• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM INOVATIF TERINTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KETERAMPILAN SISWA KELAS X SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM INOVATIF TERINTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KETERAMPILAN SISWA KELAS X SMA."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM INOVATIF

TERINTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING PADA MATERI REAKSI REDUKSI

OKSIDASI TERHADAP HASIL BELAJAR

KOGNITIF DAN KETERAMPILAN

SISWA KELAS X SMA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

ANGGI CAHYA DELI

NIM: 8156142001

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

No. Nama Tanda Tangan

1. Dr. Iis Siti Jahro, M.Si ... NIP. 19651015 199203 2 003

(Pembimbing I)

2. Dr. Ajat Sudrajat, M.Si ... NIP. 19640625 199003 1 003

(Pembimbing II)

3. Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si ... NIP. 19600618 198703 1 002

(Narasumber)

4. Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S ... NIP. 19530320 198012 1 001

(Narasumber)

5. Dr. Marham Sitorus, M.Si ... NIP. 19630101 198903 1 004

(Narasumber)

Nama : Anggi Cahya Deli

NIM : 8156142001

(4)
(5)

ABSTRAK

ANGGI CAHYA DELI. Pengembangan Penuntun Praktikum Inovatif Terintegrasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Reaksi Reduksi Oksidasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Siswa Kelas X SMA. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2017.

Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk memperoleh penuntun praktikum kimia inovatif terintegrasi model pembelajaran inkuiri terbimbing kelas X SMA semester genap yang valid dan efektif. Penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian pengembangan dan eksperimen. Model pengembangan yang digunakan adalah Research & Development (R&D) dengan tahapan

Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation (ADDIE). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri Medan. Sampel yang diteliti terdiri dari 2 kelas yang diambil pada sekolah SMA Negeri 6 Medan. Validator dalam penelitian ini meliputi 2 dosen kimia dan 5 guru mata pelajaran kimia. Instrumen yang digunakan adalah angket kelayakan penuntun praktikum yang dimodifikasi BSNP, angket kelayakan penuntun praktikum berdasarkan kesesuaian dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, instrumen tes kognitif, dan lembar observasi keterampilan. Dalam mengujicobakan penuntun praktikum inovatif, digunakan rancangan penelitian pretest-posttest control group design. Teknik analisis data menggunakan independent sample t-test dengan SPSS 20 for

windows pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil penilaian kelayakan

penuntun praktikum inovatif diperoleh skor rata-rata 4,3 dengan kriteria sangat valid. Hasil uji coba memperoleh rata-rata nilai pretest, postest, dan keterampilan pada kelas eksperimen masing-masing sebesar 24,4; 80,1 ; 84,3 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 24,6 ; 72,1 ; 78,8. Berdasarkan analisis data hasil belajar aspek kognitif diperoleh bahwa nilai sig. < (0,000 <0,05), sedangkan analisis data hasil belajar aspek keterampilan diperoleh nilai sig. < (0,002 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: (1) Penuntun praktikum inovatif terintegrasi model pembelajaran inkuiri terbimbing layak digunakan. (2) Pembelajaran menggunakan penuntun praktikum inovatif terintegrasi model inkuiri terbimbing memberikan hasil belajar kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan penuntun praktikum di sekolah. (3) Pembelajaran menggunakan penuntun praktikum inovatif terintegrasi model inkuiri terbimbing dan penuntun praktikum di sekolah memberikan keterampilan yang berbeda secara signifikan.

(6)

ABSTRACT

ANGGI CAHYA DELI. Development of Innovative Practical Guidance Integrated Guided-Inquiry Learning Model on Oxidation Reduction Reaction Topic Towards Cognitive and Skills Achievement For 10th Grade Senior High School.Postgraduate School of the State University of Medan, 2017.

The research has been done aiming to obtain an innovative practical guidance integrated guided inquiry learning model for the 10th Grade Senior High School in second semester. The research was a combination of development and experimental research. The model used is Research & Development (R & D) with the stages of Analysis – Design – Development – Implementation – Evaluation. (ADDIE). The population was taken from the students of the 10th Grade Science Senior High School in Medan. The samples of the study consisted of two classes taken at school SMA N. 6 Medan. The validators of this research involved two lecturers and five teachers of chemistry. The instrument used a questionnaire guiding practical feasibility modified by BSNP, eligibility questionnaire practical guidance was based on the conformity of guided inquiry learning model, cognitive test instruments, and the observation skills. In trials of innovative practical guidance in this research used pretest-posttest control group design. Data were analyzed by using independent sample t-test with SPSS 20 for windows at significant level of 0.05. Based on the obtaining results of assesing feasibility of innovative practical guidance and questionnaires were modified by BSNP with guided inquiry learning model with an average score of 4,3 was very valid criteria. The results of trials obtained an average value of pretest, posttest, and skills of the experimental class respectively of 24.4; 80.1; 84.3 while the control class was 24.6; 72.1; 78.8. Based on data analysis results obtained that the cognitive aspects of learning obtained that sig. < (0.000 <0.05), whereas the data analysis of skills aspects obtained that sig. < (0.002 <0.05). It could be concluded that: (1) Innovative practical guidance integrated guided inquiry learning model was valid to use. (2) Learning using innovative practical guidance integrated guided inquiry model of cognitive learning outcomes were better than classroom practical guidance. (3) Learning using innovative practical guidance integrated guided inquiry model and classroom practical guidance provide different skills significantly.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang memberikan

nikmat kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

tesis yang berjudul: “Pengembangan Penuntun Praktikum Inovatif Terintegrasi

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Reaksi Reduksi Oksidasi

Terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Siswa Kelas X SMA” sesuai

dengan waktu yang telah direncanakan.

Penulis menyadari bahwa penelitian tesis ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Pascasarjana

Unimed.

2. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Kimia.

3. Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak

Dr. Ajat Sudrajat, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis.

4. Bapak Prof Dr. Albinus Silalahi, M.S., Bapak Dr. Ramlan Silaban, M.Si.,

dan Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si., selaku penguji yang telah

memberikan saran-saran membangun sehingga penelitian dalam tesis ini

dapat berlangsung dengan baik.

5. Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si dan bapak Dr. Marham Sitorus,

M.Si., selaku validator ahli penuntun praktikum yang dikembangkan.

6. Ibu Desi Yulian, S.Pd yang telah memberikan informasi dan membantu

administrasi kepada penulis.

7. Bapak/Ibu guru SMAN 6 Medan dan SMA CT. FOUNDATION.

8. Ayahanda Drs. Zulkarnain, M.Pd dan ibunda Nilawati yang telah bekerja

keras dan tidak pernah lelah memanjatkan doa demi selesainya studi

(8)

9. Teman-teman mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Kimia Diki Suprapto,

Kale Ade Wiwoho, dan Normalia Amanda.

10. Syahrul Effendi Nasution sebagai rekan yang selalu memberikan semangat

dan bantuan dalam penyelesaian penelitian ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari

segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Semoga tesis ini

dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Maret 2017

(9)

DAFTAR ISI

2.1.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran 10

2.1.2. Desain Pembelajaran 11

2.1.3. Model, Strategi, dan Metode Pembelajaran 12

2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri 13

2.1.5. Hakikat Hasil Belajar 18

2.1.6. Penilaian Hasil Belajar 20

2.1.7. Karakteristik Pembelajaran Kimia SMA 21

2.1.8. Praktikum 22

2.1.9. Panduan Penulisan Penuntun Praktikum 26

2.1.10. Penelitian Pengembangan 29

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian 37

3.4. Populasi dan Sampel 37

3.5. Rancangan Penelitian 37

3.6. Prosedur penelitian 38

(10)

3.8. Instrumen Penelitian 42

3.9. Teknik Analisis Data 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Umum Penelitian 51

4.2. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Yang Beredar 53 4.3. Tingkat Kelayakan Penuntun Praktikum Kimia Yang 57

Telah Dikembangkan

4.3.1. Penilaian Berdasarkan Angket Kelayakan Penuntun 58 Praktikum Yang Dimodifikasi BSNP

4.3.2. Penilaian Berdasarkan Angket Kesesuaian Penuntun 65 Praktikum Dengan Model Inkuiri Terbimbing

4.4 Analisis Data Instrumen Penelitian 68

4.4.1. Analisis Instrumen Tes Kognitif 68

4.4.2. Analisis Instrumen Lembar Observasi Keterampilan 71 4.5. Pengaruh Penuntun Praktikum Inovatif Terintegrasi 72

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa

4.5.1. Deskripsi Data Hasil Belajar Aspek Kognitif 72 4.5.2. Uji Prasyarat Data Hasil Belajar Kognitif 76 4.5.3. Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Kognitif 78

4.6. Perbedaan Keterampilan Antara Siswa Yang 79

MenggunakanPenuntun Praktikum Inovatif Terintegrasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Penuntun Praktikum di Sekolah

4.6.1. Deskripsi Data Hasil Belajar Aspek Keterampilan 79 4.6.2. Uji Prasyarat Data Hasil Belajar Aspek Keterampilan 79 4.6.3. Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Aspek Keterampilan 80 4.7. Efektivitas Penuntun Praktikum Inovatif Terintegrasi 81

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 84

5.2. Saran 85

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri 17

Terbimbing

Tabel 2.2. Beberapa Penelitian Relevan 32

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 38

Tabel 3.2. Hasil Analisis 39

Tabel 3.3. Kriteria Validitas Tes 44

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Reliabilitas Tes 46

Tabel 3.5. Kriteria Kualitatif Validasi Produk 47

Tabel 3.6. Kriteria Rata-rata Nilai Keterampilan Kelas 48

Tabel 3.7. Kriteria Nilai Gain Score Ternormalisasi 49

Tabel 4.1. Hasil Analisis Penuntun Praktikum A dan B 55

Tabel 4.2. Saran Perbaikan Beberapa Validator 68

Tabel 4.3. Data Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif 72

Tabel 4.4. Interval Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen dan 73 Kelas Kontrol

Tabel 4.5. Interval Nilai Posttest Siswa Kelas Eksperimen dan 75 Kelas Kontrol

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Data Pretest, Posttest, dan 77

Gain

Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest 77

Tabel 4.8. Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Kognitif 78

Tabel 4.9. Data Nilai Rata-rata Hasil Belajar Keterampilan 79 Siswa

Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Aspek 80 Keterampilan

Tabel 4.11. Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Aspek 80 Keterampilan

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Gambaran Umum Penelitian R&D 36

Dengan Model ADDIE

Gambar 3.2. Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian 41

Gambar 4.1. Hasil penilaian penuntun praktikum yang telah 58 dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan isi

Gambar 4.2. Hasil penilaian penuntun praktikum yang telah 60 dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan bahasa

Gambar 4.3. Hasil penilaian penuntun praktikum yang telah 62 dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan

penyajian

Gambar 4.4. Hasil penilaian penuntun praktikum yang telah 64 dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan

kegrafikan

Gambar 4.5. Hasil penilaian penuntun praktikum yang telah 66 dikembangkan berdasarkan kesesuaian dengan

model pembelajaran inkuiri terbimbing

Gambar 4.6. Persentase Pretest Kelas Eksperimen 73

Gambar 4.7. Persentase Pretest Kelas Kontrol 74

Gambar 4.8. Persentase Posttest Kelas Eksperimen 75

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 89

Lampiran 2 RPP 97

Lampiran 3 Materi Reaksi Redoks 118

Lampiran 4 Lembar Penilaian Penuntun Praktikum 123

Dimodifikasi BSNP

Lampiran 5 Lembar Penilaian Penuntun Praktikum 130

Berdasarkan Model Inkuiri Terbimbing

Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Tes 133

Lampiran 7 Lembar Penilaian Keterampilan 145

Lampiran 8 Rubrik Penilaian Keterampilan 147

Lampiran 9 Tabulasi Angket Kelayakan Penuntun 153

Praktikum Yang Dimodifikasi BSNP

Lampiran 10 Penilaian Berdasarkan Kelayakan Isi 154

Lampiran 11 Penilaian Berdasarkan Kelayakan Bahasa 157

Lampiran 12 Penilaian Berdasarkan Kelayakan Penyajian 159

Lampiran 13 Penilaian Berdasarkan Kelayakan Kegrafikan 161

Lampiran 14 Tabulasi Angket Kelayakan Penuntun 162

Praktikum Berdasarkan Kesesuaian Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Lampiran 15 Instrumen Tes Kognitif Valid 165

Lampiran 16 Hasil Uji Validitas Tes 169

Lampiran 17 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes 172

Lampiran 18 Hasil Uji Daya Beda Tes 174

Lampiran 19 Hasil Analisis Distraktor 177

Lampiran 20 Hasil Uji Reliabililitas Tes 179

Lampiran 21 Kriteria Instrumen Yang Digunakan 181

Lampiran 22 Analisis Reliabilitas Lembar Observasi 182 Keterampilan

(14)

Lampiran 24 Data Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan 189 Siswa

Lampiran 25 Data Uji Normalitas Kelas Eksperimen 193

Lampiran 26 Data Uji Normalitas Kelas Kontrol 194

Lampiran 27 Data Uji Homogenitas 195

Lampiran 28 Data Uji-Hipotesis-1 196

Lampiran 29 Data Uji-Hipotesis-2 197

Lampiran 30 Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 198

Lampiran 31 Tabel r-Product Moment 199

Lampiran 32 Tabel Distribusi-t 200

Lampiran 33 Tabel Distribusi z 201

Lampiran 34 Dokumentasi 202

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu

sumber daya manusia dalam rangka menghadapi era kompetisi yang mengacu

pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat yang berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun tujuan dari

pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia adalah dengan cara membenahi kurikulum sekolah dasar dan menengah

yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 22 dan 23 Tahun 2006 tentang standar isi dan standar kompetensi lulusan.

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) 2004, pada tahun 2006 diubah menjadi

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan pada tahun 2013 diubah menjadi

kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir

pembelajaran antara lain adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran berpusat pada

peserta didik; (2) pembelajaran interaktif; (3) pembelajaran dirancang secara

jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja serta

diperoleh melalui internet; (4) pembelajaran bersifat aktif mencari (pembelajaran

siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pendekatan saintifik); (5)

belajar kelompok (berbasis tim); dan (6) pembelajaran kritis (Permendikbud

nomor 65/2013). Sistem kurikulum 2013 menggunakan sistem pendekatan

scientific learning dengan empat model pembelajaran yaitu discovery, inquiry, problem based learning (PBL) dan project based learning (PJBL). Pendekatan

(16)

2

siswa mampu belajar secara mandiri serta proses pembelajaran tidak lagi teacher

center melainkan student center. Oleh karena itu, siswa diharapkan dapat berperan

aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

Kimia merupakan salah satu ilmu yang termasuk ke dalam IPA, oleh

karenanya kimia mempunyai karakteristik yang sama dengan IPA. Proses

pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung yang

tujuannya adalah untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan

memahami pembelajaran secara ilmiah (Nurhidayah dkk, 2015). Karakteristik

pembelajaran tersebut diharapkan muncul, sehingga siswa berkesempatan

mengalami proses pembelajaran secara utuh dan memahami pengetahuan melalui

metode ilmiah. Pada pembelajaran kimia guru tidak hanya terfokus terhadap

penyampaian materi dalam bentuk produk (pengetahuan berupa konsep, prinsip,

dan teori) saja tetapi ditekankan pula untuk memberikan pengalaman langsung

kepada siswa dengan menerapkan metode ilmiah melalui praktikum laboratorium.

Menurut Kurniati dkk (2011), salah satu tujuan laboratorium adalah

memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan percobaan sebagai upaya untuk

mendapatkan pengalaman langsung tentang konsep yang dipelajarinya. Pada

kenyataannya masih terdapat siswa yang tidak dilibatkan langsung dalam proses

penemuan dari suatu konsep melalui metode ilmiah. Hal dikarenakan dalam

kegiatan belajar mengajar guru hanya menggunakan metode ceramah saja pada

materi-materi yang sebenarnya dalam kompetensi dasar dituntut untuk

dilaksanakan praktikum. Hal ini mengakibatkan siswa kurang menguasai

pengetahuan dan keterampilan sehingga hasil belajar rendah. Hal ini terlihat dari

penelitian yang dilakukan oleh Zulaiha dkk (2014) yang mengemukakan bahwa

minimnya keterampilan proses sains dalam kegiatan praktikum mengakibatkan

(17)

3

berpikir ilmiah dan memiliki keterampilan proses sains seperti: mengamati,

menginterpretasi data, merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan

eksperimen, serta penarikan kesimpulan sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Siswa dapat mengkorelasikan antara teori dan hasil yang mereka

dapatkan. Selain itu siswa dapat menguji suatu konsep dari materi yang sedang

dipelajarinya. Kegiatan praktikum untuk mata pelajaran kimia sudah dirumuskan

pada kompetensi dasar kurikulum 2013 sesuai dengan permendiknas no 69 tahun

2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMA/MA, sehingga dalam

hal ini guru dituntut melaksanakan kegiatan praktikum untuk tercapainya tujuan

pembelajaran yang diharapkan. Beberapa diantaranya terdapat kompetensi dasar

untuk kimia kelas X semester genap yang menurut dilaksanakannya praktikum

pada kompetensi dasar 4.9 yaitu reaksi reduksi oksidasi.

Pelaksanaan praktikum yang baik tidak terlepas dari ketersediaan

penuntun praktikum yang digunakan sebagai penuntun siswa dalam melakukan

kegiatan praktikum. Ketersediaan penuntun praktikum ini dimaksudkan agar dapat

membantu siswa dalam menemukan konsep materi yang sedang dipelajarinya.

Keinginan menciptakan kegiatan belajar mengajar di kelas secara ideal serta

tuntutan banyaknya materi yang harus dikuasai oleh siswa terkadang membuat

guru kesulitan untuk menfokuskan perhatian terhadap kualitas praktikum yang

dilakukan siswa (Rosmalinda dkk, 2013). Hasil survey yang dilakukan peneliti di

SMA Negeri 6 Medan didapati bahwa belum tersedianya penuntun praktikum

yang memuat keseluruhan kegiatan praktikum dalam satu semester. Untuk

melakukan kegiatan praktikum siswa diberikan fotocopy lembar kerja dan

terkadang guru menuliskan langsung langkah kerja di papan tulis pada hari

pelaksanaan praktikum. Instruksi dalam penuntun yang diberikan membatasi

kreativitas dalam melakukan praktikum sehingga pembelajaran menjadi kurang

bermakna. Hal tersebut juga dikarenakan penuntun praktikum yang belum

diintegrasikan dengan sutau model pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa

kegiatan praktikum yang dilakukan belum memberikan kesempatan secara penuh

(18)

4

berpikir guna memperoleh pengetahuan dan konsep secara mandiri agar

meningkatkan hasil belajar siswa dari segi kognitif maupun keterampilannya.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya

adalah dengan mengintegrasikan suatu model pembelajaran ke dalam penuntun

praktikum yang dapat mendorong partisipasi siswa dalam menemukan teori,

sehingga konsep atau teori tersebut juga akan tersimpan lebih lama dalam memori

siswa. Salah satu model yang dapat diintegrasikan adalah inkuiri terbimbing yang

selanjutnya diimplementasikan dalam bentuk penuntun praktikum. Isworini dkk

(2015) mengemukakan bahwa inkuiri adalah salah satu model pembelajaran yang

dapat diterapkan guru untuk memaksimalkan fungsi penggunaan sumber belajar.

Hal ini terlihat dari konsep inkuiri terbimbing yang dijelaskan Furtak (dalam

Bilgin, 2009) yaitu inkuiri terbimbing merupakan suatu penyelidikan terbuka

dimana siswa membangun masalah dan solusi masalah tersebut sendiri. Model

tersebut mengintegrasikan gagasan-gasasan ilmiah dan kontruktivis bersama

dengan fakta-fakta, prinsip dan aturan kontemporer.

Penelitian yang dilakukan Wibowo dkk (2015) menyatakan bahwa sistem

pendidikan yang terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif terlalu abstrak,

dengan proses pembelajaran pasif dan terkesan kaku, sehingga belajar menjadi

kurang menyenangkan dan penuh beban. Berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri yang dikembangkan mampu

meningkatkan logika siswa, dimana rata-rata nilai evaluasi pada materi

termokimia kelas eksperimen sebesar 73,08 dan kelas kontrol sebesar 64,56 dan

dengan signifikansi kurang dari 0,05. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh

Hasan (2012) dengan judul ”The Effect of Guide Inquiry Instruction on Students’s

(19)

5

diperoleh oleh Noviana dkk (2014) yaitu hasil rata-rata psikomotorik

menggunakan Mann-Whitney U-test, sig(2 tailed) 0,000 (di bawah 0,05) yang

berarti rata-rata nilai aspek psikomotorik siswa lebih tinggi dari pada sebelumnya.

Selain itu, Brickman et al (2009) dalam penelitiannya berjudul “Effect of Inquiry-based Learning on Student’s Literacy Skills and Confidence”menyatakan bahwa keterampilan proses pada siswa menggunakan laboratorium berbasis

inkuiri lebih tinggi 2% dibandingkan dengan siswa laboratorium pembelajaran

konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran laboratorium

berbasis inkuiri memberikan hasil belajar aspek kognitif lebih tinggi dibanding

laboratorium pembelajaran konvensional. Hasil yang sama juga diperoleh Ural

(2016) yang melakukan penelitian dengan judul “The Effect of Guided-Inquiry Laboratory Experiments on Science Education Student’s Chemistry Laboratory

Attitudes, Anxiety and Achievement” yang menunjukkan terdapat peningkatan sikap dan prestasi akademik siswa, serta penurunan kecemasan dalam

laboratorium kimia. Bruck dan Towns (2009) dalam penelitiannya berjudul

Preparing Students To Benefit from Inquiry-Based Activities in the Chemistry Laboratory” menyatakan bahwa metodologi praktikum berbasis inkuiri memegang peranan penting dalan dalam pendidikan sains. Studi berbasis inkuiri

membantu guru ataupun dosen dalam melaksanakan percobaan di laboratorium

untuk membangun pengetahuan yang diperlukan untuk keterlibatan dalam

penyelidikan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengembangkan suatu produk berupa

penuntun praktikum kimia terintegrasi inkuiri terbimbing. Penuntun praktikum

yang yang dikembangkan dengan susunan sistematis dan terintegrasi inkuiri ini

diharapkan dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan

secara mandiri dan mengatasi kesulitan dalam mempelajari materi kimia, salah

satunya pada materi reaksi reduksi oksidasi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

(20)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Ketercapaian hasil belajar kognitif siswa.

2. Partisipasi siswa dalam kegiatan praktikum di laboratorium.

3. Pelaksanaan kegiatan praktikum di sekolah.

4. Pengintegrasian model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam penuntun

praktikum di sekolah.

5. Cara pengintegrasian model pembelajaran inkuiri terbimbing ke dalam

penuntun praktikum.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah dalam identifikasi masalah diatas,

maka penelitian ini hanya dibatasi pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan pada penuntun praktikum adalah

model pembelajaran inkuiri terbimbing.

2. Hasil belajar peserta didik yang akan diukur dibatasi pada ranah kognitif dari

taksonomi Bloom yang meliputi aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2),

penerapan (C3), analisis (C4) dan ranah keterampilan.

3. Materi yang akan diteliti adalah materi reaksi reduksi oksidasi kelas X SMA

semester genap TA 2016/2017.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penilaian tentang penuntun praktikum kimia yang beredar saat

(21)

7

4. Apakah pembelajaran menggunakan penuntun praktikum inovatif terintegrasi

model inkuiri terbimbing dan penuntun praktikum di sekolah memberikan

keterampilan yang berbeda secara signifikan?

5. Bagaimana keefektifan penuntun praktikum inovatif terintegrasi inkuiri

terbimbing terhadap hasil belajar kognitif siswa ?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Memperoleh informasi tentang penilaian penuntun praktikum kimia yang

beredar saat ini.

2. Mengetahui tingkat kelayakan penuntun praktikum inovatif terintegrasi

inkuiri terbimbing berdasarkan angket kelayakan penuntun praktikum yang

telah dimodifikasi BSNP dan kesesuaian dengan model pembelajaran inkuiri

terbimbing.

3. Mengetahui pengaruh penuntun praktikum inovatif terintegrasi inkuiri

terbimbing terhadap hasil belajar kognitif siswa.

4. Mengetahui perbedaan keterampilan siswa yang menggunakan penuntun

praktikum inovatif terintegrasi model inkuiri terbimbing dan penuntun

praktikum di sekolah.

5. Memperoleh penuntun praktikum inovatif terintegrasi inkuiri terbimbing

yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi guru

Dengan dilaksanakannya penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif

pilihan penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan praktikum sebagai

upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa

Memberikan pengalaman dalam kegiatan praktikum menggunakan model

(22)

8

3. Bagi sekolah

Sekolah dapat mengembangkan media pembelajaran dalam kegiatan

praktikum yang mampu memotivasi siswa untuk terus belajar sehingga

mampu mencetak lulusan yang berkualitas dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

4. Bagi peneliti

Menambah pengalaman dan wawasan mengenai peneliti serta menambah

bekal bagi peneliti sebagai calon pendidik untuk dapat mengembangkan

sendiri bahan ajar kimia yang inovatif.

6. Bagi pihak lainnya

Dapat digunakan sebagai referensi untuk turut serta menerapkan model

inkuiri terbimbing melalui kegiatan praktikum pada materi mapun kegiatan

belajar lainnya.

1.7. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Pengembangan merupakan proses, cara, perbuatan yang dipakai untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan dalam rangka

pemcapaian mutu kualitas pendidikan.

2. Penuntun praktikum merupakan pedoman dalam melaksanakan praktikum

dan juga sebagai alat evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam

penelitian ini penuntun praktikum yang dimaksud adalah penuntun praktikum

kimia pada materi reaksi reduksi oksidasi di kelas X semester genap.

3. Inovasi dalam penuntun praktikum merupakan upaya untuk pembaharuan

terhadap kegiatan dalam praktikum dengan tujuan untuk meningkatkan

kualitas pendidikan yang berlangsung. Penuntun praktikum inovatif dalam

(23)

9

mencari dan menemukan sendiri inti dari materi pelajaran melalui tahap-tahap

metode ilmiah.

5. Hasil belajar kognitif adalah merupakan kemampuan berfikir yang mencakup

kemampuan intelektual yang meliputi kemampuan mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisis, mengsintesis dan mengevaluasi. Dalam penelitian

ini aspek kognitif hanya meliputi kemampuan mengetahui, memahami,

menerapkan, dan menganalisis.

6. Keterampilan

Keterampilan merupakan kemampuan bertindak setelah seseorang menerima

pengalaman belajar tertentu. Dalam penelitian ini penilaian keterampilan

dilakukan dengan pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta

(24)

86

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

Bilgin, I., (20090, The effects of guided inquiry instruction incorporating a cooperative learning approach on university students’ achievement of acid and bases concepts and attitude toward guided inquiry instruction,

Academic Journals, 4(10): 1038-1046

Brickman, P., (2009)., Effect of Inquiry-based Learning on Student’s Science Literacy Skills and Confidence, International Journal for the Scholarship

of Teaching and Learning, 3(2) : 1-22

Bruck, L. B., dan Towns, M. H., (2009), Preparing Students To Benefit from Inquiry-Based Activitiesin the Chemistry Laboratory: Guidelines and Suggestions, Journal Of Chemical Education, 86(7): 820-822

Budiyono, (2009), Penerapan Laboratorium Riil dan Virtual Pada pembelajaran

Fisika Melalui Metode Eksperimen Ditinjau Dari Gaya Belajar, Tesis,

Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Djamarah, Bahri, S., dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta

Faizi, M., Ragam Metode Mengajarkan Eksakta pada Murid, Diya Press, Yogyakarta

Hasan, A. S. A., (2012), The Effect of Guided-Inquiry Instruction on Student’s Achievement and Understanding of the Nature of Science in Environmental Biology Course, Journal of Education, 1-118

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan

Isworini, Sunarno, W., dan Sulistyo, S., (2015), Pengembangan Modul Pembelajaran Hidrolisis Garam Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Untuk Siswa Madrasah Aliya Kelas XI, Jurnal Inkuiri, 4(3): 9-20

Jaya, H., (2012), Pengembangan Laboratorium Virtual Untuk Kegiatan Praktikum dan Memfasilitasi Pendidikan Karakter di SMK, Jurnal Pendidikan

Vokasi, 2(1): 81-90

Jahro, I. S.,(2013), Desain Praktikum Alternatif Sederhana (PAS) Wujud Kreativitas Guru dalam Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Pada Pembelajaran Kimia, Jurnal Pendidikan Kimia: 44-47

(25)

87

Mulyasa, E., (2006), Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Nofiana, I., Yulianti, D., dan Riswandi, (2013), Pengembangan Panduan Praktikum Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing Kelas X SMA di Kotabumi, Jurnal Pendidikan Kimia

Nurhidayah, R., Irwandi, D., dan Saridewi, N., (2015), Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit, Jurnal Edukasi Sains, 7 (1): 36-47. doi: 10.15408/es.v7i1.1397

Padmo, D., (2014), Teknologi Pembelajaran: Peningkatan Kualitas Belajar

Melalui Teknologi Pembelajaran, Pusat Teknologi Komunikasi dan

Informasi Pendidikan, Jakarta

Prodjosantoso, A. K., (2008), Pembelajaran Kimia secara Menarik dan Menyenangkan Pendekatan Relevansi, FMIPA UNNES, Semarang

Rosmalinda, D., Rusdi, M., dan Hariyadi, B., (2013), Pengembangan Modul Praktikum Kimia SMA Berbasis Problem Based Learning, Jurnal

Edukasi Sains, 2(2) : 1-7

Rustaman, N.Y., (2005), Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis

Inkuiri Dalam Pendidikan Sains. Makalah Seminar Nasional II

Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 22-23 Juli 2005. (Online), (http://www.upi.edu), diakses 20 Maret 2017.

Saptorini, (2008), Peningkatan Keterampilan Generik Sains Bagi Mahasiswa Melalui Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis Inkuiri, Jurnal

Inovasi Pendidikan Kimia, 2(1): 190-198

Setyosari, P., (2012), Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Silitonga, P.M., (2010), Statistik teori dan aplikasi dalam penelitian, FMIPA UNIMED, Medan

Sitorus, M., dan Sutiani, A., (2013), Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium

Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung

Sugiharti, G., (2012), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, FMIPA UNIMED, Medan

Suyanti, R. D., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta

Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D), Alfabeta, Bandung

(26)

88

Tambunan, M., (2011), Strategi Belajar dan Mengajar Pembelajaran Kimia, FMIPA UNIMED, Medan

Tim Penyusun, (2016), Panduan Penulisan Penuntun Praktikum dan Laporan

Praktikum. Diambil dari

http://d3ak.staff.uii.ac.id/files/2016/03/panduan-penulisan-penuntun-praktikum-dan-laporan.pdf (diakses 15 November 2016)

Tiring, S. S., Saputro, S., dan Utomo, S. B., (2015), Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Identifikasi Gugus Fungsi Kelas X SMK Kimia Industri,Jurnal Inkuiri, 4(3): 51-59

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta

Unzilaturrahmah, (2013), Pengukuran Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Diambil dari http://unzilaturrahmah.blogspot.co.id/2013/05/pengukuran-aspek-kognitif-afektif-dan.html (diakses 15 November 2016)

Ural, E., (2016), The Effect of Guided-Inquiry Laboratory Experiments on Science Education Student’s Chemistry Laboratory Attitudes, Anxiety and Achievement, Jounal of Education and Training Studies, 4(4): 217-227. doi: 10.11114/jets.v4i4.1395

Wibowo, T., Supartono, dan Supardi, K. I., (2015), Pengembangan Modul Termokimia Dengan Pendekatan Inkuiri Terpadu Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Logika Siswa, Jurnal Inovasi Edukasi Sains, 4(1): 1-6

Wiyanto, (2005), Pengembangan Kompetensi Dasar Bersikap Ilmiah Melalui Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri bagi Siswa SMA, Jurnal

Pendidikan Fisika Indonesia, 3(3): 167-172

Yulianto, M. A., (2013), Uji Korelasi Spearman. Diambil dari http:// digensia.wordpress.com /2013/07/09/uji-korelasi-spearman/ (diakses 02 April 2017)

Zaen, (2016), Desain Pembelajaran. Diambil dari

http://aufklarungarea.blogspot.co.id/2016/02/desain-pembelajaran.html (diakses tanggal 20 Desember 2016)

Gambar

Gambar 3.1.Gambaran Umum PenelitianDengan Model ADDIE
Tabel r-Product Moment

Referensi

Dokumen terkait

umum yang dilakukan adalah membuat fungsi basis dapat beradaptasi dengan data pembelajaran, dan menetapkan data pembelajaran tersebut sebagai pusat fungsi basis. Selanjutnya,

[r]

BUPATI  BARITO  KUALA PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 188.45/ 233 /KUM/2017 TENTANG

Hasil Penelitian Tahap I menunjukkan bahwa kandungan gizi terbaik dari hasil pengolahan jerami baik dengan amoniasi maupun fermentasi adalah pada perlakuan P3 (jerami padi

Undang­Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang  Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia  Tahun

Cerita Pendek dalam kumpulan Cerpen “RECTOVERSO” yang di analisis.. dalam penelitian ini terdiri atas Cerpen 1, Cerpen 2 ,Cerpen 3, Cerpen

Kesimpulan penelitian yaitu bahwa perlakuan terbaik pengolahan jerami padi yaitu fermentasi dengan Aspergillus niger dan pemanfaatan sebagai pakan ternak sapi Peranakan

224/MP/1961, dan berjanji pula bahwa saya akan menghindarkan diri dari perbuatan tercela baik sebagai pegawai/Pelajar maupun sebagai anggota masyarakat (misalnya