KEBERADAAN WALLPAPER SEBAGAI UNSUR HIASAN
PADA ELEMEN PEMBENTUK RUANG DALAM
Nyoman Ratih Prajnyani Salain
Dosen Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Bali Email : ratihsalain@gmail.com
Abstrak
Ruangan interior terdiri atas empat elemen pembentuk ruang, yaitu: plafond, dinding, lantai, dan bukaan ruang. Masing-masing elemen tersebut umumnya dijadikan sebagai media kreativitas oleh sang desainer demi mendapatkan kenyamanan baik secara visual maupun fungsional dengan selalu mengindahkan prinsip-prinsip desain interior. Dewasa ini, penggunaan wallpaper sebagai unsur hiasan pada elemen dinding bukanlah hal yang asing, baik bagi kalangan desainer interior maupun bagi masyarakat awam. Penggunaan wallpaper juga tidak dibatasi oleh fungsi ruang yang akan didesain. Selain hunian rumah tinggal, wallpaper juga banyak dijumpai pada interior-interior dengan fungsi sebagai public facilities diantaranya ada café/ restoran, hotel, rumah sakit, perkantoran, sekolah, dll. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya keberadaan awal wallpaper dijadikan sebagai unsur hiasan pada elemen pembentuk ruang, berikut pengertian, jenis-jenis, dan motif wallpaper dalam konsep langgam interior. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif karena makalah ini menggambarkan keberadaan wallpaper dalam dunia interior dengan cara mengumpulkan data-data yang bersifat kualitatif seperti kajian pustaka mengenai sejarah desain interior, wallpaper, desain interior, foto beserta gambar-gambar yang terkait dengan wallpaper dan desain interior.
Kata Kunci : wallpaper, desain interior, elemen pembentuk ruang
Abstract
Room interior consist of four room forming elements, they are : ceiling, wall, floor and room aperture. Each of them is used as media of creativity of the designer, in order to find comfortability visually as well as functionally, by always considering the principle of interior design.
Recently, wallpaper as decoration aspect on the wall element is commonly used, both by the interior designers and also by the common people. Its use is not limited by the function of the room being designed. Beside in the residential home, wallpaper can be also found in public facilities, such as cafe/restaurants, hotels, hospitals, offices, schools, etc.
This paper is aimed to know the former existence of wallpaper which is used as decoration aspect of room forming element, including its definition, types and motifs on the concept of interior style.
The method used in this research is descriptive-quantitative method, because this paper describes the existence of wallpaper in the interior world by submitting the qualitative data, such as : literature study about interior design history, wallpaper, interior design, pictures and photos which have relationship with wallpaper and interior design.
1. PENDAHULUAN
Dunia desain telah banyak mengalami perkembangan terutama pada bidang seni arsitektural dan seni interior. Hal ini dikarenakan, adanya keterkaitan dengan perkembangan di bidang teknologi. Dahulu, manusia mendirikan hunian dengan tujuan untuk melindungi dirinya dari alam, cuaca, hewan buas, ataupun serangan sesama manusia. Keberadaan fisik dari hunian hanya akan dipandang dari faktor keamanan saja bukan dari faktor kenyamanan dan keindahan. Namun, seiring berjalannya waktu, manusia mulai berpikir bahwa selain faktor keamanan, faktor kenyamanan dan keindahan juga dibutuhkan di dalam menjalani kehidupan.
Keberadaan fisik hunian yang sebelumnya hanya terdiri dari atap, tiang dan lantai panggung yang seadanya saat itu, secara berangsur-angsur mengalami perkembangan dengan ditambahkannya dinding
dengan tujuan memberikan
kenyamanan thermal serta
memberikan privasi bagi penghuninya. Ruang dalam pun, mulai mendapatkan sentuhan keindahan yang tadinya diawali dari faktor kepercayaan manusia saat itu dengan menghadirkan sosok patung/ arca, relief, lukisan dinding sebagai alat pemujaan.
Hal inilah yang dijadikan landasan berkembangnya desain interior di dalam suatu bangunan. Perkembangan tersebut dapat dilihat pada masing-masing elemen dasar interior yang terdiri dari : plafond, dinding, dan lantai (Wicaksono dan Tisnawati, 2014: 11). Ketiga elemen tersebut dijadikan sebagai media kreativitas seni oleh sang desainer di dalam
mewujudkan ruang dalam sesuai dengan konsep desainnya.
Wallpaper merupakan salah satu hiasan dinding yang kini marak diaplikasikan pada elemen dinding. Penggunaan wallpaper merupakan salah satu alternatif hiasan dinding, selain dari menggunakan permainan warna pada cat dinding. Ada banyak kelebihan dari menggunakan wallpaper yang pertama adalah dari faktor kebersihan. Bahan wallpaper mudah dibersihkan jika dibandingkan dengan dinding yang hanya dilapisi cat saja.
Kemunculan Wallpaper masih diperdebatkan. Terdapat dua versi yang akan dibahas nantinya, pertama kali muncul di Cina pada tahun 200 SM dan versi yang kedua pada jaman Renaisans di Perancis (Foresta Deco; 2012; Sejarah Wallpaper Dinding; http://www.forestadeco.com/index.php /news/index/2650; diakses tanggal 17 Januari 2017).
Kajian Pustaka pada penelitian ini akan diawali dengan pengertian desain interior, prinsip dasar desain interior jenis konsep interior, sejarah munculnya wallpaper, definisi dan jenis wallpaper, serta cara menghitung kebutuhan wallpaper pada dinding. Untuk pembahasannya akan menelaah implementasi dari wallpaper berdasarkan konsep-konsep interior yang ada. Hal tersebut bertujuan untuk mewujudkan keselarasan antara motif wallpaper yang dipilih dengan konsep interior yang diterapkan.
2. TUJUAN DAN METODE PENELITIAN
2.1 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui implementasi yang sesuai dan selaras antara pemilihan motif wallpaper dengan jenis konsep interior yang diterapkan.
2.2 Metode Penelitian
Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini menggambarkan keberadaan wallpaper dalam dunia interior dengan cara mengumpulkan data-data yang bersifat kualitatif seperti kajian pustaka mengenai sejarah desain interior, wallpaper, desain interior, foto beserta gambar-gambar yang terkait dengan wallpaper dan desain interior.
3. KAJIAN PUSTAKA
Kajian Pustaka pada penelitian ini akan membahas mengenai definisi Desain Interior, Prinsip Dasar Desain Interior, Jenis Konsep Interior, Sejarah Desain Interior dan Keberadaan Wallpaper, Definisi dan Jenis Wallpaper, serta Cara Menghitung Kebutuhan Wallpaper. Referensi-referensi yang didapatkan dari kajian pustaka tersebut diharapkan dapat membantu di dalam menyelesaikan pembahasan pada penelitian ini.
3.1 DEFINISI DESAIN INTERIOR Saat ini, pengertian mengenai desain interior sangatlah beragam. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya ahli-ahli desain interior yang bermunculan sembari membawa teorinya masing-masing. Namun, dari sekian banyaknya pengertian mengenai desain interior sesungguhnya memiliki makna
pokok yang sama hanya dengan membahasakannya yang berbeda-beda.
Desain interior atau perancangan interior adalah salah satu cabang dari ilmu rancang bangun atau arsitektur yang perkembangannya cukup pesat (Wicaksono, 2014: 3). Hal ini disebabkan oleh adanya kebutuhan manusia untuk memenuhi gaya hidup dalam memanfaatkan fungsi ruang di dalam melakukan aktivitas. Sedangkan menurut D.K. Ching, “merencanakan, menata dan merancang ruang-ruang interior dalam bangunan; Tatanan fisik diatas dapat memenuhi kebutuhan dasar kita akan sarana untuk bernaung dan berlindung; menentukan langkah sekaligus mengatur bentuk aktivitas kita; memelihara aspirasi kita dan mengekspresikan ide-ide yang menyertai segala tindakan kita, mempengaruhi penampilan, perasaan dan kepribadian kita” (Kirarai; 2012; Desain Interior;
http://annisa- po.blogspot.co.id/2012/07/desain-interior.html; diakses tanggal 20 Januari 2017).
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian Desain interior adalah, suatu ilmu pengetahuan yang memiliki keterkaitan dengan ilmu konstruksi dan seni merancang bangunan (arsitektur) namun dalam konteks perencanaan, penataan, dan perancangan ruang dalam dengan tujuan memberikan kenyamanan dari faktor fungsi maupun faktor estetis bagi manusia yang melakukan aktivitas di dalamnya.
3.2 PRINSIP DASAR DESAIN INTERIOR
Di dalam mendesain suatu ruang dalam, seorang desainer diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip dasar perancangan desain interior. Masin
bagian dari prinsip-prinsip dasar tersebut berguna untuk menghasilkan suatu karya yang fungsional dan nyaman dari segi fisik maupun psikis.
Menurut Petitevirus
artikelnya yang berjudul Sejarah, Pengertian dan 7 Prinsip Desain
Interior (sumber
http://petitevirus.wordpress.com diakses tanggal 20 Januari 2017) mengemukakan bahwa terdapat 7 prinsip dasar interior yaitu:
3.2.1 Unity and Harmony
Suatu ruangan dianggap sebagai suatu kesatuan dengan yang mana segala elemen pembentuk ruang saling melengkapi dan berkesinambungan sehingga tercipta komposisi yang harmonis dan seimbang
3.2.2 Keseimbangan
Yang dimaksud dengan
keseimbangan adalah tidak berat sebelah di salah satu sisi baik itu sisi kanan, kiri, atas, ataupun bawah. Keseimbangan terdiri atas 3 jenis yaitu:
Keseimbangan Simetris Keseimbangan yang terjadi apabila ‘berat’ visual dari masing-masing elemen dasar desain sama/ rata baik dari segi horizontal maupun segi vertikal. Umumnya pada keseimbangan simetris, menggunakan bentuk/ jenis elemen yang sama sehingga terkesan mudah ketika menciptakan suatu karya seni. Namun, meskipun dipandang PRINSIP DASAR DESAIN Di dalam mendesain suatu ruang dalam, seorang desainer menerapkan prinsip dasar perancangan desain interior. Masing-masing prinsip dasar tersebut berguna untuk menghasilkan suatu karya yang fungsional dan nyaman dari segi
dalam artikelnya yang berjudul Sejarah, Pengertian dan 7 Prinsip Desain
Interior (sumber
http://petitevirus.wordpress.com diakses tanggal 20 Januari 2017) mengemukakan bahwa terdapat 7
yaitu:
Unity and Harmony
Suatu ruangan dianggap sebagai suatu kesatuan dengan yang mana segala elemen pembentuk ruang saling melengkapi dan berkesinambungan sehingga tercipta komposisi yang harmonis dan seimbang
Yang dimaksud dengan
keseimbangan adalah tidak berat sebelah di salah satu sisi baik itu sisi kanan, kiri, atas, ataupun bawah. Keseimbangan terdiri
Keseimbangan Simetris Keseimbangan yang terjadi apabila ‘berat’ visual dari asing elemen dasar desain sama/ rata baik dari segi horizontal maupun segi vertikal. Umumnya pada keseimbangan simetris, menggunakan bentuk/ jenis elemen yang sama sehingga terkesan mudah ketika menciptakan suatu karya seni. Namun, meskipun dipandang
lebih mudah ternyata keseimbangan simetris cukup sulit untuk membangkitkan
emosi bagi penikmat
visualnya, karena berkesan
jenuh dan kaku.
Keseimbangan simetris dapat pula disebut sebagai keseimbangan formal.
Keseimbangan Asimetris Keseimbangan ini merupakan jenis keseimbangan yang ‘berat’ visualnya tidak merata pada bagian sisi
Meskipun tidak merata dan tidak beraturan, namun penikmat visual dapat tetap memandang sebagai sesuatu yang seimbang. Hal ini
dikarenakan adanya
permainan visual seperti; skala, kontras, dan warna. Sehingga, meskipun adanya perbedaan jenis elemen namun keseimbangan visual dapat tercapai. Keseimbangan asimetris lebih dapat menggugah emosi penikmat visualnya karena bersifat lebih dinamis. Keseimbangan asimetris kerap disebut
sebagai keseimbangan
informal.
Gambar 3.1 Ilustrasi Keseimbangan Sumber: Nugroho, 2015:237
Gambar 3.2 Ilustrasi Keseimbangan As Sumber: Nugroho, 2015:237
mudah ternyata keseimbangan simetris cukup sulit untuk membangkitkan emosi bagi penikmat visualnya, karena berkesan
jenuh dan kaku.
Keseimbangan simetris dapat pula disebut sebagai keseimbangan formal.
Keseimbangan Asimetris Keseimbangan ini merupakan jenis keseimbangan yang ‘berat’ visualnya tidak merata pada bagian sisi-sisinya. Meskipun tidak merata dan tidak beraturan, namun penikmat visual dapat tetap memandang sebagai sesuatu yang seimbang. Hal ini
dikarenakan adanya
mainan visual seperti; skala, kontras, dan warna. Sehingga, meskipun adanya perbedaan jenis elemen namun keseimbangan visual dapat tercapai. Keseimbangan asimetris lebih dapat menggugah emosi penikmat karena bersifat lebih dinamis. Keseimbangan simetris kerap disebut
sebagai keseimbangan
Ilustrasi Keseimbangan Simetris Sumber: Nugroho, 2015:237
Gambar 3.2 Ilustrasi Keseimbangan Asimetris Sumber: Nugroho, 2015:237
Keseimbangan Radial (terpusat)
Keseimbangan ini terjadi apabila elemen-elemen ditata dengan arah terpusat atau mengarah ke satu titik pusat.
3.2.3 Focal Point
Merupakan aksen atau daya tarik dalam suatu ruangan. Penikmat visual jika
memasuki ruangan,
pandangannya akan
langsung menuju sumber daya tarik tersebut. Misalkan, penggunaan cat dinding yang berbeda atau wallpaper hanya pada salah satu dinding, memasang lukisan besar dengan warna yang mencolok, dll. point dapat diwujudkan dengan beberapa cara, yaitu: menggunakan skala ukuran yang lebih besar dari elemen di sekitarnya
penggunaan warna yang berbeda (mencolok) lingkungan di sekitarnya. Selain dari faktor ukuran dan warna, focal point dapat diwujudkan dengan mengkomposisikan bentuk yang berbeda
dengan bentuk yang ada di sekitarnya.
3.2.4 Ritme
Ritme atau irama
merupakan pola
pengulangan visual.
juga diartikan sebagai pengulangan garis, bentuk,
Gambar.3 Ilustrasi Keseimbangan Radial Sumber: Nugroho, 2015:237
Keseimbangan Radial
Keseimbangan ini terjadi elemen ditata dengan arah terpusat atau mengarah ke satu titik pusat.
Merupakan aksen atau daya tarik dalam suatu ruangan. Penikmat visual jika
memasuki ruangan,
pandangannya akan
langsung menuju sumber daya tarik tersebut. Misalkan, penggunaan cat dinding yang berbeda atau hanya pada salah satu dinding, memasang ukisan besar dengan warna yang mencolok, dll. Focal dapat diwujudkan dengan beberapa cara, yaitu: menggunakan skala ukuran yang lebih besar dari elemen
di sekitarnya dan
penggunaan warna yang berbeda (mencolok) dari lingkungan di sekitarnya. ari faktor ukuran focal point juga dapat diwujudkan dengan mengkomposisikan bentuk yang berbeda (kontras) dengan bentuk yang ada di
Ritme atau irama
merupakan pola
visual. Dapat juga diartikan sebagai pengulangan garis, bentuk,
wujud, atau warna secara teratur atau harmonis. Pengulangan berfungsi sebagai suatu alat untuk mengorganisasi bentuk dan ruang di dalam arsitektur.
Irama terdiri atas 3 jenis, yaitu :
Repetisi,
yang bersifat monoton
karena adanya kesamaan segala bentuk unsur rupa. Transisi, pengulangan dengan perubahan
perubahan dekat atau variasi-variasi dekat
pada satu atau
beberapa unsur rupa. Sifat yang dihasilkan harmonis
Oposisi,
dengan perbedaan pada satu atau beberapa
unsur rupa yang
digunakan. Sifat yang dihasilkan kontras. Penerapan gradasi merupakan kiat yang perlu dilakukan untuk menjembatani kontras.
Gambar.3 Ilustrasi Keseimbangan Radial Sumber: Nugroho, 2015:237
Gambar.4 Contoh Repetisi dan Transisi pada Irama
Sumber: Nugroho, 2015:186
wujud, atau warna secara teratur atau harmonis. Pengulangan berfungsi sebagai suatu alat untuk mengorganisasi bentuk dan ruang di dalam
Irama terdiri atas 3 jenis,
Repetisi, pengulangan yang bersifat monoton
karena adanya
kesamaan segala
bentuk unsur-unsur
Transisi, pengulangan
dengan
perubahan-perubahan dekat atau variasi dekat
pada satu atau
beberapa unsur rupa. Sifat yang dihasilkan
Oposisi, pengulangan dengan perbedaan pada satu atau beberapa
unsur rupa yang
digunakan. Sifat yang dihasilkan kontras. Penerapan gradasi merupakan kiat-kiat yang perlu dilakukan untuk menjembatani
Gambar.4 Contoh Repetisi dan Transisi pada Sumber: Nugroho, 2015:186
3.2.5 Detail
Detail mengandung makna
yang luas namun
membutuhkan kecermatan tinggi. Sebagai contoh menentukan sakelar, tata cahaya, letak vegetasi di dalam ruang, dekorasi korden, bahan kain pelapis sofa, dll. Fungsi detail ini adalah untuk mendukung nuansa konsep interior yang ingin ditimbulkan
3.2.6 Skala dan Proporsi
Skala dan proporsi merupakan dua prinsip yang sistem kerjanya beriringan karena berhubungan dengan bentuk dan ukuran.
3.2.7 Sequence
Merupakan urutan peristiwa yang dialami. Seorang desainer harus mampu merancang dan menata
urutan ruang dalam menjadi suatu peristiwa/ pengalaman yang mengesankan.
3.3 ELEMEN PEMBENTUK
RUANG
Ruangan interior terbentuk atas empat elemen dasar, yaitu : lantai, dinding, plafond, dan bukaan ruang. Wicaksono dan Tisnawati dalam bukunya yang berjudul Teori Interior (2014: 11) mengungkapkan bagian-bagian dari elemen dasar pembentuk ruang, yaitu:
3.3.1 Lantai
Lantai merupakan bidang bawah/ alas dari suatu ruang dalam bangunan dan
berfungsi untuk
penggunanya di dalam beraktivitas. Umumnya lantai terdiri dari beberapa
sublantai sebagai
pendukung dan penutup lantai yang melapisi
permukaan sehingga
memmberikan kenyamanan sirkulasi pergerakan aktivitas pengguna ruang. Pada bangunan modern fungsi sub lantai adalah untuk meletakkan kebel listrik, pipa, dan berbagai utilitas yang dibangun di tempat (built in).
3.3.2 Dinding
Dinding merupakan struktur vertikal yang membatasi dan melindungi suatu area.
Umumnya dinding
dirancang untuk
menggambarkan bentuk
sebuah bangunan,
mendukung super struktur, memisahkan ruang dalam bangunan, serta melindungi ruang di udara terbuka. Tujuan utama dari dinding Gambar.5 Contoh Oposisi
pada Irama Sumber: Nugroho, 2015:197
Gambar.6 Contoh Penerapan Gradasi Sumber: Nugroho, 2015:194
bangunan adalah mendukung atap dan plafond. Dewasa ini, dinding bangunan biasanya akan memiliki elemen structural, isolasi, dan elemen finishing
permukaan. 3.3.3 Plafond
Plafond merupakan bidang atas interior yang meliputi batas atas sebuah ruangan. Umumnya plafond bukanlah elemen struktural melainkan hanya sebatas bidang yang
berfungsi untuk
menyembunyikan bagian bawah struktur lantai atas atau atap. Sebuah plafond berbentuk cekung, barel melengkung atau bulat biasanya didesa
nilai visual dan akustik. 3.3.4 Bukaan Ruang
Bukaan ruang umumnya memmiliki berbagai bentuk dan ukuran yang sengaja dirancang dan diaplikaskan
pada tiga bidang
dimensional di atas (lantai, dinding, plafond)
adanya bak control yang diaplikasikan pada bidang lantai, pintu dan jendela yang diaplikasikan pada bidang dinding, dan manhole juga drop ceiling dengan berbagai tujuannya yang diaplikasikan pada bidang plafond.
bangunan adalah
mendukung atap dan Dewasa ini, dinding bangunan biasanya akan memiliki elemen structural, isolasi, dan finishing untuk
Plafond merupakan bidang atas interior yang meliputi batas atas sebuah ruangan. Umumnya plafond bukanlah elemen struktural melainkan hanya sebatas bidang yang
berfungsi untuk
menyembunyikan bagian bawah struktur lantai atas Sebuah plafond berbentuk cekung, barel melengkung atau bulat didesain untuk nilai visual dan akustik. Bukaan ruang umumnya memmiliki berbagai bentuk dan ukuran yang sengaja g dan diaplikaskan
pada tiga bidang
di atas (lantai, dinding, plafond). Contoh: adanya bak control yang diaplikasikan pada bidang lantai, pintu dan jendela yang diaplikasikan pada bidang dinding, dan drop ceiling berbagai tujuannya aplikasikan pada
3.4 JENIS KONSEP INTERIOR Konsep dasar interior adalah dasar pemikiran desainer yang digunakan untuk memecahkan permasalahan atau problematika desain. Dapat dikatakan bahwa konsep adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur dalam suatu kesatuan (Wicaksono, 2014:44). Sesungguhnya ada banyak jenis konsep interior yang digunakan di dunia, namun pada penelitian ini jenis konsep yang dikemukakan hanyalah yang akhir-akhir ini sangat digemari oleh masyarakat. Konsep interior tersebut adalah, Rustik, Klasi Modern Minimalis, Futuristik, dan Ekletik. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014:44), pengertian masing-masing konsep interior tersebut adalah:
3.4.1 Konsep Rustik
Konsep rustik berbasis pada
kesadaran terhadap
lingkungan dengan
menggunakan bahan material dari alam seperti kayu, bamboo, ataupun bebatuan. Finishing atau sentuhan akhir material biasanya dibiarkan apa adanya tanpa proses lebih jauh (tidak dicat, dibi Gambar.7 Elemen Pembentuk
Ruang Dalam Sumber: Wicaksono, 2014:13 JENIS KONSEP INTERIOR Konsep dasar interior adalah dasar pemikiran desainer yang digunakan untuk memecahkan permasalahan atau problematika dikatakan bahwa konsep adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur dalam suatu kesatuan (Wicaksono, Sesungguhnya ada banyak jenis konsep interior yang digunakan di dunia, namun pada penelitian ini jenis konsep yang dikemukakan hanyalah yang akhir ini sangat digemari oleh masyarakat. Konsep interior tersebut adalah, Rustik, Klasik, Modern Minimalis, Futuristik, dan Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014:44), pengertian masing konsep interior Konsep Rustik
ep rustik berbasis pada
kesadaran terhadap
lingkungan dengan
menggunakan bahan-bahan material dari alam seperti kayu, bamboo, ataupun Finishing atau sentuhan akhir material biasanya dibiarkan apa adanya tanpa proses lebih jauh (tidak dicat, dibiarkan Gambar.7 Elemen Pembentuk
Ruang Dalam Sumber: Wicaksono, 2014:13
dengan warna aslinya) seperti bata diekspos, tempelan batu alam,dll. Desain rustik merupakan desain yang membawa suasana alam masuk ke dalam ruangan. Sebagai
contoh: Penggunaan
material kayu yang permukaannya masih kasar,
dipadukan dengan
penggunaan warna-warna alami seperti cokelat dan
krem, akan dapat
menghasilkan suasana hutan di dalam ruangan.
3.4.2 Konsep Klasik
Konsep interior klasik berasal dari Yunani dan Romawi yang bertumpu
pada susunan,
keseimbangan, dan
harmonisasi yang sempurna. Untuk membedakan konsep klasik dengan konsep yang lainnya, perlu dipahami ada beberapa titik fokus (focal point) yang dijadikan ide pokok di dalam merancang dengan konsep klasik. Focal point tersebut adalah: Adanya tungku api unggun, meja besar dan tangga yang megah. Kelebihan dari konsep klasik ini adalah kesan elegan dan mewah.
3.4.3 Konsep Modern Minimalis Konsep modern minimalis lebih mengutamakan fungsi dan efektivitas penggunaan sehingga mengakibatkan hampir atau bahkan tidak ditemukannya ornamen hiasan pada desain. Konsep ini diawali oleh adanya keterbatasan lahan, meningkatnya harga lahan, serta bertambahnya jumlah penduduk menuntut sebuah
desain yang mampu
menampung segala aktivitas
dalam ruang tanpa
membutuhkan luasan ruang
yang maksimal dan
furniture yang berlebihan. Aspek fungsionalitas dan efektivitas menjadi prioritas dalam konsep ini.
Gambar 8. Ruang Tamu dengan Konsep Rustic Sumber:
https://id.pinterest.com/coachlunz/living-room/ (Akses tanggal 22 Januari)
Gambar 9. Ruang Tamu dengan Konsep Klasik Sumber: http://ruangtamu.net/model-lampu-hias-ruang-tamu-yang-bagus/ (Akses tanggal 22
Januari 2017)
Gambar 10. Ruang Tamu dengan Konsep Modern Minimalis
Sumber: http://www.rumah- minimalis.web.id/2014/07/gambar-interior-rumah-minimalis-modern.html
3.4.4 Konsep Futuristik
Konsep futuristik ini berangkat dari imajinasi dan
pemahaman desainer
tentang ruangan dan obyek-obyek masa depan (future). Material yang digunakan berupa material logam/ kombinasi dan model yang biasanya digunakan untuk pesawat ulang-alik. Umumnya jenis konsep ini diminati oleh klien dengan kemampuan ekonomi tak terbatas karena terkait dengan penggunaan bahan material (logam/ kombinasi) yang mahal sebagai finishing akhir.
3.4.5 Konsep Eklektik
Merupakan konsep yang menggabungkan dua atau lebih konsep/ gaya penataan interior. Konsep ini dapat digunakan jika sang desainer tidak dapat menentukan satu gaya yang tepat sebagai konsepnya.
Eklektisme adalah
mencampurkan beberapa gaya furniture dari berbagai sumber gaya dan satuan
waktu. Namun, untuk mewujudkan tampilan yang harmonis ruangan eklektik harus disusun dengan mengelompokkan antar bagian furniture tidak dicampurkan dalam suatu ruangan. Konsep ini membutuhkan kecermatan optimal dari desainernya agar tidak terjadi tumpang tindih/ kesemrawutan,
karena pekerjaan
mencampurkan dua konsep bahkan lebih bukanlah pekerjaan yang mudah.
3.5 SEJARAH DESAIN
INTERIOR DAN
KEBERADAAN WALLPAPER Sejarah lahirnya desain interior hingga sekarang belum dapat diuraikan dengan jelas terperinci tahun berapa munculnya dan dimanakah diawali kelahirannya. Di dalam beberapa sumber bacaan, sering diungkapkan bahwa desain interior lahir melalui cara yang sangat alamiah dan natural. Bahkan, telah ada ketika periodisasi arsitektur dan interior prasejarah. Dikemukakan bahwa manusia jaman itu hidupnya masih bersifat nomaden Gambar 11. Ruang Makan dengan
Konsep Futuristik Sumber:
http://blog.styleestate.com/style- estate-blog/futuristic-interior-design.html (Akses tanggal 22 Januari
2017)
Gambar 12. Ruang Tamu dengan Konsep Eklektik Sumber:
http://desainrumahtips.blogspot.co.id/2013/08/rum ah-megah-dengan-interior-eklektik.html (Akses
(berpindah-pindah). Istilah hunian yang mereka tempati ketika itu adalah shelter semacam pondok yang fungsinya untuk melindungi mereka dari alam, cuaca, hewan buas, dan serangan manusia lainnya. Selain shelter, gua juga dijadikan hunian yang nyaman bagi manusia ketika itu. Saat mereka merasa hidupnya terancam, mereka akan pindah dan segera mendirikan shelter atau mencari gua lainnya yang lebih aman menurut mereka. Kepercayaan yang mereka anut ketika itu sangatlah kuat, yaitu yakin akan adanya para dewa dan leluhur. Mereka sungguh yakin jika hujan deras, angin kencang, dan kemarau berkepanjangan terjadi karena para dewa ataupun leluhur sedang murka. Pemujaan-pemujaan yang mereka lakukan semata-mata untuk melindungi diri dari bahaya-bahaya tersebut. Selain pemujaan yang berwujud ritual, mereka juga mengkreasikan atau menciptakan bentuk layaknya patung-patung yang dianggap sebagai transformasi dari dewa yang dipuja. Sebagai wadah pemujaan kepada dewa dan para leluhur, mereka pun mulai menciptakan bentukan layaknya meja sebagai sarana pelengkap ritual pemujaan. Hal-hal tersebutlah yang konon dijadikan titik awal lahirnya desain interior, karena masing-masing hunian sudah mulai menghias rumahnya dengan keberadaan patung-patung dan furniture, meskipun tujuan awalnya hanyalah untuk ritual pemujaan. Salah satu wujud penghargaan mereka terhadap alam juga dapat dilihat dari peninggalan di dalam gua-gua purba, yaitu adanya lukisan yang menggambarkan hewan-hewan
serta keberadaan alam di sekitarnya. Lukisan di dinding gua juga merupakan titik awal lahirnya desain interior, khususnya memberikan unsur hiasan pada elemen dinding yang kini umumnya dilakukan dengan memberikan lukisan, bermain warna cat dinding, memasang wallpaper, memberikan stiker bergambar, atau bahkan melukis dinding langsung yang kini disebut sebagai seni mural.
Berdasarkan atas keterangan di atas maka dapat dipahami bahwa
keberadaan wallpaper
sesungguhnya erat kaitannya dengan proses lahirnya desain Gambar 13. Lukisan di dinding Gua Lascaux, Perancis (30.000-15.000SM)
Sumber: repository.binus.ac.id/2009-2/content/W0512/W051285383.ppt
(Akses tanggal 19 Januari 2017)
Gambar 14. Lukisan di dinding Gua Chauvet, Perancis (25.000-17.000SM)
Sumber: repository.binus.ac.id/2009-2/content/W0512/W051285383.ppt
interior. Sama halnya dengan sejarah desain interior, sejarah keberadaan wallpaper juga tidak dapat dijelaskan secara terperinci. Terdapat dua versi mengenai sejarah keberadaan wallpaper, versi yang pertama adalah sekitar tahun 200 SM orang-orang di Cina telah mulai menghias dindingnya dengan kertas (hal ini terkait dengan penemuan kertas pertama terdapat di Cina). Mereka telah terbiasa merekatkan kertas nasi pada dinding rumah. Akan tetapi, keadaan tersebut tidak bisa disamakan dengan keadaan wallpaper yang ada di jaman sekarang. Setidaknya dengan keberadaan tersebut dapat memberikan inspirasi bagi manusia modern di dalam menciptakan wallpaper yang ada seperti sekarang. Versi yang kedua, tentang sejarah keberadaan wallpaper adalah pada jaman Renaisans di Perancis. Ketika itu kerajaan seringkali menggunakan permadani untuk menghias dinding istananya. Hal ini dapat menyebabkan kesan sejuk dan nyaman bagi ruangan. Namun, karena harga permadani yang relatif mahal maka hanya dapat digunakan oleh kaum bangsawan saja. Sedangkan bagi kalangan masyarakat biasa yang ingin menghias dinding rumahnya namun tidak mampu untuk membeli permadani, mereka mengakalinya dengan merekatkan kertas hias dengan motif yang menyerupai seperti permadani (Foresta Deco; 2012; Sejarah
Wallpaper Dinding;
http://www.forestadeco.com/inde x.php/news/index/2650; diakses tanggal 17 Januari 2017).
Sejarah keberadaan wallpaper berlanjut sekitar tahun 1785 oleh
Christophe-Philippe Oberkampf dari Perancis, yang berhasil membuat mesin cetak untuk wallpaper dinding. Penggunaan wallpaper ini banyak ditemukan di Inggris. Kemudian, diteruskan oleh Louis Robert yang menciptakan wallpaper gulungan tanpa putus. Selanjutnya, wallpaper kemudian diproduksi secara massal di Kota Philadelphia, Amerika pada abad ke-18. Saat itu, kota Philadelphia dikenal sebagai kota industri dan penghasil wallpaper. Motif gaya Perancis masih digunakan dan mendominasi kala itu permadani (Foresta Deco; 2012; Sejarah
Wallpaper Dinding;
http://www.forestadeco.com/inde x.php/news/index/2650; diakses tanggal 17 Januari 2017).
3.6 DEFINISI DAN JENIS
WALLPAPER
Pengertian wallpaper adalah sejenis bahan yang berfungsi untuk menutupi dan menghias dinding bagian dalam rumah, kantor, bangunan lainnya yang merupakan salah satu unsur dari dekorasi interior. Biasanya wallpaper dijual dalam bentuk roll (gulungan) dan direkatkan di dinding dengan menggunakan lem khusus wallpaper (Edwin Wallpaper & Fibre Glass; 2013; Definisi Wallpaper Dinding; https://fibrewall.wordpress.com/2 013/09/11/definisi-wallpaper-dinding/; diakses tanggal diakses tanggal 17 Januari 2017).
Masih dalam sumber yang sama diungkapkan, teknik yang digunakan di dalam mencetak wallpaper adalah pencetakan permukaan, dicetak gravure, sutra sablon, percekatan rotary, dan digital printing. Wallpaper
dicetak dalam gulungan panjang dengan motif berulang-ulang, sehingga ketika dipotong dari gulungan yang sama dapat ditempel di samping pola lainnya sehingga pola tersebut dapat dilanjutkan kembali.
Macam dan jenis ragam wallpaper yang dikutip dari Imelda Akmal dalam Seri Rumah Ide pada Kompas.com dengan judul "Wallpaper & Cutting Sticker"
(http://properti.kompas.com/read/ 2012/03/28/16234723/Yuk.Menge nal.Ragam.Bahan.Wallpaper; diakses tanggal 24 Januari 2017) adalah,
Paper
Wallpaper jenis kertas ini merupakan jenis wallpaper yang pertama kali ditemukan. Kelemahan dari jenis wallpaper ini cukup banyak yaitu, rentan sobek (terutama pada saat pemasangan), mudah kotor, dan cepat rusak saat dibersihkan. Kelebihannya terletak pada kualitas detail serta variasi motifnya. Wallpaper jenis paper ini sesuai digunakan pada ruang dengan aktivitas yang rendah seperti ruang tidur.
Heavy Duty Paper
Sesuai dengan namanya, jenis wallpaper ini tergolong cukup kuat, dikembangkan pada abad ke-19 dengan nama Lincrusta dan Anaglypta. Hingga saat ini jenis Anaglypta masih diproduksi dengan karakter tebal, terdapat lapisan linen di bagian belakang, serta ada yang terbuat dari campuran bubur kayu dan katun. Kelebihan dari jenis ini adalah dapat diberi motif timbul (emboss) dan merupakan jenis
wallpaper pertama yang dapat dicuci. Kemudian Heavy duty paper juga bisa dicat sehingga tak perlu ganti wallpaper baru. Fiberglass Weaves
Sesuai dengan namanya, jenis wallpaper ini terbuat dari serat fiberglass yang ditenun atau dianyam sehingga menjadi lembaran wallpaper pada umumnya. Kelebihan dari jenis adalah, tahan api, tidak membusuk atau berjamur, serta
tahan lama. Karena
keistimewaan tersebut, wallpaper ini sesuai diaplikasikan di area lembab seperti pada kamar mandi. Vynil Paper
Vynil Paper merupakan jenis wallpaper yang paling kerap digunakan karena bahan ini tidak mudah rusak, tidak mudah lembab atau dengan kata lain keawetannya bisa diandalkan. Selain dapat digunakan pada ruang duduk, kamar tidur, ruang kerja dan ruang makan, bahan ini juga aman untuk kamar mandi dan dapur.
Textile Paper
Layaknya tekstil atau kain, wallpaper jenis ini memiliki karakter warna, motif, tekstur, dan jenis bahan yang sangat banyak, seperti katun, linen, tenunan bahan sintetik, sutra, bahkan kain goni, dan serat alam. Untuk memasang textile paper memerlukan tenaga ahli berpengalaman karena sebelum direkatkan perlu dialasi kertas alas khusus.
Flock
Wallpaper jenis flock ini terdiri atas dua pilihan yaitu flocked on paper dan flocked on textile. Flock merupakan bahan yang terbuat dari serat wol, yang dapat menimbulkan efek
beludru pada permukaan wallpaper. Flock banyak digemari karena dianggap memiliki kombinasi gaya Victoria, retro sekaligus kontemporer.
Efek beludru pada wallpaper ini menyebabkan warna permukaannya berubah-ubah, tergantung dari efek pencahayaan dan dari sudut pandang pengamat. Kesan yang dapat dihasilkan elegan dan mewah.
Foils
Wallpaper jenis Foils ini merupakan jenis wallpaper dengan efek kilap yang didapatkan dari foil atau kertas timah yang dipakai pada permukaannya. Disarankan penggunaan jenis wallpaper ini pada permukaan dinding yang halus karena bahannya tipis dan mudah robek.
Naturalfibers
Jenis wallpaper yang terbuat dari serat alam, seperti serat daun bamboo, dan kelapa. Mengaplikasikan wallpaper jenis ini merupakan alternatif yang tepat untuk menghadirkan suasana alam/ natural dalam ruang.
3.7 CARA MENGHITUNG
KEBUTUHAN WALLPAPER Di dalam mengaplikasikan wallpaper pada dinding, sebaiknya luas permukaan dinding yang hendak dilapisi harus dihitung dulu agar tidak terjadi kekurangan bahkan kelebihan di dalam membeli wallpaper. Wallpaper dijual dalam bentuk gulungan atau roll. Lebar roll umumnya 50 cm dan 93 cm. Sedangkan panjangnya berkisar 5 m, 10 m, dan 17,5 m. Untuk
mengetahui perkiraan jumlah gulungan yang harus dibeli, dapat dihitung dengan cara:
Namun, bila ingin
mengaplikasikan wallpaper pada seluruh dinding ruang, maka cara perhitungannya adalah:
Kemudian, setelah mengetahui luas dinding yang akan dilapisi, untuk mengetahui jumlah gulungan wallpaper yang diperlukan adalah dengan cara membagi luas dinding dengan luas lembaran wallpaper. Sedangkan untuk mendapatkan luas wallpaper, cukup mengalikan panjang dan lebarnya saja.
Sebagai contoh:
Terdapat ruangan dengan luas bidang dinding yang ingin
diaplikasikan dengan
wallpaper adalah 56 m²
Luas bidang wallpaper 1 roll = panjang wallpaper x lebar wallpaper
= 10m x 0,50 m
= 5 m2.
Bahan yang dibutuhkan = Luas bidang dinding / luas
bidang 1 roll
= 56 m2 / 5 m2
= 11, 20 dibulatkan menjadi 12 roll
Maka jumlah wallpaper yang dibutuhkan sebanyak 12 roll. Namun untuk menghindari kekurangan bahan pada saat
pemasangan akibat
pemotongan, sebaiknya anda siapkan 10 persen dari volume
yang ada.
Luas dinding satu sisi = (panjang x tinggi) – (luas jendela atau pintu).
Luas dinding satu ruangan = (keliling ruangan x tinggi ruangan) – (luas
= 12 + (12 x 10%) = 12 + 1,2 = 13,2 dibulatkan menjadi 14 roll. (Architectaria; 2009; Cara Menghitung Kebutuhan Wallpaper; Sumber: http://architectaria.com/interior- desain-tips-dekorasi-dinding-ruangan-dengan-wallpaper.html; diakses tanggal 19 Januari 2017)
4. MENGAPLIKASIKAN
WALLPAPER BERDASARKAN ATAS KONSEP INTERIOR Adanya beragam konsep desain interior menyebabkan beragam pula warna, gambar, dan motif dari wallpaper yang dijual di pasaran. masing-masing motif memiliki keterkaitan yang harmonis dengan konsep interior yang ada. Bahasan ini akan membahas mengenai hubungan antara konsep interior dengan aplikasi wallpaper pada ruangan.
4.1 APLIKASI WALLPAPER
PADA KONSEP RUSTIC Sesuai dengan pengertian konsep Rustic yang berbasis terhadap lingkungan yaitu menggunakan bahan-bahan material dari alam seperti kayu, bambu, ataupun bebatuan maka bentuk motif dan warna pada desain wallpaper juga mengikuti dan menyesuaikan. Motif wallpaper dapat berupa motif bebatuan, dedaunan, susunan kayu, dll dengan jenis warna mengikuti warna aslinya.
Sehingga dengan
mengaplikasikan wallpaper tersebut dapat mendukung kesan rustic yang ditonjolkan oleh sang desainer.
Pada gambar 15 dapat dilihat
bahwa wallpaper yang
diaplikasikan menggunakan motif pasangan bata untuk mendukung konsep interior yang dipilih yaitu konsep Rustic. Perwujudan dari konsep tersebut dapat dilihat dari jenis penggunaan warna yang dipilih yaitu nuansa coklat selain karena fungsi dari ruangan tersebut yang berfungsi untuk menjual kudapan coklat. Jenis material lantai juga menggunakan lantai parquet (kayu) untuk menambah kesan hangat dan nyaman pada ruangan tersebut. Wallpaper diaplikasikan hanya pada salah satu dinding untuk menghindari kesan jenuh dan monoton.
Gambar 15. Chocolate Lounge di Golden Rabbit Jimbaran design by Novita Dewi
Sumber: Novita Dewi,2016
Gambar 16. Living Room berkonsep Rustic
Sumber:
http://wallpaperbagus.co.id/arti
Contoh wallpaper pada konsep Rustic yang kedua adalah sebuah foto living room dengan
background dindingnya
diaplikasikan wallpaper bermotif bebatuan disertai dengan tanaman merambat. Kesan yang dapat ditimbulkan dari ruangan tersebut adalah seakan-akan sedang berada di alam luar (bebas). Terlebih lagi fungsi ruangan sebagai living room yang merupakan ruangan untuk menerima tamu, kesan nyaman, bebas, tenang, dan akrab sungguh terasa. Tamu yang datang pun akan merasa betah untuk menghabiskan waktu pada ruangan ini.
4.2 APLIKASI WALLPAPER
PADA KONSEP KLASIK Wallpaper pada konsep klasik umumnya menggunakan motif floral dengan tipikal dedaunan dan bunga yang khas. Warna yang digunakan bermacam-macam, namun seringkali bernuansa emas, krem, beige, cokelat, dan merah. Berikut merupakan salah satu contoh motif wallpaper yang kerap digunakan oleh desainer-desainer kebanyakan untuk mendukung konsep klasik pada interior.
Gambar di atas menunjukkan warna wallpaper bernuansa beige keemasan dengan motif bunga dan dan sulur-sulur yang khas gaya klasik. Pemilihan warna
wallpaper umumnya
menyesuaikan dengan cat dinding pada sisi-sisi dinding di sekitarnya serta furniture yang terdapat pada ruangan tersebut. Jika ingin mewujudkan suasana yang
menyatu dan harmonis
menggunakan wallpaper dengan warna yang selaras dengan lingkungan dan furniture di sekitarnya. Sebaliknya jika ingin mewujudkan suasana yang
kontras ataupun ingin
menciptakan prinsip focal point papa ruangan maka sebaiknya menggunakan warna wallpaper yang berlawanan atau kontras.
Contoh interior dengan konsep klasik di atas menggunakan wallpaper dengan motif floral bunga dan pepohonan bernuansa warna biru dan putih. Menimbulkan kesan harmonis Gambar 17. Motif dan Warna Wallpaper pada Interior Berkonsep Klasik Sumber: http://koleksiwallpa per.com/index.php/ wallpaper/wallpaper -glitter-motif- polos/lp01-2056-4-33.html
Gambar 18. Living Room dengan Wallpaper Bergaya Klasik
Sumber:
https://id.pinterest.com/elenidecor/wall paper/
karena motif wallpapernya sama dengan kain penutup sofa. Perpaduan warna yang digunakan memberikan kesan sejuk. Terdapat sofa berwarna hijau pucat di sisi tengah dan tirai dengan warna yang sama sebagai aksen di dalam ruang.
4.3 APLIKASI WALLPAPER
PADA KONSEP MODERN MINIMALIS
Wallpaper yang seringkali digunakan pada konsep modern minimalis ini adalah wallpaper dengan motif geometri dengan tidak lebih dari dua atau 3 warna. Pola geometri ini berguna untuk mengisi ‘kekosongan’ ruang minimalis. Selain geometri pola garis dengan perbedaan warna juga kerap diaplikasikan pada ruangan dengan konsep modern minimalis.
Pola geometri pada wallpaper diatas menggunakan pola berulang dan dua warna yaitu silver dan abu-abu. Warna tersebut disesuaikan dengan furniture di dalam ruang sehingga menimbulkan kesan harmonis. Konsep modern minimalis dapat dilihat dari pemilihan bentuk dan
warna furniture serta motif wallpaper yang saling mendukung satu sama lainnya. Pemasangan wallpaper dengan motif geometri pola berulang sebaiknya diaplikasikan pada permukaan dinding yang halus hindari permukaan dinding yang bergelombang karena nantinya berpengaruh pada pola geometri di wallpaper akan terlihat seperti bergeser.
Contoh aplikasi wallpaper pada konsep modern minimalis kedua terdapat di salah satu klinik Happy Dentist di Level 21. Motif yang digunakan pola geometri dengan jenis warna putih mengarah ke warna krem nampak serasi dengan sisi dinding di sebelahnya yang menggunakan cat dinding warna off white. Terkait dengan fungsinya sebagai klinik pemeriksaan gigi, warna yang digunakan bernuansa putih dengan tujuan mewujudkan kesan bersih, hygienis, dan nyaman.
4.4 APLIKASI WALLPAPER
PADA KONSEP FUTURISTIK Pada ruangan dengan konsep futuristik, seringkali dijumpai wallpapernya bermotif abstrak ataupun bernuansa masa depan, galaksi, antariksa, dll. Selain bermotif, wallpaper polosan Gambar 19. Wallpaper pada Bed room
dengan Konsep Modern Minimalis Sumber:
https://id.pinterest.com/pin/25403123520451 5774/
Gambar 20. Wallpaper pola geometri pada Happy Dentist di Level 21 Denpasar, design by:
Sri Wijayanthi Sumber: Sri Wijayanthi, 2017
dengan tampilan glossy juga kerap diaplikasikan. Hal tersebut untuk menunjang konsep futuristik yang bentuk funiturenya cukup aneh dan praktis. Warna metal sering digunakan pada konsep ini agar kesan futuristik lebih terlihat.
Pada contoh gambar di atas, wallpaper yang digunakan tanpa motif, hanyalah permainan warna yang disesuaikan dengan warna sisi dinding lainnya dan lantai. Hal ini dikarenakan oleh konsep futuristic yang menitikberatkan
gambaran masa depan,
kecanggihan teknologi yang serba praktis dan modern, minim hiasan dan ornamen.
4.5 APLIKASI WALLPAPER
PADA KONSEP EKLEKTIK
Kombinasi dua konsep atau lebih di dalam satu ruangan merupakan kata kunci dari konsep eklektik ini. Seperti yang terlihat pada gambar di atas terdapat dua konsep yang nampak jelas yaitu konsep retro (vintage) dan konsep yang kedua adalah konsep modern. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya penggunaan furniture yang masih bergaya vintage namun difinishing dengan warna-warna muda berkesan modern. Motif dan warna wallpaper juga merupakan faktor pendukung yang kuat, dengan pola geometri berulang dan jenis warna tosca, berhasil digabungkan dengan konsep desain furniture yang vintage.
Pada contoh yang kedua, konsep eklektik terdiri atas Konsep Klasik dan Konsep Modern. Konsep Klasik dapat dilihat pada pemilihan kursi makan dengan sedikit ornamen di bagian sandaran dan motif floral pada wallpaper. Sedangkan konsep modern terletak pada desain Gambar 21. Wallpaper pada living room
dengan Konsep Futuristik Sumber:
https://www.imaniadesain.com/tema-atau-konsep-desain-interior-terbaik
Gambar 22. Wallpaper pada living room dengan Konsep Eklektik
Sumber:
http://www.jambidesign.com/2015/10/gamba r-desain-ruang-tamu-bergaya.html
Gambar 23. Wallpaper pada Dining Room dengan
Konsep Eklektik di Semarang, design by: Risca.
ruangnya, desain bukaan, desain meja makan dan pemilihan nuansa warna pada ruangan.
5. MENGAPLIKASIKAN
WALLPAPER BERDASARKAN
TATA LETAK DALAM
RUANG
Mengaplikasikan wallpaper pada dinding adalah hal yang lumrah pada desain interior. Kini ada beberapa tempat alternatif untuk memasang wallpaper selain dinding, yaitu:
Pada Pintu
memasang wallpaper di pintu dapat dilakukan jika pemberian cat warna cerah dipandang masih kurang. Warna dan motif diusahakan tetap harmonis dengan nuansa interior keseluruhan dalam bangunan.
Pada Plafond
Sama halnya dengan
pemasangan wallpaper pada pintu, pemasangan pada plafond bertujuan untuk
memberikan kesan kreatif yang tinggi dalam menyamankan visual pengamat.
Pada Frame
Merupakan wallpaper yang dipasang pada bingkai besar dengan tujuan menciptakan Gambar 24. Pintu dengan
aplikasi Wallpaper Sumber:
http://majalahasri.com/alternatif
-tempat-memasang-wallpaper-selain-di-dinding/
Gambar 25. Plafond dipasangkan Wallpaper yang sama dengan
dindingnya, Sumber:
http://majalahasri.com/alternatif-
tempat-memasang-wallpaper-selain-di-dinding/
Gambar 26. Wallpaper dipasang pada Frame
Sumber: http://majalahasri.com/alternatif-
aksen focal point pada ruangan ataupun dapat dijadikan sebagai artwork
SIMPULAN
Pemaparan mengenai keberadaan wallpaper sebagai unsur hiasan pada elemen pembentuk ruang diuraikan melalui kajian pustaka yang menjelaskan tentang definisi Desain Interior, Prinsip Dasar Desain Interior, Elemen Pembentuk Ruang, Jenis Konsep Interior, Sejarah Desain Interior dan Keberadaan Wallpaper, Definisi dan Jenis Wallpaper, serta Cara Menghitung Kebutuhan Wallpaper. Kemudian pada pembahasan, diuraikan tentang Mengaplikasikan Wallpaper Berdasarkan Atas
Konsep Interior dan
Mengaplikasikan Wallpaper Berdasarkan Tata Letak Ruang Dalam.
Pada kajian pustaka disebutkan bahwa Desain interior atau perancangan interior adalah salah satu cabang dari ilmu rancang bangun atau arsitektur yang perkembangannya cukup pesat (Wicaksono, 2014: 3). Desain Interior memiliki prinsip-prinsip dasar yang dijadikan acuan dasar di
dalam merancang dan
menghasilkan hasil karya seni. Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah, Unity dan Harmony, Keseimbangan, Focal Point, Ritme, Detail, Skala dan Proporsi, serta Sequence.
Pada ruang interior terdiri dari elemen-elemen pembentuk ruang yaitu, lantai, dinding, plafond dan bukaan ruang. Keempat elemen tersebut merupakan media bagi
para desainer untuk
mengeksplorasikan kemampuannya di dalam merancang sehingga dapat
menghasilkan suatu ruang dalam yang fungsional, estetis, nyaman dan sesuai dengan konsep desain yang disepakati.
Menyebutkan kata konsep, desain interior memiliki beragam jenis konsep yang dikenal di dunia. Namun hanya beberapa saja yang digemari oleh masyarakat. Menurut Wicaksono dan Tisnawati, (2014:44) konsep- konsep tersebut adalah,Konsep Rustik, Konsep Klasik, Konsep Modern Minimalis, Konsep Futuristik, dan Konsep Eklektik.
Kehadiran Wallpaper pada dunia interior terkait dengan munculnya sejarah desain interior. Desain interior lahir secara alamiah dari pola hidup manusia gua (purba) yang memiliki kepercayaan terhadap roh leluhur dan dewa serta bentuk penghargaan mereka terhadap alam dan isinya. Manusia purba memiliki ritual pemujaan yang mana menggunakan patung, arca, meja sajian sebagai sarana mereka di dalam melakukan
pemujaan. Dan mereka
mengabadikan keindahan alam beserta isinya dalam bentuk lukisan dinding gua ataupun lukisan dinding pada shelter mereka masing-masing. Begitulah perkembangan munculnya desain interior di dunia.
Sama halnya dengan desain interior, keberadaan wallpaper juga terjadi secara alamiah. Hanya saja hingga sekarang masih terjadi perdebatan apakah di Cina atau di Perancis yang mengawali keberadaan Wallpaper
Wallpaper merupakan sejenis bahan yang berfungsi untuk menutupi dan menghias dinding
bagian dalam rumah, kantor, bangunan lainnya yang merupakan salah satu unsur dari dekorasi interior. Biasanya wallpaper dijual dalam bentuk roll (gulungan) dan direkatkan di dinding dengan
menggunakan lem khusus
wallpaper (Edwin Wallpaper & Fibre Glass; 2013; Definisi
Wallpaper Dinding;
https://fibrewall.wordpress.com/20
13/09/11/definisi-wallpaper-dinding/; diakses tanggal 17 Januari 2017). Dengan jenis- jenis wallpaper sebagai berikut: Paper, Heavy Duty Paper, Fiberglass Weaves, Vynil Paper, Textile Paper, Flock, Foils, dan Naturalfibers.
Pemasangan wallpaper sebaiknya menyesuaikan antar motif dan warna dengan konsep interior yang digunakan. Pada Konsep Rustic, motif yang sesuai digunakan adalah bebatuan, kayu, pepohonan dengan warna-warna alam; Konsep Klasik umumnya menggunakan wallpaper bermotif floral yang tipikal dedaunan dan bunganya khas; Konsep Modern Minimalis kerap menggunakan motif geometri
dengan tujuan mengisi
‘kekosongan’ ruang bertema minimalis modern; Konsep Futuristik, wallpaper yang digunakan umumnya menggunakan gambar-gambar bertema masa depan, abstrak, ataupun antariksa. Namun, tidak jarang juga hanya menggunakan permainan warna dan permukaan yang glossy; Untuk
Konsep Eklektik, motif
wallpapernya bersifat liberal, yang artinya tergantung pada konsep-konsep apa saja yang digabungkan. Motif wallpaper pun dapat bercorak floral, alam, bebatuan, geometri, dll.
Selain di dinding, wallpaper dapat dipasang pada pintu, plafond, dan dipasang pada frame sebagai artwork pada ruang dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, S. (2015). Manajemen Warna dan Desain. Yogyakarta: CV. Andi Offset
Wicaksono, A.A. dan Tisnawati, E. (2014). Teori Interior. Jakarta: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup)
Akmal, Imelda. (2013, 28 Maret) Wallpaper & Cutting Sticker. Kompas [online]. Tersedia: http://properti.kompas.com/read/20 12/03/28/16234723/Yuk.Mengenal. Ragam.Bahan.Wallpaper. [24 Januari 2017]
Architectaria. (2009). Cara Menghitung Kebutuhan Wallpaper; Sumber. [online]. Tersedia: http://architectaria.com/interior- desain-tips-dekorasi-dinding-ruangan-dengan-wallpaper.html [19 Januari 2017]
Deco, Foresta. (2012). Sejarah Wallpaper Dinding. [online]. Tersedia:
http://www.forestadeco.com/index. php/news/index/2650. [17 Januari 2017]
Kirarai. (2012). Desain Interior. [online]. Tersedia: http://annisa- po.blogspot.co.id/2012/07/desain-interior.html. [20 Januari 2017] Wallpaper, Edwin. dan Glass, Fibre (2013). Definisi Wallpaper Dinding
[online] Tersedia:
https://fibrewall.wordpress.com/20 13/09/11/definisi-wallpaper-dinding/. [17 Januari 2017]
Petitevirus . Sejarah, Pengertian dan 7 Prinsip Desain Interior. [online] Tersedia:
http://petitevirus.wordpress.com [20 Januari 2017]