau barang yang diserahkan itu berbentuk uang tunai. Apabila barang itu berbentuk emas atau perak batangan, emas hiasan atau barang dagang lainnya, mudharabah tersebut batal.

b. Bagi orang yang melakukan akad disyaratkan mampu melakukan tasharuf, maka dibatalkan akad anak-anak yang amsih kecil, orang gila dan orang-orang yang berbeda dibawah pengampunan.

c. Modal harus diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan antara modal yang harus diperdagangkan dengan laba atau keuntungan dari perdagangan tersebut yang akan dibagikan kepada dua belah pihak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

d. Keuntungan yang akan menjadi milik pengelola dan pemilik modal harus jelas presentasinya, umpamanya setengah, sepertiga atau sepermepat.

e. Melafazkan ijab dari pemilik modal, misalnya saya serahkan uang ini kepadamu untuk dagang jika ada keuntungan-keuntungan akan dibagi dua dan kabul dari pengelola.

f. Mudaharabah bersifat mutlak, pemilik modal tidak mengikat pengelola harta untuk berdagang di negara tertentu, memperdagangkan barang-barang tertentu, pada waktu-waktu tertentu, sementara diwaktu lain tidak karena persyaratan yang mengikat sering menyimpang dari tujuan kadar mudharabah, yaitu keuntungan. Bila dalam mudharabah ada persyaratan-persyaratan, maka mudharabah tersebut menjadi rusak (fasid) menurut pendapat al-Syafi’i dan Malik. Sedangkan menurut Abu Hanifah dan Ahmad Hanbal, mudharabah itu sah.31

30Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2013), h. 62.

(35)

4. Jenis-Jenis Mudharabah

Secara garis besar mudharabah dibagi menjadi dua jenis, berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis:

a. Mudharabah Muthlaqah

Mudharabah Muthlaqah adalah akad mudharabah yang mana

pengelola modal diberi keleluasan dalam mengelola dan menjalankan modal. Keleluasan menentukan jenis usaha, termasuk lokasi, dan tujuan usaha.32Mudharabah Muthlaqah ini shahibul maal memberikan

kebebasan kepada mudharib untuk jenis usaha apa yang akan dijalankan dalam mengelola modal, namun tetap harus kegiatan usaha yang sesuai dengan syariah.

Mudharabah Muthlaqah dapat disebut investasi dari pemilik

dana kepada bank syariah, dan bukan merupakan kewajiban atau ekuitas bank syariah.33 Bank syariah tidak mempunyai kewajiban untuk

mengembalikannya apabila terjadi kerugian atas pengelolaan dana yang bukan disebabkan kelalaian atau kesalahan bank sebagai mudharib. Namun sebaliknya, apabila bank syariah melakukan kesalahan atau kelalaian maka bank syariah sebagai mudharib wajib mengganti semua dana investasi Mudharabah Muthlaqah.

Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Ketentuan umum diantaranya:34

32 Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah., h. 134. 33 Ismail, Perbankan Syariah., h. 87.

34 Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Yogyakarta:

(36)

1) Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan secara risiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana, yang dicantumkan dalam aqad.

2) Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti penyimpanan.

3) Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuatu dengan perjanjian yang disepakati, namun tidak diperkenankan mengalami saldo negatif.

4) Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan deposito atau tabungan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan syariah.

b. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah merupakan akad kerja sama Mudharabah yang mana shahibul maal menginvestasikan dananya

dengan memberi batasan atas penggunaan atau pengelolaan dananya.35 Batasannya antara lain tentang tempat dan cara berinvestasi, jenis investasi, objek investasi, dan jangka waktu.

1) Mudharabah Muqayadah on Balance Sheet

Jenis Mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) dimana pemilik dana dapat menetapkan

(37)

syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Karateristik jenis simpanan ini diantaranya:36

a) Pemilik dana wajib menetapkan syarat tertentu yang harus diikuti oleh pihak bank.

b) Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan.

c) Sebagai tanda bukti simpanan, bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib memisahkan dana dari rekening lain.

2) Mudharabah Muqayadah off Balance Sheet

Jenis Mudharabah ini merupakan penyaluran dana

Mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, dimana bank

bertindak sebagai perantara yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksana usahanya.37 Karateristiknya:

a) Sebagai tanda bukti simpanan, bank menerbitkan bukti simpanan khusus.

b) Bank wajib memisahkan dana dari rekening lainnya.

36 Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan., h. 24. 37Ibid, h. 25

(38)

c) Rekening khusus dicatat pada pos tersendiri dalam rekening administratif.

d) Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak yang diamanahkan oleh pemilik dana.

e) Bank menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak. f) Antara pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi

hasil.

5. Manfaat Mudharabah

Manfaat dari mudharabah adalah sebagai berikut:

a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.

b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative

spread (tingkat suku bunga pinjaman yang lebih rendah daripada

tingkat suku bunga tabungan).

c. Pengambilan pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.

d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah / musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan

(39)

(nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.38

Mudharabah memiliki banyak manfaat yang sangat

menguntungkan bagi kedua belah pihak antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana).

6. Pengakhiran Kontrak Mudharabah

Sebelum memulai pekerjaan mudharabah, kontraknya dianggap sebagai ‘aqd ghayr lazim (kontrak yang tidak mengikat), dan karena itu dapat diakhiri oleh salah satu dari dua pihak dengan menyampaikan pemberitahuan kepada pihak yang lain.39

Namun, segera sesudah pekerjaan mudharabah dimulai, para ulama memiliki pandangan-pandangan berlainan tentang apakah kontrak tersebut dapat diakhiri oleh salah satu pihak tanpa persetujuan pihak yang lain. Mayoritas ulama memiliki opini bahwa kontrak tersebut dapat diakhiri berdasarkan suatu fakta bahwa kontrak tersebut merupakan ‘aqd ghayr

lazim. Disisi lain, Imam Malik memiliki opini bahwa kontrak tersebut dapat

diakhiri hanya bila disertai persetujuan bersama dari para pihak yang berkontrak.

Dalam kontek keadaan saat ini, sebagian besar perusahaan komersial zaman sekarang membutuhkan waktu mendatangkan hasil.

38 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema

Insani Press, 2001), h. 97.

39 Internasional Shari’ah Research Academy for Islamic Finance (ISRA), Sistem

(40)

perusahaan komersial ini juga dapat menuntut usaha-usaha yang konstan dan kompleks. Oleh karena itu, dapat menimbulkan bencana pada suatu proyek bila salah satu pihak mengakhiri kontrak segera sesudah proyek tersebut dimulai. Dengan pertimbangan ini, pandangan Imam Maliki mungkin lebih praktis diaplikasikan. Untuk menghindari kesukaran mendatang, opsi lain adalah para pihak menyepakati bahwa ketika mengusahakan kontrak mudharabah, tidak ada pihak yang boleh mengakhirinya selama suatu periode tertentu, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu.40

Kejadian-kejadian lain ketika kontrak mudharabah dapat dilikuidasi, sebagaimana dinyatakan oleh AAOIFI di dalam standar Syariah No.13, klausul 10/1, adalah sebagai berikut:

a. Pada tanggal jatoh tempo, bila kedua pihak telah lebih dahulu sepakat menetapkan suatu batas waktu.

b. Ketika dana kontrak mudharabah tersebut telah habis atau telah merugi.

c. Kematian mudharib atau likuidasi lembaga yang bertindak selaku

mudharib.

d. Ketidaksehatan akal salah satu pihak mana pun di dalam kontrak

mudharabah.

7. Aplikasi Mudharabah dalam Produk Tabungan a. Tabungan Mudharabah

(41)

Tabungan Mudharabah merupakan produk penghimpun dana oleh bank syariah yang munggunakan akad Mudharabah Muthlaqah. Bank sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal.41 Nasabah menyerahkan pengelolaan dana tabungan Mudharabah secara mutlak kepada mudharib (bank syariah), tidak ada batasan baik dilihat dari jenis investasi, jangka waktu, maupun sektor usaha, dan tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah Islam.

Dalam pengelolaan harta mudharabah, bank menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. Di samping itu, bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah penabung tanpa persetujuan yang bersangkutan. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, PPH bagi hasil tabungan Mudharabah dibebankan langsung ke rekening tabungan

mudharabah pada saat perhitungan bagi hasil.

Sistem perbankan syariah dalam mengaplikasikan akad mudharabah dalam produk tabungan sebagai berikut:42

1) Di dalam praktik perjanjian dilaksanakan dalam bentuk perjanjian baku (standard contract). Hal ini bersifat membatasi atas kebebasan kontrak. Adanya pembatasan dimaksud, berkaitan dengan kepentingan umum agar perjanjian baku itu diatur dalam

41Ismail, Perbankan Syariah., h. 89.

(42)

undang atau setidak-tidaknya diawasi oleh pihak Dewan Pengawas Syariah Nasional.

2) Bentuk akad produk tabungan mudharabah di bank syariah dimaksud, dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis yang disebut perjanjian bagi hasil.

3) Dalam perjanjian tertulis akad perjanjian tabungan mudharabah disebutkan nisbah bagi hasil pemilik dana (shahibul mal) dan untuk pengelola dana (mudharib). Nisbah bagi hasil ini berlaku sampai berakhirnya perjanjian. Perjanjian ini mengikat dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan syarat-syarat dan ketentuan umum.

4) Pelaksanaan akad tabungan mudharabahterjadi apabila ada calon nasabah yang akan menabung atau meminjam modal dari bank syariah. Dalam akad perjanjian tertulis tersebut sebelum ditandatangani oleh calon nasabah, kreditor atau penabung terlebih dahulu mempelajari dan apabila calon nasabah menyetujui perjanjian dimaksud, maka calon nasabah menandatangani perjanjian.

Perhitungan bagi hasil tabungan mudharabah dilakukan berdasarkan saldo rata-rata harian yang dihitung di tiap akhir bulan dan di buku awal bulan berikutnya.43 Rumus perhitungan bagi hasil tabungan Mudharabah adalah sebagai berikut:

(43)

Bagi hasil tabungan Mudharabah sangat dipengaruhi oleh antara lain:

1) Pendapatan bank syariah.

2) Total investasi Mudharabah Muthlaqah. 3) Total investasi produk tabungan Mudharabah. 4) Rata-rata saldo tabungan Mudharabah.

5) Nisbah tabungan Mudharabah yang ditetapkan sesuai dengan perjanjian.

6) Metode perhitungan bagi hasil yang diberlakukan. 7) Total pembiayaan bank syariah.

Dari penjelasan di atas, untuk jenis tabungan mudharabah memang ditujukan untuk memenuhi keinginan nasabah yang mengharapkan keuntungan atas uang yang disimpan di bank. Besarnya keuntungan yangakan diterima oleh nasabah penabung telah ditentukan dalam nisbah tertentu di awal perjanjian. Secara yuridis dengan memilih tabungan mudharabah nasabah mempunyai peluang mendapatkan keuntungan, namun ia juga akan menanggung risiko kehilangan modal jika bank selaku mudharib mengalami kerugian.

Hari bagi hasil x saldo rata-rata harian x tingkat bagi hasil Hari kalender yang bersangkutan

(44)

b. Ketentuan-ketentuan Tabungan Mudharabah

Berikut adalah fitur dan mekanisme tabungan atas dasar akad

mudharabah:44

1) Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah sebagai pemilik dana (shahibul maal).

2) Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati.

3) Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu yang disepakati.

4) Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening..

5) Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan.

Selain itu berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 02/DSN-MUI/IV/2000tabungan mudharabah memiliki ketentuan sebagai berikut:

1) Dalam transaksiini nasabah bertindak sebagai shahibulmal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

(45)

2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya

mudharabah dengan pihak lain.

3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukuan rekening.

5) Bank sebagai mudharibmenutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbab keuntungan nasabah

tanpa persetujuan yang bersangkutan.

Kemudian berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 10/14/DPbs tertanggal 17 Maret 2008, juga memberikan ketentuan tentang tabungan mudharabah. Menurut PBI dimaksud dalam kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atas dasar akad

mudharabah berlaku persyaratan sebagai berikut:45

1) Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal).

2) Pengelolaan dana oleh bank dapat dilakukan sesuai batasan-batasan yang ditetapkan oleh pemilik dana (mudharabah

45 Abdul Ghofur Ansori, Perbankan Syari’ah di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada

(46)

muqayyadah) atau dilakukan dengan tanpa batasan-batasan dari

pemilik dana (mudharabah mutlaqah).

3) Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karateristik produk, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparasi informasi produk bank dan penggunaan data pribadi nasabah.

4) Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan atas pembukaan dan penggunaan produk tabungan dan deposito atas dasar akad

mudharabah dalam bentuk perjanjian tertulis.

5) Dalam akad mudharabah muqayyadah harus dinyatakan secara jelas syarat-syarat dan batasan tertentu yang ditentukan oleh nasabah.

6) Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati.

7) Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu yang disepakati.

8) Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening. 9) Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah

tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan.

(47)

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi di lokasi tersebut, yang digunakan untuk penyusunan laporan ilmiah.46 Adapun maksud dari

field research dalam penelitian ini adalah peneliti akan melakukan

penelitian yang ditujukan secara langsung ke lokasi penelitian yang akan diteliti yaitu BPRS Metro Madani.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu, kemudian menarik kepermukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi tertentu.47 Penelitian ini berupaya mengumpulkan fakta yang ada dan fokus pada usaha mengungkapkan suatu masalah dalam keadaan sebagaimana adanya yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.

46Abdurrahmad Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi,

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 96.

47 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana,

(48)

Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan suatu gejala atau suatu fenomena sosial yang yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, dimana manusia berperan penting sebagai instrumen penelitian. Hal tersebut akan tampak pada data yang akan dihasilkan dalam penelitian ini, yakni data-data yang diperoleh di lapangan tentang produk tabungan mudharabah di BPRS Metro Madani.

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data juga disebut responden, jika yang menjadi sumber adalah orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian melalui wawancara, apabila menggunakan observasi maka sumber datanya berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maka sumber data yang diperlukan adalah sumber data primer dan sekunder.

1. Sumber Data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik melalui wawancara kemudian diolah oleh peneliti.48 Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung di BPRS Metro Madani. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Ibu Agnesi selaku

48 Zainuddin Ali, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h.

(49)

Custumer Service (CS), dan Bapak Suprapto selaku staff dari Marketing Funding di BPRS Metro Madani.

Kemudian sumber data primer dari nasabah dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah cara pengambilan sample berdasarkan pada karateristik tertentu yang dianggap memiliki sangkut paut dengan karateristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya.49 Nasabah yang menjadi sumber data primer penelitian ini adalah Ibu Devi Rahayu Ningsih selaku nasabah tabungan pendidika dan Bapak Dedi Irawan selaku nasabah tabungan haji Azzamani. 2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan bacaan seperti buku, jurnal, hasil penelitian, surat kabar dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian.

Sumber data sekunder yang didapat penulis adalah dari buku-buku ilmiah yang ada kaitannya dengan penelitian peneliti. Adapun diantaranya buku-buku yang menjadi kelengkapan data sekunder tersebut yaitu buku dari Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, buku Ascarya, Akad & Produk Bank Islam, buku Ismail, Perbankan Syariah, buku Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah Kontemporer, buku Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, buku M. Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, buku Khaerul Umam, Manajemen

49 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua, h.

(50)

Perbankan Syariah, Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, ada berberapa metode yang peneliti lakukan. Metode ini dilakukan untuk memperoleh data dari lapangan sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan. Metode yang peneliti gunakan adalah:

1. Metode Interview atau Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan-keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dan responden dengan alat yang dinamakan interview

guid (panduan wawancara).50

Dengan demikian metode wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi dengan tujuan mendapatkan informasi penting yang diinginkan. Dalam kegiatan wawancara terjadi hubungan antara dua orang atau lebih, dimana keduanya berperilaku sesuai dengan status dan peranan mereka masing-masing. Interview dibedakan menjadi tiga macam, yaitu Interview bebas (tanpa pedoman pertanyaan), Interview terpimpin (menggunakan daftar pertanyaan) dan Interview bebas terpimpin (kombinasi antara interview bebas dan terpimpin).51

50 Moh. Nasir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h. 63. 51 Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.

(51)

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin yaitu interview mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kerangka pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan. Sedangkan interview diberikan kebebasan dalam memberikan jawaban. Metode interview ini digunakan untuk mendapatkan data tentang proses pelaksanaan penelitian ini.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.52 Dokumentasi ini digunakan untuk mencari data atau sumber yang berkaitan dengan penelitian “Mekanisme Tabungan Mudharabah di BPRS Metro Madani”. Oleh karena itu, sumber informasi dokumentasi yang dikumpulkan dari pihak bank seperti dokumen gambaran dan sejarah singkat bank, struktur organisasi, dokumentasi administrasi funding, dokumen jumlah seluruh nasabah dan khusus nasabah penabung, data laporan keungan bank, dan brosur produk tabungan.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan

52 Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kualitatif,

(52)

lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif lapangan dan bersifat deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung.53

Peneliti menggunakan cara berfikir induktif untuk menganalisa data. Adapun cara berfikir induktif yaitu berangkat dari fakta yang khusus dan konkrit, kemudian dari fakta dan peristiwa yang konkrit tersebut ditarik secara generalisasi yang mempunyai sifat umum.54 Metode berfikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berfikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Mengamati dari fenomena yang telah diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.

Berdasarkan keterangan di atas maka dalam menganalisa data peneliti menggunakan data yang telah diperoleh dari uraian-uraian kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan cara berfikir induktif yang berangkat dari informasi tentang tabungan mudharabah di BPRS Metro Madani.

53 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 34-35.

54 Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian Research I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum BPRS Metro Madani 1. Sejarah Berdirinya BPRS Metro Madani

Bank Pembiayaaan Rakyat Syariah Metro Madani (BPRS Metro Madani) merupakan salah satu lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah Islam dalam kegiatan oprasionalnya. Dasar hukum Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 dan terakir Undang-undang 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.55

PT. BPRS Metro Madani mulai beroprasional tanggal 20 September 2005, didirikan berdasarkan Akta Anggaran Dasar notaris Hermazulia, SH di Bandar Lampung No. 1 tanggal 03 Maret 2005 yang disyahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia (HAM) nomor C-16872 HT.01.01.TH.005 tanggal 17 Juni 2005. Izin usaha dari Bank Indonesia nomor 7/54/KEP.GBI/2005 tanggal 8 September 2005.56

Saat ini PT. BPRS Metro Madani memiliki 4 (empat) kantor cabang, 1 (satu) Kantor Kas dan 1 (satu) Kantor Layanan Kas. Cabang pertama di Unit II Tulang Bawang sejak 14 Januari 2008.

55 Dokumentasi Company Profil BPRS Metro Madani, h. 1. 56 Ibid.

(54)

2. Produk Perbankan di BPRS Metro Madani

Saat ini PT. BPRS Metro Madani telah melayani lebih dari 11.500 nasabah penyimpan dana dan lebih dari 2.000 nasabah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang telah menggunakan layanan pembiayaan dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Metro Madani.57 Sebagai

lembaga yang berfungsi menjadi intermediasi antara masyarakat yang memiliki kelebihan dana (shahibul maal) dengan masyarakat yang membtuhkan dana (mudharib), dalam menjalankan oprasional perbankan syariah, produk-produk PT. BPRS Metro Madani adalah sebagai berikut:

a. Produk Pendanaan

Produk Penghimpunan Dana terdiri dari:58

1) Tabungan dengan prinsip Wadiah (titipan) : Tabungan Syariah Metro Madani (TSMM), yaitu tabungan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat kapan saja nasabah membutuhkan.

2) Tabungan dengan prinsip Mudharabah, yaitu tabungan yang penarikannya sesuai dengan tujuannya antara lain Tabungang Haji iB, Tabungan Qurban iB, Tabungan Pendidikan iB, Tabungan Walimah iB.

3) Deposito Investasi dengan prinsip Mudharabah, yaitu simpanan yang ditujukan untuk berinvestasi dalam jangka waktu tertentu dan

57Ibid, h. 2.

(55)

berbagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. Jangka waktu mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.

b. Pembiayaan

Produk Pembiayaan PT. BPRS Metro Madani atas dasar akad Syariah antara lain:59

1) Jual beli : Murabahah, Salam dan Istishna.

2) Syirkah dengan bagi hasil : Mudharabah dan Musyarakah. 3) Sewa menyewa : Ijarah, Ijarah muntahiyah bittamlik. 4) Pinjam meminjam : Qard / Qardhul Hasan.

5) Jasa pelayanan : Ijarah Multijasa, Kerjasama Talangan Haji / Umroh.

6) Gadai Emas Syariah : Rahn.

7) Pemiayaan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Guru.

B. Mekanisme Tabungan Mudharabah Di BPRS Metro Madani 1. Pengertian Tabungan Mudharabah di BPRS Metro Madani

Produk-produk penghimpun dana dalam jenis tabungan yang dimiliki oleh BPRS Metro Madani diantaranya adalah tabungan yang berakad wadi’ah dan tabungan yang berakadkan mudhrabah.

Tabungan Syariah Metro Madani (TSMM) adalah produk tabungan di BPRS Metro Madani yang merupakan titipan dengan akad

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk variabel pengobatan diperoleh p- value = 0,4991> α = 0,15 yang berarti bahwa secara parsial variabel pengobatan tidak berpengaruh signifikan

Kemampuan peserta didik di sekolah dalam menalar dan mencipta pemikiran dan tindakan produktif serta kreatif, yang dapat dibuktikan dengan penilaian bapak/ibu adalah:. 

PEMANFAATAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI AGREGAT DENGAN CAMPURAN POLIURETAN DAN KARET SINTETIS ETHYLENE PROPYLENE DIENAMONOMER (EPDM) PADA ASPAL DALAM.. PEMBUATAN

Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Perangkat Daerah Bidang Infrastruktur. Jumlah Monitoring dan Evaluasi OPD Bappeda Kabupaten Gresik 2

Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, dan

Karena di perusahaan ini terdapat 4 orang yang berasal dari Jepang, dan perusahaan ini menjalin kerjasama dengan perusahaan Jepang lainnya, maka komunikasi yang

(1)Program Pemenuhan Hak-Hak Dasar penduduk Miskin terdiri dari 5 (lima) kegiatan, yaitu : 1.Pemberian makanan tambahan balita / anak sekolah bagi penduduk miskin / desa

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar produksi bawang merah yang di kupas dan penerimaan yang diterima oleh pengusaha, maka bawang merah yang di kupas tersebut harus di jual