• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Kebahagiaan Melalui Sedekah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dinamika Kebahagiaan Melalui Sedekah"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DINAMIKA KEBAHAGIAAN MELALUI SEDEKAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Psikologi

Oleh :

ROSIKHOH RISYDANNISA’ F100140167

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

1

DINAMIKA KEBAHAGIAAN MELALUI SEDEKAH

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dinamika kebahagiaan melalui sedekah pada donatur lembaga amil zakat infaq dan sadaqah Muhammadiyah (Lazis-Mu) Sragen. Pertanyaan Penelitian yang diajukan adalah: 1) Bagaimana proses pencapaian kebahagiaan orang bersedekah? 2) Apa saja faktor – faktor yang memengaruhi kebahagiaan orang bersedekah?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan format deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Teknis analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penyimpulan/verifikasi (conclusing drawing/verification). Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) Faktor-faktor yang memengaruhi kebahagiaan orang yang bersedekah adalah bersyukur, kehidupan sosial, agama, bermanfaat dan menolong 2) Proses pencapaian kebahagiaan orang bersedekah di lihat dari karakteristik kebahagiaan dan faktor-faktor yang memengaruhinya, bahwa seseorang yang bersedekah dapat mencapai kebahagiaan. Karakteristik oarang bahagia ada empat yaitu Terbuka, Optimis, Menghargai diri sendiri dan Mampu mengendalikan diri. Terbuka di dalamnya terdapat faktor kehidupan sosial, bermanfaat dan menolong. Optimis di dalamnya terdapat faktor agama. Menghargai diri sendiri didalamnya terdapat faktor bersyukur. Dan mampu mengendalikan diri didalamnya terdapat pernyataan bahwa sedekah itu membuat tenteram dan tenang dimana hal tersebut adalah upaya untuk mengontrol diri.

Kata kunci : Dinamika, Kebahagiaan, Sedekah

Abstract

The purpose of this study was to describe the dynamics of happiness through almsgiving to amil zakat infaq and sadaqah institution of Muhammadiyah donors (Lazis-Mu) Sragen. The research questions raised are: 1) How is the process of achieving happiness for charity? 2) What are the factors that influence the happiness of people giving charity? This study uses a qualitative approach with a qualitative descriptive format. Methods of collecting data by interview and observation. Technical data analysis in this study uses data reduction techniques (data reduction), data presentation (data display) and conclusions / verification (conclusing drawing / verification). The conclusions of this study are: 1) Factors that influence the happiness of a charity are grateful, social life, religion, useful and helpful 2) The process of achieving happiness for charity is seen from the characteristics of happiness and the factors that influence it, that someone charity can achieve happiness. There are four characteristics that are happy, there are four, namely Open, Optimistic, Self-respecting and Self-control. Openness is a factor in social life, useful and helpful. Optimism in it is a religious factor. Respecting

(6)

2

ourselves in it is a factor of gratitude. And being able to control oneself in it is a statement that charity makes peace and quiet where it is an effort to control yourself.

Keywords: Dynamics, Happiness, Alms

1. PENDAHULUAN

Lazis-Mu (Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqah Muhammadiyah) Sragen memiliki program kerja untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Sragen, yang di kelola oleh Dewan Syariah, Badan Pengurus dan Pelaksana Harian. Tugas dari pengelola ada untuk mengelola seluruh donasi yang diberikan oleh pihak yang di sebut donatur Lazis-Mu dalam bentuk zakat maupun sedekah. Pengelolaan tersebut dimulai saat di terima dari donatur sampai pada diberikan pada pihak yang membutuhkan. Donatur disini bisa siapapun dan dari golongan (ekonomi) manapun (lazismusragen.org, 2017). Dalam memberikan bantuan tidak hanya orang yang di bantu yang mendapatkan keuntungan tetapi juga si pemberi mendapatkan imbalan tertentu. Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth W. Dunn, (2008), menunjukkan terdapat hubungan antara uang atau barang yang diberikan pada orang lain akan menimbulkan kebahagiaan pada yang memberikan. Hal ini sesuai data eksperimen dimana peserta yang secara acak ditugaskan untuk melakukan pengeluaran pribadi dan pengeluaran prososial. Hasilnya peserta yang melakukan pengeluaran prososial melaporkan kebahagiaan yang lebih besar dibandingkan yang melakukan pegeluaran untuk pribadi. Hasil percobaan ini memberikan dukungan langsung untuk argumen kausal kita bahwa menghabiskan uang untuk orang lain meningkatkan kebahagiaan lebih dari sekedar mengeluarkan uang untuk dirinya sendiri.

Hasil dari wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti kepada dua orang donatur. Dari subyek yang diwawancarai peneliti, yang pertama subyek adalah seorang pelajar yang rutin bersedekah tiap minggunya, yang diserahkan langsung ke kantor Lazis-Mu Sragen. Menurutnya apabila subyek tidak bersedekah merasa ada yang mengganjal. Dan setelah bersedekah subyek lebih lega dan tenang. Subyek merasa senang bisa membantu orang lain dengan bersedekah. Kedua,

(7)

3

subyek merupakan penjaga sekolah yang pada saat ditanyakan gaji perbulannya sekitar tujuh ratus ribu rupiah. Subyek kedua menyerahkan sedekahnya melalui petugas dari Lazis-Mu yang datang ke sekolah tempat subyek bekerja. Dari data yang di peroleh subyek tiap bulannya rutin sedekah sejumlah lima puluh ribu rupiah. Pada saat ditanya alasan bersedekah, subyek menyatakan sedekah itu untuk menambah rezeki dan senang membantu orang lain, selagi subyek mampu maka akan bersedekah. Subyek menambahkan bahwa suatu hari jika dalam keadaan susah maka juga akan menerima sedekah dari orang lain. Dilihat dari hasil wawancara tersebut bahwa subyek tidak berpenghasilan tinggi, akan tetapi aktif dalam memberikan donatur. Hal ini sebagaimana hasil penelitian oleh Jasdeep Kaur Sidhu dan Koong Hean Foo (2015) di negara Singapura dengan hasil tingginya materialisme tidak memengaruhi tingkat kebahagiaan yang tinggi pula. Penghasilan rendah tidak menyurutkan subyek untuk tetap memberikan sedekah dengan menjadi donatur di Lazis-Mu Sragen. Dan sebagai donatur yang tiap minggu maupun bulan menyalurkan sedekahnya di Lazis-Mu Sragen, sebagai seseorang yang berpenghasilan rendah merupakan sebuah pilihan yang istimewa. Karena sebagai donatur di tuntut untuk ikhlas dalam memberi sedekah rutin tiap minggu maupun tiap bulannya.

Pada sebuah penelitian yang dilakukan Lara B. Aknin (2013) menunjukkan bahwa manusia memperoleh keuntungan emosional dari penggunaan sumber keuangan mereka untuk membantu orang lain (pengeluaran prososial). Penelitian tersebut dilakukan 3 kali pada 136 negara yang berbeda-beda. Hal ini selaras dengan penelitian Lara B. Aknin (2015) dengan subyek anak-anak, menunjukkan bahwa kebahagiaan lebih saat memberikan suguhan daripada saat menerima hadiah sendiri. Dan penelitian ini juga menunjukkan bahwa penghargaan emosional terhadap pemberian dapat dideteksi pada orang-orang yang tinggal di masyarakat yang beragam.

Kebahagiaan sendiri memiliki beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang bahagia. Menurut Rachmat (2009), salah satu factor kebahagiaan adalah menolong, seseorang akan mendapatkan emosi positif pada saat menolong

(8)

4

orang lain. Dan menurut Arvan Pradiansyah (2008), salah satu factor kebahagiaan adalah Giving (memberi).

Berdasarkan dari uraian diatas mengenai kebahagiaan yang dicapai melalui pemberian bantuan pada orang lain. Maka peneliti tertarik ingin meneliti dan mengungkap tentang dinamika kebahagiaan melalui sedekah donatur Lazis-Mu Sragen untuk mengetahui proses pencapaian kebahagiaan dan faktor – faktor kebahagiaan pada orang yang bersedekah tersebut.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan format deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah donatur Lazis-Mu Sragen berusia 17-60 tahun dan sudah menjadi donatur minimal 4 bulan dan bersedekah secara teratur. Penentuan informan dilakukan pada saat peneliti memasuki lapangan penelitian dan pada saat penelitian berlangsung. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Adapun wawancara menggunakan jenis pertanyaan berkaitan dengan pengalaman dan perilaku yang bertujuan untuk mendiskripsikan pengalaman, perilaku, tindakan dan kegiatan yang dapat di amati pada waktu kehadiran peneliti. Dan observasi dilakukan bersamaan dengan wawancara dan pada saat informan menyerahkan donasi pada Lazis-Mu Sragen. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengambilan data dari 7 informan yag merupakan donatur aktif Lazis-Mu Sragen mengenai proses pencapaian kebahagiaan, didapatkan faktor-faktor yang memengaruhi kebahagiaan orang bersedekah dan proses pencapaian kebahagiaan orang bersedekah.

1) Pertama pada penelitian ini di ketahui semua informan menyampaikan bahwa telah bersyukur. Diantaranya informan menyatakan informan 1 sudah sejahtera, informan 2 merasa bersyukur dan sejahtera, informan 3 sudah bersyukur atas segala keadaan saat ini, informan 4 sudah merasa sejahtera, informan 5 sudah merasa sejahtera dengan bersyukur, informan 6 jika sejahteta secara materi belum tetapi sejahtera secara batin sudah dan, informan 7 sejahtera karena tidak pernah memiliki keinginan yang tinggi sehingga tidak pernah merasa kecewa. Hal ini sesuai dengan yang di

(9)

5

kemukaan oleh Rachmat (2009) bahwa rasa syukur menimbulkan pengaruh yang baik terhadap rasa optimis, kreativitas, kesenangan dan kemampuan memecahkan masalah serta pendapat Arvan Pradiansyah (2008) rasa syukur merupakan modal utama seseorang untuk bahagia.

2) Kedua pada penelitian ini didapatkan alasan yang membuat informan senang diantaranya informan 1 senang karena keluarga harmonis, informan 2 senang karena hikmah bersedekah terinnga sedekah pada saat sakit, informan 3 senang adalah dimana Allah mengabulkan doa yang dipanjatkan, informan 4 sehat karena anak sehat dan rajin ibadah, informan 5 senang itu bisa berbagi dan membantu seorang anak yang membutuhkan sepeda, informan 6 senang karena bekerja di perusahaan yang menjunjung tinggi nilai ibadah dakwah dan sedekah dan, informan 7 kesenangannya mengalir begitu saja. Kemudian didapatkan pula tanggapan dari keluarga informan mengenai bersedekah semua informan menyampaikan bahwa mendapat dukungan dari keluarga. Maka diperoleh beberapa alasan senang pada informan adalah dari keluarga yang harmonis, anak yang sholih, dapat berbagi dengan orang lain dan bekerja di sebuah perusahaan, serta di tambah dari dukungan kerluarga dalam bersedekah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Martin Seligman (2005) yang mengemukakan salah satu faktor kebahagiaan adalah kehidupan sosial yang kaya dan memuaskan, yang berarti orang yang mayoritas banyak bersosialisasi adalah orang yang bahagia. Dan salah satu karakteristik orang bahagia adalah ketika ia terbuka dan mudah bersosialisasi dengan orang lain (David G Myers, 2004).

3) Ketiga didapatkan data penelitian arti sedekah dan motivasi sedekah pada informan yaitu, informan 1 sedekah itu penting karena dianjurkan dalam islam dan pahalanya besar, informan 2 sedekah itu berbagi supaya rezeki bertambah dan keluarga diber kesehatan, informan 3 sedekah memperlancara rezeki dan mengabulkan doa, informan 4 sedekah tidak akan mengurangi rezeki motivasi sedekah karena sering kajian, informan 5 sedekah itu kewajiban yang harus dilaksanakan dan sedekah sudah menjadi kewajiban sejak kecil, informan 6 sedekah dapat memahami kesulitan orang

(10)

6

lain, dapat membantu orang lain dan bersedekah karena perintah Allah dan Rasul-Nya dan, informan 7 sedekah itu ketika ada yang mengganjal maka harus sedekah dan apabila tidak sedekah jadi tidak tenang. Pada hasil penelitian ini beberapa informan menyatakan bahwa sedekah itu kewajiban karena merupakan anjuran dalam agama dan perintah Allah. Faktor kebahagiaan salah satunya adalah Agama karena orang akan lebih bahagia apabila beragama hal ini disebabkan oleh agama menciptakan makna pada kehidupan manusia dan memberi harapan akan masa mendatang (Martin Seligman, 2005).

4) Keempat di dapatkan data bahwa informan 1 menyatakan bahwa sedekah memengaruhi kebahagiaan karena bermanfaat bagi orang lain. Keberuntungan atau kebahagiaan seseorang diukur bukan dari apa yang telah diperoleh, namun seberapa manfaat kehadiran orang tersebut. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain (Rachmat, 2009). Informan 5 menyatakan bahwa senang apabila dapat membantu orang lain, informan 6 menyatakan bahwa kebahagiaan adalah dengan rezeki kita bermanfaat untuk orang lain. Hal ini selaras dengan seseorang yang memberikan pertolongan pada orang lain akan mendapatkan emosi positif yaitu berupa kebahagiaan (Rachmat, 2009). Sebagaimana informan 5 menyatakan bahwa hal yang mengecewakan dalam hidupnya adalah ketika memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan akan tetapi di tolak. Penolakan pertolongan tersebut menimbulkan emosi negatif. Dan informan 5 menyatakan bahwa ia merasa bahagia apabila dapat bermanfaat bagi orang lain.

Pada penelitian ini didapatkan data proses pencapaian kebahagiaan pada informan. Dilihat dari faktor-faktor kebahagiaan diatas yaitu bersyukur, kehidupan sosial, agama, bermanfaat dan menolong. Peneliti menyatakan bahwa informan telah mencapai kebahagiaan dilihat dari informan yang telah memenuhi karakteristik seseorang yang bahagia. Terdapat empat karakteristik yaitu Terbuka, Optimis, Menghargai diri sendiri dan Mampu mengendalikan diri (David G Myers, 1994). Terbuka disini mengarah pada mudah bersosialisasi dengan orang lain itu mempermudah untuk bahagia disini sesuai dengan faktor kebahagiaan dari

(11)

7

informan yaitu faktor kehidupan sosial, bermanfaat dan menolong. Optimis dalam hal ini adalah berusaha lebih keras pada setiap kesempatan agar mereka dapat mengalami peristiwa yang lebih baik, sesuai dengan faktor kebahagiaan dari informan yaitu faktor agama yang menciptakan makna pada kehidupan manusia dan memberi harapan akan masa mendatang (Martin Seligman, 2005). Menghargai diri sendiri dimana seseorang menyetujui bahwa dirinya adalah orang yang menyenangkan, hal ini sesuai dengan faktor kebahagiaan informan tentang bersyukur yang merupakan bagaimana sesseorang berpikir, memahami dan menikmati setiap apa yang dimiliki sehingga menyadari potensi dirinya sepenuhnya (Arvan Pradiansyah, 2008). Dan mampu mengendalikan diri yang mengarah pada seseorang yang mampu mengontrol diri, hal ini dapat dilihat dari beberapa pernyataan informan yang terdapat pada Tabel 2, Tabel 4 dan Tabel 10 beberapa diantaranya menyatakan bahwa sedekah itu membuat tenteram dan tenang. Pada hal ini kebahagiaan seseorang dipengaruhi dari ketenangan dan ketentraman diri seseorang, yang dimana hal tersebut adalah upaya untuk mengontrol diri.

4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah disampaikan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Faktor-faktor yang memengaruhi kebahagiaan orang yang bersedekah adalah bersyukur, kehidupan sosial, agama, bermanfaat dan menolong, sebagaimana di jelaskan pada hasil dan pembahasan diatas.

2) Proses pencapaian kebahagiaan orang bersedekah di lihat dari karakteristik kebahagiaan dan faktor-faktor yang memengaruhinya, bahwa seseorang yang bersedekah dapat mencapai kebahagiaan. Karakteristik oarang bahagia ada empat yaitu Terbuka, Optimis, Menghargai diri sendiri dan Mampu mengendalikan diri. Terbuka didalamnya terdapat faktor kehidupan sosial, bermanfaat dan menolong. Optimis didalamnya terdapat faktor agama. Menghargai diri sendiri didalamnya terdapat faktor

(12)

8

bersyukur. Dan mampu mengendalikan diri didalamnya terdapat pernyataan bahwa sedekah itu membuat tenteram dan tenang dimana hal tersebut adalah upaya untuk mengontrol diri.

4.2. Saran

Bagi masyarakat yang belum bersedekah, diharapkan bagi yang mampu bersedekah dapat melaksanakan sedekah secara rutin. Karena sedekah membawa kebahagiaan dan merupakan sebuah kewajiban bagi muslim khususnya bagi yang mampu. Dan sekarang sedekah sangat mudah di Lazis-Mu Sragen mempunyai program menjemput sedekah sehingga masyarakat daerah Sragen tinggal menghubungi kontaknya dan staff Lazis-Mu akan datang mengambil sedekah serta menyalurkan pada masyarakat yang membutuhkan.

Bagi masyarakat yang sudah bersedekah, diharapkan dapat menularkan semangat bersedekah kepada orang lain di sekitarnya. Dengan adanya sedekah dapat mensejahterakan ekonomi masyarakat kurang mampu.

Untuk perbaikan penelitian mengenai kebahagiaan orang bersedekah dapat dilakukan sebuah uji kuantitatif mengenai pengaruh kebahagiaan orang bersedekah. Hal ini kemungkinan akan menghasilkan lebih banyak faktor yang memengaruhi kebahagiaan orang yang bersedekah.

DAFTAR PUSTAKA

Aknin, L. B. (2013). Prosocial Spending and Well-Being: Cross-Cultural Evidence for a Psychological Universal. Journal of Personality and Social Psychology, 104, 635-652.

Aknin, L. B. (2015). Prosocial Behavior Leads to Happiness in a Small-Scale Rural Society. Journal of Experimental Psychology: General, 144, 788-795. al-Banjari, R. R. (2009). The Route of Happiness. Jogjakarta: Diva Press.

Aziz, R. (2011, November). Pengalaman Spiritual dan Kebahagiaan Guru Agama Sekolah Dasar. Journal Psikologi, 6, 1-11.

Bahmid, H. S. (2014, Juli-Desember). Sedekah dalam Pandangan Al Quran. Rausyan Fikr, 10(2).

Carr, A. (2004). Positive Psychology : The science of happiness and Human Strengths. Hove and New York: Brunner_Routledge Taylor and Francis group.

(13)

9

Dunn, E. W. (2008). Spending Money on Others Promotes Happiness. Science, 1687-1688. doi:10.1126/science.11150952

Hidayat, N., & Na'imah, T. (2016). Kebutuhan Akan Rasa Aman dan Happiness Pada Peserta Didik. The 4th University Research Coloqium 2016, 83-89. Latief, H. (2017). Melayani Umat : Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan

Kaum Modernis. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

Moelong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Piff, P. K., & Moskowitz, J. P. (2017). Wealth, Poverty, and Happiness: Social Class Is Differentially Associated With Positive Emotions. American Psychological Association.

Pradiansyah, A. (2008). The 7 Law of Happiness tujuh Rahasia Hidup yang Bahagia. Bandung: Mizan Media Utama (MMU).

Seligman, M. E. (2005). Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif : Authentic Happiness. Bandung: Mizan Media Utama (MMU).

Sidhu, J. K., & Foo, K. H. (2015). Materialism : The road to happiness and life satisfication among Singaporeans. The Journal of Happiness & Well-Being, 77-92.

Sugiyono, P. D. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, P. D. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syaaf, S. (2017, 07 15). Kompas.com. Retrieved from Rajin Sedekah, Kunci Hidup Bahagia: http://lifestyle.kompas.com/read/2017/07/15/180200820/-rajin-sedekah-kunci-hidup-bahagia-

Tamir, M. (2017). The Secret to Happiness: Feeling Good or Feeling Right? Journal of Experimental Psychology: General, 146, 1448-1459.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FREE CASH FLOW, GROWTH, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN UTANG Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

siklus, yaitu siklus satu dan siklus dua yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data meliputi: 1) tes

Seorang pasien wanita, usia 20 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan bercak- bercak putih bersisik pada kulit di seluruh tubuh.. Pada pemeriksaan KOH

pang nuageurkeun ku gamparan seug nyaur Syarif Hidayat lamun kami enggeus tepang jeung kangjeng Nabi Muhammad. Memeh cageur eta diri Naga Pertala geus waras ku karamat Syarif Anom

(3) Perusahaan perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yang menjalankan usaha di bidang dan/atau yang berkaitan langsung dengan sumber daya alam

(1) Daging yang dijual di kios/toko dan tempat penjualan daging maupun yang dijajakan keliling harus berasal dari rumah pemotongan hewan, rumah pemotongan unggas atau

peran Humas dilihat dari perencanaan Program, Perencanaan Strategi, Aplikasi Strategi, dan Evaluasi dan kontrol, jika semua itu diprioritaskan untuk

Kepekatan air kelapa 15 % menyebabkan saat inisiasi akar pisang Ambon paling cepat yakni sekitar 14 hari dan tidak berbeda dengan pisang Kepok pada media dengan penambahan.