• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIKUM POLIMERISASI NILON 6,10 SKALA SEMIMIKRO DAN KETERAMPILAN MENAFSIRKAN SISWA SMA KELAS 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRAKTIKUM POLIMERISASI NILON 6,10 SKALA SEMIMIKRO DAN KETERAMPILAN MENAFSIRKAN SISWA SMA KELAS 3"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN KIMIA

“Kontribusi Penelitian Kimia Terhadap Pengembangan Pendidikan Kimia”

PRAKTIKUM POLIMERISASI NILON 6,10 SKALA SEMIMIKRO DAN KETERAMPILAN MENAFSIRKAN SISWA SMA KELAS 3

Muhamad Ali Nurdin Mulyati Arifin Asep Kadarahman

Jurusan Pendidikan Kimia - FPMIPA - UPI

ABSTRAK - Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk memperoleh prosedur

praktikum polimerisasi nilon 6,10 skala semimikro dan informasi mengenai kemampuan menafsirkan hasil pengamatan siswa SMA kelas 3 pada pembelajaran polimer melalui metode praktikum skala semimikro. Prosedur praktikum polimerisasi nilon 6,10 skala semimikro diperoleh melalui serangkaian percobaan dengan mengurangi secara bertahap pereaksi dan pelarut yang digunakan. Untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan menafsirkan dilakukan pembelajaran polimer dengan metode praktikum terhadap siswa kelas 3 salah satu SMA Negeri di Bandung dengan instrumen penelitian berupa soal tes dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) , Lembar Observasi, dan Pedoman Wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa prosedur polimerisasi nilon 6,10 memiliki ciri-ciri mudah dilakukan, waktunya relatif cepat, dan menghasilkan nilon yang mudah digulung, sehingga dapat dengan baik menggali informasi mengenai kemampuan menafsirkan hasil pengamatan siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa secara keseluruhan kemampuan rata-rata siswa dalam menafsirkan hasil pengamatan adalah baik, dimana untuk siswa kelompok tinggi memiliki kemampuan rata-rata 84.1 % (sangat baik), siswa kelompok sedang, 55.4 % (cukup), dan siswa kelompok rendah, 55.7 % (cukup). Meskipun demikian, kemampuan menafsirkan hasil pengamatan tidak mudah dilakukan, terutama dalam menuliskan dan mengumpulkan data, baik secara terpisah maupun dalam bentuk tabel, sehingga hal ini mempengaruhi dalam menyebutkan hubungan antar data dengan jelas, menemukan pola dengan baik, dan men arik kesimpulan.

Key word : P rosedur skala semimikro, Polimersasi nilon 6,10, Keterampilan menafsirkan.

I. PENDAHULUAN

Dalam kurikulum berbasis kompetensi telah terjadi reorientasi pendidikan dari

subject-matter oriented menjadi life-skill oriented (Dikbud, 2004). Adanya perubahan

paradigma ini menuntut terciptanya suatu pembelajaran yang dapat mengoptimalkan perkembangan kecakapan siswa. Salah satu

kecakapan yang perlu dikembangkan adalah keterampilan menafsirkan hasil pengamatan.

Keterampilan menafsirkan hasil pengamatan merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh siswa untuk bisa menjelaskan suatu fenomena yang terjadi dengan baik dan benar. Keterampilan ini terdiri dari sub keterampilan mencatat hasil

(2)

pengamatan secara terpisah, menghubungkan data hasil pengamatan, menemukan pola dalam satu seri pengamatan, dan menarik kesimpulan (Ratna Wilis Dahar, 2003).

Untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan menafsirkan tersebut dilakukan pembelajaran polimer melalui metode praktikum dengan prosedur praktikum reaksi polimerisasi nilon 6,10 skala semimikro.

Berdasarkan uraian di atas, telah dilakukan penelitian dengan permasalahan: “Sejauhmana prosedur reaksi polimerisasi nilon 6,10 skala semimikro dapat mengukur kemampuan menafsirkan hasil pengamatan siswa SMA kelas 3 pada pembelajaran polimer melalui metode praktikum?”, dengan rumusan masalah:

a. Bagaimana bentuk prosedur polimer skala semimikro pada pembelajaran polimer di SMA kelas 3?

b. Bagaimana kemampuan menafsirkan hasil pengamatan siswa SMA kelas 3 pada pembelajaran polimer melalui metode praktikum skala semimikro?

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh prosedur praktikum polimerisasi nilon 6,10 skala semimikro dan informasi mengenai kemampuan menafsirkan hasil pengamatan siswa SMA kelas 3 pada pembelajaran polimer melalui metode praktikum skala semimikro.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan subjek penelitian 43 orang siswa kelas 3 salah satu SMA Negeri di Bandung.

Dalam penelitian ini dilakukan dua tahap penelitian. Tahap pertama, dilakukan proses penyusunan prosedur polimerisasi nilon 6,10 dari skala makro menjadi skala semimikro, melalui beberapa tahap percobaan dengan cara mengurangi pereaksi dan pelarut yang digunakan secara bertahap mulai dari setengahnya sampai pada batasan skala

semimikro untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan menafsirkan hasil pengamatan siswa SMA kelas 3, dengan instrumen penelitian berupa lembar observasi, soal tes dalam LKS, dan pedoman wawancara.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Polimerisasi Nilon 6,10 skala semimikro

1. Mengkaji beberapa prosedur polimerisasi nilon 6,10 skala makro.

Pengkajian beberapa prosedur polimerisasi nilon 6,10 skala makro dilakukan terhadap beberapa buku sumber. Kemudian diambil salah satu prosedur yang lebih dianggap mudah dilakukan, efektif dan efisien. Dari hasil pengkajian beberapa prosedur , akhirnya diperoleh prosedur praktikum skala makro untuk reaksi polimerisasi nilon 610 (Williamson, K.L., 1989 dan Cowd, M.A., 1991) sebagai berikut.

a. Masukan 1 mL sebakoil klorida dalam gelas kimia, tambahkan pelarut karbon tetra klorida (CCl4) sampai volume

larutan 25 mL.

b. Timbang 1 gram heksametilen diamin, masukan ke dalam gelas kimia, lalu tambahkan pelarut air (H2O) sampai

volume larutan 25 mL.

c. Tetes demi tetes, campurkan larutan heksametilen diamin ke dalam larutan sebakoil klorida. Setelah beberapa menit, ambil serat nilon pada bagian tengah gelas kimia dengan menggunakan pinset.

2. Menyusun prosedur polimerisasi nilon 6,10 skala semimikro

Prosedur polimerisasi nilon 6,10 skala semimikro didapatkan setelah terlebih dahulu dilakukan beberapa kali percobaan dengan prosedur skala makro untuk menguji keberhasilan prosedur tersebut. Setelah prosedur itu berhasil, selanjutnya dilakukan

(3)

Berikut ini proses pengurangan reagen dan pelarut secara bertahap untuk memperoleh prosedur skala semimikro.

Tabel 1.

Proses pengurangan pereaksi dan pelarut Pereaksi Pelarut (mL) SC HMD CCl4 H2O 1 mL 1 g 25 20 0.5 mL 0.5 g 10 10 0.4 mL 0.4 g 8 8 0.3 mL 0.3 g 6 6 0.25 mL 0.25 g 4 4

Ket: SC : Sebakoil Klorida

HMD : Heksametilen diamin

Prosedur praktikum skala semimikro reaksi polimerisasi nilon 610 yang diperoleh dengan menggunakan:

• 0.25 mL sebakoil klorida (1/4-nya) • 0.25 gram heksametile n diamin (1/4-nya) • 4 mL karbon tetraklorida (1/6-nya) • 4 mL air (H2O) (1/5-nya)

Setelah didapatkan jumlah zat yang digunakan dalam prosedur praktikum skala semimikro reaksi polimerisasi nilon 610, kemudian dilakukan percobaan dengan menukarkan pelarut, dimana sebakoil klorida dilarutkan dalam H2O dan heksametilen

diamin dalam CCl4. Ternyata setelah

dicampurkan tidak terbentuk nilon 610. Hal ini disebabkan karena sebakoil klorida tidak membentuk larutan dalam air, tapi bereaksi membentuk padatan putih (asam sebasat). Akhirnya, untuk memperoleh informasi tentang kemampuan menafsirkan hasil pengamatan siswa SMA kelas 3, dibuat dua prosedur percobaan dengan menukarkan pelarut H2O dan air dalam melarutkan

sebakoil klorida dan heksametilen diamin. Setelah dilakukan beberapa tahap di atas, akhirnya diperoleh prosedur praktikum reaksi polimerisasi nilon 6,10 skala semimikro untuk pembelajaran polimer di SMA kelas 3 dengan langkah percobaan seperti pada tabel 2. berikut.

Gambar 1.

Serat nilon 6,10 hasil pencampuran

Gambar 2.

Proses Penggulungan Serat Nilon 6,10 Tabel 2.

Prosedur praktikum reaksi polimerisasi nilon 6,10 skala semimikro

(4)

PROSEDUR PERCOBAAN Percobaan I

• Ambil 5 tetes sebakoil klorida , masukan ke dalam gelas kimia, lalu tambahkan 4 mL pelarut CCl4, diaduk.

• Timbang 0,25 gram heksametilen diamin dalam gelas kimia yang lain , lalu tambahkan 4 mL pelarut H2O,

diaduk.

• Dengan menggunakan pipet tetes, campurkan larutan heksametilen diamin tetes demi tetes ke dalam larutan sebakoil klorida. Biarkan campuran selama 2 menit.

• Dengan menggunakan pinset, ambil bagian tengah larutan, amati apa yang terjadi! Jika terbentuk nilon, gulung dengan menggunakan stick kayu!

Percobaan II

• Ambil 5 tetes sebakoil klorida , masukan ke dalam gelas kimia, lalu tambahkan 4 mL pelarut H2O, diaduk

selama 10 menit.

• Timbang 0,25 gram heksametilen diamin dalam gelas kimia yang lain, lalu tambahkan 4 mL pelarut CCl4.

diaduk.

• Dengan menggunakan pipet tetes, campurkan larutan heksametilen diamin tetes demi tetes ke dalam larutan sebakoil klorida. Biarkan campuran selama 2 menit.

• Dengan menggunakan pinset, ambil bagian tengah larutan, amati apa yang terjadi! Jika terbentuk nilon, gulung dengan menggunakan stick kayu!

Setelah dilakukan pembelajaran polimer melalui metode praktikum dengan prosedur praktikum reaksi polimerisasi nilon 6,10 skala semimikro, akhirnya diperoleh data mengenai kemampuan menafsirkan hasil pengamatan siswa sebagaimana ditunjukan .pada grafik berikut ini.

Grafik 1.

Kemampuan rata-rata siswa dala m menafsirkan hasil pengamatan

Grafik di atas memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kemampuan rata-rata kelompok tinggi dengan kemampuan rata -rata kelompok sedang dan rendah, dimana untuk siswa kelompok tinggi memiliki kemampuan rata -rata 84.1 % (sangat baik), kelompok sedang, 55.4 % (cukup), dan kelompok rendah, 55.7% (cukup). Ada satu hal yang sangat menarik , dimana kemampuan rata -rata kelompok sedang dan kelompok rendah hampir sama persentasenya.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh (jawaban pertanyaan siswa, hasil observasi, dan wawancara), bahwa faktor -faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan menafsirkan siswa kelompok sedang dan kelompok rendah adalah sebagai berikut.

1. Kurang lengkap dalam menuliskan dan mengumpulkan data, baik secara terpisah maupun dalam bentuk tabel, khususnya dalam menuliskan warna

84.1 55.4 55.7 0 20 40 60 80 100 Kemampuan Rata-rata

Tinggi Sedang Rendah

(5)

3. Kurang dapat menemukan pola dengan baik.

4. Kesimpulan yang dibuat tidak disertai dengan data yang lengkap.

Meskipun demikian, secara keseluruhan kemampuan rata-rata siswa dalam menafsirkan hasil pengamatan adalah baik (65.1%).

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini serta pembahasannya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Prosedur prakt ikum polimerisasi nilon 6,10 skala semimikro dapat digunakan pada pembelajaran polimer di SMA kelas 3 dengan baik, karena memiliki ciri-ciri mudah dilakukan, waktumya relatif cepat, dan nilon yang dihasilkan bagus.

2. Kemampuan rata-rata siswa dalam menafsirkan hasil pengamatan pada pembelajaran polimer melalui metode praktikum skala semimikro adalah baik (65.1%), dimana untuk kelompok tinggi adalah sangat baik (84.1%), sedangkan siswa kelompok sedang adalah cukup (55.4%) dan siswa kelompok rendah juga cukup (55.7%).

3.

Prosedur polimerisasi nilon 6,10 dapat dengan baik menggali informasi mengenai kemampuan menafsirkan hasil pengamatan siswa SMA kelas 3.

V. DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Mulyati, (2003), Inovasi

Pembelajaran Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Kimia Melalui Pendekatan Pembelajaran Praktikum Skala Mikro Berbasis Kompetensi di Jurusan Pendidikan Kimia, jurusan Pendidikan

Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S., (2002), Dasar-dasar Evaluasi

Pendidikan . Edisi Revisi, Cet. Pertama,

Jakarta: Bumi Aksara.

Cowd, M.A., (Penerjemah :Harry Firman), (1991), Kimia Polimer, Bandung: Penerbit ITB.

Dahar, R. W., (2003), Aneka Wacana

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,

UPI Bandung.

Depdikbud, (2004), Kurikulum Kimia 2004, Jakarta: Balitbang Pendidikan dan Kebudayaan.

Semiawan, C., (1992), Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar.

Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Stevens, P.M., (Penerjemah: Iis Sopyan), (2001), Kimia Polimer , cetakan

Pertama, Jakarta: Pradya Paramita. Vogel (penerjemah: L. Setiono & A. H.

Pudjaatmaka), (1990), Buku Teks Analisis anorganik Kualitatif makro dan semimikro . Edise kelima, Cet.

kedua, Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.

Williamson, K. L., (1989), Macroscale and

Microscale Organic Experiments, D. C.

Heath and Company Lexington, Massachusetts , Toronto.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas untuk melihat pengaruh metode praktikum virtual terhadap peningkatan sikap ilmiah siswa, maka penulis berinisiatif mengadakan penelitian

Kesimpulan yang diperoleh adalah penerapan metode praktikum terbimbing pada materi Platyhelminthes dapat berpengaruh positif dalam meningkatkan minat belajar

Metode pembelajaran kooperatif Group Investigation berupa diskusi kelompok siswa dan penugasan berdiskusi mengenai identitas orang lain yang terdapat dalam gambar yang diberikan

Kesimpulan yang diperoleh adalah penerapan metode praktikum terbimbing pada materi Platyhelminthes dapat berpengaruh positif dalam meningkatkan minat belajar terutama

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode drill dalam pembelajaran keterampilan mengetik 10 jari pada mata pelajaran KKPI, sedangkan variabel terikat

(1)Model Quantum Teaching dengan metode praktikum berpengaruh terhadap kemampuan representasi verbal siswa kelas X di SMA Plus Darul Hikmah Jember. (2)Model Quantum

Hasil wawancara dengan guru biologi, aspek keterampilan proses sains yang biasanya muncul pada saat praktikum biologi antara lain mempersiapkan alat dan bahan, menggunakan alat

kemampuan membaca intensif siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R lebih baik dibandingkan dengan kemampuan membaca intensif siswa yang diajar dengan