• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 24 Semarang

Sejarah singkat SMP 24 SMP 24 Semarang bermula dari Atas dasar intruksi Bapak Kepala Kantor Wilayah P DAN K Proprnsi Jawa Tengah 27 Agustus 1990 No. : 1084/103/ T’80 tentang penugasan Kepala SMP Negeri Gunungpati (sekarang SMP 22 Semarang) Drs. DIRMAN Karsimin untuk Merangkap dan mempersiapkan SMP 2 GunungPati surat Perintah kepala Bidang Dikmenum bulan Juli 1980 No. 1866 P/I03-4/80’ agar kepala SMP Negeii 24 GunungPati menerima 3 (tiga) untuk siswa kelas I baru di SMP Negeri 2 GunungPati.

Dengan telah diserah terimakan Jabatan Kepala SMP Negeri 2 Gunungpati kepada pejabat baru Drs. AJAR SYAMSURI pada hari- selasa, 30 Desember 1980 maka berakhilrah status perwalian. sejak saat ltu SMP 2 Gunungpati berpisah dan mandiri. Terhitung mulai tanggal 2

(2)

55

Januari 1981 SMP 2 Gunungpati telah berdiri dengan profil sekolah sebagai berikut :

Tempat belajar : Masih di SMP Negeri Gunungpati

Waktu belajar : Siang hari, 12.30 – 17.20 WIB

Jumlah pengajar : 5orang

Jumlah TU/Karyawan : 2 orang Jumlah kelas : 3 kelas

Jumlah siswA: 138 siswa

Dikarenakan waktu belajar di siang hari kurang efektif karena waktunya sangat pendek. Untuk mengatasi hambatan tersebut, pada hari Jumat kliwon tanggal 13 Februari 1981SMP 2 Gunungpati meminjarn tempat unit Sekolah Baru di Jl. Pramuka yang kelak akan menjadi miliknya.

Akhirnya pada pertengahan bulan Mei 1981, SMP 2 Gunungpati mendapat kunjungan Bapak ketua bidang PMU yang memberitahukan bahwa SMP 2 Gunungpati diusulkan sebagai tempat pelaksanaan peresmian Gedung SMP Unit Baru diseluruh Jawa Tengah yanng akan diresmikan oleh Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

(3)

56

Pada hari Kamis tanggal 4 Juni 1981 sebanyak 26 buah SMP Unit Baru Seluruh Jawa Tengah. (Termasuk SMP 2 Gunungpati) telah diresmikan oleh Bapak Menteri-Pendidikan dan

Kebudayaan dengan SK Menteri No.

0206/0/1980 tanggal 30 Juli 1981. Surat inilah yang menjadi dasar hukum berdirinya SMP 2 Gunungpati yang sekarang menjadi SMP Negeri 24 Semarang.

4.1.2 Profil Sekolah

SMP negeri 24 merupakan sekolah negeri yang beramalat di Jl. Pramuka 1 Gunungpati dengan No. Statistik Sekolah / NPSN : 201030102024 (Kecamatan) Gunungpati (Kabupaten/Kota) Semarang (Propinsi) Jawa Tengah Telepon/HP/Fax ( 024 ) 6921570 Email : smp24_semarang @ yahoo.com. Status SMP Negeri 24 Semarang merupakan Sekolah Negeri. Nilai Akreditasi untuk SMP Negeri 24 Semarang yaitu : A dengan Skor = 92 Luas Lahan sepanjang 10.698 m2.

(4)

57

4.1.3 Visi dan Misi

Visi:

Berkualitas dalam iman, ilmu dan memiliki keterampilan serta berakhlak mulia.

Misi:

1. Membina ketaqwaan dan keimanan, budi pekerti luhur sesuai dengan tuntunan agama dan budaya bangsa.

2. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki oleh setiap siswa.

3. Meningkatkan pembelajaran siswa melalui proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan.

4. Menggali, memupuk, mengembangkan bakat, minat dan prestasi siswa dalam bidang seni,

olahraga, keterampilan melalui

penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler yang efektif.

(5)

58

TUJUAN

Tujuan SMP Negeri 24 Semarang

Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut:

1. Semua kelas melaksanakan pendekatan “pembelajaran aktif” pada semua pelajaran. 2.Mengembangkan berbagai kegiatan dalam

proses belajar di kelas berbasis pendidikan budaya dan karakter bangsa.

3.Mengembangkan budaya sekolah yang kondusif untuk mencapai tujuan pendidikan dasar.

4.Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial yang menjadi bagian dari pendidikan budaya dan karakter bangsa.

5.Menjalin kerja sama lembaga pendidikan dengan media dalam mempublikasikan program sekolah.

6.Memanfaatkan dan memelihara fasilitas untuk sebesar-besarnya dalam proses pembelajaran.

(6)

59

4.1.4 Kinerja Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisor)

Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar adanya suatu organisasi masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan kualitas sekolah. Komite Sekolah dibentuk dan dikembangkan secara khas dan bermula dari budaya, demografis, ekologis, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai dengan potensi masyarakat setempat. Oleh karena itu, Komite Sekolah yang dibangun harus merupakan pengembangan kekayaan filosofis masyarakat secara kolektif. Artinya, Komite Sekolah mengembangkan konsep yang berorientasi kepada pengguna (client model), berbagai kewenangan (power sharing and advocacy model) dan kemitraan (partnership model) yang difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan.

Dalam perannya sebagai badan yang memberikan pertimbangan atau masukan. Komite Sekolah memiliki tugas yang berkesinambungan dalam hal pengambilan keputusan. Komite Sekolah sebagai perencanaan

(7)

60

memiliki peran mengidentifikasi kemampuan sumber daya pendidikan di sekolah serta memberikan masukan dan pertimbangan dalam

menetapkan RAPBS, termasuk dalam

penyelenggaraan rapat RAPBS.

Dalam pelaksanaan program, yang menyangkut kurikulum, KBM, penilaian dan Evaluasi, Komite Sekolah sebagai badan pemberi pertimbangan berperan penting dalam memberikan pertimbangan dalam pelaksanaan proses pengelolaan pendidikan di sekolah. Termasuk proses KBM. Hal ini penting, sebab dengan berlakunya otonomi pendidikan dengan pengelolaan pendidikan yang lebih otonom di sekolah, guru memiliki peran yang penting dalam menciptakan proses pembelajaran yang kondusif bagi sarana demokratisasi pendidikan.

Komite Sekolah dalam fungsinya sebagai badan penasihat sekolah, berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya pendidikan antara lain berperan mengidentifikasi berbagai potensi sumber daya pendidikan yang ada di dalam masyarakat. Fungsi ini berguna dalam memberikan masukan mengenai sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat yang

(8)

61

dapat diperbantukan di sekolah. Sementara itu, secara meyeluruh indikator kinerja Komite Sekolah dalam peranannya sebagai badan petimbangan dapat diamati pada Tabel 1.

Tabel 1 Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Peranannya Sebagai Badan Pertimbangan

PERAN KOMITE SEKOLAH FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN INDIKATOR KINERJA Badan Pertimbanga n (Advisory agency) 1.Perencanaa n sekolah 1. Identifikasi sumber daya pendidikan di masyarakat. 2. Memberikan masukan untuk penyusunan RAPBS. 3. Penyelenggaraa n rapat RAPBS (sekolah, orang tua, siswa, masyarakat) 4. Memberikan pertimbangan perubahan RAPBS. 5. Ikut

(9)

62 mengesahkan RAPBS barsama kepala sekolah. 2.Pelaksanaan Programa. Kurikulum b. PBM c. Penilaian 1. Memberikan masukan terhadap proses pengelolaan pendidikan di sekolah. 2. Memberikan masukan terhadap proses pembelajaran kepada para guru. 3. Pengelolaan Sumber Daya Pendidikana. SDM b. S/P c. Anggaran 1. Identifikasi potensi sumber daya pendidikan dalam masyarakat. 2. Memberikan pertimbangan tentang tenaga kependidikan

(10)

63 yang dapat diperbantukan disekolah. 3. Memberikan pertimbangan tentang sarana dan prasarana yang dapat diperbantukan di sekolah. 4. Memberikan pertimbangan tentang anggaran yang dapat dimanfaatkan di sekolah.

Berdasarkan dari hasil wawancara, kinerja komite sekolah SMP 24 Semarang dikategorikan cukup dan cukup banyak memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka menentukan kebijakan sekolah yang tampak dalam banyak hal. Misalnya seperti dalam mendata kondisi sosial ekonomi keluarga dari siswa yang tidak mampu, dapat dikatakan Komite Sekolah Negeri di SMP 24 Semarang ikut memberikan pertimbangan. Kondisi ini didukung

(11)

64

oleh hasil wawancara dengan ketua Komite Sekolah di SMP 24 Semarang yang dibenarkan oleh Kepala Sekolah tersebut:

“Komite Sekolah juga ikut berpartisipasi dengan terlibat melakukan pendataan kondisi sosial ekonomi keluarga dari siswa. Setelah mendapatkan laporan pendataan tersebut, Komite Sekolah tidak langsung setuju, tetapi

mengecek atau survey ke masing-masing rumah

siswa. Jika ada siswa yang berasal dari tempat lain, kami mengeceknya melalui ketua RT/RW setempat mengenai keadaan ekonomi dari orang tua siswa tersebut” (wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

Sementara dalam hal menyampaikan masukan atau pertimbangan secara tertulis pada sekolah dengan tembusan dari Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan, juga belum banyak dilakukan oleh Komite Sekolah di SMP 24 Semarang. Hal ini dikarenakan dari pihak Komite Sekolah lebih memilih melakukannya secara langsung atau lisan menyampaikannya kepada sekolah. Kondisi ini didukung oleh hasil wawancara dengan Komite Sekolah SMP 24

(12)

65

Semarang yang dibenarkan oleh Kepala Sekolah di SMP tersebut:

“Kami memang belum pernah memberikan masukan secara tertulis dengan tembusan pada Dinas Pendidikan, karena kami merasa hal itu dapat dibicarakan secara langsung pada pihak sekolah” (wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

Hal ini juga didukung dengan wawancara dengan sekretaris Komite Sekolah di SMP 24 Semarang yang dibenarkan oleh Kepala Sekolah di SMP tersebut:

“Jika memang tidak ada masalah yang

urgent sekali, kami tidak pernah menulis dan

memakai tembusan pada Dinas Pendidikan. Kami langsung mengutarakannya secara lisan kepada pihak sekolah” (wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

Untuk memberikan pertimbangan pada sekolah dalam penyusunan visi-misi sekolah, Komite Sekolah di SMP 24 Semarang yang sudah menjalankan perannya dengan cukup baik. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan Ketua Komite Sekolah di SMP 24 Semarang yang dibenarkan oleh Kepala Sekolah tersebut:

(13)

66

“Setiap kami rapat, dari Komite selalu menanyakan terlebih dahulu kegiatan sekolah apa yang sedang akan direncanakan oleh pihak sekolah, setelah itu Komite terlibat dalam memberikan masukan dan pertimbangan untuk kegiatan Sekolah. Sebagai contoh, Komite

Sekolah pernah mengusulkan untuk

menanamkan nilai moral siswa sesuai dengan unsur S (salam, senyum, sapa, sopan dan santun) yang menjadi visi dan misi sekolah. Bagaimana untuk melakukan hal itu, pihak Komite mengusulkan agar guru dapat memberi contoh sebagai model melalui hal-hal sederhana dengan memberi salam pada siswa di gerbang sekolah ketika siswa datang ke sekolah. Tidak hanya itu, untuk menciptakan insan yang beraklak mulia dan jujur sesuai dengan visi-misi sekolah, Komite Sekolah pun turut mengusulkan agar dibentuk Koperasi Kejujuran di sekolah dimana Koperasi tersebut hanya menjual alat-alat tulis dengan siswa sebagai buyer dan seller atau

self-serving atau melayani diri sendiri, sehingga

dari kegiatan seperti ini diharapkan dapat melatih siswa untuk berperilaku jujur yang dimulai dari sekolah dan nantinya bisa menjalar

(14)

67

dalam kehidupan mereka sehari-hari di luar sekolah” (wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

Pemberian pertimbangan yang dilakukan oleh Komite Sekolah sangat penting karena Komite Sekolah adalah wakil dari masyarakat yang menjadi partner sekolah dalam meniti masa depan sekolah tersebut. Pemberian pertimbangan oleh Komite Sekolah ini dimaksudkan agar apapun yang ditentukan oleh sekolah tidak menyimpang dari apa yang dikehendaki oleh masyarakat, yaitu sekolah yang didukungnya mampu merealisasikan aspirasi masyarakat dan berusaha untuk menciptakan generasi yang bermanfaat kembali kepada masyarakat.

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP 24 Semarang menyatakan :

“Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat satuan pendidikan, minimal memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan. Supaya masukan tersebut sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan, diperlukan informasi-informasi yang

(15)

68

didasarkan pada kegiatan-kegiatan, seperti : mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan sumberdaya pendidikan di masyarakat sekitar sekolah; menganalisis hasil

pendataan sebagai bahan pemberian

masukan; pertimbangan dan rekomendasi kepada sekolah;menyampaikan masukan, pertimbangan atau rekomendasi secara tertulis kepada sekolah; memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan Kurikulum; memberikan pertimbangan kepada

sekolah untuk meningkatan mutu

pembelajaran; memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan (PAKEM); memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam pembentukan visi, misi, tujuan, kebijakan, program dan kegiatan pendidikan di

sekolah, memberikan masukan dan

pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan RAPBS” (wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

(16)

69

4.1.5 Kinerja Komite Sekolah sebagai Pendukung

Pengelolaan Komite Sekolah sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan Komite Sekolah bertindak sebagai Pendukung (supporting agency) baik yang berujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

Dalam peranannya sebagai badan pendukung (Supporting Agency), Komite Sekolah berfungsi mengamati kondisi tenaga kependidikan di sekolah-sekolah.Hal ini penting karena akan dapat diketahui sekolah-sekolah mana yang harus mendapat perhatian serius dalam masalah tenaga kependidikan. Hal ini dimaksudkan agar beberapa sekolah yang mengalami kekurangan tenaga pendidikan di suatu daerah tidak terjadi, sehingga akan mengganggu pelaksanaan pendidikan. Komite Sekolah diharapkan ikut berperan mengenai persoalan yang terjadi. Kemudian melakukan pemberdayaan guru sukarelawan, termasuk tenaga kependidikan non-guru di sekolah yang masih menghadapi persoalan dalam tenaga kependidikan.

(17)

70

Komite Sekolah juga dapat mengidentifikasi tenaga ahli yang ada dalam masyarakat, yang dapat dimanfaatkan bagi instansi sekolah. Dengan demikian, aspek hubungan sekolah dengan masyarakat yang selama ini menjadi persoalan dalam pengelolaan pendidikan di sekolah dapat teratasi, karena masyarakat terlibat dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Sebagai bagian dari pelaksanaan pendidikan, sarana dan prasarana juga harus mendapat perhatian penting. Sekolah yang kurang memiliki sarana dan prasarana memadai tentu akan mengalami kendala dalam pencapaian hasil belajar. Karena itu, Komite Sekolah berfungsi memfasilitasi kebutuhan sarana dan prasarana kebutuhan pendidikan di sekolah. Tahap selanjutnya, tentu Komite Sekolah akan memberdayakan bantuan saran dan prasaran yang diperlukan di sekolah melalui sumber daya yang terdapat pada masyarakat, serta melakukan koordinasi dengan dewan pendidikan.

Memberdayakan bantuan sarana dan prasarana yang dilakukan Komite Sekolah dengan melakukan koordinasi pada dewan pendidikan akan dipantau perkembangannya

(18)

71

melalui evaluasi pelaksanaan dukungan atau bantuan tersebut. Harus diakui anggaran pendidikan yang pada pemerintah (daerah) sangat terbatas. Oleh Karena itu penggunaan sumber-sumber anggaran pendidikan yang ada menjadi kebutuhan yang sifatnya mendesak. Dalam era otonomi pendidikan yang meletakkan otonomi sekolah sebagai hal yang terpenting, sekolah harus merupakan bagian terpenting dari masyarakat, sehingga masyarakat memiliki kepedulian dan rasa memiliki terhadap sekolah. Secara keseluruhan indikator kinerja Komite Sekolah dalam peranannya sebagai badan pendukung dan dapat diamati pada tabel 2.

Tabel 2 Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Peranannya Sebagai Badan Pendukung.

PERAN KOMITE SEKOLAH FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN INDIKATOR KINERJA Badan Pendukung (Supporting Agency) 1. Pengelolaan Sumber Daya 1. Memantau kondisi ketenagaan pendidikan di sekolah 2. Mobilisasi guru sukarelawan untuk

(19)

72 menanggulangi kekurangan guru di sekolah 3. Mobilisasi tenaga kependidikan nonguru untuk kekurangan di sekolah. 2. Pengelolaan sarana dan prasarana 1. Memantau kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah 2. Mobilisasi bantuan sarana dan prasarana sekolah 3. Mengkoordinasika n dukungan sarana dan prasarana sekolah. 4. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan sekolah

(20)

73 3. Pengelolaan Anggaran 1. Memantau kondisi anggaran pendidikan di sekolah. 2. Memobilisasi dukungan terhadap anggaran pendidikan di sekolah 3. Mengkoordinasika n dukungan terhadap anggaran pendidikan di sekolah 4. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran pendidikan di sekolah

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP 24 Semarang menyatakan :

“Perencanaan dalam hal sebagai pendukung (supporting agency) baik yang finansial, pemikiran dan tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan

(21)

74

tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelengaraan pendidikan yang bermutu, dalam bentuk kegiatan-kegiatan seperti: mengadakan pertemuan secara berkala

dengan stakeholders di lingkungan

sekolah; mendorong masyarakat ikut

berpartisipasi dan dunia usaha/industri untuk mendukung penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu; memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah; mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, seperti; mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri dalam penyediaan sarana/prasarana serta biaya pendidikan untuk masyarakat kurang mampu, dan memberikan motivasi masyarakat untuk mewujudkan kebijakan pendidikan sekolah.

(wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

4.1.6 Kinerja Komite Sekolah sebagai Mediator

Dalam kaitannya dengan fungsi manajemen pendidikan kegiatan koordinasi, keterlibatan, dan partisipasi merupakan kegiatan yang penting

(22)

75

dalam perencanaan. Sebagai mediator Komite Sekolah berfungsi sebagai penghubung sekolah dengan masyarakat, atau antara sekolah dengan dinas pendidikan. Komite Sekolah juga dapat

berperan sebagai penghubung dalam

pelaksanaan program sekolah, sehingga berbagai kebijakan dan program yang telah ditetapkan sekolah dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Sumber-sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat begitu besar, namun pemanfaatannya kurang optimal. Peran Komite Sekolah yang harus dijalankan adalam memberdayakan sumber daya yang ada pada masyarakat terutama dari orang tua bagi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Secara keseluruhan indikator kinerja Komite Sekolah adalah perannya sebagai mediator dapat diamati pada tabel 4.

Tabel 4 Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Peranannya Sebagai Badan Mediator.

PERAN KOMITE SEKOLAH FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN INDIKATOR KINERJA

(23)

76 Badan Penghubung (Mediator Agency) 1. Perencanaan 1. Menjadi penghubung antara Komite Sekolah dengan masyarakat, Komite Sekolah dengan sekolah, Komite Sekolah dengan Dewan Pendidikan. 2. Mengidentifikasi aspirasi masyarakat untuk perencanaan pendidikan. 3. Membuat usulan kebijakan dan program pendidikan kepada sekolah. 2. Pelaksanaan Program 1. Mensosialisasikan kebijakan dan program sekolah kepada masyarakat. 2. Memfasilitasi berbagai masukan kebijakan program terhadap sekolah. 3. Menampung pengaduan dan keluhan terhadap kebijakan dan

(24)

77 program sekolah. 4. Mengkomunikasika n pengaduan dan keluhan masyarakat terhadap sekolah. 3. Pengelolaan Sumber Daya Pendidikan 1. Mengidentifikasi kondisi sumber daya di sekolah. 2. Mengidentifikasi sumber-sumber daya masyarakat. 3. Memobilisasi bantuan masyarakat untuk pendidikan di sekolah. 4. Mengkoordinasikan bantuan masyarakat.

Komite sekolah sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat di satuan pendidikan seperti: (a) melakukan kerjasama dengan masyarakat baik perorangan, organisasi pemerintah dan kemasyarakatan untuk penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang bermutu seperti: (1) membina dan

(25)

78

hubungan kerjasama yang harmonis dengan seluruh stakeholder pendidikan di sekitar sekolah; (2) mengadakan penjagaan tentang kemungkinan untuk dapat mengadakan kerjasama dengan lembaga lain diluar sekolah untuk memajukan mutu pembelajaran di sekolah. (b) menampung dan menganalisis aspirasi ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang di ajukan oleh masyarakat dalam bentuk: (1) menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran dan ide kreatif dari

stakeholder pendidikan di sekitar sekolah; (2)

menyampaiakan laporan kepada masyarakat secara tertulis tentang hasil pengamatannya terhadap perkembangan pendidikan di daerah sekitar sekolah.

Kepala sekolah juga menambahkan bahwa pelaksanaan peran mediator tersebut memiliki tujuan antara lain memberikan informasi tentang tujuan-tujuan, program-program serta

kebutuhan-kebutuhan sekolah kepada

masyarakat. Disamping itu juga memberikan penerangan kepada sekolah tentang kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat yang ditujukan kepada sekolah. Dalam perannya

(26)

79

sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat terinci pada program kegiatan komite sekolah. Program tersebut antara lain: 1) menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industry; 2) membina hubungan yang sinergis antara sekolah dan stakeholders; 3) mengadakan sarasehan pendidikan; 4) menyelenggarakan diskusi pendidikan; 5) menerbitkan media komunikasi; dan 6) pemutahiran data. Program kegiatan yang disusun agar lebih konkrit dan dapat terlaksana, maka harus disertai dengan alokasi dana anggaran. Komite sekolah dalam menjalankan perannya sebagai mediator dengan kegiatan antara lain: mengidentifikasi aspirasi masyarakat, menampung usulan kebijakan program yang berasal dari wali murid, masyarakat maupun komite sekolah. Komite sekolah sebagai mediator membuat perumusan kegiatan mediasi antara sekolah dengan pemerintah, elemen masyarakat, wali murid serta dunia industri. Rumusan mediasi tersebut kemudian dibahas bersama sekolah untuk disusun ke dalam suatu proposal. Proposal yang diajuakan meliputi: 1) pengajuan kegiatan; 2) permintaan nara sumber kegiatan; 3) pengajuan

(27)

80

bantuan sarana prasarana; 4) pengajuan bantuan anggaran untuk pengembangan sekolah. Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut tidak begitu mengalami perbedaan yang membedakan hanya terletak pada pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu pendidikan. Hasil wawancara Kepala sekolah mengungkapkan :

“Komite sekolah yang berkedudukan disetiap satuan pendidikan, merupakan badan mandiri yang tidak memiliki hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan. Komite sekolah dapat terdiri dari satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan dalam jenjang yang sama, atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang, tetapi berada pada lokasi yang berdekatan, atau satuan pendidikan yang dikelola oleh suatu penyelenggraan pendidikan, atau karena pertimbangan lain, tanpa intervensi dengan lembaga pemerintahan” (wawancara

dilakukan 18 Desember 2014).

(28)

81

“Kepala sekolah juga menyatakan bahwa pada dasarnya komite sekolah berada di tengah-tengah antara orang tua murid, murid, guru, masyarakat setempat, dan kalangan swasta disatu pihak dengan pihak sekolah sebagai institusi, kepala sekolah, dinas pendidikan”

(wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

Dukungan dari masyarakat dan orang tua siswa sangat berpengaruh pada pengembangan sekolah dan meningkatkan pendidikan. Komite sekolah tentunya berperan aktif dalam proses pengembangan dan pelaksanaan program sekolah. Pengawasan yang dilakukan sekolah dalam pengadaan komite sekolah merupakan bentuk kedua dari peran komite sekolah. Dengan adanya pengontrolan dari pihak sekolah baik itu dari segi penyelenggaraan pendidikan sampai pada saat keluaran pendidikan akan terdapat suatu hal yang bernilai positif dihadapan sekolah, pemerintah maupun masyarakat. Dalam melakukan pengontrolan tentunya ada evaluasi terhadap program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan. Pengadaan komite sekolah

ada yang namanya untuk memberi

(29)

82

peran komite sekolah. Tahap awal yang dilakukan dalam memberikan masukan, pertimbangan, serta rekomendasi kepada sekolah adalah mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat, menganalisis hasil pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan dan rekomendasi secara tertulis kepada sekolah, dan memberi pertimbangan kepada sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mediator antara sekolah dengan masyarakat adalah bentuk keempat dari peran komite sekolah. Untuk menjadi penghubung antara keduanya maka sekolah melakukan pertemuan/rapat dalam menyampaikan tentang program yang dibuat sekolah.

Di SMP Negeri 24 Semarang untuk dukungan yang dimaksudkan disini adalah berupa bentuk dukungan partisipasi orang tua yaitu melalui dana dari orang tua, berdasarkan anggaran yang direncanakan oleh sekolah kemudian dimusyawarakan kepada masyarakat dan wakil siswa. Sesuai dengan program yang direncanakan komite sekolah bahwa setiap tiga bulan dilakukan rapat secara formal dan rapat evaluasi tentang komite sekolah.

(30)

83

4.1.7 Kinerja Komite Sekolah sebagai Pengontrol (Kegiatan Sekolah)

Bagian yang terpenting dalam manajemen adalah pengontrol (controlling). Peran Komite Sekolah sebagai pengontrol tentu akan berbeda dengan dengan apa yang dilakukan DPRD Komisi E Bidang Pendidikan. Beberapa fungsi dilakukan Komite Sekolah dalam hubungannya dengan perannya sebagai badan pengontrol terhadap perencanaan pendidikan antara lain: melakukan kontrol terhadap proses pengambilan keputusan dan perencanaan program di sekolah, termasuk kebijakan di sekolah.

Fungsi Komite Sekolah dalam melakukan kontrol terhadap pelaksanaan program pendidikan adalah melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan program sekolah, seperti alokasi dana dan sumber daya bagi pelaksanaan program tersebut. Indikator kinerja Komite Sekolah dalam perannya sebagai badan pengontrol dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Indikator Kinerja Komite Sekolah dalam Peranannya Sebagai Badan Pengontrol.

(31)

84 PERAN KOMITE SEKOLAH FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN INDIKATOR KINERJA Badan Pengontrol (Controlling Agency) 1. Mengontrol perencanaan pendidikan di sekolah 1. Mengontrol proses pengambilan keputusan di sekolah. 2. Mengontrol kualitas kebijakan di sekolah. 3. Mengontrol proses perencanaan pendidikan di sekolah. 4. Pengawasan terhadap kualitas perencanaan sekolah. 5. Pengawasan terhadap

(32)

85 kualitas program sekolah. 2. Memantau pelaksanaan program sekolah 1. Memantau organisasi sekolah 2. Memantau penjadwalan program sekolah 3. Memantau alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah. 4. Memantau sumber daya pelaksana program

(33)

86 sekolah. 5. Memantau partisipasi stakeholder pendidikan dalam pelaksanaan program sekolah. 3. Memantau out put (keluaran) pendidikan 1. Memantau hasil ujian akhir 2. Memantau angka partisipasi sekolah 3. Memantau angka mengulang sekolah 4. Memantau angka bertahan di sekolah

Peran komite sekolah dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas terhadap dana anggaran menjadi prioritas utama, terutama apabila sekolah mengadakan kegiatan yang

(34)

87

menelan biaya melebihi dari yang telah dianggarkan oleh pemerintah pusat. Kegiatan dalam pendanaan biasanya diselesaikan secara prosedural/berdasarkan tahapan-tahapan dan berhati-hati. Sikap ini perlu diambil mengingat telah ada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Hasil wawancara dengan kepala sekolah mengungkapkan :

“Demi kepentingan program sekolah, komite selalu berupaya mengakomodir permintaan tambahan anggaran untuk kegiatan yang hanya bersifat unggulan. Komite sekolah sebagai pengontrol (controlling) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah, seperti evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program penyelenggaraan dari satuan pendidikan. Dalam bentuk sebagai berikut: (a) meminta penjelasan sekolah tentang hasil belajar siswa di sekolahnya; (b) mencari penyebab ketidakberhasilan belajar siswa, dan memperkuat berbagai hal yang menjadi keberhasilan prestasi siswa; (c) menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program sekolah kepada stakeholder

(35)

88

kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program sekolah; (d) menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyarakat baik yang sifatnya materi, ataupun non materi”

(wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

Hasil wawancara selanjutnya dengan kepala sekolah menyatakan : “Perencanaan

Komite Sekolah sebagai pengontrol

(controlling agency) dalam rangka tranparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Minimal melakukan evaluasi dan pengawasan kebijakan sekolah, serta program penyelenggaraan, terhadap satuan pendidikan. Dalam bentuk kegiatan-kegiatan seperti: meminta penjelasan sekolah tentang hasil belajar siswa di sekolahnya; mencari penyebab ketidakberhasilan siswa, dan mendorong berbagai hal yang menjadi keberhasilan siswa”. (wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

Komite Sekolah menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program sekolah kepada

stakeholder secara terperinci, baik keberhasilan

maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan

(36)

89

pertanggungjawaban bantuan masyrakat baik yang sifatnya materi ataupun non materi kepada masyarakat dan pemerintah setempat”

(wawancara dilakukan 18 Desember 2014).

Kepala Sekolah menyatakan bahwa komite sekolah dapat melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan yang diambil oleh penyelenggaran/managemen sekolah, juga dapat melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap program yang telah ditetapkan bersama. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah juga menjadi bagian dari fungsi komite sebagai pengawasan. Selain itu kontrol terhadap keluaran pendidikan dengan harapan bahwa keluaran pendidikan mempunyai masa depan yang cerah dengan bekal yang cukup. Kebijakan yang diambil oleh penyelenggara/management sekolah yang diperkirakan dapat memberikan beban berat bagi siswa ataupun masyarakat., dan yang diperkirakan tidak sejalan dengan tujuan sekolah dapat diberikan pengarahannya oleh komite. Penyusunan program bersama apabila dalam implementasinya terdapat perbedaan atau tidak sejalan dengan tujuannya, dapat pula dikontrol agar kembali pada upaya pencapaian arah dan

(37)

90

tujuan awal. Kaitannya dengan penyelenggaraan sekolah, komite mempunyai peran kontrol pula. Dalam menyelengarakan kegiatan sekolah diharapkan memenuhi beberapa harapan agar suasana sekolah benar-benar memiliki rasa nyaman, aman bagi siswa dan para tenaga kependidikan.

4.2 P

embahasan

4.2.1 Kinerja Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisor)

Peran serta masyarakat dalam pendidikan telah dikemukakan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 54. Secara lebih spesifik, pada pasal 56 disebutkan bahwa masyarakat dalam dewan pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah yang berperan sebagai berikut: (a) Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan seperti perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program sekolah melalui dewan pendidikan dan Komite Sekolah/ Madrasah, (b) Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu

(38)

91

pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan, serta dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan di tingkat nasional, propinsi, dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hirarkis, (c) Komite Sekolah/Madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan, dukungan tenaga serta sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

Secara kontekstual sesuai dengan Keputusan Mendiknas No. 044/U/2002, keberadaan komite sekolah berperan sebagai Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di sekolah.

Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat satuan pendidikan, setidaknya memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan. Agar masukan sesuai dengan kebutuhan sekolah, diperlukan

(39)

92

informasi-informasi yang didasarkan pada kegiatan-kegiatan, seperti : mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan sumberdaya pendidikan di masyarakat sekitar sekolah; menganalisis hasil pendataan

sebagai bahan pemberian

masukan; pertimbangan dan rekomendasi kepada sekolah; menyampaikan masukan kepada sekolah; memberikan pertimbangan kepada

sekolah dalam rangka pengembangan

Kurikulum; memberikan pertimbangan kepada

sekolah untuk meningkatan mutu

pembelajaran; memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan (PAKEM); memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan sekolah, program-program dan kegiatan

pendidikan di sekolah, memberikan

pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan RAPBS.

Berdasarkan dari hasil wawancara, kinerja komite sekolah SMP 24 Semarang dikategorikan cukup dan cukup banyak memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka

(40)

93

menentukan kebijakan sekolah yang tampak dalam banyak hal. Misalnya seperti dalam mendata kondisi sosial ekonomi keluarga dari siswa yang tidak mampu, dapat dikatakan Komite Sekolah Negeri di SMP 24 Semarang ikut memberikan pertimbangan.

4.2.2 Kinerja Komite Sekolah sebagai Pendukung

Komite Sekolah adalah badan mandiri yang dibentuk guna mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).

Kinerja Komite Sekolah sebagai pendukung diwujudkan dalam hal perencanaan. Perencanaan dalam hal ini sebagai pendukung (supporting

agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran,

ataupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, setidaknya dalam mendorong perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelengaraan pendidikan yang

(41)

94

bermutu, dalam bentuk kegiatan-kegiatan seperti: mengadakan pertemuan secara berkala

dengan stakeholders di lingkungan

sekolah; mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri untuk mendukung

penyelenggaraan pembelajaran yang

bermutu; memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah; mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, seperti; mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri dalam penyediaan sarana/prasarana serta biaya pendidikan untuk masyarakat tidak mampu, dan ikut memotivasi masyarakat untuk melaksanakan kebijakan pendidikan sekolah.

4.2.3 Kinerja Komite Sekolah sebagai Mediator

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu

(42)

95

sendiri. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsaIndonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui usaha bebagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, pebaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan manajemen sekolah.

Pengadaan komite sekolah ada yang namanya untuk memberi pertimbangan, ini adalah bentuk ketiga dari peran komite sekolah. Tahap awal yang dilakukan dalam memberikan masukan, pertimbangan, serta rekomendasi kepada sekolah adalah mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat, menganalisis hasil pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan dan rekomendasi secara tertulis kepada sekolah, dan memberi

pertimbangan kepada sekolah untuk

meningkatkan mutu pembelajaran. Mediator antara sekolah dengan masyarakat adalah bentuk keempat dari peran komite sekolah.

(43)

96

Untuk memediatori antara keduanya maka sekolah melakukan pertemuan/rapat dalam menyampaikan tentang program yang dibuat sekolah.

Dalam perannya sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat terinci pada program kegiatan komite sekolah. Program tersebut antara lain: 1) menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industry; 2) membina hubungan yang sinergis antara sekolah dan

stakeholders; 3) mengadakan sarasehan

pendidikan; 4) menyelenggarakan diskusi pendidikan; 5) menerbitkan media komunikasi; dan 6) pemutahiran data. Program kegiatan yang disusun agar lebih konkrit dan dapat terlaksana, maka harus disertai dengan alokasi dana anggaran. Komite sekolah dalam menjalankan perannya sebagai mediator dengan kegiatan antara lain: mengidentifikasi aspirasi masyarakat, menampung usulan kebijakan program yang berasal dari wali murid, masyarakat maupun komite sekolah. Komite sekolah sebagai mediator membuat perumusan kegiatan mediasi antara sekolah dengan pemerintah, elemen masyarakat, wali murid serta

(44)

97

dunia industri. Rumusan mediasi tersebut kemudian dibahas bersama sekolah untuk disusun ke dalam suatu proposal. Proposal yang diajuakan meliputi: 1) pengajuan kegiatan; 2) permintaan nara sumber kegiatan; 3) pengajuan bantuan sarana prasarana; 4) pengajuan bantuan anggaran untuk pengembangan sekolah. Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut tidak begitu mengalami perbedaan yang membedakan hanya terletak pada pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu pendidikan.

4.2.4 Kinerja Komite Sekolah sebagai Pengontrol (Kegiatan Sekolah)

Salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Hal ini mengartikan bahwa peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya sekadar memberikan

(45)

98

bantuan berwujud material saja, namun juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran, ide, dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan suatu sekolah

. Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut tidak begitu terdapat perbedaan. Yang membedakan hanya terletak pada pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu pendidikan. Komite Sekolah sebagai badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di

luar sekolah (Kepmendiknas nomor:

044/U/2002).

Peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan memiliki posisi yang sangat penting dan strategis. Hal itu diakui secara resmi, baik dalam Undang-Undang maupun beberapa Peraturan Menteri. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,

(46)

99

pendidikan merupakan tanggung jawab bersama

antara pemerintah, orangtua dan

masyarakat.Untuk meningkatkan mutu

pendidikan baik pada sekolah pemerintah maupun swasta, masyarakat diharapakan dapat berperan aktif dan mengambil inisiatif. masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan dalam berbagai hal harus megikuti kebijakan pendidikan yang dikeluarkan pemerintah. Di masa depan masyarakat harus bekerjasama dengan sekolah, agar dapat menetukan berbagai kebijakan yang berguna bagi kemajuan sekolah tersebut. Masyarakat juga menjadi lembaga yang dapat mengontrol kegiatan sekolah, sehingga dapat dipacu dengan baik lagi. Peran masyarakat ini juga dapat sekaligus sebagai sarana mensosialisasikan berbagai program pendidikan yang relatif baru, dan sebagai wahana mencerdaskan masyarakat.

Komite Sekolah dibentuk untuk mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka peningkatan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh stakeholder pendidikan.

(47)

100

Komite Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non politis dan non profit, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stakeholder pendidikan di tingkat sekolah, sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan.

Peran komite sekolah dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas terhadap dana anggaran menjadi prioritas utama, terutama apabila sekolah mengadakan kegiatan yang menelan biaya melebihi dari yang telah dianggarkan oleh pemerintah.

Demi kepentingan program sekolah, komite selalu berupaya mengakomodir permintaan tambahan anggaran untuk kegiatan yang hanya bersifat unggulan. Komite sekolah sebagai pengontrol (controlling) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Minimal melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan dan program sekolah, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan darisekolah. Dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (a) meminta penjelasan sekolah

(48)

101

tentang hasil belajar di sekolah; (b) mencari penyebab ketidakberhasilan belajar siswa, dan memperkuat berbagai hal yang menjadi keberhasilan belajar siswa; (c) menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program sekolah kepada stakeholder secara terperinci, baik yang berupa keberhasilan ataupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program sekolah; (d) menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyarakat baik yang sifatnya materi, ataupun non materi kepada masyarakat dan pemerintah setempat.

Peran komite sekolah sebagai pengontrol bukan saja hanya untuk siswa melainkan pengawasan pada segi dari salah satu program yang dibuat sebelumnya. Dan pengawasan yang dilakukan disini bukan hanya dari pihak sekolah akan tetapi dari pihak komite sekolah juga melakukan pengontrolan ataupun pemantauan terhadap kinerja pihak sekolah. Pengontrol disini sebagai pengawasan yang dilakukan oleh sekolah maupun pengurus komite tentang pelaksanaan serta pengadaan dana, pembangunan untuk gedung sekolah dan setiap anggaran-anggaran yang direnggut sebelumnya komite memantau

(49)

102

pelaksanaan program yang dibuat sejauh mana pencapaian dari pengadaan komite sekolah ini. Komite Sekolah dalam menjalankan perannya selalu memberi pertimbangan perihal anggaran. Pertimbangan disampaikan ke sekolah melalui mekanisme yang sudah menjadi kesepakatan yakni lewat RAPBS. Optimalisasi peran Komite Sekolah sebagai badan pemberi pertimbangan pada SMP perlu terus ditingkatkan.

Sekolah merupakan lembaga yang bekerja dalam bidang sosial. Sekolah mengambil siswanya dari masyarakat sekitar, sehingga keberadaannya tergantung dari dukungan sosial maupun finansial masyarakat. Oleh karena itu, hubungan sekolah dan masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam keseluruhan kerangka penyelrnggaraan pendidikan.

Adapun hubungan yang harmonis antar sekolah dan masyarakat yang diwadahi dalam organisasi Komite Sekolah, sudah barang tentu mampu mengoptimalkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam memajukan program pendidikan, dalam bentuk : a) Orang tua dan masyarakat membantu menyediakan fasilitas pendidikan, memberikan bantuan dana serta

(50)

103

pemikiran atau saran yang diperlukan sekolah. b) Orang tua memberikan informasi kepada sekolah tentang potensi yang dimiliki anaknya, dan c) Orang tua menciptakan rumah tangga yang edukatif bagi anak (Depdiknas, 2001:19).

Berkenaan dengan peningkatan hubungan sekolah dengan masyarakat stempat, substansinya diarahkan kepada meningkatkan kemampuan seluruh personil sekolah dalam : a.Memupuk pengertian dan pengetahuan orang

tua tentang pertumbuhan pribadi anak.

b.Memupuk pengertian orang tua tentang cara mendidik anak, dengan harapan mereka dapat memberikan bimbingan yang tepat bagi anak-anaknya dalam mengikuti pelajaran.

c. Memupuk pengertian orang tua dan masyarakat tentang program pendidikan yang sedang dikembangkan di sekolah.

d.Memupuk pengertian orang tua dan masyarakat tentang hambatan-hambatan yang dihadapi sekolah.

e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berperan serta memajukan sekolah. f. Mengikutsertakan orang tua dan tokoh

(51)

104

mengawasi program sekolah (Depdiknas, 2001:20)

Gambar

Tabel 1  Indikator Kinerja Komite Sekolah  dalam Peranannya Sebagai Badan Pertimbangan
Tabel 2 Indikator Kinerja Komite Sekolah
Tabel 4 Indikator Kinerja Komite Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Pada contoh ini, data kontinyu yang akan diberi keterangan skor adalah jumlah SD (nama kolom JML_SD).. Untuk mempermudah, saya

Seperti halnya Tono dan Tini, Yah juga merupakan tokoh sentral yang mendominasi cerita dlam novel belenggu ini, Yah juga termasuk tokoh penting dalam cerita karena tokoh ini

Bila telah dilakukan hasil pengukuran dan ditemukan data wheel alignment yang tidak sesuai dengan spesifikasi maka harus dilakukan perbaikan. Pada wheel alignment

Kes indeks kepada kluster ini ialah kes ke-25,993 melibatkan seorang wanita warga tempatan (Sarawak) berumur 75 tahun yang dikesan melalui saringan individu bergejala

Hasil yang dicapai yaitu terbangunnya 4 unit sumur resapan dalam di Kabupaten Kudus (2 unit) dan Pati (2 unit). Hasil yang dicapai yaitu tersusunnya draft peraturan

(2) Kebijakan peningkatan kualitas prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata untuk mendukung pertumbuhan dan daya saing destinasi pariwisata sebagaimana dimaksud

Oleh karena itu, dari hasil uraian di atas hal-hal yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dan merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal materi BRSD adalah (1) kurangnya

Dalam hal melakukan penjualan barang atau pemberian jasa maka terdapat Pajak Keluaran, sehingga menerbitkan Faktur Pajab. Faktur Pajak yang diterbitkan harus