• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemetaan Hasil Komoditas Pertanian Menggunakan Teknologi Informasi Berbasis Web

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemetaan Hasil Komoditas Pertanian Menggunakan Teknologi Informasi Berbasis Web"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pemetaan Hasil Komoditas Pertanian Menggunakan

Teknologi Informasi Berbasis Web

Nanang Mahendro1, Sandy Eka Permana 2

1,2Sekolah Tinggi Manajemen Informatika STMIK - IKMI Cirebon Perjuangan

1,2Jl. Perjuangan No. 10-B Majasem Cirebon, Indonesia

Abstrak

Kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat dalam mengetahui potensi hasil komoditas unggulan pertanian setiap wilayah. Kurang nya analisa potensi lahan dalam mengetahui prediksi hasil panen serta pemanfaatannya. Kurang akrat nya pemetaan zona wilayah pertanian berdasarkan hasil komoditas pertanian .Penelitian ini penulis menggunakan teknologi informasi berbasis web untuk mengoptimalkan informasi hasil komoditas unggulan pertanian. Serta mengggunakan google Maps Api dalam menampilkan pemetaan wilayah nya dan dalam aplikasi nya menggunakan bahasa pemrograman php mysql . Tools yang digunakan dalam pembuatan program ini adalah macromedia dreamweaver serta Pengumpulan data-data dan informasi yang dibutuhkan sebagai bahan analisa dalam merancang suatu program layanan informasi. Hasil dari penelitian ini adalah untuk memudahkan Dinas pertanian kabupaten Cirebon memperoleh informasi data zona komoditas unggulan pada setiap wilayah kecamatan. Sehingga dinas pertanian dapat meningkatkan layanan informasi dalam menginformasikan komoditas unggulan yang ada di kabupaten cirebon. Serta dapat dijadikan bahan pengambil kebijakan terkait peningkatan hasil pertanian setiap kecamatan di masa mendatang

Kata Kunci: Pemetaan,Google maps API, PHP Mysql ,Layanan Informasi

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran strategis, karena merupakan sumber utama penghidupan dan pendapatan sebagian besar masyarakat. Kabupaten Cirebon bisa dikatakan sebagai kabupaten yang mempunyai wilayah agraris, dari seluruh luas lahan yang ada di Kabupaten Cirebon 75,92 %

digunakan untuk usaha pertanian.

Pembangunan sektor pertanian terutama

diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dan bahan baku dalam sektor industri, karena keanekaragaman komoditas pertanian yang ada juga dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi para investor dalam menanamkan saham nya di kabupaten cirebon. Analisa potensi lahan pertanian sangat diperlukan, karena dengan diketahuinya lahan pertanian dapat diprediksi hasil panen dan rekomendasi pemanfaatan lahan yang sesuai, sehingga pada akhirnya mendapatkan hasil panen yang maksimal untuk mencukupi kebutuhan pangan daerah tersebut.

Pemetaan adalah tahapan yang harus di

lakukan dalam pembuatan peta dari

pengumpulan data, dilanjutkan dengan

pengolahan data, dan menyajikan data dalam bentuk peta. Proses pemetaan adalah tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan peta. Langkah awal pemetaan yang dilakukan yaitu

pengumpulan data,dilanjutkan dengan

pengolahan data, dan penyajian data dalam bentuk peta. Pada dunia nyata (real word) terdapat beragam data, berupa data mentah (Kuniawan, 2011).

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan Restu Mahdila dan Eki Saputra terkait sistem informasi pemetaan kualitas pendidikan di kota pekan baru berbasis web bahwa masalah utama kualitas pendidikan di Kota Pekanbaru adalah belum meratanya dalam pencapaian kualitas pendidikan. Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru dalam mengelola hasil pencapaian kualitas pendidikan dilakukan dengan pencatatan dan pelaporan dalam lembar kerja sebagai hasil dar penyimpanan. Pemetaan kualitas pendidikan diperlukan untuk menggambarkan sebaran

(2)

pencapaian kualitas satuan pendidikan suatu

wilayah berdasarkan Standar Nasional

Pendidikan. Sistem yang akan dibangun dengan konsep berorientasi objek menggunakan teknik Pemodelan UML (Unified Modeling Language) dan bahasa pemograman PHP berorientasi objek. Dengan adanya Sistem Informasi pemetaan kualitas pendidikan ini dapat membantu pengeloaan data kualitas pendidikan dan mengetahui kualitas sekolah (Mahdila & Saputra, 2015). Sedangkan di kabupaten cirebon persebaran daerah komoditas perlu di lakukan pemetaan guna mengetahui informasi tentang daerah-daerah komoditas pertanian

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan Romadhon terkait pemetaan Potensi Komoditas dan Rancangan Pengembangan di Kecamatan

Blega, Bangkalan Madura mengatakan

pertanian di pedesaan berhubungan dengan penduduk yang banyak dan sumberdaya yang relative terbatas.Upaya pengembangan sektor pertanian dapat dilakukan dengan mengetahui tingkat produktivitas masing-masing komoditi yang ada di tiap wilayah pedesaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyiapkan kawasan sentra pertanian yang memilik daya saing dan competitive advantages tinggi melalui pengembangan sejumlah komoditi unggulan (Romadhon, 2010).

Pada Kabupaten Cirebon sendiri

termasuk dalam katagori tersebut perlunya pengembangan di sektor pertanian komoditas unggulan untuk mengetahui potensi hasil produktivitas pertanian setiap wilayah di kabupaten cirebon. Hasil survey dilapangan, menunjukan bahwa hasil komoditas pertanian di Kabupaten Cirebon sangat bervariasi dan tersebar di beberapa wilayah kecamatan. Belum adanya sistem informasi dalam pemetaan daerah pertanian berdasarkan zona komoditas unggulan merupakan salah satu masalah yang dialami dinas Pertanian Kabupaten Cirebon. Serta kurang nya analisa potensi lahan dalam

mengetahui prediksi hasil panen dan

pemanfaatan nya. Setelah melihat data diatas maka dapat mengetahui bahwa perlunya pembangunan di sektor pertanian di kabupaten cirebon untuk meningkatkan hasil produksi guna memenuhi bahan baku indurtri dan kebutuhan masyarakat .Bahkan dapat menjadi sebuah laporan tentang pemetaan guna mengetahui komoditas unggulan pertanian tiap wilayah. sehingga dapat memudahkan dinas

pertanian kabupaten Cirebon dalam

memperoleh informasi tentang komoditas pertanian di setiap wilayah, dan sektor industri dapat memilih kabupaten Cirebon sebagai zona kawasan komoditas unggulan dalam memenuhi bahan baku produksi.

Berdasarkan latar belakang pada

penelitian ini dilakukan pemetaan hasil komoditas pertanian menggunakan teknologi

informasi berbasis web dalam upaya

meningkatkan layanan informasi. diharapkan penelitian ini dapat mempermudah petugas Dinas pertanian kabupaten Cirebon dalam mengetahui zona pemetaan daerah dengan hasil

komoditas pertanian tertentu dan

mengoptimalkan dalam kinerja pada petani guna meningkatkan hasil pertaniannya.

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sebuah aplikasi web pemetaan

komoditas pertanian untuk mengetahui

seberapa akuratnya pemetaan hasil komoditas pertanian menggunakan teknologi informasi berbasis web dalam upaya meningkatkan layanan informasi.

B. Tinjauan Pustaka

2.1 Pemetaan dan Komoditas

Pemetaan adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang memilki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat (Prayitno, 2015). Pemetaan yaitu sebuah tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan peta.

Langkah awal yang dilakukan dalam

pembuatan data, dilanjutkan dengan

pengolahan data, dan penyajian dalam bentuk peta (Juhadi dan Liesnoor, 2001).

Konsep dan pengertian komoditas

unggulan dapat dilihat dari dua sisi penawaran (Supply) dan sisi permintaan (demand) .dilihat

dari sisi penawaran,komoditas unggulan

merupakan komoditas yang paling superior dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi, dan kondisi sosial ekonomi petani di suatu wilayah tertentu. (Setiawan, dkk., 2014)

C. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif, dalam penelitian

(3)

informasi hasil komoditas unggulan pertanian. Metode penelitian ini memiliki dua tahapan yaitu tahapan pengumpulan data dan tahap pembangunan perangkat lunak.

3.1 Data Penelitian

Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi dan instrument. Diperoleh laporan hasil wawancara dengan kasubag di dinas pertanian kabupaten cirebon. Berdasarkan data yang telah di dapat dari hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi dan instrument penelitian, yang telah dilakukan, maka dilakukan reduksi data (pengolahan data), untuk mendapatkan dan

mendukung pembuatan pemetaan hasil

komoditas pertanian menggunakan teknologi informasi berbasis web pada dinas pertanian kabupaten cirebon.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma pembuatan perangkat lunak secara waterfall, yang meliputi beberapa proses berikut:

a) Rekayasa Sistem, merupakan tahapan

yang pertama kali yaitu memutuskan sistem yang akan dibangun. Hal ini bertujuan agar pengembang benar-benar memahami sistem yang dibangun dan langkah-langkah serta kebijakan apa saja yang berkaitan dengan pengembangan sistem tersebut. Informasi ini biasanya dapat diperoleh melalui wawancara, diskusi atau survey secara langsung lalu Informasi dianalisis untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh pengguna.

b) Analisa Sistem, Analisis ini merupakan

kegiatan mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh aplikasi yang akan dibangun.

c) Perancangan Sistem, merupakan tahap

perancangan antarmuka dari hasil analisis kebutuhan yang telah selesai dikumpulkan secara lengkap.

d) Pengkodean Sistem, merupakan tahap

penerjemahan data atau pemecahan masalah

yang telah dirancang kedalam bahasa

pemrograman tertentu.

e) Pengujian Sistem, Perancangan

perangkat lunak yang sudah dirancang direalisasikan sebagai serangkaian program

atau unit program dan pengujian unit melibatkan virifikasi bahwa setiap unit telah memenuhi spesifikasi.

f) Pemeliharaan Sistem, Tahap akhir

sebuah perangkat lunak dibangun dengan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau melakukan perubahan sesuai dengan kondisi yang akan datang yang mungkin perlu dilakukan. Umpan balik merupakan respon dari pengguna sistem yang bisa digunakan untuk mengetahui sejauh mana aplikasi yang dibangun diterima oleh penggunanya.

D. Hasil dan Pembahasan

4.1. Perancangan Sistem

a) Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD)

adalah sebuah diagram yang berisi

komponen-komponen himpunan entitas dan

himpunan relasi yang masing-masing

dilengkapi dengan atribut-atribut. Entity

Relationship Diagram (ERD) dibawah ini ialah bagian dari perancangan penelitian, dapat dilihat pada gambar 1.

Db_profil Id_profil deskripsi nama gambar Id lokasi deskripsi latitude Tgl sekarang Nm_lokasi Id kategori gambar Db_temp latitude lokasi Temp_lokasi Id_lokasi hasil Db_kategori Id_kategori Nm_kategori Db_lokasi memiliki memili ki

Gambar 1. ERD aplikasi Pemetaan hasil komoditas pertanian

b) Relasi antar tabel

Perancangan tabel relasi pada penelitian pemetaan hasil komoditas pertanian dapat dilihat pada gambar 2.

(4)

Gambar 2. Relasi antar tabel

4.2. Implementasi

a) Halaman menu login

Menu login pada aplikasi yang sudah diterapkan dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Halaman menu login

b) Halaman menu admin

Menu admin pada aplikasi yang sudah diterapkan. Pada menu ini admin dapat mengakses menu admin, profil, peta produk ,peta lokasi,laporan dan log out. Tampilan menu admin dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Halaman menu admin

c) Halaman menu user

Menu user pada aplikasi yang sudah diterapkan pada menu ini user hanya dapat mengakses menu peta lokasi, dan log out. Tampilan menu user dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Halaman menu user

d) Halaman menu Tambah lokasi dan produk

Hasil menu tambah lokasi dan produk yang sudah diterapkan pada aplikasi pemetaan hasil komoditas pertanian . admin dapat menginput, mengedit dan menghapus data . tampilan menu tambah lokasi dan produk dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Halaman lokasi dan produk

e) Halaman laporan

Pada halaman laporan di aplikasi pemetaan hasil komoditas pertanian yang sudah diterapkan berisi kategori ,nama lokasi ,latitude ,deskripsi ,dan latitude atau koordinat

(5)

serta dapat di cetak dalam bentuk pdf . tampilan ini dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Halaman laporan

f) Hasil pemetaan lokasi komoditas

Pada halaman hasil pemetaan lokasi komoditas pertanian memaparkan peta lokasi komoditas pertanian dengan menggunakan not

berwarna guna membedakan jenis-jenis

komoditas pertanian yang berbeda di setiap kecamatan yang ada di kabupaten Cirebon.

Gambar 8. Peta lokasi komoditas pertanian

E. Kesimpulan

Kesimpulan d dari hasil penelitian ini adalah pemetaan hasil komoditas pertanian menggunakan teknologi informasi berbasis web ini dapat memudahkan dalam pencarian komoditas pertanian yang terdapat di wilayah Kabupaten Cirebon. Pada sistem yang dibangun dapat membantu pihak terkait yang dalam hal ini adalah Dinas pertanian Kabupaten Cirebon

dalam pelaporan dan pendataan guna

mempromosikan potensi Agrobisnis di

Kabupaten Cirebon. Hasil dari uji hipotesis

menggunakan one sample test diperoleh t

hitung sebesar 4,139 dengan nilai signifikansi 0,000 dan t tabel dari 28 adalah 2,048. Maka berdasarkan t hitung = 4,139 > 2,048 (Ho di tolak , Ha diterima). Dan berdasarkan nilai sig = 0,000 < 0,05 ( Ha di terima ,Ho ditolak).

Adapun yang disarankan dari hasil penelitian ini adalah disarankan pada peneliti atau pengembang selanjutnya dapat melengkapi kekurangan dan menyempurnakan aplikasi

pemetaan hasil komoditas pertanian.

Disarankan sebaiknya di tambahkan tabel yang dapat menampilkan data hasil luasan lahan setiap komoditas pertanian.

Daftar Pustaka

Juhadi, S., & Liesnoor, D. (2001). Desain dan

Komposisi Peta Tematik. Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Kurniawan, B. (2011). Pemetaan Jalur Hijau

Di Kecamatan Pedurungan

Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Mahdila, R., & Saputra, E. (2015). Sistem Informasi Pemetaan Kualitas Pendidikan Di Kota Pekanbaru Berbasis Web. Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, 1(2), 1-5.

Prayitno, H. T. (2015). Pemetaan Potensi Biogas dan Pupuk dari Kotoran Sapi untuk Mendukung Wisata Pamelo di Desa Bageng Kecamatan Gembong

Kabupaten Pati. Jurnal Litbang: Media

Informasi Penelitian, Pengembangan dan IPTEK, 11(2), 103-112.

Romadhon, A. (2010). Pemetaan Potensi

Komoditas Dan Rancangan

Pengembangan Di Kecamatan Blega,

Bangkalan Madura. Agrovigor: Jurnal

Agroekoteknologi, 3(2), 146-156. Setiawan, K., Hartono, S., & Suryantini, A.

(2014). Analisis Daya Saing Komoditas

Kelapa di Kabupaten Kupang. Agritech,

Gambar

Gambar  1.  ERD  aplikasi  Pemetaan  hasil  komoditas pertanian
Gambar 2. Relasi antar tabel  4.2.  Implementasi
Gambar 7.  Halaman laporan  f)  Hasil pemetaan lokasi komoditas

Referensi

Dokumen terkait

445 2006 UK8689 NORHAMIDAH BINTI AZIZAN SARJANA MUDA PENGURUSAN (POLISI DAN SEKITARAN SOSIAL) 446 2006 UK8815 NORHANNA ABDUL MANAF SARJANA MUDA PENGURUSAN (POLISI DAN SEKITARAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter kualitas air dan menganalisis seberapa besar total biaya produksi dan tingkat pendapatan pada budidaya pembesaran

Metode analisis data yang digunakan adalah: (1) analisis laba/rugi untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan bersih usaha pembesaran ikan lele; (2)

Minuman SBJB yang diberi penambahan bulir buah pada mixing tank memiliki berat bulir yang lebih rendah dibandingkan dengan minuman SBJB yang ditambahkan bulir buah pada

Dari sisi organisasi juga ini bermanfaat, contohnya kita menjadi lebih mudah dapat informasi terbaru seputar Kota Tangerang, lalu kita juga menjadi merasa lebih dekat dengan warga

dan saling hubungan antara orang-orang di dalam pekerjaan. Dengan kata lain hubungan antar manusia lain hubungan antar manusia ialah hubungan antarpribadi orang. Hal ini

Terutama dalam melakukan negosiasi identitas antara anak yang melakukan perpindahan agama dengan orang tuanya sehingga dapat meminimalisir konflik dalam keluarga yang

PADI (KG) JAGUNG (KG) CABE (KG) KEDELE (KG) UBI (KG) BENIH LAINNYA JUMLAH (TON) 1 Borong 2 Rana Mese 3 Kota Komba 4 Elar 5 Elar Selatan 6 Sambi Rampas 7 Poco Ranaka 8 Poco