DAFTAR PUSTAKA
Abdussakir. (2009). Pembelajaran Geometri dan Teori van Hiele tersedia: http://abdussakir.wordpress.com/2009/01/25/pembelajarangeometridan-teori-van-hiele di akses pada tanggal 9 Maret 2014.
Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.
Agustin, M. (2014). Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembvelajaran: Panduan untuk Guru, Konselor, Psikolog, Orang Tua, dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Refika Aditama.
Ayodele, J.O. (2011). Self-Concept and Performance of Secondary school Students in Mathematics. Journal of Educational and Developmental Psychology, 1 (1); 49-54.
Bioshop, A. (1980). Spatial Abilities and Mathematics Education: A review, Educational Studies in Mathematics, 11 (3), 257-269 tersedia di http://link.springer.com/chapter/10.1007%2F978-0-378-096735_5#page-1 diakses tanggal 9 Maret 2014.
Burnet, S. A. & Lane, D. M. (1980). Effects of Academic Instruction on Spatial Visualization tersedia: http://www.researchgate.net/publication/222265556 _Effects_of_academic_instruction_on_spatial_visualization di akses pada tanggal 9 Maret 2014.
Clements, D. H. & Battista, M. T. (1992). Geometry and spatial reasoning. In D. Grouws (Ed.). Handbook of Research on Mathematics Teaching and Learning, (pp. 420-464). Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics.
Dahar, R. W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Dahlan, J.A. (2011). Analisis Kurikulum Matematika. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pusat Kurikulum Balitbang. Jakarta: Depdiknas.
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Facione, P. A. (2004). Critical Thinking Scoring Rubric tersedia www.temple.Edu/tlc/resources/handout/holistics20critical20thingking20sc oring%20rubric.v2.pdf diakses juni 2014.
Fanu, J.I. (2010). Atasi dan Deteksi Ragam Masalah Kejiwaan Anak Sejak Dini. Jogjakarta: Garailmu.
Fu’ad, M. (2013). Pembelajaran Geometri Berbantuan Wingeom untuk Meningkatkan Kemampuan Spasial dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe STAD(Studi Eksperimen Terhadap Siswa Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Cirebon). Tesis pada SPs UPI: Tidak diterbitkan.
Given, E. K. (2007). Brain-Based Teaching. Bandung: Kaifa.
Gourgey, A. F. (1982). Development of a Scale for the Measurement of Self-Concept in Mathematics. New York University: Educational Resources Information Center (ERIC).
Gumilar. (2012). Pembelajaran Geometri dengan Wingeom untuk Meningkatkan Kemampuan Spasial dan Penalaran Matematis Siswa. Tesis pada SPs UPI: Tidak diterbitkan.
Gutierez, A. (1997). Visualizationin 3-Dimensional Geometry: In Search of a Framework Valencia (Spain): Universidad de Valencia.
Guven, B. & Kosa, T. (2008). The Effect of Dynamic Geometry Software on Student Mathematics Teachers’ Spatial Visualization Skills. The Turkish Online Journal of Educational Technology-TOJET October 2008 ISSN: 1303-6521 volume 7 Issue 4 Article 11 diakses tanggal 9 Maret 2014. Hamalik. O. (2002). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Harlock, E.B. (1978). Developmental Psychology: A life Span Approach, 5TH ed.
Bosto: Mc Graw-Hill.
Hassi, R., Nicky, L., Mawardi., & Sukarsa, T. (1987). Kamus Matematika Inggris-Indonesia. Bandung: Tarsito.
Hobson, J. A. (1989). Sleep. New York: W.H. Freeman.
Hodiyah, D.(2009). Implementasi Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Koneksi Matematik Siswa SMA. Tesis. Tidak diterbitkan. Bandung: Tesis Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia.
Jensen, E. (2008). Brain-Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kariadinata, R. (2010). Kemampuan Visualisasi Geometri Spasial Siswa Madrasah Aliyah Negeri (Man) Kelas X Melalui Software Pembelajaran Mandiri. Jurnal EDUMAT. 1(2).
Kemendikbud. (2013). Permendikbud no 64 tahun 2013 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Online. Tersedia pada: https://docs.google.com/file/d/0B3356lc6iDkOUczMXJwZjdDbDQ/edit?p li=1 di akses tanggal 9 Maret 2014.
Lestari, K. E. (2013). Implementasi Brain-Based Learning untuk Meningkatkan Koneksi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis pada SPs UPI: Tidak diterbitkan.
Linn, M. C. & Petersen, A. C. (1985). “Emergence and characterization of gender differences in spatial abilities: A meta-analysis” Child Development Vol.
56:1479-1498.
Martinis, Y. (2009). Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa.
Jakarta: GP Press.
McGeee, M.G. (1976). Human Spatial Abilities: Psychometric Studies and Environmental, Genetic, Hormonal, and Neurological Influences tersedia:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/386403 di akses tanggal 9 Maret 2014.
Mulyono, A. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
National Council of Teacher of Mathematics. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. USA: NCTM.
Olkun, S. (2003). Making Connections: Improving Spatial Abilities with Engineering Drawing Activities. International Journal of Mathematics Teaching and Learning ersedia: http:///www. Ex.ac.uk/cimt/ijmtl/ijabout diakses tanggal 9 Maret 2014.
Ollerton, M. (2010). Panduan Guru Mengajar Matematika. Jakarta: Erlangga. Ormrod, J.E. (2008). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang. Jakarta: Erlangga.
Ozden, M. & Gultekin, M. (2008). The Effect of Brain-Based Learning on Academic Achievement and Retetion of Knowledge in Science Course.
Pellegrino, J. W., Alderton, D. L. & Shute, V. J. (1984). Understanding spatial ability. Educational Psychologist,19(3), 239-253.
Rehman, A. U. & Bokhari, M. A. (2011). Oectiffeveness of Brain-Based Learning Theory at Secondary level. Vol. 3. No. 4 July 2011.
Ristontowi. (2013). Kemampuan Spasial Siswa Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dengan Media Geogebra. Makalah telah diseminarkan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Bandung: Universitas Negari Yogyakarta.
Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Transito.
Salamor, R. (2013). Pembelajaran Group Investigation dalam Upaya Peningkatan Kemampuan berpikir Kritis dan Self Concept Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis pada SPs UPI: Tidak diterbitkan. Saleh, A. (2009). Seni Mengajar Matematika Berbasis Kecerdasan Majemuk.
Bandung: Regina.
Saputra, E. (2012). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Anchored Instruction Terhadap peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Self Concept Siswa. Tesis pada SPs UPI: Tidak diterbitkan.
Sapa’at, A. (2009). Brain Based Learning. Tersedia: http://matematika.upi.edu/ index.php/brain-based-learning/ diakses tanggal 19 April 2014.
Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada.
Siegel, S. (1985). Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia.
Sherman, J. (1980). Mathematics, Spatial Visualization, and Related Factors: Chenge in Girl and Boys Grade 8-11. Journal of Educational Psychology, Vol 72(4), Aug 1980, 476-482 diakses tanggal 9 Maret 2014.
Skemp. R. (1976). Relational Understanding and Instrumental Understanding.
Department of Education University Of Warwick.
Strong, S. & Roger, S. (2002). Spatial Visualization: Fundamentals and Trends in Engineering Graphics (Vol. 18: No 1). Journal of Insdustrial Technology.
Sofia, E. (2013). Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMS dalam Pembelajaran dengan Strategi Brain-Based Learning. Tesis pada SPs UPI: Tidak diterbitkan.
Somakim. (2010). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Efficacy Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Penggunaan Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi pada SPs UPI: Tidak diterbitkan.
Suharsimi, A. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suherman. E. dkk. (2003). Common Text Book dalam Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Bandung: JICA FPMIPA UPI.
Suparman, A. (2012). Desain Instruksional Modern: Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Sumarno, U. (2013). Berpikir dan Disposisi Matematik Serta Pembelajarannya. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.
Suparno. P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
Suparyan. (2007). Kajian Kemampuan Keruangan (Spatial Abilities) dan Kemampuan Penguasaan Materi Geometri Ruang Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Matematika FMIPA (Universitas Negeri Semarang). Tesis PPs UNES. Semarang: Tidak diterbitkan.
Suryadi, D. (2012). Membangun Budaya Baru dalam Berpikir Matematika. Bandung: Rizqi Press.
Susana, T. (2006). Membentuk Konsep Diri Positif. Konsep Diri Positif Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: Kanisius.
Syahputra, T. (2011). Peningkatan Kemampuan Spasial dan Disposisi Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan PMRI pada Pembelajaran Geometri Berbantuan Komputer. Disertasi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Syaodih. N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Tambunan, S. M. (2006). Hubungan Antara Kemampuan Spasial Dengan Prestasi BelajarMatematika. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 10. No. 1 Juni 2006: 27: 32 diakses tanggal 9 Maret 2014.
Thurstone, L. L. (1938). Primary mental abilities. Psychometric Monographs, 1
tersedia: http://www.jstor.org/discover/10.2307/2279078?uid=2129&uid =2&uid=70&uid=4&sid=21103752597817 diakses tanggal 9 Maret 2014. Turmudi. (2010). Matematika Eksploratif dan Investigatif; Referensi Metodologi
Pembelajaran untuk Guru Matematika. Jakarta: Leuser Cita Pustaka. Turmudi. (2012). Teachers’ Perception Toward Mathematics Teaching Innovation
in Indonesian Junior High School: An Exploratory Factor Analysis.
Journal of Mathematics Educations. Agust 2012, Vol. 5, No. 1, pp. 97-120 teredia: http://educationforatoz.org diakses tanggal 9 Maret 2014.
Uyanto, S. S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Velez, M.C., Silver, D., & Tremaine, M. (2005). Understanding Visualization through Spatial Ability Differences. Proceedings of Visualization 2005. IEEE, pages 511-518.
Wahyudin. (2013). Matematika Dasar Pengetahuan Bermuatan Pedagogis Gagasan-gagasan yang Kuat untuk Para Guru. Bandung: Mandiri.
Waney, G. K. (2006). Sekolah, Membentuk Konsep Diri Positif dari Psikologi untuk Guru. Konsep Diri Positif Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: Kanisius.
Wang, J. 2007. A trend Study of Self-Concept and Mathematics Achievement in a Cross-Cultural Context. Mathematics Education Research Journal Vol 19, No. 3, 33-47.
Widiyanto & Rofiah. (2012). Pentingnya Kecerdasan Spasial dalam Pembelajaran Geometri tersedia http://rendikwidiyanto.wordpress.com diakses tanggal 9 Maret 2014.
Wilkins, M. (2004). Mathematics and Science Self Concept. An International Investigation. The Journal of Experimental Education 72(4), 331-346. Yara, P.O. (2010). Students’ Self-Concept and Mathematics Achievement in
Some Secondary Schools in Southwestern Nigeria. European Journal of Social Sciences. 13(1), 127-132.
Yuberta, F. (2013). Penerapan Strategi Every One Is A Teacher Here Dengan Peningkatan Problem Possing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self Concept Siswa MTsN. Tesis pada SPs UPI: Tidak diterbitkan.l. 23, (4), 614-628.
Yusuf, S & Nurihsan, J. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia dengan Remaja Rosdakarya.