• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, free cash flow, growth, likuiditas dan profitabilitas terhadap kebijakan utang (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2012-2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, free cash flow, growth, likuiditas dan profitabilitas terhadap kebijakan utang (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2012-2015)"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP.

(2) PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FREE CASH FLOW, GROWTH, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN UTANG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015) SKRIPSI. Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.). Edwin Salim 13130210025. PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2017.

(3) PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FREE CASH FLOW, GROWTH, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN UTANG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015) Oleh Nama. : Edwin Salim. NIM. : 13130210025. Fakultas. : Bisnis. Program Studi. : Akuntansi. Telah diuji pada tanggal 25 April 2017 dan dinyatakan lulus dengan susunan penguji sebagai berikut Ketua Sidang Penguji. (Dra. Ratnawati Kurnia, Ak., M.Si., C.P.A., C.A.) Pembimbing. (Patricia Diana, S.E., MBA.). (Rosita Suryaningsih, S.E., M.M.) Mengetahui, Ketua Program Studi Akuntansi. (Dra. Ratnawati Kurnia, Ak., M.Si., C.P.A., C.A.). Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(4) HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini saya: Nama. : Edwin Salim. NIM. : 13130210025. Program Studi : Akuntansi Menyatakan bahwa saya telah menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Free Cash Flow, Growth, Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang”. Skripsi ini merupakan hasil kerja saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiat. Seluruh kutipan dari karya ilmiah maupun buku yang digunakan pada penelitian ini telah dicantumkan sumbernya di Daftar Pustaka. Jika dikemudian hari terbukti ditemukan terdapat penyimpangan dalam proses pembuatan skripsi ini, saya bersedia menerima konsekuensi dinyatakan tidak lulus.. Tangerang, 27 Maret 2017. Edwin Salim. Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(5) "Each life is made up of mistakes and learning, waiting and growing, practicing patience and being persistent." ~Billy Graham~. Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(6) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, free cash flow, growth, likuiditas (CR) dan profitabilitas (ROA) terhadap kebijakan utang. Kebijakan utang penting bagi perusahaan agar utang dapat digunakan secara efektif dan bagi kreditur agar dapat memilih debitur yang tepat. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan data sekunder yang dianalisa dengan menggunakan metode linier berganda. Sampel dalam penelitian sebanyak 19 perusahaan sektor manufaktur yang secara berturut-turut selama periode 2012-2015 terdaftar di BEI, menerbitkan laporan keuangan per tanggal 31 Desember dan telah di-audit oleh auditor independen, menggunakan mata uang Rupiah, memiliki struktur kepemilikan manajerial, memiliki struktur kepemilikan institusional di atas 5%, mengalami pertumbuhan aset positif dan memiliki laba positif. Hasil penelitian ini adalah (1) kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan utang, (2) kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan utang, (3) free cash flow tidak memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan utang, (4) growth memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang, (5) likuiditas (CR) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan utang, (6) profitabilitas (ROA) tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan utang dan (7) kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, free cash flow, growth, likuiditas (CR) dan profitabilitas (ROA) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Kata kunci:. kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, free cash flow, growth, likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), kebijakan utang (DTA). i Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(7) ABSTRACT The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the effect of managerial ownership, institutional ownership, free cash flow, growth, liquidity (CR) and profitability (ROA) towards debt policy. Debt policy is important to some companies in order to using debt effectively and for some creditors to choose their debtors wisely. The sample of this research was selected by using purposive sampling method and with secondary data which was analyzed by using multiple regression method. There were 19 manufacturer firms as samples that have been simultaneously registered in BEI since 2012-2015, published financial statements at the end of 31 December and had been audited by independently auditor, used Rupiah as currency, had managerial ownership structure, had institutional ownership structure over 5%, had a positive asset growth, had a positive income. The result of this research are (1) managerial ownership does not have positive effect towards debt policy, (2) institutional ownership does not have positive effect towards debt policy, (3) free cash flow does not have negative effect towards debt policy, (4) growth have a significant positive effect towards debt policy, (5) liquidity (CR) have a significant negative effect towards debt policy, (6) profitability (ROA) does not have positive effect towards debt policy, (7) managerial ownership, institutional ownership, free cash flow, growth, liquidity (CR) and profitability (ROA) simultaneously have a significant effect towards debt policy. Keywords:. managerial ownership, institutional ownership, free cash flow, growth, liquidity (CR), profitability (ROA), debt policy (DTA). ii Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(8) KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi. yang. berjudul. KEPEMILIKAN. “PENGARUH. INSTITUSIONAL,. KEPEMILIKAN FREE. CASH. MANAJERIAL,. FLOW,. GROWTH,. LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN UTANG” dengan baik. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S.E.). Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berupa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1) Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2) Keluarga khususnya orang tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang mendorong penulis untuk berhasil menyelesaikan skripsi ini. 3) Ibu Rosita Suryaningsih, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan dan nasihat yang mendukung serta kesabaran beliau selama proses penyusunan skripsi ini. 4) Ibu Dra. Ratnawati Kurnia, Ak., M.Si., C.P.A., C.A., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Multimedia Nusantara, yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.. iii Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(9) 5) Orang-orang terdekat, yaitu Maggy, Cynara Jesslyn Ingkiriwang, Stefanie Yasadipura, John Andrew, Fransisca, Maria Vernanda Yunika, Sylvia Khan, Aina Claudia, Kevin Giovanni, Hansen Viriya, Monty dan Angelica Libriana Soewito yang banyak memberikan masukan dan dukungan selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi. 6) Kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan dan kelemahan serta jauh dari sempurna. Untuk itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Selain itu, penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya laporan skripsi ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat dan karuniaNya.. Tangerang, 27 Maret 2017. Edwin Salim. iv Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(10) DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT ABSTRAK .................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii DAFTAR ISI ................................................................................................................ v DAFTAR TABEL .................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1 1.2 Batasan Masalah.................................................................................................. . 16 1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................... . 17 1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................ . 17 1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................. . 18 1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................................... . 19. BAB II TELAAH LITERATUR .............................................................................. 21 2.1 Struktur Modal ...................................................................................................... 21 2.2 Agency Theory ....................................................................................................... 23 2.3 Pecking Order Theory ........................................................................................... 26 2.4 Miller and Modigliani Theory............................................................................... 27 2.5 Trade-off Theory ................................................................................................... 28. v Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(11) 2.6 Utang ..................................................................................................................... 29 2.7 Kebijakan Utang.................................................................................................... 32 2.8 Kepemilikan Manajerial ........................................................................................ 37 2.9 Kepemilikan Institusional ..................................................................................... 40 2.10 Free Cash Flow ................................................................................................... 43 2.11 Pertumbuhan Perusahaan (Growth) .................................................................... 46 2.12 Likuiditas ............................................................................................................ 48 2.13 Profitabilitas ........................................................................................................ 51 2.14 Model Penelitian ................................................................................................. 54. BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 55 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................................... 55 3.2 Metode Penelitian.................................................................................................. 56 3.3 Variabel Penelitian ................................................................................................ 56 3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 61 3.5 Teknik Pengambilan Sampel................................................................................. 62 3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................................. 63 3.6.1 Statistik Deskriptif ...................................................................................... 63 3.6.2 Uji Normalitas ............................................................................................. 63 3.6.3 Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 64 3.7 Uji Hipotesis ......................................................................................................... 66. vi Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(12) BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................ 70 4.1 Objek Penelitian .................................................................................................... 70 4.2 Analisis dan Pembahasan ...................................................................................... 71 4.2.1 Statistik Deskriptif ...................................................................................... 71 4.2.2 Uji Normalitas ............................................................................................. 75 4.2.3 Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 75 4.2.4 Uji Hipotesis ............................................................................................... 78. BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 94 5.1 Simpulan ............................................................................................................... 94 5.2 Keterbatasan .......................................................................................................... 95 5.3 Saran ...................................................................................................................... 96 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 97 DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... 103 LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP. vii Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(13) DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Rincian Pengambilan Sampel Penelitian ...............................................71 Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ........................................................................72 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ..............................................................................75 Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................................76 Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ...........................................................................77 Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................79 Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik F (Simultan)..............................................................80 Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t (Parsial) ..................................................................81. viii Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(14) DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kurs Rupiah terhadap USD ................................................................... 2 Gambar 1.2 Produk Domestik Bruto Indonesia (dalam trilliun Rupiah) .................. 3 Gambar 1.3 Penyumbang PDB Indonesia Berdasarkan Sektor ................................ 4 Gambar 2.1 Model Penelitian ................................................................................. 54 Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 78. ix Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(15) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Kondisi ekonomi Indonesia tahun 2016 sedang mengalami penurunan, yang salah satunya akibat pelemahan ekonomi pada kawasan Asia yang disebabkan oleh kenaikan USD. Hal ini disebabkan karena Amerika telah berhasil keluar dari krisis ekonomi yang dialaminya dan berhasil menarik dana investasi masyarakat yang berada pada beberapa negara lain melalui kebijakan The Fed yang meningkatkan suku bunga menjadi 0,75% (sebelumnya 0,25% - 0,5% menurut www.federalreserve.gov). The Fed sendiri merupakan bank sentral di Amerika Serikat (Jika di Indonesia adalah Bank Indonesia). Ketika The Fed meningkatkan acuan suku bunga maka permintaan atas dollar akan meningkat yang mengakibatkan mata uang USD akan menguat terhadap mata uang lain, salah satunya adalah Rupiah. Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, investasi penanaman modal asing dari Amerika Serikat hingga kuartal III 2015 sebesar US$853,71 juta menurun drastis yakni di kuartal III 2016 yang berjumlah US$430,4 juta. Menurut Bureau of Economic Analysis Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi Amerika pada awal tahun 2015 sebesar 2,3%, jatuh pada awal 2016 sebesar 0,8% kemudian hingga Desember 2016 meningkat sebesar 3,2% (www.bea.gov). Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi Amerika Serikat sedang mengalami peningkatan. 1 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(16) Berikut grafik nilai tukar Rupiah terhadap USD pada awal tahun 2015 hingga Desember 2015 (www.bi.go.id): Gambar 1.1 Kurs Rupiah terhadap USD. Berdasarkan Gambar 1.1, nilai tukar Rupiah terhadap USD menurun cukup pesat dari awal tahun 2015 hingga awal Desember 2016 yakni Rp12.474 menjadi Rp13.582. Dampak kenaikan USD ini akan berakibat pada utang luar negeri yang harus dilunasi. Menurut Bank Indonesia, utang luar negeri Indonesia pada akhir Agustus 2016 mencapai US$323,8 miliar dan dari total utang tersebut, sebanyak US$220.8 miliar atau sekitar 68,2% adalah dalam mata uang USD. Sehingga, semakin melemah kurs Rupiah terhadap USD maka akan semakin besar beban Indonesia dalam melunasi utang luar negerinya (www.databoks.katadata.co.id). Namun ditengah pelemahan ekonomi Indonesia ini, perekonomian Indonesia memiliki potensi untuk berkembang. Hal ini dapat terlihat dari Produk Domestik Indonesia (PDB) selama tahun 2015 dan 2016. Produk domestik bruto (PDB) merupakan jumlah output dalam bentuk barang ataupun jasa yang diproduksi oleh suatu wilayah dalam periode 1 tahun sehingga secara tidak langsung akan menggambarkan tingkat konsumsi pada wilayah tersebut. Untuk. 2 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(17) melakukan kegiatan konsumsi, masyarakat harus memiliki pendapatan, sehingga semakin tinggi tingkat PDB suatu negara maka pendapatan yang dihasilkan dalam negara tersebut juga semakin besar yang menggambarkan adanya kondisi ekonomi yang berpotensi baik. Berikut data PDB Indonesia tahun 2015-2016 (www.bps.go.id): Gambar 1.2 Produk Domestik Bruto Indonesia (dalam triliun Rupiah). PDB 3400 3200 3000 2800 2600 2400. PDB. Q1 2015 Q2 2015 Q3 2015 Q4 2015 Q1 2016 Q2 2016 Q3 2016 Sumber:www.bps.go.id. Gambar 1.2 menunjukkan adanya pergerakan Produk Domestik Bruto Indonesia dari kuartal 1 2015 yakni Rp2724,7 triliun meningkat pada kuartal 2 dan 3 sebesar Rp2.866,9 triliun dan Rp 2.982,6 triliun namun mengalami penurunan pada kuartal IV yakni Rp2.966,6 triliun dan mengalami peningkatan secara terus menerus dari kuartal 1 2016 yakni sebesar Rp2.947,6 triliun dan meningkat menjadi Rp3.086,6 triliun pada kuartal 2 dan Rp3.216,8 triliun pada kuartal 3 2016. Hal ini menggambarkan bahwa adanya potensi pertumbuhan ekonomi dari negara Indonesia ditengah adanya pelemahan ekonomi pada kawasan Asia. Menurut Laporan Kinerja Kementrian Perindustrian, industri manufaktur memiliki peran yang besar terhadap PDB Indonesia. Berikut data penyumbang. 3 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(18) PDB di Indonesia yang berdasarkan sektor menurut Laporan Kinerja Kementrian Perindustrian tahun 2015: Gambar 1.3 Penyumbang PDB Indonesia Berdasarkan Sektor Administrasi Jasa Pemerintah, Perusahaan Pertahanan Jasa Pendidikan 2% dan Jaminan 3% Sosial Wajib Real Estate 4% 3%. % PDB. Jasa Keuanga n dan Asuransi 4%. Jasa Lainnya 2%. Pertambangan dan Penggalian 8% Industri Pengolahan Migas 3%. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 14%. Informasi dan Komunikasi 4% Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3%. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1%. Perdagangan Besar dan Eceran 14%. Industri Pengolahan Non Migas 19% Konstruksi 11%. Transportasi dan Pergudangan 5%. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0%. Pengadaan Listrik dan Gas 1%. Pada Gambar 1.3 menunjukkan perusahaan industri non-migas/manufaktur merupakan penyumbang PDB terbesar yakni sekitar 19% atau sebesar Rp2.098,117 triliun selama tahun 2015. Menurut Laporan Kinerja Kementrian Perindustrian, perusahaan industri non-migas/manufaktur selalu merupakan penyumbang terbesar PDB, sejak tahun 2011 yakni 18,13%, tahun 2012 sebesar 17,99%, tahun 2013 sebesar 17,72% dan tahun 2014 sebesar 17,89%. Hal ini. 4 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(19) menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur memiliki prospek yang bagus dan menguntungkan (www.kemenperin.go.id). Didukung dengan adanya pertumbuhan produksi dari setiap periodenya yakni pada kuartal I tahun 2016 meningkat sebesar 4,08% dibanding kuartal I tahun 2015 dan kuartal II 2016 meningkat sebesar 5,54% dari kuartal II 2015, membuat perusahaan manufaktur berpotensi untuk terus berkembang dan menghasilkan profit seperti yang diinginkan (www.bps.go.id). Hal ini akan menimbulkan persaingan yang ketat antara perusahaan industri manufaktur. Persaingan industri manufaktur menuntut perusahaan untuk dapat lebih berkompetitif agar dapat berkembang dan dituntut untuk memiliki competitive advantage dibanding perusahaan lainnya agar dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Maka dari itu perusahaan dituntut untuk mampu menghasilkan produk yang bermutu dan menarik bagi konsumen. Untuk dapat membuat inovasi dan produk yang bermutu dibutuhkanlah dana yang besar terutama untuk memperoleh alat atau mesin yang digunakan dalam proses produksi serta bahan baku yang berkualitas. Dalam hal ini, perusahaan tidak hanya dituntut untuk mampu menghasilkan produk yang bermutu namun juga harus mampu mengelola keuangannya dengan baik, artinya kebijakan pengelolaan keuangan dapat menjamin keberlangsungan usaha perusahaan. Salah satu alternatif pendanaan yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah dengan menggunakan utang. Pendanaan utang yang tinggi dapat membuat perusahaan bersaing dengan produk luar dengan tingkat efektifitas tertentu.. 5 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(20) Menurut Utami (2012), pendanaan menggunakan utang memiliki beberapa keuntungan bagi sisi perusahaan yakni (1) mendapatkan manfaat pajak yang didapat melalui biaya bunga yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak, (2) tidak ada pemberian hak suara kepada kreditur sehingga tidak terjadi pergeseran pengendalian perusahaan dan (3) kontrol atas manajemen akan semakin besar melalui pengendalian perilaku oportunistik dimana dengan adanya utang maka akan timbul komitmen untuk membayar pokok utang beserta bunganya. Namun utang memiliki keterbatasan, dari sisi perusahaan yakni adanya kewajiban mengembalikan pokok utang beserta bunga pada saat jatuh tempo. Besarnya penggunaan utang memiliki dampak terhadap perusahaan seperti risiko kebangkrutan yang disebabkan karena tidak bisa mengelola utang dengan baik. Contoh perusahaan yang terancam bangkrut akibat utang adalah PT Nyonya Meneer dengan total utang sebesar Rp267 Miliar pada tahun 2015 lalu (www.merdeka.com). PT Nyonya Meneer mendapat gugatan atas penagihan utang yang telah menumpuk sebesar Rp39 Miliar pada tahun 2015 dari PT NMI, Bank Papua Rp 68,2 Miliar, KPP Madya Semarang Rp20,83 Miliar, karyawan PT Nyonya Meneer Rp10,45 Miliar dan sisanya adalah kepada 33 kreditur lainya (www.berita.suaramerdeka.com). Jika PT Nyonya Meneer tidak dapat membayar utang ke 37 krediturnya maka PT Nyonya Meneer akan terancam untuk dipailitkan. Dalam hal ini, perusahaan dituntut untuk melakukan pengelolaan utang dengan baik dalam bentuk kebijakan utang agar menghindari risiko kebangkrutan.. 6 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(21) Tidak hanya dari sisi perusahaan, pihak kreditur atau pemberi dana harus memperhatikan kriteria yang wajib dimiliki oleh debitur untuk menghindari adanya utang yang sulit ditagih. Bank Indonesia menunjukkan bahwa adanya peningkatan dalam pemberian kredit terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Non-UMKM dan Perbankan di berbagai sektor usaha. Peningkatan ini juga diiringi dengan peningkatan Non Performing Loan (NPL). NPL merupakan gambaran besarnya risiko kredit yang dihadapi oleh bank (Adam, 2013). Peningkatan NPL ini terlihat dari statistik yang disajikan oleh Bank Indonesia yakni sejak awal tahun 2016 sampai April 2016, NPL kredit UMKM sebesar 4,91% meningkat menjadi 5,03%, NPL kredit Non-UMKM meningkat juga dari 2,26% menjadi 2,47% (www.bi.go.id). Hal ini membuat kreditur khususnya bank akan lebih berhati-hati dan memperketat sistem pengkreditannya, sehingga perusahaan yang dapat melakukan peminjaman dana adalah perusahaan yang memenuhi kriteria. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu kebijakan utang yang tepat, yang memenuhi kriteria yang diinginkan oleh kreditur termasuk bank, sehingga dapat memperoleh pinjaman dan menggunakannya untuk kegiatan operasional perusahaan dengan risiko yang minimum. Perusahaan dengan dana yang besar akan lebih mungkin untuk berkembang lebih cepat dan efektif dibanding dengan yang dananya hanya sebatas cukup atau mungkin kurang, maka dibutuhkan dana yang dapat dikelola sebaik mungkin agar tidak menjadi ancaman bagi suatu perusahaan apalagi perusahaan manufaktur yang membutuhkan dana lebih banyak untuk konsumsi bahan baku. 7 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(22) untuk menjalankan kegiatan operasionalnya dan utang merupakan salah satu solusi dari ketidakmampuan perusahaan dalam mendanai pengembangan operasinya. Kebijakan mengenai utang berbeda-beda untuk setiap perusahaan pada umumnya, dilakukan sebaik mungkin bergantung pada kebutuhan masing-masing. Menurut Setiana dan Sibagariang (2013) kebijakan utang merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan (dana) dari pihak ketiga untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Kebijakan utang dapat menimbulkan konflik kepentingan (conflict of interest) antara pemegang saham (shareholder) dan manajer (manager) yang disebut konflik keagenan (agency conflict). Konflik keagenan ini merupakan konflik ketidaksamaan kepentingan antara pihak manajemen dan pemegang saham. Pihak manajemen yang lebih menginginkan untuk melakukan aktivitas pendanaan melalui penerbitan saham dibanding utang, dengan tujuan agar risiko yang dihadapi oleh perusahaan lebih kecil dan posisi manajerial dalam perusahaan tidak rentan berganti. Sedangkan pihak pemegang saham yang lebih menginginkan untuk melakukan aktivitas pendanaan melalui utang, karena tidak akan mengurangi hak suara pemegang saham dalam perusahaan serta tidak mengurangi persentase kepemilikan mereka. Untuk meminimalkan konflik keagenan (agency conflict) antara manajer dan pemegang saham maka dibutuhkan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan pihak-pihak terkait namun akan menimbulkan agency. 8 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(23) cost. Agency Cost ini merupakan biaya yang digunakan untuk memonitor tindakan manajer dan mencegah keputusan manajer yang tidak dikehendaki. Menurut Setiana dan Sibagariang (2013) ada alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu (1) meningkatkan pendanaan dengan hutang, (2) meningkatkan dividend payout ratio, (3) meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Dengan adanya pendanaan yang tepat dari utang maka akan dapat mengatasi keinginan manajer perusahaan ketika menemukan free cash flow yang besar sehingga akan membuat pertimbangan bagi manajer untuk menghabiskan sisa uangnya dengan tujuan untuk membayar utang. Dalam penelitian ini kebijakan utang diukur menggunakan rasio leverage yaitu Debt to Total Asset ratio (DTA), yaitu dengan membandingkan total utang perusahaan dengan total asetnya. Debt to Total Asset ratio merupakan sebuah pengukuran solvensi yang mengindikasikan persentase total aset yang disediakan oleh kreditur (Weygandt et al. 2015). Rasio ini dapat mengukur sejauh mana aktivitas operasional perusahaan yang didanai menggunakan utang. Utang menimbulkan kewajiban atas bunga dan kewajiban melunasi utang saat jatuh tempo. Setiana dan Sibagariang (2013) menyatakan bahwa peningkatan utang meningkatkan leverage sehingga akan meningkatkan kemungkinan kesulitankesulitan keuangan atau kebangkrutan dan maka dari kekhawatiran itu akan mendorong manager untuk mengatur kebijakan utang dengan baik. Oleh karena kebijakan utang penting, maka penelitian ini meneliti mengenai faktor yang diperikirakan dapat mempengaruhi kebijakan utang perusahaan, yaitu kepemilikan. 9 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(24) manajerial, kepemilikan institusional, free cash flow, pertumbuhan perusahaan (growth), likuiditas, dan profitabilitas. Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris) dan dengan kata lain situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Setiana dan Sibagariang, 2013). Kepemilikan manajerial ini dapat diukur dengan membandingkan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dengan total keseluruhan saham yang beredar. Sesuai dengan agency theory terkait pendanaan, manajemen cenderung lebih menyukai menggunakan saham sebagai alternatif utama dibandingkan dengan utang karena utang akan menyebabkan beban bunga dan adanya kewajiban dalam mengembalikan pokok utang beserta bunganya pada saat jatuh tempo. Namun, dari sisi pemegang saham, akan cenderung lebih menyukai pendanaan dengan menggunakan utang karena penerbitan saham baru akan mengurangi persentase kepemilikan mereka yang berdampak kepada penurunan kontrol terhadap manajemen dari pengurangan hak suara dan dividend yang didapatkan akan menjadi lebih kecil. Jika manajemen sebagai pemilik perusahaan maka akan merasakan dampak dari adanya penerbitan saham baru ini sehingga akan cenderung untuk memilih pendanaan dengan utang. Selain itu, manajemen merupakan pihak yang menjalankan operasi perusahaan yang menyebabkan memiliki kebijakan dan wewenang yang kuat dalam pengambilan keputusan terutama dalam pendanaan dan pengalokasian dana tersebut. Maka, manajemen. 10 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(25) akan cenderung untuk menggunakan utang sebagai pendanaan aktivitas operasionalnya yang dalam bentuk aset. Sehingga, semakin tinggi kepemilikan manajerial di dalam suatu perusahaan maka kebijakan untuk menggunakan utang cenderung akan semakin tinggi. Menurut penelitian Yuniarti (2013), kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang sedangkan menurut penelitian Tjeleni (2013) kepemilikan manajerial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kebijakan utang. Menurut Wahidahwati (2002) dalam Daud dkk. (2015), kepemilikan institusional merupakan proporsi saham yang dimiliki intitusi pada akhir tahun yang diukur dengan persentase. Menurut Sari (2015), institusi yang dimaksud adalah perusahaan asuransi, bank dan institusi lainnya. Semakin tinggi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusional membuat mereka mempunyai hak untuk mengendalikan perusahaan. Pihak institusional dapat berperan dalam mempengaruhi kebijakan operasional termasuk pendanaan yang digunakan perusahaan dengan menempatkan perwakilannya pada bagian dewan direksi yang diyakini memiliki tujuan yang sama, yaitu dalam kontrol pengelolaan aktivitas operasional perusahan. Pemegang saham institusi cenderung lebih menyukai pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan utang. Jika pendanaan dilakukan dengan penerbitan saham baru, maka persentase kepemilikan saham dari para pemegang saham perusahaan tersebut akan berkurang yang berdampak terhadap penurunan kontrol atas manajemen karena pengurangan hak suara dan dividend yang didapat akan semakin berkurang. Sehingga, kepemilikan institusional yang semakin tinggi akan membuat. 11 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(26) perusahaan menerapkan kebijakan menggunakan utang yang semakin tinggi. Berdasarkan penelitian Tjeleni (2013), kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan utang, sedangkan menurut penelitian Kohardinata dan Herdinata (2013), kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan utang. Free cash flow merupakan jumlah arus kas diskresioner yang tersedia bagi perusahaan yang dapat digunakan untuk pembelanjaan modal (growth oriented), pembayaran utang dan pembayaran kepada pemegang saham dalam bentuk dividend (White et al, 2003 dalam Setiana dan Sibagariang, 2013). Menurut Weygandt et al. (2015) free cash flow dapat dihitung dengan cara mengurangkan seluruh kas hasil aktivitas operasi dengan pengeluaran modal dan dividend pada tingkat optimum. Aliran kas operasi adalah kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Pengeluaran modal adalah pengeluaran bersih pada aset tetap, yaitu aset tetap bersih akhir periode dikurangi aset tetap bersih pada awal periode. Free cash flow yang tinggi menggambarkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam mengelola operasionalnya sehingga terdapat kelebihan kas, sedangkan free cash flow yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan membutuhkan dana tambahan dalam mengelola dan mengembangkan aktivitas operasionalnya. Hal ini senada dengan pecking order theory, perusahaan lebih menyukai menggunakan dana internal terlebih dahulu dan jika tidak mencukupi maka akan menggunakan utang sebagai alternatif utama dalam pendanaan eksternal. Sehingga, semakin rendah free cash flow yang dimiliki. 12 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(27) perusahaan membuat perusahaan menerapkan kebijakan utang semakin tinggi. Berdasarkan penelitian Setiana dan Sibagariang (2013) free cash flow memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kebijakan utang. Perusahaan selalu melakukan pengembangan agar setiap periodenya mampu memberikan kesejahteraan bagi para pemegang saham, karena itu perusahaan selalu berusaha untuk melakukan pertumbuhan usaha, seperti pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan aset. Pertumbuhan ini mengukur sejauh mana perusahaan telah berkembang dari waktu ke waktu dilihat dari total aset yang ada, semakin banyak aset yang dapat dijaminkan maka akan membuat para kreditur semakin percaya untuk meminjamkan dananya kepada perusahaan karena perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang tinggi menunjukkan bahwa dengan sumber daya yang dimiliki bisa menghasilkan pertumbuhan yang baik dan dapat meningkatkan nilai perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan untuk mengembalikan. utangnya.. Pertumbuhan. aset. perusahaan. yang. tinggi. menunjukkan perusahaan menggunakan dana yang lebih besar dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Sehingga, semakin tinggi pertumbuhan perusahaan (growth) membuat perusahaan menerapkan kebijakan untuk menggunakan utang yang semakin tinggi sampai batas beban yang ditimbukan dari utang (beban bunga) tidak melebihi return yang dihasilkan dari pengadaan aset. Menurut penelitian Sudiyatno dan Sari (2013) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan utang perusahaan sedangkan menurut penelitian Hardiningsih dan Oktaviani (2012) pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan utang.. 13 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(28) Kebijakan utang juga dapat dipengaruhi oleh likuiditas perusahaan. Menurut Narita (2012) likuiditas merupakan aspek yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi dan dengan demikian perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi berarti perusahaan tersebut mampu untuk segera mengembalikan utang-utangnya dan memenuhi kas untuk kebutuhan yang tidak terduga. Dalam penelitian ini, likuiditas diukur dengan menggunakan rumus current ratio (CR) yaitu current asset dibandingkan dengan current liabilities. Current asset meliputi aset-aset yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi mata uang, seperti kas, persediaan barang dagang, perlengkapan, serta piutang usaha dan investasi yang masih dalam jangka waktu 1 tahun dan current liabilities merupakan utang yang diharapkan perusahaan untuk dibayarkan dalam jangkauan waktu satu tahun (Weygandt et al., 2015). Semakin tinggi current ratio semakin tinggi pula aktiva lancar/aset lancar yang dimiliki perusahaan untuk mengembalikan utang jangka pendeknya. Current ratio yang tinggi akan menimbulkan kepercayaan kreditur dalam meminjamkan dana sehingga akan memudahkan perusahaan untuk mendapatkan pendanaan utang dari pihak eksternal. Oleh karena itu, likuiditas dengan proksi current ratio semakin tinggi membuat perusahaan menerapkan kebijakan utang untuk menggunakan utang yang semakin tinggi. Menurut penelitian Narita (2012), likuiditas memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan utang. Menurut Weygandt et al. (2015), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan. dalam. menghasilkan. laba. dalam. periode. tertentu.. Tingkat. profitabilitas yang tinggi menggambarkan bahwa perusahaan cenderung. 14 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(29) berpotensi untuk berkembang dan mampu untuk menghasilkan keuntungan. Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan Return on Assets (ROA), yaitu dengan membandingkan laba bersih setelah pajak (Net Income) dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Return on Assets (ROA) menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya. ROA yang tinggi menggambarkan bahwa perusahaan cenderung memiliki kemampuan untuk mengelola aset dalam kegiatan operasionalnya sehingga dapat menghasilkan laba yang tinggi dan berpotensi untuk semakin berkembang. Perusahaan yang berpotensi untuk berkembang cenderung menggunakan dana yang besar juga terutama dalam mengelola kegiatan operasionalnya. Selain itu, penggunaan utang yang tinggi akan memberikan manfaat berupa tax shield melalui beban bunga terhadap laba bersih perusahaan. Hal ini sesuai dengan trade-off theory yang menyatakan bahwa perusahaan akan menggunakan utang dalam batas tertentu yakni ketika beban yang dihasilkan (beban bunga) tidak melebihi tambahan return atas pengadaan aset untuk menghasilkan laba. Modigliani dan Miller (1963) dalam Mahardhika dan Aisjah (2013) menyatakan bahwa perusahaan akan meningkatkan utang sampai batas tertentu untuk meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga, profitabilitas dengan proksi return on assets yang semakin tinggi membuat perusahaan menerapkan kebijakan utang yang semakin tinggi. Menurut penelitian Yuniarti (2013), profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan utang sedangkan penelitian Astuti dan Nurlaelasari (2013) menemukan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan utang.. 15 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(30) Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Yuniarti (2013), dengan perbedaan sebagai berikut: 1. Penelitian ini tidak menggunakan variable dividend dan struktur aset dikarenakan pada penelitian sebelumnya tidak ditemukan pengaruh terhadap kebijakan utang. 2. Penelitian ini menambahkan empat (4) variable independen, yaitu kepemilikan institusional yang mengacu pada penelitian Tjeleni (2013), free cash flow yang mengacu pada penelitian Setiana dan Sibagariang (2013), pertumbuhan perusahaan (growth) yang mengacu pada penelitian Hardiningsih & Oktaviani (2012), likuiditas yang mengacu pada penelitian Narita (2012). 3. Penelitian ini menggunakan periode tahun 2012-2015, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan periode tahun 2009-2011.. Berdasarkan latar belakang permasalahan, ditetapkan judul dari penelitian ini sebagai. berikut:. “Pengaruh. Kepemilikan. Manajerial,. Kepemilikan. Institusional, Free Cash Flow, Growth, Likuiditas, dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015).”. 1.2. Batasan Masalah. Batasan masalah yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:. 16 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(31) 1.. Penelitian ini menggunakan faktor-faktor yang diperkirakan memiliki pengaruh. terhadap. kebijakan. utang,. yakni. kepemilikan. manajerial,. kepemilikan institusional, free cash flow, growth, likuiditas dan profitabilitas. 2.. Penelitian ini ditujukan untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015.. 1.3. Rumusan Masalah. Berdasarkan uraian latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kebijakan utang?. 2.. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kebijakan utang?. 3.. Apakah arus kas bebas (free cash flow) berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang?. 4.. Apakah pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh positif terhadap kebijakan utang?. 5.. Apakah likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap kebijakan utang?. 6.. Apakah profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap kebijakan utang?. 1.4. Tujuan Penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai:. 17 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(32) 1.. Pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap kebijakan utang. 2.. Pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap kebijakan utang.. 3.. Pengaruh negatif arus kas bebas (free cash flow) terhadap kebijakan utang.. 4.. Pengaruh positif pertumbuhan perusahaan (growth) terhadap kebijakan utang.. 5.. Pengaruh positif likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CR) terhadap kebijakan utang.. 6.. Pengaruh positif profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) terhadap kebijakan utang.. 1.5. Manfaat Penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan terutama yang kegiatan sektor industrinya adalah perusahaan manufaktur, sehingga dapat mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan utang atas dasar untuk pengambilan keputusan menetapkan kebijakan utang dalam perusahaan.. 2.. Bagi investor dan kreditur Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada investor dan kreditur agar lebih mengetahui kondisi keuangan perusahaan dengan menganalisis data berupa rasio yang berpengaruh signifikan terhadap utang sebelum mengambil keputusan seperti melakukan peminjaman dana atau berinvestasi dalam perusahaan tersebut.. 18 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(33) 3.. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melanjutkan penelitian ini sebagai sumber dan referensi guna untuk. melengkapi. studi. empiris. dalam. bidang. akuntansi. bagi. pengembangannya di masa yang akan datang. 4.. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti sebagai studi akademis dan pengetahuian mengenai kebijakan utang, cara pengukuran dan faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi kebijakan utang perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di BEI.. 1.6. Sistematika Penulisan. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang dari penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TELAAH LITERATUR Bab ini membahas mengenai teori mengenai kebijakan utang sebagai variabel. dependen,. teori. variabel-variabel. independen. yaitu. kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, arus kas bebas (free cash flow), pertumbuhan perusahaan (growth), likuiditas dan profitabilitas serta hubungan setiap variabel independen dengan. 19 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(34) variabel dependen, pengembangan hipotesis dari masing-masing variabel, dan model penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan mengenai gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, teknik analisis data, dan uji hipotesis. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai pengolahan dan hasil analisis data berdasarkan model penelitian, dan menjelaskan bagaimana hasil penelitian dapat menjawab permasalahan pada rumusan masalah. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas mengenai simpulan dari hasil penelitian ini, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.. 20 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(35) BAB II TELAAH LITERATUR 2.1. Struktur Modal. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan yang mencerminkan perimbangan (absolut maupun relatif) antara keseluruhan modal eksternal (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri. Per definisi, struktur modal merupakan kombinasi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan (Riyanto, 1999 dalam Hermuningsih, 2013). Subramanyam (2014) menyatakan “Capital structure refers to the sources of financing for a company. Financing can range from relatively permanent equity capital to more risky or temporary short-term financing sources. Struktur modal mengacu pada sumber-sumber pembiayaan bagi perusahaan. Pembiayaan dapat berasal dari modal yang relatif permanen hingga sumber pembiayaan jangka pendek yang lebih berisiko atau bersifat sementara.” Menurut Subramanyam (2014), struktur modal adalah pembiayaan ekuitas dan utang perusahaan. Struktur modal sangat penting karena stabilitas finansial dan risiko kebangkrutan perusahaan tergantung pada sumber-sumber pembiayaan dan jenis serta jumlah berbagai macam aset yang dimilikinya. Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Hermuningsih (2013), ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal. Pertama adalah stabilitas penjualan. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih 21 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(36) tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Kedua adalah struktur aktiva. Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan utang. Faktor ketiga yang mempengaruhi struktur modal adalah leverage operasi. Dalam hal ini, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena memiliki resiko bisnis yang lebih kecil. Faktor keempat adalah tingkat pertumbuhan. Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Namun, pada saat yang sama perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan utang. Pentingnya menganalisis struktur modal berasal dari berbagai perspektif, tidak hanya dari perbedaaan antara utang dan ekuitas. Ekuitas mengacu pada modal berisiko dari sebuah perusahaan. Karakteristik dari modal termasuk pengembalian yang tidak pasti atau tidak ditentukan dan kurangnya pola pembayaran kembali. Modal ekuitas dapat berkontribusi bagi stabilitas dan solvabilitas perusahaan. Tidak seperti modal ekuitas, modal utang baik modal utang jangka pendek maupun jangka panjang harus dilunasi. Semakin lama periode pembayaran utang dan ketentuan pembayaran yang kurang ketat, semakin mudah bagi perusahaan untuk mendapatkan layanan modal utang. Namun, utang harus dilunasi pada waktu yang telah ditentukan tanpa mempedulikan kondisi keuangan perusahaan saat itu. Kegagalan untuk membayar pokok dan bunga biasanya akan menghasilkan proses hukum dimana pemegang saham biasa dapat. 22 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(37) kehilangan kontrol perusahaan dan seluruh atau sebagian dari investasi mereka. Kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pokok pada saat jatuh tempo akan menimbulkan potensi kerugian bagi kreditur juga (Subramanyam, 2014). Terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan struktur modal yaitu agency theory, pecking order theory, Miller and Modigliani theory dan trade off theory. Menurut Riyanto (2001) dalam Winahyuningsih et al., (2011), teori struktur modal menjelaskan adanya pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, apabila keputusan investasi dan kebijakan dividen yang dipegang konstan. Sumber dana internal perusahaan berasal dari laba ditahan. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambilan bagian dalam perusahaan. Setiap keputusan pendanaan mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-sumber dana yang akan dipilih.. 2.2. Agency Theory. Menurut Brigham dan Houston (2006) dalam Hardiningsih dan Oktaviani (2012) manajer memiliki tujuan pribadi yang bersaing dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Manajer diberi kekuasaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan, dan hal ini menciptakan konflik potensial atas kepentingan yang disebut teori keagenan (agency theory). Masalah keagenan muncul dalam dua bentuk, yaitu antara. 23 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(38) pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent) dan hubungan antara pemegang saham dengan pemilik obligasi (pemberi kredit). Menurut Wahyudiharto (2009) dalam Susanto (2011), prinsip utama teori ini menyatakan bahwa adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal), yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi), yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut nexus of contract. Perbedaan kepentingan ekonomis ini bisa saja disebabkan ataupun menyebabkan timbulnya informasi asimetri (kesenjangan informasi) antara pemegang saham (stakeholders) dan organisasi. Asumsi pada teori ini adalah bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham atau principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah dan agen diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan (Susanto, 2011). Perbedaan kepentingan antara. manajemen. dengan. pemilik. modal. akan. memunculkan. adanya. permasalahan antar kepentingan (conflict of interest). Sebagai agen dari pemilik, manajemen seharusnya bertindak untuk kemakmuran pemilik, namun karena risiko yang kemungkinan akan diterima oleh manajemen, maka mereka dalam pengambilan keputusan juga mempertimbangkan kepentingannya. Perbedaan kepentingan ini akan memunculkan masalah-masalah keagenan (agency problem) (Hardiningsih dan Oktaviani, 2012). Menurut Brigham dan Houston (2006) dalam Hardiningsih dan Oktaviani (2012) menyatakan masalah keagenan (agency problem) yang potensial ini muncul ketika manajer perusahaan memiliki kurang dari 100% saham perusahaan.. 24 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(39) Masalah keagenan (agency problem) yaitu konflik kepentingan yang potensial terjadi antara agen (manajer) dan pemegang saham pihak luar atau pemberi utang (kreditur). Agent (Manajemen) menginginkan kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi yang memadai atas kinerjanya. Principal (pemilik perusahaan) menilai prestasi agent berdasarkan kemampuannya mendapatkan laba untuk dialokasikan pada pembagian dividend. Semakin tinggi laba, semakin besar dividend yang dibagikan, maka agent dianggap berkinerja dengan baik sehingga layak mendapat insentif yang tinggi (Wahyudiharto, 2009 dalam Susanto, 2011). Schroeder,. Clark,. dan. Cathey. (2001). dalam. Firnanti. (2011),. mendefinisikan agency sebagai “a relationship by consent between two parties, where by one party (agent) agrees to act on behalf of the other party.” Sedangkan menurut Wahidahwati (2005) dalam Firnanti (2011), teori keagenan menjelaskan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan. Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham berkaitan dengan aktivitas pencarian dana dan bagaimana dana tersebut diinvestasikan. Menurut agency theory, terdapat hubungan negatif antara struktur modal dan risiko bisnis. Menurut teori ini, semakin tidak stabil pendapatan perusahaan dan semakin besarnya probabilitas mengalami kebangkrutan, maka masalah yang berhubungan dengan utang semakin besar. Dengan demikian, ketika risiko bisnis meningkat, tingkat utang perusahaan akan menurun.. 25 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(40) 2.3. Pecking Order Theory. Myers dan Majluf (1984) dalam Hardiningsih dan Oktaviani (2012) mengatakan bahwa Pecking Order Theory menjelaskan suatu perusahaan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai. Teori ini mendasarkan pada adanya teori asimetrik, yaitu suatu situasi dimana pihak manajemen memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan daripada pemilik modal. Informasi asimetrik ini mempengaruhi pilihan antara penggunaan dana internal atau dana eksternal dan antara pilihan penambahan utang baru atau dengan melakukan penerbitan saham baru. Myers. dan. Maljuf. (1984). dalam. Sudiyatno. dan. Sari. (2013). memprediksikan bahwa perusahaan akan lebih menyukai pendanaan internal dalam investasi keuangan dan jika dibutuhkan pendanaan eksternal, akan menggunakan utang terlebih dahulu dibandingkan saham. Teori ini menjelaskan perusahaan memiliki kecenderungan untuk tidak menerbitkan saham dan mereka cenderung untuk memiliki pencadangan kas dalam jumlah besar. Asumsi Pecking Order Theory oleh Brealy dan Myers (1996), p. 500 dalam Hardiningsih dan Oktaviani (2012) adalah (1) perusahaan lebih menyukai pendanaan internal, (2) perusahaan berusaha menyesuaikan rasio pembagian dividend dengan kesempatan investasi dan berupaya untuk tidak melakukan perubahan pembayaran dividen yang terlalu besar, (3) pembayaran dividen yang cenderung konstan dan fluktuasi laba yang diperoleh mengakibatkan dana internal terkadang berlebih ataupun kurang untuk berinvestasi, (4) apabila pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan memilih menerbitkan sekuritas yang paling. 26 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(41) aman terlebih dahulu dimulai dari penerbitan obligasi, obligasi yang dapat dikonversi menjadi modal sendiri, dan pada akhirnya menerbitkan saham baru. Sunder dan Myers (1999) mengatakan bahwa “In its simplest form, the pecking order model of corporate financing says that when a firm's internal cash flows are inadequate for its real investment and dividend commitments, the firm issues debt. Equity is never issued, except possibly when the firm can only issue junk debt and costs of financial distress are high” yang berarti jika dana internal perusahaan tidak mencukupi, perusahaan akan menerbitkan utang dibandingkan dengan saham, kecuali biaya financial distress perusahaan tinggi dan perusahaan hanya dapat menerbitkan junk debt. Oleh karena itu, kesimpulan dari teori ini adalah struktur pendanaan suatu perusahaan mengikuti suatu hirarki, dimulai dari sumber dana termurah dan termudah, yaitu dari dana internal hingga penerbitan saham baru sebagai sumber terakhir. Penggunaan dana internal akan lebih didahulukan dibandingkan dengan penggunaan dana yang bersumber dari eksternal.. 2.4. Miller and Modigliani Theory. Teori struktur modal modern dimulai oleh Franco Modigliani dan Merton H. Miller pada tahun 1958. Modigliani dan Miller dalam teorinya ini berpendapat bahwa struktur modal perusahaan tidak mempengaruhi nilai perusahaan (Nugraha, 2013). Menurut Dimitri dan Sumani (2013), teori ini menyatakan bahwa pasar di dunia ini adalah pasar yang sempurna sehingga tidak adanya biaya transaksi dan biaya kebangkrutan, informasi dianggap mudah didapat, perusahaan dan individu. 27 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(42) dapat meminjam dengan bunga yang sama, tak adanya pajak, dan keputusan investasi tidak terpengaruh dengan keputusan keuangan perusahaan. Dengan teori ini keputusan mengenai struktur modal dianggap tidak relevan dengan nilai perusahaan. Menurut Nugraha (2013), teori MM tanpa pajak mengajukan dua preposisi yaitu 1.) nilai dari perusahaan yang berutang sama dengan nilai perusahaan yang tidak berutang. Implikasinya adalah struktur modal tidak relevan, perubahan struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan dan weighted average cost of capital (WACC) dan 2.) biaya modal saham akan meningkat apabila perusahaan melakukan pinjaman dari pihak luar. Risk of equity tergantung pada risiko dari operasional perusahaan dan tingkat utang perusahaan. Namun teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis, yang kemudian MM memasukkan unsur pajak kedalam teorinya (Nugraha, 2013). Pada tahun 1963, MM menerbitkan artikel sebagai lanjutan teori MM tahun 1958. Asumsi yang diubah adalah adanya pajak terhadap penghasilan perusahaan. Dengan adanya pajak ini, MM menyimpulkan bahwa penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga utang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak (Dimitri dan Sumani, 2013).. 2.5. Trade-off Theory. Selain teori yang telah dikemukakan oleh MM (Modigliani dan Miller), masih terdapat teori struktur modal yang lain yang membahas hubungan antara stuktur modal dengan nilai perusahaan. Menurut trade-off theory yang diungkapkan oleh. 28 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(43) Myers (2001) dalam Dewi dan Wirajaya (2013), “Perusahaan akan berutang sampai pada tingkat utang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan utang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan utang. Sejauh manfaat lebih besar, penambahan utang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan utang sudah lebih besar, maka tambahan utang sudah tidak diperbolehkan. Myers (1984) dalam Dimitri dan Sumani (2013) menyatakan bahwa semakin besar penggunaan utang, semakin besar keuntungan dari penggunaan utang, tetapi present value dari biaya financial distress dan present value dari agency cost juga meningkat, bahkan dapat lebih besar. Kesimpulan dari teori ini adalah penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya sampai kondisi tertentu.. 2.6. Utang. Agus (2000) dalam Setiana dan Sibagariang (2013) menyatakan bahwa utang adalah semua kewajiban perusahaan pada pihak lain yang belum terpenuhi,. 29 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(44) dimana utang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hal ini mengakibatkan tambahan dana yang berasal dari utang akan lebih berisiko dikarenakan jika pendanaan untuk proyek yang berhasil maka kepentingan kreditur atas bunga dan pokok jaminan akan terlindungi dan investor eksternal dapat menikmati sisa keuntungan sedangkan jika gagal maka kreditur akan menanggung biaya risiko yang meningkat, karena pemegang saham memiliki kewajiban terbatas. Menurut Weygandt et al. (2015), utang atau liabilitas dibagi menjadi 2 jenis, yaitu utang lancar (current liabilities) dan utang tidak lancar (non-current liabilities). Yang termasuk utang lancar adalah utang usaha/account payable, utang wesel/notes payable (dalam jangka waktu 1 tahun), utang pajak/sales taxes payable, dan pekerjaan yang belum dilakukan/unearned revenue, sedangkan yang termasuk utang tidak lancar adalah obligasi/bonds dan utang wesel/notes payable (lebih dari 1 tahun). Dharmastuti et al (2003) dalam Nuraina (2012) menyatakan bahwa utang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam pengambilan keputusan penggunaan utang ini harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari utang tersebut, yaitu dalam bentuk bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan dan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang saham biasa. Hal ini dikarenakan perusahaan harus melunasi kewajibannya terhadap kreditur atas bunga dari utang atau. 30 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(45) melakukan pembayaran utang yang jatuh tempo sebelum membagikan dividend kepada pemegang saham. Menurut Mufidah (2014), leverage digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan. Selain itu, utang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaaan aliran kas yang berlebihan oleh manajer, karena ketika utang meningkat maka manajer harus menyisihkan dana yang lebih besar untuk membayar bunga dan pinjaman pokoknya secara periodik sehingga dana yang tersisa menjadi kecil (Gultom, 2004 dalam Hardiningsih dan Oktaviani, 2012). Kemampuan perusahaan mengelola utang merupakan salah satu penarik minat investor. Untuk memperoleh persepsi positif dari investor yang akhirnya dapat meningkatkan harga saham, pihak manajemen akan menggunakan leverage pada tingkat yang optimal. Pengunaan leverage yang semakin besar dalam struktur modal perusahaan akan menyebabkan biaya bunga semakin besar sehingga keuntungan per lembar saham yang menjadi hak pemegang saham juga semakin besar pula (Jensen, 1986 dalam Nuraina, 2012). Penyelesaian. kewajiban. kini. biasanya. membuat. entitas. untuk. mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi demi memenuhi klaim dari pihak lain. Penyelesaian kewajiban kini dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebagai contoh, dengan pembayaran kas, pengalihan aset lain, provisi jasa, penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain atau dengan. 31 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(46) konversi kewajiban menjadi ekuitas. Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditor membebaskan atau membatalkan haknya (IAI, 2014).. 2.7. Kebijakan Utang. Kebijakan utang perusahaan merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan dari pihak ketiga untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan, hal ini berkaitan erat dengan struktur modal yang dipilih perusahaan dan struktur modal sendiri merupakan perimbangan antara modal asing atau utang dengan modal sendiri. (Setiana dan Sibagariang, 2013). Menurut Nuraina (2012), Kebijakan utang perusahaan berkaitan dengan struktur modal yang optimal, semakin besar leverage berarti semakin besar aktiva atau pendanaan perusahaan yang diperoleh dari utang dan semakin besar utang maka semakin besar kemungkinan kegagalan perusahaan untuk tidak mampu membayar utangnya, sehingga memiliki risiko mengalami kebangkrutan. Dalam menentukan penggunaan utang, perusahaan akan melakukan beberapa pertimbangan. Menurut Sudana (2011) dalam Mufidah (2014), selain profitabilitas, faktor yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam menggunakan utang adalah: 1. Tingkat pertumbuhan penjualan yakni perusahaan dengan tingkat penjualan yang relatif tinggi dimungkinkan untuk dibelanjai dengan menggunakan utang yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang pertumbuhan penjualannya rendah.. 32 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(47) 2. Stabilitas penjualan yakni perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dimungkinkan untuk dibelanjai dengan utang yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya berfluktuasi. 3. Karakteristik Industri yakni dilihat dari sisi apakah perusahaan termasuk dalam industri yang padat karya atau padat modal. 4. Sikap manajemen perusahaan yakni manajer perusahaan yang agresif cenderung mendanai investasi perusahaannya dengan utang lebih banyak dibanding dengan manajer perusahaan yang konservatif. 5. Sikap pemberi pinjaman yakni bank lebih bersifat hati-hati dalam penyaluran kredit, akan berdampak selektif dalam memberikan pinjaman pada nasabah sehingga akan mengurangi kesempatan perusahaan dalam memperoleh pinjaman dari bank. Pengaruh penggunaan financial leverage terhadap profitabilitas, sangat tergantung pada kondisi ekonomi. Pada kondisi ekonomi baik, penggunaan utang yang semakin besar akan meningkatkan profitabilitas. Pada kondisi normal, peningkatan penggunaan utang akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham,karena suku bunga masih relatif rendah dibandingkan dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Namun demikian jika perusahaan terus menambah utang akan berakibat meningkatnya suku bunga, karena risiko yang dihadapi kreditor juga naik. Sementara itu peningkatan penjualan pada kondisi ekonomi normal relatif lebih kecil dibandingkan dengan kondisi ekonomi baik, sehingga kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham juga relatif lebih kecil jika. 33 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(48) dibandingkan pada kondisi ekonomi baik. Ketika utang yang digunakan perusahaan. melampaui. jumlah. tertentu,. kemampuan. perusahaan. untuk. menghasilkan laba lebih kecil jika dibandingkan dengan suku bunga yang dibayar oleh perusahaan .Sedangkan pada kondisi ekonomi yang buruk penggunaan utang yang semakin besar akan menurunkan profitabilitas. Pada kondisi ini pada umumnya suku bunga pinjaman sangat tinggi, sementara penjualan dan laba perusahaan menurun. Hal ini mengakibatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan utang lebih kecil dari pada tingkat bunga yang harus dibayar oleh perusahaan (Mufida, 2014). Menurut Gusti (2013), pembiayaan dengan hutang memiliki tiga implikasi penting (1) memperoleh dana melalui hutang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas, (2) kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan margin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan maka resiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur, (3) Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding dengan pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar. Tingkat penggunaan utang dari suatu. perusahaan dapat diukur. menggunakan rasio leverage, yaitu Debt to Total Assets Ratio (DTA) yang membandingkan jumlah utang perusahaan dengan jumlah total aset yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini digunakan Debt to Total Asset Ratio (DTA) untuk mengukur besarnya tingkat kebijakan utang perusahaan. Menurut Hery. 34 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(49) (2016), Debt to Total Asset Ratio digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset. Menurut Hery (2016), apabila besaran rasio utang (DTA) terhadap aset adalah tinggi maka hal ini tentu saja akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman dari kreditor karena dikhawatirkan bahwa perusahaan tidak mampu melunasi utang-utangnya dengan total aset yang dimilikinya. Rasio yang kecil menunjukkan bahwa sedikitnya aset perusahaan yang dibiayai oleh utang. Standar pengukuran yang digunakan untuk menilai baik tidaknya suatu rasio perusahaan sebaiknya berdasarkan pada rasio rata-rata industri yang sejenis. Weygandt et al. (2015) menyatakan bahwa leverage (DTA) dapat dirumuskan sebagai berikut: 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜(𝐷𝑇𝐴) =. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠. Menurut IAI (2014), total debts merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomik. Weygandt et al. (2015) menyatakan bahwa “liabilities defined as creditor’s claim on total assets and as existing debts and obligations” yang berarti bahwa liabilitas diartikan sebagai klaim dari total aset yang dimiliki dan sebagai seluruh utang dan. 35 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(50) obligasi yang ada. Klaim, utang dan obligasi ini harus dilunasi pada suatu jatuh tempo tertentu dengan menggunakan aset atau jasa. Menurut Kieso et al. (2014), total asset merupakan sumber yang dikuasai oleh entitas sebagai hasil dari peristiwa masa lalu dan diharapkan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang bagi perusahaan. Aset dibagi menajdi 2 kelompok yakni non-current asset dan current asset. Current asset merupakan aset perusahaan yang diharapkan untuk dikonversi menjadi kas, dijual atau dikonsumsi dalam jangakauan waktu satu tahun, sedangkan non-current asset adalah aset yang selain dari definisi current asset tersebut. Yang termasuk current asset antara lain persediaan, beban dibayar dimuka, piutang, investasi jangka pendek, kas dan setara kas. Non-current asset dibagi menjadi 4 kelompok yaitu long-term investments, property, plant and equipment, intangible assets dan other asset. Long-term investment normalnya terdiri dari salah satu tipe yaitu investasi dalam sekuritas seperti obligasi, saham biasa atau long-term notes, investasi dalam aset berwujud yang sekarang tidak digunakan dalam operasi seperti land held for speculation, investasi yang dicadangkan seperti sinking fund, pension fund atau plant expansion fund dan investasi dalam non-consolidated subsidiaries atau associated companies. Yang termasuk property, plant and equipment antara lain tanah, gedung, peralatan, kendaraan. Intangible assets merupakan aset yang tidak memiliki bentuk fisik dan bukan merupakan instrumen keuangan. Contoh dari intangible assets adalah patents, copyrights, franchises, goodwill, trademarks, trade names dan customer lists. Pada praktiknya, other asset memiliki banyak. 36 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(51) item yang bervariasi didalamnya, seperti contoh yaitu long-term prepaid expenses dan non-current receivables. Aset lain yang termasuk dalam kelompok ini adalah aset dalam dana khusus, properti yang dimiliki untuk dijual dan restricted cash (Kieso et al., 2014). Menurut Prasetyorini (2013), semakin besar debt ratio menunjukkan porsi penggunaan utang dalam membiayai investasi pada aktiva semakin besar, yang berarti risiko keuangan perusahaan meningkat dan sebaliknya. Modigliani dan Miller (1999) dalam Nuraina (2012) berpendapat bahwa bila ada pajak penghasilan, maka penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan, karena biaya bunga utang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak (tax deductible expense). Namun demikian, pendapat Modigliani dan Miller tersebut belum mempertimbangkan financial distress dan agency cost. Perusahaan yang membayar pajak yang tinggi lebih baik menggunakan utang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah. Namun demikian penggunaan utang yang terlalu tinggi akan menghadapi bahaya kebangkrutan dan biaya keagenan yang tinggi sehingga peningkatan utang akan meningkatkan nilai perusahaan, namun pada titik tertentu akan menurunkan nilai perusahaan.. 2.8. Kepemilikan Manajerial. Christiawan dan Josua (2007) dalam Tjeleni (2013) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham. Dengan adanya kepemilikan manajerial menunjukkan adanya peran ganda. 37 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(52) seorang manajer, yakni manajer bertindak juga sebagai pemegang saham. Menurut Pujiati dan Widanar (2009) dalam Widyati (2013), pihak manajemen yang dimaksud adalah yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan, yaitu direksi dan komisaris. Secara teoritis, pihak manajemen yang memiliki persentase yang tinggi dalam kepemilikan saham akan bertindak layaknya seseorang yang memegang kepentingan dalam perusahaan. Asumsi ini sejalan dengan teori berbasis kontrak (contracting-based theory) yang menunjukkan bahwa manajemen akan efisien dalam memilih metode akuntansi yang akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan (Christie dan Zimmerman, 1994 dalam Mahariana dan Ramantha, 2014). Menurut Ball et al. (2003) dalam Mahariana dan Ramantha (2014), manajer yang memegang saham perusahaan akan ditinjau oleh pihak-pihak yang terkait dalam kontrak seperti pemilihan komite audit yang menciptakan permintaan untuk pelaporan keuangan berkualitas oleh pemegang saham, kreditur, dan pengguna laporan keuangan untuk memastikan efisiensi kontrak yang dibuat dibuat. Dengan demikian, manajemen akan termotivasi untuk mempersiapkan laporan keuangan yang berkualitas. Hal ini akan mencerminkan kondisi kontrak yang lebih baik. Oleh karena itu, kemungkinan bahwa tingkat kepemilikan manajerial akan berada di arah yang sama untuk menekan pemanfaatan akrual diskresioner (manajemen laba) oleh pihak manajemen. Menurut Hardiningsih dan Oktaviani (2012), kepemilikan manajerial juga merupakan cara untuk mengurangi agency cost, yaitu dengan mengajak para. 38 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

(53) manajer untuk ikut menjadi pemilik modal perusahaan, sehingga keputusan keuangan yang diambil oleh para manajer yang sekaligus merupakan pemegang saham akan berakibat pula kepada mereka sendiri. Dalam penelitian ini, kepemilikan manajerial diukur dengan rasio yang membandingkan antara saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dengan jumlah lembar saham perusahaan yang beredar di pasar. Menurut Kohardinata dan Herdinata (2013), kepemilikan manajerial dapat dirumuskan sebagai berikut: Kepemilikan Manajerial (KM) =. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑛𝑎𝑔𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 ′ 𝑠 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠 𝑂𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠. Total management’s stock adalah total saham yang dimiliki oleh manajer (Kohardinata dan Herdinata, 2013), sedangkan menurut Weygandt et al. (2015), outstanding shares adalah “shares that have been issued and are being held by shareholders” yang diartikan “saham yang telah diterbitkan dan dikuasai oleh pemegang saham.” Menurut Kohardinata dan Herdinata (2013), ketika perusahaan memiliki status KBTRSR (Kesempatan Bertumbuh Tinggi dan Risiko Perusahaan Rendah) dan KBRRSR (Kesempatan Bertumbuh Rendah dan Risiko Perusahaan Rendah) maka semakin tinggi managerial ownership, maka makin tinggi leverage. Hal ini disebabkan karena pihak manajer akan lebih memperhatikan kondisi risiko perusahaan dibandingkan dengan kesempatan bertumbuh. Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab manajer perusahaan untuk dapat membayar pokok pinjaman dan bunga utang yang jatuh tempo karena dalam kondisi risiko perusahaan tinggi walaupun kesempatan bertumbuh tinggi pihak manajer lebih 39 Pengaruh Kepemilikan..., Edwin Salim, FB UMN, 2017.

Referensi

Dokumen terkait

aitam desa Baros Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes?.. 3.Untuk mengetahui pengaruh kegiatan dakwah Ponpes darul aitam terhadap. perilaku remaja desa Baros

Strategi itu bisa dilakukan dengan membuat produk baru dengan merambah pada pers online maupun dengan menimgkatkan kualitas, baik itu dengan perubahan desain produk maupun

Karakteristik Teknis Produk Spring bed /kasur Pegas ... Planning Matrix Produk Spring Bed /Kasur

h) Outcome i. rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat untuk melakukan perbaikan kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan yang melampaui daya dukung dan daya tampung

beberapa hibrida sejalan dengan tingginya salah satu komponen hasil yang dimiliki hibrida yaitu besarnya diameter dan panjang tongkol' Penelitian. sebelumnya menunjukkan

Cirebon, Kota Cirebon,Kab.. Brebes, Kota Banjar Dan

KOPERASI PENERIMA BANTUAN HIBAH APBD PROVINSI SUMBAR SARANA USAHA BERUPA ALAT DAN MESIN PERTANIAN (ALSINTAN).. Bantuan berupa : HANDTRAKTOR ( 7 unit untuk 7

Melalui diskusi dan kerja kelompok, siswa dapat menyusun karya tulis sejarah yang berjudul “perlawan nusantara abad 17 terhadap VOC (Ageng trtayasa dari banten, sultan hasanuddin