• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

38

A. Analisis Validitas Logis Pengembangan Tes Pilihan Ganda untuk Mengukur Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Biologi

Tes yang dikembangkan adalah tes kemampuan dengan tujuan untuk megukur keterampilan berpikir kritis siswa kususnya dalam mata pelajaran biologi bab sistem ekskresi. Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa kognitif maupun psikomotor. Soal-soal tes kemampuan biasanya relatif sukar, menyangkut berbagai konsep atau pemecahan masalah dan menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala kemampuannya, menyangkut daerah kognitif analisis, sintesis dan evaluasi. Dalam penelitian ini jenis tes yang digunakan yaitu tes objektif berupa pilihan ganda beralasan.

Surapranata (2004:137) menyatakan soal piliihan ganda sangat efektif untuk mengukur kemampuan mulai dari kemampuan yang sederhana sampai dengan kemampuan yang rumit seperti kemampuan dalam pengetahuan, pemahaman, dan penggunaan konsep. Soal-soal pilihan ganda juga dapat mengukur kemampuan dalam hal: mengenal istilah, mengenal fakta, mengenal prinsip, mengenal metode dan prosedur, mengidentifikasi penggunaan fakta dan prinsip, menginterpretasikan hubungan sebab akibat, menilai metode dan prosedur. Selain itu, aspek yang dapat di ukur dengan bentuk soal pilihan ganda adalah kemampuan yang tinggi seperti: pengamatan dan pengukuran, mengklasifikasikan, mengemukakan alasan, meprediksi, membaca tabel, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan.

Tes pilihan ganda pada penelitian ini terlebih dahulu telah dimodifikasi. Dimana tes pilihan ganda tersebut terdiri atas pertanyaan, kemudian option atau pilihan jawaban dan pilihan alasan. Alasan pada tes tersebut mengacu pada pilihan jawaban, yang berfungsi sebagai dasar untuk memilih jawaban tersebut. Alasan terdiri atas pilihan alasan yang benar dan beberapa alasan yang mengandung pemahaman yang tidak lengkap.

Analisis validitas logis dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan. Pengembangan soal-soal yang dilakukan penulis diawali dengan membuat peta

(2)

konsep dan analisis konsep sesuai pokok bahasan Sistem Ekskresi pada sub bab sistem ekskresi manusia. Peta konsep (Lampiran A1 hal.115) dan Analisis konsep (Lampiran A2 hal.116) tersebut akan dijadikan acuan dalam membuat soal agar sesuai dengan konsep yang ada. Pembuatan peta konsep dan analisis konsep disesuaikan dengan kaidah pembuatan secara benar yang mengacu pada buku yang berjudul Developing Minds (Costa: 1988), buku biologi yang berkompeten dan kamus biologi. Kemudian dikonsultasikan untuk divalidasi kepada para ahli dari segi format dan materi. Salah satu ahli yang memvalidasi adalah Eka Fitriah, S.Si. M.Pd Rekapitulasi hasil validasi berupa komentar, penilaian dan saran dari tim ahli mengenai peta konsep dan analisis konsep yang dibuat penulis dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Saran Tim Ahli tentang Peta Konsep

Aspek Komentar atau penilaian Saran perbaikan

Format Sudah sesuai dengan indikator 1. Hindari garis yang menumpang

Bahasa

1. Kata bantu/penghubung harus sesuai

2. Label konsep harus spesifik

1. Ukuran hurufnya diperkecil lagi

Materi Konsep yang ada harus lebih jelas

1. Pilih salah satu konsep saja sistem ekskresi pada manusia

Tabel 4.2 Rekapitulasi Saran Tim Ahli tentang Analisis Konsep

Aspek Komentar atau

penilaian Saran perbaikan

Format 1. Format sudah sesuai

aturan -

Materi

1. Konsep yang dicantumkan sesuai dengan peta konsep

1. Definisi konsep harus berdasarkan literature: buku Campbell dan kamus biologi.

2. Penulisan atribut kritis jangan perkalimat melainkan perkata

Berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat diketahui beberapa kekurangan dari peta konsep dan analisis konsep yang telah dibuat. Peta konsep

(3)

dan analisis konsep yang telah direvisi berdasarkan saran tim ahli selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam pengembangan dan pembuatan soal mentah.

Beberapa tahapan selanjutnya dalam penelitian pengembangan ini yaitu penentuan tujuan penilaian, analisis kurikulum dan buku pelajaran, menyusun kisi-kisi soal, pembuatan soal, validasi ahli kemudian uji coba soal. Tahapan uji coba soal dilakukan tiga kali yaitu uji coba terbatas, uji coba lapangan 1 (skala kecil) dan uji coba lapangan 2 (skala luas). Setelah itu soal hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan software Testing Analysis Program (TAP) untuk mengetahui karakteristik tiap butir soalnya.

1. Menentukan tujuan penilaian

Penentuan tujuan untuk sebuah penilaian merupakan hal penting yang harus ditentukan diawal sebagai dasar dalam menentukan arah penilaian yang akan dilakukan. Selain itu, agar alat yang digunakan sesuai dengan apa yang hendak dinilai. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes objektif berupa pilihan ganda yang merupakan tes kemampuan dengan tujuan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa dalam menjawab soal.

2. Analisis kurikulum

Sudaryono (2012:104) menyatakan analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan bobot setiap pokok bahasan yang akan dijadikan dasar dalam menentukan jumlah item atau butir soal untuk setiap pokok bahasan soal objektif atau bobot soal dalam membuat kisi-kisi. Sedangkan analisis buku pelajaran atau sumber belajar lainnya bertujuan untuk menentukan bobot setiap pokok bahasan berdasarkan jumlah materi yang termuat dalam buku pelajaran tersebut.

3. Menyusun kisi-kisi soal

Tahapan penting dalam pembuatan soal adalah penyusunan kisi-kisi. Menurut Arifin (2013 : 93) menyatakan bahwa fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangklat tes. penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian benar-benar representatif dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru kepada peserta didik. Jika materi penilaian tidak relevan dengan

(4)

materi yang sudah diberikan hasil penilaian itu kurang baik. Untuk itu guru harus menyusun kisi-kisi. Adapun kisi-kisi yang baik menurut Arifin (2013 : 93) harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain : (1) representatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum sebagai sampel prilaku yang dinilai, (2) komponen-komponennya harus terurai/ terperinci, jelas dan mudah dipahami, (3) soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi suatu tahapan penting dalam pembuatan soal atau penyusunan tes karena fungsinya dijadikan acuan atau pedoman dalam pembuatan soal agar soal yang dibuat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Kisi-kisi (Lampiran A3, A7 dan A11) yang dikembangkan oleh peneliti terdiri dari indikator-indikator dalam satu Kompetensi Dasar (KD). Indikator yang ada dikembangkan dari KD disesuaikan dengan indikator berpikir kritis menurut Robert Ennis.

4. Pembuatan produk atau soal

Setelah kisi-kisi dalam bentuk tabel sudah dibuat maka tahap selanjutnya adalah pengembangan soal atau pembuatan soal. Purwanto (2010 : 30) menyatakan bahwa dalam penyusunan tes diperlukan adanya langkah-langkah sistematis sehingga dapat diperoleh tes yang lebih efektif. Oleh karena itu, sebelum menyusun soal peneliti membuat kisi-kisi soal. Sesuai dengan pendapat tersebut Arifin (2013: 101) menyatakan bahwa penulisan soal adalah penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Tes yang dikembangkan oleh peneliti adalah tes objektif berupa soal pilihan ganda beralasan berjumlah 70 soal dengan lima alternatif jawaban, dan lima alternatif alasan.

5. Validasi ahli

Tahapan selanjutnya dalam pengembangan soal pilihan ganda yaitu validasi ahli. Validasi ahli (Lampiran B31 hal.305) akan menghasilkan analisis secara teoritik. Soal yang telah dikembangkan terlebih dahulu divalidasi oleh informan atau ahli dibidangnya. Adapun tenaga ahli yang berperan dalam memvalidasi yaitu Bapak Asep Mulyani, M.Pd dari segi konstruksi soal,

(5)

Ibu Megayani, M.Pd memvalidasi dari segi materi atau konten, sedangkan dari segi bahasa divalidasi oleh Ibu Siti Chafidhoh, S.Pd dan dari segi Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Bapak Djohar Maknun, S.Si. M.Si. kemudian dilakukan revisi untuk diuji cobakan. Berikut hasil rekapitulasi penilaian atau komentar dan saran hasil analisis validasi tim ahli mengenai soal yang dibuat penulis yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Komentar atau Penilaian dan Saran Tim Ahli Aspek Komentar dan penilaian Saran perbaikan

Materi

1. Soal yang ada sudah sesuai dengan indikator 2. Beberapa pernyataan soal

dan alasan kurang jelas dan belum mengacu ke jawaban.

3. Banyak gambar tidak jelas

1. Pernyataan soal mengacu pada jawaban dan perlu diperjelas secara spesifik. 2. Option alasan harus

sinkron dengan jawaban. 3. Perbaikan gambar yang

kurang jelas dan tidak berkaitan

Konstruk

1. Isi intrumen dan format sudah cukup baik

2. Terdapat beberapa soal yang belum mengacu pada soal ketrampilan berfikir kritis

1. Proporsi keterwakilan soal pada masingmasing indikator sesuaikan dengan kedalaman materi

2. Ditambahkan soal yang mengacu pada ketrampilan berfikir kritis.

Bahasa

1. Penggunaan bahasa sudah benar, dapat dimengerti maksud dari setiap pertanyaan

1. Penulisan disesuaikan dengan EYD.

2. Pengunaan kata dalam kalimat harus lebih jelas dan komunikatif.

Keterampilan Berpikir Kritis (KBK)

1. Soal yang dikembangkan sudah sesuai dengan indikator keterampilan berpikir kritis

(6)

Tabel 4.4 Rekapitulasi Format Penelaah Soal

No Aspek yang di telaah Nomor yang tidak

sesuai 1 Materi

2 Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes

tertulis untuk bentuk pilihan ganda) -

3 Materi kompetensi (urgensi, relevasi, kontinuitas, yang ditanyakan sesuai dengan keterpakaian sehari hari tinggi)

-

4 Pilihan jawaban homogen dan logis 5, 29,56,57dan 58

5 Hanya ada satu kunci jawaban -

6 Konstruksi

7 Pokok soal di rumuskan dengan singkat, jelas

dan tegas -

8 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban

merupakan pernyataan yang di perlukan saja - 9 Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci

jawaban -

10 Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat

negatif ganda -

11 Pilihan jawaban homogen dan logis di tinjau

dari segi materi 56 dan 57

12 Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi 56,57,61,62,65,67 dan 69

13 Panjang pilihan jawaban relatif sama -

14 Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya

2,4,10 dan 49

15 Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal

sebelumnya -

16 Bahasa

17 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan

kaidah bahasa indonesia 1,34 dan 52

18 Menggunakan bahasa yang komunikatif

19 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku

setempat atau tabu -

20 Pilihan kata/kelompok kata yang sama, kecuali jawaban tidak mengulang merupakan satu kesatuan pengertian

(7)

Hasil dari validasi tersebut, beberapa soal yang harus direvisi dari segi materi. Salah satunya yaitu :

Soal belum direvisi

 Menurut budi pada bulan-bulan panas ketika ada kelembaban di atmosfer atau cuaca panas, kita berkeringat banyak. Ini adalah cara bagi tubuh kita untuk mengatur suhu tubuh dan menjaga tubuh tetap dingin.

 Sedangkan menurut adit pada bulan-bulan panas ketika ada kelembaban di atmosfer atau cuaca panas, kita berkeringat banyak. Ini adalah cara bagi tubuh kita untuk mengatur pH tubuh agar tetap stabil

Berdasarkan dari kedua pendapat tersebut, manakah pendapat yang paling tepat dan mengapa..

a. Menurut Budi karena selama berkeringat air dikeluarkan dan diuapkan b. Menurut Budi karena selama berkeringat air dikeluarkan dan di buang c. Menurut Adit karena selama berkeringat air diuapkan dan di serap d. Menurut Adit karena selama berkeringat air diserap dan saring e. Dua-duanya benar selama berkeringat air dibuang

Alasan :

1) untuk mengurangi rasa panas pada tubuh dan menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. 2) untuk dapat bertahan hidup dan menjaga suhu tubuh agar tetap konstan

3) untuk mendapatkan energi dan menjaga suhu tubuh agar tetap konstan 4) untuk menjaga bentuk tubuh agar tetap proposional

5) untuk menjaga kesehatan tubuh dan menjaga suhu tubuh agar tetap konstan

Soal sudah di revisi

 Menurut budi pada bulan-bulan panas ketika ada kelembaban di atmosfer atau cuaca panas, kita berkeringat banyak. Ini adalah cara bagi tubuh kita untuk mengatur suhu tubuh dan menjaga tubuh tetap stabil.

 Sedangkan menurut adit pada bulan-bulan panas ketika ada kelembaban di atmosfer atau cuaca panas, kita berkeringat banyak. Ini adalah cara bagi tubuh kita untuk mengatur pH tubuh agar tetap stabil

Berdasarkan dari kedua pendapat tersebut, manakah pendapat yang paling tepat dan mengapa..

a. Menurut Budi karena selama berkeringat air dikeluarkan dan diuapkan b. Menurut Budi karena selama berkeringat air dikeluarkan dan di buang c. Menurut Adit karena selama berkeringat air diuapkan dan di serap d. Menurut Adit karena selama berkeringat air diserap dan saring e. Dua-duanya benar selama berkeringat air dibuang

Alasan :

1) untuk mengurangi rasa panas pada tubuh dan menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. 2) untuk dapat bertahan hidup dan menjaga suhu tubuh agar tetap konstan

3) untuk mendapatkan energi dan menjaga suhu tubuh agar tetap konstan 4) untuk menjaga bentuk tubuh agar tetap proposional

(8)

Soal nomor 5 merupakan salah satu soal yang direvisi berdasarkan tim ahli validasi. Soal tersebut mendapat perbaikan pada salah satu pernyataannya. Menurut tim ahli, pernyataan tidak sesuai dengan pokok bahasan dan pernyataan salah. Berdasarkan saran tim ahli maka soal perbaiki dan harus sesuai dengan pokok bahasan.

Adapun beberapa soal yang harus direvisi dari segi konstruksi. Salah satunya yaitu :

Soal lain yang harus direvisi yaitu

Soal belum di revisi

10. Perhatikan fungsi lapisan epidermis kulit berikut ini!

1. Melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran, panas. dan zat kimia; 2. Mengatur suhu tubuh

3. Mengurangi kehilangan air 4. Membentuk albumin dan globulin 5. Mengubah provitamin a menjadi vitamin a Manakah fungsi lapisan epidermis kulit yang benar...

a. 1, 2 dan 5 b. 1, 2 dan 3 c. 2, 3 dan 4 d. 3, 4 dan 5 e. 1, 3 dan 4

Soal sudah di revisi

10. Perhatikan fungsi lapisan epidermis kulit berikut ini!

1. Melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran, panas. dan zat kimia; 2. Mengatur suhu tubuh

3. Mengurangi kehilangan air 4. Membentuk albumin dan globulin 5. Mengubah provitamin a menjadi vitamin a Manakah fungsi lapisan epidermis kulit yang benar...

a. 1, 2 dan 3 b. 1, 2 dan 4 c. 1, 3 dan 5 d. 2, 3 dan 4 e. 2, 4 dan 5 Alasan :

1) Fungsi lapisan epidermis adalah melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran, panas. dan zat kimia, mengatur suhu tubuh dan mengubah provitamin a menjadi vitamin a. 2) Fungsi lapisan epidermis adalah melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran,

panas. dan zat kimia; mengatur suhu tubuh dan mengurangi kehilangan air.

3) Fungsi lapisan epidermis adalah mengatur suhu tubuh, mengurangi kehilangan air dan membentuk albumin dan globulin.

4) Fungsi lapisan epidermis adalah mengurangi kehilangan air, membentuk albumin dan globulin serta mengubah provitamin a menjadi vitamin a.

(9)

Kedua soal tersebut adalah salah satu soal yang direvisi berdasarkan tim ahli validasi. Soal yang pertama yaitu no 10, soal tersebut mendapat perbaikan pada alternatif jawaban yang letaknya tidak berurutan. Sedangkan pada no 48, soal tersebut masih berada di C2 dalam ranah kognitif sekaligus belum mencirikan soal yang mengukur keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan saran tim ahli maka soal dirubah menjadi pernyataan dan kalimat pada pilihan jawaban dipanjangkan. Adapun soal yang direvisi dari segi bahasa yaitu:

Soal belum di revisi

48. Diabetes mellitus atau yang sering disebut kencing manis adalah kelainan yang ditandai adanya kadar gula (glukosa) yang tinggi dalam darah. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah menyebabkan penderita banyak mengeluarkan urin. Hal tersebut terjadi karena kekurangan hormon insulin. Kelainan diabetes melitus menyerang organ....

a. Ginjal b. Hati c. Pankreas d. Paru-paru e. Lambung

Soal sudah di revisi

48. Perhatikan pernyataan berikut!

 Menurut Desi diabetes mellitus atau yang sering disebut kencing manis adalah kelainan yang ditandai adanya kadar gula (glukosa) yang tinggi dalam darah.

 Sedangkan menurut Kevin diabetes mellitus atau yang sering disebut kencing manis adalah kelainan yang ditandai adanya kadar gula (glukosa) yang rendah dalam darah. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, manakah pendapat yang paling tepat dan mengapa….

a. Pendapat Kevin karena penderita susah mengeluarkan urin b. Pendapat Kevin karena penderita sedikit mengeluarkan urin c. Pendapat Desi karena penderita banyak mengeluarkan urin d. Pendapat Desi karena penderita sangat membutuhkan air e. Kedua pendapat benar karena penderita tidak membutuhkan air Alasan :

1) Ketidakmampuan hati menghasilkan hormon insulin 2) ketidakmampuan ginjal menghasilkan hormon insulin 3) tingginya kadar insulin yang diproduksi paru-paru 4) rendahnya kadar insulin yang diproduksi lambung 5) ketidakmampuan pancreas menghasilkan hormon insulin

Soal belum direvisi

34. “Seorang ibu pergi ke LAB sebuah rumah sakit untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan LAB adalah urine mengandung protein”

 Menurut dokter I fakta tersebut menunjukan bahwa terjadi gangguan fungsi glomerulus.

(10)

Soal nomor 34 merupakan salah satu soal yang direvisi berdasarkan tim ahli validasi. Soal tersebut mendapat perbaikan pada bahasa soal. Menurut tim ahli, bahasa yang digunakan dalam soal masih menggunakan singkatan. Berdasarkan saran tim ahli maka soal diperbaiki dan soal tidak boleh menggunakan singkatan.

Pengembangan soal pada pokok bahasan sistem ekskresi manusia hasil dari tahap validasi ahli menghasilkan 70 item soal yang siap untuk digunakan pada uji coba terbatas.

Berdasarkan kedua pendapat dokter tersebut, manakah pendapat yang paling tepat dan mengapa..

a. Dokter I karena kegagalan proses filtrasi pada nefron b. Dokter II karena kegagalan proses filtrasi pada glomerulus c. Dokter I karena kegagalan proses filtrasi pada kapsul bowman d. Dokter II karena kegagalan proses filtrasi pada tubulus konturtus

e. Dua-duanya benar karena kegagalan proses filtrasi pada nefron dan tubulus distal Alasan :

1) albumin tidak dapat disaring sehingga mengakibatkan protein terkandung dalam urine. 2) albumin tidak dapat diserap sehingga mengakibatkan protein terkandung dalam urine 3) albumin tidak dapat dibuang sehingga mengakibatkan protein terkandung dalam urine. 4) urea tidak dapat disaring sehingga mengakibatkan protein terkandung dalam urine. 5) urea tidak dapat diserap sehingga mengakibatkan protein terkandung dalam urine

Soal sudah direvisi

34. “Seorang ibu pergi ke laboratorium sebuah rumah sakit untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan laboratorium adalah urine mengandung protein”

 Menurut dokter I fakta tersebut menunjukan bahwa terjadi gangguan fungsi glomerulus.

 Menurut dokter II fakta tersebut menunjukan bahwa terjadi gangguan fungsi ureter. Berdasarkan kedua pendapat dokter tersebut, manakah pendapat yang paling tepat dan mengapa..

a. Dokter I karena kegagalan proses filtrasi pada nefron b. Dokter II karena kegagalan proses filtrasi pada glomerulus c. Dokter I karena kegagalan proses filtrasi pada kapsul bowman d. Dokter II karena kegagalan proses filtrasi pada tubulus konturtus

e. dua-duanya benar karena kegagalan proses filtrasi pada nefron dan tubulus distal Alasan :

1) albumin tidak dapat disaring sehingga mengakibatkan protein terkandung dalam urine. 2) albumin tidak dapat diserap sehingga mengakibatkan protein terkandung dalam urine 3) albumin tidak dapat dibuang sehingga mengakibatkan protein terkandung dalam urine. 4) urea tidak dapat disaring sehingga mengakibatkan protein terkandung dalam urine. 5) urea tidak dapat diserap sehingga mengakibatkan protein terkandung dalam urine

(11)

B. Analisis Validitas Empiris Pengembangan TesPilihan Ganda untuk Mengukur Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Biologi.

1. Uji Coba Soal

Validasi secara empiris dilakukan dengan melaksanakan uji coba soal. Uji coba yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali atau tiga tahap uji coba yaitu uji coba terbatas, uji coba lapangan skala luas yang terdiri dari uji coba lapangan 1 dan uji coba lapangan 2. Ini bertujuan untuk untuk memperoleh soal yang baik. Proses uji coba dilakukan di tiga sekolah di wilayah Kabupaten Brebes.

a. Uji coba terbatas

Uji coba terbatas dilakukan pada tanggal 15 bulan Mei 2015. Subjek yang berperan di dalam uji coba terbatas yaitu siswa kelas XII IPA 1 semester 2 di SMA Negeri 1 Tanjung berjumlah 33 siswa. Masing-masing siswa mengerjakan 70 soal selama 90 menit untuk mengerjakannya. Setelah itu, dianalisis menggunakan softwere TAP untuk mengetahui karakeristik tiap butir soal meliputi rata-rata validitas, rata-rata realibilitas, rata-rata daya pembeda, rata-rata tingkat kesukaran, rata-rata keberfungsian pengecoh dan analisis keterampilan berpikir kritis dalam soal (Lampiran B1 hal.264). Apabila digambarkan dengan diagram, sebagai berikut:

Gambar. 3 Karakeristik Butir Soal Uji Coba Terbatas 0.236 0.61 0.328 0.225 0.75 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Distraktor Rendah Rata -rata Tinggi sedang cukup

(12)

1) Validitas uji coba terbatas a) Validitas

Hasil angka korelasi dari 70 soal yang telah diujikan pada 33 subjek menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,236, angka tersebut menunjukkan korelasi yang rendah. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Arifin (2013:257) bahwa koefisien korelasi pada rentang 0,20–0,40 termasuk kriteria rendah. Namun demikian, tes layak untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa. Serta tes layak untuk dilanjutkan untuk tahap uji coba selanjutnya.

b) Reliabilitas

Hasil tes yang terdiri dari 70 item soal menghasilkan reliabilitas sebesar 0,61 . Angka tersebut menunjukkan tes memiliki reliabilitas tinggi, sesuai dengan pendapat Arikunto (2009:178) bahwa rentang derajat korelasi antara 0.30 ≤ r≤ 0,70 termasuk kriteria tinggi. Namun demikian, tes layak untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa. Serta tes layak untuk dilanjutkan untuk tahap uji coba selanjutnya. c) Tingkat kesukaran

Hasil tes yang terdiri dari 70 item soal menghasilkan rata rata tingkat kesukaran sebesar 0,328. Angka tersebut menunjukan soal dapat dikatakan sedang. Arifin (2013:266) menyatakan bahwa jika suatu soal memiliki ringkat kesukaran seimbang (proporsional) maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Hasil tes yang terdiri dari 70 item soal dan dikerjakan oleh 33 subjek, lalu dianalisis dengan cara menyusun hasil tes dalam peringkat. Kemudian diambil 27% dari kelompok atas dan dari kelompok bawah. Hasil analisis dengan menggunakan softwere TAP ditabulasikan (Lampiran B3 hal.267), maka tingkat kesukaran pada soal uji coba terbatas setelah direkapitulasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 4.5 Rekapitulasi Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Analisis tingkat kesukaran

Kategori Jumlah Keterangan/ nomor soal

Mudah 2 7 dan 16

Sedang 33 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,18,19,20,21,2 3,24,25,27,30,32,34,35,36,38,39,44

(13)

,49,50,56, 60,63,64 dan 70 Sukar 35 1,12,13,14,15,17,22,26,28,29,31,37 40,41,42,43,45,46,47,48,51,52,53.5 4, 55,57,58,59,61,62,65,66,67,68 dan 69

Tabel 4.5 menunjukkan beberapa item soal yang termasuk kategori mudah, sedang dan sukar. Jika digambarkan dengan diagram pie sebagai berikut:

Gambar 4. Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Terbatas

Berdasarkan gambar 4 menunjukkan bahwa soal pada lebih banyak yang berkategori sukar dan berkategori sesang. Sedangkan paling sedikit yang berkategori mudah. Ini menunjukkan bahwa keberagaman soal cukup baik.

Surapranata (2005:21) menyatakan bahwa tingkat kesukaran soal dengan rentang 0.00 < P < 0.30 termasuk kriteria sukar. Dibawah ini adalah salah satu kutipan soal nomor 45 merupakan soal analisis setara jenjang C6. Soal tersebut dikatakan sukar dengan indeks kesukaran sebesar 0,09.

3%

48% 49%

mudah sedang sukar

Soal untuk no 44 dan 45

Pada suatu pemeriksaan urin terhadap 2 orang pasien diperoleh data sebagai berikut: 1. Orang 1 urinnya mengandung glukosa

2. Orang II urinnya mengandung protein

45. Berdasarkan data pada no 44, indikasi apa yang dapat anda jelaskan untuk pasien II... a. Orang tersebut mengalami kerusakan pada kapsul endhothelium

b. Orang tersebut mengalami kerusakan pada glomerulusnya c. Orang tersebut mengalami kerusakan pada tubulus peroksimal d. Orang tersebut mengalami kerusakan pada tubulus distalnya e. Orang tersebut mengalami kerusakan pada lengkung henle

(14)

Sedangkan tingkat kesukaran dengan rentang 0.30 < P < 0.70 termasuk kriteria sedang. Dibawah ini adalah salah satu kutipan soal nomor 6 merupakan soal analisis setara jenjang C5. Soal tersebut dikatakan sedang dengan indeks kesukaran sebesar 0,48.

Sedangkan tingkat kesukaran dengan rentang 0.70 < P < 1.00 termasuk kriteria mudah. Dibawah ini adalah salah satu kutipan soal nomor 16 merupakan soal analisis setara jenjang C4. Soal tersebut dikatakan sedang dengan indeks kesukaran sebesar 0.73.

6. Adi berlari dari rumah menuju sekolahnya, tanpa disadari tubuh adi mengeluarkan banyak keringat. Pada saat adi berkeringat berlebihan, terbentuk urin yang….

a. Sedikit dan pekat b. Sedikit dan encer c. Banyak dan pekat d. Banyak dan encer e. Sedang dan pekat Alasan :

1) karena urin yang akan dikeluarkan diserap kembali oleh tubuh 2) karena air yang sudah menjadi urin disaring kembali oleh ginjal 3) karena air yang sudah menjadi urin di serap kembali oleh ginjal 4) karena urin yang akan dikeluarkan diserap kembali oleh ginjal 5) karena air yang akan menjadi urin di saring kembali oleh tubuh

Untuk soal nomor 16-17

16. Untuk memasak, nina dan lina akan memotong bawang. Namun, tanpa sengaja pisau yang digunakan nina dan lina melukai tangannya sampai mengeluarkan darah. Kemudian nina membersihkan lukanya itu menggunakan antiseptik. Sedangkan lina membersihkan lukanya itu dengan menggunakan air. Setelah beberapa hari luka nina sembuh. Berbeda dengan luka lina yang tak kunjung sembuh.

Berdasarkan cerita tersebut, apa yang dapat disimpulkan.. a. Antiseptik mempercepat proses penyembuhan luka b. Air mepercepat proses penyembuhan luka

c. Antiseptik memperlambat proses penutupan luka Alasan:

1) adanya protein pada urin dikarenakan kapsul bowman tidak dapat menyaring protein yang berupa asam amino.

2) adanya protein pada urin dikarenakan tubulus peroksimal tidak dapat menyerap protein yang berupa asam amino .

3) adanya protein pada urin dikarenakan tubulus distal tidak dapat mengeluarkan protein yang berupa asam amino.

4) adanya protein pada urin dikarenakan lengkung henle tidak dapat menyerap protein yang berupa asam amino

5) adanya protein pada urin dikarenakan glomerulus tidak dapat menyaring protein yang berupa asam amin.

(15)

d) Daya pembeda

Hasil tes yang terdiri dari 70 item soal menghasilkan rata-rata daya pembeda sebesar 0,225. Angka tersebut menunjukan bahwa soal berdaya pembeda cukup. Sesuai dengan pendapat surapranata bahwa soal yang berdaya pembeda pada rentang 0,21-0,40 termasuk cukup. Sukardi (2010:139) menyatakan bahwa daya pembeda merupakan kemampuan item tes untuk membedakan antara siswa yang menjawab benar dalam kelompok tinggi dan siswa yang menjawab benar pada kelompok rendah. Adapun hasil rekapitulasi indeks daya pembeda (Lampran B4 hal.268) adalah sebagai berikut.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Analisis Daya pembeda Soal

Analisis Daya Pembeda

Kategori Keterangan / nomor soal

Sangat buruk (-1,00 – 0,00 ) 19 1,2,4,11,13,26,28,33,35,38,39,46, 49,51,55,60,64,66 dan 70 Buruk (0,01 – 0,20) 12 9,15,29,31,44,47,53,54,56,58,62 dan 63 Cukup baik (0,21 – 0.40) 19 3,6,8,12,14,16,23,24,25,27,40,45, 48,52,59,62,65,68 dan 69 Baik (0,41 – 0,70) 20 5,7,10,17,18,19,20,21,22,30,32,3 4,36,37,41,42,43,50,57 dan 67 Sangat Baik 0 –

d. Air memperlambat proses penutupan luka

e. Kedua zat tersebut mempercepat proses penutupan luka Alasan :

1) zat tersebut dapat membunuh bakteri lebih cepat, sehingga kulit lebih cepat menutup dan sembuh

2) zat tersebut dapat merusak bakteri lebih cepat, sehingga kulit lebih cepat menutup dan sembuh

3) zat tersebut dapat menutup luka sehingga luka cepat sembuh 4) zat tersebut dapat mengganti kan sel-sel kulit

5) zat tersebut dapat menguangi pengelupasan kulit

(16)

(0,71 – 1,00)

Apabila digambarkan dengan diagram pie adalah sebagai berikut:

Gambar. 5 Analisis Daya Pembeda dalam Uji Coba Terbatas

Berdasarkan tabel 4.6 terdapat sekitar 19 soal berkategori sangat buruk. Hal tersebut dikarenakan indeks daya pembeda 19 soal terdapat 6 soal bernilai negatif. Menurut Surapranata (2004:23) apabila dalam soal daya pembeda bernilai negatif (-) menunjukan bahwa peserta tes yang berkemampuan rendah dapat menjawab benar. Sedangkan peserta tes yang berkemampuan tinggi menjawab salah. Dengan demikian soal yang indeks daya pembedanya benilai negatif menunjukan terbaliknya kualitas peserta tes. Sehingga dapat di asumsikan bahwa 19 soal tersebut merupakan soal yang kurang baik. Hal tersebut bisa saja terjadi kesalahan konsep karena keterampilan berpikir yang dimiliki peserta tes dari kelompok atas rendah. Hal lain juga dapat berarti bahwa banyak peserta tes menjawab benar pada soal 19 tersebut karena faktor menebak.

Dari sekitar 19 soal yang berkategori sangat buruk terdapat sekitar 13 soal yang mempunyai daya pembeda 0,00. Menurut Surapranata (2004:33) hal tersebut menunjukan bahwa soal tidak dapat menunjukan adanya perbedaan kemampuan antara peserta tes yang pintar (kelompok yang memperoleh skor tinggi) dengan peserta tes yang kurang pintar (kelompok skor yang memeroleh skor rendah). Dan Sekitar 12 soal berinterval (0,01 – 0,20) sehingga termasuk kedalam kategori buruk. Hal tersebut menunjukan bahwa 12 soal tersebut merupakan soal yang kurang baik. Sedangkan sekitar 39 soal berkategori cukup baik dan baik.

12% 8% 12% 13% 55% Sangat buruk Buruk Cukup baik Baik Sangat baik

(17)

Hubungan antara daya pembeda dan tingkat kesukaran dapat digambarkan lebih jelas dengan persebaran pada scatter plot dibawah ini:

Gambar 6. Penyebaran daya pembeda dan tingkat kesukaran uji coba terbatas

Berdasarkan gambar 6 dijelaskan bahwa kotak kecil yang berwarna biru merupakan gabungan antara tingkat kesukaran dan daya pembeda. Berdasarkan anak panah berwarna merah yang ditunjukan gambar 6 terlihat bahwa soal dengan nilap (P) atau tingkat kesukaran sebesar 0,39 memungkinkan untuk mendapatkan nilai daya pembeda yang paling tinggi yaitu sebesar 0,78. Hal ini dapat diasumsikan bahwa butir soal tersebut baik dilihat dari tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2011:232) menyatakan bahwa butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks daya pembeda sebesar 0,4 sampai dengan 0,7. Hal ini juga membuktikan bahwa lebih banyak siswa dari kelompok atas yang menjawab benar dibandingkan kelompok bawah.

Berdasarkan anak panah berwarna hitam soal dengan nilai (P) atau tingkat kesukaran sebesar 0,55 memungkinkan untuk mendapatkan nilai daya pembeda yang paling rendah yaitu sebesar -0,56. Hal ini dapat diasumsikan bahwa butir soal tersebut buruk dilihat dari tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Hal ini juga menunjukan bahwa butir soal lebih banyak dijawab oleh kelompok bawah. Selain itu, persebaran indeks daya pembeda soal dikatakan cukup bagus dan nampak merata, ditunjukkan hanya ada beberapa item soal yang berada diluar segitiga.

Data yang mendukung selain melihat persebarannya dari korelasi antara daya pembeda dan tingkat kesukaran yang dihasilkan 33 subjek,

-1 -0.5 0 0.5 1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 Day a Pe m b ed a Tingkat Kesukaran

(18)

dapat juga persebaran nilainya digambarkan melalui histogram sebagai berikut.

Gambar.7 Penyebaran skor subjek pada uji coba terbatas Keterangan :

 Number of Examinees = 33  Total Possible Score = 70

 Minimum Score = 13 = 18,6%  Maximum Score = 50 = 71,4%  Median Score = 21 = 30,0%  Mean Score = 23 = 32,8%

Pola histogram yang dihasilkan menunjukkan tingkat kesukaran tes dikatakan sukar, ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang menjawab benar pada kisaran 20 dari 70 soal yaitu sekitar 18 siswa. Dan paling sedikit hanya satu siswa yang menjawab benar pada soal dengan skor total 50 dari 70 soal.

Pada gambar 7 juga menunjukan bahwa skor minimal yang mampu dijawab oleh siswa sebesar 13 skor atau 13 soal. Skor maksimal yang mampu dijawab siswa sebesar 50 skor atau 50 soal. dan skor optimal yang mampu dijawab siswa sebesar 21 skor atau 21 soal. Hal ini, menunjukan bahwa dari sekitar 70 soal yang dijawab oleh 33 siswa. Siswa hanya mampu menjawab soal dengan benar rata rata sebanyak 23 soal atau sekitar 32,8% dari 100% nilai.

e) Keberfungsian Pengecoh/Distraktor

Keberfungsian pengecoh menjadi hal yang sangat penting dalam pengembangan suatu tes. Arifin (2013:279) menyatakan bahwa pada soal

(19)

pilihan ganda terdapat alternalif jawaban yang merupakan pengecoh. Butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya butir soal yang kurang baik, pengecohnnya dipilih secara tidak merata. Hasil tersebut ditabulasikan (Lampiran B5 hal.269), kemudiaan rekapitulasi keberfungsian pengecoh atau distraktor tahap uji coba terbatas sebagai berikut:

Tabel 4.7 Analisis Keberfungsian Pengecoh Tahap Uji Coba Terbatas

Analisis Keberfun gsian Pengecoh

Kategori Keterangan / nomor soal

1 pengecoh berfungsi

dengan baik 0 -

2 pengecoh berfungsi

dengan baik 2 5 dan 38

3 pengecoh berfungsi dengan baik 23 4,6,7,8,9,11,15,16,17,18,19,2 0,33,39,50,55,56,59,61,63,65, 67 dan 70 4 pengecoh berfungsi dengan baik 45 1,2,3,10,12,13,14,21,22,23,24 ,25,26,27,28,29,30,31,32,34,3 5,36,37,38,40,41,42,43,44,45, 46,47,48,49,51,52,53,54,57,5 8,60,61,62,63,63,66,68 dan 69 Pengecoh tidak

berfungsi dengan baik 0 -

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan keberagaman beberapa item soal yang memiliki keberfungsian pengecoh. Jika digambarkan dengan diagram pie sebagai berikut:

Gambar. 8 Analisis Keberfungsian Pengecoh Uji Coba Terbatas 0%3%

33% 64%

0% 1 pengecoh berfungsi dengan baik 2 pengecoh berfungsi dengan baik 3 pengecoh berfungsi dengan baik 4 pengecoh berfungsi dengan baik pengecoh tidak berfungsi dengan baik

(20)

Berdasarkan gambar 8 dapat dijelaskan dari 70 soal yang memiliki 3 pengecoh berfungsi dengan baik menghasilkan presentase sebanyak 33%. Kemudian dibawahnya ada soal yang memiliki 4 pengecoh berfungsi dengan baik presentase 64%. Adapun soal yang memiliki tingkat keberfungsian pengecoh baik yaitu empat pengecoh berfungsi dengan baik karena dipilih oleh lebih dari 5%, salah satunya terdapat pada soal nomor 26. Item soal nomor 26 dengan jawaban benar option C dipilih sebanyak 5 siswa dari 33 siswa, sedangkan sebanyak 6 siswa memilih pengecoh A, 7 siswa memlilih pengecoh B, 9 siswa memilih pengecoh C dan 6 siswa memilih pengecoh E. Adapun soal nomor 26 sebagai berikut:

Selain itu, dengan presentase rendah terdapat pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik. Adapun soal yang memiliki pengecoh tidak

Berikut tabel langkah−langkah pembentukan urin :

Proses yang terjadi Contoh molekul yang di proses 1) Darah mengalir masuk ke glomerulus.

Darah mengalami proses filtrasi

a. Air, glukosa, asam amino, garam, urea dan ammonia 2) Terjadi difusi dan transport aktif

molekul−molekul dari tubulus kontortus proksimal kedarah

b. Air, glukosa, asam amino, garam dan urea

3) Terjadi difusi dan transport aktif molekul−molekul dari tubulus kontortus distal

c. Amonia, ion hydrogen, penisilin dan asam urat 4) Terjadi reabsorpsi air di sepanjang tubulus

terutama di duktus kolektivus d. Air dan garam

5) Terbentuk urine yang sesungguhnya e. Air, asam urat, garam, urea dan ammonia

26. Berdasarkan tabel diatas proses yang terjadi dan contoh molekul yang diproses pada tahap sekresi di tubulus adalah…

a. (1) dan (a) b. (2) dan (b) c. (3) dan (c) d. (4) dan (d) e. (5) dan (e) Alasan :

1) hasil dari filtrasi di glomerulus, menuju kapsula bowman dan dihasilkan urin primer 2) reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan menghasilkan

urin sekunder

3) menghasilkan urin primer adalah urin sekunder yang mengandung sisa limbah nitrogen dan urea.

4) pada tahap ini terjadi osmosis air di lengkung henle desenden sehingga volume urin sekunder

(21)

berfungsi dengan baik tidak ada. Menurut Azwar (1996:144) distraktor berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes dan juga lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang belum paham materi atau kelompok bawah. Sedangkan dari 70 soal tesebut hampir semua pengecoh di pilih oleh ≥ 5% dari 33 peserta tes dan tidak ada pengecoh yang dipilih ≤ 5% dari 33 peserta tes.

f) Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Tes pilihan ganda beralasan ini disusun dengan harapan dapat mengidentifikasi dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa (KBK) pada materi sistem ekskresi. Hasil analisis rata-rata KBK 1 tahap uji coba terbatas (Lampiran B6 hal.274) jika digambarkan dengan diagram batang:

Gambar. 9 Analisis Rata-Rata KBK 1 Tahap Uji Coba Terbatas

Berdasarkan gambar 9, menunjukan bahwa pada Indikator mengidentifikasi asumsi-asumsi atau KBK 1 menghasilkan angka validitas rata-rata 0,22. Menurut Arifin (2013 : 257) validitas pada rentang (0,20 – 0,40) dikatakan rendah. Namun begitu, soal dapat dikatakan mampu mengukur serta megukur keterampilan berpikir kritis siswa kususnya dalam hal mengidentifikasi asumsi-asumsi.

Indikator KBK 1 juga menghasilkan angka reliabilitas rata-rata 0.61. Sesuai dengan pendapat Sukardi (2010:43) menyatakan bahwa reliabilitas pada rentang 0.60 ≤ r11≤ 0.80 dikatakan tinggi. itu berarti soal tersebut

0.22 0.61 0.21 0.31 0.75 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

validitas reliabilitas daya pembeda tingkat kesukaran distraktor Rata -rata Rendah Tinggi Cukup Sedang

(22)

dikatakan andal atau dapat dipercaya kebenarannya. Pada indilator KBK 1 juga menghasilkan tingkat kesukaran soal rata-rata 0,31. Menurut Arikunto (2013: 223) menyatakan bahwa tingkat kesukaran soal pada rentang 0.31 < IK < 0.70 dikatakan Sedang. Hal tersebut berarti 19 soal yang berindikator mengidentifikasi asumsi-asumsi merupakan soal yang baik dan layak untuk digunakan.

Pada KBK 1 juga menghasilkan daya pembeda rata-rata 0,21. Menurut Arikunto (2013: 232) daya pembeda pada rentang 0,21-0,40 dikatakan cukup. Hal itu membuktikan bahwa 19 soal yang berindikator mengidentifikasi asumsi-asumsi mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Pada gambar 9 juga diperoleh bahwa rata-rata 3 distraktor berfungsi dengan baik. Berdasarkan gambar 9, maka dapat diasumsikan bahwa 19 soal yang berindikator mengidentifikasi asumsi-asumsi cukup mampu apabila digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

Hasil analisis rata-rata KBK 2 tahap uji coba terbatas (Lampiran B7 hal.275) jika digambarkan dengan diagram batang:

Gambar. 10 Analisis Rata-Rata KBK 2 Tahap Uji Coba Terbatas

Berdasarkan gambar 10, menunjukan bahwa pada Indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi atau KBK 2 menghasilkan angka validitas rata-rata 0,26. Menurut Arifin (2013 : 257) validitas pada rentang (0,20 – 0,40) dikatakan rendah. Namun begitu, soal tersebut dapat dikatakan mampu mengukur keterampilan berpikir kritis siswa

0.26 0.61 0.22 0.35 0.75 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

validitas reliabilitas daya pembeda tingkat kesukaran distraktor Rata-rata Rendah Rata-rata Rendah Rata-rata Rendah Rata-rata Rendah Tinggi Cukup Sedang

(23)

kususnya dalam hal menyimpulkan sebuah fakta dari mulai yang umum ke kusus.

Indikator KBK 2 juga menghasilkan angka reliabilitas rata-rata 0.61. Sesuai dengan pendapat Sukardi (2010:43) menyatakan bahwa reliabilitas pada rentang 0.60 ≤ r11≤ 0.80 dikatakan tinggi. itu berarti soal tersebut dikatakan andal atau dapat dipercaya kebenarannya. Pada indilator KBK 2 juga menghasilkan tingkat kesukaran soal rata-rata 0,35. Menurut Arikunto (2013: 223) menyatakan bahwa tingkat kesukaran soal pada rentang 0.31 < IK < 0.70 dikatakan Sedang. Hal tersebut berarti menunjukan bahwa soal baik dan layak untuk digunakan.

Pada KBK 2 juga menghasilkan daya pembeda rata-rata 0,22. Menurut Arikunto (2013: 232) daya pembeda pada rentang 0,21-0,40 dikatakan cukup. Hal itu membuktikan bahwa soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Pada gambar 10 juga diperoleh bahwa rata-rata 3 distraktor berfungsi dengan baik. Berdasarkan gambar 10, maka dapat diasumsikan bahwa 25 soal yang berindikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi cukup mampu apabila digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

Hasil analisis rata-rata KBK 3 tahap uji coba terbatas (Lampiran B8 hal.277) jika digambarkan dengan diagram batang:

Gambar. 11 Analisis Rata-Rata KBK 3 Tahap Uji Coba Terbatas 0.21 0.61 0.21 0.31 0.75 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

validitas reliabilitas daya pembeda tingkat kesukaran distraktor Rendah Tinggi Cukup Sedang Berfungsi dangan baik Rata-rata

(24)

Berdasarkan gambar 11, menunjukan bahwa pada Indikator mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi atau KBK 3 menghasilkan angka validitas rata-rata 0,2. Menurut Arifin (2013 : 257) validitas pada rentang (0,20 – 0,40) dikatakan rendah. Namun begitu, soal tersebut dapat dikatakan mampu mengukur keterampilan berpikir kritis siswa kususnya dalam hal menyimpulkan sebuah fakta dari mulai yang kusus ke umum.

Indikator KBK 3 juga menghasilkan angka reliabilitas rata-rata 0.61. Sesuai dengan pendapat Sukardi (2010:43) menyatakan bahwa reliabilitas pada rentang 0.60 ≤ r11≤ 0.80 dikatakan tinggi. Itu berarti soal tersebut dikatakan andal atau dapat dipercaya kebenarannya. Pada indilator KBK 3 juga menghasilkan tingkat kesukaran soal rata-rata 0,31. Menurut Arikunto (2013: 223) menyatakan bahwa tingkat kesukaran soal pada rentang 0.31 < IK < 0.70 dikatakan Sedang. Hal tersebut berarti soal tersebut merupakan soal yang baik dan layak untuk digunakan. Pada KBK 3 juga menghasilkan daya pembeda rata-rata 0,21. Menurut Arikunto (2013: 232) daya pembeda pada rentang 0,21-0,40 dikatakan cukup. Hal itu membuktikan bahwa soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Pada gambar 11 juga diperoleh bahwa rata-rata 3 distraktor berfungsi dengan baik.

Berdasarkan gambar 11, maka dapat diasumsikan bahwa 13 soal yang berindikator mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi cukup mampu apabila digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa. Hasil analisis rata-rata KBK 4 tahap uji coba terbatas (Lampiran B9 hal.278) jika digambarkan dengan diagram batang:

Gambar. 12 Analisis Rata-Rata KBK 4 Tahap Uji Coba Terbatas 0.21 0.61 0.21 0.34 0.75 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

validitas reliabilitas daya pembeda tingkat kesukaran distraktor Rendah Tinggi Cukup Sedang Berfungsi dengan baik Rat a-rata

(25)

Berdasarkan gambar 12, menunjukan bahwa pada indikator menganalisis argumen atau KBK 4 menghasilkan angka validitas rata-rata 0,21. Menurut Arifin (2013 : 257) validitas pada rentang (0,20 – 0,40) dikatakan rendah. Namun begitu, soal tersebut dapat dikatakan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Indikator KBK 4 juga menghasilkan angka reliabilitas rata-rata 0.61. Sesuai dengan pendapat Sukardi (2010:43) menyatakan bahwa reliabilitas pada rentang 0.60 ≤ r11≤ 0.80 dikatakan tinggi. itu berarti soal tersebut dikatakan andal atau dapat dipercaya kebenarannya.

Pada indilator KBK 4 juga menghasilkan tingkat kesukaran soal rata-rata 0,34. Menurut Arikunto (2013: 223) menyatakan bahwa tingkat kesukaran soal pada rentang 0.31 < IK < 0.70 dikatakan Sedang. Hal tersebut berarti soal tersebut merupakan soal yang baik dan layak untuk digunakan. KBK 4 juga menghasilkan daya pembeda rata-rata 0,21.

Menurut Arikunto (2013: 232) daya pembeda pada rentang 0,21-0,40 dikatakan cukup. Hal itu membuktikan bahwa soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Pada gambar 12 juga diperoleh bahwa rata-rata 3 distraktor berfungsi dengan baik. Berdasarkan gambar 12, maka dapat diasumsikan bahwa 13 soal yang berindikator menganalisis argumen cukup mampu apabila digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

Berdasarkan hasil uji coba terbatas dari 70 soal dihasilkan 40 soal yang valid. Jadi, soal yang layak untuk diuji coba ke tahap berikutnya yaitu sebanyak 40 item soal kemudian diuji coba lapangan 1 pada satu kelas di masing-masing sekolah.

b. Uji coba lapangan 1

Uji coba lapangan 1 terdiri 40 soal dari 70 soal yang valid (Lampiran B11). Uji lapangan 1 dilaksanakan pada tanggal tanggal 18 Mei 2015 di SMA Negeri 1 Ketanggungan pada kelas XI IPA 1 sejumlah 30 siswa. Dan 6 Juni 2015 di SMA Negeri 1 Kersana pada kelas XI IPA 1 sejumlah 37

(26)

siswa. Jadi total semua sampel sebanyak 67 siswa. Berikut hasil rekapitulasi karateristik butir soal pada uji coba lapangan 1 (Lampiran B10 hal.279). Apabila digambarkan dengan diagram, sebagai berikut:

Gambar. 13 Karateristik Butir Soal Uji Coba Lapangan 1 Hasil analisis soal yang diperoleh sebagai berikut :

1) Validitas

Dari 40 soal yang diuji cobakan setelah dianalisis menghasilkan korelasi koefisien sebesar 0.19, ini menunjukkan korelasi sangat rendah. Sesuai dengan pendapat Purwanto (2010:139) bahwa koefisien korelasi pada rentang 0,00 – 0,20 termasuk kriteria sangat rendah rendah. Walaupun demikian tes masih layak untuk digunakan pada tahap uji coba selanjutnya.

2) Reliabilitas

Hasil tes yang terdiri dari 40 item soal yang diuji cobakan ke 67 siswa menghasilkan reliabilitas sebesar 0.361. Angka tersebut menunjukkan tes memiliki reliabilitas sedang, sesuai dengan pendapat Arikunto (2009:178) bahwa rentang derajat korelasi antara 0.20 ≤ r ≤ 0.40 termasuk kriteria sedang. Walaupun demikian tes layak untuk dilanjutkan pada uji coba selanjutnya.

3) Tingkat Kesukaran

Hasil tes yang terdiri dari 40 item soal dan dikerjakan oleh 67 siswa, lalu dianalisis dengan cara menyusun hasil tes dalam peringkat. Kemudian diambil 27% dari kelompok atas dan 27% dari

0.19 0.361 0.29 0.12 0.75 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Distraktor Sangat Rendah Sedang Sukar / Tinggi Buruk

Berfungsi dengan baik

Rata -rata

(27)

kelompok bawah. Hasil analisis dengan menggunakan softwere TAP ditabulasikan (Lampiran B12 hal.282), maka tingkat kesukaran pada soal uji lapangan 1 setelah direkapitulasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 4.8 Rekapitulasi Analisis Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran

Kategori Jumlah Keterangan/ nomor soal

Mudah 2 8 dan 10 Sedang 13 1,3,4,6,9,12,15,16,18,20,21,31 dan 34 Sukar 25 2,5,7,11,13,14,17,19,22,23,24,25, 26,27,28,29,30,32,33,35,36,37,38 ,39 dan 20

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan beberapa item soal yang termasuk kategori mudah, sedang dan sukar. Jika digambarkan dengan diagram pie sebagai berikut :

Gambar 14. Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Lapangan 1

Berdasarkan gambar 14 menunjukkan bahwa soal pada uji lapangan 1 lebih banyak yang berkategori sukar sedangkan paling sedikit yang berkategori mudah. Ini menunjukkan bahwa keberagaman soal kurang bagus.

Arikunto (2013: 223) mengemukakan bahwa tingkat kesukaran pada rentang 0.00 < IK < 0.30 termasuk sukar, 0.30 < IK < 0.70 termasuk sedang dan 0.70 < IK < 0.100 termasuk mudah. Dibawah ini

5% 32% 63% mudah sedang sukar

(28)

adalah salah satu kutipan soal nomor 10 yang termasuk kedalam katogori mudah dengan indeks kesukaran sebesar 0,82.

Soal yang termasuk kategori sukar dengan indeks kesukaran sebesar 0,00 terdapat pada soal nomor 2. Adapun soalnnya yaitu sebagai berikut :

“ Untuk memasak, nina dan lina akan memotong bawang. Namun, tanpa sengaja pisau yang digunakan nina dan lina melukai tangannya sampai mengeluarkan darah. Kemudian nina membersihkan lukanya itu menggunakan antiseptik. Sedangkan lina membersihkan lukanya itu dengan menggunakan air. Setelah beberapa hari luka nina sembuh. Berbeda dengan luka lina yang tak kunjung sembuh”

10. Berdasarkan cerita tersebut, apa yang dapat disimpulkan.. a. Antiseptik mempercepat proses penyembuhan luka b. Air mepercepat proses penyembuhan luka

c. Antiseptik memperlambat proses penutupan luka d. Air memperlambat proses penutupan luka

e. Kedua zat tersebut mempercepat proses penutupan luka Alasan :

1) zat tersebut dapat membunuh bakteri lebih cepat, sehingga kulit lebih cepat menutup dan sembuh

2) zat tersebut dapat merusak bakteri lebih cepat, sehingga kulit lebih cepat menutup dan sembuh

3) zat tersebut dapat menutup luka sehingga luka cepat sembuh 4) zat tersebut dapat menggantikan sel-sel kulit

5) zat tersebut dapat menguangi pengelupasan kulit

 Menurut Budi pada bulan-bulan panas ketika ada kelembaban di atmosfer atau cuaca panas, kita berkeringat banyak. Ini adalah cara bagi tubuh kita untuk mengatur suhu tubuh dan menjaga tubuh tetap stabil.

 Sedangkan menurut Adit pada bulan-bulan panas ketika ada kelembaban di atmosfer atau cuaca panas, kita berkeringat banyak. Ini adalah cara bagi tubuh kita untuk mengatur pH tubuh agar tetap stabil

2. Berdasarkan dari kedua pendapat tersebut, manakah pendapat yang paling tepat dan mengapa..

a. Menurut Budi karena selama berkeringat air dikeluarkan dan diuapkan b. Menurut Budi karena selama berkeringat air dikeluarkan dan di buang c. Menurut Adit karena selama berkeringat air diuapkan dan di serap d. Menurut Adit karena selama berkeringat air diserap dan saring e. Dua-duanya benar selama berkeringat air dibuang

Alasan :

1) untuk mengurangi rasa panas pada tubuh dan menjaga suhu tubuh agar tetap konstan.

2) untuk dapat bertahan hidup dan menjaga suhu tubuh agar tetap konstan 3) untuk mendapatkan energi dan menjaga suhu tubuh agar tetap konstan 4) untuk menjaga bentuk tubuh agar tetap proposiona

(29)

4) Daya Pembeda

Indeks daya pembeda yang dihasilkan dari uji coba lapangan 1 (Lampiran B13 hal.283) dengan 67 testee sebanyak 40 soal dapat dilihat dalam tabel rekapitulasi berikut :

Tabel 4.9 Rekapitulasi Analisis Daya pembeda

Analisis Daya Pembeda

Kategori Keterangan / nomor soal

Sangat buruk 3 7 , 25 dan 27

Buruk 23 2,5,8,9,11,12,13,14,19,20,21,23,24,26,28, 32,34,35,36,37,38,39 dan 40

Cukup baik 10 10,15,16,17,18,22,29,30,31 dan 33 Baik 4 1,3,4 dan 6

Sangat Baik 0 -

Apabila digambarkan dengan diagram pie adalah sebagai berikut:

Gambar. 15 Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba Lapangan 1

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan bahwa terdapat sekitar 3 soal berkategori sangat buruk. Hal tersebut dikarenakan indeks daya pembeda 3 soal tersebut bernilai negatif. Menurut Sumarna (2004:23) apabila dalam soal daya pembeda bernilai negatif (-) menunjukan bahwa peserta tes yang berkemampuan rendah dapat menjawab benar. Sedangkan peserta tes yang berkemampuan tinggi menjawab salah. Dengan demikian soal yang indeks daya pembedanya benilai negatif menunjukan terbaliknya kualitas peserta tes. Sehingga dapat di asumsikan bahwa 3 soal tersebut merupakan soal yang kurang baik. Hal tersebut

7% 58% 25% 10% 0% sangat buruk buruk cukup baik baik sangat baik

(30)

bisa saja terjadi kesalahan konsep karena ketrampilan befikir yang dimiliki peserta tes dari kelompok atas rendah. Hal lain juga dapat berarti bahwa banyak peserta tes menjawab benar pada 3 soal tersebut karena faktor menebak atau bahkan mencontek.

Sekitar 23 soal berinterval (0,00 – 0,20) sehingga termasuk kedalam kategori buruk. hal tersebut menunjukan bahwa 23 soal tersebut merupakan soal yang kurang baik. Dari sekitar 23 soal yang berkategori buruk tersebut terdapat satu soal yang mempunyai daya pembeda 0,00 yaitu no 2. Menurut Sumarna (2004:33) hal tersebut menunjukan bahwa soal tersebut tidak dapat menunjukan adanya perbedaan kemampuan antara peserta tes yang pintar (kelompok yang memperoleh skor tinggi) dengan peserta tes yang kurang pintar (kelompok skor yang memeroleh skor rendah). Sedangkan sekitar 10 soal berkategori cukup baik. Dan 4 soal berkategori baik.

Hubungan antara indeks daya pembeda dan tingkat kesukaran dapat digambarkan lebih jelas dengan persebaran pada scatter plot dibawah ini:

Gambar 16. Penyebaran daya pembeda dan tingkat kesukaran uji coba terbatas

Berdasarkan gambar 16, dijelaskan bahwa kotak kecil yang berwarna biru merupakan gabungan antara tingkat kesukaran dan daya pembeda. Berdasarkan anak panah berwarna merah yang ditunjukan gambar 16 terlihat bahwa soal dengan nilap (P) atau tingkat kesukaran sebesar 0,48 memungkinkan untuk mendapatkan nilai daya pembeda yang paling tinggi yaitu sebesar 0,59. Hal ini dapat diasumsikan bahwa butir soal tersebut baik dilihat dari tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2011:232) menyatakan

-0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Day a Pem b ed a Tingkat Kesukaran

(31)

bahwa butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks daya pembeda sebesar 0,4 sampai dengan 0,7. Hal ini juga membuktikan bahwa lebih banyak siswa dari kelompok atas yang menjawab benar dibandingkan kelompok bawah.

Berdasarkan anak panah berwarna merah yang ditunjukan gambar 16 soal dengan nilai (P) atau tingkat kesukaran sebesar 0,07 memungkinkan untuk mendapatkan nilai daya pembeda yang paling rendah yaitu sebesar -0,06. Hal ini dapat diasumsikan bahwa butir soal tersebut buruk dilihat dari tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Hal ini juga menunjukan bahwa butir soal lebih banyak dijawab oleh kelompok bawah. Selain itu, persebaran indeks daya pembeda soal dikatakan cukup bagus dan nampak merata, ditunjukkan hanya ada beberapa item soal yang berada diluar segitiga.

Data yang mendukung selain melihat persebarannya dari korelasi antara daya pembeda dan tingkat kesukaran yang dihasilkan 67 subjek, dapat juga persebaran nilainya digambarkan melalui histogram sebagai berikut:

Gambar 17. Penyebaran skor subjek pada uji coba lapangan 1 Katerangan :

 Number of Examinees = 67  Total Possible Score = 40

 Minimum Score = 6 = 15,0%  Maximum Score = 18 = 45,0%  Median Score = 12 = 30,0%  Mean Score = 12 = 29,0%

Pola histogram yang dihasilkan menunjukkan tingkat kesukaran tes dikatakan sedang, ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang menjawab benar

(32)

pada kisaran 11-14 dari 40 soal yaitu sekitar 24 siswa. Dan paling sedikit hanya dua siswa yang menjawab benar pada soal dengan skor total 6 dari 40 soal.

Pada gambar 17 juga menunjukan bahwa skor minimal yang mampu dijawab oleh siswa sebesar 6 skor atau 6 soal. Skor maksimal yang mampu dijawab siswa sebesar 18 skor atau 18 soal. dan skor optimal yang mampu dijawab siswa sebesar 12 skor atau 12 soal. Hal ini, menunjukan bahwa dari sekitar 40 soal yang dijawab oleh 66 siswa, siswa hanya mampu menjawab soal dengan benar rata rata sebanyak 12 soal atau sekitar 29% dari 100% nilai.

5) Keberfungsian pengecoh

Keberfungsian pengecoh menjadi hal yang sangat penting dalam pengembangan suatu tes. Arifin (2013:279) menyatakan bahwa pada soal pilihan ganda terdapat alternalif jawaban yang merupakan pengecoh. Butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Hasil tersebut ditabulasikan (Lampiran B14 hal.284), kemudiaan rekapitulasi keberfungsian pengecoh atau distraktor tahap uji coba lapangan 1 sebagai berikut:

Tabel 4.10 Analisis Keberfungsian Pengecoh

Analisis Keberfungsian

Pengecoh

Kategori Keterangan / nomor

soal

1 pengecoh berfungsi

dengan baik 2 2 dan 8

2 pengecoh berfungsi

dengan baik 9 1,3,4,6,7,9,10,12 dan 18 3 pengecoh berfungsi dengan baik 1 7 5,13,14,15,16,17,20,21, 25 26,28,30,31,33,34,37 dan 39 4 pengecoh berfungsi dengan baik 1 2 11,14,19,22,23,24,27,32 ,35,36,38 dan 40 Tabel 4.10 menunjukkan keberagaman beberapa item soal yang memiliki keberfungsian pengecoh. Jika digambarkan dengan diagram pie sebagai berikut.

(33)

Gambar 18. Analisis Keberfungsian Pengecoh Uji Coba Lapangan 1

Berdasarkan gambar 18 dapat dijelaskan bahwa dari 40 soal yang memiliki 3 pengecoh berfungsi dengan baik adalah yang paling banyak. Adapun soal yang memiliki tingkat keberfungsian pengecoh baik yaitu tiga pengecoh berfungsi dengan baik karena dipilih oleh lebih dari 5%, salah satunya terdapat pada soal nomor 28. Item soal nomor 28 dengan jawaban benar option D dipilih sebanyak 11 siswa dari 67 siswa, sedangkan sebanyak 17 siswa memilih pengecoh A, 7 siswa memlilih pengecoh B, 27 siswa memilih pengecoh C dan 5 siswa memilih pengecoh E. Adapun soal nomor 28 sebagai berikut:

5% 22% 43% 30% 0% 1 pengecoh berfungsi dengan baik 2 pengecoh berfungsi dengan baik 3 pengecoh berfungsi dengan baik 4 pengecoh berfungsi dengan baik

 Menurut Resa albuminuria merupakan kelainan pada ginjal karena terdapat albumin dan protein di dalam urine. Hal ini merupakan suatu gejala kerusakan alat filtrasi pada ginjal.

 Sedangkan menurut Nabila albuminuria merupakan kelainan pada ginjal karena terdapat albumin dan protein di dalam urine. Hal ini merupakan suatu gejala kerusakan uretra pada ginjal.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, manakah pendapat yang paling tepat dan mengapa…. a. Menrut Nabila, karena terlalu banyak albumin yang diserap dan terbuang bersama urine. b. Menrut Nabila, karena terlalu banyak albumin yang di serap dari saringan ginjal c. Menrut Nabila, karena terlalu banyak albumin yang terbuang bersama urine.

d. Menrut Resa, karena terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine.

e. Menrut Resa, karena terlalu banyak albumin yang tidak lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine.

Alasan:

1) karena glomerulus tidak dapat menyerap albumin dan protein yang masuk, sehingga menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dan terbuang bersama urine.

2) hal tersebut merupakan suatu gejala kerusakan alat filtrasi pada ginjal

3) karena glomerulus tidak dapat mengeluarkan albumin dan protein yang masuk, sehingga menyebabkan albumin dan proteinyang mengendap diurin.

4) karena glomerulus mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat menyerap zat-zat tersebut. 5) karena glomerulus tidak dapat menyaring albumin dan protein yang masuk, sehingga

(34)

Sedangkan soal yang memiliki 1 pengecoh berfungsi dengan baik adalah yang paling banyak sedikit. Adapun soal yang memilki 1 tingkat keberfungsian pengecoh baik, yaitu no 2. Item no 2 dengan jawaban benar option B dipilih 0 teste dari 67 teste, option A dipilih 67 testes dari 67 teste, sedangkan option C,D dan E tidak ada yang memilih. Berikut soal no 2:

Selain itu, dengan presentase rendah terdapat pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik. Adapun soal yang memiliki pengecoh tidak berfungsi dengan baik tidak ada. Surapranata (2005:43) menyatakan bahwa suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes dan juga lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang belum paham materi atau kelompok bawah. Sedangkan dari 40 soal tesebut hampir semua pengecoh di pilih oleh ≥ 5% dari 67 peserta tes dan tidak ada pengecoh yang dipilih ≤ 5% dari 67 peserta tes.

6) Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Berdasarkan hasil uji coba lapangan 1 di SMA Negeri 1 Kersana dan SMA Negeri 1 Ketanggungan dengan sampel total 67 siswa didapat rekapitulasi hasil KBK siswa. Hasil analisis rata-rata KBK 1 tahap uji coba lapangan 1 (Lampiran B15 hal.287) jika digambarkan dengan diagram batang:

 Menurut Budi pada bulan-bulan panas ketika ada kelembaban di atmosfer atau cuaca panas, kita berkeringat banyak. Ini adalah cara bagi tubuh kita untuk mengatur suhu tubuh dan menjaga tubuh tetap stabil.

 Sedangkan menurut Adit pada bulan-bulan panas ketika ada kelembaban di atmosfer atau cuaca panas, kita berkeringat banyak. Ini adalah cara bagi tubuh kita untuk mengatur pH tubuh agar tetap stabil

Berdasarkan dari kedua pendapat tersebut, manakah pendapat yang paling tepat dan mengapa..

a. Menurut Budi karena selama berkeringat air dikeluarkan dan diuapkan b. Menurut Budi karena selama berkeringat air dikeluarkan dan di buang c. Menurut Adit karena selama berkeringat air diuapkan dan di serap d. Menurut Adit karena selama berkeringat air diserap dan saring e. Dua-duanya benar selama berkeringat air dibuang

Alasan :

1) untuk mengurangi rasa panas pada tubuh dan menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. 2) untuk dapat bertahan hidup dan menjaga suhu tubuh agar tetap konstan

3) untuk mendapatkan energi dan menjaga suhu tubuh agar tetap konstan 4) untuk menjaga bentuk tubuh agar tetap proposiona

(35)

Gambar. 19 Analisis Rata-Rata KBK 1 Tahap Uji Coba Lapangan 1

Berdasarkan gambar 19, diperoleh bahwa rata-rata KBK 1 menghasilkan validitas sebesar 0,23. Sesuai dengan pendapat Purwanto (2010:139) bahwa koefisien korelasi pada rentang 0,20 – 0,40 termasuk kriteria rendah. Pada KBK 1 juga diperoleh nilai rata-rata reliabilitias sekitar 0,361. Angka tersebut menunjukkan tes memiliki reliabilitas sedang, sesuai dengan pendapat Arikunto (2009:178) bahwa rentang derajat korelasi antara 0.21 ≤ r ≤ 0.40 termasuk kriteria sedang. Hal tersebut menunjukan bahwa soal yang berindikator mengidentifikasi asumsi-asumsi kebenarannya dapat dipercaya.Berdasarkan gambar 19 juga diperoleh rata-rata daya pembeda 0,21. Angka tersebut menunjukan bahwa daya pembeda soal dapat dikatakan cukup. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2013:232) indeks daya pembeda pada rentang (0,20-0,40) termasuk cukup. Hal ini menunjukan bahaw soal pada KBK 1 dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.

Selain itu, diperoleh juga rata-rata tingkat kesukaran KBK 1 yaitu 0,26. Angka tersebut menunjukan bahwa tingkat kesukaran soal dikatakan sukar. Menurut Arikunto (2013: 223) menyatakan bahwa tingkat kesukaran pada rentang 0.00 < IK < 0.30 termasuk sukar. Hal ini menunjukan bahwa siswa kesulitan untuk menjawab soal-soal pada KBK 1. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, bisa dari soalnya bisa juga dari kondisi

0.23 0.361 0.21 0.26 0.5 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

validitas reliabilitas daya pembeda tingkat kesukaran distraktor Rendah Tinggi Cukup Sedang

Berfungsi dengan baik

Rata-rata

(36)

sisiswanya tersebut. Pada gambar 19 juga diperoleh bahwa rata-rata hanya 2 distraktor yang berfungsi.

Berdasarkan gambar 19, maka dapat diasumsikan bahwa 7 soal yang berindikator mengidentifikasi asumsi-asumsi cukup mampu apabila digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

Hasil analisis rata-rata KBK 2 tahap uji coba lapangan 1 (Lampiran B16 hal.288) jika digambarkan dengan diagram batang:

Gambar. 20 Analisis Rata-Rata KBK 2 Tahap Uji Coba Lapangan 1

Berdasarkan gambar 20, diperoleh bahwa rata-rata KBK 2 menghasilkan validitas sebesar 0,15. Sesuai dengan pendapat Purwanto (2010:139) bahwa koefisien korelasi pada rentang 0,00 – 0,20 termasuk kriteria sangat rendah. Pada KBK 2 juga diperoleh nilai rata-rata reliabilitias sekitar 0,361. Angka tersebut menunjukkan tes memiliki reliabilitas sedang, sesuai dengan pendapat Arikunto (2009:178) bahwa rentang derajat korelasi antara 0.21 ≤ r ≤ 0.40 termasuk kriteria sedang. Hal tersebut menunjukan bahwa soal yang berindikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi kebenarannya dapat dipercaya.

Berdasarkan gambar 20, juga diperoleh rata-rata daya pembeda 0,15. Angka tersebut menunjukan bahwa daya pembeda soal dapat dikatakan buruk. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2013:232) indeks daya pembeda pada rentang (0,00-0,20) termasuk buruk. Hal ini menunjukan bahwa soal pada

0.15 0.361 0.34 0.15 0.5 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

validitas reliabilitas tingkat kesukarandaya pembeda distraktor Sangat

Rendah

Tinggi Sedang

Buruk

Berfungsi dengan baik

Rata-rata

Gambar

Tabel 4.1 Rekapitulasi Saran Tim Ahli tentang  Peta Konsep  Aspek  Komentar atau penilaian  Saran perbaikan  Format  Sudah sesuai dengan indikator  1
Tabel 4.3 Rekapitulasi Komentar atau Penilaian dan Saran Tim Ahli   Aspek  Komentar dan penilaian  Saran perbaikan
Tabel 4.4 Rekapitulasi Format Penelaah Soal
Tabel  4.5  menunjukkan  beberapa  item  soal  yang  termasuk  kategori  mudah,  sedang  dan  sukar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan manajemen pelepasan beban yang berbasis logika fuzzy dalam mempertahankan unjuk kerja frekuensi pada sistem tenaga listrik, mulai fuzzlfikator, aturan

Penelitian Astawiguna (2004) dan Terry (2004) menunjukkan bahwa batu padas yang dibuat dengan pozzolan alam dari daerah Taro, Gianyar dan dari daerah Bungkulan, Buleleng

Kajian ini menemukan bahwa fatwa MUI dalam hukum nikah mut’ah dan nikah wisata adalah haram, fatwa tersebut telah memperhatikan konsep.. maṣlaḥah dalam menetapkan

b) Proses assembling dan penomoran ulang casing ac gerbong kereta menggunakan aplikasi Autodesk Inventor... c) Penomoran ulang part dan assembly casing ac ini bertujuan untuk

Penelitian ini dilakukan untuk melihat jumlah rata-rata leukosit, dan rasio heterofil/limfosit pada ayam broiler yang diberi metionina untuk melihat efek metionina dalam

Nama Ahli Waris BPS Bank Cabang No.. SYUKUR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Maha Segalanya, berkat bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Autentisitas Subjek Dalam Novel Dilan

Penelitian dalam skripsi ini membahas mengenai proses pelaksanaan keuangan apakah hasil dari pengawasan sesuai dengan yang direncanakan atau tidak oleh Yayasan Pondok