• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Teluk Nibung Kota TanjungBalai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Teluk Nibung Kota TanjungBalai"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada sebuah organisasi pemerintahan, sumber daya manusia terdiri

dari pemimpin dan pegawai. Untuk mewujudkan sikap kerja pegawai yang baik, diperlukan berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin suatu organisasi pemerintah, yaitu dengan menggunakan gaya

kepemimpinan yang tepat. Gaya kepemimpinan yang efektif dibutuhakan pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja semua pegawai dalam

mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan publik. Dengan demikian gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik dalam meningkatkan kinerja pegawai.

Menurut Siagian (1999) gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat

dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok

dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektifitas kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja

(2)

Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang terdapat

di organisasi yang bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kpada bawahannya untuk bergerak , bergiat, berdaya upaya yang tinggi untuk

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, akan tetapi hanya mengarahkan seluruh pegawai saja tidak cukup,sehingga pelu adanya suatu dorongan agar para pegawainya mempunyai minat yang besar terhadap

pekerjaannya. Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepada bawahannya,maka kinerja pegawainya akan tinggi.

Menurut Kerlinger dan Padhazur (2002) kepemimpinan mempunyai

peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha

semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.Pernyataan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agustusi Handayani yang berjudul Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan

Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung. Bahwa gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang besar

terhadap kinerja pegawai .

kinerja pegawai adalah hal yang penting untuk diperhatikan organisasi, karena dapat mempengaruhi tercapainya tujuan dan kemajuan

organisasi untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan global yang sering berubah atau tidak stabil. Rivai (2005:203) mengemukakan kinerja ialah

(3)

dengan wewenang, dan tangung jawabnya.Lalu Seymour (dalam Cahyono dan Suharto, 1984:205) menjelaskan bahwa kinerja merupakan

tindakan-tindakan atau pelaksanan-pelaksanan tugas yang dapat diukur atau dinilai.Dengan demikian, kinerja pegawai dalam suatu organisasi perlu

diukur atau dinilai, agar dapat diketahui apakah kinerja pegawai itu baik atau buruk.

Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu yang sesuai

standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi.Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk

meningkatkan kinerja pegawai.Kinerja pegawai yang tinggi sangatlah diharapkan oleh organisasi tersebut. Semakin banyak pegawai yang

mempunyai kinerja tinggi, maka produktivitas organisasi secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan organisasi akan dapat memberikan pelayanan yang baik. Para pegawai dituntut untuk mampu menyelesaikan

tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien.Keberhasilan pegawai dapat diukur melalui kepuasan masyarakat, berkurangnya jumlah

keluhan dan terselesaikannya seluruh tugas.

Kinerja suatu pegawai ataupun birokrasi dapat dilihat dari respon masyarakat itu sendiri sebagai konsumen dari organisasi tersebut.Rasa puas

yang datang dari masyarakat setidaknya dapat menggambarkan bagaimana tingkat kinerja dari para pegawai itu sendiri.Berbicara mengenai kinerja,

(4)

masyarakat adalah mengenai buruknya pelayanan yang diberikan dari organisasi itu sendiri. Kurangnya keterbukaan serta kurangnya komitmen

dalam memberikan pelayanan seakan menjadi gambaran yang sangat nyata dari pelayanan publik yang diterima oleh masyarakat.Permasalahan

berkaitan dengan buruknya kinerja seperti ini harus mendapat perhatian khusus, sehingga berdampak pada keinginan masyarakat untuk terlibat langsung dalam proses pelaksanaan pelayanan publik.

Kecamatan Teluk Nibung adalahsebagai suatuinstansipemerintahan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat.Dengan seorang

Camatsebagai perangkatpemerintahanwilayah

kecamatanyangmenyelenggarakan pelaksanaantugas pemerintahanumumdiwilayah kecamatan.Kecamatanmerupakanbarisan

terdepan dalam melaksanakan tugaspemerintahan,pembangunan dan kemasyarakatanyangdibantuolehpemerintahandesaataukelurahan.Olehkaren

a itu,pentingnyatugas,fungsi, dan wewenangkecamatan untukpembangunandaerah adalahyangpalingdekatdengan masyarakattersebut.

Untukmemberikan pelayanan yang sesuai dengan yang diinginkan masyarakat,CamatTeluk Nibungharus

menjalankanperandantugasnyadengancaramemotivasiparapegawainyadanju gaselalu berkomunikasi,agarparapegawainyamenyadari bahwamerekamemang dibutuhkandan tidakadapembedaan

(5)

terciptanya rasa puas dalam diri masyarakat. Dalam hal kepuasan dari masyarakat tentunya berkaitan erat dengan baik atau buruknya kinerja yang

ditunjukkan oleh para pegawai yang ada di Kantor Camat.Peranan Camatselaku

pimpinanjugadibutuhkanuntukmengontrolkegiatanparapegawaiapakah

berjalansesuai dengantujuanyangingindicapaiatautidak.Para pegawai harussaling bekerjasama agar kinerja para pegawai itu sendiri dapat sesuai

dengan keinginan masyarakat.Masing - masingharusmenyadari tugasdan tanggungjawabnya.

Berdasarkan latarbelakang diatas,makapenulistertarik untukmelakukan penelitian yangberjudul,“PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAPKINERJAPEGAWAI PADA KANTOR CAMAT TELUK NIBUNG KOTA TANJUNGBALAI”

I.2RumusanMasalah

Untuk dapat memudahkan dalam penelitian ini dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterprestasikan fakta dan data ke dalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan

permasalahannya. Adapun permasalahan yang diajikan dalam penelitian ini adalah: “Adakah Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja

PegawaiPada Kantor Camat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai?”

(6)

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimanagaya kepemimpinan di Kantor Camat

Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.

2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai di Kantor Camat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Teluk Nibung Kota

Tanjung Balai.

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari peneitian ini adalah:

1. Bagi penulis secara subjektif adalah sebagai suatu tahapan untuk

melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis dan teoritis dalam memecahkan suatu permasalahan secara objektif

dan kritis melalui suatu karya ilmiah sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bersifat teruji dan berguna.

2. Bagi mahasiswa lainnya sebagi khasanah ilmiah untuk penelitian

lainnya.

3. Bagi FISIP-USU khususnya Departemen Ilmu Administrasi Negara

(7)

I.5. KerangkaTeori

Kerangkateori adalahsebahagiankonsep,defenisi dankontruksi defenisidan proposisiyangmenerangkan suatufenomenasosial

secarasistematisdenganmerumuskan

konsep.Kerangkateorimerupakanlandasanpemikiranuntukmelaksanakanpe nelitiandan teori digunakanuntukmenjelaskanfenomenasosialyangmenjadi

objekpenelitian (Singarimbun,2006:73).

I.5.1. Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan

Kepemimpinan memiliki suatu kemampuan yang tinggi.Selain itu Pemimpin adalah ahli strategi yang menetapkan tujuan organisasi. Suatu

organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh faktor kepemimpinan.Perkataan pemimpin/leadear mempunyai

macam-macam pengertian dari para ahli.Berikut ini terdapat beberapa definisi tentang pemimpin yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya.

Menurut Malayu S.P Hasibuan (2011), pemimpin adalah seseorang

yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan.Menurut Stephen. P. Robbins (2005),

(8)

Menurut Kartini Kartono (2006), pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan dan

kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

pencapaian satu atau beberapa tujuan.Menurut Henry Pratt Fairchild dalam buku Kartini Kartono (2006) pemimpin adalah seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur,

mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui kekuasaan dan posisi.

Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yang berarti seorang pribadi yang memiliki kecakapandankelebihan khususnya

kecakapandankelebihan

disatubidangsehinggadiamampumempengaruhioranglainuntukbersama-samamelakukan altivitas

tertentudemitercapainyasuatumaksuddantujuan.(Kartono, 1993:76)

Kepemimpinan

padadasarnyamempunyaipokokpengertiansebagaisifat,

(9)

dihormatisehinggaoranglainbersediadenganpenuhkeikhlasanmelakukan perbuatanataukegiatanyangdikehendaki pemimpintersebut.

Kepemimpinandapattimbulapabilaterdapatfaktor-faktoryangsalingmempengaruhi satusamalain.Faktor-faktortersebutmeliputi orang-orangbekerjadari sebuahposisi

organisatoris,dantimbuldalam suatusituasiyangspesifik.(Winardi,2000:48)

Pengertiankepemimpinanyanglainadalahprosesmempengaruhikegi atanindividu ataukelompokdalam usahauntukmencapai tujuandalamsituasi

tertentu.(Hersey dan BlancharddalamSutarto,1991:22),sedangkanpengertiankepemimpinanmen urutSiagian (2002:62)adalah kemampuan seseoranguntukmempengaruhi

oranglain,dalamhal ini para

bawahannyasedemikianrupasehinggaoranglainitumaumelakukankehendak

pemimpin tersebutmeskipun secarapribadikepemimpinan adalahkepengikutan.

Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya

sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan

pengikutnya.Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk

(10)

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan

atau kelompokyang memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya untuk mencapai tujuan

organisasi

I.5.2. Gaya Dan Tipe Kepemimpinan

Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak, dan

kepribadiansendiriyang unikdan khas,hinggatingkahlaku dan

gayayangmembedakan dirinyadengan

oranglain.Gayahidupnyainipastiakanmewarnaiperilakudantipekepemimpin annya.

Menurut Nawawi (2004:83) bahwa apabila aktivitas

kepemimpinan dipilih-pilih,

makaakanterlihatgayakepemimpinandenganpolanyamasing-masing.Gayakepemimpinan ini

gilirannyaternyatamerupakandasardalammembedakan ataumengklasifikasikan tipe kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan atasan dapat mempengaruhi kesuksesan pegawai dalam berpretasi, dan akan berujung pada keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuanya (Suranta,2002:202). Pemimpin perlu memikirkan

(11)

dan mudah dalam menyesuaikan dengan segala situasi dalam organisasi (Rivai,2005:209)..

Sedangkan Rivai Veithzal (2005:209) menerangkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin dalam rangka mencapai sasaran

organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yaitudengan menyatukan tujuan organisasi dengan tujuan individu atau

pegawai, dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran yang telah menjadi komitmen bersama.

Lebih lanjut Suranta (2002:202) menjelaskan bahwa gaya

kepemimpinan bersifat lentur atau fleksibel, maksudnya adalah gaya kepemimpinan yang biasa diterapkan pemimpin dapat berubah dengan gaya

kepemimpianan yang lainya seiring dengan berubahnya situasi dan kondisi internal organisasi. Sehinga tercapai kefektifan gaya kepemimpinan, dan

tercapainya tujuan organisasi.

1.5.2.1 GayaKepemimpinanKlasik

MengutippendapatdariSugiono(2010:31),lima gayakepemimpinan

yangdiakui keberadaannyasejak dahulu adalah :

1. GayadanTipeKepemimpinanOtoriter

Kepemimpinanotoriter,mendasarkandiripadakekuasaandanpaksaan

(12)

bawahanterlebihdahulu.Pemimpinbergayadanbertipeotoriterselalub erdirijauh dari anggotakelompoknya,dania senantiasamemiliki

kekuatan absolutdantunggal, padakondisi dan situasiyangsikapdan

prinsipnyakaku.Penonjolan diriyang

berlebihansebagaisimbolkeberadaanorganisasi,hinggacenderungber sikapbahwa dirinyadan organisasi adalahidentik.Dalammenentukan

danmenerapkan disiplin

organisasibegitukerasdanmenjalankannyadengansikapkaku,pemim pinbergaya danbertipeinijuga tidakdapatdikritik,bawahannyajuga

tidakmendapatkesempatan

untukmemberikansaranmaupunpendapat.Apabilapimpinaninisudah mengambil keputusan,biasanyakeputusanituberbentukperintah

danbawahannyahanya melaksanakannyasaja.

2. GayadanTipe Paternalistik

Gayadan tipekepemimpinan paternalistikmerupakan kepemimpinanyangbersifat kebapakan,namunbukan

tipeidealdanbukan tipeyang didambakan.Seorang pemimipinpaternalistik,senangmenonjolkankeberadaan

dirinyasebagai simbol

organisasidanmemperlakukanbawahannyasebagaiorang-orangyangbelumdewasa.Iatidakakanmendorongkemandirianbawaha

(13)

melindungi,itikadnyamemangbaik,tetapiprakteknyaakannegatif.Kare naiatidak akanmendorongparabawahannyauntukmengambil

resikodisebabkan takutakan timbul

dampaknegatifpadaorganisasi.Dalammengambil

keputusan,pemimpin paternalistik menjadi pusat pengambil

keputusan, dimana pelimpahan wewenang

untukmengambilkeputusanpadatingkatyanglebihrendahdalamorgani

sasitidak akanterjadi.

3. GayadanTipeKepemimpinanLeissezFaire

Gayadantipekepemimpinaniniadalahgayadantipekepemimpinanyang

“aneh”. Dimanaseseorang dikatakan pemimpin,namun padapraktisnyatidakmemimpin.Ini

dapatdilihatdarigayakepemimpinanyangsantai,karenaberangkatdarip

andangan bahwaorganisasitidakmemilikimasalahyangserius,dan

kalaupun adaselaludapat

diketemukanpenyelesaiannya.Iajugatidaksenangmengambil

resikodanlebih cenderungpadamempertahankan statusnya.Seorangpemimpinyangbergayadan bertipe ini senang

melimpahkanwewenang kepada bawahannya dan lebih menyenangisituasibahwaparabawahanlahyangmengambil

keputusan,dan keberadaannyadalamorganisasilebihbersifatsuportif.

(14)

Gayadantipekepemimpinankharismatikmemilikikekuatanenergi,da yatarikdan pembawaanyangluarbiasauntukmempengaruhi

oranglain,sehinggaiamempunyai

pengikutyangsangatbesarjumlahnya.Terlepasdari

apakahdiaberfungsisebagai pemimpinformal atauinformal,iamemiliki dayatarikyangkuatbagi oranglain, sehinggaoranglainitubersediamengikutnyatanpaselalubisamenjelask

an apa penyebab

kesediaanitu.Parapakarbelumsepakattentangfaktor–

faktoryangmenjadi

“magnit”tersebut.Latarbelakangbiografikal,pendidikan,kekayaanda n penampilan

mungkinikutberperan,akantetapimungkinjugatidak.Karenaketidakm ampuanpara ahli mengidentifikasi faktor-faktor penyebabyang

dominan, akhirnya hanya ditekankan bahwaseorang pemimpinyangkharismatikmemiliki“kekuatan

supranatural”yangtidakdimilikioranglain.

5. GayadanTipeKepemimpinanDemokratis

(15)

padasemuabawahannya,dengan penekanan rasa tanggungjawab dankerjasamayangbaik.Iareladanmaumelimpahkanwewenang

pengambilan keputusan kepada bawahannya sedemikian rupa tanpa kehilangan kendali organisasionalnya,dan tetapbertanggungjawab

atastindakan para bawahannya.Pemimpin

demokratisbersifatmendidik dan membina,dalam hal bawahannyaberbuatkesalahan dan

tidaksertamertabersifatmenghukumatau mengambiltindakanpunitive.

1.5.2.2.GayaKepemimpinan Situasional (Situasional Leadership) Pendekatan situasional atau kontingensi didasarkan bahwa

keberhasilan seorang pemimpin selain ditentukan oleh sifat- sifat dan perilaku pemimpin juga dipengaruhi oleh situasi yang ada dalam

organisasi. Model kepemimpinan dari pendekatan ini antara lain gayakepemimpinan kontingensi Flidler, dan gaya kepemimpinan menurut Herseydan Blanchard (1991).

Situasi adalah gelanggang yang perlu bagi pemimpin untuk beroperasi.Bagi sebagian besar pemimpin, situasi bisa menentukan

keberhasilan atau kegagalan, tetapi keliru jika menyalahkan situasi. Dalam menerapkan kepemimpinan situasional, seorang pemimpin harus didasarkan pada analisis terhadap situasi yang dihadapi pada suatu saat

(16)

dipimpinnya. Kondisi bawahan merupakan faktor yang penting, karena selain sebagai individu bawahan juga sebagai kekuatan kelompok yang

kenyataannya dapat menentukan kekuatan pribadi yang dimiliki pemimpin ( Veitzal Rivai, 2005:72).

1. GayaKepemimpinan Kontingensi Fiedler

Teoriinitidakmembahasgayakepemimpinanapayangpalingbaik dan gaya kepemimpinanapayang tidakbaik,tetapiteoriini mengemukakan bagaimana

tindakanseorang pemimpin dalam situasi tertentukepemimpinannyayangefektif.Teoriinijugatidakmembahas

gayadanperilakuyang

berpolatetapiberdasarkansituasikemudianmelakukanpendekatanyangtepat.D engansituasiyang berbedamaka pendekatanyangdilakukanpun akanberbeda.

Gayakepemimpinaninimengemukakantigavariable utamayang menentukansuatusituasiyang menguntungkan dantidakmenguntungkan bagi

pemimpin :Kepemimpinanberorientasi pada struktur tugas (the task structure)struktur tugas menjelaskan sampaisejauhmana tugas-tugas dalam

organisasi didefinisikansecara jelas dansampaisejauh mana definisitugas–

tugastersebutdilengkapidenganpetunjuk yang rinci dan proseduryangbaku.

a. Kepemimpinan berorientasi pada hubungan.

(17)

b. Kekuatan posisi (Position Power)

Kekuatanposisimenjelaskansampaisejauhmana kekuatanatau kekuasaanyang dimilikiolehpemimpinkarenaposisinya diterapkandalam

organisasi untukmenanamkanrasamemiliki akanartipenting dannilaidaritugas– tugasmerekamasing- masing.Kekuatanposisijuga

menjelaskansampaisejauhmana pemimpin (misalnya) menggunakan otoritasnya dalammemberikanhukuman danpenghargaan,promosi dan

penurunan pangkat (demotions).

2. GayaKepemimpinanHerseydanBlanchard

Teori kepemimpinan situasional, teori ini dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth Blanchard. Kepemimpinan situasional menurut Harsey

danBlanchardadalahdidasarkanpadasalingberhubungannya diantarahal– halberikut: Jumlahpetunjukdanpengarahanyang diberikan olehpimpinan,jumlah dukungansosioemosionalyang diberikanoleh pimpinan

dan tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukandalammelaksankantugaskhusus,fungsiatautujuantertentu (Thoha,

1983:65).

Pemimpin harus mampu untuk malakukan adaptasikepemimpinan

terhadap tuntutan lingkungan dimana dia memperagakankepemimpinannya.Dimanaseorang

pemimpinharusmempunyai fleksibelitas yangbervariasi.Kebutuhan

yangberbedapadaanak buah membuatdia harusdiberlakukanberbeda

(18)

mengganggaptidakpraktisdalamsetiapkalimengambilkeputusan harus terlebih dahulu mempertimbangkan setiap variablesituasi. Dasar

gayakepemimpinan situasional Herseydan Blanchardyaitu :

a. Kadar bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh pemimpin(perilaku tugas).

b. Kadar dukungan sosio emosional yang disediakan oleh pemimpin(perilaku hubungan).

c. Tingkat kesiapan atau kematangan yang diperlihatkan oleh anggota dalam melaksanakan tugas dan fungsi mereka dalam mencapai tujuan tertentu.

I.5.3. Kinerja Pegawai

I.5.3.1. Pengertian Kinerja

Istilahkinerjaberasaldarikatajobperformanceatauactualperformance (prestasikerjaatauprestasisesungguhnyayangdicapaiseseorang).Kinerjaadala

hhasilkerjaseorangpegawai/pegawaiselamaperiodetertentudibandingkandeng anberbagaikemungkinan,

misalnyastandardtarget,sasaran,ataukriteriayangtelahditentukanterlebihdahu ludandisepakatibersama.Jikapegawaitidakmelakukanpekerjaannya,makasuat uorganisasiakanmengalamikegagalan.Sepertijugaperilakumanusia,tingkat,da

(19)

Kinerja berasal dari kata to perform yang artinya melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan

hasil seperti yang diharapkan. Sementara itu dalam praktek manajemen sumber daya manusia banyak terminologi yang muncul dengan kata kinerja

yaitu evaluasi kinerja (performance evaluation), dikenal juga dengan istilah penilaian kinerja (performance appraisal, performance rating, performance assessment, employe evaluation, rating, efficiency rating, service rating)

pada dasarnya merupakan proses yang digunakan perusahaan untuk mengevaluasi job performance.

Menurut Siagian (2002) kinerja adalah konsep yang bersifat

universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan bagian karya berdasar standar dan kriteria yang

ditetapkan.Selanjutnya Suntoro(dalamTika,2006:121) kinerja adalahhasilkerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi alam rangkamencapai tujuan organisasi dalam

priodewaktu tertentu.

Menurut Mahsun (2006), bahwa kinerja merupakan gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi yang tertuang dalam perencanaan strategi organisasi. Sedangkan Simanjuntak (2005),

menyatakan bahwa kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam rangka mewujudkan pencapaian hasil

(20)

Menurut Mangkunegara(2009:67) dalam bukunya Managemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja

yaitusebagai hasilkerjasecarakualitasdankuantitasyang dicapaioleh seorang pegawaidalammelaksanakantugasnyasesuaidengan tanggung jawabyang

diberikannya.Kinerjamerupakanperilaku nyatayang ditampilkansetiaporang sebagaiprestasikerjayang dihasilkanoleh pegawaisesuai denganperannyadalam perusahaan.

Dariuraian– uraiandiatasdapatdisimpulkanbahwakinerjaadalah hasilkerjayang dapatdicapaiseseorangatausekelompokorangdalam suatuorganisasisesuaidenganhasilyang diharapkan dalamrangka mencapai

tujuan organisasi dalam priodewaktu tertentu.

I.5.3.2. Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja dalam suatu kegiatan berarti bagaimana cara menjalankan tugas yang telah dilimpahkan kepadanya, dengan mempunyai rasa tanggung

jawab pada diri sendiri dan memang perlu dipertanggung jawabkan dari segala sesuatu yang telah dikerjakan, oleh Ranupndoyo, Pengantar

Manajemen, (2001 : 21). Seorang

pegawai telah resmi menjadi pegawai pada suatu instansi apakah pem erintah maupun memperlihatkan keterampilan apa yang perlu ditonjolkan

atau pegawai mempunyai keterampilan tertentu untuk menopang mereka untuk menduduki jenjang lebih dibandingkan dengan pegawai lain yang

(21)

dibandingkan pegawai yang sama sekali tidak ada keterampilan yang dimiliki.

Dalam hal ini sesuatu yang akan dikembangkan melalui pegawai, akan tetapi apakah pegawai itu sendiri mampu memperdayakan kekuatan

dengan tidak memiliki keterampilan khusus yang harus dibina dan perlu diperhatikan oleh pimpinan agar sumber daya manusia dapat berkembang melalui pelatihan dan kursus-kursus.

Dengan demikian, segala sesuatunya tergantung pada pegawai itu sendiri, sebab kalau pegawai itu sendiri mampu berkarier dengan segala

sesuatunya didukung oleh sarana dan prasarana yang menunjang akan bisa berkembang. Pegawai yang memiliki motivasi kerja yang tinggi berarti pegawai tersebut mempunyai nilai tambah sendiri untuk mengembangkan

karier.

Selanjutnya, pegawai yang mempunyai potensial untuk menjalankan

tugas yang diembangnya, maka posisi mereka bisa dia mengetahui arah kemana nanti kegiatan yang harus di laksanakan, sehingga dapat mengetahui sampai jauhmana tingkat pengetahuan seorang pegawai.

(Ranupndoyo, Pengantar Manajemen, (2001 : 21)). I.5.3.3. FaktoryangMempengaruhiKinerja

(22)

Menurut Mangkunegara (2009:16-17), faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi adalah

sebagai berikut:

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologi, kemampuan pegawaiterdiri dari kemampuan

dalam hal kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian.Artinya pegawaiyang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan sehari-hari,

maka iaakan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya.

2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi

situasi kerja.Motivasi merupakan kondisi penggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.Pemimpin dapat mendoorong bawahannya melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang

sensitive,semakin termotivasi pegawain untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan.

3. Faktor Disiplin

Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku jadi

(23)

4. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang

memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisik (jasmani).Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikisdan

fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik.Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusiauntuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya

secaraoptimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari haridalam mencapai tujuan organisasi.

5. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan yang dimaksud antara

lain uraian jabatan yang jelas, target kerja yang menantang,pola komunikasi kerja yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklimkerja respek dan dinamis,

peluar berkarier, dan fasilitas kerja yangrelatif memadai.

I.5.4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Gaya Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan

untukbekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinanuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, gaya kepemimpinandapat menuntun pegawai untuk bekerja lebih giat, lebih baik,

(24)

sehingga meraihpekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Dalam suatu organisasi yang besar,efektivitas seorang pemimpin tergantung pada

kekuatan pengaruh gayakepemimpinannya terhadap atasan, rekan sejawat, dan pengaruhnya terhadapbawahan (Yukl, 2001:174).

Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupunberbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung padaefektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi

yang bersangkutan.Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatuorganisasi memainkan peranan yang sangat dominan

dalam keberhasilanorganisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutamaterlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian, 1999:84).

Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihankelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang

terdapat diorganisasi yang bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepadabawahannya untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi untukmencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.Akan tetapi

hanyamengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatudorongan agar para pegawainya mempunyai minat yang besar

terhadappekerjaanya. Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepadabawahannya, maka kinerja pegawainya akan tinggi. Sebagaimana yangdikemukakan Kartono (1993:76), pemimpin adalah

(25)

yang telah direncanakandan disusun terlebih dahulu dalam suasana moralitas yang tinggi, denganpenuh semangat dan kegairahan dapat

menyelesaikan pekerjaannya masingmasingdengan hasil yang diharapkan.

I.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yanag mana kebenerannya perlu untuk diuji dan dibuktikan melalui

penelitian.Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasrkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric. (Sugiyono, 2005:70).

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis mengetengahkan suatu hipotesis yang dilandaskan pada teori yang relevan, yaitu dengan adanya

gaya kepemimpinan yang baik maka diharapkan kinerja pegawai dapat ditingkatkan .

Adapun hipotesinya adalah:

Ho : Tidak ada pengaruh Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Pegawai di KantorCamat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai

(26)

I.7. Definisi Konsep

Konsep adalah suatu hasil pemaknaan dalam intelektual manusia

yang memang merajuk ke gejala nyata kealam empiric.Konsep adalah sarana merujuk kedua empiris dan bukan merupakan refleksi sempurna

(mutlak) dunia empiris bahkan konsep bukanlah dunia empiris itu sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan definisi dari beberapa konsep yang digunakan :

1. Kepemimpinan merupakan suatu

kemampuanyangdimilikiolehseorangpemimpin

untukmempengaruhidanmenggerakkanbawahannyaagar bawahannya secarasukarelamaumengejartujuan organisasi.

2. Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dapat dicapaiseseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil yang di harapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode

waktu tertentu.

3. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan

untuk bejerka sama dan berdaya upaya denga penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

I.8. Defenisi Operasional

Defenisi operasianal adalah unsur yang memeberitahukan

(27)

Variabel bebas atau variabel (X) adalah Gaya Kepemimpinan dengan indikatornya :

1. Gaya KepemimpinanOtoriter

a. Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak

harus dipatuhi.

b. Tidak dapat dikritik bawahannya.

c. Selalu menetapkan kebijakan tanpa berkonsultasi dengan

bawahannya terlebih dahulu.

d. Tidak dapat menerima saran maupun kritik dari bawahannya

2. Gaya Kepemimpinan Paternalistik

a. Senang menonjolkan keberadaan dirinya sebagai simbol organisasi dan memperlakukan bawahannya

b. Tidak mendorong para bawahannya untuk mengambil resiko disebabkan takut timbul dampak negatif pada organisasi.

3. Gaya Kepemimpinan Lesseiz Faire a. Memiliki gaya yang santai

b. Selalu melimpahkan wewenang kepada bawahannya dan

lebih mnyenangi situasi bahwa para bawahanlah yang mengambil keputusan.

c. Selalu menetapkan keputusan tetapi tidak mau mengambil resiko

4. Gaya Kepemimpinan Kharismatik

(28)

b. Para bawahannya mersa bahwa keyakinan pemimpinnya adalah benar

c. Dan bersedia selalu mematuhi atasanya 5. Gaya Kepemimpinan Demokratis

a. Selau memberikan bimbingan yang efektif

b. Mengkoordinasi pekerjaan pada semua bawahannya dengan penekanan rasa tanggung jawab dan kerja sama.

c. Pemimpin demokratis ini bersifat mendidik dan membina bawahannya ketika berbuat salah.

Variabel terikat atau variabel (Y) yaitu Kinerja Pegawai diukur dengan indikator:

1. Faktor kemampuan

a. Memiliki IQ yang tinggi

b. Ditempatkan pada pekerjan sesuai ahlinya

c. Mempunyai keahlian dan kemampuan sehingga mudah mencapai tujuan kinerja yang di harapkan.

2. Faktor Motivasi

a. Memotivasi sikap dalam mengahadapi situasi pekerjaan. b. Selalu mendapatkan dorongan dari pimipinan agar pegawai

termotivasi untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan

3. Faktor disiplin

(29)

b. Menghormati perjanjian kerja dengan organisasi di tempat bekerja

4. Faktor Individu

a. memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani)

dan fisik (jasmani).

b. mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secaraoptimal

c. berkonsentrasi dalam melaksanakan kegiatan atau aktifitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi

5. Faktor Lingkungan Organisasi

a. jabatan yang jelas, target kerja yang menantang, b. pola komunikasi kerja yang efektif

c. hubungan kerja yang harmonis

d. fasilitas kerja yang memadai karena semakin baik sarana

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan dan penambahbaikan yang disarankan hasil analisa daripada kajian susulan ini membantu mengintegrasikan pelbagai aspek (program dan kurikulum pelajar, sistem

Kompone mikroskop dan fungsinya,yaitu 1.) Lensa Okuler untuk membentuk bayangan maya,tegak,diperbesar dari lensa objektif 2.) Lensa objektif untuk membentuk

Ruang bakar ditempatkan antara kepala silinder dan bahan bakar lansung diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Pada sistem ini untuk.. mendapatkan campuran yang baik, bentuk nozzle

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses

[r]

Partaganing Pada Musik Organ Tunggal Batak Toba: Studi Kasus Lamsa Sihombing dari Desa Bahal Batu I Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara.. Medan :

Adanya pendapatan masyarakat yang bersumber dari luar kawasan hutan secara tidak langsung akan mengurangi tingkat ketergantungan terhadap pengelolaan lahan dalam kawasan hutan

Menurut Peters dan Austin, seperti yang dikutip Kamars (2004) mengemukakan beberapa ciri-ciri kepemimpinan dalam pendidikan yang perlu menjadi pertimbangan kita