• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan hasil belajar tema 3 subtema 3 ayo cintai lingkungan pada siswa kelas IV MI Miftahul Jinan Semambung Wonoayu Sidoarjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan model kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan hasil belajar tema 3 subtema 3 ayo cintai lingkungan pada siswa kelas IV MI Miftahul Jinan Semambung Wonoayu Sidoarjo"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA 3 SUBTEMA 3 AYO CINTAI LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL JINAN SEMAMBUNG

WONOAYU SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :

NOVI LAILUS SHOLIKHA D97215100

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PGMI FEBRUARI 2019

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Novi Lailus Sholikha, 2019. Penerapan Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tema 3 Subtema 3 Ayo Cintai Lingkungan Pada Siswa Kelas IV MI Miftahul Jinan Semambung Wonoayu Sidoarjo. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing 1: Machfud Bachtiyar, M.Pd.I. dan Pembimbing 2 : Sulthon Mas’ud, S.Ag. M.Pd.I.

Kata Kunci : Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing, Hasil Belajar Tema 3 Subtema 3 Ayo Cintai Lingkungan.

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahul Jinan pada mata pelajaran tematik tema 3 peduli terhadap makhluk hidup karena proses pembelajaran kurang inovatif sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat pada persentase ketuntasan siswa kelas IV MI Miftahul Jinan pada mata pelajaran tematik yaitu sebesar 23,8% siswa yang mendapat nilai diatas KKM. Oleh karena itu peneliti ingin memberikan inovasi-inovasi dalam pembelajaran tematik agar siswa menjadi aktif dan lebih memahami

pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan hasil

belajar tema 3 subtema 3 tentang Ayo cintai lingkungan pada siswa kelas IV MI Miftahul Jinan Semambung kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo? 2) Bagaimana peningkatan hasil belajar tema 3 subtema 3 ayo cintai lingkungan melalui model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada siswa kelas IV MI Miftahul

Jinan Semambung kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe snowball throwing berjalan dengan baik karena meningkatkan

aktivitas guru dan siswa. Pada siklus I aktivitas guru mendapatkan skor 80,43 dan siklus II mendapatkan skor 96,15. Pada siklus I aktivitas siswa mendapatkan skor 82,95 dan siklus II mendapatkan skor 96,15. (2) Data peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tematik tema 3 subtema 3 ayo cintai lingkungan dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa meningkat dari siklus I yaitu 73,7 (cukup) menjadi 86,8 (baik) pada siklus II dan ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sebesar 66,7% (kurang) jumlah siswa tuntas dan pada siklus II sebesar 90,5% (baik) jumlah siswa tuntas.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR RUMUS ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tindakan Yang Dipilih ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 14

(8)

xi

4. Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing ... 17

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif tipe Snowball Throwing ... 19

B. Hasil Belajar... 20

1. Pengertian Hasil Belajar ... 20

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 23

3. Bentuk Tes Hasil Belajar ... 27

C. Pembelajaran Tematik ... 29

D. Materi Tema 3 Subtema 3 Ayo Cintai Lingkungan ... 34

1. Kalimat Tanya ... 34

2. Sumber Daya Alam ... 36

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 38

B. Setting Penelitian dan Subyek yang diamati ... 42

C. Variabel yang diteliti ... 43

D. Rencana Tindakan ... 44

E. Data dan Cara Pengumpulan ... 48

F. Indikator Kinerja ... 57

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 60 1. Pra Siklus ... 60 2. Siklus I ... 65 3. Siklus II ... 78 B. Pembahasan... 92 BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 97 B. Saran ... 98 DAFTAR PUSTAKA ... 100

(9)

xii

RIWAYAT HIDUP ... 104 LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif ………...14

3.1 Pedoman wawancara guru sebelum tindakan ………...50

3.2 Pedoman wawancara guru setelah tindakan ……….51

3.3 Pedoman wawancara siswa sebelum tindakan ……….51

3.4 Pedoman wawancara siswa setelah tindakan ………....52

3.5 Kriteria perolehan hasil observasi aktivitas guru ………..54

3.6 Kriteria perolehan hasil observasi aktivitas siswa ………....55

3.7 Kriteria tingkat keberhasilan nilai rata-rata siswa ………56

3.8 Kriteria tingkat ketuntasan belajar ………57

4.1 Nilai pra siklus siswa ………63

4.2 Hasil observasi aktivitas guru siklus I ………..70

4.3 Hasil observasi aktivitas siswa siklus I ……….72

4.4 Hasil nilai siswa siklus I ………...74

4.5 Hasil observasi aktivitas guru siklus II ……….83

4.6 Hasil observasi aktivitas siswa siklus II ………...85

4.7 Hasil nilai siswa siklus II ………..88

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Prosedur PTK model Kurt Lewin ……….40 4.1 Diagram Peningkatan hasil observasi aktivitas guru dan siswa ………...86 4.2 Diagram Peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan hasil belajar …..88

(12)

DAFTAR RUMUS

Rumus Halaman

3.1 Rumus menghitung hasil skor aktivitas guru ………54

3.2 Rumus menghitung hasil skor aktivitas siswa ………..55

3.3 Rumus menghitung nilai rata-rata ………....56

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat - Surat

Lampiran 2 Kartu Konsultasi Skripsi Lampiran 3 Hasil Wawancara Lampiran 4 Lembar Validasi

Lampiran 5 RPP Siklus I dan Siklus II

Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Siklus I dan Siklus II Lampiran 7 Dokumentasi Foto

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran ada struktur-struktur penting yang memang

harus ada dan terlibat di dalamnya, seperti guru, peserta didik dan tempat untuk

belajar. Guru sebagai salah satu struktur dalam pembelajaran memiliki peranan

yang sangat penting karena di dalam proses pembelajaran, guru yang

membimbing peserta didik untuk dapat menerima dan memahami matari-materi

yang terdapat di lembaga pendidikan. Untuk itu guru harus dapat menjadi

motivator dan fasilitator serta guru harus dapat membuat inovasi-inovasi dalam

menyampaikan suatu materi agar peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif

serta bersemangat dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat

memahami materi dengan baik. Karena tugas dan tanggung jawab guru sudah

cukup jelas yaitu mengolah pengajaran dengan lebih efektif, efisien, dinamis

serta positif namun harus ada kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua

subjek, yaitu guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta membimbing

sedangkan peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif dalam

proses pembelajaran.1

Pada kurikulum 2013, guru bukan lagi sebagai pusat pembelajar,

melainkan sebagai fasilitator. Guru dituntut untuk dapat mengembangkan

(15)

2

model pembelajaran secara inovatif dan kreatif sesuai tujuan yang ada didalam

kurikulum. Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter,

terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi tingkat

berikutnya.2 Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum 2004

dan 2006, baik kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada tahun 2004 maupun

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada tahun 2006.

Mata pelajaran dalam Kurikulum 2013 menempatkan tanggung jawab

pembentukan karakter. Kurikulum 2013 memiliki Kompetensi Inti yang

meliputi kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan

secara vertikal dan horisontal menjadi tanggung jawab semua mata pelajaran.

Aspek penting yang terdapat pada kurikulum 2013 ialah penggunaan

pendekatan ilmiah (saintifik) dalam segenap pembelajaran. Dimana ilmu yang

menjadi kajian pokok mata pelajaran pada kurikulum 2013 haruslah jelas dan

tegas batas-batas disiplinya.

Kreativitas guru merupakan salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan tujuan kurikulum 2013 karena guru merupakan faktor penting

yang sangat besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya

peserta didik dalam belajar. Untuk itu guru harus memiliki inovasi-inovasi

dalam mengajar di kelas.

2 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung : PT. Rosmada Karya, 2013), 7

(16)

3

Inovasi-inovasi yang akan diberikan guru pada saat proses belajar

mengajar berlangsung harus direncanakan terlebih dahulu, agar proses belajar

mengajar berjalan secara sistematis sesuai yang diharapkan dan hasilnya pun

sesuai yang diharapkan. Pada saat membuat rancana pembelajaran guru harus

mempertimbangkan metode, strategi, model dan media apa yang cocok untuk

menyampaikan materi yang akan disampaikan karena tidak semua metode,

strategi, model dan media pembelajaran cocok untuk materi atau topik tertentu.

Jika metode, strategi, model serta media yang digunakan sesuai, peserta didik

akan dengan mudah memahami materi yang di sampaikan oleh guru.

Guru sebagai sumber belajar, tidak hanya sekedar membuat rencana

pembelajaran dan menyesuaikan model, strategi, metode dan media dengan

materi yang akan disampaikan namun guru harus terampil dalam

menggunakannya agar peserta didik tidak merasa bosan dan berakibat pada

hasil yang tidak sesuia dengan harapan.

Namun pada kenyataannya banyak guru yang masih sulit menerapkan

model, stategi, metode dan media dalam pembelajaran saintifik pada proses

pembelajaran, pada kenyataannya mereka hanya menggunakan diskusi dan

ceramah dalam proses pembelajaran, akibatnya proses pembelajaran banyak

yang tidak sesuai dengan tujuan pada kurikulum 2013, siswa siswi mendapat

(17)

4

beberapa murid saja yang mampu mengikuti perkembangan dan nilainya baik

karena mampu mengali sendiri ilmu yang dia inginkan.

Berdasarkan wawancara bersama guru kelas IV MI Miftahul Jinan pada

29 September 2018 dapat diketahui bahwa penyebab hasil belajar pembelajaran

tematik yang kurang baik adalah pembaharuan kurikulum yang menyebabkan

guru dan siswa masih merasa kesulitan dalam menerapkan pembelajaran

tematik di sekolah. Mereka masih terbiasa menggunakan kurikulum lama, yakni

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sehingga dalam pelaksanaan

proses didalam kelas guru belum bisa maksimal dalam menggunakan model

serta strategi pembelajaran. kurangnya pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran tematik, penggunaan strategi, metode dan media pembelajaran

yang kurang tepat serta kurang menarik. Kondisi yang demikian jika dibiarkan

akan berdampak buruk terhadap kualitas pembelajaran tematik di sekolah.

Dokumentasi nilai hasil belajar siswa yang diperoleh dari guru kelas IV

dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran tematik masih kurang

karena siswa masih ada yang mendapat nilai dibawah KKM. Data nilai hasil

belajar siswa yang tidak tuntas sebesar 76,2% dan yang tuntas sebesar 23,8%.

Melihat permasalahan diatas salah satu alternatif yang dapat dilakukan

guru adalah guru mampu mendesain pembelajaran dengan baik, membuat

suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan mampu memilih model serta

(18)

5

ajarkan sehingga siswa akan merasa senang dalam proses pembelajaran dan

akan mudah dalam memahami materi pembelajaran tematik yang diajarkan

sehingga mampu mendapatkan nilai atau hasil belajar yang baik dan

memuaskan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi

masalah tersebut adalah dengan menerapkan Model pembelajaran kooperatif

tipe snowball throwing. 3 Model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk aktif

serta mengalami rasa senang di dalam proses pembelajaran di kelas. Model ini

mengarah pada karakteristik siswa usia sekolah dasar, karena berbentuk sebuah

permainan. Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing merupakan

salah satu model dalam pembelajaran kooperatif dimana cara pembelajarannya

dilakukan secara berkelompok yang kemudian siswa membuat soal pada kertas

lembar kerja yang kemudian diremas-remas sampai membentuk bola salju

kemudian dilemparkan pada siswa atau kelompok lain untuk dijawab secara

spontan atau secara langsung.4

Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Arry Yulistiyani di MI

Al-Ikhlas Bendul Merisi Surabaya pada tahun 2014. Hasil penelitian yang

diperoleh memperlihatkan bahwa penggunaan metode kooperatif tipe snowball

3

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013), 78

4

Z Aqib, Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran (inovatif) (Bandung : Yrama Widya, 2013), 27

(19)

6

throwing dapat digunakan untuk menigkatkan hasil belajar bahasa Indonesia

materi kalimat tanya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata kelas siswa

meningkat dari siklus I yaitu 57,8% (tidak baik) menjadi 88,9% (sangat baik)

pada siklus II serta persentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dari

siklus 1 sebesar 44,4 % jumlah siswa tuntas dan pada siklus II sebesar 88,9%

jumlah siswa tuntas.5

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing sangat menunjang kegiatan

belajar mengajar, dalam mata pelajaran apapun dapat diterapkan. Oleh sebab itu

penulis ingin menerapkan guna meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik kelas IV tema 3,

subtema 3, pembelajaran 1 ini penulis tertarik untuk meneliti dan membahas

judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Tema 3 Subtema 3 Ayo Cintai Lingkungan Pada Siswa Kelas IV MI Miftahul Jinan Semambung Wonoayu Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas. Penulis dapat merumuskan

permasalahan yang ada didalam proses pembelajaran sebagai berikut :

5Arry Yulistiyani, “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Materi Kalimat Tanya Dengan

Menggunakan Metode Snowball Throwing Bagi Kelas III MI Al- Ikhlas Bendul Merisi Surabaya”, Skripsi (Surabaya : Perpustakaan UIN Sunan Ampel, 2014), 73

(20)

7

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing untuk meningkatkan hasil belajar tema 3 subtema 3 tentang Ayo

cintai lingkungan pada siswa kelas IV MI Miftahul Jinan Semambung

kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar tema 3 subtema 3 ayo cintai

lingkungan melalui model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

pada siswa kelas IV MI Miftahul Jinan Semambung kecamatan Wonoayu

kabupaten Sidoarjo?

C. Tindakan Yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tindakan yang

dipilih oleh peneliti adalah diterapkan model kooperatiftipe snowball throwing

untung meningkatkan hasil belajar tematik tema 3 subtema 3 tentang ayo cintai

lingkungan kelas IV MI Miftahul Jinan Semambung kecamatan Wonoayu

kabupaten Sidoarjo.

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dengan menggunakan dua

siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus dilakukan selama 2 x 35 menit,

dan dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan

(21)

8

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing untuk meningkatkan hasil belajar tema 3 subtema 3

tentang Ayo cintai lingkungan pada siswa kelas IV MI Miftahul Jinan

Semambung kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo.

2. Untuk meningkatan hasil belajar tema 3 subtema 3 ayo cintai lingkungan

melalui model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada siswa

kelas IV MI Miftahul Jinan Semambung kecamatan Wonoayu kabupaten

Sidoarjo.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada masalah pembelajaran yang ada di MI

Miftahul Jinan Semambung Wonoayu Sidoarjo. Agar penelitian ini bisa

terfokus dan tidak terjadi kesimpangsiuran pembahasan, permasalahan tersebut

akan dibatasipada hal-hal di bawah ini :

1. Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV adalah pembelajaran tematik

tema 3 subtema 3 tentang Ayo cintai lingkungan, pembelajaran ke-1, mata

(22)

9

2. Pemahaman materi yang diajarkan adalah memuat materi mengenai

kalimat tanya (wawancara), peduli lingkungan, sumber daya alam

dilingkungan sekitar dan pemanfaatannya.

3. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV MI Miftahul Jinan

Semambung kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo. Tepatnya pada

semester ganjil tahun ajaran 2018-2019.

4. Model yang digunakan yakni model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing.

5. Kompetensi inti (KI) tematik tema 3 peduli terhadap makhluk hidup,

subtema 3 ayo cintai lingkungan pembelajaran 1 :

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang di

rumah dan di sekolah.

6. Kompetensi dasar (KD) tematik tema 3 peduli terhadap makhluk hidup,

subtema 3 ayo cintai lingkungan pembelajaran 1 :

a. Bahasa Indonesia :

3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara

menggunakan daftar pertanyaan.

(23)

10

3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya

alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten

sampai tingkat provinsi.

c. IPA :

3.8 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian

sumber daya alam di lingkungannya.

7. Indikator tematik tema 3 peduli terhadap makhluk hidup, subtema 3 ayo

cintai lingkungan pembelajaran 1 :

a. Bahasa Indonesia :

3.3.1 Siswa mampu menggali informasi melalui kegiatan tanya jawab.

3.3.2 Siswa mampu mencontoh kalimat tanya dan membuat kalimat

tanya mengenai pemanfaatan sumber daya alam.

b. IPS :

3.1.1 Siswa mampu menyebutkan manfaat sumber daya alam untuk

kesehjateraan masyarakat.

3.1.2 Siswa mampu menjelaskan karakteristik ruang dan pemanfaatan

sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat.

c. IPA :

3.8.1 Siswa mampu menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan

(24)

11

3.8.2 Siswa mampu membandingkan antara gambar tanaman dan

hewan yang terawat dan tidak terawat.

3.8.3 Siswa mampu mencocokkan antara gambar dengan tulisan yang

sesuai dengan gambar

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka hasil penelitian diharapkan

bermanfaat.

1. Bagi siswa, dapat membangkitkan semangat dalam proses pembelajaran

karena menggunakan model pembelajaran yang memicu siswa untuk

berwawasan luas sehingga menghasilkan hasil belajar yang sesuai harapan.

2. Bagi guru, dapat memberi wawasan dan keterampilan pembelajaran

sebagai upaya mengembangkan kreatifitas dalam penggunaan model

pembelajaran untuk mengajarkan tematik.

3. Bagi pihak sekolah, diharapkan dapat membantu sekolah dalam

mengevaluasi kinerja guru dan sebagai referensi dalam penggunaan model

pembelajaran untuk mengajarkan tematik.

4. Bagi peneliti, memberikan pengalaman yang sangat berharga khususnya

yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing sebagai salah satu model pembelajaran yang inovatif

(25)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran merupakan susunan yang berisi tahapan dalam

kegiatan belajar mengajar, yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan akhir yang seluruhnya dilaksanakan guru kepada siswa siswinya

dalam pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar

kontruktivisme yang lahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky.6 Teori

kontruktivisme lebih mengutamakan pada pembelajaran yang dihadapkan

pada masalah-masalah kompleks untuk mencari solusi, kemusian dilanjut

dengan menemukan bagian-bagian yeng sederhana dan sesuai harapan.

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperatif yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

sama lain sebagai satu kelompok atau satu tim.7 Disini guru hanya

mengarahkan siswa untuk melakukan kerja bersama atau kerja kelompok

sebagai satu tim dalam proses pembelajaran. Menurut Nurulhayati

6

Trianto, MendesainModel Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011), 56

7

Agus Supriyono, Cooperative Learning teori dan aplikasi paikem (Yogyakarta : pustaka pelajar, 2013), 54

(26)

13

Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan

siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Pembelajaran

yang dimaksut adalah siswa belajar kerja sama dengan teman-temannya.8

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang

saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar

yang berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang

ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama

dengan orang lain dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini

telah terbukti dapat dipergunakan dengan berbagai mata pelajaran dan

berbagai usia.9 Dalam hal ini penerapan pembelajaran kooperatif di dalam

lingkungan sekolah atau di kelas. Pembelajaran adalah sesuatu yang

dilakukan oleh siswa bukan dibuat untuk siswa, pembelajaran pada

dasarnya merupakan upaya guru untuk membantu siswa melakukan

kegiatan belajar.

Pembelajaran kooperatif proses pembelajarannya tidak harus belajar

dari guru kepada siswa atau teacher center. Namun siswa sendiri dapat

saling bertukar pendapat dengan siswa yang lainnya, karena pada dasarnya

pembelajaran dengan rekan sebaya lebih efektif jika dibandingkan dengan

pembelajaran oleh guru. Model pembelajaran kooperatif, guru lebih

8Rusman, Model-Model Pembelajaran (Pengembangan Prefesionalisme Guru) (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012), 203

9

(27)

14

berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung

kearah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru

tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa namun juga harus bisa

memahamkan siswa dengan cara siswa menggali informasi sendiri bersama

temannya. Siswa dalam pembelajaran kooperatif ini juga mempunyai

kesempatan langsung dalam menerapkan ide-ide mereka.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Setiap model pembelajaran memiliki langkah-langkah atau tahapan

dalam pembelajaran begitu pula dengan model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif memiliki langkah-langkah atau tahapan

dalam pembelajaran yang terdiri dari enam fase.

Langkah utama atau tahapan didalam pelajaran yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut :10

Tabel 2.1

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

Langkah-Langkah Kegiatan guru Kegiatan siswa

Tahap 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan di ajarkan dan

memotivasi siswa

untuk belajar.

Siswa mendengarkan

guru menyampaikan

tujuan dan motivasi belajar

Tahap 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan

informasi kepada

siswa sebagai awalan

Siswa mendengar dan

mencatat informasi

yang diberikan guru

10

(28)

15

untuk membangun

pengetahuan siswa

dengan jalan

demonstrasi atau

melalui bahan bacaan Tahap 3

Mengorganisasikan

siswa kedalam

kelompok-kelompok belajar

Guru membagi siswa

menjadi beberapa

kelompok. Disini ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk

membagi kelompok

yaitu dengan

berhitung atau

melihat absensi siswa.

Dan membimbing

setiap kelompok

untuk melakukan

transisi secara efektif dan efisien

Siswa berkelompok

sesuai informasi yang

diberikan guru dan

melakukan transisi

untuk berkelompok

secara efektif dan

efisien

Tahap 4 Membimbing

kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing

kelompok belajar

untuk mengerjakan

tugas yang sudah

diberikan

Siswa bertanya tentang

hal-hal yang belum

dimengerti berkaitan

dengan tugas yang

diberikan Tahap 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi

hasil belajar setiap

kelompok tentang

materi yang telah

dipelajari dan

mengevaluasi masing-masing

kelompok pada saat mempresentasikan hasil kerjanya

Siswa

mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya

untuk di tanggapi oleh kelompok lain Tahap 6 Memberikan penghargaan Guru memberi penghargaan berupa

tepuk tangan atau

cara-cara lain yang

dapat digunakan

untuk menghargai

upaya siswa dalam

Siswa mendapat

penghargaan dari guru dan dari siwa lain

(29)

16

belajar dan dalam

hasil belajar

berkelompok

3. Macam-macam Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki variasi lain dalam menerapkan

model kooperatif yang dilakukan pada proses belajar mengajar di kelas

meskipun prinsip dasar dari model pembelajaran kooperatif tidak berubah.

Ada beberapa macam variasi proses pembelajaran yang diterapkan dalam

model pembelajaran kooperatif. Berikut ini macam-macamnya :11

a. Number Head Together (Kepala bernomor) model pembelajaran dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.

b. Cooperative Script (Skript Kooperatif) yaitu metode belajar dimana

siswa bekerja berpasangan, dan secara lisan bergantian

mengihtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

c. Student Teams Achivement Divisions (STAD) (Tim Siswa

Kelompok Prestasi) yaitu model pembelajaran yang

mengelompokkan siswa secara heterogen, kemudian siswa yang pandai menjelaskan pada anggota lain sampai mengerti.

d. Team Games Tournament (TGT) yaitu model pembelajaran yang melibatkan seluruh aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutorsebaga dan mengandung unsure permainan.

e. Snowball Throwing (Melempar Bola Salju) yaitu model

pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat pertanyaan dan jawaban pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju.

f. Make a Match (Membuat Pasangan) yaitu model pembelajaran yang dimana siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

11

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran (Surabaya: Kata Pena, 2015), 21

(30)

17

Berdasarkan macam-macam variasi dalam model pembelajaran

kooperatif diatas maka peneliti memilih model pembelajaran kooperatif

tipe Snowball Throwing, karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut

untuk bisa bekerja sama dengan kelompok dan mampu membuat

pertanyaan serta menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh kelompok

lain. Selain itu siswa diajak untuk mendalami materi pelajaran dengan baik.

4. Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing

Secara etimologi, Snowball artinya bola salju sedangkan Throwing

artinya melempar. Secara keseluruhan Snowball Throwing artinya

melempar bola salju. Dalam model pembelajaran snowball throwing bola

salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa

kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab.

Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing merupakan

model pengajaran dengan menggunakan bola pertanyaan yang digulung

bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergilir diantara sesama

kelompok. Pada prinsipnya, model ini memadukan pendekatan

komunikatif, integratif, dan keterampilan proses.12

Menurut Aqib model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang dilakukan

berkelompok yang terdiri dari 4-6 siswa kemudian siswa dituntut membuat

12

(31)

18

soal pada kertas lembar kerja yang diremas-remas sampai membentuk bola

salju kemudian dilempar pada siswa atau kelompok lain untuk dijawab

secara spontan atau dibacakan langsung jawabannya.13 Teknik melempar

bola dapat ditentukan oleh pengajar atau kesepakatan siswa didalam kelas,

sesuai dengan keinginan masing-masing dan aturan yang berlaku dalam

proses penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.

Langkah-langkah Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :14

a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing

ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi dan tata

cara dalam pembelajaran

c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya

masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru

kepada temannya

d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja,

untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi

yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu

siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 10 menit

13Z Aqib, Model, 27

14

Ahmad Munjun Nasih dan Lilik Nur Kholidah,.metode dan teknik pembelajaran pendidikan Islam

(32)

19

f. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan

kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas

berbentuk bola tersebut secara bergantian

g. Evaluasi

h. Penutup

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif tipe Snowball Throwing

Setiap variasi model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan

dan kekurangan masing-masing. Begitu pula dengan model pembelajaran

kooperatif tipe snowball throwing. Berikut kelebihan dan kekurangan

model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.

Kelebihan Model kooperatif tipe snowball throwing :15

a. Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan

bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan

b. Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang

materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok

c. Dapat membangkitkan keberanian dan dan sikap aktif siswa dalam

mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru

d. Melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya

dengan baik

e. Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik

yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut

f. Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman

maupun guru.

15

(33)

20

g. Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan

pemecahan suatu masalah

h. Siswa akan memahami makna tanggung jawab

i. Siswa akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenesis

suku, sosial, budaya, bakat dan intelegensia.

j. Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya.

Sedangkan kelemahan dari Model kooperatif tipe snowball

throwing adalah :16

a. Terciptanya kelas yang kurang kondusif

b. Pengetahuan tidak luas karena berkutat pada siswa

Solusi untuk mengatasi kelemahan dari model kooperatif tipe

snowball throwing adalah :

a. Membuat peraturan. Pada saat pembelajaran dimulai pengajar dan

siswa membuat peraturan didalam pelajaran agar terlaksana proses

pembelajaran yang kondusif.

b. Guru dapat menjadi sumber informasi untuk siswa ketika kegiatan

berlangsung.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Secara etimologi hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan

belajar. Menurut kamus Bahasa Indonesia, hasil adalah sesuatu yang

diperoleh dari suatu kerja atau aktivitas.17 Sedangkan pengertian belajar

16

Ibid., 76

17

(34)

21

secara istilah adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang

menyatakan diri sebagai suatu pola baru reaksi yang berupa kecakapan,

sikap, kebiasaan dan kepandaian.18

Menurut Sudjana, hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku

dari proses belajar, dimana cara mengetahuinya dengan menggunakan alat

pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes

tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan, dimana tingkah laku yang

dimaksut mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor.19

Terdapat beberapa teori-teori belajar yang memaparkan tentang

keberhasilan pendidik dalam mendidik peserta didiknya, salah satunya

yaitu aliran humanistik yang dipopulerkan oleh Benjamin S. Bloom, yang

biasa disebut sebagai teori Taksonomi Bloom.20 Bloom menunjukkan apa

yang mungkin dikuasai (dipelajari) oleh siswa, yang tercakup dalam tiga

kawasan berikut :21

a. Ranah Kognitif

Kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

Kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu :

18

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), 84

19 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013), 3

20 Hamzah B. Uno,

Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), 6

(35)

22

1) Pengetahuan (mengingat, menghafal)

2) Pemahaman (menginterprestasikan)

3) Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu

masalah)

4) Analisis (menjabarkan suatu konsep)

5) Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu

konsep utuh)

6) Evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainya)

b. Ranah Afektif

Afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara

penyesuaian diri. Afektif terdiri dari lima tingkatan:

1) Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)

2) Merespons (aktif berpartisipasi)

3) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai nilai tertentu)

4) Pengorganisasisan (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang

dipercayai)

(36)

23

c. Ranah Psikomotor

Psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan

mengoperasikan mesin. Psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu:

1) Peniruan (menirukan gerak).

2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak).

3) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar).

4) Perangkaian (beberapa gerakan sekaligus dengan benar).

5) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar).

Dari beberapa pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah semua perubahan tingkah laku yang nampak pada

peserta didik pada saat terselesaikannya suatu proses belajar baik berupa

perubahan pengetahuan, sikap maupun ketrampilan karena didorong

dengan adanya usaha dari rasa ingin terus maju dan tidak mudah puas.

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. mulai

dari faktor internal maupun faktor eksternal siswa. Berikut adalah

(37)

24

a. Faktor Internal siswa yaitu faktor yang ada didalam diri siswa meliputu

dua aspek, pertama aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan yang

kedua aspek psikologis (yang besifat rohaniah).22

1) Aspek Fisiologis (aspek yang bersifat jasmani), aspek jasmani

memberi pengaruh pada hasil belajar siswa karena aspek jasmani

termasuk kebugaran anggota tubuh jika tubuh siswa sehat maka

siswa akan bisa menangkap materi yang diajarkan oleh guru

sedangkan jika tuhuh sakit, kepala pusing badan lemas maka siswa

tidak bisa berkonsentrasi dan tidak bisa menangkap materi yang

diajarkan oleh guru. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti

tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga

sangat mempengaruhi kemampuan dalam menyerap informasi dan

pengetahuan. Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya sebagai

guru yang professional yaitu dengan menempatkan mereka

didereretan bangku terdepan secara bijaksana.

2) Aspek Psikologis

Faktor yang termasuk aspek psikologi yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah :

a) Bakat adalah potensi atau kecakapan yang dibawa sejak lahir.

Setiap anak memiliki bakat masing-masing ada anak yang

22

(38)

25

memiliki bakat musik namun pada hal olahraga tidak begitu

mahir begitu pula sebaliknya. Namun bakat pada setiap anak

perlu untuk dikembangkan dan dilatih terus menerus agar

bakat yang dimiliki anak bisa berkembang dan mendapat

prestasi yang diinginkan.

b) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktiivitas, tanpa adanya suruhan dari orang lain.

setiap anak memiliki minat masing-masing dalam hal

pelajaran disekolah dan jika anak tersebut minat pada

pelajaran itu maka anak tersebut akan terus ingin tahu dan

tanpa bosan untuk belajar namun jika anak tersebut tidak

memiliki minat pada pelajaran tertentu maka anak tersebut

tidak mau tau dan tidak ingin tau tentang pelajaran.

c) Kecerdasan merupakan salah satu faktor dari banyak faktor

yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar

disekolah. Kecerdasan terdiri dari tiga jenis kecakapan yaitu

kecakapan menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau

menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, dan

(39)

26

d) Motivasi merupakan keadaan yang mendorong seseorang

untuk dapat mencapai tujuan tertentu. Fungsi motivasi dalam

tercapainya tujuan pembelajaran adalah mendorong tingkah

laku atau perbuatan peserta didik, sebagai pengarah, sebagai

penggerak peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditentukan.23

b. Faktor Eksternal siswa merupakan faktor yang berasal dari luar diri

siswa. Ada beberapa macam faktor eksternal yang mempengaruhi hasil

belajar siswa diantaranya adalah :

1) Keluarga, merupakan lingkungan pertama dan utama dalam

pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar

mengajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat.24 Keluarga

yang harmonis dan mendisiplinkan siswa untuk belajar setiap hari

meskipun hanya pada saat habis magrib itu juga akan

mempengaruhi hasil belajar siswa berbeda dengan siswa yang

tidak pernah diajarkan keluarganya untuk disiplin dalam belajar

hasil belajar yang didapat akan kurang baik.

2) Lingkungan, siswa tidak pernah bisa terlepas dari lingkungan

alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua

23

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), 149

24

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses pendidikan (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2005), 163

(40)

27

lingkungan ini selalu terjadi dalam mengisi dalam kehidupan

siswa. Keduanya mempunyai pengaruh yang besar dalam hal

belajar siswa disekolah.25

3) Instrumental, yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu peran

guru dalam memberikan materi dan cara mengajar guru yang tepat

serta penampilan guru yang menjadikan siswa semangat untuk

mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Peran kurikulum yang

mencakup semua pengalaman belajar yang dialami oleh siswa dan

mempengaruhi perkembangan pribadinya. Program sekolah yang

tepat untuk siswa di lingkungan sekolah. Sarana dan fasilitas

sekolah yang dapat medukung terlaksananya proses belajar

mengajar siswa di lingkungan sekolah serta mampu untuk

menggunakannya dengan sebaik mungkin sesuai kebutuhan.

3. Bentuk Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai berbagai

hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada siswa dalam waktu

tertentu. Untuk melaksanakan evaluasi hasil mengajar dan belajar siswa

25

(41)

28

seorang guru dapat menggunakan dua macam tes, yaitu tes yang sudah

distandartkan dan tes buatan guru.26

Tes hasil belajar secara luas telah mencakup tiga kawasan yaitu

kognitif, afektif dan psikomotorik. Kawasan kognitif pengukurannya

melalui uji tes, sedangkan kawasan afektif melalui kuesioner, wawancara

dan juga pengamatan, dan kawasan psikomotorik diukur melalui perbuatan

dan pengamatan.

Didalam kurikulum 2013 hasil belajar atau penilaian yang

dilakukan di sekolah tidak hanya menilai pengetahuan saja namun ada tiga

kompetensi yang diukur untuk dapat menilai hasil belajar yang didapat,

pertama kompetensi sikap, kedua kompetensi pengetahuan, dan ketiga

kompetensi keterampilan.

Tes hasil belajar untuk menilai kompetensi sikap yaitu dengan

observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik dan

jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan

penilaian teman sejawat adalah daftar cek atau skala penilaian yang disebut

rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.27

Tes hasil belajar untuk menilai kompetensi pengetahuan yaitu

dengan tes tulis, tes lisan dan penugasan. Instrumen tes tulis berupa soal

26

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik EvaluasiPengajaran (Jakarta:PT Remaja Rosdakarya, 2010), 33

27

Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2015), 204

(42)

29

pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan dan

uraian. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. Instrumen penugasan

berupa pekerjaan rumah dan projek yang dikerjakan secara individu

maupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.28

Tes hasil belajar untuk menilai kompetensi keterampilan melalui

keterampilan kinerja yaitu praktik, projek, dan penilaian portofolio.

Instrument yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang

dilengkapi rubrik.29

Dalam penelitian ini digunakan tes untuk mengukur kemampuan

kognitif atau pengetahuan siswa berupa tes soal objektif dan subjektif. Tes

objektif adalah tes pilihan ganda, siswa harus memilih satu jawaban yang

benar, sedangkan tes subjektif adalah tes uraian, siswa mengisi jawabannya

sendiri sesuai dengan pemikirannya dengan tepat, benar dan baik.

C. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik ada dalam Kurikulum 2013 yang diajarkan pada

jenjang sekolah dasar, pembelajaran tematik merupakan penggabungan dari

beberapa pelajaran yang dijadikan satu menjadi sebuah tema-tema. Muatan

pembelajaran tematik yang dipadukan adalah muatan pelajaran PPKn, Bahasa

Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Seni Budaya, dan Prakarya, serta Pendidikan

28Ibid., 205

29

(43)

30

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dalam Kurikulum 2013, tema sudah

disiapkan oleh pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan

satuan pembelajaran.

Pembelajaran tematik termasuk salah satu jenis model pembelajaran

terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.30

Cara guru untuk mengemas suatu pembelajaran dalam pembelajaran

tematik dirancang sedemikian rupa agar proses pembelajaran lebih aktif dan

menarik bagi siswa. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan isi bidang studi

lain yang relevan akan membentuk tatanan, sehingga akan memperoleh

keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan

dan kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat

direfleksikan melalui pembelajaran terpadu. 31

Sebagai suatu model pembelajaran disekolah dasar, pembelajaran

tematik memiliki karakteristik, diantaranya :32

1. Berpusat pada siswa, hal ini disesuaikan dengan pendekatan belajar yang

lebih banyak menempatkan siswa subjek belajar, sedangkan guru berperan

30

Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2013), 147

31

Ibid., 152

32

(44)

31

sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan kepada siswa untuk

melakukan katifitas belajar.

2. Memberi pengalaman langsung, pembelajaran tematik dapat memberi

pengalaman langsung kepada siswa karena siswa dihadapkan pada suatu

yang nyata sebagai dasar untuk mamahami hal-hal yang abstrak.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep-konsep

dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan

demikian siswa mampu memahami konsep secara utuh.

4. Bersifat fleksibel, guru dapat mengaitkan bahan ajar dari suatu mata

pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Serta dapat mengaitkan dengan

kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa

berada.

5. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Pembelajaran tematik yang dilaksanakan dikelas IV adalah

pembelajaran tema 3 peduli terhadap makhluk hidup, subtema 3 ayo cintai

lingkungan, permbelajaran ke-1, mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPS, IPA.

pemahaman materi yang diajarkan adalah memuat materi mengenai kalimat

tanya, peduli lingkungan, sumber daya alam dilingkungan sekitar dan

pemanfaatannya. Yang dilaksanakan sekolah dasar / madrasah ibtidaiyah pada

semester ganjil. Dalam setiap pertemuan yang ada pada subtema memiliki

(45)

32

pemerintah republik Indonesia. Berikut contoh Kompetensi Inti (KI) dalam

kelas IV tema 3 subtema 3 :33

1. KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

3. KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya,makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang di rumah dan di sekolah.

4. KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,

dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

Contoh Kompetensi Dasar (KD) dalam kelas IV tema 3 sub tema 3

pembelajaran ke-1 yang meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPS dan

IPA :34

1. Bahasa Indonesia :

3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara

menggunakan daftar pertanyaan.

33

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peduli Terhadap Makhluk hidup: buku guru/

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Tematik Terpadu (Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,2015), vii

34

(46)

33

2. IPS :

3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya

alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai

tingkat provinsi.

3. IPA :

3.8 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber

daya alam di lingkungannya.

Dan adanya indikator tematik tema 3 peduli terhadap makhluk hidup,

subtema 3 ayo cintai lingkungan pembelajaran 1 :

1. Bahasa Indonesia :

3.3.1 Siswa mampu menggali informasi melalui kegiatan tanya jawab.

3.3.2 Siswa mampu mencontoh kalimat tanya dan membuat kalimat tanya

mengenai pemanfaatan sumber daya alam..

2. IPS :

3.1.1 Siswa mampu menyebutkan manfaat sumber daya alam untuk

kesehjateraan masyarakat.

3.1.2 Siswa mampu membuat kalimat tanya mengenai pemanfaatan sumber

daya alam.

3. IPA :

3.8.1 Siswa mampu menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan

(47)

34

3.8.2 Siswa mampu membandingkan antara gambar tanaman dan hewan

yang terawat dan tidak terawat.

3.8.3 Siswa mampu mencocokkan antara gambar dengan tulisan yang

sesuai dengan gambar.

D. Materi Tema 3 Subtema 3 Ayo Cintai Lingkungan

1. Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya mengharapkan reaksi dan

jawaban berupa pengakuan, keterangan, alasan atau pendapat dari pihak

pendengar atau pembaca.35 Dalam kalimat tanya terdapat cirri-cirinya

yaitu :36

a. Menggunakan kata tanya

b. Menggunakan tanda tanya

c. Biasanya menggunakan partikel-kah

Dalam kalimat tanya terdapat 6 kata yang dalam bahasa inggris

disebut 5W + 1H. 5W + 1H yaitu What, Who, When, Where, Why dan How.

Dalam bahasa Indonesia artinya Apa, Siapa, Kapan, Dimana, Kenapa dan

Bagaimana. Setiap kata tanya ini memiliki makna masing-masing, yaitu :

35 Abdul Chaer, Tata bahasa praktis Bahasa Indonesia (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), 350 36 M.Mudlofar, Bahasa dan Sastra Indonesia (Jogjakarta: CV Gema Wacana Alif, 2010), 63

(48)

35

a. Apa, merupakan kata tanya yang mempunyai maksud untuk

menanyakan benda ataupun sesuatu, Seperti contoh Apa yang bapak

tanam di kebun?

b. Siapa, merupakan kata tanya yang mempunyai maksud untuk

menanyakan tentang nama orang. Seperti contoh: Siapa nama bapak?

c. Kapan, merupakan kata tanya yang mempunyai maksud untuk

menanyakan tentang waktu kejadian ataupun peristiwa. Seperti contoh:

Kapan bapak mulai usaha peternakan ayam ini?

d. Dimana, merupakan kata tanya yang mempunyai maksud untuk

menanyakan tentang tempat kejadian. Seperti contoh: Dimana bapak

menjual hasil panen bapak?

e. Kenapa, merupakan kata tanya yang mempunyai maksud untuk

menanyakan sebab kejadian ataupun peristiwa. Seperti contoh: Kenapa

bapak menanam tanaman toga?

f. Bagaimana, merupakan kata tanya yang mempunyai maksud untuk

menanyakan tentang keadaan. Seperti contoh: Bagaimana bapak

merawat sapi-sapi dipeternakan bapak?

Materi dalam tema 3 subtema 3 tentang Ayo cintai lingkungan salah

satunya adalah kalimat tanya berupa wawancara. Para siswa harus faham

bagaimana membuat kalimat tanya yang baik untuk bertanya atau

(49)

36

2. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam (Natural Resources) adalah semua kekayaan

alam yang berupa benda mati (abiotik) dan benda hidup (biotik) yang dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya

alam adalah semua bahan yang ditemukan manusia dalam alam yang dapat

dipakai untuk kepentingan hidupnya. Bahan tersebut dapat berupa benda

mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan

untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.37

Ruang lingkup sumber daya alam yaitu sumber daya alam

berdasarkan jenisnya dan sumber daya alam berdasarkan sifat

pembaharuannya. Sumber daya alam berdasarkan jenisnya dibagi menjadi

dua, yaitu :

a. Sumber daya alam hayati (biotok) adalah sumber daya alam yang

berasal dari makhluk hidup. Contohnya: tumbuhan, hewan,

mikroorganisme dan lain-lain.

b. Sumber daya alam non hayati (abiotik) yaitu sumber daya alam yang

berasal dari benda mati. Contohnya: bahan tambang, air, udara, batuan

dan lain-lain.38

37

Kemdikbud, Ilmu Pengetahuan Sosial (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014), Cet. 2, Ed. Revisi, 116.

38

(50)

37

Sedangkam sumber daya alam berdasarkan sifat pembaharuannya

dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam

yang dapat digunakan berkali-kali dan dapat dilestarikan. Contohnya:

tumbuhan, hewan, hasil hutan, air dan lain-lain.

b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya

alam yang tidak dapat didaur ulang atau bersifat hanya dapat

digunakan sekali saja dan tidak dapat dilestarikan serta dapat punah.

Contohnya: minyak bumi, batubara, timah, gas alam.

c. Sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya adalah sumber daya

alam yang jumlahnya melimpah di bumi. Contohnya: sinar matahari,

arus air laut, udara, dan lain-lain.39

39

(51)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan, bila ditinjau dari tujuannya yaitu untuk

meningkatkan hasil pembelajaran dikelas dimana guru secara penuh terlibat

dalam penelitian, tergolong penelitian tindakan karena dipergunakan untuk

perbaikan pembelajaran. Penelitian ini disebut penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersama.40

Penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari 3 kata, dan penjabararannya

adalah :41

1. Penelitian, Pada saat mengamati objek di dalam kelas dengan

menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data yang

valid dan dapat digunakan untuk meningkatkan ketertarikan minat siswa

serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Tindakan, Kegiatan yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan ini

berbentuk siklus kegiatan untuk siswa serta dapat digunakan untuk proses

evaluasi.

40Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), 3

(52)

39

3. Kelas, Sebuah ruangan yang terdapat pendidik serta yang didik. dan

sekelompok peserta didik yang sama keinginannya, sama dalam menerima

pelajaran yang diberikan oleh guru yang sama pula.

Dari penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan

meningkatkan praktik pembelajaran dalam kelas dengan profesional.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan

model Kurt Lewin yang menyatakan bahwa satu siklus terdiri dari 4 langkah

pokok, yaitu: Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting), Observasi

(Observing), Refleksi (Reflecting).42 Model penelitian tindakan menurut Kurt

Lewin adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkungan yang terus-menerus

atau bisa dikatakan ada beberapa siklus.

Penelitian direncanakan dengan mengimplementasikan Penelitian

Tindakan Kelas yang meliputi komponen-komponen berikut :

1. Perencanaan (planning)

2. Pelaksanaan (acting)

3. Observasi (observing)

4. Refleksi (reflekting)

(53)

40

Penelitian direncanakan sesuai dengan model penelitian tindakan kelas

yang sudah ditetapkan seperti di atas. yang meliputi komponen-komponen : Identifikasi Masalah Perencanaan (planning) Tindakan (Acting) Observasi (Observing) Refleksi (Reflecting) Perencanaan ulang Siklus I Siklus II Dst Gambar 3.1

(54)

41

1. Perencanaan

Perencanaan adalah rencana tindakan (planning) yang akan

membuat perubahan pada saat proses pembelajaran agar proses

pembelajaran bisa terlaksana dengan baik dan tidak ada

kesalahan-kesalahan seperti sebelumnya atau bisa dikatan dengan memperbaiki

masalah yang pernah dilakukan agar tidak terjadi kesalahan seperti

sebelumnya dan jika bisa menghilangkan kesalahan-kesalahan yang pernah

ada supaya tidak lagi ada.

Menyusun rancangan tindakan (planning) dalam tahap ini peneliti

menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja

siswa, instrumen observasi aktivitas guru, instrumen observasi aktivitas

siswa.

2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan (action) adalah tahap kedua setelah

perencanaan, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan

tindakan yang telah disusun dalam RPP yang meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti, dan penutup.

3. Observasi

Pelaksanaan observasi (observing), pada tahap ini yang harus

dilakukan adalah mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti

(55)

42

guru dalam mengelola pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan

tujuan PTK.

4. Refleksi

Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

dilakukan. Dalam tahap ini guru berusaha untuk menemukan hal – hal yang

sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan

dan secara cermat mengenali hal – hal yang masih perlu diperbaiki. Jika

dalam siklus I belum ada perubahan yang siknifikan maka diadakan siklus

II sampai hasil yang di dapat sesuai dengan keinginan.

B. Setting Penelitian dan Subyek yang diamati

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di MI Miftahul Jinan

di desa Semambung kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo, khusunya

siswa kelas IV pada mata pelajaran tematik tema 3 sub tema 3 ayo cintai

lingkungan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun

pelajaran 2018/2019. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender

pendidikan madrasah, karena penelitian tindakan kelas membutuhkan

(56)

43

3. Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mencari solusi terhadap

masalah pembelajaran yang dihadapi guru agar terjadi perbaikan dalam

proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini minimal dilakukan

dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan,

observasi dan refleksi. Dan penelitian ini dilakukan melaui dua siklus.

Kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan hasil belajar tematik tema

3 subtema 3 ayo cintai lingkungan dengan menggunakan model kooperatif

tipe snowball throwing.

4. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Miftahul

Jinan desa Semambung, kecamatan Wonoayu, kabupaten Sidoarjo tahun

ajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa, 8 siswa

perempuan dan 13 siswa laki-laki.

C. Variabel yang diteliti

Ada beberapa variabel yang dijadikan sebagai titik acuan dalam

Penelitan tindakan kelas, yaitu sebagai berikut :

1. Variabel Input : Siswa kelas IV MI Miftahul Jinan desa Semambung

kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo

2. Variabel Proses : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball

(57)

44

3. Variabel Output : Peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran tematik

tema 3 subtema 3 tentang ayo cintai lingkungan

D. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan pada kelas IV MI

Miftahul Jinan Semambung ini menggunakan model penelitian Kurt Lewin.

adapun penerapan model dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat

tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini

dilakukan dengan dua siklus. Siklus I, dilaksanakan dengan satu kali petemuan

dan siklus II dilaksanakan dengan satu kali pertemuan dan setiap siklus terdiri

dari empat tahap.

1. Pelaksanaan Siklus I

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap-tahap siklus I meliputi :

a. Perencanaan

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam merencanakan

tindakan adalah:

1) Menentukan tujuan pembelajaran

2) Menyusun RPP menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing

3) Mempersiapkan sarana pembelajaran dalam tindakan kelas

4) Menyusun alat evaluasi sebagai penelitian ranah kognitif, yaitu

(58)

45

5) Membuat pedoman wawancara

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti menerapkan kegiatan penelitian dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball trowing

mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan dengan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut :

1) Pendahuluan

a) Guru menyampaikan apresepsi kepada siswa

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai

2) Kegiatan Inti

a) Menyampaikan materi yang dibahas

b) Membagi kelompok, menjadi 4 kelompok

c) Memberi penjelasan tentang pembelajaran snowball throwing

d) Melakukan pembelajaran model snowball throwing sesuai

dengan ketentuan

3) Penutup

a) Pada kegiatan penutup guru memberikan kesimpulan

mengenai pembelajaran

(59)

46

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan dengan melibatkan beberapa pihak

diantaranya guru peneliti, dan teman sejawat. Pelaksanaan observasi

dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan

berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Hal

yang harus diamati oleh observer adalah aktivitas siswa selama

berlangsungnya proses pembelajaran, dan proses pembelajaran dapat

terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Selanjutnya dilakukan analisis hasil observasi untuk mengetahui

pemahaman siswa, guru dan jalannya pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi merupakan upaya yang digunakan untuk mengkaji

dampak dari suatu tindakan kelas. Berdasarkan hasil tindakan yang

disertai observasi dan refleksi, maka peneliti dapat mengetahui

kelemahan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yang dapat

digunakan untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya

yaitu siklus II. Tindakan siklus II dilaksanakan apabila siklus I belum

terjadi peningkatan hasil belajar yang diharapkan dan belum mengalami

Gambar

Gambar     Halaman
tabel daftar nilai siswa kelas IV MI Miftahul Jinan pada tema 3 subtema 2

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Mamduh (2014:81) rasio profitabilitas adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan

At Unzen Unzen , metal barriers have been erected near , metal barriers have been erected near vulnerable structures to help dissipate the pyroclastic vulnerable structures to

Selanjutnya hipotesis dan pernyataan penelitian yang diajukan adalah Faktor kehandalahan (reliability), jaminan (assurance), sikap ramah (empaty), dan daya tanggap

MySQL merupakan sistem manajemen basis data yang bersifat relational, artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa tabel yang terpisah

Menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) (2004) dalam Pedoman Museum Indonesia, museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,

mengatur mengenai perkawinan campuran terdapat dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dalam pasal 57 yang menyatakan sebagai berikut : “ yang

Abstrak: Kemampuan reflektif mahasiswa calon guru, yang bila diteropong dalam lensa tiga komponen PKn, yakni Civic Knowledge, Civic Skills, dan Civic Dispositions

Untuk memahami petunjuk-petunjuk tersebut dengan benar, maka diperlukannya berbagai macam ilmu yang membahas/mengkaji Al-Quran itu yaitu Ulumul Quran, didalamnya